Wahyu 12:1-2
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
Ibadah itu ada banyak pengertian-pengertiannya. Ada yang disebut bagaikan tanah liat di tanah penjunan, demikian jugalah kita. Kita datang kepada Penjunan, kita bagaikan tanah liat. Ini memang bukan pekerjaan yang mudah, tanah itu harus dibuat lembek, kemudian yang keras yang mengganggu seperti batu, kerikil harus di keluarkan. Setelah itu dipelarikan dibuatlah demikian rupa, itupun harus diputar, setelah itu dijemur, sesudah itu dimasukan dalam tungku. Dari dalam tungku dikeluarkan setelah matang, kemudian digosok dengan lilin untuk menutupi semua pori-porinya, lalu dijemur kembali, itulah prosesnya.
Kala kita paham begitulah kita diibaratkan dalam Alkitab, kita ada di pelarikan di tangan penjunan. Maka untuk menjadi vas yang indah itu tidak bisa kita elakan. Mau kemanapun kita pergi, kalau anda merindukan menjadi alat yang mulia bagi Mempelai Laki-laki sorga, kita harus ada di pelarikan. Segala yang tidak berkenan dan mengganggu, yang bisa membuat retak dan sebagainya, itu ditangani oleh Sang Penjunan.
Dalam kitab Zakharia disebutkan kita ini bagaikan besi yang masih dalam bentuk tidak karu-karuan lalu dibawa kepada si pandai besi. Di situ pasti dipukul, dibakar, dipukul, dibakar sampai menjadi pedang atau perkakas yang indah di rumah Tuhan. Hal itu tidak bisa kita elakan. Mau lari ke mana, kalau saudara tidak mau dipelarikan maka ada pandai besi. Kalau tetap tidak mau maka ada nanti algojo yang mengerjakan kehidupan kita yaitu antikristus.
Tujuan ibadah kita adalah Wahyu 12:1-2. Mau ke sana tidak ada cara lain. Saya berikan 2 gambaran tadi. Bagaimanapun saya dan saudara harus terima. Kecuali ibadah itu hanya sebatas upacara, itu enak. Tetapi kalau hamba Tuhan di situ paham apa tujuan ibadah, Tuhan berikan pemahaman dan itu dia sajikan kepada kita demi terwujudnya mempelai wanita Tuhan, maka kita harus terima. Kecuali saudara beribadah seperti upacara dan hamba Tuhan di sana tidak mengerti membawa saudara dalam rencana Tuhan, saudara rasa aman saja. Tetapi hanya untuk seketika, nanti dalam 3,5 tahun aniaya saudara tidak aman. Inilah tujuan kita. Olehnya bagaimanapun itu kita harus menerima sengsara itu. Untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan kita harus mengalami sengsara, seperti besi dan tanah tadi harus melalui sengsara. Kalau itu tidak bisa kita terima maka ada sengsara yang lebih berat yang tidak bisa ditolak oleh siapapun. Ini ada dalam pemikiran saya untuk kita tidak ada dalam masa yang mengerikan itu, makanya kita harus rela menerima ini.
Yesaya 38:17
38:17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.
Ini bukan untuk mempermalukan dan menghancurkan saya dan saudara, justru untuk keselamatanmu! Kadang kita baru disentil sedikit kita sudah ngamuk luar biasa, rasanya kita mau lari tinggalkan tempat di mana pelarikan tadi. Rasanya kita mau lari dari peleburan besi itu. Berarti kita tidak akan meraih keselamatan. Keselamatan yang dimaksud adalah keselamatan penyingkiran gereja. Ini bukan untuk menghancurkan Yesaya, menghancurkan saya dan bapak, ibu, kekasih yang diberkati Tuhan. Keluarga besar Kristus Penebus yang berada di manapun, Tuhan tidak bermaksud menghancurkan saudara. Pengirik itu bukan untuk menghancurkan tetapi Tuhan tahu kapan pengirikan itu dihentikan yaitu jika irikan itu sudah bersih.
Tidakkah kita bersyukur kita diselamatkan dari lubang kebinasaan. Jika kita melihat lubang kebinasaan, ada air yang berputar dan sedikit lagi kita masuk di sana, disedot ke bawah sehingga mati, tetapi segera tangan Tuhan mengangkat kita, itu bukan untuk membuat kita harus kecewa! Kenapa kita harus kecewa kemudian bereaksi luar biasa? Jadi sengsara itu bukan untuk membuat kita menderita, tetapi justru berakhir membuat Tuhan melempar dosa kita jauh. Dari pada kita dilempar bersama dosa ke tempat kebinasaan, lebih baik dosa itu yang dipisahkan dari kita. Berarti penyucian yang terjadi.
Makanya saya seringkali berkata kasihan kalau ada kehidupan yang berkata “saya tidak sanggup diperlakukan seperti ini!”. Kasihan orang itu tidak sadar hidupnya ada dalam lubang kebinasaan. Sebenarnya sengsara bukan untuk mencelakakan kita di sini. Wanita dalam wahyu pasal 12 itu sengsara tetapi bukan untuk mencelakakan dia. Inilah gereja Tuhan, umat Tuhan, ini tujuan kita beribadah, tujuan pelayananku. Kemurahan Tuhan kalau Tuhan berikan pemahaman seperti ini sehingga ibadah digelar bukan hanya sebatas upacara.
Jika bapak, ibu, saudara paham, apapun yang saudara hadapi, baik itu Firman Tuhan atau saya menegur langsung, terima sebab itu bukan untuk mencelakakan saudara. Saya tidak punya tujuan ke situ. Apalagi saya sudah ada dalam usia lanjut bahasa saya sudah terbata-bata dan saya sudah tidak tahu apa yang saya katakan. Kadang saya katakan “Tuhan ambe jo saya”. Kalau bahasa itu muncul saya menoleh ke belakang dan melihat banyak jiwa di belakangku maka saya minta ampun kepada Tuhan. Ada nyanyian yang selalu saya nyanyikan dalam hati “ku mau melayani Tuhan”. Dalam nyanyian itu dikatakan walaupun iblis katakan tiada, aku tetap percaya Yesus ada.
Dalam sekolah Alkitab ketika saya mengajar di tanah toraja, nyanyian yang selalu saya nyanyikan adalah “Selama hamba masih bernafas, saya kerja jadi pekerja Hu. Jikalau nyawaku terlepas, ku memandang wajah Tuhanku”. Makanya jemaat pahamlah, tidak ada motivasiku untuk mencelakakan saudara.
Yesaya 38:17
38:17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.
Begitu saudara dibawa dalam suasana ada penderitaan, itu adalah proses keselamatan kita, itu proses membangun sifat tabiat Ilahi dalam diri kita dan sifat tabiat daging digusur dari kehidupan kita. Bayangkan, Tuhan mencegah jiwaku dari lubang kebinasaan dan melempar jauh segala dosa kita. Ini bukan dikerjakan dengan enteng-enteng, Tuhan tidak kerjakan dengan begitu mudah saja, ada derita sengsara yang Yesus alami dan sudah banyak kita baca ayatnya.
Ayub 36:15
36:15 Dengan sengsara Ia menyelamatkan orang sengsara, dengan penindasan Ia membuka telinga mereka.
Jadi untuk mengangkat kita dari lubang kebinasaan, itu bukan pekerjaan mudah. Berat pergumulanNya! Oleh sebab jerih payahNya ini maka Dia mendapat upah yaitu Mempelai Wanita Tuhan. Apakah kita tidak mau mengisi jerih payah Tuhan untuk memenuhi apa yang sudah Dia kerjakan dengan jerih payahNya. Apakah saudara tidak berpikir “kiranya saya masuk dalam upah jerih payahNya ini”.
Jika ada hamba sudah saatnya dia dibebaskan oleh tuannya karena sudah masuk pada tahun Yobel atau tahun ketujuh yaitu tahun penghapusan hutang, lalu dia tidak mau keluar karena senang dengan tuannya walaupun tuannya sudah katakan “kamu sudah bebas”, maka tuannya harus bawa ke pintu, telinganya harus ditindis di pintu. Sengsara dia! Kenapa? Sebab dia tidak mau lepas dari majikannya yang besar itu yaitu Tuhan. Memang sengsara kita, telinga kita harus ditindis di sana. Kita ini dulu hamba dosa, sekarang menjadi hamba kebenaran. Walaupun Tuhan berikan kebebasan “ayo lakukan lagi yang lain-lain” tetapi kita tidak mau lagi sebab sudah senang dengan majikan kita, tidak mau lagi kita tinggalkan. Kalau kita ditawari seperti itu kita mungkin senang, kita berkata hore, tetapi kebinasaan di depan. Lubang kebinasaan menunggu kehidupan seperti itu. Saya berdoa ini jangan sampai terjadi pada diriku dan jangan terjadi pada salah satu sidang jemaat.
Ini perjuangan Yesus waktu Dia datang ke dunia sebagai manusia. Kita baca perjuangan Tuhan ini agar kita umat Tuhan memahami ini.
Matius 26:3-5,38
26:3 Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas,
26:4 dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia.
26:5 Tetapi mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."
26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
Ini jerih payah Yesus untuk mendapatkan saudara dengan derita sengsara. Justu untuk menolong kehidupan yang sengsara maka Dia harus melewati ini.
Markus 14:34-35
14:34 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."
14:35 Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya.
Ini penderitaan, Yesus sendiri awalnya berupaya untuk mengelak. Puji Tuhan, andaikata benar Yesus mengelak, maka tidak ada kita sekarang ini!
Lukas 22:44
22:44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Ini perjuangan dan jerih payahNya untuk mendapatkan saudara dan saya. Hasilnya adalah Mempelai Wanita Tuhan. Harusnya kita merindu ada dalam persekutuan ini, mestinya kita merindu di sana. Jangan kita salah dalam menilai atau menginteprestasikan diri saat mendengar Firman. Derita sengsara tidak tanggung-tanggung. Yang Yesus katakan itu adalah seruan hatiNya. Apakah ini tidak berhasil? Berhasil, itulah wanita dalam Wahyu 12:1. Waktunya tepat untuk kita sekarang. Kita yang ada pada ujung akhir zaman ini sangat berbahagia, sebab kita ada pada kesempatan masuk dalam penggenapan.
Saudara lihat bagaimana upaya Tuhan untuk meraih kehidupan saudara dan saya.
Yesaya 38:17
38:17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.
Tuhan berupaya untuk melempar dosa kita jauh-jauh. Jangan dosa kita rangkul sehingga kita dilempar bersama dosa.
Mikha 7:19
7:19 Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.
Kenapa Mempelai Wanita ini ada di antara bumi dan langit, tidak dilihat langsung ada di sorga? Karena ada perkataan “biarlah Ia kembali” ini ajakan yang sama juga kepada orang berdosa. Dikatakan “kembalilah kepadaKu maka Akupun akan kembali”. Jadi perkataan “biarlah Ia kembali” ini bahasa yang kedengaran sama seperti dalam ayat ini:
Zakharia 1:3
1:3 Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Aku pun akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam.
Makanya mempelai wanita ini tidak langsung di sorga tetapi ada di antara langit dan bumi. Langit itu tempat arashy Allah dan bumi tempat tumpuan kakiNya. Jadi kita sudah menempuh setengah jalan dan Tuhan juga menempuh setengah jalan. Dari pihak kita, kita tempuh jalan kita menuju Tuhan. Dari pihak Tuhan, Tuhan tempuh jalan untuk menjemput kita.
Kalau sekarang ini kita tidak mau meninggalkan hal-hal yang mengikat kita, bagaimana kita bisa ada di atas. Olehnya untuk membuat kita jangan sampai rohani kita tidak terangkat, maka upayanya tadi sudah kita baca. Kita sudah baca dalam Yesaya 38:17 dan Ayub 36:15. Semuanya ini tujuannya untuk menebas ikatan-ikatan yang menahan kita sehingga tidak bisa terangkat. Ada hal-hal yang menahan rohani kita sehingga tidak bertumbuh, makanya Tuhan potong itu semua agar kita ada dalam pertemuan di udara. Jangan kita cuma menyanyi dan tidak ada kenyataan. Kenapa mau bertemu kalau saudara ada ikatan di dunia. Bagaimana saudara bisa terangkat kalau masih terikat. Makanya mempelai wanita dalam Wahyu pasal 12 itu masih ada di antara langit dan bumi.
Kita lihat contoh yang ditinggalkan oleh Tuhan, jarak itu diperpendek oleh Tuhan.
Lukas 15:20
15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Ayahnya tidak menunggu anaknya sudah di muka pintu. Masih jauh ruas jalan yang harus ditempuh anak itu, tetapi ayahnya sudah duluan korting jarak itu, ayahnya duluan menjemput. Dia rela sengsara berlari menyongsong anaknya. Anaknya kemari terseok-seok berjalan dalam keadaan lapar dan sengsara, dengan pakaian compang-camping dan bau busuk kandang babi. Tetapi ayah itu sudah lari, itulah kebaikan Bapa di sorga. Jarak yang harus ditempuh anak itu sudah bapa kurangi. Jika melihat hal ini, apakah sebenarnya alasan kita untuk mengeluh dan kecewa! Keterlaluan kalau seperti itu, berarti tidak menghargai jerih payah Tuhan dan akhirnya anda tidak akan ada di sana.
Itulah baiknya Bapa di Sorga. Tuhan tidak tunggu ada di depan rumah, Dia justru kurangi perjalanan anak itu. Dan dia tidak katakan “ikut saja saya dari belakang, kau bau. Mandi dulu baru saya mau rangkul”. Tidak! Sementara dia dalam keadaan berlepotan dosa dan tidak karu-karuan, dia dirangkul oleh Bapa. Kenapa? Karena kasih Bapa kepada kita. Apa rasa terima kasih kita kepada Tuhan. Coba, jalan yang tadi masih harus dia tempuh, dengan hati penuh rasa takut dan gentar “apa yang akan terjadi kalau ketemu bapa. Jangan-jangan aku ditolak dan disuruh ajudan atau satpam disuruh usir dia!” Perasaan itu langsung hilang karena merasakan rangkulan tangan Bapa. Kita yang bau busuk ini masih mau Bapa rangkul.
Kenapa kita tidak bisa memberi pengampunan kepada sesama. Kenapa kita tidak bisa melempar pengampunan kepada suami, isteri, anak, orang tua atau kepada tetangga!
Lukas 15:20
15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Belas kasihan adalah pintu gerbang bagi anak bungsu ini untuk mendapatkan pengampunan dan terbukalah pintu sorga. Itulah sifat Bapa doi Sorga. Dalam Lukas pasal 10 diperlihatkan sikap Tuhan Yesus yang penuh belas kasihan. Dalam Markus pasal 8 dan 6 Yesus melihat orang-orang seperti tidak tergembala. Berarti ada gembala tetapi seperti tidak punya karena mereka tercerai berai. Maka Yesus jatuh belas kasihanNya, ketika Dia turun dari perahu langsung Dia memberitakan Firman dan memberi makan. Juga dalam Markus pasal 8, Yesus penuh belas kasihan dan berkata “Aku tidak membiarkan mereka pulang sebab nanti mereka pingsan di jalan, beri makan mereka”. Itulah belas kasihan Bapa di Sorga. Itulah upaya Tuhan untuk mengangkat saya dan saudara.
Ayahnya merangkul dan mencium anak bungsu itu. Tidak dikatakan “kau ini bau makanan babi”.
Kidung Agung 1:2
1:2 -- Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur,
Ayat ini kena mezbah korban bakaran. Mencium ini berarti tanda perdamaian. Bapa mencium kita, karena apa? Karena Dia mendamaikan diriNya dengan kita. Bahasa mencium itu menunjukan pengorbananNya di Golgota, Dia rela mengecup kita lewat korbanNya di Golgota. Itu yang dilakukan oleh Bapa ketika anaknya datang. Saya katakan kepada anak-anak saya ketika mereka bertengkar “persoalan pilkada malah kamu yang ribut! Coba kalau persoalan Firman boleh staw”. Itukan persoalan dunia, persoalan demokrasi, kenapa kita mau ribut, bodoh amat. Tidak ada manfaatnya, kita tidak dapat apa-apa, “bodoh amat berkelahi karena pilkada” itu berarti tidak mengerti demokrasi. Coba karena demokrasi orang berkelahi, siapa yang senang? Setan yang senang. Tuhan Yesus tolong kami sidang jemaat.
Efesus 2:1-3
2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Sekarang Tuhan mau mencium kita dan memang telah mencium kita. Tindak lanjut kita bagaimana? Kita harus meroket. Di mana alamatnya?
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Dalam Kisah Para Rasul pasal 7 dikatakan langit itu arashy Allah dan bumi tumpuan kakinya. Itu diangkat dari ayat ini:
Yesaya 66:1
66:1 Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?
Langit di sini sifatnya yang pertama. Dalam II Korintus pasal 12, rasul Paulus mengatakan langit itu berlapis-lapis. Dia katakan “Aku telah sampai pada langit ketiga dan mendengar perkataan yang tidak layak di dengar oleh manusia”. Kalau kita terapkan dengan Tabernakel itulah ruangan maha suci. Untuk mengangkat kerohanian kita, kita tidak boleh melewati hal ini begitu saja, tetapi kita harus digarap lewat ruangan suci yaitu lewat 3 macam ibadah untuk membuat rohani kita terangkat/ meroket. Itu yang Tuhan janjikan kepada saya dan saudara.
Tritunggal Allah sudah menyatu dengan Mempelai Wanita. Matahari itu kasih Allah, bulan itu korban Kristus dan mahkota 12 bintang itu pekerjaan Roh Kudus. Kita lihat di sini bagaimana gereja Tuhan harus meroket. Startnya memang di halaman. Tetapi di ruangan suci itulah kita mulai dibentuk sehingga rohani kita mulai terangkat dito per dito sampai dito terakhir. Mau kita meroket dan ada alamat di sana, maka ayo galakan ini. Di situ dipangkas hal-hal yang mengikat kita. Tadi ada ajakan “kembalilah kepadaKu, maka Akupun akan kembali kepadamu”. Dan itu sudah diperlihatkan dalam Lukas 15:20. Banyak yang mengikat kita. Kalau sampai di sana, hal yang paling kuat mengikat kita mau dilepaskan. Jangan saudara berkecil hati sebab itu justru akan membawa saudara ada di alamat ini.
Zakharia 1:3
1:3 Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Aku pun akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam.
3 kali disebut firman TUHAN semesta alam. Tuhan rindu merangkul kita. Bapa, Anak dan Roh Kudus rindu memiliki kehidupan kita.
Zakharia 1:3 (Terjemahan Lama)
1:3 Maka sebab itu, katakanlah kepada mereka itu: Demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam: Kembalilah kiranya kamu kepada-Ku, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, maka Akupun akan kembali kepadamu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.
Kerinduan hati Bapa telah berkarya dari zaman Adam bapa orang pertama sampai kepada Abraham bapa orang percaya. Yesus berkarya dari zaman Anak, dari Ishak sampai Yesus datang. Kemudian Roh Kudus berkarya sampai sekarang. Walaupun Yesus baru ditampakan 2000 tahun yang lampau, tetapi secara kasat mata Dia telah ada jauh sebelum Abraham karena Dia adalah Allah. Allah Tritunggal satu dengan Mempelai Wanita, ketiga-tiganya menaungi saudara dan saya.
3 kali disebut Tuhan Serwa Sekalian alam. Yang merangkul kita dan mengajak kita kembali adalah Tuhan serwa sekalian alam. Apalagi saya, saya harus buktikan saya tidak akan kuatir apa yang saya makan. Saya tidak kuatir karena saya melayani Tuhan serwa sekalian alam. Kalau Tuhan katakan kirim sama hambaKu ikan lele, maka akan dikirimkan ikan lele.
Bagi seseorang yang akan kembali pada Tuhan maka Tuhan akan kembali padanya, jadi tidak usah kuatir! Kuatir itu adalah sifat bangsa kafir, kalau anak Tuhan masih kuatir berarti sifat kekafiran masih tebal dalam dirinya. Bangsa kafir itu yang kuatir, itu sifat orang tidak percaya! Kita perhatikan dulu, apa yang mengganggu kita.
Matius 6:19-33
6:19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
6:22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
6:23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
6:24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
6:25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Ini hal kedua yang bisa menghambat kita untuk meroket.
Maleakhi 3:6-7
3:6 Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.
3:7 Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"
Ini kepala batunya Israel, untung Tuhan katakan “Aku tidak berubah”. Dikatakan sejak zaman nenek moyangnya mereka telah menyimpang. Ini menunjukan kehidupan lama kita secara rohani. Kita ini sudah menyimpang dari sejak lama kita. Syukur ketemu Tuhan, jika tidak maka kita tetap sama seperti zaman nenek moyang yaitu hidup lama kita. Coba telusuri hidup lamamu, itulah yang mengikat. Makanya tinggalkan hidup lamamu, kembali pada Tuhan maka Tuhan juga akan kembali. Kalau kita mau kembali, maka Tuhan akan kembali pada kita. Ruas jalan yang harus kita tempuh, diperpendek oleh Tuhan, Tuhan sudah tempuh karena Tuhan kembali pada kita. Ini yang mengikat kita, makanya dalam Matius pasal 6 tadi dikatakan mamon yang mengikat kita. Makanya rohaninya sulit terangkat. Mamon itu bicara berhala akhir zaman dan itu hebat sekali.
I Timotius 6:10
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Kalau kehilangan iman, di mana dia berpijak? Tidak ada lagi. Kalau kita tidak kembali, bagaimana keadaan kita. Jarak dipotong oleh Tuhan karena ketika kita kembali, maka Dia juga kembali pada kita.
Kita ini adalah bangsa yang kecil. Umat yang Tuhan sebutkan kumpulan domba kecil:
Lukas 12:32
12:32 Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.
Bukan berarti Tuhan tidak membutuhkan jumlah banyak, tetapi apalah guna jumlah banyak kalau dagingnya juga banyak, dagingnya tidak bisa dikecilkan. Tetapi kelompok yang kecil adalah kelompok yang mengecilkan dirinya.
Lukas 12:32 (Terjemahan Lama)
12:32 Janganlah takut, hai sekawan domba yang kecil ini, karena itulah kesukaan Bapamu mengaruniai kamu kerajaan itu.
Yang ada di sana adalah orang pilihan, mereka kecil, hanya sedikit. Makanya dalam Wahyu 12:17 adalah benih perempuan yang banyak. Mereka baru bergegas untuk keluar, untuk melepaskan diri dari ancaman, sudah tidak bisa lagi. Sebab di mana harus keluar, sudah diblokade piket kejam yang ada berdiri di tepi laut, mau lari ke mana! Mumpung sekarang kita ada kesempatan untuk meninggalkan, izinkanlah diri kita untuk kembali maka juga akan kembali. Tuhan datang dengan FirmanNya, dengan 3 macam ibadah kita dipangkas mana yang mengikat kita.
Wahyu 12:17
12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Ada kesaksian Yesus tetapi tidak ada penyerahan, tidak ada penyembahan. Seperti isteri menyerah kepada suaminya, itulah Mempelai wanita Tuhan Yesus.
Wahyu 12:18
12:18 Dan ia tinggal berdiri di pantai laut.
Akhirnya piket kejam/ antikrist sudah menunggu di situ, mau lari, mau menyeberang sudah tidak bisa, tidak ada jalan lagi. Penyeberangan sudah dijaga oleh piket kejam. Makanya sekarang mumpung masihdiberi kesempatan oleh Tuhan lewat 3 macam ibadah, manfaatkan. Di situ benang sekecil apapun ditebas oleh Firman sehingga tidak ada yang mengikat untuk kita melejit dan meroket ke atas.
Kita ini dipilih bukan karena kita banyak.
Lukas 12:32 (Terjemahan Lama)
12:32 Janganlah takut, hai sekawan domba yang kecil ini, karena itulah kesukaan Bapamu mengaruniai kamu kerajaan itu.
Rahasia Firman Tuhan hampir dapat dikatakan tidak Tuhan umbar kepada jumlah yang banyak. Kalau kita bisa menerima dan merenungkan bahwa kita dilayani Tuhan dengan kesukaan Bapa lewat Tuhan bukakan rahasia FirmanNya, itu dilakukan Tuhan dengan girang dan gemar.
Matius 11:25 (Terjemahan Lama)
11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus demikian, "Ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Aku memuji Engkau sebab Engkau melindungkan perkara ini daripada orang budiman dan berpengetahuan, dan menyatakan dia kepada kanak-kanak.
Matius 11:25
11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
HatiNya girang dan bergemar membukakan Firman kepada kita orang yang kecil. Kita ini sudah dipisahkan oleh Tuhan. Sekalipun kita ada pada jumlah yang kecil, tetapi kalau Tuhan bukakan isi hatiNya kepada kita, bagaimana perasaan saudara. Jika kepada kita dibukakan isi hatiNya, syukur bagi Tuhan. Yesus sendiri bergirang dan bergemar.
Tuhan berbicara kepada orang Israel:
Ulangan 7:7
7:7 Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu -- bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? --
Tuhan pilih Israel dan bahasa ini bernubuat. Jangan saudara berpikir hanya begitu saja. Tuhan akan rubah, yang kecil jadi besar dan yang besar jadi sedikit.
Yesaya 60:22
60:22 Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, TUHAN, akan melaksanakannya dengan segera pada waktunya.
Sebabnya lebih baik kita mengecil sekarang, merendahkan diri. Kalau kita bisa merendahkan diri dan mengecil maka akan Tuhan rubah yang lemah ditinggikan dan yang kecil dibuat besar. Itulah rancangan dan rencana Tuhan dalam kehidupan kita. Itu sebabnya jangan saudara lemah jika dagingmu disentuh oleh Firman Tuhan. Jika saudara tidak mau mengecil/ merendahkan diri, maka satu waktu saudara akan dipaksa oleh Tuhan mengecil tetapi bukan pedang Firman tetapi pedang lain yang akan menggerak. Olehnya saat ini kesempatan bagi saya dan saudara untuk melihat perkara yang besar ini.
Yesaya 38:17
38:17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.
Ini bagi saya dan saudara yang memahami karya penyelamatan ini. Jika kita dibenturkan dengan sengsara daging kita, jangan saudara kecewa, di dalamnya ada keselamatan. Dalam kitab Maleakhi dikatakan “kembalilah kepadaKu maka Aku akan kembali kepadamu”. Tetapi mereka malah balas “dalam hal apa kami harus kembali!”. Itu kepala batunya Israel. Makanya dalam kitab Maleakhi ada 10 teguran Tuhan tetapi 10 teguran itu dibantah oleh mereka.
Maleakhi 3:12-13
3:12 Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.
3:13 Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
Kadang kita tidak sadar bicara kita sudah kurang ajar kepada Tuhan.
Maleakhi 3:14-15
3:14 Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
3:15 Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga."
Ini kadang ada dalam pikiran kita, karena hukuman tidak segera dijalankan maka hati manusia cenderung berbuat yang salah. Ini kurang ajarnya Israel, pikirnya dengan melawan Tuhan dia tetap tenang saja. Dan roh kurang ajar itu populer di Babel. Babel itu gereja yang murtad, melawan Tuhan dan disebut gereja palsu yang bahasanya itu kurang ajar.
Maleakhi 3:16
3:16 Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya."
Jangan ada bisik-bisik di kamar, apa saudara kira Tuhan tidak dengar! Tuhan dengar itu.
Maleakhi 3:17-18
3:17 Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.
3:18 Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Di sini nanti akan terjadi kacau balau, sebab Tuhan mengadakan perbedaan orang yang melejit ke atas dan yang tidak. Apa yang mengikat kita? Yang banyak mengikat kita adalah mamon. Inilah yang berat, kadang kami hamba Tuhan berpikir kalau ngomong ini nanti salah, nanti ditanggapi begini.
Tuhan Yesus yang punya Firman ada di antara kita. Dalam kesengsaraan Tuhan menyelamatkan kita. Makanya jika kita dilawati oleh Tuhan dengan agak tajam, ada teguran-teguran secara khusus mungkin keras, itu tujuannya bukan untuk mempermalukan kita tetapi supaya kita paham siapa diri kita ini. Kita ini hanya bangsa kafir, kita hanya cacing, kita hanya ulat.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 085241270477 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar