Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 9:15-23
9:15 Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat."
9:16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
9:17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi."
9:18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya
9:19 dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"
9:20 Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,
9:21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."
9:22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.
9:23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."
Ada 3 kelompok di sini:
1. Orang buta yang sudah melihat, ini menunjukan orang yang berani bersaksi tentang kebenaran.
2. Orang tua dari orang buta yang sudah melihat, ini menunjukan orang yang tahu kebenaran tetapi tidak berani mengakuinya.
3. Orang Farisi dan orang Yahudi, ini menunjuk orang yang tidak percaya dan menolak kebenaran.
Kita masih mempelajari poin pertama. Orang yang berani bersaksi tentang kebenaran ini bukti bahwa sudah dewasa rohani, tidak takut menghadapi apapun. Sama seperti Musa, dia sudah dewasa, dia lebih baik menanggung sengsara bersama Yesus dari pada kesenangan dunia yang sementara.
Pertanyaannya kebenaran apa yang harus kita saksikan? Kita pelajari dari orang buta ini.
1. Dulu buta sekarang melihat. Ini menunjukan pada penyucian dan pembaharuan yang dikerjakan oleh Firman pengajaran yang benar dalam hidup kita. Itu harus disaksikan, kalau tidak kita hutang darah. Mungkin ada orang yang keadaannya seperti kita, kalau kita tidak bersaksi, dia tidak tertolong, kita berhutang darah. Apapun itu sekalipun sederhana saksikan apa yang telah dikerjakan Firman dalam hidup kita.
2. Yang kedua harus disaksikan adalah Yesus adalah nabi.
Yohanes 9:17
9:17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi."
Nabi itu ada hubungannya dengan nubuatan. Nubuatan yang terbesar dalam Alkitab adalah pesta nikah Anak Domba Allah yaitu nikah Yesus Mempelai Pria Sorga dengan gereja Tuhan yang sempurna, Mempelai Wanita Tuhan. Seluruh penulisan Firman dari Kejadian sampai Wahyu mengarahkan pada pesta kawin Anak Domba Allah. Alkitab dibuka dengan nikah jasmani yang segambar dengan Allah Tritunggal, tetapi dirusak oleh setan dengan dosa sehingga kehilangan gambar Allah, kehilangan kemuliaan Tuhan. Kerusakan nikah ini terus berlanjut sampai sekarang ini. Tetapi syukur kepada Tuhan, Tuhan mau memperbaiki nikah manusia untuk bisa masuk pada nikah yang rohani. Sejak Kejadian pasal 3 di situ Tuhan mulai memperbaiki dengan menyembelih binatang, diambil kulitnya, dibuat pakaian menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa. Itu permulaannya Tuhan bekerja untuk memperbaiki nikah manusia yang sudah rusak untuk masuk nikah yang rohani.
Alkitab dibuka dengan nikah yang segambar dengan Allah. Alkitab ditutup dengan kitab Wahyu yang memuat tentang nikah yang rohani antara Kristus dengan gereja Tuhan yang sempurna. Inilah nubuatan terbesar yang akan segera digenapi dengan sempurna.
Jadi kebenaran yang harus kita saksikan, hidup nikah kita harus sesuai Firman, sehingga ada harapan untuk masuk nikah yang rohani. Kita bersaksi dalam nikah baru keluar, nikah kita dilihat orang sesuai Firman. Bukan nikah yang sering cekcok, tengkar, ribut dan sebagainya. Dalam nikah sudah terbenahi baru bisa menjadi kesaksian keluar. Sama seperti terang dalam rumah tangga itu, ditempatkan pelita di atas kaki dian menerangi seluruh dunia. Terang dulu dalam seluruh rumah baru bersaksi pada semua orang, baru bisa menjadi terang dunia, menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang berselubung matahari dan bermahkota 12 bintang serta berdiri di atas bulan. Jadi ke dalam dulu, bagaimana mau bersaksi keluar kalau hubungan dalam nikah tidak beres. Suami, isteri, kakak, adik tidak pernah akur, tidak bisa memancar keluar. Mari kita periksa nikah kita, terang atau gelap. Kalau terang, itu bisa memancar keluar.
Ada 3 hal yang harus kita perhatikan supaya nikah jasmani kita menjadi kesaksian dan bisa mencapai nikah yang rohani. “Oh saya belum menikah” sebagai anak juga harus memancarkan terang kesaksian.
1. Kesucian nikah.
Kalau kita punya pengharapan untuk bertemu Yesus, untuk masuk nikah yang rohani, maka kesucian nikah ini harus diperhatikan. Kita harus mengalami penyucian demi penyucian. Lewat apa? Lewat ketajaman Firman pengajaran yang benar.
I Yohanes 3:2-3
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Kalau kita punya pengharapan untuk bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga, masuk nikah yang rohani, maka kita harus menerima penyucian lewat ketajaman Firman pengajaran yang benar. Kesucian nikah ini adalah harga mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar kalau mau masuk nikah yang rohani. Mulai dari awal nikah, masa pacaran, masa tunangan, dijaga kesucian. Masuk nikah dan perjalanan nikah harus dijaga kesucian.
Makanya saya dengan isteri betul-betul menjaga. Sebisa mungkin membatasi komunikasi yang tidak penting dan yang tidak perlu dengan lawan jenis. Jangan sudah hahahihi dengan lawan jenis, itu berbahaya. Dipikirkan cuma dengan teman gereja dan lain sebagainya. Bahaya, iblis itu punya pengalaman ribuan tahun dari kita. Kalau kita beri kesempatan sedikit saja kepada iblis itu berbahaya. Paulus katakan jangan berikan kesempatan sedikitpun, jangan sampai iblis mendapat keuntungan dari kita. Dari awalnya cuma ketawa-ketawa, sapa menyapa, terjadi pembicaraan-pembicaraan, lama-lama bisa terjadi hal yang tidak diinginkan kalau kita tidak jaga diri kita. Kesucian ini sangat penting untuk kita mencapai nikah yang rohani.
Apa lagi kalau kita periksa lebih banyak kita bercakap-cakap dengan isteri atau suami kita, dibandingkan bercakap-cakap dengan orang lain yang lawan jenis, lebih banyak mana? Kalau dengan suami atau isteri diam-diaman, bicara seperlunya, tetapi kalau dengan orang lain lawan jenis, bisa panjang lebar cerita dari ujung kota ke ujung kota, dari timur, barat, selatan, utara, bisa lama. Kalau isteri tanya apa tadi dicerita, malah dijawab “ah tidak usah ngana pusing!”. Ada alarm berbahaya ini, hati-hati, jangan kita anggap biasa! Kesucian ini penting dan harus dijaga betul.
Apa yang harus disucikan?
Ibrani 4:12-13
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
a) Yang pertama harus disucikan adalah hati dan pikiran, sebab hati dan pikiran itu merupakan gudangnya dosa. Di dalam hati dan pikiran itu ada keinginan dosa, dibagi dua keinginan jahat dan keinginan najis. Keinginan itu kalau tidak disucikan, berbuahkan dosa, kalau dibiarkan nanti melahirkan maut. Maut itu berarti kepala dan tubuh terpisah. Suami isteri terpisah itu maut. Makanya keinginan itu harus disucikan, keinginan bicara dengan perempuan atau laki-laki lain, sementara suami atau isteri sendiri didiamkan! Itu baru keinginan, tetapi kalau sudah dibiarkan melahirkan dosa!
Yakobus 1:15
1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Hati-hati juga kaum muda yah, jangan berkata oh ini hanya dengan teman. Banyak juga terjadi dengan temannya dia jatuh, bukan pacarnya, bukan tunangannya. Itu karena keinginan! Hati-hati, semoga kita bisa mengerti.
Dalam Matius pasal 15 ada 7 keinginan jahat dan najis di dalam hati.
Matius 15:19-20
15:19 Karena dari hati timbul segala 1pikiran jahat, 2pembunuhan, 3perzinahan, 4percabulan, 5pencurian, 6sumpah palsu dan 7hujat.
15:20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."
Pelita emas ada 7 lampunya. Kalau hati tidak disucikan dari 7 keinginan jahat dan najis, berarti pelita padam. Kalau pelita padam maka nikah gelap, rumah tangga gelap. Ini kita harus hati-hati. Belum perbuatan, belum perkataan, ini baru keinginan. Tetapi kalau itu tidak disucikan, pelitanya padam, nikahnya gelap, nikah itu hancur. Kalau sudah gelap maka nikah itu menjadi tempat membabi buta dalam dosa, itu ngeri! Tidak peduli anaknya sendiri bisa disikat, kakak sendiri, adik sendiri bisa dirusak, bahkan cucunya sendiri bisa!
b) Sendi dan sumsum, ini menunjuk hubungan dengan sesama harus disucikan. Ayo hubungan kita dengan suami, dengan isteri, dengan orang tua, dengan anak, dengan kakak, dengan adik harus disucikan. Kadang dianggap tidak apa-apa padahal itu sudah merusak persendian dan membuat persendian kering. Disucikan dari apa? Iri hati dan perselisihan, ini dianggap kecil tetapi merusak sendi. Secara jasmani kalau sendi terganggu, misalnya asam urat, tidak enakan! Gerak sedikit sudah sakit, apalagi kalau sudah rematik.
Ini hubungan antar sendi.
I Korintus 3:3
3:3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
Jarang orang mengaku “saya iri sama kamu”. Apalagi dalam rumah tangga, ada perselisihan dan cekcok jarang diselesaikan, seiring waktu dianggap selesai sendiri, ini bahaya! Iri hati dan perselisihan ini adalah kerannya yang kalau dipertahankan membuka 11 dosa bisa masuk dalam kehidupan kita. Hati-hati, jangan dianggap biasa. Itu rubah-rubah kecil yang merusak kebun anggur yang sedang berbunga. Bicara kebun anggur itu bicara nikah. Sudah ada bunganya, sebentar lagi berbuah, tetapi karena iri hati, karena perselisihan jadi rontok sehingga 11 dosa yang masuk.
II Korintus 12:20-21
12:20 Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya 1perselisihan, 2iri hati, 3amarah, 4kepentingan diri sendiri, 5fitnah, 6bisik-bisikan, 7keangkuhan, dan 8kerusuhan.
12:21 Aku kuatir, bahwa apabila aku datang lagi, Allahku akan merendahkan aku di depan kamu, dan bahwa aku akan berdukacita terhadap banyak orang yang di masa yang lampau berbuat dosa dan belum lagi bertobat dari 9kecemaran, 10percabulan dan 11ketidaksopanan yang mereka lakukan.
11 dosa ini yang menjadi penghambat pembangunan Tubuh Kristus. Ada 11 suku di tanah Kanaan yang didongkel dan diusir oleh Tuhan, diganti dengan 12 suku Israel. Angka 11 secara rohani ini Tuhan tidak mau. Yudas berkhianat, murid-murid kurang satu jadi 11, harus digenapi menjadi 12 ditambah dengan Matius. Di Kanaan ada 11 bersaudara, Yusuf di Mesir, harus berkumpul kembali menjadi 12, tidak boleh pisah.
11 dosa itu dibuka dengan perselisihan dan iri hati. Kalau 11 dosa ini ada, tidak bisa masuk Yerusalem Baru. Yerusalem Baru ditandai angka 12, angka persekutuan. 12 batu dasar, 12 pintu, 12 mutiara, 12 malaikat dan lain sebagainya. Jadi kalau ada 11 dosa, tidak mungkin masuk persekutuan Tubuh Kristus yang sempurna, persekutuannya terganggu.
12 dosa itu ditutup dengan tidak sopan. Kadang tidak sopan ini kita anggap biasa dalam nikah. Apa ketidaksopanan dalam nikah. Tidak sopan ini tidak sebatas anak sapa orang tua kasar, oh itu tidak sopan, itu orang dunia juga tahu. Saya tidak bicara soal etika pergaulan yang umum orang dunia juga sudah tahu. Yang kita mau lihat di sini tidak sopan dalam nikah yang sekarang sudah tumbuh subur dalam nikah. Apa itu tidak sopan dalam nikah?
I Korintus 14:35
14:35 Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.
Jadi tidak sopan di sini adalah perempuan mau mengajar dan memerintah laki-laki. Sekarang dirasa tidak apa-apa isteri jadi jendril dalam nikah, dianggap biasa itu! Apalagi kalau isteri pendidikannya lebih tinggi, penghasilannya lebih tinggi, dia yang komando suaminya “balik kanan, belok kiri, belok kanan, ambil air, masak air”. Itu dianggap biasa padahal itu tidak sopan dalam nikah dan merusak persekutuan Tubuh Kristus. Dianggap tidak apa-apa, tetapi Tuhan tidak menjadi kepala dalam nikah, sebab isteri menjadi kepala. Kalau kita tempatkan suami menjadi kepala, Yesus Tuhan menjadi kepala dalam rumah tangga kita.
I Korintus 11:3
11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
Ini susunan nikah, Yesus kepala dalam nikah yang tidak nampak dengan mata jasmani, tetapi dengan mata iman, baru suami, baru isteri. Kalau isteri merampas posisi Suami sebagai kepala, berarti Yesus tidak menjadi kepala dalam nikah itu. Kalau Yesus tidak jadi kepala lalu siapa yang jadi kepalanya? Serigala dan burung, roh jahat dan roh najis, hancurlah nikah itu!
Para pemudi kalau sekarang ini belum bisa tunduk pada orang tua, jangan dulu menikah! Nanti suami ditanduk. Begitu juga pemuda kalau sekarang kasar dalam keluarga, masa pacaran sudah kasar dan main tangan, jangan paksa menikah sebab habis nanti isteri ditendang jadi bola.
c) Mazmur 149:6
149:6 Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,
Pujian pengagungan ada dalam kerongkongan atau mulut. Yang ketiga mulut yang disucikan. Mau melihat hari-hari baik, jaga perkataan. Jangan suka bertengkar! Tetapi ada orang yang memang suka bertengkar. Satu hari itu kalau tidak bertengkar dia rasa tidak ramai. Ada-ada saja yang jadi masalah yang menjadi penyebab pertengkaran. Cuma masalah kopi sudah bertengkar, masalah gula bertengkar, gara-gara lampu bertengkar, gara-gara pintu yang engselnya bunyi-bunyi karena tidak ditaruh minyak bisa bertengkar. Memulai petengkaran itu sama dengan membuka air bah masuk dalam nikah sehingga habis semuanya.
Amsal 17:14 (Terjemahan Lama)
17:14 Permulaan perkelahian itu seumpama air tiris, sebab itu tinggalkanlah akan perbantahan dahulu dari pada ia menjadi air bah yang bergelora.
Berbantah-bantah itukan dengan mulut. Kalau berbantah-bantah air bah masuk, habis semuanya yang dikumpul bertahun-tahun. Termasuk dusta itu harus disucikan. Betapa sakitnya hati isteri kalau ada dusta dari suami atau isteri mendustai suami bertahun-tahun. Berhari-hari saja berdusta lalu begitu tebongkar sakit sekali. Ini yang harus disucikan.
Kebahagiaan dalam nikah bukan diukur dari kekayaan tetapi dari kesucian, semakin suci semakin bahagia. Suami jujur, isteri jujur, tidak ada keinginan-keinginan yang menimbulkan kepahitan di hati, tidak ada perselisihan dan pertengkaran, itu bahagia. Kenapa mau iri kalau suami lebih tinggi penghasilannya atau isteri lebih tinggi penghasilannya. Kalau sudah menikahkan sudah menjadi satu, mereka bukan lagi dua tetapi satu. Kecuali komitmen waktu menikah suaminya uangnya sendiri, isteri sendiri, jangan menikah kalau begitu! Masalah uang saja tidak bisa menyatu bagaimana hatinya bisa menyatu, terlalu!
Kebahagiaan nikah bukan diukur dengan uang atau dengan harta tetapi diukur dengan kesucian. Semakin suci semakin bahagia. Kalau diukur dengan harta nanti rebutan harta gono-gini.
2. Kesatuan nikah
Lukas 17:34
17:34 Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.
Kesatuan nikah ini harus dijaga, jangan satu terangkat, satu tertinggal. Begitu bangun eh mana isteriku, kita berdoa supaya nikah kita betul-betul tetap terjaga kesatuannya sampai mencapai nikah yang rohani. Kesatuan nikah bukan dilihat dari perkara yang jasmani, tetapi dilihat dari perkara yang rohani. Harus ada 7 kesatuan baru nikah itu bisa satu.
Efesus 4:4-6
4:4 1satu tubuh dan 2satu Roh seperti yang kamu sudah dipanggil di dalam 3satu pengharapan atas hal yang kamu sudah dipanggil itu;
4:5 4satu Tuhan, 5satu iman, 6satu baptisan,
4:6 7satu Allah dan Bapa kepada sekalian, Ia itu di atas sekalian, dan oleh sekalian, dan di dalam sekalian.
7 kesatuan ini harus ada dan dimulai dari satu tubuh. Satu tubuh itu sama dengan satu kepala. Siapa kepala kita? Yesus, itulah Firman pengajaran yang benar. Jadi kesatuan nikah dimulai dari satu pengajaran. Kalau tidak satu pengajaran tidak mungkin mencapai kesatuan nikah. Apalagi mau mencapai kesatuan tubuh Kristus! Makanya yang belum menikah, kalau memang senang sama orang itu bawa dulu kasih dengar pengajaran. Kalaua dia terima itu jodohmu. Kalau dia tidak terima jangan paksa sebab tidak akan pernah bisa menyatu. Secara rohani tidak satu, jasmani tidak satu, apalagi yang bisa menyatukan.
Pengajaran ini penting, satu tubuh berarti satu pengajaran. Kemudian satu baptisan, baptisan ini harus diperhatikan juga. Sebab ada terjadi dia masuk dalam pengajaran tetapi tidak mau dibaptis yang benar. Yah jangan dipaksa menikah. Kalau sudah satu pengajaran, satu baptisan maka 5 poin yang berikutnya bisa jadi satu.
3. Pelita harus tetap menyala, jangan padam!
Ini perumpamaan tentang 10 gadis. 5 gadis yang bijaksana bisa masuk pesta nikah yang rohani karena punya pelita yang tetap bernyala.
Matius 25:1-4,10
25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Kita harus memiliki pelita yang tetap bernyala. Supaya pelita tetap bernyala maka kita harus memiliki minyak persediaan. 5 gadis yang bodoh itu punya pelita tetapi nyalanya hampir padam karena tidak punya persediaan. Gadis bijaksana pelitanya tetap menyala karena punya minyak persediaan. Supaya pelita tetap menyala maka kita harus memiliki minyak persediaan yaitu Roh Kudus yang meluap-luap. Ini garansi supaya kesucian dan kesatuan tetap terjaga yaitu ada Roh Kudus yang meluap-luap.
Bagaimana caranya memiliki Roh Kudus yang meluap-luap? Ingat cerita seorang janda nabi yang berhutang dalam kitab II Raja-raja pasal 4. Apa pesan Elisa kepadanya? Minta tempayan-tempayan sama tetangga, masuk ke dalam rumah, tutup pintu, tuang minyak itu maka akan melimpah minyaknya. Supaya pelita tetap menyala, harus banyak masuk kamar dan tutup pintu, sama dengan banyak berdoa menyembah Tuhan.
Matius 6:6
6:6 Tetapi engkau ini, apabila engkau hendak berdoa, masuklah ke dalam bilikmu, kuncikan pintu bilikmu itu, lalu berdoa kepada Bapamu yang tiada kelihatan, maka Bapamu yang nampak barang yang tiada kelihatan itu, Ialah akan meluluskan kepadamu.
Begitu kita lihat kesucian nikah kita sudah mulai terganggu “suamiku koq banyak bicara dengan perempuan lain!” atau “isteriku lebih banyak bicara sama laki-laki lain dari pada saya, bahkan curhat-curhatan sama laki-laki lain” tetapi memang tidak ada hubungan yang serius, namun bisa mengarah ke sana, bukan bertengkar tetapi menyembah. Apalagi seorang suami, pada umumnya suami itu gengsi harga dirinya tinggi sekali, tidak mau ditegor oleh isteri. Kalau isteri tegur dan suami mengamuk, lebih baik masuk kamar tutup pintu menyembah. Suami juga hadapi isteri, tutup pintu menyembah. Jangan tutup pintu isterinya dikasih keluar. Banyak menyembah supaya kesucian dan kesatuan nikah terjaga, kita punya minyak Roh Kudus yang melimpah.
Kalau tidak punya Roh Kudus yang melimpah, keadaan kita seperti janda. Elisa tanya “apa yang ada di rumahmu?” dijawab “hanya sedikit minyak dalam tempayan”. Kalau Roh Kudus yang kita miliki hanya sedikit, tidak meluap, keadaan rohani kita seperti janda. Artinya putus hubungan dengan Yesus sebagai suami, sebagai kepala. Lalu bagaimana keadaannya?
II Raja-raja 4:1
4:1 Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya."
Keadaan janda secara rohani:
a) Berhutang. Yang dimaksud di sini ada hutang dosa. Selain hutang dosa bisa juga hutang jasmani, hutang uang, ada masalah yang selesai, segala sesuatu yang tidak beres.
b) Anaknya mau dijadikan budak. Ini masalah nikah dan masalah buah nikah.
c) Kepahitan hidup, kepedihan hidup, pahit getir dalam nikah. Dari awal nikah sampai sekarang pahit terus, tidak ada manis-manisnya.
Begitu menghadapi masalah seperti itu solusinya bagaimana? Bercerai? Atau saya mau menyendiri dulu, biar dia di sana saya di sini. Itu salah! Solusinya banyak tutup pintu, banyak berdoa menyembah Tuhan, tambah doa puasa, tambah doa semalaman, itu saja kekuatan kita. Kita menyembah Tuhan maka Roh Kudus dicurahkan sampai meluap-luap dalam kehidupan kita.
Waktu dia beritahukan kepada Elisa kalau minyaknya sudah banyak, sudah melimpah, Elisa katakan “juallah, bayar utangmu dan hidup dari lebihnya” beres masalah.
Hasilnya:
a) Roh Kudus membereskan segala masalah. Ayo banyak menyembah, jangan pakai kekuatan sendiri tidak akan bisa, nanti Roh Kudus yang bekerja menyelesaikan semua masalah dalam nikah dan buah nikah.
b) Roh Kudus membuat pelita tetap bernyala sehingga nikah kita tetap terang, tidak ada yang tersembunyi di situ, terbuka semua, jujur, tidak ada yang disembunyikan. Pelita menyala juga berarti Roh Kudus membuat kita makin berkorbar-kobar melayani Tuhan di gereja dan melayani di dalam nikah. Semakin tua, semakin lama menikah, semakin menyala-nyala saling melayani. Itu pekerjaan Roh Kudus. Jangan semakin tua, semakin tidak mau melayani. Tidak peduli isteri, tidak peduli suami. Apalagi kalau badan isteri mulai melar, suami yang banyak protes. Isteri jarang protes kalau perut suaminya mulai gendut. Kebanyakan laki-laki yang banyak protes! Begitu sudah lihat hilang model mulai malas mengasihi, malas melayani. Mau bentuknya seperti apa isteri atau suami tetap harus saling melayani dalam nikah. Jangan kendor pelayanannya.
c) Roh Kudus mengubahkan dari janda rohani menjadi gadis rohani. Kalau punya minyak melimpah itu gadis bijaksana. Tadinya minyaknya berkurang, itu janda. Begitu minyak melimpah menjadi gadis rohani. Ini artinya mengubahkan kita sampai sempurna menjadi Mempelai Wanita Tuhan, siap menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga, masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Ayo minta Roh Kudus sore hari ini. Jaga kesucian nikah, jaga kesatuan nikah. Tetapi kalau penyembahan kurang, urapan Roh Kudus berkurang, tidak akan terjaga kesucian dan kesatuan nikah, bisa kendor, bisa rusak. Ayo tutup pintu. Waktu melihat kesucian dan kesatuan nikah saya mulai terganggu, masuk kamar, tutup pintu, naikan doa penyembahan. Maka minyak Roh Kudus melimpah, masalah-masalah selesai, pelita tetap menyala, nikah terang, tetap semangat melayani dalam nikah dan kita diubahkan sampai sempurna, siap menjadi Mempelai Wanita Tuhan, masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar