Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Karena kasih Tuhan yang besar kita masih diberikan kesempatan mengumpulkan gandum sebanyak-banyaknya untuk persiapan kita masuk kepada kegerakan Roh Kudus hujan akhir, kegerakan yang besar, kegerakan yang terjadi dalam waktu yang singkat, yakni kegerakan penyatuan Tubuh Kristus yang sempurna. Biarlah kita sudah punya bekal gandum sebanyak-banyaknya.
Dalam terang Tabernakel, Yohanes pasal 9 terkena pada Mezbah Dupa Emas. Kita masih mempelajari Mezbah dupa emas yang secara rohani artinya adalah persekutuan yang erat dengan Allah Bapa di dalam kasihNya lewat doa penyembahan.
Keluaran 30:1-6
30:1 "Haruslah kaubuat mezbah, tempat pembakaran ukupan; haruslah kaubuat itu dari kayu penaga;
30:2 sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi, tetapi haruslah dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya haruslah seiras dengan mezbah itu.
30:3 Haruslah kausalut itu dengan emas murni, bidang atasnya dan bidang-bidang sisinya sekelilingnya, serta tanduk-tanduknya. Haruslah kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
30:4 Haruslah kaubuat dua gelang emas untuk mezbah itu di bawah bingkainya; pada kedua rusuknya haruslah kaubuat gelang itu, pada kedua bidang sisinya, dan haruslah gelang itu menjadi tempat memasukkan kayu pengusung, supaya dengan itu mezbah dapat diangkut.
30:5 Haruslah kaubuat kayu pengusung itu dari kayu penaga dan kausalutlah dengan emas.
30:6 Haruslah kautaruh tempat pembakaran itu di depan tabir penutup tabut hukum, di depan tutup pendamaian yang di atas loh hukum, di mana Aku akan bertemu dengan engkau.
Ada 5 bagian dari Mezbah dupa emas:
1. Mezbahnya yang terbuat dari kayu penaga. Menunjukan manusia daging berdosa yang disalut dengan kesucian Roh Kudus sehingga bisa menyembah Tuhan.
2. Tanduk mezbah menunjukan kuasa kebangkitan oleh Roh Kudus. Lewat doa penyembahan kita memperoleh kuasa kebangkitan oleh Roh Kudus untuk bertahan menghadapi ujian dan tantangan, serta untuk menyerang iblis lewat praktek diam dan tenang serta sabar.
3. Bingkai emas di atas mezbah yang seperti mahkota yang terhubung, tidak terputus.
Artinya secara rohani menunjukan persekutuan yang suci dengan Tuhan. Jadi, lewat doa penyembahan kita menjalin persekutuan yang suci dengan Tuhan. Sebab itu untuk menyembah Tuhan kita harus mengalami penyucian sehingga doa penyembahan kita naik kepada Tuhan. Tanpa kesucian doa penyembahan kita tidak akan naik kehadirat Tuhan.
Di mana kita mengalami penyucian? Kita pelajari dari satu pribadi yaitu kehidupan yang sudah rusak dan hancur, tetapi diberikan kesempatan untuk menyembah Tuhan dalam penyembahan yang benar. Di sini Yesus membenahi penyembahan dari perempuan Samaria.
Yohanes 4:23-24
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Perempuan Samaria ini mengalami penyucian. Di mana tempat penyucian?
Yohanes 4:6-7
4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
Tempat penyucian adalah di tepi sumur penggembalaan yang diberikan Yakub kepada Yusuf.
Yohanes 4:5
4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
Yusuf itu menggambarkan sidang mempelai. Jadi, kalau digabungkan tempat penyucian ini di tepi sumur penggembalaan yang diberikan Yakub kepada Yusuf, artinya tempat penyucian adalah dalam penggembalaan yang dibina oleh Kabar Mempelai atau Firman pengajaran yang benar untuk mengarahkan dan membentuk kita gereja Tuhan menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Waktu pertemuan Yesus dengan perempuan Samaria adalah pukul 12. Jam 12 siang adalah waktu matahari bersinar terik sehingga ketika kita berdiri tidak kelihatan lagi bayangan kita. Matahari menggambarkan kasih Allah Bapa.
Mazmur 84:12
84:12 Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
Jadi, di dalam penggembalaan yang benar, yang dibina oleh Kabar Mempelai, Firman pengajaran yang benar, kita akan menerima sorotan kasih Allah secara penuh untuk menyingkirkan kegelapan-kegelapan dosa yang ada dalam hidup kita. Bawa hidup kita dalam penggembalaan sehingga penyembahan kita semakin naik ke hadirat Tuhan, semakin berkenan kepada Tuhan. Semakin disucikan semakin meningkat penyembahan kita.
Apa wujud kasih Allah dalam gereja?
Ayat 14 sampai 18 Mesias tampil membenahi nikah.
Yohanes 4:14-18
4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
4:15 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
4:16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
4:17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
4:18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Ayat 19 sampai 26 itu pembenahan ibadah dan penyembahan.
Yohanes 4:25-26
4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."
Jadi, apa wujud sinar kasih Allah dalam kehidupan kita dan dalam gereja? Ada Firman pengajaran yang benar yang membenahi nikah dan ibadah pelayanan serta penyembahan kita. Dulu Yesus tampil sebagai Mesias kepada perempuan Samaria, Dia benahi nikah dan ibadah perempuan itu. Sekarang dalam ibadah, bukti bahwa ada sinar kasih Allah disorotkan secara penuh kepada kita, ada Firman pengajaran membenahi nikah kita, ibadah pelayanan dan penyembahan kita. Jadi, kita berbahagia bila datang beribadah lalu nikah kita selalu dikoreksi, disucikan dan dibenahi, itu sudah betul. Jangan mengamuk dan marah kalau dibongkar serta ditunjukan apa yang salah dan diperbaiki supaya benar. Kemudian ibadah pelayanan serta penyembahan kita dikoreksi, apa yang salah dibongkar untuk diperbaiki. Sehingga hubungan kita dengan Tuhan semakin terjalin erat bagaikan bingkai emas di atas mezbah dupa emas itu, terjalin dalam kesucian sehingga penyembahan kita pasti naik ke hadirat Tuhan.
4. Gelang emas pada 4 rusuk untuk memasukan kayu pengusung
Gelang itu tanpa ujung pangkal, menunjukan kasih Allah yang suci dan yang kekal. Gelangnya ada 4 yang dipasang pada 4 sudut. Artinya di mana saja pada 4 penjuru bumi ini, kita bisa menyembah Tuhan. Jadi bukan nanti di tempat tertentu baru bisa menyembah Tuhan, tetapi di mana saja kita bisa menyembah dan mengalami kasih Allah yang suci dan yang kekal. Di kebun bisa? Bisa! Di rumah sakit? Bisa! Mereka yang menyaksikan kepergian papa melihat papa menyembah dan menaikan doa syafaat untuk jemaat kepada Tuhan saat sakit. Jadi, bukan nanti di kamar atau buat menara doa tinggi baru menyembah, padahal di mana saja bisa. Di bawah tanah kalau ada lorong di situ bisa kita menyembah Tuhan, yang penting dinaikan dengan kesucian, itu sampai ke sorga, tembus ke hadirat Tuhan. Biar kita naik ke gunung tinggi atau di pucuk pohon lalu menyembah tetapi tanpa kesucian, tetap tidak akan diterima oleh Tuhan.
I Timotius 2:8
2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Jadi, di mana saja kita bisa berdoa dan menyembah Tuhan. Kalau membaca di sini seakan-akan hanya laki-laki yang boleh menyembah Tuhan, tetapi laki-laki di sini bukan menunjukan gander, doa orang laki-laki ini menunjuk doa yang kuat yang sampai ke hadirat Tuhan. Syaratnya hati suci, tangan suci dan mulut suci.
Mazmur 24:3
24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
Naik gunung ini menunjuk menyembah Tuhan.
Mazmur 24:4-5
24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
24:5 Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.
Orang laki-laki menunjukan doa yang kuat yang tembus sampai ke hadirat Tuhan. Dengan syarat hatinya suci, tanpa marah, tanpa perselisihan. Coba menyembah lalu ada kejengkelan dan kepahitan di hati, misalkan habis bertengkar dengan isteri atau suami, pasti penyembahannya tidak akan naik. Dia menyembah tetapi ingat caci maki suami, ingat cakaran isteri, tidak akan naik penyembahan. Jadi harus hati suci dulu, tidak ada perselisihan, tidak ada marah. Kemudian tangannya, perbuatannya suci, dan mulutnya suci. Jangan suka gosip, memfitnah dan dusta, tidak akan bisa naik penyembahannya ke hadirat Tuhan. Kalau ada sesuatu yang tidak enak di hati, terang-terangan saja, langsung bicara, jangan main belakang. Apalagi kalau belum tahu kebenarannya sudah bicara “dia itu begini dan begitu” penyembahannya tidak akan naik ke hadirat Tuhan. Apalagi kalau saya hamba Tuhan suka gosip, ada jemaat mengaku malah saya cerita kepada jemaat yang lain lalu jemaat itu sebar lagi ke sana kemari, penyembahannya tidak akan mungkin naik ke hadirat Tuhan.
Jadi, penyembahan itu bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, di dalam situasi kondisi apa saja, asalkan dinaikan dengan seluruh hidup yang mau disucikan. Maka kita akan mengalami kasih Allah yang kekal, kasih Allah yang tidak bisa dibatasi oleh apapun.
I Timotius pasal 2 ini selain mengenai doa, juga dikaitkan kedudukan laki-laki dan perempuan. Bagaimana praktek penyembahan di dalam nikah?
a) I Timotius 2:8
2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Jadi, suami harus menyembah dengan hati, tangan dan mulut yang suci. Saya nomor satu, saya suami bagi isteri saya dan juga suami bayangan bagi sidang jemaat untuk membawa jemaat pada suami yang sesungguhnya itulah Yesus. Praktek menyembah dalam nikah, harus menyembah dengan hati, tangan dan mulut yang suci. Hasilnya, suami menjadi kekuatan dalam rumah tangga. Menjadi kekuatan dalam rumah tangga bukan karena pintar mencari, banyak uang, bisa menafkahi isteri dan anak, bukan! Pintar mencari, banyak uangnya, tetapi di mana-mana banyak simpanannya, kasar terus pada isterinya, itu bukan suami yang kuat melindungi rumah tangganya. Apa artinya cincin emas, gelang emas, kalung emas dibawakan untuk isteri tetapi kasar terus, selingkuh terus, hatinya kotor, tangannya kotor, mulutnya kotor, isteri jadi sasaran makian terus, itu tidak bisa menjadi kekuatan dalam rumah tangga.
Ayo naikan penyembahan harus dengan hati, tangan dan mulut yang suci sehingga menjadi kekuatan dalam rumah tangga, bagaikan singa yang memelihara dan melindungi rumah tangganya. Kalau di pintu gerbang rumah sudah ditulis “awas ada anjing galak” orang sudah takut masuk. Apalagi kalau ditulis “awas singa!” siapa yang berani mengganggu rumah tangga itu kalau suami tampil bagaikan singa. Bukan singa garang dan ganas dalam arti hurufiah, tetapi kuat melindungi rumah tangganya, selalu berdoa untuk rumah tangganya. Seperti Yakub bergumul untuk isteri dan anak-anaknya, begitu juga kita.
b) I Timotius 2:9-12
2:9 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,
2:10 tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.
2:11 Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.
2:12 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
Dikatakan jangan mengepang rambut, jangan berpakaian mahal, jangan perhiasan yang jasmani. Bukan berarti tidak boleh, penekanannya di sini isteri itu harus memiliki perhiasan rohani, itu yang utama, itu praktek penyembahan. Bukan dilihat dari lamanya menyembah, jam berapa menyembah, bukan itu, tetapi praktek penyembahan. Dari suami suci hatinya, tangannya, mulutnya. Kemudian isteri yang tekun dalam doa penyembahan, dia sedang menghias diri dengan perhiasan rohani. Apa perhiasan rohani?
I Petrus 3:3-5
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang 1lemah lembut dan 2tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka 3tunduk kepada suaminya,
1) Lemah lembut, sama dengan bisa mengampuni.
I Petrus 3:6
3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Contohnya Sara, 2 kali dia diserahkan oleh Abraham kepada laki-laki lain. Sebenarnya kesempatan Sara balas dendam “kamu Abraham, kau serahkan saya pada laki-laki lain!” bisa saja dia mengadu pada Abimelek atau kepada Firaun “bunuh itu Abraham!” atau “penjarakan dia”. Tetapi dia tidak begitu. Waktu dikembalikan oleh Abimelek, dikembalikan oleh Firaun, dia mau kembali kepada suaminya dan dia lemah lembut, tidak membalas dan bisa mengampuni. Apakah ada isteri-isteri di sini pernah diserahkan suaminya pada laki-laki lain? Tidak ada. Kalau dimarahi? Banyak om. Dipukul? Pasti ada. Dibentak? Lebih banyak lagi. Bisa mengampuni? Kalau sulit berarti belum bisa seperti Sara. Baru dibentak sedikit sudah tidak bisa mengampuni dan disimpan terus, satu hari diam terus sampai tidur.
2) Tentram atau pendiam. Artinya tidak suka bergosip. Terutama tidak mengajar dan tidak memerintah suami. Kalau memberi usul boleh, silahkan. Apalagi kalau usulannya yang rohani. Saya banyak kali menerima usul isteri saya, kalau itu usul yang rohani itu saya terima. Tetapi kalau untuk mengajar dan memerintah saya, biarpun ijazahnya lebih tinggi dari saya, ndak boleh!
3) Tunduk atau penurut, taat dengar-dengaran.
Hasilnya isteri menjadi sumber kemanisan dalam rumah tangga, seperti madu.
Ingat teka teki Simson ‘apa yang lebih kuat dari singa, apa yang lebih manis dari pada madu’. Kalau suami mau hidup suci, hatinya, perbuatannya, mulutnya suci kemudian isteri mau belajar memiliki perhiasan rohani, maka teka teki Simson terjawab. Masuk nikah ini sama dengan masuk dalam teka teki. Waktu masa pacaran dan tunangan itu baru yang baik-baik semua, belum ditahu, itu masih teka teki. Begitu masuk nikah mulai terjawab satu persatu “oh suami saya begini” atau “oh isteri saya begini”. Jangan sampai keluar bahasa “kalau saya tahu seperti ini, mantan saya lebih baik” jangan seperti itu, itu bukan madu tetapi racun. Itu bukan singa yang baik tetapi singa iblis. Masuk nikah itu masuk dalam teka teki, kita tidak tahu bagaimana karakter suami atau isteri lebih dalam. Tetapi yakinlah kalau suaminya suci, isteri punya perhiasan rohani, terjawab semua teka teki itu.
Hakim-hakim 14:12,14,18
14:12 Kata Simson kepada mereka: "Aku mau mengatakan suatu teka-teki kepada kamu. Jika kamu dapat memberi jawabnya yang tepat kepadaku dalam tujuh hari selama perjamuan ini berlangsung dan menebaknya, maka aku akan memberikan kepadamu tiga puluh pakaian lenan dan tiga puluh pakaian kebesaran.
14:14 Lalu katanya kepada mereka: "Dari yang makan keluar makanan, dari yang kuat keluar manisan." Ada tiga hari lamanya mereka tidak dapat memberi jawab teka-teki itu.
14:18 Lalu pada hari yang ketujuh itu, sebelum matahari terbenam, berkatalah orang-orang kota itu kepadanya: "Apakah yang lebih manis dari pada madu? Apakah yang lebih kuat dari pada singa?" Sahutnya kepada mereka: "Kalau kamu tidak membajak dengan lembu betinaku, pasti kamu tidak menebak teka-tekiku."
Jadi, kalau suami kuat seperti singa menjaga rumah tangga dan isteri manis seperti madu, maka teka teki Simson terjawab. Artinya nikah akan mendapatkan pakaian lenan dan pakaian kebesaran pada hari yang ketujuh. Apa ini? Itulah pakaian mempelai untuk masuk pada pesta nikah Anak Domba Allah. Luar biasa kalau suami suci dan isteri mempunyai perhiasan rohani, maka nikah itu sedang mengarah pada nikah yang rohani, kelak menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang tampil dengan pakaian pesta. Ini untuk nanti.
Wahyu 19:7-8
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Untuk sekarang, kalau suami suci, isteri punya perhiasan rohani, ditambah anak-anak suci dan punya perhiasan rohani hasil ketekunan dalam doa penyembahan, maka nikah itu tidak telanjang, tidak ada cela bagi iblis untuk menyerang nikah itu. Kenapa nikah bisa hancur? Sebenarnya yang membuat celah justru kita sendiri. Suami tidak mau disucikan, itu cela besar, isteri tidak mau tunduk berarti ada cela yang besar. Kalau ada satu lobang sebesar satu jari saja, iblis akan kuatkan itu sampai dia bisa masuk seluruhnya. Kalau kesucian suami mulai merosot baik hati, mulut dan perbuatannya, isteri mulai tidak lemah lembut, tidak pendiam, tidak tunduk maka ada cela setan masuk menyerang sehingga hancur nikah rumah tangga itu. Tutup celanya lewat ketekunan dalam doa penyembahan. Suami banyak menyembah, isteri banyak menyembah, anak banyak menyembah. Masing-masing punya perhiasan rohani, tidak terbatas pada isteri tok, suami juga punya perhiasan rohani. Kesucian itu juga bukan hanya milik suami, isteri dan anak juga mau disucikan serta mau perhiasan rohani, maka celanya ditutup, iblis tidak bisa menyerang nikah sehingga amanlah nikah itu.
5. Kayu pengusung
Fungsinya supaya mezbah bisa dipikul. Dipikul itu menggunakan bahu. Bicara bahu menunjuk tanggung jawab. Untuk memikul mezbah dupa emas dibutuhkan 2 atau 4 orang yang bisa bekerja sama. Kayunya disalut dengan emas. Bicara emas itu menunjuk kesucian oleh Roh Kudus. Arti rohaninya bagi kita:
a) Roh Kudus mendorong kita untuk bertanggung jawab dalam doa penyembahan. Doa penyembahan harus dilakukan dengan tanggung jawab, bukan kalau saya bisa saya menyembah, kalau saya capek saya tidak menyembah. Doa penyembahan itu tanggung jawab untuk menjaga nikah, menjaga kesucian. Kenapa banyak kali nikah kita jebol, kesucian jebol? Karena tidak ada tanggung jawab dalam doa penyembahan. Saya capek, Tuhan tahu, langsung tidur “Tuhan saya mau bobo, haleluya, haleluya amin”. Begitu pagi bangun tidak ada penyembahan, langsung pikir apa yang harus dilakukan hari itu dan bagaimana mau mendapatkan rupiah. Makanya begitu bangun pagi tidak ada penyembahan, satu hari dia jebol, iblis berhasil menang. Kesuciannya jebol, nikahnya juga jebol. Mungkin pagi sudah menyembah, malamnya tidak menyembah, lupa mengucap syukur kepada Tuhan, hancur semua yang didapat sepanjang hari. Roh Kudus yang mendorong kita bertanggung jawab. Ayo tanggung jawab dalam doa penyembahan. Ingat selalu sehari minimal 1 jam Tuhan minta.
b) Untuk memikul mezbah dibutuhkan 2 atau 4 orang. Misalnya si A tanggung jawab dalam doa penyembahan, si B tanggung jawab dalam doa penyembahan, pasti bisa bekerja sama. Itu arti yang kedua, bisa bekerja sama dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Mulai dari suami isteri, suami tanggung jawab dalam doa penyembahan, isteri tanggung jawab dalam doa penyembahan, pasti bisa bekerja sama dalam pelayanan pembangunan Tuhan Kristus. Dalam penggembalaan juga, gembala tanggung jawab dalam doa penyembahan, pelayan-pelayan tanggung jawab dalam doa penyembahan, maka kita bisa bekerja sama dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Jadi penentunya doa penyembahan ini.
Misalnya yang gampang dilihat dalam bermain musik. Kalau semua pemain musik tanggung jawab dalam doa penyembahan pasti harmonis, bisa bekerja sama, tidak ada yang mau menolonjol satu dari yang lain. Coba kalau tidak tanggung jawab dalam doa penyembahan, yang main bass sudah kasih tinggi volumenya, lalu yang main drum berpikir “saya punya drum tidak terlalu kedengaran” sampai dia pukul seperti pukul bedug. Yang main gitar dan main keyboard juga tidak mau kalah. Orang yang mendengar berpikir “apa ini!”. Tetapi kalau semua tanggung jawab dalam doa penyembahan pasti harmonis. Yang pimpin pujian dan pemain musik sama-sama tanggung jawab dalam doa penyembahan pasti bisa bekerja sama. Saya pengkhotbah dan pembaca, sama-sama tanggung jawab dalam doa penyembahan, bisa bekerja sama, tercipta kerja sama yang baik. Paduan suara semua tanggung jawab dalam doa penyembahan pasti bisa bekerja sama, tidak ada yang mau menonjol, semua bisa bekerja sama di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.
Ditambah dengan kerja bakti, kalau semua tanggung jawab dalam doa penyembahan, maka tidak akan ada yang tersinggung, tidak akan ada yang tersandung, kalau usulannya tidak diterima dia tidak marah dan tidak ngotot. Semua bisa bekerja sama dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, terutama dalam nikah rumah tangga. Kalau semua bertanggung jawab dalam doa penyembahan bisa bekerja sama untuk membentuk nikah yang harmonis, nikah yang suci dan nikah yang berkenan kepada Tuhan.
Tujuan akhirnya kita semua bisa bekerja sama adalah menjadi satu Tubuh Kristus. Anggota tubuh kita bisa bekerja sama karena satu tubuh. Misalnya saya dengan pembaca, karena beda tubuh, agak sulit untuk bekerja sama. Tetapi karena satu tubuh bisa bekerja sama. Misalnya mulut haus, kaki melangkah menuju gelas, lalu tangan mengambil gelas, itu karena satu tubuh. Itulah arah pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yaitu untuk menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna sehingga kelak kita layak menyambut kedatangan Yesus Mempelai Pria Sorga dalam satu suara penyembahan. Jadi, penyembahan ini penentu untuk kita tercipta menjadi satu Tubuh Kristus yang sempurna menyambut Yesus dengan suara haleluya.
Wahyu 19:6-7
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Itulah penyembahan yang mengarahkan kita menjadi satu Tubuh Kristus yang sempurna untuk menyambut Yesus kepala dengan satu suara penyembahan “haleluya”. Ayo banyak menyembah supaya tercipta kesucian dan tercipta kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna. Tuhan Yesus kiranya memberikan Roh KudusNya kepada kita untuk semakin mengerti Firman Tuhan, mendorong kita untuk menyembah Tuhan dengan benar. Kita mau menyembah Tuhan, kita naikan doa penyembahan dengan kesucian.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar