Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 9:1-7
9:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
Ini tentang orang buta yang disembuhkan Tuhan Yesus. Pengertian buta rohani:
1. Tidak mengalami pembaharuan hidup atau tidak mengalami kuasa baptisan air sehingga jatuh bangun di dalam dosa. Dia tidak peduli lagi itu dosa atau tidak, dia tabrak saja. Ini sudah kita pelajari.
2. Tidak bisa melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
II Korintus 4:3
4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Sama dengan tidak bisa menerima Firman pengajaran yang benar, menolak penyucian sebab keras hati, ada dosa yang dipertahankan. Ini juga sudah dipelajari.
3. Tidak bisa melihat Yesus sama dengan tidak bisa menyembah Yesus, sehingga kering rohaninya. Kalau dibiarkan berdampak pada nikah kering, semua bisa kering. Waktu Yesus datang kembali, kehidupan seperti ini tidak bisa melihat muka dengan muka untuk masuk pada kemuliaan, dia ketinggalan dan binasa dengan dunia ini.
Akibat buta rohani:
1. Menghadapi kesulitan-kesulitan sampai menghadapi jalan buta. Tidak ada jalan keluar dari pergumulan yang dihadapi.
2. Tidak ada masa depan.
3. Menghadapi kemustahilan. Zaman dulu buta sejak lahir itu mustahil untuk bisa melihat.
Apa yang sangat dibutuhkan orang buta secara rohani?
Yohanes 9:4
9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
Yang dibutuhkan di sini adalah pribadi Yesus sebagai hamba, sama dengan sebagai Imam Besar. Ini ada kaitan dengan pekerjaan, ada kaitannya dengan ibadah pelayanan. Artinya untuk kita, untuk kita mengalami pencelikan mata maka kita harus beribadah melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, tidak bisa tawar menawar. Di luar ibadah pelayanan tidak ada pencelikan mata, hanya di dalam ibadah pelayanan yang benar yang ada pencelikan mata. Bukan ibadah yang asal, ibadah yang di dalamnya ada pribadi Yesus, ada Firman pengajaran yang benar di dalamnya.
Ibadah itu memang kebutuhan utama. Tetapi ingat, ada orang yang sudah beribadah melayani Tuhan, sudah aktif dalam pelayanan tetapi masih buta secara rohani. Contohnya orang buta di Betsaida.
Markus 8:22
8:22 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia.
Kenapa ini dikatakan dalam ibadah pelayanan, mana ayatnya? Inikan di Betsaida, bukan dalam ibadah? Kita lihat dari arti Betsaida. Arti Betsaida adalah rumah penangkapan ikan atau rumah nelayan. Kita tahu dalam kitab Habakuk manusia itu digambarkan seperti ikan. Ini menunjukan bahwa di tengah-tengah kegiatan rohani untuk menangkan jiwa, sama dengan di tengah-tengah pelayanan ada pelayan yang buta rohaninya. Ini yang harus kita jaga. Saya sudah beribadah melayani, saya pasti tidak buta, oh belum tentu! Apalagi kalau tidak beribadah melayani, itu sudah jelas-jelas buta. Makanya tadi saya katakan untuk mengalami pencelikan harus beribadah melayani Tuhan sungguh-sungguh, ibadah pelayanan yang benar, bukan yang asal. Sudah beribadah melayani Tuhanpun masih bisa buta rohaninya. Contohnya orang buta di Betsaida ini, dalam kegiatan rohani untuk menangkap jiwa-jiwa kepada Yesus, ada yang buta rohani.
Kalau mau diterangkan lagi contoh Bartimeus yang buta, dia memakai jubah. Bicara jubah menunjukan jabatan pelayanan, berarti orang sudah melayani bisa buta rohaninya. Sebab itu jangan asal beribadah melayani Tuhan, harus ekstra sungguh-sungguh di dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan. Ibadah yang benar di dalamnya ada pribadi Yesus, di situlah kita harus beribadah melayani sungguh-sungguh.
Dalam Yohanes 9:4 di situ Yesus tampil sebagai hamba, sebagai Imam Besar. Jika kita beribadah melayani dengan sungguh-sungguh, kita akan melihat Yesus Imam Besar yang memakai tutup dada dan tutup bahu. Setiap Imam Besar menyelenggarakan ibadah di kemah pertemuan, harus memakai pakaian 7 rangkap. Salah satunya adalah tutup dada dan itu gandeng dengan tutup bahu. Di situ tertulis nama 12 suku Israel. Itu dulu secara jasmani, sekarang kita adalah Israel yang rohani. Kita ada di tutup dada dan di tutup bahu Yesus Imam Besar, dengan catatan ibadah pelayanan kita sungguh-sungguh.
Keluaran 28:9-10,12,15,21
28:9 Haruslah kauambil dua permata krisopras dan mengukirkan nama para anak Israel pada permata itu,
28:10 enam dari nama mereka itu pada permata yang pertama dan keenam nama lagi pada permata yang kedua, menurut urutan kelahirannya.
28:12 Kemudian haruslah kautaruh kedua permata itu pada kedua tutup bahu baju efod sebagai permata peringatan untuk mengingat orang Israel; maka ke hadapan TUHAN haruslah Harun membawa nama mereka di atas kedua tutup bahunya menjadi tanda peringatan.
28:15 Haruslah engkau membuat tutup dada pernyataan keputusan: buatan seorang ahli. Buatannya sama dengan baju efod, demikianlah harus engkau membuatnya, yakni dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya haruslah engkau membuatnya.
28:21 Sesuai dengan nama para anak Israel, permata itu haruslah dua belas banyaknya; dan pada tiap-tiap permata haruslah ada, diukirkan seperti meterai, nama salah satu suku dari yang dua belas itu.
Dulu memang nama 12 anak Yakub ditulis sesuai urutan kelahirannya. Sekarang untuk kita, sejak kita memberi diri untuk lahir baru, untuk masuk baptisan air, ada tertulis di dada, di hati Yesus Imam Besar dan di bahu menjadi tanggung jawab Yesus Imam Besar. Makanya baptisan air itu penting, jangan kita anggap biasa. Itu menjadi penentu kita ada di hati Yesus, ada di bahunya Yesus, menjadi tanggung jawabnya Yesus. Kalau lahir barunya tidak benar, nama kita tidak tertulis di hati dan di bahu Yesus. Makanya kita periksa baptisan air harus sesuai Firman, bukan sesuai organisasi, sesuai gereja, sesuai aturan manusia, bukan! Harus sesuai Firman supaya nama kita tertulis di hati Yesus, tertulis di bahu Yesus menjadi tanggung jawabnya Yesus.
Kalau kita sudah lahir baru, kemudian kita lanjutkan ibadah pelayanan sungguh-sungguh, maka betul-betul kita tidak akan pernah ditinggalkan Tuhan, selalu ada di hati dan di bahu Yesus, menjadi tanggung jawab Yesus. Bukti bahwa kita ada di hati Yesus dan ada di bahu menjadi tanggung jawab Yesus:
Efesus 1:8-10
1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus
1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
Ini bukti bahwa kita ada di hati dan menjadi tanggung jawab Yesus, oleh kerelaan hati Yesus, rahasia Firman dibukakan bagi kita, untuk membawa kita masuk pada persiapan kegenapan waktu penyatuan Tubuh Kristus yang sempurna dengan Yesus sebagai kepala. Makanya ibadahnya dengan sungguh-sungguh, di situ kita melihat kita ada di hati Yesus dan ada di bahu Yesus, buktinya ada pembukaan rahasia Firman diperdengarkan kepada kita. Sangat besar kasih Yesus dan tanggung jawab Yesus kepada kita, untuk membukakan rahasia Firman kepada kita, Dia rela mati di kayu salib. Oleh karena Yesus Anak Domba yang tersembelih, rahasia Firman dibuka bagi kita.
Wahyu 5:5-6,9
5:5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
5:6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Lewat Korban Kristus, rahasia Firman dibuka bagi kita, sehingga kehidupan kita ada harapan. Kalau kita datang dalam keadaan buta rohani, lewat pembukaan rahasia Firman mampu mencelikan mata kita. Semua terjadi di dalam ibadah pelayanan. Di luar ibadah pelayanan, pencelikan mata tidak ada. Hanya terjadi saat pemberitaan Firman dalam ibadah. Kalau dalam Yohanes pasal 9 Yesus lewat di tempat orang buta tadi. Arti Yesus lewat itu saat kita beribadah, ketika kita mendengar pemberitaan Firman, di situ Yesus sedang lewat di tengah-tengah kita. Dia lihat keadaan kita, yang buta mau Dia celikan. Makanya hanya dalam ibadah pelayanan ada pencelikan mata, di luar itu tidak ada.
Yohanes 9:1
9:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
Sekarang Yesus sedang lewat di tengah-tengah kita, ada pembukaan rahasia Firman dan Dia lihat ini yang buta untuk dia tolong, bukan untuk Dia hina atau Dia hukum. Bawalah hidup dalam ibadah pelayanan yang di dalamnya ada pembukaan rahasia Firman. Di situ ada pencelikan mata, ada penyembuhan dari kebutaan rohani.
Tutup dada dan tutup bahu itu dekat di mata Imam Besar. Artinya lewat pembukaan rahasia Firman kita sedang dikoreksi oleh Yesus, mata Yesus menyorot, melihat, segala kekurangan dan kelemahan kita. Jangan marah kalau dosa dan kesalahan kita ditunjuk. Berarti Yesus melihat, dia perhatian kepada kita. Kadangkala ketika dosa dan kesalahannya ditunjuk dia marah dan tersinggung. Itu berarti perhatian Tuhan ditepis, tidak ditanggapi. Sayang, begini dia mau ditolong, tetapi karena dia tidak mau dia tidak dapat pertolongan.
Waktu Yesus lewat, Bartimeus yang berseru “Yesus anak Daud kasihanilah Aku”. Kalau Yesus sedang lewat, Yesus mau menolong. Yesus katakan “panggil dia kemari” dan ditanya “apa yang engkau mau”. Bartimeus menjawab “aku ingin melihat”. Seharusnya begitu, waktu ditunjuk kesalahan dan kelemahan kita, akuilah. Tuhan saya buta, saya memang buta, saya ingin melihat Engkau, saya ingin menyembahmu Tuhan, supaya kita disembuhkan. Bukannya ketika dosa ditunjuk malah mengamuk dan marah pada isteri “kamu yang lapor saya sama gembala!”. Tidak, itu perhatian Tuhan kepada kita, semoga kita bisa mengerti.
Untuk menyucikan kita, Yesus bayar mahal dengan darahNya. Jadi penyucian itu mahal.
Efesus 5:25-27
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Harga penyucian oleh Firman itu seharga darah Yesus, Korban Kristus, kemudian kita marah dan menolak, itu sangat terlalu! Coba kita renungkan, kita ini manusia berdosa, buta, apa gunanya orang buta untuk Tuhan, tidak ada gunanya untuk Tuhan. Mohon maaf, saya tidak menghina yang buta secara jasmani. Tetapi Yesus rela bayar mahal di kayu salib untuk menolong dan menyucikan serta menyembuhkan dari kebutaan. Lalu kita mau tolak, kita tidak mau, itu sangat terlalu, sangat menghina Korban Kristus. Jangan kita seperti itu.
Kalau kita mau disucikan, disitulah proses penyucian terjadi, kita tidak buta lagi. Orang yang mau disucikan matanya bisa melihat Tuhan.
Matius 5:8
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Ini sembuh, sudah tidak buta, sehingga bisa melihat Allah.
Ibrani 12:14
12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
Kejar kekudusan, manfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk mengalami penyucian. Makanya papa selalu mengatakan ibadah pelayanan itu bukan suatu upacara belaka, orang datang, menyanyi, dengar firman sebentar, sudah selesai. Kapan disembuhkan kalau seperti itu. Ibadah itu tempat untuk kita mengalami penyembuhan, mengalami pencelikan mata. Ayo kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Jangan biasakan diri menjauh dari ibadah pelayanan. Mungkin dia sudah celik matanya, tetapi karena sudah membiasakan diri menjauh dari ibadah pelayanan maka dia mulai rabun. Kalau sudah mulai menjauh dari ibadah pelayanan, mata rohaninya mulai rabun. Kalau terus dibiarkan dia buta rohaninya. Kita raba diri kita masing-masing, apakah kita sudah dalam keadaan melihat dengan jelas atau dalam keadaan rabun yang mengarah pada kebutaan.
Ayub 17:5
17:5 Barangsiapa mengadukan sahabatnya untuk mencari keuntungan, mata anak-anaknya akan menjadi rabun.
Rabun ini prakteknya mengadukan sahabat untuk mencari keuntungan. Siapa sahabat kita? Yesus adalah sahabat kita.
Yohanes 15:14-15
15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Sahabat kita ialah Yesus yang telah membukakan rahasia Firman kepada kita. Dalam Ayub tadi mengadukan sahabat untuk mendapatkan keuntungan. Jadi, praktek rabun adalah mengabaikan kesempatan untuk beribadah melayani Tuhan, untuk mendengar pembukaan rahasia Firman, hanya untuk mendapatkan dan mengejar keuntungan-keuntungan jasmani. Kaum muda silahkan sekolah sampai tinggi, jangan paksa orang tua kalau tidak mampu, kalau bisa biayai sendiri lebih bagus lagi. Silahkan kerja dengan keras tetapi jangan abaikan kesempatan untuk beribadah dan mendengar pembukaan rahasia Firman. Kalau itu kita abaikan hanya untuk mengejar keuntungan jasmani, walaupun yang jasmani kita dapat, tetapi mata kita rabun dan sebentar lagi buta rohani. Tuhan tolong jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita.
Rabun itu hanya bisa melihat yang dekat, tidak bisa melihat yang jauh. Yang dekat itu hanya perkara-perkara dunia, hanya perkara-perkara jasmani itu yang dia lihat untuk dia kejar, dia raih dan dia dapatkan. Tidak bisa melihat perkara yang jauh, perkara yang rohani. Kalau terus dibiarkan bisa buta, matanya dipatuk oleh burung gagak dan oleh anak burung rajawali.
Amsal 30:17
30:17 Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali.
Kenapa dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali? Karena matanya mengolok-olok ayah dan enggan mendengarkan ibu. Secara jasmani kaum muda jangan olok-olok ayah, jangan tidak mau mendengar suara ibu, nanti buta rohani. Secara rohani pengertian ayah dan ibu adalah gembala. Gembala itu digambarkan seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawat anak-anaknya dan seperti ayah yang mendidik anak-anak, mendidik jemaat. Jiwa-jiwa baru perlu asuhan dan dirawat. Jangan langsung keras, baru datang sudah langsung dikerasi, kapok dia, langsung keluar. Seperti ibu, kasih susu, kasih dulu ajaran-ajaran dasar.
I Tesalonika 2:7,11
2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
2:11 Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,
Jadi, orang yang buta rohani tidak peduli dengan penggembalaan. Tadinya mulai rabun, mulai mengabaikan ibadah, mulai mengabaikan kesempatan dengar Firman untuk mendapatkan perkara yang jasmani. Lama kelamaan buta, sudah tidak peduli lagi dengan penggembalaan. Ketika datang Firman untuk menyucikan kehidupannya, malah diolok-olok, dihina “masa Firman seperti itu, ajaran apa itu!”. Menghina dan mengolok-olok Firman itu dengan sikap menentang Firman, melawan Firman. Atau mendengar Firman tetapi tidak mau praktek, itu sudah menghina. Tuhan tolong jangan kita seperti itu. Makanya ayolah ibadahlah sungguh-sungguh. Di situ ada pembukaan Firman yang mampu mencelikan mata kita.
Kalau kita mulai menjauh dari ibadah hanya untuk mencari yang jasmani, mulai rabun matanya. Kemudian mulai menghina penggembalaan, tidak peduli dengan penggembalaan, menghina Firman, itu berarti sudah buta rohaninya. Orang seperti ini akan masuk dalam kegelapan yang paling gelap itulah aniaya antikristus, itulah masa dunia dalam kegelapan paling gelap, siksaan luar biasa, kejahatan, kenajisan, kesadisan yang luar biasa. Itu akan berakhir kegelapan di neraka, binasa selamanya.
Sekarang biarlah kita mau masuk dalam ibadah, mau menerima penyucian lewat Firman yang dibukakan rahasianya dengan sungguh-sungguh. Penyucian itu sampai kita bisa melihat Tuhan, artinya sampai kita bisa menyembah Tuhan. Menyembah itu memandang wajah Tuhan yang bersinar bagaikan matahari. Waktu Yesus naik ke atas gunung dan menyembah, wajahNya berubah memancarkan sinar seperti matahari.
Matius 17:1-2
17:1 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
Ini hasil penyucian sampai kita bisa memandang Yesus, melihat wajahNya, menyembah Tuhan, memandang wajah Yesus yang bersinar seperti matahari. Dari wajah Yesus terpancar sinar kasih karunia untuk menolong kehidupan kita sekalian. Ini yang mau kita lakukan, mau menyembah, memandang Yesus. Penyembahan itu dasarnya penyucian, semakin disucikan semakin terang mata kita untuk memandang Yesus, semakin meningkat doa penyembahan kita. Ayo kita tingkatkan doa penyembahan di hari-hari terakhir ini. Memang untuk menyembah sakit bagi daging, tetapi harus menyembah Tuhan, memandang wajah Yesus yang bersinar bagaikan matahari. Tuhan tidak menipu, saat kita mau merobek daging, walaupun sakit bagi daging tetapi ada hasil yang kita akan raih.
Bilangan 6:24-26
6:24 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
6:25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
1. Tuhan memberkati dan melindungi engkau. Mau diberkati Tuhan, banyaklah memandang wajah Tuhan. Kadang kita seringkali berdoa minta diberkati “Tuhan berkati nikah, berkati buah nikah, berkati pelayanan, berkati ekonomi dan lain sebagainya” tetapi tidak mau menyembah, atau menyembah tetapi tidak dengan kesucian, tetap menolak penyucian. Kalau seperti itu tidak akan mendapatkan berkat dari Tuhan. Ada yang berkata “tetapi buktinya maju semuanya, diberkati”. Ada 3 sumber berkat yang kita harus pahami:
Ø Tuhan
Ø Iblis
Ø Kepandaian berdagang
Yehezkiel 28:5
28:5 Karena engkau sangat pandai berdagang engkau memperbanyak kekayaanmu, dan karena itu engkau jadi sombong.
Jadi jangan langsung percaya melihat dia tidak serius beribadah, tidak sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan, tidak suci, tetapi diberkati ini dan itu. Belum tentu itu berkat dari Tuhan. Jadi, jangan langsung menilai biar tidak beribadah diberkati juga, saya beribadah tetapi tidak diberkati, ekonomi saya begini terus. Kalau berkat itu dari Tuhan akan meningkatkan rohani kita. Kalau berkat dari setan, orang itu semakin jauh dari Tuhan. Apalagi kalau berkat itu dari kepandaiannya sendiri berdagang, itu tidak meningkatkan rohani.
Kaum muda, pacar itu berkat Tuhan kalau sudah waktunya. Kalau betul itu dari Tuhan meningkat rohani. Tetapi kalau hanya daging, jatuh rohaninya. Atau berpikir saya ini jomblo, teman-teman saya semua sudah ada pasangan, biar siapa saja tembak saya terima. Kalau itu bukan dari Tuhan, merosot rohaninya. Sabar tunggu waktu Tuhan, Tuhan tahu. Yang penting kita mau disucikan, kita bisa menyembah Tuhan maka Tuhan sediakan berkat.
Berkat yang utama adalah kita memiliki pribadi Yesus sebagai Mempelai Pria kita dan kita Mempelai WanitaNya untuk mewarisi kerajaan Sorga. Tuhan memberkati dan melindungi dari jamahan setan, dari pandangan setan, pandangan ular. Ular itu tidak pernah berkedip, makanya begitu kita menjauh dari ibadah, langsung dilihat oleh ular dan disergap. Kalau kita beribadah sungguh-sungguh, ada Firman pengajaran menjadi naungan kita dan kita luput dari pandangan setan apalagi dari jamahan setan.
2. Menerima kasih karunia Tuhan untuk mengadakan mujizat. Buta melihat itu mujizat. Tuhan mengadakan mujizat secara jasmani. Mungkin ekonomi gelap, masa depan gelap, kasih karunia Tuhan membuka jalan yang terang ke masa depan yang terang, membuka jalan keluar dari semua masalah yang kita hadapi. Mungkin di dunia ini sudah jalan buntu, tidak ada jalan keluar, yah sudah, hati suci, naikan doa penyembahan, pandang wajah Yesus, Dia akan memberikan kasih karunia kepada kita untuk mengadakan mujizat secara jasmani.
Terutama mujizat secara rohani, kasih karunia mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani. Sampai suatu saat sempurna sama mulia seperti Yesus, kita bisa menyambut kedatanganNya, bisa memandang wajahNya muka dengan muka. Itu nanti kita akan alami. Kalau sekarang kasih karunia Tuhan memberikan jalan keluar tepat pada waktunya mengadakan mujizat secara jasmani.
Ibrani 4:16
4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Ayo jangan menjauh dari ibadah, terima penyucian biar doa penyembahan kita meningkat sehingga ada kasih karunia Tuhan menolong kita.
3. Kita mengalami damai sejahtera, ada ketenangan. Sekarang dunia sedang goncang, di tengah kegoncangan kita tenang. Damai sejahtera itu adalah tidak merasakan lagi apa yang seharusnya daging rasakan. Tidak takut lagi, tidak kuatir, tidak putus asa lagi menghadapi kegoncangan-kegoncangan, itu damai.
Inilah hasil kalau kita mau tekun dalam ibadah pelayanan, lewat pembukaan rahasia Firman kita disucikan maka mata kita bisa memandang Yesus dalam doa penyembahan. Kita mengalami pemeliharaan dan berkat perlindungan Tuhan, kita mengalami kasih karunia, kita mengalami damai sejahtera dan ketenangan. Mari kita mau datang menyembah Tuhan, mau memandang Yesus.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar