20241005

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 5 Oktober 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 12:26-27

12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

 

Dalam ayat 20 27 orang-orang Yunani ingin bertemu Yesus, kemudian Yesus menjawab dengan menunjukan kematiannya. Jadi untuk bisa bertemu dengan Yesus kita harus mengalami pengalaman kematian bersama Yesus. Untuk bisa bertemu bahkan menyatu dengan Yesus maka kita bangsa kafir harus mengikut jejak Yesus. Pengikutan yang benar terhadap Yesus digambarkan dengan di mana Yesus berada di situ pelayanNya berada = pengikutan tubuh terhadap kepala.

 

Ada 3 penampilan Yesus sebagai kepala:

1.      Yohanes 10:3-4

10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

 

Yesus tampil sebagai Gembala yang baik atau Gembala Agung. Sebagai Gembala Agung, Yesus akan memberikan kepada kita mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu pada saat Dia datang kembali.

I Petrus 5:4

5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

 

Praktek mengikut Yesus sebagai Gembala Agung:

a)      Tidak layu di dalam penggembalaan. Mungkin usia semakin bertambah, kekuatan fisik semakin berkurang. Tetapi kita tidak pernah layu, tidak pernah kendor dalam penggembalaan. Apalagi yang masih muda, jangan layu sebelum berkembang, ayo semangat! Yang tua tidak layu, yang muda koq layu. Dalam 3 macam ibadah pokok, mari kita tekuni itu. Menghadapi jarak yang jauh, menghadapi tantangan dihalangi oleh manusia, tetapi kita tidak layu. Terutama dalam hal mendengar Firman penggembalaan, jangan layu, semangat mendengar Firman penggembalaan.

 

b)      Yohanes 10:11

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

 

Mengikut itu meneladani. Yesus Gembala baik berkorban nyawa bagi domba-domba, kita teladani itu. Jadi praktek kedua adalah rela berkorban apapun untuk tergembala. Korban waktu, tenaga, harta, pikiran, perasaan, sampai berkorban seluruh hidup untuk bisa tergembala. Yang beribadah secara virtual juga korban perasaan, dihina-hina, apa kamu menyembah yutub, memangnya tidak ada gereja di sini dan hinaan yang lain lagi.

 

Mari kita berkorban apapun untuk bisa tergembala. Sebab kalau kita tidak tergembala, keadaan rohani kita menjadi liar, sulit dikekang dagingnya, sulit dikontrol perkataan dan perbuatannya.

Amsal 29:18

29:18 Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

 

Pengertian tidak tergembala ini dibagi 2:

1)      Tidak mau bertekun dalam ibadah, tidak masuk kandang. Memang dagingnya enak, bebas dagingnya, tetapi berbahaya, ada serigala dan singa yang selalu mengintai, sebentar lagi diterkam oleh setan.

 

2)      Tidak mau makan Firman, tidak peduli dengan Wahyu = tidak peduli dengan pembukaan rahasia Firman. Tidak peduli pada pembukaan rahasia Firman dibagi 2 lagi:

Ø  Gembala tidak ada pergumulan untuk mencari pembukaan rahasia Firman, makanya jemaat menjadi liar. Tetapi begitu jemaat menjadi liar malah gembala marah-marah ‘pemberontak, tidak taat!’ padahal tidak ada pembukaan rahasia Firman. Bisa khotbah tetapi tidak ada kuasanya karena tidak dipraktekan, sama saja tidak ada pembukaan Firman. Sekarang banyak khotbah bisa diambil dari internet, tinggal disampaikan. Tetapi apakah dia praktekan, apakah dia gumuli. Kalau tidak makanya jemaat jadi liar.

Ø  Kesalahan kedua dari jemaat, sudah ada pembukaan rahasia Firman tetapi tidak ditanggapi, tidak diresponi dengan baik makanya jadi liar.

 

Kalau sudah jadi liar nanti jadi hewan yang akan ditangkap lalu dibunuh.

II Petrus 2:12

2:12 Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar,

 

Liar itu mulai dari mulutnya, mulai menggosip, memfitnah, menghasut sampai menghujat, yang salah dibilang benar, yang benar dibilang salah. Kalau liar hanya untuk ditangkap setan dan dibunuh, masuk aniaya antikristus dan binasa. Sebaliknya kalau kita tergembala, kita ada di tangan Yesus Gembala Agung. Semua kita dapatkan di tangan Yesus Gembala Agung. Ada jaminan kepastian untuk hidup sekarang, masa depan sampai hidup yang kekal serta ada jaminan kemenangan.

Yohanes 10:27-28

10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,

10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

 

Tidak ada yang bisa merebut ini jaminan kemenangan, jaminan perlindungan. Jaminan pemeliharaan hidup juga ada. Hidup kekal saja Tuhan berikan, masa untuk hidup sehari-hari tidak bisa Tuhan berikan.

 

Biarlah kita mau mengikuti Yesus sebagai kepala, kita tergembala dengan benar dan baik. Jangan layu dalam penggembalaan, dalam 3 macam ibadah pokok, jangan bosan dalam makan Firman. Juga rela berkorban apapun untuk bisa tergembala.

 

2.      Wahyu 19:6-7

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Yesus Raja segala raja. Praktek mengikut Yesus Raja segala raja:

a)      Wahyu 19:11

19:11 Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

 

Prakteknya adalah beribadah melayani Tuhan dengan setia dan benar. Setia saja tidak cukup, harus benar. Apa itu benar? Artinya melayani sesuai jabatan pelayannya. Sebagai gembala jabatannya khotbah, tetapi kadang-kadang masih main musik juga. Benar itu sesuai Firman, jangan asal melayani. Melayani sesuai Firman, sesuai kehendak Tuhan, bukan kehendak maunya kita sendiri. Kalau melayani yah melayani, kalau tidak yah tidak, jangan begitu! Harus setia dan benar. Setia mengerjakan pelayanannya dengan tanggung jawab, benar sesuai Firman, itu bagaikan kita melayani dengan berikat pinggang.

Yesaya 11:5

11:5 Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.

 

Pelayanan seperti ini bagaikan memberi makan dan minum Tuhan, pelayanan yang memuaskan Tuhan. Ayo beri makan Yesus dengan melayani setia dan benar. Kalau kita memuaskan Yesus, maka Yesus juga akan memuaskan kita, sehingga kita tidak perlu mencari kepuasan di dunia, apalagi mencari kepuasan lewat berbuat dosa, karena kita sudah puas dengan Tuhan.

 

Lukas 17:7-8

17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!

17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

 

Ini pelayanan yang berkenan kepada Tuhan, memberi makan minum Tuhan, memuaskan Tuhan maka Tuhan juga akan memuaskan kita. Melayani dengan setia dan benar =  siap sedia menyambut kedatangan Yesus. Kita tidak tahu kapan Yesus datang, kedatanganNya seperti pencuri. Makanya disebut hendaklah pelitamu bercahaya, ikatlah pinggangmu.

Lukas 12:35-37

12:35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.

12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.

12:37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.

 

Tuhan dipuaskan, kita juga akan dipuaskan. Bayangkan, Tuhan sendiri mengikat pinggangNya untuk mempersilahkan kita makan. Tuhan juga melayani kita, buktinya sekarang ini ada pembukaan rahasia Firman, Tuhan mempersilahkan kita makan.

 

b)      Mazmur 20:10

20:10 Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru!

 

Praktek kedua selalu berkemenangan. Tantangan memang selalu ada, bahkan semakin berat tantangan yang kita hadapi dalam beribadah melayani Tuhan, tetapi kita mengikut Yesus Raja segala raja, jadi kita harus menang dari segala tantangan. Kita mau beribadah, ada manusia yang mau menghalangi, kita harus menang! Terutama menang atas setan tritunggal sumbernya dosa, sumbernya air mata. Jangan kalah, maju sebagai pemenangan.

 

Kita ini manusia daging, menghadapi setan bagaimana bisa menang? Teladani Yesus. Yesus bisa menang karena taat sampai mati di kayu salib.

Filipi 2:9-10

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

 

Untuk bisa menang taat pada Firman sampai daging tidak bersuara. Mungkin ketika kita taat pada Firman sengsaranya semakin berat, orang bilangi kapok dia, tetapi sebenarnya kita menang. Orang yang melihat kita, secara jasmani bagaikan dikutuk, hancur hidupnya. Seperti Yesus mati di kayu salib, mati terkutuk. Padahal kita menang, kita mengalami kuasa nama Yesus untuk menang, kita bisa menang dari segala persoalan, dari tantangan apapun.

 

Jadi kalau digabungkan, praktek mengikut Yesus Raja segala raja, kita setia, benar dan taat.

 

3.      Wahyu 19:7

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Yesus adalah Mempelai Pria Sorga. Bagaimana praktek mengikut Yesus Mempelai Pria Sorga? Tadi dikatakan penggantinya siap sedia. Harus siap sedia menyambut kedatangan Yesus. Coba kalau orang mau menikah, kalau sudah ditentukan menikahnya tanggal sekian, jam sekian, sudah harus siap sedia. Periksa diri kita masing-masing, Yesus sudah mau datang, apakah kita sudah siap atau belum. Yesus tidak akan menangguhkan kedatangannya, kalau siap kita bisa menyambut Dia, kalau tidak siap maka orang itu masuk aniaya antikristus. Bagaimana kesiapan kita?

Wahyu 19:7-8

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

 

Ini bukti kesiapan yaitu memiliki pakaian putih berkilau-kilauan. Artinya ada keubahan hidup dari dalam dan luar. Kilauan itu dari dalam. Periksa diri kita sudah berubah atau belum. Hidup lama sudah berubah atau masih dibawa-bawa. Tali pusar sudah dipotong atau masih dibawa-bawa.

 

Proses mengalami keubahan hidup, punya pakaian putih berkilau-kilau:

a)      Wahyu 7:13-14

7:13 Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"

7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

 

Mencuci jubah di dalam darah. Artinya rela menerima percikan darah, sengsara daging tanpa dosa. Harus sampai kita rela, kadang kita sudah sengsara tetapi tidak rela. Ada macam-macam bentuk sengsara karena ibadah, karena pengajaran yang benar, bisa dibenci, dikucilkan, difitnah, diperlakukan tidak adil atau bahkan sengsara dalam bentuk fisik seperti yang dialami oleh rasul-rasul dan gereja mula-mula. Tetapi kita rela menerima, itu bagaikan jubah dicuci dalam darah Anak Domba. Dari pengalaman sengsara ini, kita mengalami pembaharuan batin, pembaharuan hati!

II Korintus 4:16-18

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Hati kita dibaharui, kita memiliki hati yang kuat dan teguh = hati yang tabah.

II Korintus 5:6,8

5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,

5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

 

Hati yang tabah, kuat dan teguh hati. Apapun sengsaranya, tidak tawar hati, tidak kecewa, tidak putus asa, tidak meninggalkan Tuhan, tetap percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan. Tetap pegang teguh pengajaran yang benar, tetap beribadah melayani Tuhan dengan berkobar-kobar sampai garis akhir, tetap mempertahankan kesucian hidup. Dirongrong dengan ancaman, tantangan, godaan dosa, kita tetap kuat teguh hati. Kaum muda perhatikan, masa muda itu masa kuatnya daging, biarlah selalu siap sedia menyambut kedatangan Yesus. Kapanpun Tuhan datang kita selalu siap sedia, Tuhan mendapati kita sebagai kehidupan yang kuat dan teguh hati.

Mazmur 27:14

27:14 Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

 

Raja Daud selalu berkata kuat teguh hati, Yosua juga dikatakan kuat teguh hati, Salomo juga kuat teguh hati, Yoab menguatkan prajurit-prajuritnya dengan perkataan kuat teguh hati, raja Hizkia juga begitu. Menghadapi segala tantangan ayo kuat teguh hati. Jangan loyo, jangan layu dalam penggembalaan, setia benar melayani Tuhan sampai garis akhir, tetap taat, kemudian siap sedia, rela menerima percikan darah, mengalami keubahan hidup.

 

b)      Tekuni doa penyembahan.

Lukas 9:28-29

9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.

9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.

 

Jadi ketika kita mengalami percikan darah, mengalami sengsara daging tanpa dosa, itu saat yang paling tepat untuk menyembah Tuhan, kita berhubungan secara pribadi dengan Tuhan. Lewat doa penyembahan kita bisa kuat, kita mengalami keubahan hidup sampai sama mulia dengan Yesus. Orang yang buta sejak lahir, setelah dicelikan Yesus lalu dia bersaksi malah dia diusir dari Bait Allah. Setelah dia diusir dari Bait Allah, dia ditinggal sendiri, dia bisa bertemu dengan Yesus, dia berkata-kata dengan Yesus, memandang Yesus, menyembah Yesus. Saat semua sudah tinggalkan kita, tidak peduli, ada Yesus yang selalu peduli. Sembah Dia, serahkan semua kepada Tuhan.

 

Contoh dalam Alkitab adalah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka mengalami sengsara karena ibadah, karena pengajaran, karena penyembahan. Mereka dipaksa menyembah patung, mereka tidak mau. Penyembahan palsu itu didorong pengajaran palsu, itu sifatnya memaksa. Pemaksaan ibadah palsu nanti akan lebih hebat, akan dilakukan oleh pemerintah dunia. Kalau sekarang kita hanya menghadapi golongan-golongan tertentu yang memaksakan. Biasanya secara pribadi dipaksa, awas kalau kamu tidak ikut, nanti mati tidak ada yang kubur. Tidak mungkin! Siapa yang mau biarkan jenazah berbau busuk. Kalau kamu ikut pengajaran nanti tidak dapat warisan, diancam, dipaksa. Itu baru pribadi yang mengancam, nanti pemerintah yang mengancam harus ikut, sampai nanti antikristus berkuasa.

 

Tetapi Sadrakh, Mesakh dan Abednego tidak peduli ancamannya, tetap menyembah Tuhan, tetap pegang teguh pengajaran yang benar.

Daniel 3:16-18

3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.

3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;

3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

 

Sebagai akibatnya mereka mempertahankan ibadah dan penyembahan yang benar, api itu dipanaskan 7 kali lipat.

Daniel 3:19

3:19 Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa.

 

Ini yang kita hadapi, untuk pegang pengajaran yang benar, pegang ibadah pelayanan yang benar, pegang penyembahan yang benar, kita akan menghadapi api yang dipanaskan 7 kali lipat. Artinya kita menghadapi kebencian yang sempurna. Entah dari dunia atau dari sesama orang Kristen yang duniawi. Kita menghadapi tantangan yang semakin hebat. Di sini diuji kesetiaan kita, kebenaran kita diuji. Kalau kita tegas, tetap benar, tetap setia dan taat, maka semakin dibenci, tetapi Tuhan Yesus menyertai lewat Roh Kudus.

Daniel 3:24-26

3:24 Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"

3:25 Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"

3:26 Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu.

 

Kegunaan Roh Kudus:

1)      Roh Kudus menguatkan dan menghibur kita. Orang melihat kasihan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, mereka kehilangan masa depan di mata manusia. Mereka sudah diangkat jadi pejabat di istana Nebukadnezar, karena mereka anak muda yang cerdas yang dipilih dari antara orang buangan. Kelihatan kehilangan masa depan, tetapi Roh Kudus menguatkan dan menghibur. Mungkin kehilangan kesempatan bekerja di tempat terkenal karena ibadah, karena pengajaran, jangan stress. Biar Roh Kudus menguatkan dan menghibur kehidupan kita sekalian.

 

2)      Roh Kudus menolong menyelesaikan segala masalah. Mereka dalam api tetap tidak terbakar. Artinya Roh Kudus menyelesaikan masalah sampai masalah yang mustahil. Sedangkan prajurit yang kuat yang mengangkat mereka, tidak masuk dalam dapur api, hanya kena panasnya saja sudah mati! Mereka masuk di dalam api tetapi tidak terbakar, bajunyapun tidak terbakar, bahkan tidak ada bau gosong sama sekali. Mungkin karena ibadah, karena pelayanan kita diperhadapkan dengan masalah yang mustahil, ada Roh Kudus yang menolong menyelesaikan semuanya.

 

3)      Roh Kudus menjadikan kita sebagai kesaksian.

Daniel 3:28

3:28 Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.

 

Orang yang tidak kenal Tuhan, melihat kita bisa memuliakan Tuhan. Nebukadnezar tidak kenal Tuhan tetapi memuliakan Tuhan. Orang yang menekan kita, memusuhi kita justru bisa melihat kesaksian hidup dari kita. Ingat juga Yesus, waktu Yesus sudah mati di kayu salib, pemimpin pasukan yang memimpin eksekusinya Yesus malah melihat kesaksian dan berkata ‘sungguh Dia ini orang benar’ dia memuliakan Tuhan. Mungkin kita disalah-salahkan sampai akhirnya sudah dipecat bosnya, tetapi akhirnya nanti menjadi kesaksian, bosnya bisa melihat dia sebenarnya yang benar. Jadi tidak usah takut, kita justru menjadi kesaksian. Saat memprihatinkan hidup kita di mata manusia, justru saat itu Tuhan malah memakai kita untuk menjadi saksinya Tuhan.

 

4)      Daniel 3:30

3:30 Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.

 

Roh Kudus meninggikan kita. Dulu Sadrakh, Mesakh dan Abednego mendapat kedudukan tinggi di kerajaan Babel. Sekarang kepada kita, Roh Kudus meninggikan kita secara jasmani, dari kegagalan-kegagalan mampu diangkat. Roh Kudus itu perpanjangan tangan Tuhan yang mengangkat dan meninggikan kita secara jasmani. Di mata manusia kita sudah direndahkan, tetapi Roh Kudus mengangkat dan meninggikan kita pada waktunya. Secara rohani kita juga ditinggikan, semakin disucikan semakin dipakai oleh Tuhan. Sampai nanti diubahkan sempurna, ditinggikan di awan-awan, menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga, masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Kita memperoleh keadilan kekal. Orang yang menindas dan menekan kita kalau tidak bertobat, dia dianiaya oleh antikristus, menerima penghukuman Tuhan. Berseru dengan seruan masing-masing bahasa. Tetapi kita di awan-awan dari seluruh bangsa di dunia ini berseru satu kata haleluya, menyambut Yesus Raja segala raja. Yesus sudah mau datang, Dia Mempelai Pria Sorga, kita ikuti Dia, siap sedialah selalu.

 

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar