Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 10:17-18
10:19 Maka timbullah pula pertentangan di antara orang-orang Yahudi karena perkataan itu. Banyak di antara mereka berkata:
10:20 "Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu mendengarkan Dia?"
10:21 Yang lain berkata: "Itu bukan perkataan orang yang kerasukan setan; dapatkah setan memelekkan mata orang-orang buta?"
Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Gembala yang baik yang menyerahkan nyawaNya bagi domba-dombaNya, Dia malah dicap kerasukan setan dan gila. Padahal yang disampaikan itu bahasa cinta kasihnya Yesus tetapi ditanggapi dengan tidak bersahabat, dengan sikap perang, sikap yang tidak baik. Begitupun dengan kita, kalau kita mau tergembala dengan benar dan baik serta rela berkorban apapun untuk Tuhan, jangan heran kalau kita diperhadapkan dengan orang-orang yang berkomentar miring tentang kita. Kenapa jauh-jauh datang ke Tentena, kenapa 3 kali ibadah dalam seminggu, macam-macam komentarnya sampai bisa dibilangi gila. Mau tegas berpegang pada Firman pengajaran yang benar malah dikatakan tidak sopan, tidak hormat pada orang tua. Inilah bahasa yang kita dengar hari-hari terakhir ini.
Orang-orang yang berbicara seperti itu adalah pengejek-pengejek dan pemecah belah.
2 penulis mencatat dalam suratnya yaitu rasul Petrus dan Yudas.
Yudas 1:18-19
1:18 Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka."
1:19 Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.
II Petrus 3:3-4
3:3 Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
3:4 Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."
Apa yang diejek di sini? Ayat ini berbicara tentang kedatangan Yesus kedua kali, Firman yang menyampaikan apa yang akan terjadi dan pasti terjadi. Jadi yang diejek adalah Firman nubuatan, pasangannya Firman pengajaran yang benar. Hati-hati roh pengejek ini bisa masuk kepada kita. Kita tidak mengejek Kabar Mempelai tetapi dalam praktek hidup kita bisa menjadi pengejek, ini yang kita jaga.
Praktek pengejek adalah mengikuti hawa nafsu daging, sehingga tidak mau mendengar Firman yang keras menyucikan karena yang dia ikuti hawa nafsu daging. Hawa nafsu daging selalu bertentangan dengan Firman dan membuat kita memberontak terhadap Tuhan, terhadap Firman, jangan kita ikuti itu! Kalau sudah mengikuti hawa nafsu daging arahnya pasti jatuh bangun dalam dosa. Kalau ada orang yang hidup dalam hawa nafsu daging mengejek kita, tidak usah terpengaruh. Kenapa kita mau dengar orang yang tidak suci. Memang hati kita kadang sakit dan mau terpancing emosi mau melabrak, tidak usah! Kita lihat siapa kita, siapa dia. Kita orang yang mau disucikan, rindu menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Sedangkan dia hidup berkutat dengan dosa, jadi tidak usah dengar omongannya. Orang seperti itu keadaannya akan seperti anjing dan babi. Lidahnya lidah anjing, anjing suka menjilat muntah jadi perkataannya kotor suka mengejek dan menghina.
II Petrus 2:22
2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Kita tidak usah gubris orang di luar sana yang suka menghujat dan mengejek. Sekarang kita perhatikan bagaimana dengan kita? Dulu kita juga seperti itu, sekarang kita sudah ada di dalam pengajaran, jangan bawa-bawa lagi tabiat anjing dan babi ini. Seharusnya di dalam pengajaran status kita sudah harus berubah, bukan lagi anjing dan babi tetapi sudah harus menjadi domba. Contoh dalam Alkitab yang dulunya anjing dan babi tetapi kemudian karena hasil pekerjaan Firman berubah menjadi domba yaitu perempuan Kanani.
Markus 7:24-27
7:24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.
7:25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.
7:26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.
7:27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
Ternyata ibu ini anjing, pasangannya babi, tetapi syukur dia berubah oleh karena pekerjaan Firman.
Markus 7:28-30
7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Kita sekarang sudah dalam pengajaran, biarlah kita berubah, jangan lagi bertabiat anjing dan babi tetapi diangkat menjadi domba. Apa bukti kita telah menjadi domba? Perempuan ini memanfaatkan kesempatan yang sekecil-kecilnya untuk datang kepada Yesus. Tadi dikatakan Yesus tidak mau kedatanganNya diketahui orang, tetapi tidak bisa ternyata orang lain tahu. Dan perempuan ini memanfaatkan kesempatan untuk datang. Jadi buktinya kita sudah bukan lagi anjing dan babi, tetapi domba yaitu ada kerinduan dan kebutuhan akan Firman pengajaran yang benar sehingga mau berjuang untuk mendengar Firman pengajaran.
Kita periksa selama ini kita berjuang untuk beribadah atau tidak? Terutama kami yang ada di Pastori, berjuang dengar Firman atau tidak. Jemaat sudah 1 jam sebelum ibadah sudah siap, kami yang di dalam pastori tinggal melangkah naik ke gereja, apakah berjuang atau tidak. Harus ada kerinduan dan kebutuhan akan Firman, sampai remah-remah roti mau dia makan. Berjuang untuk mendengar Firman, jangan sampai sepatah kata terlewatkan. Kalau tinggal remah-remah lalu hanya jilat sebagian, kapan kenyangnya. Ada perjuangan sungguh-sungguh sekalipun menghadapi tantangan-tantangan, antara lain:
1. Kelemahan diri sendiri. Misalnya rasa ngantuk, rasa capek. Semua kita pernah ngantuk dengar Firman, tetapi kita harus mengalahkan kelemahan itu, jangan kita ikuti. Apalagi kalau ibadah online tidak ada yang lihat, sudah ngantuk sekalian tidur, nanti ibadah tunda. Ngantuk, capek, rasa bosan, rasa sudah tahu Firman, itu semua kelemahan kita. Jangan dikalahkan oleh kelemahan kita, justru kelemahan itu yang harus kita kalahkan.
2. Ada tantangan dari orang lain. Perempuan ini ketika datang kepada Yesus malah dihalang-halangi.
Matius 15:23
15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
Halangan dari orang lain itu misalnya gangguan dari luar tempat ibadah. Apalagi kalau musim hajatan lalu dipasang speaker keras-keras, kita terganggu kita mau dengar Firman, tetapi jangan terganggu tetap fokus dengar Firman. Bisa juga gangguan-gangguan dari orang yang duduk di samping. Atau ada anak kecil yang lari-lari dalam gereja. Tetapi anaknya jangan dilarang datang gereja, anak kecil harus ditertibkan dan didoakan.
Bisa juga ketika mau datang ibadah ada orang yang mengganggu kita sehingga terganggu perasaan kita. Misalnya ada yang senggol atau yang lain. Halangan dari orang lain bisa juga ancaman-ancaman kalau kita datang ke gereja. Ini semua harus kita kalahkan.
3. Keras dan tajamnya Firman. Ini sebenarnya bukan halangan tetapi banyak orang menjadikan itu halangan, padahal kerasnya Firman itu untuk menolong. Firman tampil seperti menghina, seperti mempermalukan. Coba kita tempatkan diri kita seperti perempuan ini, butuh pertolongan datang memohon-mohon “Tuhan tolong anakku kerasukan setan”. Begitu dengar kalimat dari Yesus “tidak patut mengambil roti untuk anak-anak dan dilemparkan kepada anjing!”. Bisa dia marah, sudah banyak masalah di rumah dan di dalam pekerjaan, kemudian datang Firman keras dan tajam seperti menghina dan mempermalukan. Di sinilah dibutuhkan kesungguhan kita.
Semua tantangan ini merupakan ujian kesungguhan. Dalam menghadapi ujian kesungguhan ini jangan mundur, terus maju sampai lulus. Begitu juga ketika mendengar Firman, ada ujian-ujian datang, kita terus ikuti ujiannya sampai lulus ujian. Kita periksa apakah sudah lulus ujian atau tidak.
Tanda-tanda lulus ujian.
1. Matius 15:22,25
15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
Di ayat 22 dia berteriak supaya anaknya ditolong sebab kerasukan setan. Di ayat 25 yang dia teriakan sudah lain “Tuhan, tolonglah aku”. Artinya bisa mengaku bahwa segala sesuatu terjadi karena kita yang salah. Tadinya dia yang salah, suamiku, isteriku, anakku, sekarang bisa mengaku “saya yang salah”. Itu tanda sudah lulus ujian, bisa mengaku bahwa kita yang salah sehingga Firman sekeras apapun bisa kita terima. Seperti perempuan ini bisa membenarkan Firman. Aku anjing, gara-gara aku anjing anakku kerasukan setan.
Banyak kali kita salah, ketika Firman keras datang malah ditunjuk “ini untuk dia”. Aduh rugi isteriku tidak datang, padahal ini Firman pas untuk dia. Lalu kapan untuk kita? Mari kita rubah sikap “saya berdosa Tuhan, ampuni saya”.
2. Matius 15:27-28
15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Tanda kedua adalah membenarkan Firman sehingga menghasilkan kata-kata iman.
Markus 7:29
7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
Ayo akui kebenaran Firman, kita yakin sekalipun Firman keras dan tajam menusuk tetapi mampu memulihkan keadaan kita, mampu mengangkat kita. Kata-kata iman ini yang menggerakan hati Tuhan untuk berbelas kasihan menolong kehidupan kita. Pertolongan Tuhan yang utama bukan masalahnya selesai, bukan! Pertolongan Tuhan yang utama itu adalah penyucian. Kalau sudah disucikan maka masalah-masalah yang lain itu selesai. Tuhan bisa langsung menolong ketika kita berseru “Tuhan tolong nikahku” bisa langsung selesai tetapi kalau tidak disucikan buat apa! “ Tuhan saya rindu nikahku satu dalam penggembalaan” bisa saja langsung jadi satu tetapi suami masih ringan tangan pukul isteri, isteri masih suka membantah terus. Buat apa satu dalam penggembalaan tetapi baku bantah terus, pergi gereja baku bantah, pulang baku bantah, di jalan baku bantah. Pertolongan Tuhan yang utama itu disucikan dari tabiat anjing menjadi domba. Tadinya anjing jilat muntah, darah, kudis, borok sekarang menjadi domba yang menjilat remah-remah roti, menjilat Firman, perkataannya yang rohani, perkataan sesuai Firman. Kalau sudah bisa mengalami penyucian maka masalah pasti selesai. Tadinya “gara-gara ngana ini tidak tahu atur keuangan, kita sudah capek kerja!” sekarang sudah terjadi penyucian maka masalah Tuhan tolong
Jika kita sudah mengalami penyucian maka kehendak kita pasti sesuai kehendak Tuhan. Makanya Yesus katakan “jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki” sebab kehendak ibu itu sudah sesuai dengan kehendak Tuhan.
Matius 15:28
15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Seringkali kehendak kita masih bertentangan dengan kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan A tetapi kehendak kita B. Kalau sudah disucikan pasti bisa berseru biarlah kehendakMu yang jadi. Kalau sudah bisa berkata begitu maka Tuhan juga akan berkata demikian kepada kita “jadilah sesuai dengan yang engkau kehendaki” aman semua masalah selesai dan lebih dahulu sudah disucikan.
Jangan berhenti hanya sampai tahap perkataan sesuai Firman. Lanjutkan harus ada perbuatan iman. Praktekan Firman, sudah menjadi pengalaman hidup kita, sehingga nantinya bisa bersaksi. Ada orang mengalami masalah nikah, kita lebih dahulu sudah tertolong “oh dulu saya seperti itu, saya juga kasar pada isteri saya. Tetapi lewat Firman yang kami dengar di gereja pelan-pelan mulai kami praktekan, isteri saya mulai tunduk dan saya juga bisa mengasihi isteri”. Perbuatan iman itu yang menentukan kebahagiaan hidup kita di dunia ini sehingga seperti di sorga. Sampai 2 kali dalam Alkitab dituliskan berbahagialah orang yang menuruti Firman. Yang pertama masih digandeng dengan berbahagia yang membaca dan mendengar Firman. Yang terakhir hanya berbahagia yang menuruti Firman.
Wahyu 1:3; 22:7
1:3 Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.
22:7 "Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"
Kita menuruti dan praktek Firman itu suatu kebahagiaan sorga. Bahagia nikah itu kalau suami prakek Firman, isteri juga praktek Firman. Bukan datang dalam penggembalaan tetapi malah saling nyinyir, saling sindir satu dengan yang lain. Karena sudah menuruti Firman maka bahagia semua, ada kebahagiaan sorga.
Dalam pasal 1 masih ada kesempatan membaca dan mendengar Firman. Di pasal 22 sudah tidak ada kesempatan membaca dan mendengar, tinggal menuruti Firman. Dari 2 ayat ini berarti satu saat tidak akan ada lagi kesempatan membaca dan mendengar Firman. Saat itu Firman sudah mendarah daging, sudah menjadi tabiat. Jadi kalau sekarang masih ada kesempatan untuk membaca dan mendengar Firman, manfaatkan sungguh-sungguh sebab nanti sudah tidak ada, praktekan Firman sehingga Firman itu sudah menjadi tabiat dalam kehidupan kita.
Jadikanlah membaca, mendengar dan menuruti Firman sebagai kebutuhan pokok kita. Kita membaca itu bagus. Tetapi kalau dipersentasekan dengan membaca Firman, lebih banyak mana! Minat membaca itu bagus, apalagi untuk anak-anak. Tetapi utamakan membaca Firman sebab suatu saat sudah tidak bisa lagi. Biarlah ada perkataan iman dan perbuatan iman.
Di mana kesempatan luas untuk membaca dan mendengar Firman? Di dalam ibadah. Kalau di luar bisa baca Firman tetapi kita masih membaca yang lain selain Firman. Tetapi dalam ibadah kita hanya membaca Firman apalagi dalam ibadah pendalaman Alkitab. Makanya jangan membiasakan menjauhkan diri menjauh dari ibadah. Biar kita sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan.
Kata-kata iman dan perbuatan iman sama dengan mengulurkan kedua tangan iman kepada Tuhan, maka Tuhan sudah siap sedia menyambut uluran tangan kita. Sudah sepanjang hari Tuhan mengulurkan tangan kepada kita, Dia tunggu terus kapan kita mengulurkan tangan kepadaNya.
Roma 10:21
10:21 Tetapi tentang Israel ia berkata: "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah."
Sekarang kepada kita, Tuhan ulurkan tangan. Sedangkan kepada orang yang tidak taat dan membantahpun masih diulurkan tangan oleh Tuhan, siapa tahu dia bisa berubah, bisa taat. Tuhan tunggu kita sepanjang hari. Sore ini kita ulurkan tangan dan kata-kata iman lewat doa penyembahan. Praktekan Firman, itu berarti kita mengulurkan tangan kepada Tuhan. Maka Tuhan sudah siap memegang kita dengan tangan belas kasihanNya yang besar, tangan anugerahNya yang besar. Tangan iman ketemu tangan belas kasih Tuhan maka terjadi mujizat, mujizat Tuhan nyata.
Sore ini apa yang kita hadapi, Mungkin keadaan kita seperti perempuan Kanani ini. Tidak disebutkan di mana suaminya dan anaknya kerasukan setan. Ini masalah nikah, masalah yang paling berat. Tidak makan itu masih bisa ditahan tetapi kalau nikah bermasalah rasanya tulang-tulang ini rontok semua, berat sekali!
Saya menghadapi isteri harus operasi yang bukan karena ulah kami harus seperti itu, itu berat sekali. Apalagi mendengar orang tua di Malang sakit, terpaksa isteri harus mengurus kedua anak di sana. Keluhannya sudah sakit bekas operasinya. Mau bagaimana lagi, mau minta tolong papanya kerja, adiknya kerja, jadi tinggal dia sendiri yang urus. Tuhan yang kasih kekuatan. Tinggal mau apa? Angkat tangan, Tuhan tolong, mujizat pasti terjadi. Masalah apapun selesai tepat pada waktunya. Terutama mujizat rohani terjadi, kita diubahkan sampai sempurna sama mulia seperti Yesus, siap menyambut Dia di angkasa ketika Dia datang kedua kali. Ini mujizat yang sangat kita rindukan. Ketika Pesta Nikah Anak Domba Allah digelar kita semua ada di sana. Saya selalu berdoa bersama isteri dan anak, bersama sidang jemaat dan keluarga kita bisa masuk dalam pesta kawin Anak Domba Allah. Mujizat Tuhan masih ada dan pasti terjadi bagi orang yang ada kata-kata iman dan perbuatan iman.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar