Puji Tuhan, bersama istri saya sampaikan salam
sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, selamat kita berbahagia memandang
Tuhan di dalam FirmanNya.
Imamat
2:1-8,14-16
1 "Apabila seseorang hendak mempersembahkan
persembahan berupa korban sajian kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu
tepung yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan
ke atasnya.
2 Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak
Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan
minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di
atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian
yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
3 Korban sajian selebihnya adalah teruntuk bagi
Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban api-apian
TUHAN.
4 Apabila engkau hendak mempersembahkan persembahan
berupa korban sajian dari apa yang dibakar di dalam pembakaran roti, haruslah
itu dari tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi, yang diolah
dengan minyak, atau roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak.
5 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari
yang dipanggang di atas panggangan, haruslah itu dari tepung yang terbaik,
diolah dengan minyak, berupa roti yang tidak beragi.
6 Korban itu harus dipotong-potong, lalu
kautuangkanlah minyak ke atasnya; itulah korban sajian.
7 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari
yang dimasak di dalam wajan, haruslah itu diolah dari tepung yang terbaik
bersama-sama minyak.
8 Maka korban sajian yang diolah menurut salah satu
cara itu haruslah kaupersembahkan kepada TUHAN, yakni harus disampaikan kepada
imam, yang membawanya ke mezbah.
14 Jikalau engkau hendak mempersembahkan korban
sajian dari hulu hasil kepada TUHAN, haruslah engkau mempersembahkan bulir
gandum yang dipanggang di atas api, emping gandum baru, sebagai korban sajian
dari hulu hasil gandummu.
15 Haruslah kaububuh minyak dan kautaruh kemenyan ke
atasnya; itulah korban sajian.
16 Haruslah imam
membakar sebagai ingat-ingatannya, sebagian dari emping gandumnya dan minyaknya
beserta seluruh kemenyannya sebagai korban api-apian bagi TUHAN."
Imamat pasal pertama berbicara tentang dasar ibadah
dan sekaligus diperlihatkan sasaran dan prasarana yang Tuhan berikan kepada
kita untuk mencapai kesempurnaan. Di sini Tuhan mengedepankan tentang lembu
yang artinya Tuhan mengetengahkan suasana kesempurnaan. Tujuan akhir dari
rencana Tuhan adalah untuk menyempurnakan gereja Tuhan. Sarananya adalah lewat
domba yang harus disembelih di sebelah utara dan hasilnya adalah suasana burung
tekukur yang menunjuk suasana kesempurnaan.
Imamat pasal kedua berbicara tentang korban sajian
yang terbuat dari empat macam bahan:
1. Tepung
yang terbaik
2. Minyak
3. Kemenyan
4. Garam
Bentuk-bentuk
korban sajian:
1. Tepung
segenggam, minyak dan kemenyan (ayat 1-3)
2. Roti
bundar yang diolah dengan minyak dan roti tipis yang dioleh dengan minyak (ayat
4)
3. Dipanggang
di dalam belanga (ayat 5-6)
4. Dipanggang
di atas wajan (ayat 7)
5. Hulu
hasil (ayat 14-16)
Bentuk yang pertama sampai keempat semuanya dibakar
di atas mezbah tetapi hulu hasil tidak dibakar di atas mezbah.
Korban sajian ini adalah sambutan kita untuk
melayani Tuhan sebagai tanggapan kita yang serius terhadap rencana Allah yang
ditampilkan pada pasal pertama yang sekaligus adalah dasar ibadah kita. Bentuk
pelayanan ini kita lihat dari macam-macam jenis bahan yang digunakan pada korban
sajian.
Ini yang perlu kita perhatikan terlebih dahulu.
Apakah kita menanggapi dengan serius ibadah pelayanan kita?. Apakah kita
melayani Tuhan hanya karena itu adalah tugas atau karena rasa terima kasih kita
karena telah ditolong oleh Tuhan?.
1.
Tepung
yang terbaik
Bila
kita mau melayani berarti sama dengan mempersembahkan korban sajian kepada
Tuhan maka kita tidak bisa luput dari proses untuk mendapatkan tepung yang
terbaik ini. Di mana biji gandum itu harus ditumbuk dan diayak sampai halus.
Ini semua bisa kita alami oleh pekerjaan Firman pengajaran yang berkuasa
menyucikan sehingga kita bisa tampil bagaikan tepung yang terbaik.
Mempersembahkan
korban sajian adalah bagaikan mempersembahkan santapan kepada Tuhan.
Mempersembahkan santapan/makanan kepada Tuhan prakteknya adalah pelayanan.
Lukas 17:8
Bukankah sebaliknya ia akan berkata
kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku
sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan
minum.
Yohanes 4:34
Kata
Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Kalau
dalam pelayanan kita tidak rela seperti gandum harus ditumbuk menjadi halus
maka pelayanan kita tidak akan menyenangkan hati Tuhan. Kita harus rela
karakter kita ditumbuk sampai halus dan diayak artinya dalam sifat dan
kareakter kita harus terasa pekerjaan godokan Firman Allah sehingga kita bisa
menyajikan korban sajian yang dapat menyenangkan hati Tuhan. Tetapi kalau kalau
daging kita masih gampang tersinggung dan gampang tersandung bagaimana bisa
pelayanan kita menyenangkan hati Tuhan?
Tepung
inilah yang dikeluhkan oleh Tuhan sebab sesungguhnya sudah hilang dalam gereja
Tuhan. Berarti tadinya ada namun bukannya bertambah halus namun malah kembali
menjadi kasar, ini tidak menyenangkan hati Tuhan.
Yoel 1:9-10
9 Korban
sajian dan korban curahan sudah lenyap dari rumah TUHAN; dan
berkabunglah para imam, yakni pelayan-pelayan TUHAN.
10 Ladang sudah musnah, tanah berkabung,
sebab gandum sudah musnah, buah anggur sudah kering, minyak sudah menipis.
Korban
sajian lenyap berarti tepung terbaik sudah hilang. Kalau belum bisa
mengendalikan emosi dan hawa nafsu maka itu pertanda pelan tapi pasti korban
sajian akan menghilang. Kalau minyak menipis maka pelan dan pasti akan masuk
dalam kelompok 5 anak dara yang bodoh yang lampunya hampir padam dan hal ini
terjadi justru menjelang kedatangan Tuhan.
Matius 25:8-9
8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada
gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab
pelita kami hampir padam.
9 Tetapi jawab gadis-gadis yang
bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik
kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
Bicara
tentang nabi Yoel ada hubungannya dengan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
Yoel 1:15
Wahai,
hari itu! Sungguh, hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari
Yang Mahakuasa.
Menjelang
kedatanganNya, Tuhan bersuara mengingatkan kepada kita untuk kembali mengoreksi
bagaimana kita mengatur meja santapan kepada Tuhan lewat pelayanan kepada Tuhan,
bukan sesuka hati (sewenang-wenang).
Yeremia 5:31
Para nabi bernubuat palsu dan para imam
mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian! Tetapi
apakah yang akan kamu perbuat, apabila datang kesudahannya?
Disebut
hari pemusnahan sebab ketika diingatkan bahwa korban sajian sudah lenyap dan
minyak sudah menipis, tidak ada tanggapan yang serius dari kehidupan tersebut
sehingga orang tersebut akan mengalami hari pemusnahan. Tetapi kalau dia
menanggapi serius dan berubah sikap maka yang dialami kehidupan itu bukan
pemusnahan tetapi dia akan masuk dalam kelompok 5 anak dara yang bijak dan
bukan 5 anak dara yang bodoh.
Dari
5 bentuk korban sajian yang pertama adalah tepung segenggam. Tuhan tidak
meminta banyak, bagi Tuhan segenggam itu sudah cukup.
Imamat 2:2
Lalu
korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah
diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh
kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai
bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya
menyenangkan bagi TUHAN.
Sebelum
masuk dalam masa 3,5 tahun hujan tidak turun maka Elia mendapat pelayanan lewat
tepung yang segenggam. Masa 3,5 tahun ini menubuatkan kepada kita datangnya 3,5
tahun aniaya antikris. Itu sebabnya harus ada pelayanan tepung segenggam justru
menjelang 3,5 tahun aniaya antikris.
I Raja-raja 17:12
Perempuan
itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada
roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit
minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga
potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi
anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
Tuhan
berkuasa mengubah dari suasana kematian (maut) menjadi suasana kehidupan karena
apa yang segenggam itu dipersembahkan kepada Tuhan. Untuk menghadapi 3,5 tahun
musibah di depan maka Tuhan menginginkan kita mempersembahkan apa yang ada di
dalam genggaman kita artinya mendahulukan Tuhan. Kalau kita mendahulukan Tuhan
itu sebagai bukti nyata bahwa kita bagaikan tepung yang terbaik.
Tadinya
hati janda ini galau, dia risau, pemikirannya hanya berkata mati tetapi Allah
ubah, dari korban yang satu genggam tadi menghadirkan ketenangan dalam
kehidupan janda beserta dengan anaknya dan ditambah dengan nabi Elia. Bila kita
mendahulukan Tuhan dan mempersembahkan hidup sebagai santapan bagi Tuhan (
artinya melayani Tuhan) maka ketenangan bisa hadir dalam hidup kita.
Pengkhotbah 4:6
Segenggam ketenangan lebih baik dari
pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.
Seringkali
kita berjerih payah tetapi lupa mendahulukan Tuhan. Kita telah melihat
bagaimana situasi dunia saat ini. Apakah kita berada di dalam ketenangan, ada
dalam perlindungan Tuhan atau tidak. Itu tepergantung kepada kita sekarang,
apakah korban sajian itu sudah hilang atau masih ada. Kalau sudah tidak ada
cepatlah berubah sebab hari Tuhan yang digambarkan sebagai hari pemusnahan
sudah dekat.
Yoel 1:15
Wahai,
hari itu! Sungguh, hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari
Yang Mahakuasa.
Janda
sarfat beserta anaknya yang menghadapi 3,5 tahun bisa tetap tenang sekalipun
dia adalah janda. Kalau dipikir secara manusia hidup mereka benar-benar di
ujung tanduk dan hidup merana. Tetapi Tuhan perlihatkan bahwa Tuhan sanggup
merubah suasana yang menuju kepada maut dialihkan menjadi suasana ketenangan
dan kehidupan sebab janda ini masih memiliki tepung segenggam.
Sebenarnya
hadirnya Elia adalah untuk mengetes apakah janda ini masih memiliki pengharapan
atau tidak. Sesungguhnya hadirnya Firman Tuhan kepada kita adalah untuk meraba
apakah kita masih memiliki segenggam tepung atau tidak. Jangan tunggu sampai
hilang. Kalau sudah hilang itu mengundang bencana bagi diri sendiri.
Janda
ini masih mempunyai minyak sedikit di dalam buli-buli. Sedikit berarti sudah
menipis padahal mereka menghadapi bencana 3,5 tahun. Untuk kita sekarang kita
menghadapi masalah di segala bidang, maka tidak akan mendapat ketenangan kalau
kita tidak memiliki tepung yang terbaik atau memiliki tetapi tidak
mempersembahkan artinya tidak mengutamakan Tuhan, tidak memberi pelayanan
sepenuh kepada Tuhan pemilik kehidupan kita.
Memiliki
tepung yang terbaik artinya memiliki Firman pengajaran. Apalah arti kita
memiliki kebenaran Firman Tuhan yang berkuasa menyucikan tetapi tidak
mempersembahkan, artinya tidak mendahulukan Tuhan, tidak menyerah sepenuh
kepada Tuhan.
Lebih
parah lagi kalau tepung dan minyak sudah menipis dan apa yang dilarang justru
itu yang kita lakukan.
Imamat 2:11
Suatu
korban sajian yang kamu persembahkan kepada TUHAN janganlah diolah beragi,
karena dari ragi atau dari madu tidak boleh kamu membakar sesuatu
pun sebagai korban api-apian bagi TUHAN.
Korban
sajian selalu ada hubungannya dengan mezbah, berarti dibakar dan ada
hubungannya dengan api. Artinya dalam ibadah dan pelayanan kita selalu ditandai
dengan sengsara. Jangan kita mencari perkara yang manis (madu), jangan sampai
terselip pemikiran bagaimana cara untuk mendapatkan madu, yang manis-manis saja
di ladang Tuhan karena hal itu dilarang Tuhan.
Mengapa
madu ini digandeng dengan ragi? Sebab kita tahu ahli-ahli taurat dan orang
farisi adalah pengajar-pengajar yang luar biasa karena menghafal taurat tetapi
ketika mereka memberikan penyampaian kepada umat maka ujung-ujungnya mereka
menginginkan uang. Terlebih lagi bila berhadapan dengan janda yang kaya. Mereka
akan berusaha untuk menguasai harta janda tersebut dengan memberikan berbagai
dalih bahwa janda itu harus serahkan harta kekayaannya yang ditinggalkan suami
kemudian jaminan hidup diatur oleh imam pada hal mereka (imam) ingin
menguasainya.
Tuhan
sudah mengingatkan bahwa hari Tuhan sudah dekat, hari pemusnahan sudah dekat
jangan kita tabrak saja larangan Tuhan. Kita tidak akan mampu berlawanan dengan
Tuhan.
I Korintus 10:22
Atau
maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?
Itu
sebabnya ketika Tuhan berbicara tentang tepung yang terbaik biarlah kita mau
menerima Firman pengajaran untuk membentuk, merubah, menumbuk dan mengayak
kehidupan kita sehingga bisa tampil sebagai tepung yang terbaik. Jangan sampai
kehilangan korban sajian, jangan sampai persediaan minyak menipis dan biarlah
minyak persediaan itu tetap ada sehingga kita masuk dalam kelompok lima anak
dara yang bijak.
Matius 25:4
sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu
membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
2.
Minyak
Yoel 1:10
Ladang sudah musnah, tanah berkabung,
sebab gandum sudah musnah, buah anggur sudah kering, minyak sudah menipis.
Matius 25:8
Gadis-gadis
yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit
dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
Kesimpulannya
kalau tepung tidak ada dan ditambah lagi minyak sudah menipis maka nyata bahwa
kehidupan itu ada pada kategori 5 anak dara yang bodoh. Hal ini jangan sampai
terjadi dalam diri kita.
Melayani
Tuhan sama seperti membawa korban santapan bagi Tuhan.
Imamat 21:6,8
6
Mereka itu harus kudus bagi Allahnya dan janganlah mereka melanggar kekudusan
nama Allahnya, karena merekalah yang mempersembahkan segala korban api-apian
TUHAN, santapan Allah mereka, dan karena itu haruslah mereka kudus.
8
Dan kamu harus menganggap dia kudus, karena dialah yang mempersembahkan santapan
Allahmu. Ia harus kudus bagimu, sebab Aku, TUHAN, yang menguduskan kamu
adalah kudus.
Bagaimana
kalau persyaratan korban santapan untuk Tuhan ini sudah kita langkahi? Itu
sebabnya Tuhan sudah mengingatkan supaya jangan kita mengelak dari proses untuk
mendapatkan tepung yang terbaik.
Banyak
manusia merasa Firman Pengajaran itu terlalu tajam dan menjadi beban sehingga
menghalang-halangi tujuan untuk menerima berkat jasmani padahal sesungguhnya
kalau kita menerima Firman maka berkat
jasmani justru akan mengikut. Hamba Tuhan tidak boleh tutup mulut, sebab
orang yang menolak Firman pengajaran itu akan datang dan akan pergi, hilang
untuk selama-lamanya tetapi Firman Allah itu kekal untuk selama-lamanya.
Fungsi
minyak:
a) Pengurapan
Minyak harus ada dalam gereja Tuhan untuk memberi
kekuatan supaya berkobar-kobar dan menyala-nyala. Itu sebabnya jangan sampai
minyak itu menipis apalagi sampai tidak punya karena akan masuk dalam cap
meterai yang disebut lima anak dara bodoh. Mereka akan terlambat, sekalipun
mempunyai minyak tetapi mereka akan terlambat dan jelas minyak yang mereka
miliki palsu sebab tidak mungkin Tuhan menjual minyak (Roh Kudus) sebab minyak
itu mahal, itu sebabnya diberi dengan cuma-cuma bukan berarti murahan tetapi
karena manusia tidak bisa beli. Bukan berarti kata cuma-cuma tidak perlu
bergumul, kita harus bergumul untuk mendapatkan minyak.
Mungkin ada upaya untuk mengisi pelita dengan minyak
tetapi sudah terlambat. Oleh sebab itu sebelum terlambat biarlah sekarang
berupaya untuk mendapatkan minyak. Terutama hamba Tuhan harus punya minyak.
Salah satu ciri memiliki minyak adalah ada bahasa Roh. Jangan kita anggap
sepeleh kalau minyak sudah menipis sehingga kita santai-santai saja.
b) Untuk
mengisi pelita
Kalau ada usaha mengisi minyak penuh di dalam pelita
berarti dia mengerti bahwa suasana yang ada di sekitarnya gelap. Kalau tidak
sadar bahwa berada pada suasana dunia yang gelap sekarang ini maka tidak akan
ada upaya untuk mencari minyak. Kalau seseorang sadar berada dalam suasana
kegelapan maka dia tidak akan tinggal diam dan akan berupaya yang tertampak
dengan berkobar-kobar dalam pelayanan.
Tetapi ada hal yang harus kita waspadai. Jangan
sampai sudah ada pelita, sudah ada minyak, pelita sudah menyala tetapi malah
ditutup dengan gantang dan tempat tidur.
3.
Kemenyan
Imamat 6:15
Setelah dikhususkan dari korban sajian
itu segenggam tepung yang terbaik dengan minyak, serta seluruh kemenyan yang di
atas korban sajian itu, maka haruslah semuanya dibakar di atas mezbah sehingga
baunya menyenangkan sebagai bagian ingat-ingatannya bagi TUHAN.
Kalau
salah satu dari bahan-bahan ini tidak ada maka tidak akan menyenangkan Tuhan
dan tidak akan menjadi bagian ingat-ingatan bagi Tuhan, Tuhan tidak akan
mengingat kita.
Korban
sajian ini menunjuk pelayanan kita.
Yohanes 4:33-34
33
Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang
telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
34 Kata Yesus kepada mereka:
"Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan
menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Pelayanan
yang berkenan kepada Tuhan adalah pelayanan yang akan membawa kita menjadi
tubuh Kristus, Mempelai Wanita yang sempurna. Itulah pelayanan yang bersuasana
tepung yang terbaik artinya hidup itu digarap oleh Firman Pengajaran yang
berkuasa menyucikan. Pekerjaan penyucian ini jangan sampai hilang dari gereja
Tuhan. Umat Tuhan jangan sampai tidak menikmati lagi pekerjaan Firman yang
menyucikan saudara. Jangan sampai yang lain sudah menjerit dan datang dengan
penuh kerendahan hati di kaki Tuhan kemudian kita biasa-biasa saja. Orang
seperti itu berbahaya sebab berarti dia tidak memiliki tepung yang terbaik dan
minyak sudah tidak punya.
Kemenyan
menunjuk penyembahan/penyerahan. Ingat kita mempersembahkan korban sajian, kita
melayani, kita beribadah, kita menyembah, jangan tidur di kaki Tuhan!
Penyembahan jangan dikurangi, jangan dikecilkan.
4.
Garam
Imamat 2:13
Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa
korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian
Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah
kaupersembahkan garam.
Tidak
ada garam berarti hambar. Tuhan juga suka kita mempersembahkan makanan yang ada
garam, Tuhan tidak mau hambar. Itu sebabnya biarlah mulai dari perkataan kita
jangan hambar. Artinya dalam setiap kita berucap biarlah menyenangkan orang
yang mendengar. Biarlah orang yang mendengar bisa menikmati apa yang kita
ucapkan.
Kolose 4:6
Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh
kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab
kepada setiap orang.
Mengapa
bisa ada garam? Karena mengkaitkan diri dengan perjanjian Tuhan. Garam ini
dihubungkan dengan perjanjian. Apakah kehidupan kita ada hubungannya dengan
janji-janji Tuhan? Dalam pelayanan kita harus mengkaitkan diri kita dengan
janji-janji Tuhan. Jangan kita melayani tanpa hubungannya dengan perjanjian
Tuhan.
Mulai
dari hamba Tuhan. Tuhan sudah mengikat janji dengan hamba-hamba Tuhan dan itu
berarti garam. Hamba Tuhan yang tidak memutuskan janji dengan Tuhan maka dia
adalah garam.
Bilangan 18:19-20
19
Segala persembahan khusus, yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang
Israel kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan
perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk
selama-lamanya; itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di
hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu."
20 TUHAN berfirman kepada Harun:
"Di negeri mereka engkau tidak akan mendapat milik pusaka dan tidak akan
beroleh bagian di tengah-tengah mereka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di
tengah-tengah orang Israel.
Siapa
yang berteriak-teriak di belakang mimbar supaya jemaat menjadi garam dunia?
Itulah hamba Tuhan yang malah seringkali merusak perjanjian garam dengan Tuhan.
Setelah menyampaikan Firman malah pergi melakukan pekerjaan sambilan, justru dalam
kapasitas pelayan Tuhan. Hamba Tuhan yang memiliki pekerjaan sambilan merusak
perjanjian garam dengan Tuhan.
Tuhan
sudah memberikan jaminan kepada hamba Tuhan. Dari tepung yang dibawa untuk
korban sajian Tuhan hanya meminta segenggam untuk dibakar di atas mezbah dan
sisanya adalah bagian imam. Namun banyak hamba Tuhan sekarang tidak menyakini
jaminan Tuhan ini sehingga tidak menghargai yang segenggam yang memberi
ketenangan dan mereka mencari dua genggam dengan berjerih payah di luar dan
merusak perjanjian Tuhan.
Sekarang
ini sepertinya belum berlaku hukuman Tuhan. Kelihatan orang yang merusak
perjanjian Tuhan masih berkeliaran sana sini, tetapi tunggu tanggal mainnya di
mana kehidupan yang merusak perjanjian garam dengan Tuhan akan dimusnahkan.
Bilangan 18:21
Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku
berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel
sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka,
pekerjaan pada Kemah Pertemuan.
Dalam
imamat pasal 2 sentuhan peranan imam itu ada dalam empat ayat.
Imamat 2:2,8,9,16
2 Lalu korban itu harus dibawanya kepada
anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung
segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah
membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu,
sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
8
Maka korban sajian yang diolah menurut salah satu cara itu haruslah
kaupersembahkan kepada TUHAN, yakni harus disampaikan kepada imam, yang
membawanya ke mezbah.
9
Kemudian imam harus mengkhususkan dari korban sajian itu bagian
ingat-ingatannya lalu membakarnya di atas mezbah sebagai korban api-apian yang
baunya menyenangkan bagi TUHAN.
16
Haruslah imam membakar sebagai ingat-ingatannya, sebagian dari emping gandumnya
dan minyaknya beserta seluruh kemenyannya sebagai korban api-apian bagi
TUHAN."
Hamba
Tuhan yang mengerti garam perjanjian Tuhan ini tidak harus risau, ragu dan
bimbang mengenai kebutuhan-kebutuhan secara lahiriah meskipun jemaat yang
dilayani hanya satu orang. 3,5 tahun Elia hanya menggembalakan satu janda
dengan satu anak tetapi mereka hidup. Dalam hal ini yang menjadi tantangannya
adalah iman. Hal inilah yang membuat banyak pelayan Tuhan kacau balau dalam
pelayanan karena garam perjanjian dengan Tuhan mereka bongkar.
Hosea 8:1-3
1
Tiuplah sangkakala! Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena
mereka telah melangkahi perjanjian-Ku dan telah mendurhaka terhadap
pengajaran-Ku.
2
Kepada-Ku mereka berseru-seru: "Ya Allahku, kami, Israel mengenal
Engkau!"
3 Israel telah menolak yang baik --
biarlah musuh mengejar dia!
Kalau
perjanjian Tuhan dilangkahi maka pasti juga mendurhaka terhadap pengajaran
Tuhan.
Imamat 2:13
Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa
korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam
perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu
haruslah kaupersembahkan garam.
Yang
berkepentingan disini adalah hamba Tuhan. Bagi orang yang melakukan pelayanan
ada jaminan Tuhan.
Pasal 1: bagi orang yang melakukan pelayanan korban
bakaran/korban pendamaian ada jaminan Tuhan
yaitu diberikan kulit yang artinya kebenaran Allah. Tuhan membungkus kita
dengan jubah kebenaran.
Pasal 2: diberi
korban makanan, diberi jaminan soal makanan.
Pasal 3 dan seterusnya: diberi daging
Kulit, makanan dan daging ini menunjuk tiga suasana
yang diberikan oleh Tuhan kalau kita melayani Tuhan dengan benar.
Kulit, suasana halaman dimana kita dibenarkan oleh
Allah.
Makanan, suasana ruangan suci karena tepung yang
terbaik adalah bagian dari roti yang ada di meja roti sajian.
Daging yang menunjuk sabda yang menjadi daging
(Firman yang menjadi daging), ini merupakan suasana ruangan maha suci.
Jadi
luar biasa rancangan Tuhan, namun karena mata jasmani kita terlalu terbelalak
melihat dunia sehingga kita kehilangan tiga perkara ini. Kita harus memahami
hidup kita ini hanya ditentukan oleh Tuhan. Kalau lepas dari rencana Allah dan
beribadah tanpa mengerti rencana Allah maka kemusnahan (binasa) menjadi bagian
kehidupan tersebut.
Tuhan
mengeluh karena korban sajian sudah hilang dan minyak sudah menipis. Dan kalau
hal itu terjadi otomatis penyembahan tidak ada lagi. Apakah kita pelan dan
pasti menuju pada kelompok anak dara yang bodoh? Ini jangan sampai terjadi. Itu
sebabnya perlu ada minyak untuk menyalakan pelita. Sadarlah bahwa kita ada
dilingkup dunia yang gelap ini dan akan semakin gelap.
Tuhan
memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar