Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 12:7-9
12:7 Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya,
12:8 tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.
12:9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Di sini kita melihat ada peperangan di sorga, setan bersama malaikat-malaikatnya berperang melawan Mikhael dengan malaikat-malaikatnya. Bicara malaikat menunjukan pribadi gembala. Dalam Wahyu pasal 2 dan 3 di sana dicatat tuliskanlah kepada malaikat jemaat Efesus dan seterusnya, malaikat itu menunjuk gembala sidang. Inilah kelicikan setan, tanpa disadari dia merekrut para gembala berada di pihaknya. Kalau gembala sudah berpihak pada setan, jelas jemaat yang dilayani sudah berada di pihaknya setan. Kelompok inilah yang selalu menekan gereja yang benar. Tetapi yakin, jika kita berada pada posisi gereja yang benar kita pasti menang apapun tekanannya. Sampai di sorga dilawan juga menang, apalagi di bumi kita pasti menang. Jangan takut, memang tekanan-tekanan yang kita hadapi semakin luar biasa, semakin besar, semakin hebat, tetapi sekali lagi yakin kita pasti menang.
Kalau gembalanya di pihak setan berarti gerejanya adalah gereja setan.
Yudas 1:6-7
1:6 Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar,
1:7 sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.
Surat Yudas dalam terang Tabernakel kena pada tudung kulit lumba-lumba, tudung paling atas atau disebut dengan tudung penghukuman. Dalam surat Yudas ini ada 2 macam gereja ditampilkan:
1. Gereja yang benar yang mendapat tudung perlindungan supaya tidak kena penghukuman. Biarlah posisi kita berada pada gereja benar.
2. Gereja palsu yang akan dihukum oleh Tuhan. Dalam surat Yudas ada 4 macam gereja palsu, salah satunya adalah gereja setan.
a) Ayat 4 gereja yang tidak tergembala
b) Ayat 5 gereja Taurat
c) Ayat 6-7 gereja setan
d) Ayat 8-19 gereja daging
Jangan berpikir gereja setan seperti yang di Manado sana, itu pemujaan setan. Bukan seperti itu yang dimaksud tetapi gereja seperti kita namun gembalanya sudah berpihak kepada setan. Tanda-tanda gereja setan yang jangan ada dalam diri kita. Ini bukan kita pelajari untuk kita jadi gereja setan, bukan!
1. Ditinjau dari gembalanya:
a) Gembala yang tidak taat. Gembala adalah malaikat sidang jemaat yang bertugas memberi roti malaikat kepada sidang jemaat. Sama dengan memberi makan Firman penggembalaan yang benar tepat pada waktunya.
Matius 24:45
24:45 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
Gembala memberi makan pada waktunya dalam ibadah raya, ibadah pendalaman Alkitab, ibadah doa penyembahan. Mungkin ada ibadah-ibadah lain di luar 3 macam ibadah pokok, misalkan ibadah doa pagi, ibadah puasa dan seterusnya. Memberi makan tepat pada waktunya dengan roti malaikat.
Mazmur 78:23-25
78:23 Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,
78:24 menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;
78:25 setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Ini tugas gembala, ayo beri makan, beri roti malaikat, memberi makan sidang jemaat dengan Firman pengajaran yang benar. Pengajaran yang benar itu sumbernya dari sorga jadi tidak akan pernah habis, tidak akan kekurangan bahan. Kalau sudah dipraktekan, sudah menjadi pengalaman hidup dari seorang hamba Tuhan maka akan ada terus pembukaan rahasia Firman. Jadi malaikat yang tidak taat adalah gembala yang tidak bertanggung jawab memberi makan sidang jemaat dengan Firman pengajaran yang benar, tidak ada pergumulan untuk mendapatkan pembukaan Firman pengajaran yang benar.
Khotbah itu gampang, ada banyak buku-bukunya. Alkitab yang ada penjelasan-penjelasannya sudah ada diterbitkan. Jadi tidak perlu bergumul, makanya banyak gembala sibuk dengan pekerjaan sampingan. Apa lagi kalau sudah diatur organisasi apa yang harus dikhotbahkan, tinggal dibaca. Tidak ada pergumulan untuk mencari pembukaan rahasia Firman, bahkan sekarang terlalu gampang tinggalkan jemaat, diganti pendeta A, pendeta B atau bahkan pengusaha.
b) Gembalanya adalah bintang yang gugur seperti lucifer
Yesaya 14:12
14:12 "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
Isaiah 14:12 (Terjemahan Inggris)
14:12 How art thou fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning! how art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations!
Saya berdoa dan jemaat juga dukung dalam doa supaya saya jangan menjadi bintang yang gugur. Gembala seharusnya menjadi bintangnya sidang jemaat.
Wahyu 1:16,20
1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
1:20 Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Menjadi bintang itu artinya menjadi teladan bagi sidang jemaat. Bukan berarti saya sudah sempurna dalam hal ini, tidak! Saya terus berupaya menjadi teladan bagi sidang jemaat. Kalau bapak ibu saudara melihat saya tidak menjadi teladan, rugi kalau membawa diri digembalakan. Tetapi kalau melihat ada keteladanan, ayo mantap tergembala.
Apa praktek gembala yang menjadi teladan bagi sidang jemaat?
1) I Petrus 5:2-3
5:2 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
5:3 Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
Praktek pertama melayani dengan sukarela, dengan pengabdian diri, bukan untuk mencari keuntungan jasmani. Kalau mau ikuti daging, buat apa saya harus melayani 3 sidang. Satu sidang saja sudah enak. Tetapi karena itu panggilan Tuhan maka harus saya kerjakan dengan sukarela, jangan terpaksa. Oke melayani 3 sidang tetapi setiap sidangkan bisa satu macam ibadah saja setiap minggu. Di sini ibadah raya, nanti di Tonusu ibadah pendalaman Alkitab, terus di Diora ibadah doa penyembahan, minggu depan ditukar lagi. Kan enak seperti itu, 3 macam ibadah terpenuhi 3 sidang. Tetapi keliru, di mata Tuhan saya salah sebab tidak bisa memberi makan tepat pada waktunya. Harus dengan sukarela, dengan pengabdian diri, bukan untuk mencari keuntungan.
Jujur saya sedih, hati saya menjerit dan menangis karena tidak bisa melayani di Diora karena PPKM. Saya coba hubungi sekdesnya dikatakan “belum bisa pak, sabar pak”. Ya sudahlah saya juga harus dengar pada pemerintah, jangan dicap pemberontak. Apalagi saya jarang mengikuti rapat di sana karena tidak tinggal di Diora, sudah tidak ikut rapat mau paksa ikut ibadah lagi! Sabar yah jemaat Diora. Kalau saja di sana sinyalnya bagus, di sana juga ibadah bisa disiarkan langsung. Tetapi karena di sana tidak bagus sinyalnya.
2) Ibrani 13:7-9
13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
13:8 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
13:9 Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.
Menjadi teladan iman, yaitu:
Ø Berpegang teguh pada satu Firman pengajaran yang benar yang sudah menjadi pengalaman hidup. Makanya gembala sebelum memberitakan, harus praktek dulu. Sudah jadi pengalaman hidup baru diajarkan sehingga bisa menjadi teladan bagi sidang jemaat. Mau khotbah kesucian, praktek dulu kesucian baru diberitakan sehingga gembala bisa meneladani gembala yang hidup suci. Mau khotbah tentang nikah, jaga dulu nikah, benahi dulu nikah maka jemaat bisa meneladani. Yang sering terjadi “jangan lihat saya, lihat saja Firman”. Kalau begitu setiap jemaat masuk gereja plester saja matanya, baru tuntun ke tempat duduknya.
Yesus Kristus tetap sama, kemarin, hari ini sampai selama-lamanya. Jadi pengajaran yang benar itu jangan diubah-ubah. Kami tinggal menerima dari pendahulu, yang menerima wahyu Pdt. Van Gessel dan diteruskan pada kami. Kalau dulu A, sekarang A, sampai selama-lamanya A. Jangan dulu A, sekarang B, besok C, bingung jemaatnya. Dulu menyembah dengan kata haleluya, sekarang tidak boleh. Jadi dulu waktu dipenuhkan Roh Kudus waktu menyembah dengan kata haleluya, sekarang cari lagi Roh Kudusnya, kan sekarang sudah tidak boleh bagi mereka! Makanya jangan dirubah-rubah. Apa yang diterima dari pendahulu, dari orang tua rohani, dari orang tua kandung, jangan dirubah-rubah. Kalau gembala sudah merubah-rubah pengajaran, jangan mau digembalakan, itu gereja setan!
Ø Gembala harus hidup dalam iman kepada Tuhan, bergantung sepenuh kepada Tuhan, tidak punya pekerjaan sambilan. Apapun alasannya, mungkin bilang “ini untuk anak, ini untuk cucu” ndak boleh! Harus melayani Tuhan 100% bergantung sepenuh kepada Tuhan. Nanti di padang gurun, semua fulltimer, sudah tidak bekerja lagi, dipelihara langsung oleh Tuhan. Jemaat saja mau diarahkan menjadi fulltimer, masa gembala yang sudah fulltimer mau jadi parttimer ada pekerjaan sampingan. Bahkan dibalik, jadi gembala itu pekerjaan sampingannya, pekerjaan utamanya mengelolah ini dan itu. Itu tidak menjadi teladan iman.
Kami diajar di lempinel jangan minta, jangan berpantun, jadi belajar untuk tidak minta-minta. Makanya itu tertanam terus, sudah jadi pengerja, sudah jadi gembala di Tonusupun saya tidak pernah minta-minta sama orang tua. Orang tua mampu memberi tetapi saya tidak mau minta. Belajar bergantung sepenuh kepada Tuhan. Bahkan saya bilang sama mama kalau mau berkorban jangan lihat karena saya anak, lihat itu pekerjaan Tuhan. Saya belajar untuk tidak minta, minta, satu pakupun tidak!
Ø Gembala hidup dalam kebenaran, iman itu kebenaran. Mau khotbah apa kalau gembala nikahnya tidak benar, keuangannya tidak benar. Soal uang saya jaga betul. Jemaat sudah berkorban, lalu kami sebagai gembala suami isteri tidak digunakan pada tempat yang tepat, misalnya korban pembangunan kami selewengkan, jangan, itu berbahaya! Harus jujur dan benar semuanya.
Jadi bintang gugur adalah gembala yang tidak menjadi teladan. Prakteknya:
1) Melayani dengan terpaksa, hanya untuk mencari keuntungan jasmani. Panggilan pilihan Tuhan itu unik, Petrus Andreas itu bersaudara, Yohanes Yakobus itu bersaudara. Saudara itu artinya 1000 akar. Jadi kalau kita dipanggil dan dipilih Tuhan, kita harus punya akar yang kuat, jangan gampang tercabut, jangan gampang terlepas dari pelayanan dan panggilan pilihan. Kadangkala kami gembala ini, begitu ada tawaran “om melayani kami di sini om, sudah ada gedung gereja, sudah ada pastori, di sini jumlah 10” pas waktu itu melayani di Tonusu sekian jiwa. Pamit sama jemaat “maaf jemaat habis panggilan, panggilan saya di sana” terlalu gampang habis panggilan! Kalau Tuhan yang mutasikan pasti meningkat pelayanannya. Kalau diri sendiri yang memutasikan diri, akan merosot.
2) Tidak menjadi teladan iman. Ajarannya berubah-ubah, plin-plan ajarannya, hari ini A, minggu depan B. Kemudian tidak bergantung sepenuh kepada Tuhan, ada pekerjaan sampingan. Tidak benar, keuangannya tidak benar, nikahnya tidak benar, semua tidak benar. Apa yang mau diharapkan dari gembala seperti itu!
Kalau gembala tidak menjadi teladan maka penggembalaan sistem kerajaan, gembalanya main perintah, otoriter, hanya menuntut untuk dilayani. Harus ini, harus itu, kalau tidak awas! Ancam mengancam. Saya tidak mau seperti itu. Soal berkorban lebih dahulu berkorban, tidak usah paksa ini, paksa itu, tuntut ini tuntut itu. Saya di Tonusu, siapa yang tergerak silahkan datang melayani, bukan “awas kalau tidak datang gereja, awas kalau tidak stor perpuluhan!” sampai dari mimbar kutuk-kutuk jemaat, jangan sampai begitu. Pernah satu ketika saya ada di situ lalu gembalanya berkata “jemaat tidak perhatian, tukang sendiri bekerja dengan ini pengerja. Mungkin dalam hati jemaat supaya gembala dengan pengerja mampus saja!” bagi saya tidak pas, tidak cocok, waktu mendengar itu saya merinding. Tuhan tolonglah janganlah, saya tidak berani bilang begitu “woi jemaat tidak perhatian, biar gembala mampus!”.
Begitu juga bagi guru-guru sekolah minggu, jadilah teladan iman kepada anak-anak. Sebab guru-guru itu meletakan dasar iman kepada anak-anak sekolah minggu. Jadi bukan gampang untuk mengajar anak sekolah minggu. Jangan dianggap biasa, tidak ada persiapan langsung asal saja melayani “nanti saya yang khotbah”. Harus menjadi teladan iman bagi anak sekolah minggu sehingga anak-anak bisa dididik bertumbuh menjadi gereja yang benar.
2. Ditinjau dari jemaatnya. Kalau gembalanya sudah berpihak pada setan, jemaatnya bersuasana sodom dan gomor. Tidak mungkin bertemu Yesus!
Praktek jemaat bersuansa Sodom dan Gomora:
a) Hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa. Dianggap biasa dalam gereja kalau ada perselingkuhan, kawin cerai, karena sudah begitu suasananya. Mau minum, mau mabuk, ibadah natal dikunci dengan mabuk, tutup tahun dikunci dengan mabuk, itu sudah dianggap biasa. Itu karena sudah tidak ada makanan rohani, sudah tidak ada Firman penggembalaan yang akan mengatur langkah hidup kita sesuai kehendak Tuhan.
Amsal 29:18
29:18 Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.
Mau buat ini tidak apa-apa, gembala tidak tegur koq, berarti boleh. Sebelum ibadah merokok dulu di teras gereja, jangan-jangan gembalanya ikut juga merokok di teras gereja. Seperti dicerita seorang anak Tuhan, waktu pemberkatan nikah kami pendetanya habiskan rokok dulu baru masuk dalam gereja. Jadi waktu ditumpang tangan bau rokok, aduh kasihan. Itu sudah dianggap biasa, semua benar-benar mati rohani, hidup di dalam dosa. Coba gembala berani sampaikan yang keras, bisa marah jemaat, bisa mengamuk, bisa keluar nanti jemaat. Itulah kalau motivasi pelayanan hanya mencari keuntungan jasmani, jadi takut menyampaikan Firman yang keras. Dia ini yang suka korban beras, nanti dia keluar, tidak ada lagi yang korban beras.
Saya meneladani orang tua saya dan orang tua rohani, saya sudah bertekad jangan membiarkan jemaat nyaman dengan dosanya! Itu demi keselamatan jemaat, untuk dibawa bersanding dengan Yesus Mempelai Pria Sorga. Jadi jangan marah bila ditunjuk dosanya, maksudnya supaya kita berubah, kita bertobat, kita dipakai Tuhan dan dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Bukan mau sakiti hati jemaat. Kalau cuma mau sakiti hati jemaat itu cari gara-gara namanya. Tapi maksudnya sebagai suami bayangan membawa jemaat ketemu Yesus, suami sesungguhnya, sigaraning nyowo.
Ingat Harun, Harun ikuti kehendak jemaat. Banyak gereja senang dengan gembala seperti Harun. Om buat ini, dijawab iya, bikin ini, iya, akhirnya jemaat seperti keledai liar. Itulah Harun mengikuti kehendak bangsa Israel. Waktu Musa naik ke gunung, dia tidak turun-turun “pak Harun, Musa ndak turun-turun jangan-jangan sudah mati, ayo buatkan kami ilah”. Jemaat Israel mengelilingi Harun, sudah didaulati “harus begini om, harus begitu” dijawab “ iya, iya, ator jo”. Ahh jemaat jadi kuda liar! Fatal akibatnya.
Keluaran 32:1-6
32:1 Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
32:2 Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya kepadaku."
32:3 Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun.
32:4 Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
32:5 Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!"
32:6 Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
Ini akibatnya kalau gembala sering didaulati oleh jemaat. Makanya jangan yah, biar gembala yang mengatur semuanya, jangan dilangkahi. Kalau sudah seperti ini, akibatnya gembala dan jemaat habis semua. Harun tidak bisa masuk Kanaan, jemaat juga tidak masuk Kanaan. Akhirnya bangsa Israel jatuh dalam penyembahan berhala dan dalam dosa makan minum serta kawin mengawinkan.
Keluaran 32:6 (Terjemahan Lama)
32:6 Maka pada keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu dipersembahkannya korban bakaran dan dibawanya korban syukur pula, maka orang banyak itupun duduklah makan minum, kemudian bangkitlah mereka itu berdiri hendak bermain ramai-ramai.
Bermain ramai-ramai di sini bukan bermain bisa, ini seks bebas! Makan minum dan jatuh dalam dosa kawin mengawinkan. Inilah keadaan gereja akhir zaman. Musa belum turun dari gunung menubuatkan kepada kita Yesus belum datang kembali, banyak gembala hanya menyenangkan hati jemaat, tampil plin plan terhadap pengajaran, tidak ada teladan iman. Waktu masih ada Musa ada teladan iman. Ini juga teguran Tuhan kepada saya. Dulu masih ada papa sebagai pembina, teguh dalam pengajaran. Begitu dipanggil Tuhan, banyak akhirnya yang kendor dan lepaskan pengajaran, apa yang diajar dulu sudah hilang, tidak ada bekasnya.
Ini Harun yang plin plan terhadap pengajaran, tidak ada teladan iman. Akhirnya jemaat jatuh dalam dosa. Dalam ayat 25 disebut kuda liar! Yang tadinya domba menjadi kuda lepas kandang.
Keluaran 32:25
32:25 Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka --
Harun yang lepaskan, yang menjadi penyebab adalah gembala! Kenapa jemaat jadi liar? Karena gembala tidak becus, tidak menjadi teladan iman! Akhirnya dicemooh, diejek “itu orang pengajaran! Itu orang GPT! Itu dia begitu!”. Bukan pengajarannya yang salah, gembala nomor satu yang salah! Gembala tidak menjadi teladan iman sehingga jemaat jadi kuda liar, penuh hawa nafsu daging, hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa. Tuhan tolong, saya takut melihat keadaan gereja akhir zaman ini. Saya nomor satu dikoreksi, jangan sampai seperti ini.
Ini masih dalam masa transisi peralihan pergantian gembala di sini. Teladan dari papa harus tetap dipertahankan. Jangan besok-besok baru satu dua tahun sudah lupa, “itukan papa, saya lain!”. Kalau kebenaran harus dipertahankan! Kalau caranya memang bisa berbeda, pakaian saya dan pakaiannya papa pasti berbeda, caranya pasti tidak akan mungkin sama. Tetapi pengajarannya harus sama, itu tidak boleh berubah. Kalau sistem pendekatannya memang beda. Pendekatan saya kepada kaum muda saya seperti teman bagi mereka. Tetapi jangan sampai kaum muda juga karena berpikir oh om Handri teman, lalu dibikin suka-suka, saya rangkul mereka. Pengerja juga kalau saya bergurau dengan kalian, jangan sampai kalian bikin suka-suka saya.
b) Yehezkiel 16:49
16:49 Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin.
Yang kedua ini congkak atau sombong, yaitu hanya membanggakan perkara jasmani tetapi tidak menyadari rohaninya merosot. Sudah bangga “oh gereja besar, jemaat banyak, lantainya marmer, dindingnya luar biasa” tetapi dia tidak merasa rohaninya merosot. Ini Sodom dan gomora, hanya mengejar yang jasmani. Sama seperti Laodekia “aku kaya, aku telah memperkayakan diriku” Tuhan bilang “kamu miskin, buta dan telanjang” tetapi dia tidak merasa rohaninya merosot sebab hanya bangga dengan yang jasmani “kemarin baptis 10, minggu lalu 20, besok mau baptis 100 “hanya bangga yang jasmani tetapi tidak merasa rohani merosot.
Wahyu 3:14-17
3:14 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
3:15 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Ini jemaat suam-suam rohani. Sama juga di dalam Keluaran pasal 32, waktu Musa turun dari gunung, Yosua bilang “di perkemahan ada sorak-sorai perang”. Tetapi Musa katakan “bukan nyanyian kemenangan, bukan nyanyian kekalahan suara orang bernyanyi berbalas-balasan itu yang ku dengar”. Berarti tidak mati, tidak bangkit, suam-suam.
c) Tidak peduli pada orang sengsara, tidak mau menolong orang miskin dan sengsara, sama dengan egois, hanya mementingkan diri sendiri. Jadi gembalanya tidak menjadi teladan iman, jemaatnya bersuasana Sodom dan gomora, hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa, sombong, hanya bangga dengan yang jasmani tetapi rohaninya merosot dan egois, hanya mementingkan diri sendiri. Tidak bisa menjadi sama dengan Tuhan. Yesus tidak mementingkan diriNya. Dia tinggalkan sorga datang ke dunia, rela mati dan bangkit untuk menyelamatkan kita. Itu yang kita teladani.
Makanya mereka berpihak pada Lucifer karena dia sombong dan egois. Dalam Yesaya pasal 14, 5 kali disebut “aku” itu menunjuk keegoisan. 5 kali juga disebut hendak, itu kesombongan, sampai mau menyamai Allah.
Yesaya 14:13-14
14:13 Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
14:14 Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Gereja Tuhan yang benar, batinnya tersiksa seperti Lot ketika mendengar dan melihat keadaan dunia dan keadaan gereja palsu sudah seperti Sodom dan Gomora.
II Petrus 2:6-8
2:6 dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian,
2:7 tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, --
2:8 sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa --
Kecuali mau ba kurung di hutan. Setiap harikan kita bergaul, bekerja, bertemu orang banyak, ketemu sesama orang Kristen. Dan setiap hari kita mendengar dan melihat kelakuan orang dunia dan kelakuan gereja palsu sudah seperti Sodom dan Gomora, itu membuat tersiksa batin! Lalu bagaimana cara mengantisipasinya? Banyak mendengar dan melihat Firman penggembalaan. Sama dengan tergembala dengan benar dan baik. Dalam kesempatan beribadah dengar Firman.
Lukas 2:20
2:20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Nanti kita pelajari prosesnya apa, kita pelajari dulu hasilnya.
1. Hasilnya kalau banyak melihat dan mendengar Firman jiwa kita tidak tersiksa tetapi damai sejahtera. Pengakuan Daud “Tuhanlah Gembalaku, takkan kekurangan aku. Dia membaringkan aku di padang yang berumput hijau. Dia membimbing aku ke air yang tenang”. Tenang damai itu suasana penggembalaan. Jiwa tidak tersiksa, itu hasilnya kalau orang tergembala. Biar kita dikelilingi orang yang tidak karu-karuan, jiwa kita tenang, tidak ikut-ikutan, ada kedamaian dan damai sejahtera.
2. Dosa Sodom dan Gomora tidak mempengaruhi kehidupan kita, kita dilindungi oleh Tuhan. Seperti bunga bakung tumbuh di rawa-rawa, tetapi kalau dia mengembang dia tetap putih, tidak kotor. Biar ada di tengah-tengah duri, tetap bunga bakungnya cantik.
3. Wujud nyata Firman kelihatan, akan tampak dalam bentuk kaki dian emas.
Wahyu 1:9-13
1:9 Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.
1:10 Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
1:11 katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
1:12 Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
1:13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Inilah wujud nyata Firman yang kita dengar dan kita lihat, kita akan tampil sebagai kaki dian emas yang mana di tengah-tengah kita ada pribadi Yesus. Artinya kita menjadi gereja yang terus menerus disucikan dan dibaharui sampai sempurna dan Yesus ada di tengah-tengah kita sebagai Kepala. Hasilnya kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Banyak mendengar dan melihat Firman penggembalaan maka kita tampil menjadi gereja yang sempurna di mana Yesus ada sebagai kepala. Ini yang kita rindukan, ayo banyak mendengar dan melihat, kita tidak rugi, kita mau tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan!
Wahyu 21:3
21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
Ayo bergairah dan semangat. Biar kita diperhadapkan dengan suasana Sodom dan Gomora, kita tidak terpengaruh. Saya rindu untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, untuk bertemu dengan Yesus. Tetapi sekali-kali kita tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Mereka sekarang sedang beristirahat, nanti dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan. Kita yang hidup diubahkan dalam tubuh kemuliaan, sama-sama menyongsong Tuhan di angkasa. Ini kebahagiaan yang kita rindukan.
Proses mendengar dan melihat Firman penggembalaan.
1. Wahyu 1:10
1:10 Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
Mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus sehingga kita mendengar Firman sebagai kebutuhan. Roh dan jiwa kita rindu untuk dipuaskan, ada kebutuhan. Sama seperti kalau kita makan, biar sayur pahit kalau lapar bisa habis satu piring. Makanya opa Pong bilang lauk yang paling enak apa? Lapar! Ini mendengar Firman dalam satu kebutuhan, dalam urapan Roh Kudus, sehingga kita tidak mau tercecer satu kalimat, satu katapun, kita mau tangkap itu semua.
2. Mengerti Firman
II Timotius 2:7
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
Bukan nanti sarjana baru bisa mengerti pengajaran, orang yang tidak sekolah saja bisa mengerti. Seperti yang disaksikan menantunya jemaat, mertuanya tidak bisa bahasa Indonesia tetapi bisa mengerti. Saya tidak pakai penterjemah, saya pikir tahu bahasa Indonesia, saya sampaikan Firman saja, tetapi bisa mengerti kalau ada urapan. Kalau tidak ada urapan, biar diterangkan dengan sistematis, tidak bisa mengerti, bingung.
3. Kalau sudah mengerti pasti percaya, yakin, menjadi iman di hati. Jadi penentunya mendengar dalam urapan.
4. Firman kita praktekan menjadi wujud nyata dalam kita, menjadi kesaksian hidup, itulah Firman yang dilihat. Bukti kita praktek Firman pasti ada keubahan hidup yang bisa orang lihat. Dia itukan yang suka bikin kacau di kampung, kalau ada pesta, ada duka pasti mabok sampai berkelahi, sekarang so pake dasi pigi gereja, sudah rajin ibadah, tidak lagi bikin onar. Orang tua lihat anaknya “ini dulu pigi malam pulang subuh. Ini jam 9 so di kamar, so bobo, sudah sembayang lagi”. Orang tua tercengang-cengang. Ini sudah menjadi pelita emas, kita tampil sebagai gereja yang disucikan dan diubahkan terus menerus. Sampai nanti kita sempurna dan Yesus ada di tengah-tengah kita.
Angka 7 itu angka sempurna, kita diubahkan terus menerus sampai sempurna. Pelita emas ada 6 carangnya, 1 pokoknya, pelita di atasnya ada 7. Ini 7 tanda keubahan hidup, 7 sinar keubahan hidup yang harus ada pada kita. Buktikan kita sudah mendengar dan melihat Firman.
Kolose 3:10-14
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
1. Belas kasihan
Belas kasihan ini artinya tidak menghakimi orang berdosa. Menghakimi ini menunjuk dosa orang lain dan merasa diri paling benar. Juga tidak menyetujui dosa orang lain, tetapi kita mendoakan dan membawa orang itu datang kepada Tuhan, siapa tahu mendapat kemurahan ditolong oleh Tuhan. Kita lihat sesama, kasihan saudaraku, dia ibadahnya seperti itu. Kita berbelas kasihan kita mendoakan, kita bawa dia kepada yang benar. Bukan kita setujui “biar jo ngana ikuti agama suamimu, taati, jangan cuma pindah pura-pura”. Itu menyetujui namanya! Kita doakan, kita gumuli. Saya lihat ibadah pemberitaan Firman cuma sekedar, itupun tidak baca Alkitab, lebih banyak pujiannya, penyembahannya, lawak-lawaknya. Itulah sekarang gereja dikemas bukan lagi tempat mendapatkan keselamatan tetapi tempat mencari hiburan.
2. Kemurahan
Kemurahan itu suka memberi. Memberi untuk sesama yang membutuhkan dan memberi untuk pekerjaan Tuhan. Jadi penekanannya memberi itu kepada sesama anggota Tubuh Kristus yang membutuhkan. Banyak orang suka memberi, tetapi untuk sesama anggota Tubuh Kristus dia tidak peduli. Kalau kepada agama lain dia suka memberi, kelihatan dermawan, mungkin dia cari muka! Memberi itu terutama kepada sesama anggota Tubuh Kristus yang membutuhkan.
Galatia 6:10
6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Berbuat baik untuk semua orang itu harus! Mungkin buat dapur umum untuk orang kena covid, bagus. Tetapi yang harus kita perhatikan bagaimana dengan sesama dalam gereja, sesama pelayan. Jangan di tengah masyarakat dermawan, tetapi di dalam gereja tidak peduli dengan yang kekurangan dan yang harus dibantu.
II Korintus 8:2-5; 9:7-12
8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
8:3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
8:4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.
8:5 Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
9:9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."
9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
9:11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
9:12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.
3. Kerendahan hati
Ini kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama dan setelah diampuni jangan diulangi lagi. Ini keubahan. Suami yang tadinya suka menyalahkan isteri, koq bisa datang minta ampun, itu sinar keubahan hidup. Kalau dulu “saya tidak pernah salah, kamu yang salah! Sekarang bisa berkata “ampuni saya” itu sudah ada secercah sinar, ada jalan keluar, ada pengharapan. Bisa mengaku dosa itu sudah keubahan hidup. Manusia berdosa pada umumnya itu seperti batu keras, susah mau mengaku.
Coba lihat Akhan, sudah dibuang undi, sudah kedapatan dari suku ini. Seharusnya Akhan mengaku saya yang salah. Sudah kena keluarganya, tetapi tidak mengaku. Sudah kena dirinya tetapi tidak juga mau mengaku. Nanti dipojokan, Yosua bilang “hei anakku, katakanlah apa yang kau perbuat” sudah terpojok baru mau mengaku. Akhirnya apa? Mengaku tetapi tidak dapat pengampunan. Dibawa dengan keluarganya ke lembah Akhor, dilempar batu dan dibakar. Jangan kita begitu, kalau kita kena Firman dan bisa mengaku itu suatu keubahan hidup.
4. Lemah lembut, ini kemampuan untuk menerima Firman sekeras apapun, itu berubah. Dulu dengar Firman kalau tersinggung sedikit langsung marah “siapa lagi yang kasih tahu gembala!”. Sekarang bisa berkata “terima kasih Tuhan, Firman ini untuk saya” itu keubahan hidup!
Yakobus 1:21
1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Firman datang keras tajam “terima kasih Tuhan, Engkau sayang kepadaku, Engkau mau saya bisa sama seperti Engkau” itu sudah ada kelemahlembutan.
5. Kesabaran. Kalau belum ditolong sabar menunggu waktu Tuhan, sabar menderita. Biarlah itu ada pada diri kita. Sudah diperlakukan begini begitu, sabar, itu keubahan hidup. Saya juga orang yang tidak sabaran, belajar untuk berubah. Jangan cepat-cepat keluar dari pengalaman salib, nikmati saja. Pasti ada kemenangan. Dibalik salib ada kemuliaan.
6. Mengampuni. Sudah disakiti, diperlakukan tidak adil, bisa memberikan pengampunan, itu keubahan hidup. Tidak semua orang bisa lakukan untuk mengampuni.
7. Dikunci dengan punya kasih
I Yohanes 5:3
5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,
Firman Tuhan itu tidak berat, yang membuat berat itu daging kita yang tidak mau berubah. Kalau kita mau berubah, bisa kita lakukan. Punya kasih itu sama dengan taat dengar-dengaran pada Firman apapun resikonya sampai daging kita tidak bersuara lagi. Bagaikan kaki dian dibentuk dengan cara ditempa. Dia tidak dicor, dari emas 34kg ditempa sampai terbentuk kaki dian emas. Proses ditempa ini sakit bagi daging, tetapi kita tampil sebagai kaki dian emas dan di tengah-tengahnya ada Yesus. Ini menjadi kerinduan hati saya bersama isteri dan anak-anak serta seluruh sidang jemaat, kita siap menyambut Yesus di awan-awan, kita masuk di kota Yerusalem Baru. Yesus menjadi Allah kita dan kita menjadi umatNya Tuhan. Dia diam di tengah-tengah kita dan kita ada bersama-sama dengan Dia untuk selama-lamanya.
Kalau ada 7 sinar keubahan hidup ini maka hasilnya:
1. Yesus beserta kita. Jika Tuhan beserta kita, apapun yang menjadi pergumulan kita, Tuhan tahu dan pasti memberi pertolongan pada waktunya. Penyertaan Tuhan itu sempurna. Biar kita tidak utarakan dengan kata-kata, bahasa air mata saja Tuhan sudah tahu, karena Dia ada di tengah-tengah kita. Jadi jangan kita pesimis “tidak mungkin ini ada jalan keluar, susah ini, mustahil” yang penting kita menghasilkan 7 sinar keubahan hidup maka Tuhan terpikat, Tuhan ada di tengah-tengah kita. Dia tahu semuanya, oh kaum muda ini butuh jodoh, yang ini butuh lanjut kuliah, bapak ibu ini butuh ini dan itu. Dia mengerti, Dia peduli. Kita tidak bergumul sendiri, Tuhan ada bersama dengan kita.
2. Kolose 3:14
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Kasih Tuhan menyatukan kita mulai dari nikah kita. Yang penting ada 7 sinar keubahan hidup, Tuhan pasti sanggup menyatukan nikah. Mungkin masih sendiri yang ikut pengajaran, yang penting memancarkan sinar, gelap pasti kalah. Keluarga mungkin masih dalam kegelapan, kita memancarkan sinar, mereka bisa dimenangkan, kasih Tuhan menyatukan, nikah disatukan. Apalagi kalau sudah suami isteri, kalau dua orang sepakat berdoa Tuhan mendengar, Tuhan jawab doanya. Suami isteri sudah tergembala, sama-sama memancarkan sinar, anak-anak melihat mereka bisa disatukan dalam penggembalaan yang benar. Mungkin penggembalaan masih tercerai berai. Suami di penggembalaan A, isteri di B, anak di C, tetapi kalau kita tergembala, satu saja memancarkan terang, yang lain bisa dijangkau untuk menerima terang. Sama-sama diubahkan, sama-sama disatukan. Kasih Tuhan menyatukan nikah kita, penggembalaan, antara penggembalaan, Israel dan kafir, sampai nanti kita disatukan dalam satu Tubuh Kristus yang sempurna.
Ayo pancarkan 7 sinar keubahan hidup. Jangan berpihak pada setan, berpihak pada Tuhan. Jangan salah membawa diri dalam penggembalaan yang salah. Lihat gembalanya, malaikat yang berpihak kepada Tuhan atau kepada setan dan tidak menjadi teladan.
Lihat suasana gereja, suasana Sodom dan Gomora atau suasana yang benar. Kita bawa diri kita pada tempat yang benar, di situ kita digodok oleh Firman penggembalaan, dibentuk ditempa menjadi pelita emas, menjadi gereja yang sempurna. Yesus ada di tengah-tengah kita, Yesus beserta kita. Dia peduli, Dia memperhatikan kita, Dia bergumul bersama kita, Dia menyelesaikan tepat pada waktunya. Dia menyatukan nikah, menyatukan penggembalaan, antara penggembalaan, Israel dan kafir sampai kita menjadi satu Tubuh Kristus yang sempurna.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
JADWAL IBADAH Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci → Pk. 17.00 Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30 Minggu : Ibadah Raya → Pk. 10.00 Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar