Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita bersyukur kalau masih bisa memperingati hari kematian Yesus di kayu salib yang sudah membuka kesempatan bagi kita bangsa kafir bisa diselamatkan dan bisa dibentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna, suatu umat yang layak bagi Tuhan. Kita tidak ikut mati di kayu salib tetapi kita memperingati kematianNya dengan mematikan suara-suara daging kita.
Imamat 25:29-30
25:29 "Apabila seseorang menjual rumah tempat tinggal di suatu kota yang berpagar tembok, maka hak menebus hanya berlaku selama setahun mulai dari hari penjualannya; hak menebus berlaku hanya satu tahun.
25:30 Tetapi jikalau rumah itu tidak ditebus dalam jangka waktu setahun itu, rumah itu secara mutlak menjadi milik si pembeli turun-temurun; dalam tahun Yobel rumah itu tidaklah bebas.
Ada 3 peraturan penebusan rumah:
1. Ayat 29-30 Penebusan rumah di kota yang berpagar tembok.
2. Ayat 31 Penebusan rumah di desa.
3. Ayat 32-34 Penebusan rumah orang Lewi.
Kota ada kaitannya dengan kesibukan, bicara rumah ada kaitannya dengan nikah. Seringkali karena kita terlalu sibuk dengan kegiatan di dunia, nikah dan buah nikah tidak lagi diperhatikan sehingga kasih di dalam nikah menjadi dingin bahkan menjadi beku dan kedurhakaan meningkat.
Matius 24:12
24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Memang tidak bisa kita pungkiri kebutuhan hidup hari-hari terakhir ini semakin meningkat, semakin banyak dan sarana untuk memenuhi kebutuhan kita semakin berkurang. Persaingan semakin ketat dan semakin sulit hari-hari terakhir ini sehingga memicu anak-anak Tuhan terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan di dunia ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga sudah tidak memperhatikan nikah dan buah nikah. Tidak ada lagi kesempatan suami isteri mau bercerita atau membahas masa depan dan lain sebagainya. Sepertinya rumah itu seperti hotel saja, pulang sekolah datang ke rumah, makan lalu keluar lagi sibuk dengan kegiatan masing-masing kemudian pulang malam. Rumah hanya sebagai tempat istirahat, sudah bukan lagi tempat kehangatan kasih karena terlalu sibuk dengan kegiatan di dunia ini. Nanti puncak kedurhakaan adalah tampilnya antikristus si manusia durhaka. Ini yang kita jaga, jangan sampai kita masuk dalam aniaya antikristus.
II Tesalonika 2:1-4
2:1 Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara,
2:2 supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
2:3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,
2:4 yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
Ini manusia durhaka yang akan tampil. Jangan sampai kita mengarah ke sana, nikah sudah dingin kasihnya, kedurhakaan meningkat sehingga mengarah pada aniaya antikristus, dijauhkan Tuhan dari kita. Kasih menjadi dingin bahkan beku, dulu sudah dinubuatkan dalam tulah di Mesir yaitu hujan es. Kemudian kedurhakaan meningkat itu bagaikan api yang menyambar. Dulu Mesir ditulahi dengan hujan es dan api yang menyambar-nyambar. Mesir itu gambaran dunia, nanti akhir zaman juga akan terjadi demikian.
Keluaran 9:23-24
9:23 Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke langit, maka TUHAN mengadakan guruh dan hujan es, dan api pun menyambar ke bumi, dan TUHAN menurunkan hujan es meliputi tanah Mesir.
9:24 Dan turunlah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di tengah-tengah hujan es itu, terlalu dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di seluruh negeri orang Mesir, sejak mereka menjadi suatu bangsa.
Ini dulu pernah terjadi, tetapi Tuhan masih memberikan jalan keluar bagi orang Mesir supaya jangan binasa tertimpa hujan es dan api ini. Sekarang diberikan jalan keluar kepada kita lewat Firman, supaya kita jangan masuk pada dinginnya kasih, diberikan jalan keluar. Apa jalan keluarnya?
Keluaran 9:18-19
9:18 Sesungguhnya besok kira-kira waktu ini Aku akan menurunkan hujan es yang sangat dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di Mesir sejak Mesir dijadikan sampai sekarang ini.
9:19 Oleh sebab itu, ternakmu dan segala yang kaupunyai di padang, suruhlah dibawa ke tempat yang aman; semua orang dan segala hewan, yang ada di padang dan tidak pulang berkumpul ke rumah, akan ditimpa oleh hujan es itu, sehingga mati."
Disebutkan supaya tidak mengalami hujan es, larilah ke rumah. Kesibukan di dunia itu bagaikan bekerja di padang, supaya tidak kena hujan es ayo lari berkumpul ke rumah. Artinya bagi kita, sesibuk apapun kita jangan lupa memperhatikan persekutuan nikah kita, hubungan dalam rumah tangga, supaya kasih jangan menjadi dingin. Nikah itu persekutuan Tubuh Kristus yang terkecil, bagaimana mau masuk persekutuan yang lebih besar kalau yang kecil saja sudah dingin kasihnya. Yang ada paling hanya api emosi, api ambisi, bukan kasih.
Sebenarnya nikah adalah tempat untuk memelihara kasih. Namun kenyataannya manusia daging yang berdosa tidak punya kasih. Sejak manusia jatuh dalam dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Jadi yang ada pada manusia hanya emosi, ambisi daging. Kalaupun ada kasih itu hanya kasih eros, bukan kasih fileo apalagi kasih agape.
Roma 3:23
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
Kehilangan kemuliaan Allah sama dengan kehilangan kasih Allah. Manusia yang tidak punya kasih hanya menunggu hukuman Tuhan. Dulu ada hujan es, di akhir zaman ini juga ada bahkan lebih hebat. Satu butir hujan es itu beratnya 100pon = 50kg. Nubuatannya ada dalam kitab Ayub dan penggenapannya dalam kitab Wahyu.
Ayub 38:22
38:22 Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan batu,
Wahyu 16:21
16:21 Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.
Di Mesir juga ada api yang menyambar-nyambar di tengah hujan es. Nanti juga akan seperti itu, dunia ini akan dihanguskan oleh api. Dulu nubuatannya, nanti penggenapannya di akhir zaman akan ada api yang menghanguskan.
II Petrus 3:10
3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
Lalu buat apa kita manusia diciptakan? Toh manusia tidak punya kasih, hanya untuk binasa, sudah ada api yang menghanguskan. Tuhan tidak rela manusia yang Dia ciptakan dihukum dan binasa. Sebab itu Tuhan mencurahkan kasihNya yang tidak terhingga kepada manusia lewat korban AnakNya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus di kayu salib 2000 tahun yang lalu. Kita peringati hari ini. Tuhan curahkan kasihNya lewat kayu salib dan kita terima sekarang ini. Jadi tidak ada alasan manusia tidak punya kasih sebab sudah Tuhan berikan di kayu salib, tinggal mau terima atau tidak.
I Yohanes 4:8-10
4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Manusia berdosa yang tidak punya kasih dan siap untuk dihukum, sekarang mendapat kesempatan menerima kasih. Kita sudah menerima kasih Tuhan yang tidak terhingga dari kayu salib. Tetapi kadangkala manusia yang sudah menerima kasih itu, dia tidak jaga kasihnya, kasihnya kembali merosot, dingin dan beku. Sebab itu setelah kita menerima kasih dari kayu salib, peliharalah kasih dan tingkatkan sampai sempurna maka kita akan luput dari hukuman Tuhan atas dunia ini.
Yudas 1:21
1:21 Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
Siang ini kita akan mempelajari proses menerima, memelihara dan meningkatkan kasih Allah sampai sempurna. Kita pelajari dari Tabernakel.
1. Mezbah Korban Bakaran, itu sama dengan salib Kristus. Dulu di atas mezbah bangsa Israel mempersembahkan korban bakaran, korban penghapus dosa, korban penebus salah, sekarang semua korban sudah digenapi oleh korban Kristus di kayu salib. Dulu korban itu dibakar di kisi-kisi yang di tengah-tengah 1,5 hasta, angka 1,5 itu angka pengantara. Sekarang kita tidak perlu lagi membawa hewan korban sebab sudah Tuhan Yesus genapkan di kayu salib.
Jadi, dari kayu salib kita menerima kasih mula-mula. Ini yang Tuhan katakan kepada jemaat Efesus, jangan hilang kasih mula-mula. Kalau hilang kasih mula-mula, Tuhan katakan “betapa dalamnya engkau jatuh”. Prakteknya apa kita sudah memiliki kasih mula-mula dari kayu salib? Sederhana, sudah seringkali kita dengar tinggal tingkatkan prakteknya.
a) Berdamai dengan Tuhan. Itu garis vertikal, tegak lurus ke atas. Dengan proses mengaku dosa kepada Tuhan dengan kejujuran, dengan kesadaran, dengan suatu penyesalan, setelah diampuni jangan diperbuat lagi. Ini masih agak mudah kita lakukan sebab tidak ada yang tahu, hanya kita dengan Tuhan. Tetapi kadangkala masih tidak bisa juga dilakukan.
b) Berdamai dengan sesama. Itu garis horizontal, mendatar. Prosesnya apa?
1) Mengaku dosa kepada sesama dengan penyesalan, dengan kesadaran, dengan kejujuran dan setelah mengaku jangan diperbuat lagi.
2) Mengampuni dosa orang lain dan melupakan. Kalau sekarang dosa kita saja tidak pernah kita akui, kasih apa itu! Mungkin dia berkorban untuk pekerjaan Tuhan, korban waktu, tenaga, harta, banyak dia korbankan untuk pekerjaan Tuhan, tetapi dosanya tidak pernah dia selesaikan, itu hanya kasih daging, itu hanya pamer! Sekarang ini banyak yang korban hanya untuk pamer, dibaca keluarga A 1 juta, keluarga B 1 juta, keluarga C 100 ribu, jadi kasih yang sesungguhnya bukan itu.
Kasih yang sebenarnya itu berdamai kepada Tuhan dan kepada sesama. Inilah yang disebut dengan bertobat. Sederhana, tinggal kita praktekan. Mengaku dosa itu sama dengan kita memegang tanduk-tanduk mezbah.
Waktu Daud sudah tua, Adonia mengangkat diri menjadi raja. Ternyata raja Daud mengangkat Salomo menjadi raja. Begitu dia mendengar Salomo sudah diangkat menjadi raja, dia lari dan masuk dalam Tabernakel, dia pegang tanduk-tanduk mezbah karena takut mau dihukum dan dibunuh. Salomo katakan “kalau dia bertindak kesatria sehelai rambutpun tidak akan jatuh dari kepalanya”. Jadi mengaku dosa itu sifat kesatria, berani berbuat berani mengaku!
I Raja-raja 1:50-52
1:50 Takutlah Adonia kepada Salomo, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah.
1:51 Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang."
1:52 Lalu kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambut pun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh."
Mengaku dosa itu sifat kesatria dan Tuhan tidak akan izinkan satu rambutpun jatuh dari kepala kita. Yang dia pegang adalah tanduk, tanduk itu bicara kekuatan. Jika kita mau mengaku dosa kita kepada Tuhan dan sesama, itu pengakuan tuntas, maka kita akan menerima kekuatan darah Yesus. Untuk apa kekuatan darah Yesus itu?
I Yohanes 1:7,9
1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Ada 2 kekuatan darah Yesus:
a) Darah Yesus yang adalah wujud kasih Allah menghapus dosa kita sampai tidak berbekas lagi. Seolah-olah kita tidak pernah berbuat dosa itu.
b) Menyucikan dari segala dosa, sama dengan mencabut akar dosa, sehingga kita tidak bisa berbuat dosa itu lagi. Misalkan dulu saya merokok dan minum. Sudah diselesaikan secara tuntas, saya akui kepada Tuhan, saya akui kepada sesama, sekarang cium baunya sudah tidak tahan.
Hasilnya sehelai rambut tidak akan jatuh. Artinya kita dipelihara, dilindungi, diperhatikan Tuhan, sekalipun kita tidak berdaya, hanya seperti sehelai rambut. Makanya raja Daud katakan berbahagialah orang yang diampuni dosanya karena kita betul-betul dalam pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Makanya kalau dosa sudah dihapus, isteri misalnya sudah mengaku pada suami, suami jangan ungkit-ungkit lagi, nanti berhadapan dengan kuasa darah Yesus. Rasanya kan tidak nyaman kalau diungkit-ungkit. Kalau mengungkit dosa yang sudah diselesaikan berarti membuka tutupan darah Yesus.
Kalau keras hati tidak mau mengaku dosa kepada Tuhan, kepada sesama, tidak mau mengampuni dan melupakan dosa orang lain, maka dosa itu akan ditulis di tanduk mezbah. Artinya dosa itu berkembang sampai permanent, tidak ada pengampunan lagi.
Yeremia 17:1
17:1 "Dosa Yehuda telah tertulis dengan pena besi, yang matanya dari intan, terukir pada loh hati mereka dan pada tanduk-tanduk mezbah mereka
2. Mezbah dupa emas, ini menunjukan doa penyembahan. Ini hubungan kasih kepada Tuhan, mata ketemu mata, tangan ketemu tangan, mulut ketemu mulut, ini hubungan hati ke hati dengan Tuhan.
Mengaku dosa itu kita meminta pengampunan dari Tuhan, maka dari kayu salib kita menerima kasih Allah. Tetapi kasih yang sudah kita terima itu harus ditingkatkan lewat doa penyembahan. Doa penyembahan itu bukan meminta tetapi memberi penyembahan, pengagungan, pujian hanya untuk Tuhan. Banyak menyembah hari-hari terakhir ini. Waktu Yesus diurapi perempuan berdosa perempuan itu tersungkur di kaki Yesus, Yesus katakan perempuan ini telah banyak berbuat kasih, itu penyembahan.
Penyembahan yang benar didorong oleh Firman pengajaran yang benar. Sebab itu jangan asal mendengar. Kalau pengajarannya benar maka penyembahannya benar. Kalau pengajarannya salah maka penyembahannya salah. Jadi penyembahan dan pengajaran itu berjalan searah.
Lukas 9:28-29
9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
Sekarang kita periksa, apakah kita sudah tekun dalam doa penyembahan dengan benar atau belum. Kalau doa penyembahannya benar menghasilkan keubahan hidup, mulai dari wajah sampai pakaian. Jadi tidak usah digembar-gemborkan, orang lihat sendiri ini penyembah yang benar atau bukan. Kalau gembala mengajarkan kepada jemaat dan memberikan contoh silahkan.
Apa yang diubahkan? Wajah dan pakaian. Wajah menunjukan keubahan hati dan panca indera.
a) Hati manusia cenderung jahat. Lewat baptisan air diubahkan dan dilanjutkan lewat doa penyembahan hati kita diubahkan menjadi hati yang suci yaitu tidak menyimpan dosanya sendiri, dosa kejahatan dan dosa kenajisan diakui semuanya. Juga tidak menyimpan dosa orang lain, ada kebencian, kepahitan, kejengkelan, dendam. Termasuk tidak ada lagi iri, kecewa dan putus asa, itulah hati yang diubahkan, hati yang suci. Yang bisa naik ke gunung penyembahan adalah orang yang murni hatinya.
Mazmur 24:3-4
24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Semua kita ada masalah. Anak kecil saja ada pergumulannya, waktu tumbuh gigi dia demam. Tetapi kalau kita diubahkan kita tidak kecewa, tidak putus asa, hatinya percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan.
b) Wajah juga menunjuk panca indera, telinga, mata, hidung, lidah, pipi semua ada di wajah. Panca indera diubahkan dimulai dari mulut. Kesalahan dari perbuatan masih bisa dihitung, tetapi kesalahan dari mulut tidak disadari, terlalu banyak! Mulut ini bagaikan racun, bagaikan dunia kejahatan, bagaikan api. Ini mau diubahkan dari perkataan-perkataan yang kotor, perkataaan sia-sia, perkataan dusta, menghujat, memfitnah dan lain sebagainya diubahkan menjadi lidah yang benar yang suka memperkatakan Firman.
Dia berdoa haleluya tetapi gosip, hujat, fitnah orang, tidak betul doa penyembahannya itu. Kalau ditanya pelayanannya tim doa, tetapi kalau tim doa berkumpul malah bergosip, jangan! Ayo lidah kita hanya untuk memperkatakan Firman, tidak ada dusta, berkata-kata yang membangun sesama sehingga sesama beroleh kasih karunia.
Efesus 4:29
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Supaya jangan banyak bergosip, banyak memfitnah orang, mari kita banyak menyembah, maka orang lain menerima kasih karunia. Apa artinya? Lewat perkataan kita orang lain bisa menerima Firman pengajaran yang benar. Firman pengajaran itu Firman kasih karunia, tidak semua orang menerima, hanya yang mendapat kasih karunia.
Kisah Para Rasul 20:32
20:32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.
Jadi dengan perkataan kita bisa menarik jiwa untuk menerima Firman pengajaran yang benar dan dipersiapkan menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Ini yang dimaksud bagian yang telah ditentukan dari orang yang telah ditentukannya, itulah Mempelai Wanita Tuhan. Sampai nanti kita tidak salah lagi dalam perkataan.
c) Pakaian diubahkan menjadi putih berkilau-kilau. Itu adalah perbuatan benar dan suci dari hati yang benar dan suci. Banyak orang kelihatan benar, tetapi tidak dari hati yang tidak suci. Itu hanya putih tok, tidak berkilau-kilau. Tuhan mau pakaian kita berkilau-kilau.
Markus 9:3
9:3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
Ada kebenaran dan kesucian yang dibuat-buat oleh manusia tetapi bukan berasal dari hati yang suci. Bisa kebenaran dan kesucian yang dibuat-buat di depan orang. Itu bagaikan mengelantang pakaian. Jangan sampai kesucian dan kebenaran yang ada pada kita itu palsu, hanya dibuat-buat oleh manusia supaya kelihatan di depan orang. Kalau orang tidak lihat perbuatannya tidak benar, tidak suci. Kalau dilihat gembala oh benar suci, bagaimana kalau gembala tidak lihat. Sama juga gembala, kalau jemaat lihat benar dan suci, kalau jemaat tidak lihat bagaimana. Perbuatan benar dan suci itu mulai dari dalam hati.
Kekuatan di dunia ini bisa membuat orang kelihatan benar dan suci tetapi palsu. Undang-undang bisa membuat orang kelihatan benar dan suci. Takut berbuat salah karena ada undang-undangnya. Ada undang-undang kekerasan dalam rumah tangga, ada komisi perlindungan ibu dan anak (KPIA). Di depan orang bisa kelihatan dia sayang isterinya, dia sayang anaknya, begitu tidak ada KPIA dia tempeleng lagi isterinya. Ada lagi hukum adat, tidak boleh begini, tidak boleh begitu, kelihatan benar dan suci. Itu semua mengelantang pakaian, tidak bisa putih berkilau seperti yang Yesus miliki. Hanya lewat doa penyembahan yang didorong oleh Firman pengajaran yang benar bisa menghasilkan perbuatan yang benar dan suci dari dalam hati yang suci. Itu sesuai selera Tuhan. Tentang pertobatan orang di luar Yesus tahu tentang pertobatan tetapi tanpa Yesus, tanpa pengajaran yang benar, tidak sesuai selera Tuhan. Yang Tuhan mau kesucian hasil Firman pengajaran yang benar dan hasil doa penyembahan.
Muara dari penyembahan yang benar terjadi perhimpunan orang banyak yang besar dengan satu suara penyembahan yaitu haleluya. Dan lihat penampilan Mempelai WanitaNya, pakaian putih berkilau-kilau.
Wahyu 19:6-8
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Ini muara dari penyembahan yang benar, kita tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan dengan pakaian putih berkilau-kilau menyambut kedatangan Yesus di awan-awan dengan satu suara penyembahan “haleluya”. Biarlah kita yang sudah menerima kasih dari kayu salib, kasih mula-mula, tingkatkan ada doa penyembahan. Apapun yang kita hadapi tetap tersungkur menyembah Tuhan, itu bukti kasih meningkat. Kadangkala ketika diberkati bisa menyembah. Tetapi waktu menderita tidak mau menyembah. Ada lagi yang waktu diberkati dia terlena, waktu susah menyembah sungguh-sungguh. Jadi menyembah ini harus dalam segala situasi kondisi tetap naikan doa penyembahan.
Contoh kehidupan yang meningkat kasihnya, ada doa penyembahan, bahkan ketika diperhadapkan pengalaman sengsara tetap tersungkur menyembah Tuhan, itulah Maria, saudara Martha dan Lazarus. Diperhadapkan dengan Lazarus yang mati, dia tetap tersungkur menyembah Tuhan.
Yohanes 11:5,32
11:5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.
11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Maria adalah gambaran kehidupan yang dikasihi Tuhan dan mengasihi Tuhan. Dia mengalami peningkatan kasih. Diizinkan menghadapi Lazarus yang mati dan busuk, tetapi dia bisa tersungkur menyembah Tuhan. Ini juga pelajaran bagi kita, mungkin kita sudah berupaya untuk mengaku dosa, mengampuni orang dan menyelesaikan dosa, menerima pengajaran, mau disucikan untuk meningkat dalam penyembahan, tetapi Tuhan izinkan ada kebusukan dalam hidup kita. Sikap kita ayo belajar seperti Maria tersungkur menyembah Tuhan. Banyak kebusukan yang kita hadapi, biarlah menghadapi itu kita mau tersungkur menyembah Tuhan, bukan mempersalahkan siapa-siapa.
Macam-macam kebusukan:
Ø Kebusukan dari diri sendiri yaitu dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Baik dosa yang kita sadari ataupun tidak sadar kita lakukan. Saat kita diperhadapkan dengan itu, saat dosa begitu kuat menguasai kita dan begitu sulit untuk terlepas, mari tersungkur menyembah Tuhan maka Tuhan akan bekerja memulihkan apa yang busuk. Sulit lepas dari dusta, ayo banyak menyembah. Belum bisa lepas, ayo puasa maka Tuhan akan bekerja memulihkan apa yang busuk dari kehidupan kita, melepaskan kita dari segala kebusukan dosa. Menyembah itu sama dengan percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan. Kita mau melepaskan dosa itu kita tidak mampu, yah sudah percayakan saja kepada Tuhan, nanti Tuhan yang lepaskan. Tuhan saya tidak mampu, tetapi saya rindu menyenangkan Engkau, sembah Tuhan dengan haleluya, nanti Tuhan yang lepaskan. Sama juga menghadapi penguasaan roh jahat, kita tidak mampu lepas, yah menyembah. Pengalaman saya mengusir orang yang dirasuk setan, kalau disuruh bilang Yesus, bisa dia sebut “Yesus”. Tetapi kalau disuruh menyebut haleluya susah sekali. Begitu dia bisa sebut “haleluya” dia terlepas.
Ø Kebusukan ekonomi.
Ø Kebusukan dalam pelayanan. Sudah melayani tetapi ada yang busuk dan tidak berkenan, yah tinggal menyembah.
Ø Kebusukan dalam nikah dan buah nikah. Suami isteri sembunyi kelakuan anak jangan sampai orang lain tahu. Bisa disembunyikan kebusukannya, tetapi orang akan tahu, nanti suatu saat tercium. Mau berbuat apa lagi sudah tidak tahu, yah tinggal menyembah. Segala kebusukan kita Tuhan mampu pulihkan semuanya. Busuk itu berarti daging sudah menganga, sudah hancur.
Lewat penyembahan dengan hancur hati, membuat Yesus menangis. Yesus turut merasakan segala penderitaan dan kebusukan kita. Dan Dia tergerak dengan belas kasihan untuk memulihkan semua yang busuk dalam kehidupan kita.
Yohanes 11:33-35
11:33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
11:35 Maka menangislah Yesus.
Banyak menangis, menyembah dengan hancur hati. Kadangkala kita menyembah kering-kering, biasa saja. Tuhan lihat tidak mau hancur hati, diizinkan terjadi kebusukan, kebusukan nikah, kebusukan ekonomi, kebusukan pelayanan, baru bisa menangis. Kita menyembah dengan hancur hati dan Tuhanpun menangis, turut merasakan segala penderitaan kita dan Dia mampu memulihkannya menjadikan semua baik, sampai sungguh amat baik. Ayo hati percaya saja, mempercayakan hidup kepada Tuhan. Mau buat apa lagi sudah tidak bisa, tinggal percaya kepada Yesus, menyembah Tuhan. Dia lihat air mata kita, Dia turut merasakan penderitaan kita.
Ibrani 4:14-16
4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Kebusukan apa yang kita hadapi? Siapa tahu siang ini giliran kita dipulihkan Tuhan. Tersungkur menyembah Tuhan, percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan. Kalau belum ditolong, mari kita periksa hidup kita, mungkin masih ada dosa yang disembunyikan, mezbah korban bakarannya belum ada. Ayo mari kita selesaikan dosa dan tingkatkan penyembahan dengan dorongan Firman pengajaran.
3. 2 loh batu menunjukan kasih sudah sempurna, sudah permanen. Loh batu pertama 4 hukum kasih kepada Tuhan, loh batu kedua 6 hukum kasih kepada sesama. Biar kita tingkat kasih kita, menyembah itu memberi kepada Tuhan dan sesama. Tingkatkan sampai memiliki 2 loh batu, kasih yang sempurna, kasih yang permanen. Mulai dari sekarang sudah ada tanda-tanda kesempurnaan, mulai sekarang 2 loh batu itu sudah harus ada dalam kehidupan kita. Itu isi dari tabut perjanjian, tabut perjanjian menunjuk Mempelai Wanita Tuhan, harus ada 2 loh batu.
Praktek memiliki kasih yang sempurna:
a) Markus 12:29-30
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Praktek pertama mengasihi Tuhan dengan segenap tubuh, jiwa, roh kita. Kadangkala kita baru separuh-separuh jujur, harus kita mengakui. Kita berupaya mengasihi Tuhan dengan segenap tubuh, jiwa dan roh kita, lewat praktek:
1) Mengutamakan perkara rohani dari pada segala aktivitas di dunia. Apalagi kami hamba Tuhan yang 100% melayani Tuhan, koq malah jemaat lebih mengutamakan perkara yang rohani dari pada hamba Tuhan. Banyak terjadi demikian, jemaat diajar setia beribadah melayani, sementara gembalanya jalan-jalan. Mulai dari kami hamba Tuhan, saya nomor satu sebagai gembala, harus mengutamakan perkara rohani lebih dari aktivitas apapun di dunia ini. Tugas saya pelayanan Firman dan berdoa. Ada jemaat butuh didoakan yah berdoa. Perkara rohani harus diutamakan.
2) Taat kepada Firman sampai daging tidak bersuara lagi. Kadang kita taat masih ada suara dagingnya, mari kita semua belajar. Termasuk saya juga, bukan berarti saya sudah sempurna. Kalau saya sudah sempurna berarti saya sudah diangkat. Masih berupaya terus taat sampai daging ini tidak bersuara lagi.
Kita lihat korbanNya di kayu salib, mulai dari di taman Getsemani betapa hancur hatinya didatangi oleh Yudas, murid-murid lari meninggalkan Dia. Di halaman Imam Besar Kayafas, Petrus menyangkaliNya. Yang sebelumnya Petrus kelihatan paling hebat “biar semua tergoncang imannya, aku tidak, aku rela mati untuk Engkau” padahal baru ditanya hamba perempuan dia sudah menyangkal Yesus. Di hadapan Pilatus, orang banyak yang beberapa hari lalu berseru “hosana, hosana bagi Anak Daud” sekarang berubah “salibkan Dia, salibkan Dia!”. Sampai mati di kayu salib masih diolok-olok. Itulah kasihNya yang besar, yang tidak terbilang bagi kita. Mari kita juga mempersembahkan kasih yang tidak terbilang bagi Tuhan. Tidak usah hitung-hitungan dengan Tuhan. Coba kalau Tuhan hitung-hitungan pada kita! Mari taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara.
b) Markus 12:31
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Praktek kedua mengasihi sesama seperti diri sendiri. Memang tidak semudah membalik telapak tangan tetapi kita berupaya, ada niat, nanti Tuhan yang beri kemampuan kepada kita. Bagaimana praktek mengasihi sesama seperti diri sendiri? Apa yang kita ingin sesama lakukan kepada kita ayo lakukanlah kepada sesama. Kita tidak mau digosipkan yah jangan gosipkan sesama. Kita tidak mau dirugikan yah jangan rugikan sesama. Mau isteri perhatian pada suami, suami perhatianlah kepada isteri. Sampai nanti bisa mengasihi orang yang memusuhi kita. Biarlah menjadi pengalaman kita masing-masing. Ayo mengasihi musuh mulai dari mendoakan yang baik. Itu betul-betul perobekan daging, kita disakiti tetapi kita doakan, tetapi harus. Ayo doakan supaya Tuhan ampuni, Tuhan berkati, doakan yang baik.
Matius 5:43-45
5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Teladannya adalah Yesus. Di kayu salib Yesus dihujat, dihina, dianiaya. Yesus katakan Bapa ampunilah mereka, mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Yesus adalah teladan yang sempurna. Di depan kita ada perjamuan suci, wujud kasih Tuhan, bagaimana Dia mengasihi semua orang yang baik maupun yang jahat, tinggal mau menerima atau tidak. Mengapa ada orang yang binasa? Karena dia tidak mau menerima kasih Tuhan. Kalau dia mau menerima tidak akan binasa. Tujuan kita makan perjamuan suci supaya memiliki kasih yang sempurna, bukan hanya sekedar makan. Saat angkat perjamuan suci ingat tadi isteri barusan membantah, suami barusan tempeleng isteri, tetapi kita renungkan Yesus lebih menderita dari aku, sehingga kita bisa mendoakan yang baik. Biasa disuruh taruh tangan di dada lalu doakan suami, isteri, saudara, kakak, adik, doakan sesama yang menyakiti kita, itulah perjamuan suci.
Kalau kasih yang kita terima dari kayu salib kita pelihara dan tingkatkan sampai sempurna maka ada hasil yang luar biasa:
Markus 12:34
12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
1. Hasil pertama adalah bijaksana, sama dengan memiliki hikmat Tuhan. Ini sudah lebih dari cukup untuk memelihara hidup kita sekarang sampai di zaman antikristus. Ijazah, kekayaan, kedudukan, mungkin bisa memelihara sekarang, tetapi di zaman antikristus tidak bisa! Tetapi orang yang memiliki hikmat Tuhan, yang memelihara dan meningkatkan kasih, dia terpelihara sampai di zaman antikristus.
Wahyu 13:16-18
13:16 Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
13:17 dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
13:18 Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Kalau punya hikmat kita dipelihara oleh Tuhan, bahkan ada jaminan keberhasilan di tengah-tengah dunia ini.
Pengkhotbah 7:12
7:12 Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.
Beruntunglah kita yang memiliki hikmat. Beruntunglah kita yang mau mengasihi Tuhan, mau mengasihi sesama sampai mengasihi orang yang memusuhi kita. Beruntung kita punya hikmat, dipelihara dan dilindungi Tuhan sampai di zaman antikristus. Kekayaan tidak bisa memelihara sampai di zaman antikristus. Jangan ragu dengan Tuhan, peliharalah kasih dari kayu salib ini sampai kita memiliki kasih yang sempurna.
2. Hasil kedua kita tidak jauh dari kerajaan sorga. Artinya kita memang hidup di dunia ini tetapi bersuasana kerajaan sorga yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun. Wabah covid dan sebagainya tidak bisa mempengaruhi kebahagiaan sorga ini. Sampai kematianpun tidak bisa mempengaruhi kebahagiaan sorga. Alkitab katakan berbahagialah orang yang mati di dalam Tuhan. Sampai nanti kita masuk kerajaan sorga bahagia selamanya bersama dengan Tuhan. Ini bukan bahasa muluk-muluk tetapi akan menjadi kenyataan bagi kehidupan yang memelihara kasih itu sampai sempurna.
3. Tidak ada lagi pertanyaan. Artinya segala persoalan diselesaikan oleh Tuhan pada waktunya. Kaum muda tidak ada pertanyaan lagi “bagaimana masa depanku” tinggal pelihara kasih saja pasti ada masa depan. Bagaimana jodohku? Kalau kita pelihara kasih, Tuhan kasih yang terbaik. Tuhan lihat sekarang saja tidak punya kasih, bagaimana mau menikah.
Semua keadaan kita bisa dipulihkan Tuhan, ada hikmat, ada kebahagiaan sorga, semua masalah diselesaikan oleh Tuhan lewat kasih dari kayu salib. Di depan kita ada perjamuan suci, kasih yang sempurna, kasih yang luar biasa yang tidak terbilang, itu Tuhan mau berikan kepada kita. Sekarang kita juga mau memberikan kasih yang tidak terbilang kepada Tuhan. Kasihi Tuhan dengan tubuh, jiwa dan roh kita, kasihi sesama, sampai mengasihi orang yang memusuhi kita.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar