20240930

Ibadah Doa Pagi, Selasa, 01 Oktober 2024 Pdt. Handri Legontu

 

 

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus

 

Kisah Rasul 21:37-40 Paulus minta izin berbicara

21:37 Ketika Paulus hendak dibawa masuk ke markas, ia berkata kepada kepala pasukan itu: "Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu?" Jawabnya: "Tahukah engkau bahasa Yunani?

21:38 Jadi engkau bukan orang Mesir itu, yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun?"

21:39 Paulus menjawab: "Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu."

21:40 Sesudah Paulus diperbolehkan oleh kepala pasukan, pergilah ia berdiri di tangga dan memberi isyarat dengan tangannya kepada rakyat itu; ketika suasana sudah tenang, mulailah ia berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani, katanya:


Di sini Paulus sudah dibawa ke markas, sudah lolos dari amukan massa, ada kelegaan. Kalau orang yang lain begitu sudah lepas dari amukan massa sudah tidak mau lagi datang pada massa yang ada di situ apalagi nyawanya sudah terancam.

 

Sebenarnya Paulus sudah ada kesempatan untuk bebas untuk lepas dari aniaya, dari penghukuman, tetapi di sini Paulus mau menceritakan bagaimana pengalamannya bertemu dengan Yesus dan dia boleh menjadi alatnya Tuhan, dia mau bersaksi.

 

Ada 2 pelajaran yang bisa kita ambil dari pengalaman Paulus di sini:

1.      Bersikap tenang menghadapi fitnahan, gosip-gosip, bahkan menghadapi penderitaan karena Yesus, karena ibadah pelayanan yang benar dan karena Firman pengajaran yang benar. Bersikap tenang = bisa menguasai diri. Jadi, saat kita mengalami percikan darah merupakan ujian apakah kita sudah menghasilkan buah-buah rohani yang berkenan kepada Tuhan, yang baik untuk Tuhan.

 

Ada 9 buah roh ditutup dengan penguasaan diri.

Galatia 5:22-23

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

 

Jadi, Tuhan izinkan kita menghadapi penderitaan, percikan darah sebagai ujian apakah kita sudah menghasilkan buah-buah rohani, buah-buah roh dikunci dengan penguasaan diri.

 

Jadi, menghadapi kebencian, menghadapi serangan-serangan dari sesama baik lewat kata-kata, lewat media sosial, bahkan mungkin sudah lewat fisik, bersikaplah tenang, menguasai diri, jangan dengan emosi daging. Kalau kita menghadapinya dengan emosi daging kita belum lulus ujian.

 

Mengusai diri = bijaksana, diambil dalam bahasa Yunani “sophronos” yang berarti berpikiran sehat, mengontrol diri, menahan kata, menahan hawa nafsu.

 

Amsal 14:17

14:17 Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.

 

Amsal 17:27

17:27 Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.

 

Kalau kita bisa bijaksana menahan kata, berpengetahuan, berkepala dingin maka kita akan dipakai oleh Tuhan di dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus.

 

Contohnya Salomo dipakai untuk membangun bait Allah. Salomo adalah seorang yang bijaksana.

2 Tawarikh 2:12

2:12 Lalu Huram melanjutkan: "Terpujilah TUHAN, Allah orang Israel, yang menjadikan langit dan bumi, karena Ia telah memberikan kepada raja Daud seorang anak yang bijaksana, penuh akal budi dan pengertian, yang akan mendirikan suatu rumah bagi TUHAN dan suatu istana kerajaan bagi dirinya sendiri!

 

Semakin kita dibenci, semakin diserang justru semakin dipakai oleh Tuhan dan semakin diberkati oleh Tuhan.

 

Bagaimana supaya kita bisa bijaksana?

Ulangan 4:5-6

4:5 Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.

4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.

 

1)      Banyak membaca, mendengar dan melakukan/menuruti Firman Pengajaran yang benar, sehingga mendarah daging menjadi karakter rohani kita.

 

Orang yang menyerang tambah bodoh, tambah kering. Kita semakin dipakai oleh Tuhan.

 

Yang harus dijaga adalah pergaulan atau persekutuan, jangan salah bergaul, jangan salah bersekutu. Persekutuannya harus berdasarkan Firman pengajaran yang benar supaya tambah bijak.

Amsal 13:20

13:20 Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.

 

2)      Tidak takut dalam menghadapi kebencian, aniaya malah bersaksi.

Tadinya Paulus sudah bisa bebas, diperiksa nanti oleh kepala prajurit lalu ditanya-tanya tidak didapati kesalahannya, bisa bebas. Apalagi waktu dia katakan  dia orang Kilikia, kota yang terkenal saat itu, dia katakan dia warga Roma, kalau warga Roma statusnya orang yang terpandang dibandingkan orang Yahudi orang jajahan, dia bisa bebas, tapi dia malah mau bersaksi di situ.

 

Markus 13:9-11

13:9 Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka.

13:10 Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa.

13:11 Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.

 

Ketika kita dibenci orang, kita diserang, difitnah, dll, jadilah kesaksian, itu kesempatan bagi kita untuk bersaksi. Kalau datangnya dari luar Yesus, orang belum percaya Yesus, saksikan Firman penginjilan kepada mereka bahwa Yesus Juruselamat, lewat kata-kata juga lewat perbuatan yaitu hidup benar sesuai Firman.

 

Kalau serangannya dari orang kristen orang yang sudah selamat, saksikan Firman Pengajaran lewat kata-kata juga lewat perbuatan yaitu hidup suci sesuai Firman.

 

Tenang = sikap bertahan

Bersaksi = sikap menyerang untuk mencapai tujuan yang rohani,

untuk memenangkan jiwa bawa kepada Yesus. Kita bersaksi Tuhan menyertai kita.

Matius 28:19-20

28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

 

Keadaan kita memang sungguh-sungguh tidak berdaya seperti Paulus menghadapi begitu banyak massa yang beringas yang mau membunuh dia, tapi dia bisa bersaksi Tuhan menyertainya.

 

Kalau Tuhan menyertai, kita pasti menang. Kemenangan yang bisa kita raih adalah memenangkan jiwa bawa kepada Yesus. Kemenangan puncak adalah kita berhasil dibentuk menjadi mempelai wanita Tuhan yang sempurna menyambut Yesus di awan-awan ketika Dia datang, masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Tuhan Yesus memberkati.

 

 

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

www.gptkp.blogspot.com

 



20240929

Kebaktian Umum, Minggu 29 September 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 



Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 14:1-5

14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.

14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

 

Ada 7 hal tentang pengikutan gereja Tuhan kepada Tuhan Yesus:

1.      Bagaikan desau air bah (ayat 2a). Artinya pengikutan kita kepada Yesus adalah pengikutan yang cepat, kuat dan tidak bisa dihalangi oleh apapun.

2.      Bagaikan deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b). Ini pengikutan yang ditandai hujan Firman pengajaran untuk menumbuhkan kerohanian kita.

3.      Bagaikan bunyi kecapi (ayat 2c). Ada perbedaan diantara kita tetapi terjadi penyatuan Tubuh Kristus, bukam perpecahan.

4.      Ada nyanyian baru (ayat 3). Ini menunjuk keubahan hidup yang menjadi pengalaman pribadi masing-masing.

5.      Murni sama seperti perawan (ayat 4a).

6.      Menjadi korban sulung bagi Allah (ayat 4b).

7.      Tidak berdusta =  tidak bercela (ayat 5).

 

Kita membahas pada poin kelima, murni seperti perawan. Ini kualitas rohani gereja Tuhan, mempelai Wanita Tuhan.

 

Praktek murni seperti perawan:

1.      Tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan. Yaitu perempuan Babel dan perempuan Izebel. Perempuan Babel itu ajaran palsu yang hanya menekankan berkat-berkat jasmani, hiburan jasmani, kemuliaan jasmani yang mengarah pada dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Perempuan Izebel itu ajaran palsu yang memperbolehkan wanita mengajar dan memerintah laki-laki dalam nikah dan ibadah. Juga pengajaran tentang seluk beluk iblis.

 

2.      I Korintus 7:29,34

7:29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;

7:34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

 

Praktek kedua adalah memusatkan perhatian pada perkara Tuhan supaya hidup kudus dan berkenan kepada Tuhan. Perkara Tuhan adalah perkara kekal yang membawa kita pada hidup kekal. Untuk perkara jasmani kita bisa memusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh. Untuk mendapatkan gelar, kedudukan, pekerjaan dan lain sebagainya. Semua itu bersifat fana tetapi kita berupaya memusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh untuk meraih semua itu.

 

Kalau yang jasmani kita begitu memusatkan perhatian, untuk yang rohani seharusnya kita lebih memusatkan perhatian kita dari pada perkara yang jasmani. Ada 3 perkara Tuhan yang harus kita perhatikan.

a)      Perkataan Yesus.

 

b)      Kemurahan Tuhan

Mazmur 107:43

107:43 Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini, dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN.

 

c)      Kerajaan Sorga

II Petrus 1:11

1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

 

Kita pelajari perkara Tuhan yang pertama yang harus kita perhatikan yaitu perkataan Yesus.

Yohanes 6:68

6:68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;

 

Alkitab kita yakini adalah perkataan Yesus. Orang Kristen justru aneh, kalau ada ayat yang tidak cocok dengan mereka malah berkata itu perkataan Petrus, itu perkataan Paulus. Jadi tidak dipercaya itu perkataan Tuhan. Kalau memang itu hanya perkataan Paulus robeklah surat-surat Paulus jangan baca lagi! Kita yakini Alkitab itu adalah perkataan Allah, memang melalui Petrus, Paulus, Yohanes dan seterusnya. Itu semua perkataan Tuhan sendiri. Bagi kita sekarang itu adalah Firman yang dibukakan rahasianya oleh Tuhan, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain di dalam Alkitab. Sampai pada ayat yang terakhir seluruh pemberitaan Firman adalah perkataan Yesus. Tetapi kalau diterangkan dengan logika, itu perkataan manusia. Saya menerangkan Firman Tuhan menggunakan tafsiran saya sendiri, itu perkataan saya. Si A menerangkan ayat menurut versinya, si B juga pakai versinya, makanya berbeda-beda karena pakai logikanya masing-masing. Tetapi kalau menerangkan Alkitab ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab, si B juga begitu, pasti jadi satu. Semua gereja pasti sama kalau dibukakan rahasianya, ayat menerangkan ayat, bukan diterangkan dengan logika manusia, tidak mungkin akan berbeda-beda. 4 injil ditulis oleh pribadi yang berbeda, tetapi karena ilham dari Tuhan jadi sama semua, tidak ada yang bertolak belakang.

 

Terhadap Firman yang dibuka rahasianya sikap kita harus mendengar dengan sungguh-sungguh bagaikan melihat dan memperhatikan pelita yang menyala di tempat yang gelap.

II Petrus 1:19

1:19 Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

 

Misalkan ruangan ini tiba-tiba gelap gulita, biar bapak ibu keluarkan uang 10 juta, orang tidak akan perhatikan itu karena gelap. Atau kita taruh di situ makanan enak, tidak kelihatan karena gelap. Tetapi begitu 1 orang saja menyalakan korek api, semua mata pasti tertuju. Begitu juga memperhatikan Firman, seperti memperhatikan pelita di tempat yang gelap, di tempat yang gelap kebutuhan utama adalah pelita. Artinya jadikanlah Firman pengajaran sebagai kebutuhan utama, jadikan penyucian sebagai kebutuhan utama, tidak mau ditukar oleh apapun.

 

Kita hidup di dunia, lahir di dunia, tinggal di dunia ini dan banyak hal yang kita cari. Saya juga waktu sebelum menjadi hamba Tuhan, terlalu banyak kerinduan yang mau dicapai. Banyak yang ingin kita capai di dunia ini, tetapi semuanya fana. Namun saya tidak mengajar untuk kita malas. Alkitab katakan harus berupaya, kita bekerja! Sebab itu gunakanlah waktu dan berkat yang Tuhan berikan kepada kita untuk mencari Firman yang membawa kita pada hidup yang kekal. Nanti ada waktunya orang mau membayar berapapun harganya untuk mencari Firman tetapi sudah tidak ada. Dikatakan akan terjadi kelaparan yang dahsyat, manusia akan mengembara dari utara (itu tempatnya meja roti sajian) ke timur (itu daerah halaman). Mereka mencari Firman sudah tidak ada akhirnya ke daerah halaman, halaman itu sudah dipersiapkan untuk diinjak-injak antikristus, berarti hanya bertemu antikristus. Sekarang Tuhan kasih waktu, perpanjangan umur, kesehatan, Tuhan kasih berkat-berkat jasmani, kita pakai itu untuk mencari hidup yang kekal.

 

Yohanes 6:68

6:68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;

 

Waktu itu Yesus ditinggal oleh banyak murid-murid, kemudian Yesus bertanya kepada 12 muridNya, kamu tidak mau pergi juga, lalu Petrus berkata kepada siapa kami akan pergi, perkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal. Mau cari apa lagi di dunia ini, hanya Yesus yang kita utamakan, perkataanNya adalah perkataan yang kekal, Firman yang membawa pada hidup kekal. Tempatkanlah itu sebagai yang terutama di dalam hidup kita. Bekerja tetapi ingat waktu untuk beribadah mendengar Firman. Sekalipun kuliah upayakan untuk selalu beribadah mendengar Firman. Karena itu kita taruh di tempat yang paling utama dalam hidup kita.

 

Ada sesuatu yang unik dalam Injil Yohanes. Dibuka dengan pertanyaan apa yang kamu cari.

Yohanes 1:38

1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?"

 

Injil Yohanes juga ditutup dengan perkataan siapakah yang engkau cari.

Yohanes 20:15

20:15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."

 

Pasal 1 mencari Yesus, pasal 20 mencari Yesus. Pertanyaan untuk kita, kita hidup di dunia ini apa yang kita cari? Hidup kekal! Kalau mengikut Yesus hanya sebatas mencari berkat jasmani, itu orang yang paling malang!

I Korintus 15:19

15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.

 

Untuk mencapai hidup kekal, cari Yesus, cari Firman pengajaran yang benar. Dapat segala sesuatu di dunia tetapi tidak dapat hidup kekal, buat apa!

 

Kita dapat ini dapat itu tetapi tidak masuk sorga, buat apa, semua sia-sia! Betapa bahagianya sudah perkara jasmani di dunia, masuk lagi hidup kekal. Jangan pesimis kalau di dunia sebatas itu yang dia peroleh, tetapi mencapai hidup kekal, itu yang lebih utama. Apalagi kami hamba Tuhan, apa yang kami cari? Cari uang? Jangan jadi hamba Tuhan, nanti jadi hamba uang! Saya diingatkan berkali-kali oleh bapak gembala, motivasimu jangan yang jasmani. Kalau hanya cari yang jasmani jangan jadi hamba Tuhan, menipu jemaat! Kalau membaca dalam Alkitab, Petrus serta rasul-rasul yang lain dan juga nabi-nabi, tidak ada mereka bergaya hidup mewah. Kalau sekarang hamba Tuhan jalan kaki 1 meter saja tidak mau. Kalau bisa dari kamar ke dapur pakai kursi roda, tidak mau susah!

 

Ada banyak orang berbondong-bondong mencari Yesus. Kemudian mereka sudah menemukan Yesus.

Yohanes 6:22-24 Perikop: Orang banyak mencari Yesus

 

Tetapi sayang begitu Yesus menyampaikan Firman, mereka mengatakan perkataan ini keras!

Yohanes 6:60-61

6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"

6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

 

Tadi cari Yesus, waktu ketemu Yesus mereka malah berkata perkataan Yesus keras. Lalu cari Yesus untuk apa! Banyak orang Kristen seperti ini, mencari Yesus, begitu sudah ketemu Yesus, Yesus berbicara malah mereka berkata terlalu keras! Lalu maunya apa! Mereka sudah ketemu Yesus, Yesus berbicara, mereka malah meninggalkan Yesus.

Yohanes 6:66

6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

 

Kita sudah ketemu Yesus, tepatnya bukan kita yang menemukan Yesus tetapi Yesus yang mencari dan menemukan kita. Kita orang berdosa, tenggelam dalam lumpur dosa, Yesus yang mati di kayu salib mencari dan menemukan kita. Sama seperti ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka bersembunyi, siapa yang cari? Tuhan yang mencari. Bukti Tuhan mencari kita, Dia datang ke dunia, Dia mati di kayu salib untuk menebus kehidupan kita. Sekarang kita bangsa kafir sudah bertemu Yesus, kita percaya Yesus, kita bisa bertobat, lahir baru, baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Kemudian ketika kita sudah bertemu Yesus, apa yang kita cari dari Yesus? Cuma pandang-pandangan? Tentu dengar suaranya. Suara Yesus adalah Firman pengajaran yang benar yang keras menyucikan. Tetapi orang Kristen aneh, mencari Yesus, ketemu Yesus dan ketika Yesus memperdengarkan suaraNya lewat perantaraan hamba Tuhan, banyak yang tidak tahan penyucian dan berbalik meninggalkan Yesus.

 

Sekarang saya perkecil, sudah menjadi Kristen, sudah menerima Firman penginjilan. Kemudian mau meningkat, mencari Firman pengajaran. Sudah ketemu pengajaran, dibawa pada pengajaran. Begitu mendengar pengajaran malah berkata terlalu keras! Sidang jemaat di Tentena jauh-jauh datang beribadah. Cari apa? Cari Firman pengajaran.

 

Mengapa demikian, mencari Yesus, ketemu Yesus, dengar suara Yesus malah meninggalkan. Karena motivasinya salah, mereka melihat 5 roti untuk 5.000 orang, karena melihat mujizat. Pas-pas di rumah dia makan tidak makan, begitu ketemu Yesus 5 roti bisa untuk 5000 orang. Itu motivasinya, mencari mujizat yang jasmani.

 

Yohanes 6:22-26

6:22 Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.

6:23 Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.

6:24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.

6:25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"

6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

 

Mereka mencari Yesus karena sudah makan roti dan kenyang. Ini motivasinya salah. Apalagi kami hamba Tuhan, cari jiwa atau cari makan. Kalau melayani untuk cari makan, jangan! Itu hanya menipu jemaat. Tetapi kalau dilihat mereka sangat bergairah, mereka naik perahu ke seberang, begitu bergairah, begitu semangat. Jadi melihat sesuatu harus didalami, jangan hanya tampak luarnya, apalagi perkara yang rohani. Kita lihat hamba Tuhan itu begitu giat melayani. Saya tidak menghakimi pendeta-pendeta yang lain, ini untuk diri saya. Ada daerah yang dibuka tambang, mulai banyak pekerja dan karyawan semua, biar jarak dari Tonusu berapa ratus kilo, saya mau cari jiwa di sana. Padahal tujuannya bukan mau cari jiwa tetapi karena karyawan-karyawan gajinya tetap tiap bulan. Kelihatan pak pendeta aktif melayani. Motivasinya ditanya, cari apa! Kalau saya cari sesuatu di Palu, buat apa saya datang! Cari jiwa untuk dibawa kepada Yesus. Kelihatan mereka luar biasa, kalau dari tampak luar giat beribadah, sungguh-sungguh beribadah, tetapi motivasinya salah.

 

Gairah kita mencari Tuhan dasarnya harus benar. Ini motivasi mereka yang sebenarnya mencari Yesus.

Yohanes 6:15

6:15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

 

Mereka mengikuti Yesus mau menjadikan Yesus sebagai raja. Sebab kalau Yesus menjadi raja, mereka dapat yang jasmani. Jadi mereka mencari Yesus sebatas kebutuhan-kebutuhan jasmani terpenuhi. Itu tidak akan pernah memuaskan dan menyenangkan hati Tuhan. Tetapi dari cerita ini kita bisa ambil sisi positifnya, yaitu mencari Tuhan harus bergairah, harus semangat sekalipun harus rela berkorban apapun, bahkan harus menghadapi angin dan gelombang kehidupan. Kita mau mencapai pelabuhan damai sejahtera, jangan sampai pengikutan kita kandas karena motivasi salah, hanya mencari yang jasmani.

 

Dasar kita mencari Yesus adalah untuk mendengar dan dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar sehingga mengalami penyucian dan pembaharuan. Jadi bisa kita lihat orang ini cari Yesus sungguh-sungguh atau tidak, dari hidupnya bisa kita lihat. Kaum muda di Palu semua disucikan, dibaharui, berarti mencari Yesus sungguh-sungguh. Ini yang menyenangkan hati Tuhan.

Yesaya 8:20

8:20 "Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.

 

Ada kesaksian berarti ada kesucian sehingga terjadi keubahan hidup. Kalau kita mencari Tuhan untuk mendengar Firman disucikan dan dibaharui, maka Tuhan berkenan untuk ditemui.

Yesaya 56:6

5:6  Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!

 

Periksa hati nurani masing-masing, kalau sekarang ini masih salah motivasinya, ayo berubah. Kalau sudah benar mari lebih ditingkatkan lagi, kita mencari Tuhan lebih sungguh-sungguh lagi.

 

Yohanes 6:66

6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

 

Tadi yang meninggalkan Yesus statusnya adalah murid, bukan orang awam. Murid adalah orang yang sudah menerima pengajaran. Status kita orang dalam pengajaran, kita muridnya Tuhan. Tetapi yang mengherankan justru muridnya Tuhan tetapi tergoncang imannya karena mendengar pengajaran, bagaimana ini. Sama seperti murid SD tidak tahu apa-apa padahal sudah menerima pelajaran SD.

Yohanes 6:61

6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

 

Kan aneh, sudah dalam pengajaran tetapi begitu mendengar Firman malah tergoncang imannya. Tidak bisa menerima Firman pengajaran. Setiap mendengar Firman yang keras menggerutu, bersungut, mengomel, itu tergoncang imannya. Sebenarnya batinnya tersiksa sekali! Datang ibadah tetapi waktu dengar Firman malah mengomel, malah marah. Ibarat domba di dalam kandang di kasih makan malah ngamuk-ngamuk. Jangan hal ini terjadi pada kita.

 

Seharusnya Firman sudah menjadi meterai dalam hatinya.

Yesaya 8:16

8:16 Aku harus menyimpan kesaksian ini dan memeteraikan pengajaran ini di antara murid-muridku.

 

Kalau kita status murid, orang yang menerima pengajaran, seharusnya Firman pengajaran itu sudah termeterai dalam diri kita, sudah menjadi kesaksian di dalam kita, ada perbedaan dengan orang di luar. Orang lain lihat, kamu lain yah, gereja di mana? Kami di gereja diajarkan pengajaran Kabar Mempelai, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab. Oh pantas kelakuanmu beda dengan orang Kristen pada umumnya. Seharusnya seperti ini, Firman sudah menjadi pengalaman kita, termeterai dalam diri kita, menjadi kesaksian hidup kita. Apalagi gembala yang menyampaikan pengajaran, sudah harus menjadi kesaksian.

 

Lalu kenapa sudah dalam pengajaran tetapi bisa goncang imannya?

Yohanes 6:64-65

6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.

6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

 

a)      Karena ada yang tidak percaya.

b)      Ada yang akan menyerahkan Yesus.

 

Kita raba dan periksa masing-masing, di antara kita jemaat Tonusu, Tentena, Diora, Palu, ada yang tidak percaya, ada yang akan menyerahkan Yesus. Dijauhkan Tuhan jangan ada seperti itu di dalam kita. Tidak percaya dan mau menyerahkan Yesus artinya tidak mau disucikan oleh Firman pengajaran yang benar. Ada dalam pengajaran, bertahun-tahun dia mendengar tetapi hanya sebatas mendengar, tidak mau disucikan oleh Firman pengajaran. Karena yang menjadi perhatiannya hanya perkara yang jasmani. Selama dia mendapat perkara jasmani dia tetap bertahan dalam pengajaran. Begitu dia sudah tidak dapat, dia seperti Yudas, menjual Yesus, meninggalkan Yesus, meninggalkan pengajaran yang benar dan mencari yang jasmani.

 

Kalau gembala selama dia masih dapat perhatian dari organisasi, mendapat perhatian dari sesama hamba Tuhan, jemaat-jemaat masih memelihara dia, semua hal dia dapat, dia masih dalam pengajaran. Jemaat ancam, pokoknya kalau om tidak bersekutu di sana, kalau om keluar dari organisasi, kami tidak mau tergembala di sini. Jadi tetap dia sampaikan pengajaran padahal sebenarnya hatinya cuma mencari perkara yang jasmani. Begitu sudah tidak apa-apa dia tinggalkan pengajaran. Seperti Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Selama dia dapat sesuatu, dia masih dalam pengajaran, begitu sudah tidak dapat, dia tinggalkan pengajaran. Ini orang yang tidak mau disucikan!

 

Tadi Yesus memberi makan 5.000. sesudah itu ada lagi peristiwa pemecahan 7 roti untuk 4.000 orang, sudah berkurang 1000 orang. Jadi sebagai gembala kalau ditinggalkan 1 atau 2 jemaat, jangan sedih, kayak hidup itu sudah tidak mau lanjut lagi. Yesus saja keluar 1000 murid meninggalkanNya. Kalau ditinggal, periksa diri kenapa bisa begini. Mungkin makanannya kurang enak saya kasih sama dia. Pukul diri saja, bukan mau marah-marah sama pendeta lain tempat dia pindah. Yesus tidak marah-marah, malah bertanya kamu mau pergi juga! Tetapi saya tidak mau tanya sama jemaat ‘kamu mau pergi juga!”.

 

Angka 1000 adalah angka kesucian.

Kejadian 20:16

20:16 Lalu katanya kepada Sara: "Telah kuberikan kepada saudaramu seribu syikal perak, itulah bukti kesucianmu bagi semua orang yang bersama-sama dengan engkau. Maka dalam segala hal engkau dibenarkan."

 

Jadi yang meninggalkan Yesus adalah orang-orang yang tidak mau disucikan. Pengikutannya selama ini adalah pengikutan tanpa penyucian. Sekarang kita bercermin pada Firman, tidak usah hakimi orang lain, periksa diri sendiri, saya ini ikut Yesus, ikut Dia dengan benar atau pengikutanku ini pengikutan tanpa penyucian.

 

Praktek pengikutan tanpa penyucian:

a)      Yeremia 48:10

48:10 Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!

 

Lalai dalam pekerjaan Tuhan. Pekerjaan Tuhan yang dipercayakan kepadanya dikerjakan dengan lalai. Sebagai apa? Paduan suara, pemain musik, pelayan pundi, pelayan perjamuan suci, sebagai gemala, lalai! Gembala tugasnya mempersiapkan Firman dan berdoa syafaat bagi sidang jemaat, tetapi malah lalai. Seperti itu kalau mengikut Tuhan tanpa penyucian, pasti banyak lalainya. Lalai dalam pekerjaan Tuhan = tidak setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan. Seperti Yudas, kadang masuk, maju, kadang mundur, lama-lama mundur selama-lamanya seperti Yudas. Kita baca dalam Alkitab dia ada bersama Yesus dan murid-murid, baca lagi selanjutnya dia tinggalkan persekutuan dan pergi kepada imam-imam kepala. Itulah Yudas, lalai dalam pekerjaan Tuhan, karena yang dia cari hanya yang jasmani. Kalau pekerjaan Tuhan menguntungkan dia secara jasmani dia kerjakan. Kalau malah dianggap merugikan malah tidak dikerjakan, buat apa. Ikut Tuhan jangan hitung-hitungan, saya dapat apa?

 

Kalau gembala tidak usah bilang uang dan lain-lain, kalau dia khotbah lalu orang sanjung-sanjung, senang sekali dia. Semangat sekali dia, dia tidak akan pernah lalai khotbah. Tetapi begitu dia khotbah lalu dihujat, dia berpikir yah sudah tidak usah khotbah lagi. Jangan seperti itu. Jangan kita lalai dalam pekerjaan Tuhan.

 

b)      Menghambat pedang dari penumpahan darah = lalai dalam penyucian. Marah ketika Firman datang, bersungut waktu Firman Tuhan keras, itu pengikutan kepada Tuhan tanpa penyucian. Firman itu adalah kehidupan, menolak Firman berarti menolak kehidupan. Secara jasmani ada yang mau tolak uang? Tidak ada. Di dunia kalau tidak dapat kehidupan bisa demo. Tetapi kalau kurangi untuk Firman yang adalah kehidupan, orang demo juga, kurangi Firman, Firman jangan keras-keras.

Yohanes 6:63

6:63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

 

Betapa senangnya gembala kalau jemaat berkata om tambah lagi pemberitaan Firman.

 

Ada 2 kemungkinan yang terjadi

a)      Yohanes 6:66

6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

 

Pasal 6 ayat 66, ini bukan kebetulan. Kalau dijajarkan menjadi 666. Kemungkinan pertama dicap antikristus, menjadi miliknya antikristus sehingga dia tidak lagi mengikut Yesus, tidak lagi mengikut Firman pengajaran yang benar, tetapi mencari yang cocok bagi dagingnya. Orang seperti itu akan mengembara, dia akan mencari Firman yang cocok bagi dagingnya. Datang di gereja satu, ah tidak cocok ini. Pergi lagi di gereja lain, ah ini juga tidak cocok. Akhirnya di mana yang cocok bagi dagingnya di situ dia berada. Dan begitu pindah di situ dia berkata ‘saya bertumbuh di sini’ omong kosong! Itu cuma lips service untuk menyudutkan pengajaran yang benar. Dia anggap pengajaran yang benar tidak menumbuhkan kerohaniannya.

 

b)      Merasa tetap mengikut Yesus tetapi tertinggal waktu gereja disingkirkan dan menjadi mangsa antikristus, dianiaya antikristus.

 

Tuhan tolong, semoga tidak ada di antara kita mau meninggalkan Yesus, meninggalkan penggembalaan, meninggalkan pengajaran, tetapi kita mau bertahan dalam penggembalaan dalam pengajaran yang benar apapun yang dihadapi, kita disucikan dan dibaharui.

 

Meninggalkan pengajaran yang benar itu sudah jahat di mata Tuhan. Tetapi ada orang yang lebih jahat dari murid-murid yang meninggalkan Yesus.

Yohanes 6:70

6:70 Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."

 

Ternyata ada yang tinggal di antara kita, berada dalam penggembalaan, tetapi di mata Tuhan sesungguhnya dia iblis! Apalagi kalau saya gembala lalu Tuhan katakan kamu iblis yang menyamar sebagai malaikat terang! Yang dimaksud di sini adalah Yudas Iskariot, masih ada dalam penggembalaan, masih ada dalam pengajaran, tetapi hatinya keras. Kelihatan di depan menerima Firman pengajaran, tetapi hatinya selalu mengelak dari Firman pengajaran yang benar. Sehingga satu ketika dia berkhianat, dia menjual Yesus, menyerahkan Yesus. Betapa keras perkataan Yesus ini, Aku telah memilih kamu tetapi di antaramu ada iblis! Jangan terjadi dalam kehidupan kita!

 

Dulu bapak gembala menerima penyataan dari Tuhan, Aku akan menjadikan gerejaKu di Tentena sebagai Sokoguru. Kita mau dijadikan sokoguru, betapa mirisnya kalau Tuhan berkata di antaramu ada iblis. Jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita sekalian. Jangan seperti Yudas, di saat-saat terakhir Firman Tuhan datang dengan keras tetap dia mengelak dari Firman. Saya menyampaikan ini dengan rasa takut, ada bergetar di hati, jangan sampai di tengah-tengah kita ada iblis di situ. Orang tetapi dikuasai oleh iblis!

Matius 26:23-25

26:23 Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.

26:24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.

26:25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"

 

Ini teguran untuk Yudas, tetapi Yudas katakan bukan aku ya Rabi. Sudah nyata-nyata ditegur oleh Firman Tuhan tetapi selalu berkata ‘bukan saya!’. Firman datang dengan keras tetapi selalu bukan untuk dirinya, dia berkata ini cocok untuk isteriku, cocok untuk suamiku, cocok untuk si A, cocok untuk si B. Jangan-jangan dia merasa ini cocok buat gembala!

 

Waktu Firman disampaikan Yudas ada di situ, waktu perjamuan suci Yudas juga ada di situ.

Yohanes 13:2

13:2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.

 

Makan bersama itu bagi kita sekarang sama-sama menerima Firman pengajaran. Kita sama-sama mendengar Firman, ada secara virtual, ada yang tatap muka langsung, tetapi apa yang ada di hati kita? Iblis atau Yesus.

Yohanes 13:26-27

13:26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.

13:27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."

 

Dengar Firman, terima perjamuan suci, bukannya terjadi penyucian dan pembaharuan, malah dikuasai iblis. Betapa mengerikan, pulang gereja malah tambah jahat, tidak ada keubahan! Karena waktu dengar Firman selalu mengelak ‘bukan saya!’. Waktu terima perjamuan suci, makan perjamuan suci malah dikuasai iblis! Inilah Yudas Iskariot. Jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita sekalian.

 

Ada 2 murid yang pernah disebut iblis oleh Tuhan Yesus.

1.      Yudas

2.      Petrus

 

Petrus sempat disebut iblis waktu dia menolak salib. Yesus berkata aku akan ditangkap dan dibunuh di Yerusalem, 3 hari kemudian Aku akan bangkit. Petrus menarik Yesus dan berkata sekali-kali hal itu tidak akan menimpa Engkau. Yesus berkata enyahlah kau iblis! Petrus sempat di sebut iblis, tetapi dia segera sadar dan dia bertobat.

 

Mungkin keadaan kita sempat seperti Petrus, sempat jatuh seperti Petrus, menolak salib, tidak mau salib, menolak sengsara, maunya enak bagi daging. Tetapi kalau masih bisa mendengar Firman pengajaran, masih bisa beribadah datang dengar Firman, ayo segera sadar, segera menyesal dan bertobat, segera bangkit, jangan bertahan pada kejatuhan. Saya juga pernah jatuh, tetapi segera bangkit. Segera dilahirkan kembali oleh benih Firman. Petrus menyadari kejatuhannya sudah dalam, tetapi segera bangkit sehingga bisa dia tulis dalam suratnya, ia dilahirkan kembali dari benih Firman.

I Petrus 1:22-23

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

 

Pengalamannya menjadi kesaksian yang hidup untuk memotivasi orang lain. Jadi jangan pesimis kalau kita sempat jatuh, sempat terhilang, kalau masih bisa dengar Firman dan segera kembali, kesaksian itu justru bisa memotivasi orang yang sudah jatuh supaya bangkit kembali.

 

Seperti Petrus sudah jatuh, dia menyangkal Yesus. Orang yang menyangkal Yesus seharusnya binasa. Petrus sudah dalam dia jatuh, dia disebut iblis oleh Yesus. Tetapi dia segera bertobat dan segera bangkit. Pengalamannya ini memotivasi orang lain supaya bangkit.

 

Tetapi Yudas dia sadar dan menyesal dia salah. Dia sudah menjual Yesus, hanya dia tidak mau mengaku, dia malu dan gengsi mengaku kesalahannya, untuk bertobat malah gantung diri, malah menambah dosa dan binasa. Pagi menjelang siang ini, siapapun yang mendengar Firman ini, mungkin keadaan kita sudah seperti Yudas, seperti Petrus, sudah dapat cap iblis, karena perilaku dan dosa-dosa kita. Selama Firman dan pengajaran benar masih disampaikan, ada uluran kasih setia Tuhan, ada suara Tuhan yang lembut memanggil kita untuk kita datang kepada Tuhan, untuk kita bertobat, untuk kita segera bangkit dari keterpurukan, kembali melayani Tuhan.

 

Jadi tanggapan kita terhadap Firman menentukan nasib hidup kita. Mau seperti Petrus yang diangkat dan dipakai Tuhan. Atau seperti Yudas yang binasa. Tergantung kita, tinggal sikap kita masing-masing.

 

Ada 3 hal yang kita dapatkan dari Firman pengajaran yang benar:

a)      Firman memberi hidup. Secara jasmani yakin Tuhan mampu memelihara hidup kita dari Firman yang kita praktekan. Dunia ini tidak selamanya bisa memelihara hidup kita. Tetapi Firman bahkan sampai di zaman antikristus mampu memelihara hidup kita. Secara rohani juga ada kehidupan, rohani kita hidup, rohani yang berkarya dari Firman.

 

b)      Bisa menjadi sama dengan Yesus.

Lukas 6:40

6:40 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.

 

Guru kita adalah Yesus, lewat pengajaran kita mau dibawa sama mulai dengan Yesus. Ini kita dapat dari pengajaran, jangan mengelak dan menolak, tetapi terima pengajaran itu.

 

c)      Yohanes 6:44-45

6:44 Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.

6:45 Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."

 

Lewat pengajaran kita dibawa kepada Yesus menjadi mempelai wanitaNya yang sempurna, masuk pesta nikah Anak Domba, masuk kerajaan 1000 tahun damai, masuk Yerusalem Baru kerajaan sorga yang kekal.  

 

Saya sebagai gembala adalah suami bayangan bagi sidang jemaat, memberitakan Firman pengajaran untuk menghentar sidang jemaat kepada Suami yang sesungguhnya itulah Yesus. Kerinduan hati saya tidak ada satupun di antara kita yang tertinggal dan binasa, semua bersama-sama menyambut Yesus di awan-awan yang permai. Bahkan bersama-sama dengan keluarga daging kita masing-masing. Pengajaran ini kita butuhkan, tanggapi, perhatikan, bagaikan melihat pelita yang menyala di tengah kegelapan. Kalau kita sempat jatuh, segera kembali pada jalan keselamatan.

 

Tuhan Yesus memberkati.