Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 9:8-12
9:8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?"
9:9 Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu."
9:10 Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?"
9:11 Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat."
9:12 Lalu mereka berkata kepadanya: "Di manakah Dia?" Jawabnya: "Aku tidak tahu."
Pengenalan terhadap Yesus dari orang buta ini masih dangkal. Banyak orang Kristen sudah ditolong oleh Tuhan, seperti orang buta ini ditolong, tetapi pengenalannya terhadap Yesus masih dangkal. Di sini dia mengenal Yesus hanya seorang yang bernama Yesus. Orang atau manusia itu sama dengan daging. Jadi orang buta yang sudah melihat ini menunjukan kehidupan yang sudah ditolong oleh Tuhan tetapi pandangannya, pandangan daging. Keadaan orang buta ini sama dengan keadaan orang buta di Betsaida yang sudah mendapat jamahan tangan Tuhan satu kali sehingga dia bisa melihat, tetapi pandangannya waktu itu masih samar-samar, dia melihat orang hanya seperti pohon. Ini juga menunjukan pandangan daging.
Markus 8:22-24
8:22 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia.
8:23 Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?"
8:24 Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon."
Jadi pandangan daging adalah:
1. Melihat Yesus hanya sebagai orang yang bisa menolong.
2. Melihat orang hanya seperti pohon.
Praktek pandangan daging:
1. I Korintus 15:19
15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Menaruh pengharapan kepada Yesus tetapi hanya untuk hidup jasmani, hanya untuk hidup di dunia, atau hanya untuk mendapat perkara-perkara yang jasmani. Kelihatan menyembah dan berpuasa tetapi orientasinya hanya untuk yang jasmani, bukan untuk yang rohani. Kita periksa penyembahan kita dan doa puasa kita, tujuannya apa? Apakah hanya untuk yang jasmani atau tujuannya supaya hidup ini makin diubahkan, daging ini dirobek supaya tidak bersuara lagi, agar siap menyambut kedatangan Yesus. Atau hanya untuk dapat sesuap nasi, pekerjaan, dapat jodoh, dan sebagainya, itu pandangan daging. Orang seperti ini dikatakan adalah orang yang paling malang dari segala manusia. Jangan sampai kehidupan saya puasa, beribadah, melayani Tuhan hanya untuk mendapatkan sesuatu. Itu salah, keliru! Tuhan tidak mau seperti itu. Kalau kita merindu rohani disucikan, diubahkan oleh Tuhan maka yang jasmani itu bonus, Tuhan pasti sediakan. Terutama rohani bertumbuh, pasti jasmani mengikut.
2. Orang lain dianggap pohon. Artinya banyak menghakimi dan menyalahkan orang lain, merendahkan orang lain. Dari tingkatan makhluk hidup manusia itu paling tinggi, kemudian binatang, baru tumbuhan. Ini orang dia bilang pohon, jadi cenderung merendahkan dan meremehkan orang lain. Ini juga yang kadangkala diidap oleh kami hamba Tuhan. Begitu sudah dipakai, pelayanannya sudah maju, melihat yang baru merintis cuma dipandang sebelah mata. Itu berarti melihat orang hanya seperti pohon. Juga kaum muda, waktu belum dapat gelar sama orang lain bisa merendah. Begitu sudah dapat gelar orang lain dia pandang sebelah mata. Jangan-jangan papa mamanya cuma dipandang sebelah mata, menganggap papa mama tidak tamat sekolah. Kalau dinasihati malah menjawab “saya sudah tahu, saya lebih mengerti, saya sudah sarjana, sudah S2, sudah S3, papa mama apa! Ini pandangan daging.
Kalau sudah cenderung menyalahkan orang lain, pasti merasa dirinya paling benar dan orang lain salah. Apalagi kalau kami hamba Tuhan sudah maju dalam pelayanan padahal salah dalam mengajar, lalu ada yang baru merintis menegur “om itu kayaknya salah, om ingat waktu di Lempinel diajar begini”. Si om malah berkata “apa kamu baru melayani, saya sudah bertahun-tahun!” ini pandangan daging. Saya nomor satu dikoreksi Tuhan, begitu semakin dipakai jangan sampai merasa oh saya hebat, apa itu yang lain. Apalagi hari rabu didatangi hamba Tuhan, jangan sampai muncul pandangan daging “saya hebat lihat senior-senior datang di sini, kamu yunior tidak mau datang, awas kamu!” Tuhan tolong jangan seperti itu. Jujur malah saya ketakutan kalau hamba-hamba Tuhan datang di sini, mending mereka tidak usah datang. Pas pandemi ini tidak ada yang datang, jadi agak tenang. Kalau sudah datang lalu duduk di samping sini, saya gemetaran. Yang saya jaga bukan takut bicara, yang saya jaga jangan ada kesombongan “saya hebat, saya dipakai”.
3. Orang lain dianggap hanya pohon berarti egois, tidak ingat sesama yang membutuhkan.
Yang dibutuhkan orang buta di Betsaida, sama dengan yang kita butuhkan juga, bukan satu kali jamahan tangan Tuhan, tetapi dua kali.
Markus 8:25
8:25 Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.
Dua kali jamahan tangan Tuhan kepada satu orang menunjukan pemberitaan Firman dalam urapan Roh Kudus yang double porsi untuk membawa kita dua menjadi satu, sama dengan menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Inilah yang disebut Firman pengajaran yang benar atau Kabar Mempelai. Supaya kita bisa mengenal Tuhan dengan jelas kita butuh Kabar Mempelai.
Orang buta itu ditanya “di mana Yesus” dia jawab “aku tidak tahu”. Ini pengenalan masih dangkal. Tempat Yesus di mana? Tuhan katakan kepada Musa “bangun Tabernakel, Aku mau diam di tengah-tengah kamu” jadi tempat Yesus adalah Tabernakel. Orang buta tadi tidak tahu, berarti pengenalannya masih dangkal. Ayo kita harus meningkat, bukan hanya pada pemberitaan Firman penginjilan. Kalau hanya pemberitaan Firman penginjilan, itu baru satu kali dijamah oleh Tuhan. Makanya jangan heran pandangannya masih samar-samar, masih daging. Menginjil dapat banyak jiwa, akhirnya motivasinya hanya daging. Tidak dilanjutkan pada pengajaran, tetap diinjili terus, dapat pemasukan. Sebab itu perlu dua kali jamahan tangan Tuhan. Peningkatan dari Firman penginjilan pada Firman pengajaran yang benar, Kabar Mempelai.
Mengapa jamahan tangan Tuhan disebut pemberitaan Firman? di mana ayatnya?
Markus 8:22-23
8:22 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia.
8:23 Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?"
Sebelum Yesus menjamah mata orang buta tadi, Dia ludahi. Ludah ini sesuatu yang keluar dari mulutnya Yesus, sekarang menunjukan pada Firman Tuhan.
Yohanes 15:3
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Jamahan tangan Tuhan hanya bisa kita rasakan lewat pemberitaan Firman. Ini pemberitaan Kabar Mempelai, kita merasakan jamahan tangan Tuhan. Kita sangat membutuhkan penyucian oleh Kabar Mempelai ini, Firman pengajaran yang benar ini. Semakin tajam penyucian Firman, semakin jelas kita melihat Tuhan, semakin jelas kita mengenal Yesus. Ketika kita bisa melihat Tuhan, mengenal Yesus dengan jelas, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Bukan diukur dengan dapat ini, dapat itu di dunia. Dapat sesuatu di dunia tetapi tidak mengenal Yesus, itu bukan suatu kebahagiaan, malah suatu penderitaan. Ketika Yesus datang dan kita ketuk-ketuk pintu “Tuhan bukakan aku pintu” lalu Tuhan katakan “Aku tidak mengenal engkau”. Tuhan tidak mengenal orang itu karena dia tidak mengenal Tuhan, itu suatu penderitaan. “Kami bernubuat demi namaMu, mengusir setan demi namaMu, mengusir setan demi namaMu” hebat pelayanannya tetapi tidak mengenal Tuhan. Tuhan katakan Aku tidak mengenal engkau, kamu semua pembuat kejahatan, enyahlah dari padaKu.
Matius 7:22
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Biarlah kita bisa mengerti. Jadi semakin tajam penyucian semakin jelas kita melihat Tuhan dan mengenal Tuhan. Jangan marah Firman keras dan tajam, itu harus! Tuhan sudah mau datang, kalau pengenalan kita tidak bertumbuh lalu Tuhan datang, ketinggalan kita. Makanya perlu Firman yang semakin tajam dan semakin keras untuk menyucikan kehidupan kita sehingga kita bisa melihat Tuhan. Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah bisa melihat Tuhan, bisa mengenal Yesus dengan benar.
Matius 5:8
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Apa yang bisa menyucikan? Firman, semakin tajam penyucian, semakin bahagia dia. Orang bilang “jangan masuk di Tabernakel, terlalu keras!”. Seperti omongan tetangga kami “oh salah masok itu ngkai, keras di situ”. Itu pandangan orang di luar, maunya yang lembek-lembek, satu kali jamahan saja, akhirnya orang dilihat hanya seperti pohon cingkeh, makanya pendetanya buka kebun cingkeh.
Biar kita punya pandangan dan pengenalan yang semakin jelas kepada Yesus. Tingkatan melihat Tuhan atau mengenal Yesus:
1. Melihat atau mengenal diri sendiri dengan segala kekurangan, sehingga bisa hancur hati dan bisa mengakui segala kekurangan atau dosa kepada Tuhan dan juga kepada sesama. Lihat diri dulu, ketika Firman datang menyorot kekurangannya “iya Tuhan itu saya, ampuni saya” berarti dia sadar, hancur hati dan bisa mengaku kepada Tuhan dan kepada sesama. Itu pengenalannya sudah mulai bertumbuh. Lihat diri dulu, jangan lihat kekurangan orang. Yang banyak terjadi lihat kekurangan orang, tetapi dirinya sendiri tidak pernah dia lihat kekurangannya, merasa benar terus. “Saya ini manusia, dia hanya pohon, ada ulat gatal di situ” jadi dia lihat terus kekurangan orang, kekurangan dirinya sendiri tidak pernah dia lihat.
Jadi melihat diri dulu, kemudian mengenal diri sendiri dengan segala kekurangan untuk kita akui, bukan kita pertahankan. Seperti Yesaya waktu dia melihat Tuhan duduk, ujung jubahNya menutupi Bait Allah, dia langsung sadar, dia pukul diri dan lihat kekurangannya “aku ini orang najis bibir, tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir” lalu dia dijamah oleh Tuhan. Bukan untuk dipertahankan “saya ini memang najis, saya tinggal di tengah-tengah orang najis, mau bagaimana lagi sudah begini keadaan saya”. Jangan, kekurangan kita ini bukan untuk dipertahankan, ditunjuk oleh Firman untuk kita perbaiki, kita berubah. Masa mau pertahankan kekurangan, dalam nikah suami kasar, isteri malah bilang “memang so begitu dia”.
2. Melihat orang lain dengan jelas, seperti melihat diri sendiri. Berarti sudah tidak samar-samar.
Markus 8:25
8:25 Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.
Melihat orang lain dengan jelas seperti melihat diri sendiri artinya apa yang kita inginkan orang lain perbuat kepada kita, katakan kepada kita, pikirkan tentang kita, itu yang kita lakukan kepada orang lain. Mau orang lain berpikir yang baik kepada kita, jangan berprasangka buruk kepada orang lain. Mau orang lain berbuat baik kepada kita ayo kita berbuat pada orang lain. Mau orang lain berkata baik kepada kita, kita juga berkata baik. Kalau tidak mau dicerita di mana-mana yah jangan suka cerita orang!
Matius 7:12
7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Melihat sesama yang membutuhkan untuk kita bantu. Yang kuat membantu yang lemah, kita ada kelimpahan kita bantu supaya tercipta keseimbangan. Jangan jomplang, yang di atas tidak mau peduli yang di bawah. Saling membantu, itu namanya sesama anggota Tubuh Kristus. Coba ada yang kakinya terantuk batu lalu kukunya tercabut, pasti diperhatikan, bukan semakin diinjak-injak. Melihat sesama yang membutuhkan, terutama membutuhkan dalam hal yang rohani. Masih banyak sesama yang sudah liar. Mungkin dulu duduk sebangku, tetapi sekarang sudah liar, sudah tidak tergembala. Mungkin ditegur dia sudah tidak mau terima, didoakan, digumuli. Apalagi kalau itu keluarga kita, isteri kita, suami kita, saudara kita, ayo didoakan.
3. Melihat Tuhan dan berkata-kata dengan Tuhan, sama dengan menyembah Tuhan.
Yohanes 9:34-38
9:34 Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.
9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."
9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"
9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.
Kapan ini terjadi? Ketika orang buta ini ditanya oleh orang Farisi siapa yang menyembuhkan dia dan dia dengan berani menjawab Yesus. Padahal sudah tersiar kabar bahwa siapa yang percaya kepada Yesus dia akan dikucilkan. Dia berani menjawab bahwa yang menolong dia adalah Yesus sehingga dia diusir dan dikucilkan.
Yohanes 9:22
9:22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.
Inilah keadaan yang kita hadapi di akhir zaman ini. Orang yang mau terima dan pegang teguh pengajaran yang benar, justru dipersalahkan dan dikucilkan. Kita mau terima yang benar justru dianggap benar sendiri, disalah-salahkan, dihina sampai dikucilkan. Lebih banyak yang menolak pengajaran yang benar dari pada yang menerima. Sama di zaman Yesus, lebih banyak yang menolak Yesus dari pada mau menerima Yesus, itu juga yang terjadi sekarang. Kelompok yang banyak ini selalu menekan kelompok yang kecil, orang yang mau menerima pengajaran dan berpegang teguh pada pengajaran yang benar. Karena sudah menerima tekanan dan himpitan sehingga tidak tahan akhirnya lepaskan pengajaran. Apalagi kalau sudah ditekan organisasi, sudah lepaskan pengajaran, biar tidak sesuai dengan pengajaran ikut saja maunya sebab berpikir nanti saya ditekan, nanti gereja diambil, nanti ini, nanti itu.
Waktu dia dikucilkan, dia mencari Yesus atau Yesus yang datang mencari dia? Coba baca lagi.
Yohanes 9:35
9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
Siapa yang mencari orang buta yang sudah sembuh? Yesus. Jadi jangan takut, ketika kita dihimpit, ditekan, dikucilkan karena pengajaran yang benar, Yesus justru datang mencari kita, Dia datang kepada kita. Dia tidak meninggalkan kita. Saat kita menderita karena pengajaran yang benar, saat itu adalah saat yang paling jelas untuk melihat Yesus, untuk menyembah Yesus secara pribadi. Bukan kita malah mau mundur. Memang ada pergolakan di hati, ada tekanan-tekanan, tinggal pegang teguh pengajaran, yakin Tuhan pasti bela. Kalau mau berpikiran daging, kasihan jemaat, bagaimana yang baru masuk, bagaimana kalau seperti ini dan itu, memang pernah terlintas juga dibenak pikiran saya. Tetapi Firman ini menguatkan, Yesus ada bersama-sama dengan kita.
Betul-betul kita bisa menyembah Tuhan secara pribadi, curhat dengan Tuhan, mata ketemu mata, kita berkata-kata dengan Yesus, tangan ketemu tangan, Tuhan menolong kehidupan kita. Dan dari wajah Yesus akan terpancar kepada kita sinar kemuliaan untuk mengubahkan kita. Di saat kita menderita, saat kita sengsara karena pengajaran yang benar dan kita bisa menyembah Tuhan maka di situ ada sinar kemuliaan dari wajah Yesus mengubahkan kita dari manusia daging yang banyak kekurangan. Tabiat daging yang paling utama adalah ketakutan. Coba sekarang dengan pandemi ini orang takut ini takut itu, sampai menimbun segala macam. Karena ketakutan imunnya turun. Karena imunnya turun gampang kena virus. Begitu kena virus langsung terus, itu karena takut. Ini tabiat daging kita yang perlu untuk diubahkan. Lewat sinar kemuliaan dari wajah Yesus diubahkan manusia daging dengan ketakutan dagingnya, menjadi manusia rohani yang takut akan Tuhan! Diubahkan itu mujizat secara rohani. Yakinlah mujizat secara rohani pasti terjadi.
Jangan takut dengan ketakutan daging. Iblis itu memang hanya coba-coba, kalau kita bertindak kita menang, kalau kita takut duluan kita KO. Ayo segera bertindak menyembah Tuhan. Saat kita dihimpit, ditekan, menderita karena pengajaran, itu adalah saat yang paling jelas untuk melihat Yesus, menyembah Yesus secara pribadi.
Permulaan keubahan hidup adalah jujur, tidak ada dusta. Seperti orang buta, ditanya “siapa yang menyembuhkan engkau?” dia jawab “Yesus”. Dia berani berbicara pada imam-imam kepala, berani jujur tidak ada dusta.
Efesus 4:23-25
4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
Saat kita dihimpit dan ditekan, kalau itu kebenaran yah bicara kebenaran, tidak usah takut, jujur saja. Mau ditekan dan dihimpit tetap bicara yang benar, ya katakan ya, tidak katakan tidak. Selebihnya itu dari setan. Soal pengajaran kita jujur, biar dihimpit ditekan ini tetap pengajaran yang benar, soal nikah jujur, jujur dalam segala hal. Jika kita mau jujur, dalam penderitaan dan kesengsaraan karena pengajaran kita bisa jujur, maka hasilnya:
1. Amsal 15:8
15:8 Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
Doa orang jujur dikenan oleh Tuhan. Sebentar lagi kita akan menerima jawaban dari Tuhan, Tuhan pasti menjawab tepat pada waktunya. Jadi kalau belum ditolong sampai sekarang, jangan salahkan Tuhan. Ah Tuhan tidak dengar doa saya, Tuhan tidak peduli saya, kenapa orang lain ditolong saya tidak. periksa diri, kejujuran kita bagaimana. Jujur soal pengajaran bagaimana, apakah masih melirik yang lain, menganggap yang lain benar. Kalau sudah bicara “oh benar juga yah” itu berarti selebihnya dari si jahat, makanya belum ditolong, karena masih ragu mau pegang teguh pengajaran. Kami hamba Tuhan berpikir nanti bagaimana jemaat, bagaimana isteri, bagaimana anak kalau pegang pengajaran ini, tekanan dan himpitannya luar biasa. Kalau sudah ditekan organisasi, nanti bernaung di organisasi mana, nanti dianggap ilegal, nanti diambil gerejanya, nanti begini dan begitu, kalau seperti itu pasti tidak akan ditolong.
Juga soal keuangan dan soal nikah, kalau belum ditolong periksa kejujuran soal nikah bagaimana. Kalau masih ada yang disembunyi belum ditolong, Tuhan masih membenahi kita sampai kita jujur, Tuhan pasti tolong kita pada waktunya. Soal keuangan masih sembunyi-sembunyi, masih tidak jujur dengan Tuhan, terhadap uang miliknya Tuhan tidak jujur, tidak ditolong, belum dijawab oleh Tuhan. Biar kita berupaya untuk jujur maka doa dijawab dan Tuhan mengulurkan tangan menyelesaikan segala masalah kita.
2. Amsal 3:32
3:32 karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat.
Yesus bergaul karib dengan kita. Jadi kita dikucilkan orang tetapi ada sahabat sejati yang bergaul karib dengan kita, tidak pernah meninggalkan kita, itulah Yesus sobat yang setia. Apa buktinya bahwa Dia bergaul erat dengan kita? Pembukaan rahasia Firman semakin melimpah. Dengan kita mau jujur maka pembukaan rahasia Firman semakin melimpah. Jika saya hamba Tuhan jujur Tuhan akan semakin percayakan pembukaan rahasia Firman. Jemaat mau jujur maka Tuhan akan percayakan untuk mengerti sampai mempraktekan Firman yang dibukakan rahasianya.
Mazmur 25:14
25:14 TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.
Siapa yang bisa mengetahui isi hati dan pikiran Tuhan kalau Tuhan tidak memberitahu kepada kita. Dengan kita jujur maka Tuhan beritahukan inilah isi hatiKu, pikiranKu, kehendakKu. Kita semakin mengerti, kehidupan kita semakin dibaharui, semakin suci, semakin diubahkan. Setiap kita beribadah diberkati dengan pembukaan rahasia Firman yang semakin melimpah, itu tanda khusus kedatangan Tuhan sudah dekat.
Yesus bergaul karib dengan kita sama dengan Yesus memeluk kita. Jadi dengan kita mau jujur, kita dipeluk Tuhan. Semakin berat penderitaannya karena Firman pengajaran yang benar, semakin erat Yesus memeluk kita. Sehingga kita bisa merasa bahagia di dalam penderitaan karena dipeluk.
I Petrus 4:12-14
4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Ini sulit diterangkan dengan kata-kata, semoga menjadi pengalaman. Semakin erat kita dipeluk Yesus sehingga kita merasa bahagia. Menderita tetapi bahagia, bagi manusia itu sesuatu yang mustahil.
Kita alami diizinkan Tuhan ditinggal sendiri, keluarga tidak anggap karena pengajaran. Diizinkan Tuhan kehilangan pekerjaan karena Yesus. Diizinkan Tuhan merosot yang lain karena pengajaran, tetapi kita bahagia, dianggap layak menderita karena Yesus. Sampai satu saat kita bukan cuma dipeluk, tetapi betul-betul menyatu dengan Yesus selamanya. Di dalam pesta nikah Anak Domba Allah, tubuh menyatu dengan kepala, Mempelai Wanita Tuhan menyatu dengan Yesus Mempelai Pria Sorga. Kemudian kita masuk Kerajaan 1000 tahun damai. Pestanya di udara, kita kuasai udara 75 hari, markas iblis kita kuasai secara total, iblis dikalahkan secara total, bumi dibersihkan untuk kita berkerajaan 1000 tahun damai, bulan madu. Setelah itu langit dan bumi ini hancur lenyap, kita berpindah pada langit dan bumi yang baru, Yerusalem Baru, Kerajaan Sorga yang kekal. Kita dibawa masuk di dalam kemuliaan Tuhan yang kekal di Yerusalem Baru.
Ayo sore ini, apapun keadaan kita, karena pengajaran dihimpit dan lain sebagainya, saat itu kita justru dicari, Yesus datang kepada kita. Kesempatan bagi kita untuk bisa menyembah Tuhan secara pribadi, mata ketemu mata, mulut berkata-kata kepada Yesus, tangan ketemu tangan, Tuhan mengerjakan mujizat bagi kita. Dia menjawab doa kita, Dia bergaul erat dengan kita, Dia memeluk kita memberikan kebahagiaan di tengah penderitaan, Dia menolong kita tepat pada waktunya. Sehingga kita bisa berkata “Yesus itu hanya sejauh doa”. Dekat, ketika kita berdoa Yesus ada di situ. Kita hidup dalam penyembahan, taat dengar-dengaran maka Yesus ada bersama dengan kita senantiasa, sampai kita menyatu dengan Yesus selama-lamanya.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar