Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Imamat 25:1-7
25:1 TUHAN berfirman kepada Musa di gunung Sinai:
25:2 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, maka tanah itu harus mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN.
25:3 Enam tahun lamanya engkau harus menaburi ladangmu, dan enam tahun lamanya engkau harus merantingi kebun anggurmu dan mengumpulkan hasil tanah itu,
25:4 tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat, masa perhentian penuh, suatu sabat bagi TUHAN. Ladangmu janganlah kautaburi dan kebun anggurmu janganlah kaurantingi.
25:5 Dan apa yang tumbuh sendiri dari penuaianmu itu, janganlah kautuai dan buah anggur dari pokok anggurmu yang tidak dirantingi, janganlah kaupetik. Tahun itu harus menjadi tahun perhentian penuh bagi tanah itu.
25:6 Hasil tanah selama sabat itu haruslah menjadi makanan bagimu, yakni bagimu sendiri, bagi budakmu laki-laki, bagi budakmu perempuan, bagi orang upahan dan bagi orang asing di antaramu, yang semuanya tinggal padamu.
25:7 Juga bagi ternakmu, dan bagi binatang liar yang ada di tanahmu, segala hasil tanah itu menjadi makanannya.
Pada tahun sabat tanah harus diistirahatkan, tidak boleh diolah. Tuhan sudah jamin bahwa pada tahun keenam Tuhan akan memberi hasil yang melimpah untuk dinikmati sampai tahun kesembilan. Setelah diberkati dengan melimpah, Tuhan mengajar bangsa Israel supaya mereka jangan egois, harus berbagi kepada sesama, orang yang tidak mampu, orang yang miskin secara jasmani.
Keluaran 23:10-11
23:10 Enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan hasilnya,
23:11 tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan meninggalkannya begitu saja, supaya orang miskin di antara bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah dibiarkan dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan kebun anggurmu dan kebun zaitunmu.
Jadi lewat tahun sabat ini Tuhan mengajarkan bangsa Israel supaya jangan egois, harus berbagi kepada sesama. Ini juga pelajaran bagi kita. Kita mempelajari tentang tahun sabat kita tidak lakukan secara hurufiah, tetapi makna yang terkandung di dalamnya, itu yang harus kita praktekan dalam kehidupan sehari-hari yaitu tidak egois, bisa berbagi kepada sesama, sama dengan ada praktek saling mengasihi. Itu yang Tuhan mau supaya kita mengalami perdamaian, sabat itu perdamaian, damai sejahtera. Siapa yang harus kita teladani? Teladan yang sempurna, tidak ada yang lain itulah Tuhan Yesus sendiri.
I Yohanes 4:9-11
4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
Ini teladan dari Tuhan Yesus, kita belajar untuk mempraktekan saling mengasihi. Yesus rela meninggalkan sorga, datang ke dunia dan mati di kayu salib menyelamatkan manusia berdosa. Dia kosongkan dirinya, merendahkan diri, taat sampai mati di kayu salib, menanggalkan segala sesuatu untuk datang kedua dan mati di kayu salib untuk kita. Sebab itu mari kita mau meneladani Yesus untuk saling mengasihi dengan menanggalkan keegoisan kita. Ini yang membuat sulit untuk saling mengasihi kalau satu dengan yang lain tetap mempertahankan keegoisannya. Ini yang harus kita tanggalkan lewat mempelajari tahun sabat ini.
Praktek egois:
Filipi 2:3-4
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
1. Ingin dipuji
Istilah kita makan puji. Orang yang ingin dipuji pasti gampang tersandung, begitu dicela sedikit langsung tersandung, tidak mau lagi melayani. Sementara pujian itu hanya untuk Tuhan, tetapi dia mau ambil, mau dipuji. Nomor satu kami gembala, seringkali roh ini, karakter ini, tabiat ini mau masuk, ingin dipuji, ingin dihormati.
2. Tinggi hati atau angkuh yaitu menganggap diri sendiri lebih utama dari orang lain. Ini kebalikan dari rendah hati, rendah hati menganggap orang lain lebih utama. Kita sudah pelajari bahwa alat-alat Tabernakel itu dipikul, kalau ada yang tinggi dan yang lain pendek lalu merasa dia lebih utama dari yang lain, kasihan yang pendek. Kalau dalam melayani Tuhan kita menganggap kita lebih utama dari yang lain pasti suka bertengkar. Kalau dalam nikah suami merasa lebih utama dari isteri atau isteri merasa lebih utama dari suami, akibat bertengkar terus.
II Timotius 2:23-24
2:23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
Ini penekannya kepada hamba Tuhan, tetapi ini juga untuk kita semua. Hindari soal yang dicari-cari, itu semua hal yang bodoh dan tidak layak, cuma menimbulkan pertengkaran. Itu berarti masih egois. Kenapa begitu? Karena mau dipuji. Kenapa begitu? Karena merasa lebih utama dari yang lain. Mau atur ini, mau atur itu, akhirnya timbul pertengkaran, tidak usah begitu! Mohon sidang jemaat GPT Kristus Penebus, tidak usah lagi ada seperti begitu. Sedih saya melihat seperti itu, saya cuma bisa menangis. Stop jangan ada lagi seperti itu! Itu praktek egois. Kalau kita merasa benar lalu tidak diterima yah sudah, tidak usah kita ngotot. Yang merasa salah minta ampunlah, selesai. Dari pada ngotot-ngototan, hancur sudah jadinya. Saya bukan sengaja mau tembak-tembak, tetapi Firman Tuhan pas seperti ini supaya kita bisa meredam segala keegoisan kita. Kepentingan Tubuh Kristus itu lebih utama dari kepentingan kita sendiri!
3. Tidak memperhatikan anggota Tubuh Kristus yang membutuhkan. Ini berarti orang egois tidak mempedulikan pembangunan Tubuh Kristus. Sekali lagi, kepentingan Tubuh Kristus itu lebih utama dari segalanya, sekalipun kita harus korban perasaan. Harga diri kita, keegoisan kita, tanggalkan semuanya.
Orang egois itu digambarkan seperti orang Israel yang membiarkan rumah Tuhan menjadi reruntuhan sementara rumahnya dipapani dengan baik.
Hagai 1:4,9-11
1:4 "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
1:9 Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
1:10 Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya,
1:11 dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha."
Orang egois itu seperti orang Israel yang membiarkan rumah Tuhan menjadi reruntuhan. Akibatnya fatal, rohani kering, jasmani juga ikut kering. Sama dengan bangsa Israel, karena mereka melalaikan sabat tanah, akhirnya mereka dibuang oleh Tuhan dan kering semuanya. Tuhan tolong jangan terjadi pada kita, rohani kering, jasmani juga kering. Apa tanda rohani kering dan jasmani kering? Langit menahan embunnya, sedangkan embun tidak ada apalagi hujan. Ini benar-benar merupakan suatu kekeringan. Dulu memang embun secara jasmani, sekarang kita bicara yang rohani. Apa itu embun:
a) Keluaran 16:14
16:14 Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi.
Embun itu adalah manna, sama dengan roti malaikat.
Mazmur 78:23-25
78:23 Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,
78:24 menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;
78:25 setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Roti itu Firman, malaikat itu gembala. Dalam kitab Wahyu, Tuhan katakan pada rasul Yohanes tuliskanlah kepada malaikat sidang jemaat Efesus, Pergamus, Sardis, Smirna, Tiatira, Filadelfia, Laodekia. Malaikat yang dimaksud di situ bukan malaikat makhluk sorga tetapi gembala. Jadi, roti malaikat yang dimaksud adalah Firman penggembalaan yaitu Firman pengajaran yang benar yang Tuhan percayakan kepada seorang gembala untuk diberitakan kepada sidang jemaat dengan teratur secara terus menerus serta diulang-ulang, menjadi makanan rohani bagi sidang jemaat.
Kalau kita egois, kita tidak akan menikmati lagi Firman penggembalaan. Gembala yang egois, tidak akan Tuhan percayakan Firman pengajaran. Jemaat yang egois tidak bisa menikmati Firman. Sementara yang lain bisa menikmati, dia sendiri tidak bisa. Apalagi kalau sudah ada sesuatu yang mengganjal di hatinya terhadap gembala dan ada yang tidak diselesaikan, pasti susah menerima Firman. Sama seperti saya dulu belum bertobat, Firman susah masuk, sebab saya hanya mementingkan enaknya dagingnya saya. Sekalipun saya sudah menjadi pembaca Firman, tetapi Firman itu tidak pernah masuk. Saya bersyukur dapat kesempatan bertobat dan jadi hamba Tuhan sepenuh, kalau tidak habis kehidupan saya. Karena dulu saya menganggap Firman itu cuma suara papa, jadi tidak saya tanggapi. Karena maunya saya mengenakan daging, mau senang daging, tidak mau dikoreksi Firman.
Orang yang egois tidak memiliki makanan rohani sehingga nanti lapar rohaninya. Apa tanda kelaparan rohani? Tidak puas! Sehingga mencari kepuasan di dunia, sampai mencari kepuasan lewat berbuat dosa. Bagaimana bisa dideteksi orang itu lapar dan tidak puas? Dari perkataannya. Perkataan orang lapar itu perkataan yang kering, bukan menasihati, bukan saling membangun, tetapi hanya saling menyakiti satu dengan yang lain. Itu tanda lapar, tidak makan Firman, kalau ditelusuri karena egois. Ketika Firman datang, karena dia merasa dia lebih dari yang lain maka dia tidak mau mengaku. Mungkin menyentuh nikahnya untuk membenahi nikahnya, karena merasa dia lebih dari isteri dia tidak pernah mengaku. Isteri juga merasa lebih dari suami, dia tidak mau mengaku. Akibatnya tidak ada kepuasan, akhirnya mencari kepuasan lewat berbuat dosa sampai puncaknya dosa.
b) Mazmur 133:1-3
133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Embun itu suasana damai sehingga Tuhan memerintahkan berkat untuk datang. Jadi orang yang egois dia tidak akan pernah mengalami damai sejahtera dalam hidupnya, nikahnya tidak damai, sehingga berkat jasmani tidak Tuhan perintahkan untuk datang. Saya alami juga, waktu saya tamat SMA mau lanjut kuliah, berkat kering, tidak ada biaya untuk kuliah, karena apa? Karena saya egois. Dalam rumah tangga saya tidak pernah damai karena ada dosa saya pertahankan. Untuk mengaku kepada orang tua saya tidak mau. Karena egois sehingga semua berkat tertutup, waktu mau kuliah tidak ada berkat. Terlalu jahat saya dulu, tetapi puji Tuhan semua sudah tuntas saya selesaikan kepada papa dan kepada mama.
c) Hosea 6:4-6
6:4 Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.
6:5 Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang.
6:6 Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
Jadi, orang yang egois tidak pernah mengalami kasih setia Tuhan, yang ada hanya kehancuran. Ayo egois itu kita buang jauh-jauh. Yang selalu kita utamakan adalah kepentingan Tubuh Kristus, bukan kepentingan daging kita sendiri.
Syukur Yesus sahabat yang baik, Dia mengasihi kita sampai rela mati di kayu salib. Dia naik ke Golgota dan mati di kayu salib untuk kepentingan Tubuh Kristus, untuk kepentingan kita. Dia sahabat yang baik, dia tidak memikirkan kepentinganNya, tetapi kepentingan Tubuh Kristus. Ini yang mau kita teladani. Makanya tanggalkan keegoisan, utamakan kepentingan Tubuh Kristus sekalipun harus berkorban segala-galanya sampai berkorban nyawa seperti Yesus. Masuk nikah sudah pasti korban perasaan, pasti korban harga diri, sampai korban seluruh hidupnya.
Yohanes 15:13
15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
NyawaNya Dia berikan untuk kita, untuk kepentingan Tubuh Kristus, untuk sahabat-sahabatNya. Mari kita teladani Yesus untuk bisa saling mengasihi, tanggalkan egois, sekalipun harus berkorban apa saja. Bagaimana caranya untuk menanggalkan daging yang egois ini? Tuhan bilang naik ke gunung bawa kayu.
Hagai 1:8
1:8 Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.
Bawa kayu berarti pohonnya sudah ditebang. Bicara pohon itu menunjuk kita manusia daging. Jadi bagaimana menanggalkan keegoisan kita? Lewat pedang Firman pengajaran. Tebang itu kayu, kita robek daging yang egois lewat pedang Firman pengajaran yang benar sehingga kita bisa terlibat di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, membangun rumah Tuhan.
Naik gunung itu butuh perjuangan, butuh usaha, tidak santai-santai. Untuk merobek daging yang egois memang butuh perjuangan, tidak semudah diucapkan. Tetapi kalau kita mau berjuang maka Tuhan kasih kemampuan. Saya ini selalu mementingkan diri sendiri, saya mau robek dengan pedang Firman dan Tuhan kasih kemampuan. Seorang ibu bersaksi bagaimana pengalamannya di dalam nikahnya, untuk merobek dagingnya yang egois butuh perjuangan. Dan dulu dia bersaksi baru sekarang dia mulai merasakan manisnya nikah. Kalau dia egois sudah lama dia tinggalkan suaminya, tetapi karena dia mau merobek dagingnya yang egois maka dia katakan mulai sekarang dia mulai nikmati manisnya nikah, suaminya mulai berubah. Dulu suaminya kasar, main pukul dan tendang. Ayo kita bawa kayu, naik ke gunung. Mau korban perasaan saja sudah rasa susah, ayo kita berjuang bersama dengan Tuhan, minta kekuatan dari Tuhan.
Kita tanggalkan keegoisan kita untuk kita bisa terlibat dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus itu tidak gampang-gampang, ada banyak halangannya untuk membuat kita kembali egois, pentingkan diri sendiri, tidak peduli lagi dengan pelayanan. Jangan mau dikalah, makanya kita harus naik gunung. Naik gunung butuh perjuangan, kita mau naik gunung sampai nanti naik gunung Yerusalem Baru.
Paling sedikit ada 3 halangan di dalam pembangunan Tubuh Kristus.
1. Halangan di kaki gunung
Matius 17:14
17:14 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah,
Peristiwa ini terjadi di mana? Di ayat sebelumnya Yesus naik gunung untuk menyembah, kemudian Dia turun. Berarti peristiwa ini terjadi di kaki gunung. Apa yang terjadi di situ?
Matius 17:15-18
17:15 katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air.
17:16 Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya."
17:17 Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
17:18 Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itu pun sembuh seketika itu juga.
Halangan di kaki gunung adalah penyakit ayan secara rohani. Dalam terjemahan lama disebut gila babi. Apa tandanya?
a) Jatuh atau diseret ke dalam api. Artinya dibakar oleh api hawa nafsu daging. Ini membuat egois.
b) Diseret ke dalam air. Artinya tenggelam dalam kesegaran dunia. Yang gampang-gampang saja, dunia inikan semakin canggih, sangking canggihnya teknologi orang yang jauh menjadi dekat. Tetapi orang yang dekat menjadi jauh. Suami isteri duduk makan sama-sama, isteri utak-atik handphonenya, suami juga, sampai ketawa-ketawa sendiri dan tidak saling bicara, akhirnya menimbulkan keributan, bertengkar karena egois. Itu salah satu sudah tenggelam dalam kesegaran dunia. Sampai lupa keluarga, lupa waktu untuk anak, kaum muda lupa tugasnya, jangan-jangan ada yang anaknya sudah sampai masuk penggorengan karena ibunya sibuk dengan handphone.
Api dan air ini keduanya menyeret orang Kristen jatuh dalam dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Akibatnya terjadi kehancuran nikah dan buah nikah. Coba baca tadi, kita tidak menemukan ibu dari anak yang sakit ayan ini. Ini menujuk kehancuran nikah dan buah nikah.
Ini halangan di kaki gunung, baik api hawa nafsu daging maupun kesegaran dunia. Kami hamba Tuhan juga hati-hati. Dulu masih mencari kesegaran dunia, sudah jadi hamba Tuhan masih cari kesegaran daging. Sekarang Tuhan izinkan harus melayani 3 tempat satu minggu full tidak ada istirahatnya supaya tidak lagi cari kesegaran dunia. Dulu masih suka main game sampai jadi ribut dengan isteri, kacau dalam rumah tangga. Saya sudah tidak mau lagi, sudah kapok. Apalagi hamba Tuhan, sudahlah yang begitu-begitu. Lebih baik berdoa dan baca Firman dari pada cuma main game saja, nonton dan sebagainya, itu kesegaran dunia. Musim bola ini silahkan nonton bola, tetapi kalau sudah menghalangi pelayanan janganlah. Kepentingan Tubuh Kristus yang utama.
Bagaimana cara menghadapi halangan di kaki gunung, menghadapi ayan secara rohani? Datang kepada Yesus. Sama dengan bawa nikah untuk tergembala pada satu Firman pengajaran yang benar. Jadi, menghadapi halangan seperti ini jangan keluar dari penggembalaan. Mantapkan diri tergembala sungguh-sungguh, di situ kita akan mengalami kuasa kesembuhan dari perkataan Yesus.
Matius 17:18
17:18 Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itu pun sembuh seketika itu juga.
Kita mengalami kesembuhan dari perkataan Yesus yang keras, sama dengan dari Firman pengajaran yang keras, Firman yang dibuka rahasianya, ayat menerang ayat di dalam Alkitab.
2. Halangan di lereng gunung
Yesaya 5:1
5:1 Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur.
Di lereng gunung ada kebun anggur. Bicara kebun anggur ada kaitannya dengan mempelai, dengan nikah. Jadi kita sudah ada dalam pelayanan bersuasana mempelai, sudah masuk di kebun anggurnya Tuhan. Tetapi hati-hati, di kebun anggur itu ada satu sosok yang mau mengganggu kita. Ingat Simson, ketika dia sampai di kebun anggur siapa yang mendatangi Simson? Singa muda yang mengaum.
Hakim-hakim 14:5
14:5 Lalu pergilah Simson beserta ayahnya dan ibunya ke Timna. Ketika mereka sampai ke kebun-kebun anggur di Timna, maka seekor singa muda mendatangi Simson dengan mengaum.
Apa artinya singa muda yang mengaum?
a) Auman singa menunjuk ajaran-ajaran palsu. Ajaran palsu ini orientasinya pada perut, kepentingan perut, ini egois.
Roma 16:17-18
16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.
Ajaran palsu ini membuat bimbang terhadap pengajaran yang benar. Sementara yang lain sudah melejit maju, mereka masih bimbang mana yang benar, mana yang salah. Akhirnya dia ketinggalan.
Auman singa itu juga menunjuk suara atau kabar-kabar yang menimbulkan ketakutan-ketakutan daging sehingga tidak takut Tuhan. Ketakutan ini adalah pembunuh utama di akhir zaman ini.
Lukas 21:25-26
21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
Di tengah-tengah pandemi ini, biarlah kita saling menguatkan satu dengan yang lain. Memang harus ekstra waspada, tetapi jangan sampai ketakutan berlebihan sampai tidak mengandalkan Tuhan. Protokol kesehatan harus makin diperketat tetapi jangan ketakutan berlebihan, kita harus lebih takut kepada Tuhan, serahkan semua kepada Tuhan.
Ini mengganggu di dalam nikah. Karena ajaran palsu banyak nikah tercerai. Banyak nikah yang terganggu karena suara-suara dan berita yang menimbulkan ketakutan daging.
b) Amsal 19:12
19:12 Kemarahan raja adalah seperti raung singa muda, tetapi kebaikannya seperti embun yang turun ke atas rumput.
Kemarahan yang meluap-luap tanpa kasih. Di mana seringkali muncul kemarahan yang meluap-luap tanpa kasih? Di dalam nikah! Sampai suami isteri tega mutilasi isteri, isteri bunuh suami, orang tua bunuh anak, kakak bunuh adik. Alkitab mencatat pembunuhan pertama terjadi di dalam nikah, Kain membunuh Habel. Ini kemarahan, ini singa menghalangi kita masuk pembangunan Tubuh Kristus. Kalau sudah marah, egoisnya nomor satu. Sudah tidak peduli perasaan orang, yang penting puas meluapkan marahnya, itu tanpa kasih! Egois ini banyak terjadi di dalam kebun anggur, watak pekerja kebun anggur itu egois, sampai membunuh pewaris.
c) Masalah-masalah sampai yang mustahil, bagaikan singa yang mengaum.
Tadi menghadapi penyakit ayan, dibawa kepada Yesus, ada suara Yesus, suara Firman pengajaran yang benar yang mampu menyembuhkan dan menolong kita. Bagaimana untuk mengatasi singa? Dengan kekuatan Simson, sama dengan kekuatan Roh Kudus. Pedang firman pengajaran sudah kita miliki, itu baik. Tambah kekuatan Roh Kudus, ini jangan disepelehkan. Kadangkala tidak mau bergumul untuk mengalami kepenuhan Roh Kudus, dianggap biasa saja, tidak terlalu butuh. Kita sangat butuh kekuatan Roh Kudus. Mungkin sudah bisa mengatasi penyakit ayan, tetapi ada singa. Kalau tidak ada kekuatan Roh Kudus, habis kita!
Roh Kudus ini yang memampukan kita untuk tegas berpegang pada satu Firman pengajaran yang benar dan tegas menolak ajaran yang lain. Roh Kudus ini yang membuat kita peka terhadap ajaran benar dan peka terhadap ajaran palsu.
I Timotius 4:1
4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
Roh Kudus juga memampukan kita untuk sabar, bisa menguasai diri, sehingga tidak muncul kemarahan yang meluap-luap, amarah tanpa kasih. Begitu telinga mendengar suara-suara yang menyakiti hati, karena ada Roh Kudus maka bisa sabar, bisa menguasai diri. Tidak malah berpikir pokoknya harus balas! Dalam nikah rumah tangga kalau balas membalas itu rohnya Lamekh. Dalam penggembalaan juga jangan ada itu.
Isteri Lamekh ada 2, Ada dan Zila.
Kejadian 4:23
4:23 Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: "Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak;
Makanya butuh Roh Kudus, minta Roh Kudus supaya kita bisa sabar, bisa menguasai diri.
Galatia 5:23-25
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Bisa menguasai diri sehingga tidak terpancing emosi dan tidak marah meluap-luap.
Kekuatan Roh Kudus juga memampukan kita untuk menang atas segala masalah. Ketika Simson bertemu dengan singa muda, dia cabik singa itu seperti mencabik anak kambing. Bayangkan, ini singa muda yang kuat, bukan singa tua ompong.
Hakim-hakim 14:6
14:6 Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu dicabiknya seperti orang mencabik anak kambing -- tanpa apa-apa di tangannya. Tetapi tidak diceriterakannya kepada ayahnya atau ibunya apa yang dilakukannya itu.
Jadi dengan kekuatan Roh Kudus, masalah sebesar apapun, seberat apapun, menjadi tidak berarti. Itu dahsyatnya kuasa Roh Kudus. Tetapi kalau tidak ada Roh Kudus, masalah kecil menjadi besar. Kalau ada Roh Kudus yang besar menjadi kecil, yang kecil ditiadakan. Gunung besar menjadi rata.
Zakharia 4:7
4:7 Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
Menghadapi ajaran palsu, Roh Kudus membuat kita tegas berpegang pada ajaran yang benar, tidak mau tergoda dengan ajaran palsu sekalipun menguntungkan secara daging. Roh Kudus memampukan kita meredam emosi, sabar bisa menahan diri. Roh Kudus juga memampukan kita untuk menang menghadapi segala masalah. Masalah seberat dan sebesar apapun menjadi tidak berarti diselesaikan oleh kuasa Roh Kudus.
Dilevel kedua lolos, lereng gunung berhasil dilewati maka sampailah di puncak gunung. Eh masih ada halangan juga di atas gunung.
3. Di atas gunung
Halangan di puncak gunung itu dari diri sendiri. Apa itu? Tidur dalam penyembahan!
Lukas 9:28-32
9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
9:30 Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
9:31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
9:32 Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
Mereka ini tidur dalam suasana kemuliaan. Tidur dalam penyembahan itu sebenarnya ini suatu sikap kekerasan. Ini koreksi untuk kita semua, terutama saya. Kadang kita menyembah sampai tertidur. Kita mohon kepada Tuhan jangan terulang lagi, biarlah kita mau merobek daging kita. Kalau sudah tidur dalam penyembahan, tidur dalam kemuliaan, pasti timbul tabiat egois. Biarpun semakin hebat melayani tetapi kalau tidak ada penyembahan, pasti egois, sampai pujian kepada Tuhan dirampas.
Lukas 9:33
9:33 Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.
Petrus egois, dia sudah merasa bahagia, dia lupa dengan 9 murid di kaki gunung. Jadi maunya Petrus tinggal terus di atas gunung bersama Yesus, Musa dan Elia, 9 murid di bawah tidak usah dingat. Dia sudah tidak mau turun gunung, sementara murid-murid di bawah menghadapi penyakit ayan. Yang penting saya enak, saya bahagia, sudah diberkati, saya sudah dipakai Tuhan, lalu penyembahan sudah kurang. Sudah diberkati buat apalagi puasa, ada makanan enak di rumah untuk apa puasa. Sudah dipakai Tuhan, mau khotbah apa sudah ditahu, mengalir seperti air, ini egois. Kadang kita lupa dengan saudara-saudara kita yang menghadapi penyakit ayan rohani. Diajak doa tidak mau, diajak puasa tidak mau, inilah orang egois. Orang egois tidak pernah berubah hidupnya.
Kalau sudah egois pasti muncul kebenaran diri sendiri. Membenarkan diri dengan cara menyalahkan orang lain, sampai menyalahkan Tuhan dan menyalahkan setan. Di atas gunung dia tidur, waktu perjamuan Paskah diingatkan oleh Yesus “Petrus kamu akan menyangkal Aku, kamu semua akan tergoncang imannya”. Petrus ngomong “biar mereka semua tergoncang imannya, aku tidak!”. Dia merasa benar sendiri, mereka semua itu yang goncang imannya, saya tidak. Yesus katakan dia akan menyangkal tetapi malah Petrus katakan rela mati bagi Yesus, berarti Dia salahkan juga Yesus, salahkan Firman, Firman tidak akan terjadi. Pasti merasa benar kalau sudah egois dan ada kebenaran diri sendiri.
Mengatasinya bagaimana? Mari kita banyak menyembah Tuhan sehingga kita merasakan kasih Allah di dalam hidup kita. Maka pasti tidak akan egois, pasti tidak ada kebenaran diri sendiri. Hari-hari terakhir ini gunakan banyak waktu untuk menyembah Tuhan. Menyembah itu leher, Tuhan kepala dan kita tubuh, itu hubungan kasih kita dengan Tuhan. Ayo tingkatkan hubungan kasih kita dengan Tuhan dalam penyembahan maka daging kita dirobek. Daging ini yang banyak maunya, yang egois ini terus dirobek. Lewat doa penyembahan kita mengalami keubahan hidup. Contohnya Yesus, Dia menyembah maka Dia berubah rupa. Kita teladani Yesus, teladan yang sempurna. Lewat doa penyembahan kita mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani, sampai nanti sempurna seperti Yesus.
Petrus belajar dari pengalaman ini sehingga bisa dia catat dalam I Petrus pasal 3, hasil keubahan hidup itu punya perhiasan rohani. Petrus sadar, selama ini dia tidak punya ini. Lewat peristiwa Yesus mati, bangkit dan naik ke Sorga serta Roh Kudus dicurahkan kepada Petrus maka dia diubahkan oleh Tuhan, dia tidak lagi egois, tidak ada lagi emosi yang meledak-ledak, dia berupaya mengalami keubahan hidup dan dia catat dalam suratnya.
I Petrus 3:3-6
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Ada 3 perhiasan rohani di sini:
a) Lemah lembut yaitu kemampuan untuk menerima Firman sekaras apapun. Petrus tidak bisa menerima teguran dan nasihat Firman, dia lawan, dia debat dengan Yesus. Tetapi lewat proses akhirnya dia diubahkan menjadi lemah lembut. Firman itu untuk kita terima dan praktekan, bukan untuk diperdebatkan.
Yakobus 1:21
1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Tujuannya untuk keselamatan jiwa kita, kalau ini kita mengerti kita tidak akan memberontak.
Lemah lembut itu juga kemampuan untuk mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Petrus tadinya tidak bisa mengampuni. Dalam penderitaan dan sengsara dia tidak bisa, dia lawan, dia potong telinga orang. Tetapi Petrus diubahkan, dia bisa memberikan pengampunan sampai dia bisa rela mati bagi Yesus. Menurut sejarah gereja Petrus disalib terbalik.
Lemah lembut itu pasangannya rendah hati. Rendah hati itu kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Setelah diampuni jangan diperbuat lagi.
Biar kita memiliki hal ini, mari tingkatkan penyembahan kita menghadapi halangan-halangan ini. Menghadapi halangan pertama di kaki gunung, bawa diri tergembala pada Firman pengajaran yang benar sehingga penyakit ayan secara rohani disembuhkan. Menghadapi singa butuh kekuatan Roh Kudus, bergumul supaya ada kekuatan Roh Kudus memenuhi sampai meluap-luap dalam diri kita. Menghadapi daging kita sendiri, tidur dalam penyembahan. Ayo kita robek daging kita lewat doa penyembahan. Dari pada nanti dipaksa antikristus bertekuk lutut untuk dipancung, lebih baik paksa daging bertekuk lutut menyembah Tuhan. Maka kita diubahkan menjadi manusia rohani yang lemah lembut dan rendah hati. Kalau mau mengikuti daging pasti capek sekali. Tetapi kita tidak adil, kalau mau menyembah capek sekali. Tetapi kalau menonton bola 90 menit rasanya masih kurang, tambah lagi 2x15 menit, tambah lagi adu pinalti masih bisa melek. Tetapi kalau menyembah rasanya susah sekali. Mari robek daging ini, paksa untuk bisa menyembah Tuhan.
b) Tentram atau pendiam. Artinya bisa mengontrol perkataan sesuai Firman. Tidak ceplas ceplos, nyerocos, asal ngomong, tidak peduli perasaan orang, tidak peduli apa yang kita ucapkan benar atau salah. Bukan berarti saya sudah mulus, tetapi saya berupaya belajar. Apalagi kami hamba Tuhan berupaya mengontrol perkataan. Saya pernah antara isteri saya ke pasar, sampai di sana ibu-ibu paruh baya bicara kotor sampai tertawa terkekeh-kekeh. Itu orang dunia, tidak tahu apa-apa. Kalau kita anak Tuhan seperti itu bagaimana. Kontrol perkataan di dunia nyata dan perkataan di dunia maya, dijaga sesuai Firman, perlu self control.
c) Tunduk atau taat dengar-dengaran pada Firman apapun resikonya sampai daging tidak bersuara lagi. Di sini ditunjukan seperti Sara. 2 kali diserahkan pada laki-laki lain dia taat. Tidak ada dia melawan. Dia bisa lemah lembut, dia bisa mengampuni Abraham, dia bisa tenteram, jaga perkataannya dan dia bisa taat. Yesus teladan sempurna dan juga Sara teladan kita. Ayo kita belajar taat dengar-dengaran pada Firman apapun resikonya.
I Petrus 3:7
3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Suami isteri belajar taat kepada Tuhan. Hasilnya kalau ada ketaatan maka pintu rahim Sara terbuka. Artinya:
1) Sudah tua, sudah layu, sudah mati haid lalu mengandung dan melahirkan, secara ilmu kedokteran mustahil tetapi bisa terjadi. Jadi artinya Tuhan membuka jalan keluar dari segala masalah sampai yang mustahil sekalipun. Egois kita tanggalkan, isi hidup dengan lemah lembut, rendah hati, tenteram, tunduk maka ada jalan keluar dari segala masalah sampai yang mustahil sekalipun. Mungkin manusia bilang tidak bisa, tidak mungkin, tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, dia mampu membuka jalan bagi kita, asalkan kita tanggalkan keegoisan. Kalau egois tidak mungkin terbuka jalan. Kalau Yesus egois dan Dia tidak datang ke dunia, kita mustahil selamat. Karena Dia tanggalkan semuanya dan mau datang ke dunia ini, maka ada harapan bagi kita untuk selamat.
2) Tuhan buka jalan ke masa depan yang indah. Kaum muda jangan takut, Tuhan pasti buka jalan ke masa depan yang indah, Dia tidak pernah menipu. Dulu saya iri sama teman saya, bisa berhasil kuliah. Secara akademis di sekolah saya lebih berprestasi dari mereka tetapi mereka bisa kuliah saya tidak. Bahkan ada yang bisa kuliah dan dipakai dalam pemerintahan. Saya sempat iri, tetapi saya lihat Tuhan membuka jalan ke masa depan yang indah. Semua menjadi indah pada waktunya. Jangan takut ijazah tidak ada, modal tidak cukup. Yang penting egois itu dimatikan dan diganti lemah lembut, rendah hati, sabar, tentram dan tunduk maka ada pembukaan pintu yang tertutup bagi kita di dunia ini.
3) Tuhan menghapus segala aib dosa kita. Bagi orang Ibrani mandul itu aib. Tuhan hapuskan segala aib dosa kita, sampai nanti waktu Yesus datang tidak ada lagi aib cacat cela bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
4) Ishak lahir, sama dengan kita bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai, pintu pesta nikah Anak Domba dibuka bagi kita, kita masuk ke sana menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Pintu Firdaus kerajaan 1.000 tahun juga dibuka oleh Tuhan, kita berkerajaan 1000 tahun damai. Masih di dunia ini tetapi sudah Tuhan bersihkan. Sampai pintu sorga terbuka, Yerusalem Baru kerajaan Sorga yang kekal. Istilahnya Firdaus itu tempat kita bulan madu dan nanti masuk ditempat kita yang sesungguhnya, Yerusalem Baru, kerajaan sorga yang kekal.
Jaminannya perjamuan suci. Waktu Yesus mati, pintu tirai terbuka sehingga kelihatan ruangan maha suci.
Matius 27:51
27:51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Kalau pintu tirai terbuka, kelihatanlah ruangan maha suci. Disitu ada alat yaitu Tabut Perjanjian yang terdiri dari dua komponen yaitu:
Ø tutup pendamaian dari emas murni dengan 2 kerub menunjuk Allah Tritunggal dalam pribadi Yesus Mempelai Pria Sorga.
Ø Peti yang disalut emas dalam dan luar, ini adalah Mempelai Wanita Tuhan gereja Tuhan yang sempurna.
Dua komponen ini menyatu dalam pesta nikah Anak Domba Allah, pintu terbuka bagi kita.
Jangan kita mau mempertahankan keegoisan kita, tanggalkan semuanya, milikilah tabiat Ilahi, lemah lembut, rendah hati, tentram, sabar, tunduk. Yakin semua pintu-pintu di dunia pasti terbuka, sampai pintu sorga terbuka bagi kita.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar