Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 12:17
12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Markus 13:14-20
13:14 "Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya — para pembaca hendaklah memperhatikannya — maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.
13:15 Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun dan masuk untuk mengambil sesuatu dari rumahnya,
13:16 dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.
13:17 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu.
13:18 Berdoalah, supaya semuanya itu jangan terjadi pada musim dingin.
13:19 Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.
13:20 Dan sekiranya Tuhan tidak mempersingkat waktunya, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan yang telah dipilih-Nya, Tuhan mempersingkat waktunya.
Pada Wahyu 12 antikristus memerangi keturunan perempuan itu, menganiaya gereja yang tertinggal. Siapa gereja Tuhan yang tertinggal dijelaskan dalam Markus pasal 13.
1. Ibu hamil
2. Ibu yang menyusui bayi
3. Orang yang mengalami musim dingin rohani.
Kita masih membahas poin kedua, ibu yang menyusui bayi. Ada 2 makanan rohani:
1. Susu atau injil keselamatan untuk orang yang belum percaya Yesus supaya bertobat dan diselamatkan dan untuk jiwa-jiwa baru.
2. Makanan keras atau injil kemuliaan Firman pengajaran untuk menumbuhkan rohani orang yang sudah selamat sampai sempurna.
Jadi ibu yang masih menyusui bayi adalah Kristen kanak-kanak rohani yang tidak mau meningkat pada makanan keras, Firman pengajaran yang benar. Keadaan Kristen kanak-kanak seperti laut yang bergelombang yang ditiup angin.
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Praktek Kristen kanak-kanak rohani.
1. Hati selalu bimbang = tidak punya ketetapan hati. Itu laut yang bergelombang, ombak laut yang ditiup oleh angin.
Yakobus 1:6-8
1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Hatinya selalu bimbang, terutama menghadapi 3 hal:
a) Dalam menghadapi angin dan gelombang pencobaan. Sehingga tidak berharap pada Tuhan lagi, malah berharap pada orang lain atau berharap pada apa yang ada di dunia ini. Kalau sudah tidak berharap Tuhan dan berharap orang lain pasti sering kecewa, sering putus asa. Kalau Tuhan tidak pernah mengecewakan, kalau manusia bisa mengecewakan. Dia katakan nanti saya bantu, nanti saya tolong, tiba waktunya tidak menolong. Saya pernah alami seperti itu, saya minta tolong alatnya untuk kepentingan ibadah, dia bilang iya boleh dipakai. Tiba saatnya tidak dikasih, saya bingung bagaimana caranya. Akhirnya Tuhan tolong sehingga bisa juga. Itulah kalau kita berharap orang bisa kecewa, ngomel, mendongkol.
b) Saat menghadapi angin pengajaran palsu sehingga tidak berpegang lagi pada pengajaran yang benar, pengajaran yang sehat, pengajaran yang selama ini sudah menjadi pengalaman hidup. Selama ini dia dengar pengajaran yang benar seperti ini, kemudian dengar yang lain seperti itu, apalagi kalau sudah ada perkataan “iyayah, benar juga yah” itu sudah kena angin pengajaran lain. Kita sudah mau sampai garis finish sudah mau terbentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna, kenapa soal pengajaran masih bimbang. Firman pengajaran itu dasarnya pembangunan gereja Tuhan. Gereja Tuhan dibangun di atas dasar nabi yaitu Firman nubuatan dan rasul Firman pengajaran. Kalau dasarnya saja masih bingung, bagaimana bisa membangun. Dasar tidak jelas bagaimana mau bicara tiang. Olehnya mari kita berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar.
Kalau sudah bimbang dia akan mencampuradukan pengajaran. Orang bimbang ini berkembang ke arah yang negatif sehingga nanti dia menganggap semua pengajaran sama saja. Dan akhirnya dia murtad, tinggalkan Firman pengajaran yang benar. Firman Tuhan mengatakan orang murtad itu sudah kenyang dengan jalannya, sulit diperbaharui demikian sebab dia menghina Korban Kristus, menyalibkan Yesus kedua kali.
c) Saat menghadapi gelombang dosa, apalagi kalau dosa itu mendatangkan keuntungan. Lakukan atau tidak? Kalau saya tidak lakukan saya rugi, kalau saya lakukan saya untung. Karena bimbang menghadapi gelombang dosa akhirnya tidak bisa hidup benar dan suci. Untuk mencapai kesempurnaan kita harus berjuang sekeras-kerasnya, seperti Lot yang lari ke gunung, akhirnya kena hukuman. Naik gunung saja sudah capek apalagi lari ke atas gunung. Soal kebenaran kita harus segera bertindak, pilih yang benar.
Akibat bimbang
a) Tidak tenang hidupnya. Kami gembala kalau bimbang soal pengajaran, pilih mana, organisasi atau pengajaran, akhirnya tidak tenang hidupnya.
b) Tidak mendapat apa-apa dari Tuhan, kosong dari Tuhan. Terutama tidak mendapatkan hikmat.
Yakobus 1:5
1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya.
Jadi akibatnya tidak memiliki hikmat Tuhan, tidak bijaksana = bodoh di hadapan Tuhan. Orang yang mau membangun bangunan rohani lalu tidak mengerti dasarnya bagaimana, itu bodoh di hadapan Tuhan. Apalagi kalau dasarnya dirombak-rombak, pengajaran yang sudah benar mendasari kehidupan kita malah mau dirombak lagi. Itu bodoh di hadapan Tuhan bagaikan orang yang membangun rumah di atas pasir, bukan di atas batu karang. Begitu datang hujan, angin keras dan banjir maka rusaklah rumah itu dan hebat kerusakannya, tidak bisa lagi diperbaiki.
Matius 7:26-27
7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Hebat kerusakannya artinya tidak bisa tertolong lagi. Kalau sudah bimbang dia tidak punya hikmat, bodoh di hadapan Tuhan, rohaninya ambruk dan tidak bisa tertolong lagi.
Ayo jangan bimbang hari-hari terakhir ini, marilah kita teguh berpegang pada Firman pengajaran yang benar. Percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan. Maka kita sedang membangun rohani kita di atas batu karang yang teguh. Kalau kita kuat teguh hati tidak bimbang, pasti tahan uji.
Matius 7:24-25
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Orang yang tidak bimbang padanya ada kuasa Tuhan sehingga tahan uji.
a) Menghadapi hujan dari atas, itu setan dengan roh jahat dan roh najis serta roh durhakanya yang menjerumuskan di dalam dosa sampai puncaknya dosa.
b) Menghadapi angin, itu nabi palsu dengan ajaran palsu dan roh dustanya yang merusak ibadah dan tahbisan. Kalau tahan uji tetap pertahankan tahbisan yang benar, tetap pegang teguh pengajaran yang benar.
c) Menghadapi banjir, itu antikristus dengan kekuatan mamon dan roh kebencian. Kita juga tahan uji, tidak hancur.
Ayo jangan bimbang dan jangan mendua hati, kalau sudah bimbang pasti pilih yang salah, bukan yang benar. Tetapkanlah hati kita pada pengajaran yang benar. Dulu kita sudah diubahkan oleh pengajaran itu, yah pegang itu kebenaran, pegang pengajaran, jangan dilepaskan.
2. Yesaya 57:20-21
57:20 Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur.
57:21 Tiada damai bagi orang-orang fasik itu," firman Allahku.
Hidup fasik, hanya menimbulkan sampah dan lumpur.
a) Sampah itu sesuatu yang tidak berguna. Jadi praktek menimbulkan sampah adalah menjadi kehidupan yang tidak berguna yaitu:
1) Hanya menjadi beban bagi orang lain, hanya merugikan orang lain. Orang tua tinggal sama anak itu bukan jadi beban! Yang menjadi beban ini merugikan orang lain.
2) Matius 25:26,30
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Ini jahat dan malas dalam ibadah pelayanan. Sama dengan tidak setia dan tidak bertanggung jawab dalam ibadah pelayanan, tidak berguna. Beda dengan yang menerima 2 dan 5 talenta, Tuan itu berkata “hai hambaKu” jadi masih ada hubungan dengan Tuhan. Tetapi kepada yang malas ini hanya dikatakan hai hamba yang jahat dan malas, tidak disebutkan lagi “hai hambaKu”. Berarti putus hubungan dengan Tuhan, tidak berguna bagi pembangunan Tubuh Kristus.
Sudah malas, jahat, salah-salahkan orang lagi. Jangan kita seperti itu! Apapun pelayanan yang sudah dipercayakan mari kerjakan dengan setia dan tanggung jawab. Manusia saja yang sering mengecilkan pelayanan, padahal semua pelayanan itu mulia, mari kita kerjakan dengan setia dan tanggung jawab. Bersihkan gereja ini bukan digampang-gampangkan. Coba kalau kotor lalu jemaat duduk, pasti tidak nyaman. Ayo setia bertanggung jawab dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
3) I Korintus 13:1-2
13:1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Pengertian ketiga adalah melayani Tuhan tetapi bukan oleh dorongan kasih, melainkan karena dorongan daging, mau dipuji, mau dihormat, mau dihargai dan lain sebagainya. Kalau oleh dorongan kasih pasti rela korbankan segala-galanya seperti Tuhan yang adalah kasih mengorbankan anaknya. Kalau hamba Tuhan yang banyak kali tidak cari uang tetapi cari pujian, cari hormat. Itulah sampah! Kalau di dunia sampah bisa didaur ulang, kalau bagi Tuhan sampah itu tinggal dicampakkan!
b) Lumpur itu selalu memperkeruh keadaan, sampai memperkeruh Firman pengajaran yang benar lewat perkataan dan perbuatannya yang berdosa. Di mana saja dia berada bikin keruh, dalam rumah tangga bikin keruh, dalam penggembalaan bikin keruh, dalam bermasyarakat juga bikin keruh. Sampai memperkeruh Firman pengajaran, seperti dalam kitab Yehezkiel, ada kambing yang memperkeruh air yang jernih. Itu memperkeruh Firman pengajaran yang murni.
Yehezkiel 34:18
34:18 Apakah belum cukup bagimu bahwa kamu menghabiskan padang rumput yang terbaik? Mesti pulakah kamu injak-injak padang rumput yang lain-lain dengan kakimu? Belum cukup bahwa kamu minum air yang jernih? Mesti pulakah yang tinggal itu kamu keruhkan dengan kakimu?
Kita sudah menikmati Firman pengajaran yang murni, tetapi lewat perjalanan hidup mengapa malah memperkeruh Firman pengajaran yang murni. Janganlah memperkeruh pengajaran, terutama saya bersama isteri dan anak-anak. Saya ingat selalu doa papa “biarlah anak-anak kami menjadi hiasan di dalam rumahMu” begitu juga doa saya untuk anak-anak saya, biarlah mereka menjadi hiasan dalam rumah Tuhan.
Kita sudah menikmati yang terbaik dari Tuhan. Orang lain hanya mendengar perumpamaan, kita mendengar Firman pengajaran tetapi malah kita perkeruh dengan perkataan dan perbuatan yang berdosa. Situasi kondisi tenang, ketika kita datang malah keruh, malah kacau. Janganlah seperti itu, Tuhan tolong kita, minta ampun kepada Tuhan. Kalau Firman ini datang kepada kita, berarti Tuhan sayang kita dan Tuhan mau memperbaiki apa yang salah dalam kehidupan kita.
Sikap yang benar terhadap Firman pengajaran adalah menghiasi atau memuliakan Firman pengajaran dalam seluruh hidup kita, baik perkataan, perbuatan, tingkah hidup kita menghiasi Firman pengajaran. Ada warna tersendiri yang berbeda dengan orang di luar pengajaran. Sampai orang berkata “kalau cari orang kerja cari orang dalam pengajaran, mereka jujur-jujur”. Jangan malah sebaliknya.
Titus 2:10
2:10 jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Titus 2:10 (Terjemahan Lama)
2:10 dan dengan tiada mencuri, melainkan menunjukkan setia yang sempurna, supaya di dalam segala perkara mereka itu menjadi suatu perhiasan bagi pengajaran Allah, Juruselamat kita.
Mari kita memuliakan Firman pengajaran, menghiasi Firman pengajaran yang benar. Sehingga orang yang melihat tertarik untuk Firman pengajaran karena sudah kita hiasi dengan perilaku kita, perkataan kita yang berbeda dengan dulu sebelum menerima pengajaran. Kalau kita bisa menghiasi pengajaran sehingga orang yang melihat kita bisa menerima pengajaran yang benar maka Tuhan akan menghiasi dan memperindah kehidupan kita. Masa depan dihiasi dan diperindah, nikah dihiasi dan diperindah, sehingga nanti kita bisa tampil sebagai Mempelai Wanita yang berhias bagi Tuhan suami kita.
Wahyu 21:2
21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Siapa yang menghiasi? Tuhan lewat hamba Tuhan yang menyampaikan Firman pengajaran. Jadi kalau kita ada pengajaran maka hidup kita pelan tetapi pasti kita dihiasi oleh Tuhan dan tempat kita berada juga diberkati. Ingat ketika Tabut Perjanjian di taruh di rumah Obed Edom, rumahnya diberkati oleh Tuhan.
3. Yesaya 17:12-13
17:12 Wahai! Ributnya banyak bangsa-bangsa, mereka ribut seperti ombak laut menderu! Gaduhnya suku-suku bangsa, mereka gaduh seperti gaduhnya air yang hebat!
17:13 Suku-suku bangsa gaduh seperti gaduhnya air yang besar; tetapi TUHAN menghardiknya, sehingga mereka lari jauh-jauh, terburu-buru seperti sekam di tempat penumbukan dihembus angin, dan seperti dedak ditiup puting beliung.
Kristen kanak-kanak ini digambarkan seperti bangsa-bangsa yang gaduh, kehidupan kafir. Berarti Kristen kanak-kanak ini kehidupan Kristen yang tetap hidup dalam kekafiran sehingga diduduki oleh perempuan Babel. Kita memang bangsa kafir, tetapi telah ditebus oleh darah Yesus. Sekarang kita adalah anak-anak terang, anak-anak Allah, keturunan Abraham secara rohani. Kalau kita tetap mempertahankan kekafiran maka kehidupan kita akan diduduki oleh perempuan Babel.
Wahyu 17:1,15
17:1 Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.
Dikuasai perempuan Babel = dikuasai roh jahat dan roh najis! Ini bahaya. Sudah ditebus oleh darah Yesus, seharusnya dibawa pada kesempurnaan, tetapi karena tidak mau melanjutkan pada Firman pengajaran, hanya mau susu akhirnya malah diduduki perempuan Babel, dikuasai roh jahat dan roh najis.
Wahyu 18:2
18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
Roh jahat = serigala
Roh najis = burung
Ingat keluhan Yesus, burung punya sarang, serigala punya liang, tetapi Anak Manusia tidak punya tempat untuk meletakan kepalanya. Jadi kehidupan yang dikuasai oleh roh jahat dan roh najis, dia tidak ditempati Yesus, Yesus tidak menjadi kepala dalam hidupnya, putus hubungan dengan Yesus sebagai Kepala. Liang tempatnya serigala berkembang biang, sarang tempatnya burung berkembang biak. Jadi kehidupan yang sudah dikuasai roh jahat dan roh najis menjadi tempat berkembangnya dosa. Jangan heran kalau Firman Tuhan mengatakan yang jahat bertambah jahat, yang najis bertambah najis karena dosa terus dalam hidupnya, tidak ada kekuatan membendung.
Matius 8:20
8:20 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Ini pertanyaan untuk kita semua. Siapa yang mengepalai kehidupan kita? Yesus atau serigala dan burung. Kalau melihat dosa semakin berkembang dan kita tidak ada kekuatan membendungnya, berarti sudah serigala dan burung yang ada di situ! Berbuat dosa ini bukan malah bertobat, tetapi malah tambah senang berbuat itu dan tambah ditingkatkan lagi, itu harus hati-hati! Tetapi kalau kita berbuat dosa lalu kita sadar, kita menyesal dan mengakuinya berarti hidup kita ditempati oleh Yesus. Ada Roh Kudus yang menginsafkan kita dari dosa. Kalau sudah menikmati berbuat dosa itu berarti dikuasai serigala dan burung! Orang seperti itu tidak bisa tergembala. Serigala itu bukan hewan yang bisa digembalakan, apalagi burung, liar terus, bergerak bebas, maunya ikuti daging berbuat dosa ini dan itu, tidak ada sadar-sadarnya.
Supaya kita tidak menjadi sampah dan lumpur, tidak diduduki perempuan Babel, tidak menjadi kehidupan yang bimbang bagaikan laut yang ditiup angin, maka air laut ini harus dibendung. Artinya manusia daging yang banyak kekurangan dan kelemahan ini harus tergembala dengan benar dan baik sehingga daging dibendung dan kita mengalami kebebasan dalam Roh Kudus. Bukan daging ini diumbar, bergerak bebas, mau ini mau itu, mau ngomong apa terserah, bikin apa terserah, tidak peduli orang sakit hati atau tidak, yang penting senang-senang saja dagingnya, itu berarti sudah dikuasai roh jahat dan roh najis!
Apalagi kami hamba Tuhan, sudah tidak bisa lagi bergerak bebas. Saya penggemar bola, untuk nonton bola saja sudah tidak bisa, waktu digunakan untuk belajar membaca Firman dan berdoa. Biarlah kita mengalami kebebasan dalam Roh Kudus, jadikanlah penggembalaan itu tempat yang menyenangkan. Orang mau pergi ke tempat rekreasi, lalu hujan. Yang mau ke sana pasti tetap ngotot mau ke sana, enak bisa rekreasi di sana. Begitu juga dengan ibadah. Jangan sampai mau datang ibadah pendalaman Alkitab, lihat sudah mendung mau hujan “ah lebih baik online”. Jangan seperti itu, ibadah secara online itu untuk menolong mereka yang tidak bisa tatap muka langsung atau seperti waktu pandemi. Kalau dimungkinkan ibadah tatap muka langsung itu lebih baik.
Yang menentukan penggembalaan menjadi tempat yang menyenangkan itu soal hati. Kalau hatinya suci pasti menyenangkan, mau hujan badai dia datang. Tetapi kalau hati tidak suci, biar panas terik dia tidak datang. Apa yang ada di hati, roh jahat dan roh najis atau Yesus? Kalau Yesus pasti tergembala dengan benar dan baik.
Ingat peristiwa di Nain. Nain artinya padang rumput hijau, arti kedua tempat yang menyenangkan, berarti penggembalaan adalah tempat yang menyenangkan. Ada kebangkitan, ada lawatan Tuhan di situ. Kalau penggembalaan menjadi tempat yang menyenangkan bagi kita, benar-benar kita mengalami lawatan Tuhan.
Lukas 7:11-12
7:11 Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.
7:12 Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
Kalau dikuasai roh jahat dan roh najis, biar ada dalam penggembalaan tetapi sebenarnya rohaninya mati! Nanti keluar seperti anak muda ini.
Lukas 7:13-17
7:13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
7:14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
7:15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
7:16 Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya."
7:17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
Jadi semua tergantung hati, apa yang ada di hati kita. Kalau ada Yesus maka penggembalaan menjadi tempat yang menyenangkan dan Tuhan ada di tengah-tengah kita melawat kita sekalian. Tetapi kalau roh jahat dan roh najis yang ada dalam hati, dia tergembala tetapi mati rohani dan dia sedang menuju keluar. Tetapi kalau masih ada dalam lingkup penggembalaan dia masih bisa ditolong. Yang sudah mati bisa hidup kembali. Dan ketika kita sudah menikmati lawatan Tuhan, kita sebarkan ke mana-mana, biar jiwa-jiwa bisa ditolong menerima lawatan Allah seperti yang sudah kita terima.
Penggembalaan itu suasananya memang bagi daging tidak enak, sakit bagi daging, makanya orang tidak suka. Tetapi sebenarnya dibalik itu ada kemuliaan.
Kidung Agung 2:16,2
2:16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
2:2 — Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
Penggembalaan itu bagaikan berada di lembah duri. Kita mau tergembala itu memang sakit bagi daging. Tetapi duri-duri yang ada ini untuk mendewasakan rohani kita. Orang yang dewasa rohani itu tidak cengeng. Kalau bayi jangankan duri, menghadapi suntik saja nangis. Duri itu untuk mendewasakan rohani, jangan kita menghindar! Dapat duri lewat omongan orang, duri melalui tingkah lakunya orang, itu memang tidak enak. “Dulu sebelum tergembala orang takut sama saya, sekarang setelah tergembala orang bikin suka-suka” itu berarti menghadapi duri.
Kehidupan yang tergembala bagaikan berada di lembah, di tengah-tengah duri.
Kidung Agung 2:1
2:1 Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah.
Yesus sudah lebih dahulu kena duri, di ayat kedua Sulamit disebut bunga bakung. Jadi orang yang tergembala sedang diarahkan menjadi sama seperti Yesus. Yesus lebih dahulu memberi teladan berada di lembah duri, tetapi Dia kuat, Dia lewati semuanya itu untuk menolong kita. Kita juga bunga bakung harus berada di lembah di antara duri-duri juga, sama seperti Yesus.
Pengertian lembah dan duri
1. Lembah adalah tantangan atau halangan untuk menggagalkan kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Yesus ada di lembah dan Dia menang. Kita juga ada di lembah bukan untuk kalah, harus menang juga. Ada banyak lembah, antara lain:
a) Lembah bayang maut
Mazmur 23:4 (Terjemahan Lama)
23:4 Jikalau aku berjalan dalam lembah bayang-bayang maut sekalipun, tiada juga aku takut bahaya, karena Engkau juga menyertai aku, bahwa batang-Mu dan tongkat-Mu ada menghiburkan daku.
Kita memang menghadapi lembah bayang-bayang maut yaitu dosa dan ajaran palsu. Dosa mendatangkan maut, ajaran palsu juga mendatangkan maut kebinasaan. Kita menghadapi itu bukan untuk kalah, tetapi untuk menang. Dia sudah turun ke lembah maut untuk melepaskan kita dari maut dan Dia naik untuk memberikan kemenangan kepada kita yang berada di lembah maut.
Daud berkata kepada Yonatan “hanya selangkah jarakku dengan maut”. Jarak kita dengan dosa dan dengan ajaran palsu itu dekat sekali. Tetapi kita tidak boleh kalah, harus menang! Bukan berarti berada di lembah lalu mau ikut berbuat dosa. Kita harus tetap tampil sebagai bunga bakung.
b) Lembah akhor, lembah kesukaran. Sekarang ini kita banyak menghadapi kesukaran-kesukaran.
Yosua 7:24-26
7:24 Kemudian Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor.
7:25 Berkatalah Yosua: "Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN pun mencelakakan engkau pada hari ini." Lalu seluruh Israel melontari dia dengan batu, semuanya itu dibakar dengan api dan dilempari dengan batu.
7:26 Sesudah itu didirikanlah di atasnya suatu timbunan batu yang besar, yang masih ada sampai sekarang. Lalu surutlah murka TUHAN yang bernyala-nyala itu. Oleh sebab itu nama tempat itu sampai sekarang disebutkan lembah Akhor.
Kita hadapi banyak kesukaran-kesukaran yang mau menggagalkan kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Penyebab kesukaran adalah karena mencuri miliknya Tuhan. Milik Tuhan harusnya dikembalikan malah diambil! Itu yang membuat gagal dalam ibadah, gagal menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Akhan sudah berada di tanah Kanaan tetapi gagal mendiaminya. Kita sekarang sudah berada Yerusalem, jangan sampai kita gagal mendiaminya.
Ibrani 12:22-23
12:22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
12:23 dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,
Apa buktinya kita sudah berada di bukit Sion, di Yerusalem Sorgawi? Dari bukit Sion keluar pengajaran. Kita yang sudah ada dalam pengajaran secara rohani sudah berada di Yerusalem Sorgawi dan nanti akan mendiaminya, suasananya sudah kita rasakan.Tetapi kalau milik Tuhan kita curi, tidak akan pernah mendiami Yerusalem Baru, tidak akan sampai ke sana. Hanya kesukaran demi kesukaran yang datang melanda hidupnya sehingga gagal menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kalau belum mendengar pengajaran sama sekali lalu tidak menjadi Mempelai Wanita Tuhan itu wajar sebab dia tidak tahu. Tetapi kita sudah mendengar berbulan-bulan, bertahun-tahun lalu mau gagal menjadi Mempelai Wanita Tuhan, jangan! Doa saya selalu jangan ada satupun dari kita yang tertinggal, kita merindu bersama dengan keluarga kita bisa menyambut Yesus di awan-awan dan masuk Yerusalem Baru. Jangan ada yang gagal dan tertinggal hanya gara-gara mencuri miliknya Tuhan. Akibatnya mengalami kesukaran. Jasmani juga akan mengalami kesukaran dan berdampak pada nikah. Akhan yang berbuat tetapi isteri dan anak-anaknya juga mati dilempari batu.
c) Lembah tulang kering
Yehezkiel 37:2,11
37:2 Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering.
37:11 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang.
Lembah tulang kering ini putus harapan. Mulai dari kecewa, putus asa, itu sebenarnya tantangan yang mau menggagalkan kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kita diperhadapkan dengan banyak permasalahan, jangan putus asa, jangan putus pengharapan. Apapun vonis orang, yang mau kita dengar vonisnya Tuhan. Biarpun dokter sudah bilang hidupmu tinggal sekian bulan, tetapi kalau Tuhan katakan “engkau masih mau dipakai” itu yang kita dengar. Jangan putus pengharapan tetap berharap dan bersandar kepada Tuhan.
Orang yang tergembala diperhadapkan dengan lembah tetapi dia tidak kalah. Menghadapi lembah bayang maut, lembah akhor dan lembah bayang-bayang maut dia menang. Masalah nikah dan buah nikah jangan membuat putus pengharapan, tetaplah berhadap kepada Yesus. Masalah ekonomi, masa depan, jodoh dan lain-lain, tetap berpengharapan kepada Yesus.
2. Duri menunjuk suasana kutukan. Duri juga menunjuk hal-hal yang menusuk pikiran dan hati kita sehingga jadi stress dan takut. Silahkan catat sendiri apa hal-hal yang menusuk pikiran dan hati bapak ibu sehingga mengakibatkan stres. Duri juga menunjuk gereja daging, ini yang kita hadapi.
Kidung Agung 2:2
2:2 — Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
Ternyata duri-duri itu menunjukan gadis-gadis yang lain. Gereja daging ini yang kita hadapi yang seringkali menusuk perasaan kita, menusuk mata kita, menusuk hati kita, mengganggu.
Kehidupan yang tergembala diperhadapkan dengan itu semua, dengan lembah dan dengan duri. Tetapi biarpun di lembah dan di tengah-tengah duri, penggembalaan tetap menjadi tempat yang menyenangkan bagi kita. Jangan takut, kita diperhadapkan dengan lembah, kita diperhadapkan dengan duri, tetapi Yesus telah lebih dahulu melalui semua itu. Dia sudah menang dan Dia juga mau menjadikan kita sebagai pemenang. Yesus bermahkota duri, dipaku di tangan dan kaki, ditusuk di lambung, cambuk yang mendera tubuhNya, semua bagaikan duri menusuk hidupNya. Dan Dia turun ke lembah maut, Dia mati, dikuburkan dan bangkit, Dia memang! Yesus yang telah bangkit ini juga yang akan memberikan kemenangan kepada kita. Kita dalam lembah tetapi ada tangan Tuhan diulurkan, tangan kebajikan dan kemurahan diulurkan kepada kita.
Mazmur 23:6
23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Kalau kita merasa “Tuhan sakit duri ini” lihat Yesus yang ada di lembah. Sengsara mana kita dengan Yesus? Sejak di taman Getsemani hatiNya sudah tertusuk duri, murid yang Dia percaya menjadi pengkhianat menyerahkan dia dan semua murid lari meninggalkan Dia. Bagaimana perasaan seorang guru melihat muridNya seperti itu. Di halaman rumah Imam Besar Kayafas cacian dan makian bagaikan duri yang menusuk hidupnya. Ditambah lagi dikasih mahkota duri, dicambuk lagi dan dibawa di kayu salib. Semua duri yang mendera tubuhNya, itu karena sayangnya kepada kita. Dia tahu kita ada di lembah di tengah-tengah duri, Dia ulurkan tangan kebajikan dan kemurahanNya untuk mengangkat kita dari lembah ke takhta sorga. Dia memakai mahkota duri untuk kita bisa menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu, mahkota mempelai.
I Petrus 5:4
5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Kita yang tergembala memang sekarang ada di lembah, ada di tengah-tengah duri. Tetapi Tuhan sediakan mahkota kemuliaan kepada kita dan Dia akan membawa kita bukan lembah, tetapi kita dibawa ke gunung Yerusalem Baru. Itu pengharapan kita, mau menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Wahyu 21:9-10
21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Raja Daud yang menulis kitab Mazmur tadi sempat berada di dalam lembah kekelaman, lembah bayang-bayang maut, yaitu dia jatuh dengan Betsyeba, puncaknya dosa! Menurut hukum Taurat orang berzinah harus mati, tetapi karena dia tergembala dia ditolong oleh Tuhan. tangan kebajikan dan kemurahan Tuhan yang mengangkat dan memulihkan kehidupannya.
Apapun keadaan kita siang ini, lembah apa yang kita hadapi, duri apa yang menusuk? Jangan menyerah, jangan putus asa, jangan putus pengharapan. Lihat tangan kebajikan Tuhan yang terulur kepada kita, Dia mampu memulihkan kita dan Dia mau mengangkat kita ke Yerusalem Baru memberikan mahkota yang tidak dapat layu kepada kita sekalian.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
JADWAL IBADAH Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci → Pk. 17.00 Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30 Minggu : Ibadah Raya → Pk. 10.00 Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar