Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 12:4b-6
12:4b Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
12:6 Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Naga atau setan mau menghambat rencana Allah yaitu mau menggagalkan pertumbuhan gereja Tuhan baik secara jumlah dan juga secara mutu lewat 2 hal:
1. Menjatuhkan sepertiga bintang dengan kekuatan ekor.
2. Menelan anak laki-laki dengan kekuatan mulutnya.
Kita mempelajari poin kedua. Ketika Anak laki-laki ini lahir, perempuan itu dibawa terbang ke padang gurun dan Anak laki-laki itu dibawa lari ke takhta Allah. Jadi Anak laki-laki ini adalah pelepas gereja Tuhan dari antikristus dan juga statusnya adalah gembala. Setan mau menelan anak laki-laki, artinya setan mau menghalangi kelepasan gereja Tuhan, baik lepas dari daging, dosa dan dunia. Setan juga mau mengacaukan serta menghancurkan sistem penggembalaan.
Iblis mau menelan dengan mulut. Mulut itu untuk kita makan dan minum supaya mengalami kepuasan. Jadi cara setan mengacaukan dan menghancurkan sistem penggembalaan adalah dengan memasukan roh tidak puas di dalam penggembalaan. Bukti ketidakpuasan melanda penggembalaan:
1. Yehezkiel 34:8-10
34:8 Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak digembalakannya --
34:9 oleh karena itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN:
34:10 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya.
Ini bukti pertama ketidakpuasan di dalam penggembalaan, gembala makan domba. Seharusnya gembala memberi makan domba dengan Firman, malah ini gembala makan domba. Artinya tidak pernah dilayani dengan Firman pengajaran yang sehat, tetapi selalu meminta korban dari jemaat, menerima perpuluhan dari jemaat, semuanya diambil tetapi tidak pernah dikasih makan. Tuhan tolong jangan sampai kehidupanku sebagai gembala seperti ini.
2. Zakharia 11:9
11:9 Lalu aku berkata: "Aku tidak mau lagi menggembalakan kamu; yang hendak mati, biarlah mati; yang hendak lenyap, biarlah lenyap, dan yang masih tinggal itu, biarlah masing-masing memakan daging temannya!"
Bukti kedua penggembalaan dilanda roh tidak puas adalah domba makan domba.
Kita pelajari poin kedua yaitu domba makan domba. Berarti hidup dalam kebuasan daging, yang memakan daging itu binatang buas. Kalau bahasa Alkitab serigala yang menyamar menjadi domba. Sehingga perilakunya hanya mematikan rohani sesama. Apalagi kalau sesama itu dalam keadaan lemah rohaninya.
Mengapa daging bisa buas padahal sudah ada dalam penggembalaan? Kalau di luar penggembalaan memang sudah wajar buas dagingnya, ini sudah dalam penggembalaan tetapi buas.
Zakharia 11:8
11:8 Dalam satu bulan aku melenyapkan ketiga gembala itu. Kemudian aku tidak dapat menahan hati lagi terhadap domba-domba itu, dan mereka pun merasa muak terhadap aku.
Ini penyebabnya, karena sudah muak terhadap Tuhan. Sama dengan muak terhadap Firman pengajaran yang benar. Sudah bosan dengar Firman, tidak serius lagi dengar Firman, sebentar lagi dia menjadi binatang buas, akan menelan sesamanya. Jadi kalau suami mulai bosan dengar Firman, isteri jangan biarkan, harus doakan. Begitu juga suami kalau melihat isteri mulai malas dengar Firman, orang tua lihat anak mulai bosan dengar Firman, jangan dibiarkan nanti jadi buas. Nanti anak makan induknya, saling memakan dalam penggembalaan. Tuhan tolong jangan seperti ini.
Kehidupan yang sudah muak terhadap Firman, yang dagingnya buas, dia mengikut Yesus bukan dengan iman tetapi dengan naluri seperti binatang.
Yudas 1:10
1:10 Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka.
Yudas 1:8-19 menunjukan gereja daging. Salah satunya mengikut Tuhan dengan naluri seperti binatang, bukan dengan iman, ini yang terjadi di akhir zaman ini. Sehingga dalam penggembalaan selalu menantang. Apa yang ditantang? Tongkat gembala. Dalam penggembalaan tongkat itu sangat penting, untuk memasukan domba ke kandang melalui tongkat, untuk menuntun domba keluar kandang menuju kandang yang lain, menuju persekutuan Tubuh Kristus, juga dengan tongkat. Ini yang selalu ditantang, sehingga dalam Zakharia itu, karena Tuhan lihat domba sudah muak sebab menentang tongkat, maka tongkat penggembalaan Tuhan ambil dan patahkan. Kalau sudah tidak ada tongkat mau bagaimana lagi domba? Domba-domba dibiarkan.
Zakharia 11:10,14
11:10 Aku mengambil tongkatku "Kemurahan", lalu mematahkannya untuk membatalkan perjanjian yang telah kuikat dengan segala bangsa.
11:14 Kemudian aku mematahkan tongkat yang kedua, yaitu "Ikatan", untuk meniadakan persaudaraan antara Yehuda dan Israel.
Jangan sampai tongkat-tongkat ini dipatahkan Tuhan. Ini tongkat komando, kalau sudah dipatahkan makanya penggembalaan itu kacau balau, sudah tidak ada lagi komandonya, hancur, sudah sembarang saja. Siapa mau melayani sudah bebas, tidak ada lagi yang mengatur dan mengontrol, tidak ada lagi tongkat komando. Itu yang terjadi sekarang di gereja, mau main musik biar tidak bertobat silahkan main musik yang penting tahu main musik, bisa nyanyi silahkan menyanyi, bisa khotbah silahkan khotbah biarpun tidak bertobat yang penting fasih lidah. Itu berarti tongkat sudah dipatahkan.
Arti menentang tongkat penggembalaan adalah menganggap penggembalaan itu tidak penting, menganggap Firman itu tidak penting, bahkan dianggap hanya menyusahkan. Dalam Yeremia pasal 23 mereka berkata “sabda yang dibebankan Tuhan” Firman mereka anggap hanya membebankan. Sampai mereka mengatakan tidak usah Firman yang penting nyanyi-nyanyi saja, kalau toh ada khotbah boleh sebentar saja.
Yeremia 23:33,34,36,38
23:33 Apabila bangsa ini -- baik nabi ataupun imam -- bertanya kepadamu: Apakah 1Sabda yang dibebankan oleh TUHAN?, maka jawablah mereka: Kamulah beban itu! Sebab itu kamu akan Kubuang dari hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
23:34 Adapun nabi atau imam atau rakyat yang masih berbicara tentang 2Sabda yang dibebankan oleh TUHAN, kepada orang itu dan kepada keluarganya akan Kulakukan pembalasan.
23:36 Tetapi 3Sabda yang dibebankan oleh TUHAN janganlah kamu sebut-sebutkan lagi, sebab yang menjadi beban bagi setiap orang ialah perkataannya sendiri, oleh karena kamu telah memutarbalikkan perkataan-perkataan Allah yang hidup, TUHAN semesta alam, Allah kita.
23:38 Tetapi jika kamu masih berbicara tentang 4Sabda yang dibebankan oleh TUHAN, maka beginilah firman TUHAN: Oleh karena kamu masih memakai ungkapan 5Sabda yang dibebankan oleh TUHAN itu, sekalipun Aku mengutus orang kepadamu mengatakan: Janganlah kamu berbicara tentang 6Sabda yang dibebankan oleh TUHAN,
6 kali disebutkan sabda yang dibebankan Tuhan. Angka 6 itu angka daging. Jadi kalau sudah mengikuti naluri, mengikuti daging, pasti Firman itu dianggap beban dan hanya menyusahkan. Terlalu lama, terlalu keras, itu komentar-komentar yang seringkali muncul. Yeremia 23:40
23:40 Aku akan menimpakan kepadamu aib yang kekal dan noda yang kekal yang tidak akan terlupakan."
Akibatnya dosanya kekal, ini jangan terjadi pada kita, sementara kita mau dibawa pada kesucian dan kesempurnaan, bukan dosa yang kekal. Ini setan bekerja memasukan roh tidak puas, sehingga domba makan domba, sudah seperti binatang, mengikuti Yesus hanya mengikuti naluri dagingnya. Sehingga menganggap tongkat penggembalaan tidak penting, Firman tidak penting, hanya menyusahkan, hanya menjadi beban. Mereka berpikir sudah pandemi seperti ini malah Firman keras tampil digereja, buat apa, ayo masukan lawak-lawak. Jadinya khotbah hanya tertawa-tertawa.
Contoh kehidupan yang menentang tongkat.
II Timotius 3:8
3:8 Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.
Yanes dan Yambres ini ahli sihir Mesir. Yang mereka tentang dari Musa adalah tongkat. Waktu Musa menghadap Firaun, Musa melemparkan tongkat dan jadi ular. Yanes dan Yambres ini juga melempar tongkatnya dan jadi ular. Tetapi tongkatnya Musa menelan tongkat-tongkat Yanes dan Yambres. Jadi orang yang menentang penggembalaan disamakan dengan ahli sihir. Sudah disamakan dengan binatang, disamakan lagi dengan ahli sihir, seperti itu nasib orang yang menentang penggembalaan.
Sekarang kita lihat tanda-tanda orang yang menentang penggembalaan. Kalau ada tanda-tanda seperti ini dalam diri kita, masih ada kesempatan pagi hari ini kita dengar Firman untuk berubah, untuk mendukung penggembalaan, bukannya malah menentang penggembalaan.
1. Imannya tidak tahan uji. Lama-lama imannya pasti gugur, tidak ada iman. Iman sama dengan kebenaran. Jadi, tanda pertama tanpa kebenaran, tidak ada kebenaran Tuhan dalam dirinya. Mungkin dia merasa benar tetapi kebenaran manusia, kebenaran diri sendiri. Kalau adu argumen kelihatan dia benar, gembala salah terus, semua diolah dengan kepandaiannya sendiri.
Praktek tanpa iman:
a) Menyimpang dari iman karena cinta uang.
I Timotius 6:10
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Bukan uangnya yang salah, kalau hati itu terikat cinta uang itu yang salah. Mulai dari saya sebagai gembala nomor satu dikoreksi oleh Tuhan, apa motivasi pelayanan. Kalau cari uang berarti saya menyimpang dari iman, bagaimana mau mengajar jemaat untuk beriman! Cinta uang itu membuat kikir dan serakah, memburu uang dengan menghalalkan berbagai macam cara sampai sudah tidak sesuai dengan Firman. Ini yang harus kita jaga, mulai dari kami hamba Tuhan. Jangan halalkan segala cara untuk dapatkan kas pembangunan, untuk dapatkan ini dan itu.
b) Lukas 8:13
8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
Ini sama dengan gugur dari iman atau murtad karena tidak tahan menghadapi pencobaan-pencobaan, tidak tahan menghadapi tekanan-tekanan. Murtad ini meninggalkan pengajaran yang benar, meninggalkan Yesus, pindah agama. Ada juga orang murtad karena tidak tahan godaan, ada tawaran pekerjaan, jodoh dan sebagainya sehingga tinggalkan pengajaran, tinggalkan ibadah pelayanan dan tinggalkan Yesus. Ini tidak punya iman, imannya tidak tahan uji.
Dalam perumpamaan tentang penaburan benih ini ada 4 jenis tahan, 1 tanah yang baik dan 3 tanah yang tidak baik. Tetapi 2 dari tanah yang tidak baik itu masih mendapatkan lawatan untuk dibawa masuk ke pesta nikah, hanya tanah berbatu-batu ini yang tidak mendapat lawatan Tuhan. Kalau tanah semak-semak atau lintasan masih mendapat lawatan, dalam Matius pasal 22 pesta nikah digelar, tamu undangan tidak mau datang, tuan pesta katakan kepada suruhan-suruhannya, pergi ke jalan- jalan, itulah tanah di pinggir jalan masih mendapat kesempatan masuk pesta. Disuruh juga pergi ke lintasan-lintasan, itulah semak-semak, untuk dibawa masuk dalam pesta. Tetapi tanah berbatu tidak mendapat kesempatan, tidak dapat lawatan Tuhan. Orang murtad tidak mendapat lawatan Tuhan lagi karena dia sudah menyalibkan Yesus kedua kali. Pdt. Pong Dongalemba mengatakan kalau ada orang tinggalkan pengajaran, satu dari 1000 kalau bisa kembali itu sudah kemurahan Tuhan.
Pencobaan yang kita alami di akhir zaman memang makin berat. Tetapi jangan sampai kita meninggalkan pengajaran, jangan meninggalkan Yesus. Di tengah pencobaan yang berat datang godaan yang menggiurkan dan ada keuntungan bagi daging, namun jangan kita tinggalkan Yesus, jangan tinggalkan pengajaran yang benar.
c) Tidak ada ketegasan untuk berpegang pada ajaran yang sehat, pada Firman pengajaran yang benar.
I Timotius 4:1
4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
Kebalikannya, iman yang tidak tahan uji tidak ada ketegasan untuk berpegang pada Firman pengajaran yang murni, ajaran sehat dan tidak tegas untuk menolak ajaran yang palsu. Harus tegas kalau benar katakan itu benar, kalau tidak benar katakan itu tidak benar, kita harus tegas! Saya bersyukur pesan om Wi pada saya “kamu jadi hamba Tuhan jangan plin plan, terutama soal pengajaran!”.
Kenapa tidak tegas? Karena ada keuntungan, karena mau balas budi. Ada orang yang membantu kita, lalu dia ajak dengar ajarannya lalu kita berkata “saya mau dengar, saya utang budi sama dia” jangan seperti itu! Budi dibalas dengan budi, jangan pengajaran dikorbankan. Mungkin seperti kami di Tonusu sementara membangun gereja, lalu ada orang yang berkorban banyak di sana, kemudian dia mau khotbah padahal sudah lain ajarannya. Kalau ada seperti itu saya tidak akan mau, tetapi syukur tidak ada juga yang seperti itu.
Bukan bicara sombong, tetapi saya belajar tegas demi pengajaran, sekalipun tidak mendapatkan kartu jabatan. Saya ditelpon langsung, ada utusan dari pusat mau melayani untuk mentahbiskan menjadi pendeta penuh supaya dapat kartu jabatan, tetapi saya tidak mau. Apalagi yang datang itu mantan guru saya yang sudah meninggalkan pengajaran, saya tidak mau. Saya harus tegas sebab saya bertanggung jawab berapa jiwa yang ada di belakang saya. Satu jiwa saja harganya mahal seharga korban Kristus. Kalau saya tidak tegas, saya bagaikan buluh yang goyah. Begitu jemaat bersandar buluhnya patah dan melukai pundak dan bahu jemaat. Jangan sampai seperti itu, doakan supaya saya sebagai hamba Tuhan sebagai gembala, tegas terhadap pengajaran.
2. Tanpa akal budi
I Timotius 3:8
3:8 Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.
Kelebihan manusia dari binatang, manusia punya akal budi. Akal budi ini tujuannya untuk apa? Bukan untuk menipu orang. Akal budi Tuhan berikan untuk kita bisa mengerti Firman.
Ayub 32:8
32:8 Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian.
II Timotius 2:7
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
Yang dikatakan oleh Paulus itu adalah Firman, akal budi ini untuk mengerti Firman. Tujuan mengerti Firman bukan untuk dijadikan pengetahuan dan akhirnya berdebat. Tujuan kita mengerti Firman supaya kita yakin menjadi iman dan kita praktekan menjadi perbuatan iman sehingga mengalami penyucian.
I Petrus 1:13-16,22
1:13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.
1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Siapkan akal budimu artinya perhatikan Firman sungguh-sungguh. Tuhan Yesus katakan kalau ranting sudah melembut, perhatikanlah. Jadi nomor satu yang harus dibaharui untuk menyambut kedatangan Tuhan adalah perhatian kita. Kadangkala kita terlalu banyak memperhatikan yang jasmani, Firman sudah tidak diperhatikan.
Markus 13:28-29
13:28 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.
13:29 Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.
Jadi, siapkan akal budi artinya perhatikan Firman maka kita mengalami penyucian. Jadi tanpa akal budi artinya tanpa penyucian, tanpa pengharapan untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Orang yang tidak suci itu tidak punya pengharapan menjadi Mempelai Wanita Tuhan dan tidak bisa diharapkan. Dalam pelayanan kalau ada yang tidak suci, jangan diharapkan dia akan bekerja dengan sungguh-sungguh, pasti dia tidak setia dan tidak tanggung jawab. Kalau dalam nikah tidak suci pasti tidak bisa diharapkan dan dia tidak punya pengharapan menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
I Yohanes 3:2-3
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Isteri saya jemaat pertama, jemaat mula-mula. Kalau isteri saya melihat saya tidak hidup suci, tidak bisa saya diharapkan untuk menuntun dia menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kaum muda kalau tidak hidup suci tidak bisa diharapkan. Orang tua jangan mau calon mantu tidak suci, itu tidak bisa diharapkan! Biar dia parkir kendaraan roda 10 di depan rumah kalau tidak hidup dalam kesucian tidak bisa diharapkan. Kasihan anak kita nanti cuma dia jerumuskan.
Orang tidak punya akal budi gampang dijerat perempuan Babel.
Amsal 7:4-8,21-22
7:4 Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu,
7:5 supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan asing, yang licin perkataannya.
7:6 Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku, dari jendela rumahku,
7:7 kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi,
7:8 yang menyeberang dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah perempuan semacam itu,
7:21 Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir ia menggodanya.
7:22 Maka tiba-tiba orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan, dan seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum,
Orang muda ini tidak berakal budi, tidak punya kesucian, tidak punya pengharapan, sehingga mudah sekali dijerat oleh perempuan Babel yaitu dosa sampai puncaknya dosa dan ajaran palsu. Jadi, penting sekali akal budi itu. Akal budi ini bukan nanti sekolah tinggi-tinggi. Biar tidak ada sekolah tetapi kalau hidup dalam kesucian itu orang yang ada pengertian, itu orang yang berakal budi dan bisa diharapkan. Petrus tidak ada sekolahnya tetapi dia mau disucikan sehingga bisa diharapkan untuk menggembalakan jemaat yang ada di Yerusalem.
Kaum muda itu ada di masa kuat-kuatnya daging, jagalah kesucian. Kalian generasi akhir pengajaran, bukan lagi generasi penerus sebab tidak lama lagi Tuhan datang. Kalau tidak suci mau apa.
3. Tanpa hikmat, hikmat itu yang membuka rahasia Firman.
I Korintus 2:7
2:7 Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.
Kolose 1:25-26
1:25 Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu,
1:26 yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
Tanpa hikmat sama dengan tanpa Firman, sehingga tidak mengalami keubahan hidup. Bukan karena di gereja tidak ada Firman tetapi karena dirinya yang tidak menerima Firman, dia yang menantang penggembalaan, Firman dianggap beban, sehingga dirinya tanpa Firman tidak pernah mengalami keubahan hidup. Bertahun-tahun dia beribadah tidak pernah dia berubah. Jangan kita menantang penggembalaan, jangan menantang tongkat.
Arahnya ke mana kalau tidak berubah?
II Timotius 3:5
3:5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Kekuatan ibadah itulah Firman, ini dipungkiri, ini ditolak, itu tidak disukai. Ini tanpa hikmat, tanpa Firman, akibatnya dia tidak berubah, mempertahankan 18 tabiat daging.
II Timotius 3:1-4
3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
3:2 Manusia akan 1mencintai dirinya sendiri dan 2menjadi hamba uang. Mereka akan 3membual dan 4menyombongkan diri, mereka akan menjadi 5pemfitnah, mereka akan 6berontak terhadap orang tua dan 7tidak tahu berterima kasih, 8tidak mempedulikan agama,
3:3 9tidak tahu mengasihi, 10tidak mau berdamai, 11suka menjelekkan orang, 12tidak dapat mengekang diri, 13garang, 14tidak suka yang baik,
3:4 15suka mengkhianat, 16tidak berpikir panjang, 17berlagak tahu, 18lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
18 kalau dipecah menjadi 6 6 6 itu bilangan antikristus. Jadi kehidupan yang menantang penggembalaan dia hanya menjadi sama dengan antikristus atau menjadi mangsa antikristus. Ketika gereja tersingkir dan dia tertinggal, baru dia sadar. Akhirnya dia tetap bertahan dianiaya antikristus sampai dipancung kepalanya. Tetapi satu saat pada kebangkitan pertama dia dibangkitkan masuk kerajaan 1.000 tahun baru. Tetapi janganlah kita tunggu nanti dianiaya antikristus. Aniaya pada gereja mula-mula sudah mengerikan apalagi nanti aniaya antikristus. Sebagai gembala jangan sampai saya menggiring jemaat hanya masuk aniaya antikristus, tetapi kerinduan saya mau membawa jemaat masuk kandang penggembalaan terakhir Yerusalem Baru.
Sebab itu biarlah sikap kita dalam penggembalaan bukan menantang tetapi menghargai tongkat gembala. Jangan dilawan, jangan ditantang. Ada 2 macam tongkat gembala.
Zakharia 11:7
11:7 Maka aku menggembalakan domba-domba sembelihan itu untuk pedagang-pedagang domba. Aku mengambil dua tongkat: yang satu kusebutkan "Kemurahan" dan yang lain kusebutkan "Ikatan"; lalu aku menggembalakan domba-domba itu.
1. Tongkat kemurahan
Itu menunjukan kemurahan Tuhan yang seharga korban Kristus, yang melahirkan kita bangsa kafir menjadi domba-dombanya Tuhan. Kenapa saya katakan melahirkan? Karena kita bangsa kafir mendapat kemurahan lewat luka kelima di lambung Yesus, yang mengeluarkan darah dan air, darah dan air itu tanda kelahiran. Jadi hanya karena kemurahan Tuhan kita bisa menjadi domba-domba yang tergembala.
Kita ini bangsa kafir, bangsa keledai. Keledai itu lahir hanya untuk dipatahkan batang lehernya. Kalau tidak ada yang disembelih untuk keledai itu, maka keledai itu harus dipatahkan batang lehernya. Yesus sudah rela mati untuk kita, untuk melahirkan kita menjadi dombanya Tuhan. Dengan 4 luka utama Yesus sudah mati, 2 di tangan 2 di kaki untuk menyelamatkan bangsa Israel yang terhilang. Tetapi ketika Dia sudah mati, seorang prajurit romawi menusuk lambungnya untuk kita bangsa kafir, untuk melahirkan kita menjadi domba-dombanya Tuhan.
Yohanes 19:32-34
19:32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;
19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Kalau kita boleh ada pagi hari ini, bisa beribadah, bisa menjadi dombanya Tuhan, itu karena luka kelima di lambung Yesus yang mengeluarkan darah, mengeluarkan air untuk kita, hargai kemurahan Tuhan! Jadi menghargai tongkat kemurahan sama dengan menghargai Korban Kristus. Bagaimana menghargai Korban Kristus? Menghargai Korban Kristus bukan diwujudkan dengan hal-hal hurufiah, hal-hal yang jasmani. Banyak kali gereja diajar menghargai Korban Kristus itu dengan perkara-perkara yang lahiriah, yang jasmani seperti buat salib, bangun rumah-rumahan, dikasih lampu-lampu.
Praktek menghargai korban Kristus:
a) Memiliki tanda darah. Artinya bertobat dan hidup dalam pertobatan. Bukan cuma sekedar bertobat, sebab kadangkala sesudah bertobat diulang lagi dosanya. Berbuat dosa itu membelakangi Tuhan. Bertobat itu berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan, hidup dalam pertobatan. Jadi bukan sekedar berhenti berbuat dosa, kalau cuma berhenti masih bisa berbuat dosa lagi. Jangan kapok-kapok lombok, pagi ini kepedisan makan lombok, tetapi besok dicari lagi. Banyak kali orang Kristen seperti itu “saya sudah tobat” eh diulang lagi. Sebab itu kita harus hidup dalam pertobatan. Kalau sudah berhenti merokok jangan coba-coba mau cium lagi orang yang merokok, nanti tertarik lagi merokok. Kalau sudah berhenti minum minuman keras, jangan lagi nongkrong dengan orang yang suka minum. Nanti ditawari minum awalnya ditolak “tidak saya sudah berhenti” tapi ditawari terus menerus akhirnya mau coba sekali dan kembali lagi jadi peminum. Makanya kalau sudah bertobat betul-betul kasih batas kebenaran dan kemurnian.
b) Miliki tanda air. Artinya masuk dalam baptisan air yang benar. Baptisan air yang benar ini yang banyak ditentang, itu sebenarnya melawan tongkat! Alasan mereka “kamu menghujat Roh Kudus!”. Sementara kalau ditanya mana ayatnya baptisan itu seperti yang mereka lakukan, tidak ada ayatnya! Yang melawan Firman itu yang menghujat Roh Kudus! Jadi jangan takut kalau kita diperhadapkan orang seperti itu, tunjukan ayatnya. Tetapi jangan berdebat apalagi adu tinju. Kalau dia tidak mau terima jangan bertengkar, jangan dilanjutkan, doakan saja.
Jadi, praktek menghargai korban Kristus adalah bertobat dan masuk baptisan air yang benar, menghasilkan hidup baru, hidup dalam kebenaran. Itu sama dengan hidup sorga, sorga itu tempatnya kebenaran.
2. Tongkat ikatan
Artinya setelah kita menjadi dombanya Tuhan, jangan dibiarkan bebas, jangan berkeliaran, harus diikat. Diikat dengan apa? Dengan sembako? Bukan! Harus diikat dengan tali ini, semoga tali ini ada pada kita. Kalau sudah terlepas ayo pasang kembali.
Hosea 11:4
11:4 Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.
Ini 2 macam ikatan, 2 macam tali:
a) Tali kesetiaan
Setelah kita lahir menjadi dombanya Tuhan, kita sudah bertobat, kita masuk baptisan air yang benar, menghasilkan hidup benar, hidup baru, maka kita harus setia dan tekun di dalam 3 macam ibadah pokok. Dalam Tabernakel ditunjukan dengan 3 macam alat dalam ruangan suci:
Ø Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Kita bersekutu dengan Anak Allah di dalam Firman dan KurbanNya, di sini rohani kita makan.
Ø Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya. Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam urapan dan karuniaNya, kita mendapatkan minum air Roh Kudus, air kehidupan.
Ø Mezbah dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa. Kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihnya, kita mendapatkan udara segar untuk bernafas.
Kalau sudah menjadi dombanya Tuhan jangan liar, harus diikat dengan tali kesetiaan, harus setia dan tekun dalam 3 macam ibadah pokok. Dan bukan hanya setia datang ibadah, namun harus setia makan Firman. Tadi dikatakan Tuhan memberi makan dengan membungkuk, itu rasa penghargaan. Tuhan saja menghargai Firmannya, kita yang makan Firman ayo hargai, mendengar Firman dengan rasa penghargaan sungguh-sungguh. Ini bukan sekedar mendengar pidato.
Ayo periksa, ikatan kesetiaan apakah sudah kendor? Atau jangan-jangan sudah terlepas. Kalau sudah terlepas ayo diikat kembali. Kalau sudah kendor ayo dikuatkan kembali. Usia boleh semakin tua, tetapi ikatan itu tidak boleh kendor sama sekali, jangan lepas!
b) Tali kasih
Artinya mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama sebagai hasil kita praktek Firman. Kalau sudah ada tali kesetiaan dan kita makan Firman, tidak mungkin tali kasih itu akan kendor. Kalau sudah makan Firman pasti ada tali kasih, bisa mengasihi Tuhan dengan segenap tubuh, jiwa dan roh, akal budi dan kekuatan serta bisa mengasihi sesama sampai mengasihi musuh, itulah tali kasih. Kalau setia makan Firman, dia pasti tidak akan memusuhi sesama. Dia akan berupaya kalau perselisihan dan perseteruan dengan sesama segera diselesaikan. Tetapi kalau domba atau gembala itu tidak setia dengar Firman, tidak menghargai Firman, gampang sekali bermusuhan, bertentangan dan berselisih.
Dalam nikah kalau sudah sering bertentangan dengan isteri atau dengan suami, periksa tali kesetiaannya. Kalau sudah tidak ada, sudah kendor, pasti tidak punya tali kasih.
I Petrus 1:22
1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Kalau domba bisa makan Firman, maka domba tidak akan makan domba lagi, tetapi domba saling memperhatikan satu dengan yang lain. Mulai dari dalam nikah, suami makan Firman ada tali kesetiaan, isteri makan Firman ada tali kesetiaan, maka nikah itu ada tali kasih. Kalau nikah diikat dengan tali tiga lembar, tidak ada yang bisa mengalahkan, tidak ada yang bisa menghancurkan nikah kita.
Pengkhotbah 4:12
4:12 Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.
Dua orang itu menunjuk nikah. Tali 3 lembar menunjuk tali kesetiaan dalam 3 macam ibadah pokok. Kalau kita setia makan Firman dalam 3 macam ibadah pokok itu tidak mudah diputuskan, makanya ikatan kasih dalam nikah semakin erat. Suami makin memperhatikan isteri dan isteri makin memperhatikan suami. Kadangkala begitu sudah dikaruniai cucu, oma sudah tidak memperhatikan opa.
Kalau tali ini lepas, kita sudah tidak setia, tidak lagi praktek Firman, maka Tuhan masih mau menolong. Bagimana cara Tuhan? Talinya dikumpul oleh Tuhan dan dianyam menjadi cambuk untuk mencambuk kita. Kalau talinya sudah kendor, talinya sudah lepas, hajaran dari Tuhan datang. Tujuannya supaya kita kembali pada tali kesetiaan dan tali kasih, bukan untuk menghancurkan.
Yohanes 2:15
2:15 Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Jangan tunggu dihajar Tuhan. Lebih baik kita dengar Firman dan kembali pada tongkat kemurahan dan tongkat ikatan. Kalau tongkat ini kita hargai berarti kita sedang dibawa masuk dari bawah tongkat gembala, ke kandangnya Tuhan sambil dihitung oleh Tuhan sambil dipisahkan dari kambing. Kalau kita menghargai tongkat gembala, kita dihitung oleh Tuhan.
Yehezkiel 20:37-38
20:37 Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
20:38 Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
Hasil kalau menghargai tongkat gembala, masuk di bawah tongkat gembala:
1. Kita dipisahkan dari orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Tuhan. Sama dengan kita disucikan dari roh pemberontakan dan kedurhakaan. Roh durhaka itu roh antikristus, kita dipisahkan dan disucikan dari roh antikristus.
2. Dihitung oleh Tuhan. Dihitung sama dengan dimiliki oleh Tuhan. Sekalipun kita hanya seperti sehelai rambut, namun kita dihitung.
Matius 10:30
10:30 Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
Tidak ada yang bisa menghitung rambutnya. Rambut itu lemah, tetapi kalau mau melekat pada kepala, mau melekat pada Yesus, mau melekat pada Firman, maka Tuhan hitung kita. Biar kita lemah, kecil, tidak berdaya, kita dihitung oleh Tuhan.
Dihitung Tuhan artinya:
a) Dikenal Tuhan secara pribadi.
Yohanes 10:3
10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
Tuhan kenal kita secara pribadi, segala kebutuhan kita Tuhan tahu. Biar kita tidak utarakan, tidak ucapkan kalau tergembala, menghargai tongkat kemurahan dan tongkat ikatan, Tuhan tahu kebutuhan kita dan Dia akan mencukupkannya pada waktunya. Kebutuhan untuk kesembuhan Tuhan tahu, kebutuhan untuk pelayanan Tuhan tahu dan Dia cukupkan semuanya pada waktunya. Kalau kita kenal manusia tidak bisa sampai kedalaman hati dan pikiran, kalau Tuhan kenal sampai kedalaman hati pikiran kita.
b) Dituntun oleh Tuhan. Kita butuh tuntunan Tuhan karena kita berjalan di dunia yang bagaikan padang gurun. Di padang gurun sulit mencari apapun, kita tidak tahu jalannya. Tetapi kalau kita dihitung oleh Tuhan, Dia tuntun kita berjalan di dunia yang bagaikan padang gurun ini. Tuhan tidak akan biarkan kita jatuh tergeletak. Kalaupun sempat jatuh, Dia pasti angkat kembali. 7 kali orang benar jatuh, dia diangkat kembali. Kita terus dituntun sampai ke Yerusalem Baru, ke mata air kehidupan.
Wahyu 7:16-17; 22:1
7:16 Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.
7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Tanda-tanda kita dituntun oleh Tuhan:
1) Mencapai mata air kehidupan. Tanda kita dituntun kita tidak akan pernah kering, ada mata air berarti ada kepuasan. Kita selalu mengalami kepuasan sorga sehingga tidak akan mencari kepuasan di dunia. Iblis tidak bisa lagi memasukan roh tidak puas dalam diri kita sebab kita sudah puas dengan Tuhan. Apalagi kepuasan dengan berbuat dosa. Tanda domba dituntun itu puas dengan Yesus. Saya hamba Tuhan nomor satu, mana lebih puas, nonton televisi atau baca Firman.
2) Mereka tidak menderita lapar dan dahaga lagi. Artinya dipelihara langsung oleh Tuhan. Tuhan tidak pernah menipu, kalau Dia hitung kita, Dia tuntun kita, Dia juga pelihara kita. Masakan Dia tuntun lalu tidak Dia kasih makan! Yesus Gembala yang baik, nyawaNya saja Dia berikan untuk menjadi makanan rohani bagi kita. Masakan makanan jasmani tidak Dia berikan.
3) Matahari dan panas terik tidak akan menimpa. Arti pencobaan dan masalah memang kita hadapi, tetapi tidak membuat kita kendor dalam mengikut Tuhan. Dan Tuhan akan menyelesaikan semua pada waktunya. Masalah yang paling berat itu masalah nikah dan masalah buah nikah.
4) Segala air mata kita dihapuskan. Artinya penderitaan kita Tuhan ganti dengan kebahagiaan sorga, sampai nanti kita masuk kebahagiaan pesta nikah Anak Domba Allah, masuk kebahagiaan di Kerajaan 1000 tahun damai dan masuk kerajaan Sorga, di sana tidak ada lagi air mata.
Wahyu 19:9; 21:4
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Tuhan sudah janjikan di Yerusalem Baru tidak ada lagi ratap tangis dan air mata. Yang ada kebahagiaan kekal ganti penderitaan kita di dunia ini.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
JADWAL IBADAH Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci → Pk. 17.00 Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30 Minggu : Ibadah Raya → Pk. 10.00 Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar