Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Biar kita gunakan kesempatan sekecil apapun seperti perempuan Siro-Fenesia yang memanfaatkan kesempatan sekecil apapun untuk bisa menikmati Firman Tuhan. Dan yakin bahwa mujizat Tuhan pasti terjadi, mujizat rohani dan mujizat jasmani.
Yohanes 9:5-7
9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
Di sini Yesus tampil sebagai terang dunia untuk menyembuhkan orang buta sejak lahir. Pengertian buta rohani:
1. Tidak mengalami lahir baru atau kuasa baptisan air sehingga jatuh bangun di dalam dosa.
2. Tidak bisa melihat cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, sama dengan tidak bisa mengalami penyucian lewat Firman pengajaran yang benar. 2 Korintus 4:3-4
3. Tidak bisa melihat Yesus, sama dengan tidak bisa menyembah Tuhan sehingga rohani kering. Kita membahas poin ketiga.
Makanan tubuh itu makanan jasmani, makanan jiwa itu Firman, makanan roh itu menyembah Tuhan. Tidak bisa menyembah Tuhan itu merupakan keadaan paling menderita bagi roh kita. Apalagi bagi seorang hamba Tuhan, khususnya saya sebagai gembala harus berupaya. Kalau mau diikuti daging ini, capek yah mau tidur dan istirahat, namun berupaya supaya bisa menyembah. Kadangkala kalau sudah ngantuk-ngantuk menyembah, saya tambah dan balas, jangan sampai kurang penyembahan. Saya minta ampun sama Tuhan dan lanjutkan penyembahan. Sebab sangat kita butuhkan doa penyembahan ini.
Sekarang kita pelajari cara Yesus menolong orang yang buta sejak lahir.
1. Yesus meludah ke tanah dan diaduk dengan tanah, apa artinya ini? Ludah Yesus adalah sesuatu yang keluar dari mulut Yesus. Untuk kita sekarang adalah Firman yang dikatakan oleh Yesus, sama dengan Firman yang dibuka rahasianya oleh Tuhan, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain di dalam Alkitab atau disebut juga Firman pengajaran yang benar.
Yohanes 15:3
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tanah menunjukan kita manusia daging. Tanah ini harus diludahi Yesus supaya kita tertolong. Kalau Tuhan tidak meludah ke tanah, tidak akan terjadi proses penyembuhan selanjutnya. Artinya memang pembukaan rahasia Firman itu terasa seperti merendahkan kita, menghina kehidupan kita, ditunjuk dosa itu seperti direndahkan dan dihina, apalagi kalau kita digerakan untuk mengaku, tetapi tujuannya untuk meninggikan kita. Meninggikan artinya menyucikan, membaharui dan menyempurnakan kita untuk nanti diangkat di awan-awan, bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga. Sebab itu jangan tolak pekerjaan Firman, jangan keraskan hati.
Tangan atau jari Yesus itu menunjukan Roh Kudus. Kalau digabung ludah dan tangan Yesus menunjuk Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. Urapan Roh Kudus ini yang memampukan kita untuk menerima Firman. Sebagai hamba Tuhan, menyampaikan Firman dengan urapan Roh Kudus sehingga ada keberanian, tidak membijaksanai Firman tetapi berani menyampaikan rahasia Injil. Sekalipun keras, memang beresiko, tetapi dengan urapan ada keberanian. Sidang jemaat juga mendengar Firman dengan urapan, sehingga sekalipun keras dan menghina, mempermalukan, bisa diterima. Firman pengajaran itu pedang, tanpa Roh Kudus itu pedang tumpul. Itu sebabnya penting Roh Kudus.
Tangan Yesus mengaduk tanah yang sudah bercampur ludah sehingga menjadi lumpur, kemudian dioleskan ke mata orang buta tadi. Ini menunjukan cara Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus bekerja, yaitu:
a) Menunjukan segala kejijikan dan kebusukan dosa kita. Memang seperti dihina dan dipermalukan, tetapi tujuannya untuk kita ditolong dan ditinggikan oleh Tuhan. Ini yang kadang kita sebut kena Firman. Segala sesuatu terbuka di depan mata Tuhan, tidak ada yang bisa kita sembunyikan.
Ibrani 4:12-13
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
b) Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus itu selalu tepat sasaran. Mana yang mau ditolong itu yang ditunjuk. Sama waktu Yesus menyembuhkan orang yang bisu dan tuli, Yesus tusuk telinganya dan berkata “Efata” tepat sasaran. Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus selalu kena pada sumbernya masalah, kena pada sumbernya dosa. Dosanya pahit hati yah kena di situ, suka mencuri kena tangannya, suka dusta kena lidahnya, pikirannya yang kotor atau matanya yang tidak baik selalu kena dengan tepat sasaran sumbernya dosa sehingga kita tertolong.
Tetapi sudah dioles matanya dengan lumpur belum langsung melihat. Ada cara Tuhan menolong yang kedua.
2. Yesus perintahkan basuh diri di kolam Siloam. Ini sama dengan ujian ketaatan. Bayangkan, mata sudah buta, dioles dengan lumpur, tambah tidak bisa melihat. Lalu disuruh ke kolam Siloam membasuh diri di situ namun tidak dituntun. Kalau menurut logika tuntunlah atau suruhlah Petrus atau siapa dari 12 murid itu pegang tangannya, bawa ke kolam Siloam, cucikan mukanya di situ baru bisa melihat. Di sini kita melihat seringkali Firman pengajaran yang benar itu tidak sesuai logika, tidak sesuai kehendak kita. Di sini Tuhan mau melihat sikap kita bagaimana.
Untuk ditolong Tuhan harus ada kerja sama dari pihak Tuhan dan dari pihak kita juga ada. Dari pihak Tuhan Firman dalam urapan Roh Kudus tepat kena sasaran dosa-dosa, kena sumber masalahnya. Dari pihak kita Tuhan tunggu sikap kita bagaimana? Taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar apapun resikonya. Kalau kita butuh ditolong oleh Tuhan pasti kita bisa taat. Seringkali karena merasa kita mampu dan bisa kita selesaikan sendiri makanya taatnya kurang bahkan tidak taat. Kalau merasa saya tidak mampu, tidak bisa, tidak berdaya, saya sangat butuh pertolongan Tuhan, sangat butuh Firman, biar Firman bilang apa saya mau taat saja. Perempuan Siro Fenesia dibilangi anjing dia taat saja “benar Tuhan” maka dia tertolong. Dengan kita bisa taat pada Firman pengajaran yang benar apapun resikonya makanya mujizat pasti terjadi. Dari pihak Tuhan tanganNya diulur itulah Firman dalam urapan Roh Kudus. Dari pihak kita ulurkan tangan taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan, menyerah sepenuh. Tangan ketemu tangan terjadi mujizat. Baik mujizat jasmani, terutama mujizat rohani yaitu mata bisa melihat.
Pengertian mata bisa melihat:
1. Bisa melihat diri sendiri dengan segala kekurangannya dan banyak dosa. Sama dengan bisa mengoreksi diri lewat Firman. Kalau masih menunjuk salah orang, itu buta. Seperti Yesus katakan pada orang Farisi “selumbar di mata sesamamu engkau lihat, tetapi balok di depan mata tidak kau lihat”. Kalau peribahasa kita kuman di seberang lautan kelihatan, gajah di pelupuk mata tidak kelihatan. Itu orang buta kalau hanya lihat kekurangan orang. Lebih baik banyak melihat diri, itu orang yang bisa melihat. Melihat diri dengan segala kekurangannya, dengan segala dosa, bisa mengoreksi diri lewat Firman bukan untuk dipertahankan kekurangannya. Kita lihat ada kekurangan untuk diselesaikan, diakui, diperdamaikan kepada Tuhan dan sesama, maka darah Yesus menyelesaikan segala dosa kita. Kita lihat ini kekuranganku, selesaikan, begitu Yesus datang tidak ada lagi kekurangan. Seumpama dosa itu dari A sampai dosa Z, kita bercermin pada Firman, oh ada dosa A, dosa A kita selesaikan, ada dosa B kita selesaikan, dan seterusnya sampai dosa Z diselesaikan. Selesai semua tidak ada lagi dosa, kita tampil tanpa cacat cela, bisa menyambut Yesus, melihat Yesus. Sekarang lihat diri dulu dengan segala kekurangannya, dengan segala dosanya untuk kita perdamaikan kepada Tuhan dan kepada sama.
Siloam artinya yang diutus, pencelikan mata dikaitkan dengan pengutusan. Kalau dosa sudah diperdamaikan, kita pasti diutus Tuhan. Diutus Tuhan sama dengan dipakai Tuhan di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Pelayanan pembangunan Tubuh Kristus disebut pelayanan pendamaian. Makanya lihat diri dulu, banyak kekurangan, berdamai, maka kita dipakai dalam pelayanan pendamaian.
II Korintus 5:18-21
5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Kita bisa dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Krisus. Kalau kita lihat cerita selanjutnya, orang buta tadi dipakai Tuhan sebagai saksi. Kita akan dipakai sebagai saksinya Tuhan. Yang kita saksikan adalah segala kekurangan dan dosa kita yang sudah disucikan dan diubahkan, itu kesaksian yang hidup yang bisa membawa jiwa-jiwa datang kepada Yesus. Seperti perempuan Samaria yang 5 kali kawin cerai, yang ke-6 bukan suami sah. Setelah dia dibenahi oleh Tuhan dia bersaksi. Yang dia saksikan adalah kekurangannya yang sudah disucikan dan diubahkan oleh Tuhan, sehingga banyak orang dari kota Sikhar yang percaya kepada Yesus mendengar kesaksian perempuan Samaria itu. Kalau begitu tidak boleh bersaksi tentang kesembuhan? Silahkan, boleh saja. Tetapi kesaksian paling utama adalah kita bersaksi tentang segala kekurangan kita yang telah disucikan dan telah diubahkan oleh Tuhan.
Yohanes 9:8-11
9:8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?"
9:9 Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu."
9:10 Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?"
9:11 Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat."
Pekerjaan Firman yang dia sudah rasakan itu yang dia saksikan, yang mengubahkan segala kekurangannya, kebutaan yang sudah ditolong oleh Tuhan. Itu kesaksian yang paling utama. Bawa orang-orang berdosa datang kepada Yesus, untuk percaya Yesus dan diselamatkan, kemudian bawa juga orang-orang yang sudah selamat untuk masuk pada pembangunan Tubuh Kristus, masuk pada pengajaran.
Ini pengertian melihat yang pertama yaitu melihat diri sendiri dengan segala kekurangan, bukan untuk dipertahankan tetapi untuk diselesaikan, diperdamaikan.
2. Bisa melihat Tuhan dan berkata-kata dengan Tuhan sama dengan bisa menyembah Tuhan.
Yohanes 9:34-39
9:34 Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.
9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."
9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"
9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.
9:39 Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
Sesudah kita mengalami penyucian dan pembaharuan, kemudian dipakai oleh Tuhan, Tuhan masih mengizinkan kita mengalami sengsara daging karena Yesus atau percikan darah. Seperti orang buta yang sudah sembuh ini, dia diusir, dikucilkan dari Bait Allah. Jadi jangan heran “saya sudah tidak pertahankan lagi kekurangan saya, sudah saya perdamaikan, sudah dipakai melayani Tuhan, kenapa sengsara, kenapa menderita?”. Jangan heran, memang Tuhan izinkan itu terjadi, kita sudah tidak dianggap, dikucilkan, diusir dari keluarga, sudah tidak digubris lagi dan lain sebagainya, tetapi jangan kita takut.
Sesudah dia melihat, dia tidak ketemu Yesus, dia tidak tahu siapa itu Yesus. Nanti ketika dia diusir imam-imam dari Bait Allah, baru dia ketemu Yesus. Jadi ketika kita diizinkan mengalami sengsara daging tanpa dosa karena Yesus, bisa dalam bentuk karena ibadah pelayanan kita sengsara, karena pengajaran kita sengsara, tetapi jangan takut, saat itu Yesus bersama dengan kita. Waktu dia masih senang-senang sebab matanya sudah melihat, bersaksi senang-senang, tidak ada Yesus di situ. Nanti diizinkan dia di sidang sampai diusir, baru ada Yesus menjumpai dia. Saat kita sengsara karena Yesus, di situ ada pribadi Yesus bersama dengan kita. Jadi pengalaman sengsara daging tanpa dosa, itu saat yang paling dekat dengan Tuhan. Tuhan izinkan terjadi seperti itu supaya hubungan kita dengan Tuhan makin intim, kita bisa curhat dengan Tuhan, hati ke hati dengan Tuhan, hubungan secara pribadi dengan Tuhan.
Waktu Elia membangkitkan anak yang mati, matanya ketemu mata, mulut ketemu mulut, tangan ketemu tangan. Jadi saat kita sengsara karena Yesus, itulah hubungan paling intim dengan Tuhan, kesempatan untuk kita bisa menyembah Tuhan, hubungan pribadi dengan Tuhan. Kadang kalau kita senang-senang, aman semua, tenang, penyembahannya biasa-biasa. Tetapi begitu diizinkan sengsara datang, rasanya mau menyembah terus. Menangis, bisa curhat di kaki Tuhan dan menyembah Tuhan, itu yang Tuhan inginkan kita kerjakan sore ini.
Ayo sengsara apa yang kita hadapi karena ibadah, karena pengajaran, ayo kita mau menyembah Tuhan, hubungan hati ke hati dengan Tuhan. Mata memandang Tuhan, mulut berkata-kata dengan Tuhan. Hasilnya:
a) Mazmur 16:8
16:8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Hasilnya kita tidak goyah, sama dengan kita kuat dan teguh hati. Arti kuat teguh hati:
1) Saat diizinkan menghadapi nyala api ujian tidak kecewa dan putus asa, tetap berharap Tuhan, tetap memandang Tuhan. Yakin Dia ada di sebelah kanan kita. Kalau kita kurang penyembahan, malas menyembah, yang ada di sebelah kanan adalah iblis yang mendakwa.
Zakharia 3:1
3:1 Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.
2) Tidak bimbang terhadap Firman pengajaran tetapi tetap pegang teguh Firman pengajaran yang benar di saat menghadapi angin pengajaran palsu atau di saat menghadapi sengsara karena Firman pengajaran yang benar. Kadang waktu mulus-mulus apalagi waktu diberkati dia berkata “pengajaran ini dahsyat, ini Firman pengajaran yang saya cari-cari” begitu sengsara, dibenci orang, difitnah, dikucilkan orang karena pengajaran ini dia mundur dan lepaskan pengajaran, waktu dihimpit organisasi sudah mundur, lepaskan pengajaran. Tetap pegang teguh pengajaran yang benar, apapun resikonya, apapun yang dihadapi.
Itu hasil pertama, kita tidak goyah, kita menjadi kehidupan yang kuat teguh hati. Ini modal utama untuk menanti kedatangan Yesus, kuat dan teguh hati. Untuk masuk ke tanah Kanaan, pesan Tuhan kepada Yosua “kuatkan dan teguhkan hatimu” sampai 4 kali. Kanaan itu negeri kegerakan. Untuk masuk dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus, memang kita diperhadapkan dengan tantangan-tantangan yang hebat, makanya harus kuat dan teguh hati. Bagaikan bangsa Israel menghadapi sungai Yordan yang meluap dan banjir. Sungai Yordan itu arus kematian, kita hadapi itu dengan kuat teguh hati. Belum lagi menghadapi Yerikho yang temboknya begitu tebal dan kokoh. Kuat teguh hati, semua bisa kita hadapi, Tuhan yang memberikan kemenangan kepada kita, jangan goyah!
b) Bilangan 6:25
6:25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
Mengalami sinar kasih karunia Tuhan atau mengalami uluran tangan kasih karunia Tuhan. Untuk apa kasih karunia Tuhan?
1) Menolong kita tepat pada waktunya.
Ibrani 4:16
4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Saat kita diizinkan sengsara sabar, tunggu waktu Tuhan. Kasih karunia Tuhan menolong kita tepat pada waktunya, tidak terlambat, tidak juga terlalu cepat.
2) Membuat semua indah pada waktunya.
Pengkhotbah 3:11
3:11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Kita tidak bisa menyelami pekerjaan Tuhan itu, kenapa sengsara, kenapa begini? Maunya kita ikut Tuhan itu enak-enak, mulus-mulus. Tetapi Tuhan izinkan ada sengsara bagaikan alunan nada, ada nada naik tinggi, turun lagi. Sengsara, ditolong, mati, bangkit, itu nyanyian. Sebab orang-orang yang ada di tepi lautan kaca itu adalah orang-orang yang menang yang menyanyikan nyanyian baru. Nyanyian barunya yah itu, pengalaman sengsara bersama Yesus, kemudian menang, naik turun. Jadi jangan putus asa, jangan heran, tidak usah tanya-tanya “kenapa Tuhan?” itu Tuhan izinkan terjadi supaya kita punya nyanyian baru bersama dengan Tuhan. Tuhan menolong indah pada waktunya.
3) Meninggikan pada waktunya
I Petrus 5:6
5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Jadi kita ditolong pada waktunya, dijadikan indah pada waktunya, ditinggikan pada waktunya. Secara jasmani mungkin saat ini diizinkan anjlok semua, gagal, merosot, tetap pandang Tuhan, berkata-kata dengan Tuhan, nanti Tuhan angkat pada waktunya. Secara rohani kita juga diangkat pada waktunya. Semakin disucikan, semakin dipakai Tuhan. Sampai nanti kita diangkat di awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga. Untuk melayani dalam pelayanan tunggu waktunya Tuhan, ada waktunya Tuhan orbitkan. Kalau Tuhan yang orbitkan, Tuhan yang tinggikan, tidak ada yang bisa merendahkan. Kadang memang cara Tuhan untuk meninggikan itu tidak enak, sakit bagi daging.
c) Mengalami kemuliaan Tuhan.
Matius 17:1-2
17:1 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
Kita mengalami kemuliaan Tuhan seperti yang Yesus sudah peragakan. Dia naik ke gunung, Dia berdoa, Dia berubah, Dia dipermuliakan. Kita juga lewat doa penyembahan kita mengalami kemuliaan Tuhan yaitu keubahan hidup, dimulai dari wajah. Bicara wajah ini menunjuk panca indera. Terutama mulut diubahkan, tidak ada lagi dusta. Keubahan hidup dimulai dari tidak berdusta. Mulut hanya mengeluarkan perkataan yang baik.
Efesus 4:24-25,29
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Mari perkataan kita saling membangun, bukan malah saling melemahkan. Sampai nanti puncak keubahan hidup itu tidak salah lagi dalam perkataan, berarti kita sempurna seperti Yesus, tidak ada lagi cacat cela, kita layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Yakobus 3:2
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Wahyu 14:5
14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Mulut hanya untuk menyembah Tuhan dengan kata haleluya, bukan lagi untuk bicara macam-macam. Dalam Wahyu pasal 19, 3 kali penyembahan di Sorga dengan kata haleluya, yang keempat penyembahan orang-orang yang terangkat ke awan-awan menyambut Yesus dengan kata haleluya. Jadi saat sengsara berseru haleluya, saat sakit katakan haleluya, saat dihina katakan haleluya.
Wahyu 19:1,3,4
19:1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "1Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
19:3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "2Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
19:4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, 3Haleluya."
Penyembahan di bumi adalah pantulan dari penyembahan di sorga.
Wahyu 19:6
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "4Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Ayo naikan doa penyembahan dengan haleluya, itu bagaikan desau air bah dan deru guruh yang hebat. Kalau ada desau air bah, suara-suara lain sudah tidak kedengaran. Hanya desau air bah itu yang kita dengar. Dengan kita banyak menyembah kita mematikan suara-suara daging dan kita tidak mendengar lagi suara bisikan iblis. Iblis itu membisik, Yudas dibisiki oleh iblis. Yesus datang kita terangkat ke awan-awan menyembah dengan haleluya, menyambut kedatangan Yesus Mempelai Pria Sorga, Raja segala raja.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar