Imamat 25:8-13
25:8 Selanjutnya engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun; sehingga masa tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun.
25:9 Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu.
25:10 Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya.
25:11 Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya.
25:12 Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang.
25:13 Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya.
Begitu bunyi sangkakala diperdengarkan di mana-mana itu merupakan tanda tahun Yobel. Memang perjalanan bangsa Israel ditandai dengan sangkakala. Ada 3 kegunaan bunyi sangkakala bagi bangsa Israel dan semua ini merupakan pembelajaran bagi kita bangsa kafir yang hidup di akhir zaman. Kalau mereka dulu dalam bentuk yang jasmani, sekarang kita mempelajari yang rohaninya.
I Korintus 10:11
10:11 Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
Ada 3 kegunaan bunyi sangkakala bagi bangsa Israel:
1. Untuk mengatur perjalanan bangsa Israel dari gunung Sinai sampai ke tapal batas Kanaan
(Bilangan 10:1-6,9-10)
2. Untuk menghadapi Yerikho
(Yosua 6:1-5,20)
3. Sebagai tanda tahun Yobel
(Imamat 25:8-10)
Kita pelajari poin yang pertama.
Bilangan 10:1-6,9-10
10:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
10:2 "Buatlah dua nafiri dari perak. Dari perak tempaan harus kaubuat itu, supaya dipergunakan untuk memanggil umat Israel dan untuk menyuruh laskar-laskarnya berangkat.
10:3 Apabila kedua nafiri itu ditiup, segenap umat itu harus berkumpul kepadamu di depan pintu Kemah Pertemuan.
10:4 Jikalau hanya satu saja ditiup, maka para pemimpin, para kepala pasukan Israel harus berkumpul kepadamu.
10:5 Apabila kamu meniup tanda semboyan, maka haruslah berangkat laskar-laskar yang berkemah di sebelah timur;
10:6 apabila kamu meniup tanda semboyan kedua kalinya, maka haruslah berangkat laskar-laskar yang berkemah di sebelah selatan. Jadi tanda semboyan harus ditiup untuk menyuruh mereka berangkat;
10:9 Dan apabila kamu maju berperang di negerimu melawan musuh yang menyesakkan kamu, kamu harus memberi tanda semboyan dengan nafiri, supaya kamu diingat di hadapan TUHAN, Allahmu, dan diselamatkan dari pada musuhmu.
10:10 Juga pada hari-hari kamu bersukaria, pada perayaan-perayaanmu dan pada bulan-bulan barumu haruslah kamu meniup nafiri itu pada waktu mempersembahkan korban-korban bakaranmu dan korban-korban keselamatanmu; maksudnya supaya kamu diingat di hadapan Allahmu; Akulah TUHAN, Allahmu."
Di sini kita melihat perjalanan orang Israel dari gunung Sinai sampai tapal batas Kanaan diatur oleh 2 nafiri atau sangkakala dari perak. Ada 6 hal yang diatur oleh semboyan nafiri ini:
1. Untuk mengumpulkan orang Israel
2. Untuk berangkat
3. Untuk berperang
4. Untuk hari-hari raya
5. Untuk bulan-bulan baru
6. Untuk mempersembahkan korban
Apa pengertian rohaninya bagi kita? 2 nafiri itu sekarang menunjukan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru = Firman yang murni, Firman pengajaran yang benar, yang tertulis dalam Alkitab, tidak diambil dari kitab-kitab lain, yang dibukakan rahasianya oleh Tuhan yaitu ayat menerangkan ayat dalam Alkitab. Yesus dijual seharga 30 keping perak untuk menebus kita, jadi perak menunjukan penebusan. 6 hal yang diatur, manusia diciptakan pada penghujung hari yang keenam, 6 itu menunjuk angka daging.
Kalau digabungkan, Firman pengajaran yang benar mengandung kuasa penebusan, berguna untuk membebaskan kita dari segala kedagingan. Segala kedagingan itu termasuk hawa nafsu, ambisi, emosi, tabiat dan pikiran daging serta semua kedagingan. Semoga kita tetap berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar. Kalau dilepaskan maka kuasanya tidak dialami, tidak mengalami pembebasan.
Apa tandanya sudah mengalami kuasa pembebasan dari segala kedagingan? Sudah bertahun-tahun di dalam pengajaran apakah sudah mengalami kuasa pembebasan dari Firman pengajaran yang benar? Ini tandanya:
Roma 8:7
8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Kalau ada kedagingan tidak bisa takluk dan tunduk pada Firman. Berarti bukti kita sudah mengalami pembebasan dari daging adalah bisa tunduk dan taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar apapun resikonya, taat itu sampai daging tidak bersuara lagi. Kalau masih ada suara daging, terus upayakan taat. Kalau daging sudah tidak bersuara lagi berarti kita memiliki sifat domba yang tergembala. Dalam kandang penggembalaan di situlah tempat penyucian secara terus menerus dari segala kedagingan. Semoga penyucian ini betul-betul kita alami dan rasakan. Buktikan bahwa kita ini sudah mengalami kuasa penebusan dari Firman pengajaran yang benar.
Ada 4 macam penampilan manusia yang kedagingan. Daging itu disimbolkan dalam Alkitab dengan binatang. Jadi mohon maaf kalau nanti disinggung seperti binatang ini, seperti binatang itu. Biarlah kita mohon kerendahan hati dari Tuhan untuk bisa menerima Firman.
1. Seperti kuda
Keluaran 32:25
32:25 Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka --
Kehidupan yang tergembala, masuk kandang, tekun dalam 3 macam ibadah pokok, dia adalah dombanya Tuhan. Tetapi kalau sudah lepas dari kandang penggembalaan, tidak mau tekun, tidak mau tergembala, dia disebut manusia daging seperti kuda. Apa prakteknya?
Yesaya 31:1 ;30:15-16
31:1 Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.
30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
30:16 kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
Prakteknya di sini selalu mengandalkan kekuatan daging sehingga tidak mengandalkan Tuhan atau Firman. Kaum muda dalam study mengandalkan dagingnya, dalam bekerja mengandalkan daging, sampai melayanipun mengandalkan kekuatan daging. Inilah manusia daging seperti kuda! Sampai tadi dalam Yeremia pasal 31 mereka mau mencari perlindungan di Mesir, berarti mau mencari perlindungan di dunia, bukan lagi kepada Tuhan. Dalam menghadapi masalah apapun, begitu kita sudah berusaha dan tidak selesai-selesai, kesempatan mengandalkan Tuhan. Mungkin punya ijazah, punya kedudukan, kepandaian dan sebagainya tetapi bukan itu yang diandalkan. Kalau tidak ada apa-apa kesempatan mengandalkan Tuhan 100%. Kadangkala kalau merasa punya apa-apa, kita mengandalkan Tuhan tetapi hanya beberapa persen, masih ada mengandalkan yang lain. Misalnya 60% Tuhan, 40% kekuatan daging. Tuhan mau supaya kita sampai 100% mengandalkan Tuhan.
Dalam pelayanan juga kadang muncul mau mengandalkan kekuatan daging. Saya mengalami begitu mau mengandalkan kekuatan daging jadi stress, mau menangis, pusing. Begitu menyerah kepada Tuhan, mengandalkan Tuhan, ada ketenangan dan damai sejahtera.
Orang yang mengandalkan kekuatan daging di hadapan Tuhan dia terkutuk!
Yeremia 17:5
17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Jangan kita sepeti itu, andalkan saja Tuhan. Mengandalkan kekuatan daging kita tidak berbuat apa-apa, gagal dan terkutuk.
2. Seperti kambing
Yehezkiel 34:17-19
34:17 Dan hai kamu domba-domba-Ku, beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba, dan di antara domba jantan dan kambing jantan.
34:18 Apakah belum cukup bagimu bahwa kamu menghabiskan padang rumput yang terbaik? Mesti pulakah kamu injak-injak padang rumput yang lain-lain dengan kakimu? Belum cukup bahwa kamu minum air yang jernih? Mesti pulakah yang tinggal itu kamu keruhkan dengan kakimu?
34:19 Apakah domba-domba-Ku seharusnya memakan rumput yang sudah diinjak-injak kakimu dan meminum air yang sudah dikeruhkan kakimu?
Manusia daging seperti kambing prakteknya adalah egois, yaitu:
a) Sudah makan rumput hijau malah diinjak-injak, sudah minum air jernih malah dikeruhkan dengan kaki. Artinya sudah mendengar Firman pengajaran yang benar tetapi mengeruhkan Firman dengan perjalanan hidupnya yang tidak sesuai Firman. Dia dengar A tetapi yang dia lakukan B. Dengan kata lain sudah mendengar Firman pengajaran yang benar tetapi menjadi batu sandungan bagi orang lain sehingga orang lain tidak mau menerima pengajaran. Kita bersaksi tetapi perilaku kita tidak sesuai pengajaran, yah orang lain mencibir dan mencemooh “kamu bilang A, kamu sendiri tidak lakukan!”. Apalagi kami hamba Tuhan, khotbah A tetapi yang dilakukan B, ini menjadi sandungan, jangan seperti itu. Ini egois namanya, kita sudah menerima berkat Firman Tuhan, seharusnya Firman Tuhan kita muliakan, kita hiasi, bukan kita keruhkan dengan perjalanan hidup kita.
Titus 2:10
2:10 jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Titus 2:10 (Terjemahan Lama)
2:10 dan dengan tiada mencuri, melainkan menunjukkan setia yang sempurna, supaya di dalam segala perkara mereka itu menjadi suatu perhiasan bagi pengajaran Allah, Juruselamat kita.
Pengajaran itu harus kita muliakan atau kita hiasi tentu dengan perjalanan hidup kita. Jangan ada perjalanan hidup Kain, Bileam dan Korah. Biar perjalanan hidup kita sesuai Firman pengajaran yang benar, jangan menjadi batu sandungan.
Firman pengajaran itu berkat, kita diberkati untuk menjadi berkat. Kita nikmati berkat rohani ayo bagikan kepada sesama berkat Firman itu. Lewat kata-kata, kesaksian lewat perbuatan yang sudah diubahkan oleh Firman pengajaran yang benar.
b) Matius 25:32-33,41-46
25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
25:44 Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Kalau disimpulkan, praktek egois ini tidak mau memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan. Ingat, Tuhan sangat memperhatikan soal memberi. Waktu Yesus duduk menghadap peti persembahan lalu lewat orang membawa persembahan dan datang seorang janda miskin yang membawa 2 peser, itu yang Tuhan perhatikan. Semua diberi kesempatan untuk memberi. Bukan nanti kaya baru bisa memberi, memberi itu soal hati bukan soal kaya miskin.
Markus 12:41-42
12:41 Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
12:42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
Memberi itu bukan sekedar jor-joran memberi, kasih ini, kasih itu, apalagi untuk pamer. Kalau cuma untuk pamer seperti orang dermawan di luar sana, memberi sampai juta-juta bahkan milliar. Memberi yang benar itu dikaitkan dengan 2 hal:
1) Di sini uang yang dikumpulkan peti persembahan itu fungsinya untuk memperbaiki rumah Allah. Jadi kita memberi untuk memperbaiki rumah Allah. Artinya kita memberi untuk pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Semua kita beri, waktu, tenaga, harta sampai seluruh hidup untuk pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Memberi itu tidak melulu uang. Salah satu bentuk memberi yaitu:
I Korintus 10:33
10:33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.
Jadi salah satu bentuk memberi adalah berupaya untuk menyenangkan hati semua orang untuk kepentingan Tubuh Kristus. Teladannya Yesus, Yesus memberikan teladan yang sempurna kepada kita.
Roma 15:1-3
15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
15:2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
15:3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku."
Menyenangkan hati semua orang teladannya adalah Yesus, artinya Firman menjadi dasar bagi kita untuk menyenangkan hati orang banyak. Jadi bukan berarti yang penting orang lain senang sekalipun yang kita buat tidak sesuai Firman. Atau menyetujui perbuatan orang walaupun tidak sesuai Firman yang penting dia senang. Itu salah, keliru! Orang tua kepada anak supaya anak senang atau anak kepada orang tua supaya orang tua senang, kalau tidak sesuai Firman itu bukan menyenangkan hati.
Kalau hanya mementingkan kesenangan diri sendiri berarti dalam dirinya tidak ada Firman pengajaran yang benar, sehingga dia hanya menjadi penghambat pembangunan Tubuh Kristus, menjadi sandungan pekerjaan Tuhan. Contohnya Petrus, ketika Yesus katakan “Aku akan ditangkap dan dibunuh, 3 hari kemudian Aku bangkit” itu adalah pemberitahuan pertama tentang sengsara Yesus, Petrus menarik Yesus kesamping dan menegurnya “hal itu tidak akan menimpa engkau”. Itu karena dia mencari kesenangannya sendiri, kalau Yesus mati, nanti dia makan apa. Kalau Yesus ditangkap dia juga pasti ditangkap dan dibunuh. Apa yang dikatakan Yesus kepada Petrus? “Enyahlah iblis, engkau tidak memikirkan apa yang dipikirkan Allah, tetapi engkau memikirkan apa yang dipikirkan manusia, engkau suatu batu sandungan bagiKu!”. Jadi kalau kita melayani untuk menyenangkan diri dan keluarga, itu adalah batu sandungan, itu menghambat pembangunan Tubuh Kristus. Makanya saya berupaya dengan isteri melayani bukan untuk menyenangkan diri sendiri, tetapi untuk pembangunan Tubuh Kristus, itu yang prioritas.
Matius 16:21-22
16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
Ini bukan karena Petrus peduli kepada Yesus, bukan! Tetapi karena dia takut ditangkap juga dan dibunuh. Semua untuk kesenangan dirinya, dia takut salib. Makanya Tuhan Yesus menegur dirinya.
Matius 16:23
16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Ayo, mari dalam setiap langkah hidup kita, kita berupaya menyenangkan hati semua orang. Tetapi dasarnya adalah Firman. Kalau untuk mencari kesenangan diri sendiri, kita menghambat pembangunan Tubuh Kristus, hanya menjadi batu sandungan!
2) Memberi dikaitkan pakaian putih berkilau-kilau, pakaian Mempelai.
Wahyu 19:8
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Wahyu 19:8 (Terjemahan Lama)
19:8 Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat segala kebajikan orang-orang suci itu."
Pakaian berkilau-kilau atau pakaian mempelai itu adalah perbuatan-perbuatan kebajikan. Memberi adalah perbuatan kebajikan. Jadi memberi itu dikaitkan dengan pakaian Mempelai. Kalau kita bisa memberi untuk pembangunan Tubuh Kristus berarti kita sedang menenun pakaian Mempelai.
II Korintus 9:6-8
9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Dikatakan pakaian itu bukan hanya putih tetapi berkilau-kilau. Artinya memberi itu harus dengan berbahagia atau dengan bersukacita dan dengan tanda darah. Sakit bagi daging tetapi kita bisa memberi. Adalah lebih bahagia memberi dari pada menerima.
Kisah Para Rasul 20:35
20:35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
Perpuluhan dan persembahan khusus itu baru mengembalikan belum memberi. Sekarang periksa, waktu bapak ibu mengembalikan perpuluhan dan persembahan khusus bahagia atau tidak, sukacita atau tidak. Kalau memberi mendongkol dan bersungut-sungut, itu belum berkilau. Itu baru mengembalikan, belum memberi.
Kami di Diora tahun ini diberi nama tahun menikmati kegerakan rohani. Ayo jemaat Diora, ibadah online dinikmati atau tidak. Adoh loading, jadi pastiu dan malas! Itu berarti belum berkilau.
Egois ini adalah keran dosa di akhir zaman. Ada 18 dosa di akhir zaman yang menonjol, dibuka dengan egois, mencari kesenangan sendiri. Kalau egois ada maka 17 dosa itu muncul satu-satu bagaikan keran dibuka sampai meluber. Bukan penuh dengan Firman malah penuh dengan dosa, ngeri!
II Timotius 3:2
3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
Dalam Wahyu pasal 21 dibuka dengan takut, itu juga kepentingan diri sendiri, takut berkorban.
Wahyu 21:8
21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
3. Seperti babi
II Petrus 2:19-22
2:19 Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.
2:20 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
2:21 Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Ini manusia kedagingan, dia seperti babi. Nanti babi-babi ini akan cari temannya dan masuk dalam penggembalaan babi, janganlah kita seperti itu. Mohon maaf yah, tetapi inilah Firman Tuhan, tidak bisa direm. Kasar kedengarannya tetapi memang sudah seperti itu.
Siapa yang dikalahkan orang dia adalah hamba orang itu. Jadi babi ini adalah kehidupan yang menjadi hamba daging, kehidupan yang diperhamba oleh dagingnya. Betul-betul dia diperbudak dan diperhamba oleh dagingnya. Tidak bisa menghamba dan mengabdi kepada Tuhan, pokoknya dagingnya yang dia ikuti sehingga praktek hidupnya jatuh bangun dalam dosa, sudah bertobat tetapi jatuh lagi dalam dosa, suka mengulang-ulang dosa perbuatan sampai dia terikat. Kalau buat dosa itu seperti diikat tali, kalau mengulang-ulang dilingkar lagi dan dikat, sampai nanti susah untuk lepas, terikat sampai puncaknya dosa, dosa makan minum, dosa kawin mengawinkan, itu dosa seks dengan berbagai macam bentuknya.
Jadi babi ini menunjukan kenajisan daging! Tuhan tolong kita ini jangan terjadi dalam hidup kita. Terutama kami hamba-hamba Tuhan, jangan sampai kita mengikuti kenajisan daging!
4. Seperti anjing
Ini menunjukan kebuasan daging. Betapa ngeri, manusia akhir zaman ini sudah tampil seperti binatang. Betul-betul sudah seperti binatang! Prakteknya:
a) Memiliki lidah yang buas. Lidah yang penuh racun mematikan rohani. Rohani sendiri mati, rohani sesama juga mati.
Yakobus 3:7-8
3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
3:8 tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
Dia yang mengucapkan dia mati, orang yang mendengarkan juga mati. Orang dunia saja ada peribahasa, mulutmu harimaumu. Sekarang mungkin tidak lewat kata-kata tetapi lewat media sosial. Jangan ikut-ikutan, gunakanlah media sosial dengan baik. Tidak usah digunakan menyebarkan ujaran kebencian atau hoax soal vaksin-vaksin dan sebagainya. Jangan kita tidak tahu tetapi langsung posting-posting! Awas nanti kena tangkap.
Bentuk-bentuk lidah buas:
1) Menjilat muntah. Muntah itu sesuatu yang kotor dan busuk. Ini perkataan kotor dan najis termasuk dusta. Jangan mau dengar dusta, itu sama dengan kita dimuntahi. Siapa yang mau dimuntahi? Orang yang suka berdusta itu malas untuk bertobat.
Yeremia 9:5
9:5 Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorang pun berkata benar; mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat.
Jadi jangan mau dipercaya, jangan mau didengar. Termasuk ajaran palsu, itu muntah! Ajaran palsu itu perkataan dusta, tetapi banyak orang percaya. Heran, perkataan dusta dipercayai! Memang yang dusta lebih gampang dipercayai dari pada yang benar. Kalau yang benar dikatakan “sok suci, sok benar sendiri, memangnya sorga itu miliknya kamu sahaja!”.
Yeremia 7:8-10
7:8 Tetapi sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah.
7:9 Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal,
7:10 kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!
Jangan mau percaya itu. Apalagi kalau kita dengar itu sudah berbeda dengan yang kita terima selama ini, yang sudah membenahi hidup kita. Kalau mendengar sesuatu yang sudah berbeda, dengan ajaran yang sudah membenahi hidup kita, terutama nikah kita, tidak usah dengar! Tidak usah ingin tahu! Itu perkataan dusta, nanti kita kena muntah, nanti kita mati! Itu lidah buas, penuh racun, tidak usah didengar.
2) Menjilat darah
I Raja-raja 22:38
22:38 Ketika kereta itu dicuci di tepi telaga Samaria, maka darah raja dijilat anjing, sedang perempuan-perempuan sundal mandi di tempat itu, sesuai dengan firman TUHAN yang telah diucapkan-Nya.
Perkataan yang merugikan orang lain. Buas sekali perkataan itu. Contohnya gosip, fitnah, menjelek-jelekan orang. Jangan! Kita belum tahu kebenarannya sudah gosip, sudah fitnah, apalagi yang difitnah itu hamba Tuhan. Apalagi memfitnah gembalanya sendiri, itu lebih parah! Sudah diberi makan, gembala itu bagaikan ibu yang memberi air susu, sudah diisap susu, sampai disedot darahnya, itu betul-betul buas! Jangan kita seperti itu. Kalau merasa terganggu ditanya “brur, om, pak, saya dengar begini, begitu” kalau itu benar saya akan minta ampun. Kalau salah yah diluruskan. Tetapi kalau berpikir tidak usah dengar, yah tidak usah tanya. Tetapi kalau terganggu hati lebih baik tanya, dari pada nanti difitnah, bergosip, jilat darah! Tuhan tolong jangan seperti itu.
3) Menjilat borok atau kudis
Ingat Lazarus yang miskin berada di bawah meja orang kaya, ingin makan, lalu datang anjing menjilat boroknya. Ada orang mau cari Firman, merindu Firman, malah diceritakan kekurangannya, padahal dia sendiri banyak kekurangannya.
Lukas 16:21
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Menjilat borok ini suka menghakimi orang lain. Kalau suka menunjuk dan menghakimi orang lain, sebenarnya dosanya lebih banyak. Satu jari tunjuk orang, tiga jari tunjuk dirinya sendiri. Sampai nanti tunjuk Tuhan, jempol ke atas.
Perempuan Siro Fenesia waktu datang kepada Yesus, apa yang Yesus katakan? Tidak patut mengambil roti dan dilemparkan kepada anjing. Jadi lidah anjing ini adalah lidah kafir, ini tabiat kafir. Menjilat muntah, menjilat borok, menjilat darah itu tabiat kafir. Kalau disimpulkan, jadi manusia yang kedagingan itu adalah kehidupan kafir yang hanya untuk dibinasakan! Saya bukan bangsa Israel, di hadapan Tuhan kita memang kafir, tetapi sudah berubah, tidak mempertahankan tabiat kafir.
Jadi apakah harus dibiarkan manusia kedagingan seperti ini? Sudah dipaparkan lalu apakah tidak ada solusinya? Kita raba diri kita, kita bercermin pada Firman untuk melihat keadaan kita, jangan-jangan saya seperti kuda atau kambing atau babi atau anjing atau keempatnya ada pada diri kita. Sekarang Tuhan berikan jalan keluar, cara Tuhan menolong. Tuhan tidak membiarkan kita. Kalau sudah bisa taat dengar-dengaran itu tabiat domba yang tergembala.
Yohanes 10:11
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Yesus Gembala yang baik rela mati di kayu salib untuk menyelamatkan domba-dombaNya, itu bangsa Israel, menyelamatkan bangsa kafir yang kedagingan. Lalu bagaimana dengan kita bangsa kafir.
Yohanes 10:16
10:16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Bagaimana nasib kita bangsa kafir. Ternyata Tuhan mau menyatukan kita bangsa kafir dengan bangsa Israel menjadi satu gembala. Berarti korban Kristus berlaku juga untuk kita bangsa kafir. Ini cara Tuhan menolong, Yesus Gembala yang baik rela mati di kayu salib untuk menyelamatkan bangsa Israel asli yang kedagingan dan untuk menyelamatkan kita bangsa kafir yang kedagingan. Di depan kita ada perjamuan suci, jaminan Tuhan mampu menolong kita. Yesus mati bagi bangsa Israel, merupakan wujud kasihNya kepada bangsa Israel. Tetapi Dia yang sudah mati, rela menerima luka kelima di lambung. Ini wujud kemurahanNya bagi kita bangsa kafir, anugerah untuk kita bangsa kafir. Anugerah itu pemberian kepada orang yang sebenarnya tidak layak.
Dari pihak Tuhan, Dia rela mati, dari pihak kita ayo hargai Korban Kristus, hargai kematian Yesus di kayu salib, kematian Yesus Gembala yang baik.
Ada 3 kegunaan kematian Yesus bagi kita bangsa kafir.
1. Merupakan kemurahan Tuhan untuk memberikan darah dan air dari lukaNya yang kelima di lambung. Tanpa darah dan air kita tetap kuda, kambing, babi, anjing, manusia kafir yang kedagingan. Tetapi lewat darah dan air dari lambungnya Yesus, kita telah dilepaskan dari kedagingan itu. Biar kita renungkan kematian Yesus supaya kita tidak menjadi orang Kristen yang sembarangan, asal saja ikut Tuhan!
Yohanes 19:31-34
19:31 Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.
19:32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;
19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Dari lambung Yesus keluar darah dan air. Jadi kita bangsa kafir diberi kesempatan untuk menjilat darah dan air yang keluar dari lambungnya Yesus. Dari pada jilat muntah, darah dan borok, lebih baik menjilat darah dan air yang keluar dari lambungnya Yesus. Artinya:
a) Menjilat darah Yesus artinya bertobat, mulut dipakai untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, setelah diampuni oleh darah Yesus jangan diulangi lagi. Ini yang disebut dengan bertobat. Tinggalkan tabiat kuda, kambing, babi, anjing, jilatlah darah Yesus. Bertobat itu mezbah korban bakaran.
b) Lahir baru lewat baptisan air yang benar sehingga kita bisa hidup baru, hidup dalam kebenaran. Kebenaran itu iman, hidup dalam kebenaran itu hidup dari iman. Kalau kita bisa hidup dari iman maka ada pengangkatan status, yang tadinya anjing diangkat menjadi anak-anak Abraham. Memang kita bangsa kafir tetapi tidak bertabiat kafir lagi, tidak kedagingan lagi.
Galatia 3:7
3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham.
Ayo dari pada lidah dipakai yang salah, ayo jilatlah darah Yesus, mengaku dosa, bertobat. Menjilat air, masuk baptisan air yang benar, dalam Tabernakel kena bejana pembasuhan. Mungkin berkata “oh saya sudah dibaptis belasan tahun yang lalu” itu baik. Baptisan airnya sudah benar, sekarang perjuangkan hasilnya, hasilnya harus benar yaitu hidup dalam kebenaran, hidup dari iman, kita menjadi anak-anak Abraham. Kalau sudah menjadi anak-anak Abraham kita dapat berkat Abraham. Kalau tadi manusia kedagingan hanya untuk dihukum dan dibinasakan. Sekarang kita diangkat menjadi anak Abraham dan mendapat berkat Abraham.
Galatia 3:14
3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
Berkat Abraham itulah berkat sampai ke anak cucu dan kita mengalami pencurahan Roh Kudus.
Mazmur 37:25-26
37:25 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
37:26 tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
Ini kegunaan yang pertama. Sudah harus kita alami dan kita rasakan kematian dan kebangkitan Yesus. Bukan cuma kita rayakan Paskah dan Jumat Agung, sampai bikin drama dan sebagainya, diputar lagi di gereja Film Tuhan Yesus sampai sudah nangis, tetapi tidak terasa kematian Yesus dalam dirinya, tetap hidup dalam dosa, tidak bertobat, tidak hidup benar, tidak hidup dari iman. Berarti belum mengalami kegunaannya. Kegunaan pertama merupakan kemurahan Tuhan untuk kita bisa menjilat darah Yesus dan air yang keluar dari lambung Yesus, kita bisa bertobat, kita bisa hidup benar, hidup dari iman.
2. Markus 7:27
7:27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
Anak-anak itu bangsa Israel, anjing itu kita bangsa kafir.
Markus 7:28-30
7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Merupakan kemurahan Tuhan bagi kita bangsa kafir untuk menjilat remah-remah roti. Ada 2 pengertian remah-remah roti:
a) Pembukaan rahasia Firman. Roti yang dipecah-pecahkan.
b) Perjamuan Suci
Oleh kematian Yesus kita diberi kesempatan menikmati pembukaan rahasia Firman dan menikmati Perjamuan Suci. Di dalam Wahyu pasal 5 rasul Yohanes menangis ketika melihat kitab kecil yang termeterai, sebab tidak ada yang bisa membuka meterainya untuk melihat sebelah dalamnya. Tetapi malaikat Tuhan berkata “singa dari suku Yehuda telah menang, Dia bisa membuka meterai-meterainya. Kemudian ditunjukan penampilan Yesus Domba yang tersembelih. Oleh Korban Kristus rahasia Firman dibuka.
Wahyu 5:5,9
5:5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Yesus telah rela disembelih untuk membuka rahasia Firman bagi kita bangsa kafir. Bangsa Israel dipercaya Firman tetapi pembukaan rahasia Firman justru dipercayakan kepada kita bangsa kafir lewat Korban Kristus. Kita berikan kesempatan jilat remah-remah. Menjilat remah-remah artinya mendengar Firman dengan suatu kebutuhan, tidak mau tercecer sedikitpun. Coba kalau makan roti utuh dengan menjilat remah-remah lebih kenyang mana? Tentu lebih kenyang makan roti utuh, kalau remah-remah cuma sedikit. Sudah sedikit, tidak mau lagi dijilat, yah tambah lapar. Sebab itu ayo mari dijilat dengan suatu kebutuhan sampai bersih, tidak tersisa sedikitpun. Kesempatan bagi kita sekarang, nikmati Firman, nikmati pembukaan rahasia Firman. Tempat menikmati Firman di dalam kandang penggembalaan. Sudah bertobat dan lahir baru, itu belum cukup, ayo masuk ruangan suci, masuk kandang penggembalaan, nikmatilah Firman penggembalaan, nikmati Firman pengajaran yang benar.
Selama kita bangsa kafir belum mau menjilat remah-remah roti, belum mau menikmati pembukaan rahasia Firman dan perjamuan suci, belum mau menghargai pembukaan rahasia Firman, keadaan hidup kita tetap seperti perempuan Siro-Fensia. Ini orang yang tidak mau menikmati pembukaan rahasia Firman, tidak mau dengar-dengaran, tidak mau menghargai pembukaan rahasia Firman. Keadaannya seperti keadaan perempuan Siro-Fenesia:
a) Nikah dan buah nikahnya hancur. Tidak disebutkan suaminya di sini dan buah nikahnya kerasukan setan. Jadi nikahnya hancur, buah nikahnya hancur. Pembukaan Firman ini penentu, mau tertolong nikah dan buah nikah, jilat remah-remah roti, hargai Firman. Tetapi kalau tidak mau maka nikah hancur, buah nikah hancur. Jadi kita raba, waktu nikah kita goncang, nikah kita diambang kehancuran, nikah kita hancur, jangan dulu salahkan buah nikah atau saling mempersalahkan papa dengan mama “kamu tidak tahu mendidik anak” nanti isterinya juga persalahkan suaminya “kamu terlalu sibuk kerja, tidak peduli dengan anak!”. Langsung pukul diri, sikap kita selama ini mendengar Firman bagaimana? Apakah kita biarkan remah-remah roti tercecer atau kita jilat sampai habis. Kalau kita biarkan remah-remah roti tercecer, jangan heran nikah dihantam dan buah nikah hancur sampai kerasukan.
b) Coba kalau buah nikah dirasuk setan, masakan orang tua bersorak bahagia! Pasti hatinya hancur. Jadi keadaan kedua adalah dalam penderitaan, air mata, kesusahan silih berganti, stress, depresi, tidak ada ketenangan dan tidak ada kebahagiaan.
c) Anaknya kerasukan setan, berarti dalam tangan setan. Kalau tidak mau makan Firman berarti berada dalam tangan setan.
Tetapi kalau kita mau menghargai kemurahan Tuhan lewat kematianNya di kayu salib, kita mau masuk kandang penggembalaan, kita mau menikmati Firman Penggembalaan maka kita lepas dari tangan setan dan pindah ke tangan Yesus Gembala Agung, Gembala yang baik. Penentunya Firman, kita nikmati Firman, kita di tangan Yesus, kita tidak nikmati, tidak dihargai, dihina berarti ada di tangan setan. Kadang begitu, Firman pengajaran dianggap kuno dan ketinggalan zaman. Karena Firman pengajaran itu sederhana, dibandingkan dengan Firman yang pakai pengetahuan, pakai bahasa yang tinggi. Dientengkan Firman pengajaran, itu hanya remah-remah tetapi itu menolong. Dengan anjing mau menjilat remah-remah anaknya sembuh.
Jangan dihina “apa itu pengajaran!”. Siapa pendetanya? Oh tidak ada gelar, tidak ada ijazahnya itu, dia tidak tahu pengetahuan Alkitab, tidak tahu sejarah Alkitab, tidak tahu sejarah gereja! Kalau pendetanya doktor, profesor itu yang dianggap hebat. Tetapi yang Tuhan kasih remah-remah itu anjing. Ketika Tuhan berkata tidak patut mengambil roti dan melemparkan kepada anjing, perempuan itu tidak menjawab “kalau tidak dikasih nanti anjing balompa di meja dia makan itu roti!”. Dia hanya menjilat remah-remah, sederhana tetapi mampu menolong kehidupan kita yang seperti perempuan Siro-Fenesia.
Ayo nikah-nikah yang hancur atau yang di ambang kehancuran, buah nikah sudah hancur, jangan putus asa. Selama kita ada di kandang penggembalaan, kita mau menikmati Firman, berarti kita ada di tangan Yesus Gembala Baik yang mampu menolong nikah kita, posisi kita ada di tangan Yesus.
Yohanes 10:27-28
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Siapa yang bisa rebut kalau ada di tangan Yesus. Kenapa bisa berpindah ke tangan setan? Karena tidak menghargai Firman! Kalau menghargai Firman kita ada di tangan Yesus. Hasilnya kalau ada di tangan Yesus:
a) Ada jaminan pemeliharaan hidup sampai hidup kekal. Hidup kekal Tuhan berikan, masa hanya hidup sehari-hari Tuhan tidak berikan. Mungkin ada yang berkata “mau bikin apa kalau 3 macam ibadah, kamu tidak akan maju-maju kalau ibadah terus, ayo kerja keras tidak usah ibadah”. Tidak apa-apa orang menghina, tetapi nanti kita lihat hasilnya, kita dipelihara oleh Tuhan secara ajaib sampai hidup yang kekal. Dengan remah-remah roti yang tadinya dihina, sanggup memelihara kita. Sama seperti Esau, akhirnya cari makan di dalam kemah, yang tadinya dia berburu daging. Kalau hidup kita hanya memburu daging, hanya mengejar yang jasmani, kelihatan luar biasa, hebat. Esau punya jubah yang indah, pakaian yang bagus, dia anak sulung, punya hak waris, disayangi oleh bapanya. Tetapi karena mengabaikan kemah, mengentengkan kemah, dia kehilangan segala-galanya. Akhirnya dia juga cari makanan dalam kemah. Tidak apa-apa kita dihina “apa itu penggembalaan, apa itu 3 macam ibadah, apa itu pengajaran” tetapi satu saat orang akan cari pengajaran. Kita yang sudah di dalam pengajaran bertahan, ini sudah sangat cukup untuk memelihara hidup kita sekarang sampai hidup yang kekal.
b) Tidak ada yang bisa merebut kita, ini berarti ada jaminan perlindungan sampai di zaman antikristus kita dilindungi.
c) Tidak ada yang merebut ini artinya ada jaminan kemenangan dari setan tritunggal. Dalam Injil Markus Yesus berkata “karena kata-katamu anakmu sembuh” dia pulang anaknya sudah berbaring tenang. Ada jaminan kemenangan terhadap setan tritunggal yang selama ini telah menghancurkan nikah dan buah nikah kita, merusak semuanya, sekarang Tuhan berikan kemenangan, semua dipulihkan, semua ditolong.
Markus 7:29-30
7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Kalau ada masalah nikah jangan tinggalkan nikah, tetap pulang ke rumah. Lewat Firman bisa selesai semua, semua ditolong oleh Tuhan.
3. Merupakan kemurahan Tuhan bagi kita untuk bisa menjilat air Roh Kudus
Yohanes 16:7
16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
Istilah pergi di sini Yesus harus mati, bangkit dan naik ke Sorga untuk mencurahkan air Roh Kudus. Kita diberikan kesempatan untuk menjilat air Roh Kudus. Betapa baiknya Tuhan kepada kita ada kesempatan menjilat air Roh Kudus. Kesempatan terbesar untuk kita bisa menjilat air Roh Kudus itu lewat doa penyembahan. Ayo hargai Korban Kristus, tersungkurlah menyembah, maka ada Roh Kudus dicurahkan, bukan cuma memenuhi tetapi sampai meluap-luap di dalam kehidupan kita.
Contohnya 300 orang yang berperang bersama Gideon. Waktu mereka berperang melawan Amalekh Tuhan katakan kepada Gideon “terlalu banyak orang yang mengikuti engkau. Suruh mereka minum air, kumpulkan yang menghirup air dan yang menjilat air. Ternyata yang menjilat seperti anjing itu 300 orang dan lewat 300 orang ini Gideon bisa mengalahkan musuh.
Hakim-hakim 7:5-7
7:5 Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air, dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Barangsiapa yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk minum."
7:6 Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air.
7:7 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya."
Ingat Henok bergaul karib dengan Tuhan 300 tahun, jadi angka 300 itu angka bergaul dengan Tuhan. Menyembah Tuhan itu sama dengan bergaul erat dengan Tuhan, maka pasti Tuhan berikan Roh Kudus. Orang yang bergaul dengan Tuhan itu pasti ada Roh Kudus Tuhan curahkan. Bukan cuma mengurapi dan memenuhi tetapi sampai meluap-luap. Henokh bergaul karib dengan Tuhan dan dia diangkat hidup-hidup. Pengangkatan itu juga akan kita alami. Dengan kita bergaul erat dengan Tuhan, banyak menyembah Tuhan, kita juga akan mengalami pengangkatan oleh Tuhan.
Kejadian 5:22-24
5:22 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
5:23 Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun.
5:24 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Dengan bergaul erat dengan Tuhan, dia diangkat. Kita juga, dengan kita bergaul karib dengan Tuhan lewat doa penyembahan kita juga akan mengalami kuasa pengangkatan dari Tuhan. Pada zaman Allah Bapa ada satu orang diangkat hidup-hidup itulah Henokh. Pada zaman Anak Allah ada satu orang diangkat hidup-hidup ke sorga itulah Elia. Pada zaman Allah Roh Kudus bukan cuma seorang tetapi banyak, itulah Mempelai Wanita Tuhan. Semoga saya, bapak, ibu saudara sekalianlah orangnya. Mari bergaul erat dengan Tuhan. Tingkatkan pergaulan kita dengan Tuhan, tingkatkan doa penyembahan kita maka kita akan mengalami kuasa pengangkatan dari Roh Kudus, yaitu:
a) Secara jasmani ada pengangkatan. Dengan kita banyak bergaul dengan Tuhan, banyak menyembah, Roh Kudus sanggup mengangkat kita secara jasmani. Kembali kepada kisah Gideon, dengan 300 orang yang ikut berperang bersama Gideon, ada kemenangan atas orang Amalekh yang jumlahnya begitu banyak seperti belalang. Masalah-masalah yang besar, masalah-masalah yang sudah mustahil, yang membuat kita terpuruk dan merosot, membuat lemah, putus asa, kecewa, ayo kuat kembali. Menyembah Tuhan maka Roh Kudus yang menyelesaikan semuanya bagi kita. Jangan takut, jangan putus asa, mungkin masalah ekonomi membuat kita terpuruk, masalah nikah dan buat nikah membuat terpuruk, masalah pelayanan juga membuat kita terpuruk, masalah kesehatan sudah membuat terpuruk, sudah kecewa, sudah putus asa, bahkan sangking kecewanya sudah minta mati. Ayo menyembah, tingkatkan pergaulan dengan Tuhan. Saat menghadapi masalah yang berat, daging tidak mampu, ayo menyembah, biar Roh Kudus yang bekerja, Roh Kudus yang ambil alih semuanya.
Roh Kudus itu roh penolong, Roh Kudus itu penghibur, apalagi yang kurang. Kita dihibur, kita ditolong. Menghadapi masalah nikah jangan cari penghiburan di luar. Menghadapi isteri yang tidak bisa tunduk dan cerewet malah cari selingkuhan, tambah runyam! Ketemu mantan pacar mulai CLBK, cinta lama bersemi kembali, yang di rumah dilupakan, malah tambah hancur masalahnya, tidak selesai! Oh dengan mantan saya ini saya menemukan ketenangan dibandingkan isteri saya di rumah. Itu bukan tenang, tetapi tambah hancur! Jangan lakukan itu. Sudah puluhan tahun menikah malah ingat-ingat mantan, kenapa tidak menikah dengan mantanmu dulu sampai banding-bandingkan!
b) Secara rohani Roh Kudus mengangkat kerohanian kita yaitu menyucikan dan mengubahkan sampai kita sempurna tidak ada cacat cela lagi, menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Sehingga Firman pengajaran yang benar dan Roh Kudus menjadi 2 sayap burung nazar yang menyingkirkan kita ke padang gurun dan mengangkat kita ke awan-awan yang permai bertemu dengan Yesus Mempelai Pria Sorga.
Roh Kudus menyucikan.
Roma 15:16
15:16 yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.
Roh Kudus mengubahkan.
Titus 3:5
3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Roh Kudus menyucikan, Roh Kudus mengubahkan, semakin suci semakin diubahkan, semakin diubahkan kita, sampai kita terangkat ke awan-awan untuk menyambut kedatangan Yesus dengan satu suara penyembahan “haleluya”.
Ayo menghadapi masalah apapun kita diberikan kesempatan oleh Korban Kristus, sekarang Perjamuan suci, untuk menjilat darah dan air yang keluar dari lambung Yesus, bertobat, lahir baru, hidup benar. Diberikan kesempatan untuk menjilat remah-remah roti, yaitu pembukaan rahasia Firman. Itu berarti tergembala, mendengar dan dengar-dengaran pada Firman. Maka kita ditolong, nikah ditolong, buah nikah ditolong, semua ditolong dan diberi kesempatan menjilat air Roh Kudus, tersungkur menyembah. Biar Roh Kudus yang menguasai hidup kita, mengambil alih seluruh hidup kita. Ada masalah apapun, ayo menyembah, maka Roh Kudus mengambil alih seluruh hidup kita untuk mengangkat yang jasmani, mengangkat yang rohani. Semua ditolong, semua dipulihkan sampai sempurna.
Tuhan memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar