Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 12:10-12
12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.
12:11 Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.
12:12 Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat."
Sesudah peperangan di sorga terjadi 2 hal yang bertentangan:
1. Sorga bersukacita karena setan sudah dikalahkan dan dilemparkan ke bumi dan tidak mendapat tempat lagi di sorga.
2. Bumi dan laut menghadapi kegeraman setan yang dahsyat karena dia tahu waktunya sudah singkat.
Kita masih membahas poin pertama, sorga bersukacita karena setan telah dikalahkan, dilemparkan ke bumi dan setan tidak mendapat tempat lagi di sorga.
Wahyu 12:8
12:8 tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.
Kita belum berada di sorga tetapi secara rohani kita ini adalah warga kerajaan sorga.
Filipi 3:20-21
3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
Setan berupaya untuk mendapat tempat di sorga, tetapi dia sudah dikalahkan dan tidak mendapat tempat di sorga. Kita juga demikian, jangan berikan tempat bagi setan di dalam hidup kita. Sementara kita tinggal di dunia, dunia ini dikuasai si jahat, lalu bagaimana supaya kita tidak menjadi tempat setan? Kita harus berupaya memiliki hati nurani yang baik. Hati ini yang mau ditempati Tuhan dan setan. Kalau hati nurani kita baik maka Tuhan yang menempati. Kalau hati nurani jahat seperti dalam Kejadian 6:5 maka setan yang menempati.
Kejadian 6:5
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
Semua manusia sudah berbuat dosa, hati manusia cenderung jahat. Lalu bagaimana prosesnya mendapatkan hati nurani yang baik?
I Petrus 3:20-21
3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Untuk mendapat hati nurani yang baik harus masuk dalam baptisan air yang benar. Kita periksa baptisan kita, apakah benar sesuai Firman atau hanya benar sesuai organisasi, sesuai aturan manusia. Seperti Yesus dibaptis begitu juga kita dibaptis. Ini diulang-ulang supaya kita mantap, yang belum dibaptis perhatikan, yang sudah dibaptis juga perhatikan bagaimana baptisan air kita. Syarat baptisan air adalah mati terhadap dosa. Sama dengan bertobat.
Roma 6:2
6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
Jadi para orang tua jangan dipaksa anaknya ikut baptisan air, tetapi diarahkan. Harus lebih dahulu mati dari dosa. Kenapa tidak boleh dipaksakan? Kalau kita memaksakan diri masuk baptisan air sebelum bertobat itu hanya mengekalkan dosanya. Makanya kenapa setelah dibaptis malah tambah jahat, tambah najis? Itu dosanya kekal karena dia tidak bertobat. Jangan dipaksakan, biarlah terjadi secara wajar. Sesuai pekerjaan Firman, dia sadar akan dosanya, dia bertobat lalu dibaptis. Makanya kalau saya membaptiskan saya tanya dulu apalagi yang mau diselesaikan. Semua dituntaskan supaya dosanya jangan kekal.
Baptisan air itu melekatkan nama Allah kepada kita. Nama Yesus itu membawa kepada kekekalan. Kalau dosanya tidak diselesaikan, dosanya yang kekal. Tetapi kalau diselesaikan lalu masuk dalam baptisan air maka dia akan mengarah pada kekekalan bersama Tuhan Yesus. Yang mau dibaptis kita perhatikan ini supaya jangan salah.
Saya hamba Tuhan terbatas, tetapi jangan coba dustai gembala yah supaya dibaptis! Sudah selesai semua om, sudah diakui semua. Padahal masih ada yang disembunyikan. Jangan, dosamu nanti kekal!
Pelaksanaan baptisan air yang benar:
1. Dikubur bersama Yesus. Namanya dikubur itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Namanya dikuburkan itu dibaringkan, tidak ada yang disuruh berlutut.
Roma 6:4
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Tidak untuk dikubur terus tetapi dikubur untuk bisa bangkit bersama Yesus. Dalam Matius pasal 3 dikatakan Yesus keluar dari air, berarti sebelumnya Dia masuk ke dalam air. Sedalam apa airnya? Diterangkan dalam Roma 6:4 yaitu sedalam kuburan. Jadi kembali ke Alkitab, tidak usah pakai logika. Kalau tidak ada air bagaimana? Bukan itu yang mau kita pusingkan atau kita urus. Sesuai Firman atau tidak, Tuhan siapkan semuanya.
2. Ada meterai nama Tuhan yang jelas, dalam nama Allah Bapa, Anak Allah dan Allah Roh Kudus yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sebab nama ini mau dilekatkan kepada kita. Bapa itu punya nama, Anak itu punya nama, Roh Kudus juga punya nama. Bapa itu Tuhan, Anak itu Yesus, Roh Kudus itu Kristus, Tuhan Yesus Kristus.
Ini baptisan untuk orang Israel.
Kisah Para Rasul 2:38
2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Ini baptisan untuk Kornelius bangsa kafir.
Kisah Para Rasul 10:48
10:48 Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.
Jadi sama baptisan untuk bangsa Israel dan bangsa kafir. Di sana belum disebutkan tentang nama.
Kisah Para Rasul 19:3-5
19:3 Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
19:4 Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
19:5 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
Kalau digabung, dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Pelaksanaan baptisan air bagi orang Yahudi dan bagi orang non Yahudi itu sama, tidak dibeda-bedakan. Sama juga pembangunan gereja mula-mula dari bangsa Israel tokohnya Petrus, pembangunan gereja mula-mula dari bangsa kafir yaitu Kornelius tokohnya juga Petrus, jadi sama Tuhan tidak membeda-membedakan. Harus sama, harus satu sebab kita mengarah pada satu kesatuan Tubuh Kristus. Dalam Efesus pasal 4 ada Tujuh kesatuan roh, salah satunya baptisan. Kalau baptisannya tidak satu, tidak mungkin bisa satu Tubuh Kristus. Kalau satu tubuh Kristus berarti seperti Yesus kepala dibaptis begitu juga kita dibaptis, bukan bikin cara sendiri.
Efesus 4:3-6
4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Menikah itu mau menjadi satu kesatuan, makanya kalau tidak satu baptisan tidak akan bisa! Jangan dipaksa gembala “nikahkan anak saya om, dia sudah begini begitu!”. Kalau tidak satu baptisan tidak bisa, tidak satu tubuh tidak satu kepala. Kalau saya gembala menikahkan orang yang tidak satu pengajaran, tidak satu baptisan, itu menceraikan, bukan menyatukan! Makanya saya tidak mau, itu merusak.
Kalau belum ada meterai nama yang jelas, perlu diulang dibaptisan yang benar. Bagaimana kalau tidak ada meterai, bagaimana mau dilekatkan nama Tuhan. Pada Mempelai Wanita Tuhan ada meterai nama Tuhan. Baptisannya tidak ada benar, tidak ada meterai bagaimana mau menjadi mempelai wanita Tuhan.
3. Ditangani oleh hamba Tuhan yang benar tahbisannya, bukan asal. Yang menangani baptisan Petrus, Paulus, Yohanes, Filipus, semua benar tahbisannya, tidak diragukan lagi tahbisannya. Kalau yang menangani tahbisannya tidak benar, apalagi dia hidup dalam kenajisan maka rohnya turun pada orang yang dibaptis.
Kalau syaratnya benar, pelaksanaannya benar maka hasilnya benar, kita hidup benar yaitu kita memiliki hati yang baru yaitu hati nurani yang baik, bisa menampung pribadi Tuhan, bisa menjadi tempatnya Tuhan, tidak bisa ditempati lagi oleh setan.
Ada 3 wujud pribadi Tuhan yang harus kita tampung di hati kita.
1. Markus 6:39-42
6:39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
6:40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
6:41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
6:42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
Hati nurani yang baik itu digambarkan seperti duduk di rumput, merendah untuk menerima roti. Roti menunjuk Firman penggembalaan. Jadi hati nurani yang baik digambarkan seperti duduk di rumput untuk menerima pribadi Tuhan dalam wujud Firman penggembalaan, ini pribadi Tuhan yang pertama. Kalau hati tidak baik, tidak akan bisa menerima Firman. Dalam penggembalaan dia tersiksa karena hatinya tidak baik, mungkin karena dipaksakan atau ikut-ikutan, dengar Firman dia rasa tidak nyaman. Tetapi kalau hatinya baik, nikmat dia menampung Firman penggembalaan dalam hidupnya.
Ayo periksa hati, selama kita beribadah bagaimana keadaan kita, apakah bisa menikmati Firman atau tersika. Kalau dia merasa terlalu lama, terlalu keras, terlalu tajam, berarti hatinya harus diperiksa. Kalau hatinya baik maka sekeras apapun dia bisa terima. Hati ini yang menentukan kita bisa makan Firman atau tidak. Kalau hati baik maka bisa makan sampai kenyang, artinya:
a) Suka mendengar Firman dengan suatu kerinduan, dengan suatu kebutuhan sampai bisa mempraktekan Firman. Kalau Firman sudah dimakan maka ada tenaga untuk melakukan Firman. Kita periksa apakah selama ini kita bisa makan Firman sampai kenyang atau tidak kenyang-kenyang. Dua-duanya dikoreksi baik sidang jemaat maupun saya gembala. Kalau jemaat tidak kenyang saya dikoreksi ada makanan melimpah atau tidak. Kalau sekedar Firman, tidak ada pembukaan Firman maka jemaat tidak kenyang-kenyang. Jemaat juga dikoreksi, sudah ada pembukaan Firman koq tidak kenyang? Periksa hati. Jadi sama-sama dikoreksi. Jangan sampai gemalanya bilang ayo makan-makan, jemaatnya bilang mau makan apa om makanannya basi, tidak enak, tidak bergizi, racun! Jemaat mau makan, sediakan makanan yang sehat.
b) Kalau sudah kenyang tidak mau lagi yang lain. Artinya tidak mau lagi suara asing, hanya suara Yesus yang mau kita dengar. Apa itu suara asing? Ajaran palsu sekalipun mengenakan daging dia tidak mau, gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, fitnah, termasuk suara daging. Kadang suara daging ini yang begitu besar pengaruhnya “masa begitu Firman! Terlalu keras itu, tidak logis”. Akhirnya tidak bisa makan Firman, tidak bisa makan sampai kenyang.
c) Kalau hati nurani sudah baik pasti percaya Firman dan percaya gembala yang memberitakan Firman, jangan ragu!
Keluaran 14:31; 19:9
14:31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.
19:9 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu." Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN.
Kalau hatinya benar dan baik, dia bisa percaya Firman dan percaya gembala yang melayaninya, gembala yang benar tahbisannya, yang diutus oleh Tuhan tentunya. Tugas gembala itu untuk membawa sidang jemaat menjumpai Allah. Musa membawa bangsa Israel untuk menjumpai Allah.
Keluaran 19:17-20
19:17 Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung.
19:18 Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.
19:19 Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.
19:20 Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.
Tugas gembala untuk membawa jemaat jumpa dengan Tuhan di dalam ibadah. Nanti jumpa dengan Tuhan untuk seterusnya. Banyak pendeta yang aneh-aneh, ada yang mengaku bisa telpon Tuhan, tidak tahu dia pakai nomor apa itu “halo Tuhan!”.
Apa buktinya kalau kita berjumpa dengan Tuhan? Ada suara sangkakala yang kian lama kian keras. Artinya ada Firman pengajaran yang benar yang semakin keras menyucikan. Bukan semakin lembek, menjelang kedatangan Tuhan harus semakin keras, semakin tajam menyucikan.
Apa tujuan Firman semakin keras menyucikan?
Keluaran 20:18-20
20:18 Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh.
20:19 Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati."
20:20 Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa."
Firman semakin keras menyucikan supaya pada gereja Tuhan ada rasa takut akan Tuhan. Rasa takut akan Tuhan ini kayaknya sudah sirna dari dalam gereja Tuhan. Orang berbuat dosa tidak ada rasa takut. Pendeta mabuk dianggap hal lumrah, pendeta merokok banyak, pendeta berzinah banyak, pendeta kawin cerai banyak, tidak ada lagi rasa takut akan Tuhan. Makanya penting suara sangkakala, Firman yang makin keras menyucikan supaya ada rasa takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan itu tidak berbuat dosa bahkan benci dosa sampai benci dusta.
Amsal 8:13
8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Jadi kalau disimpulkan jika hati nurani kita baik maka bisa menerima Firman penggembalaan sekeras apapun sehingga kita semakin disucikan dan semakin takut akan Tuhan. Ini bangsa Israel, mereka takut akan Tuhan dan percaya kepada gembala untuk dibawa berjumpa dengan Tuhan.
Contoh dalam Alkitab kehidupan yang menerima Firman sekeras apapun, kita ambil contoh dari bangsa kafir yaitu perempuan Kanani. Dia datang mau mencari pertolongan untuk anaknya yang dirasuk setan, Firman Tuhan datang keras “Tidak patut mengambil roti untuk anak-anak lalu dilemparkan kepada anjing. Tetapi karena dia butuh Firman, dia aminkan “benar Tuhan, tetapi anjing menjilat remah-remah roti” ini hati nurani yang baik.
Markus 7:24-30
7:24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.
7:25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.
7:26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.
7:27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Dia datang kepada Yesus karena butuh pertolongan. Ini hati nurani yang baik, datang beribadah, datang mau mendengar Firman karena butuh Firman, sehingga sekalipun Firman itu keras, kita bisa menerima. Coba kalau saya dalam posisi itu, belum tentu saya bisa menerima. Anak saya sakit lalu saya datang minta tolong lalu tidak dapat, apalagi dibilang anjing, kita paling emosi “saya minta tolong malah dibilangi anjing, terlalu!”. Tetapi perempuan ini terima karena dia butuh Firman. Memang Firman itu sering keras dan mempermalukan. Dibilangi anjing, yah malu! Tetapi kalau kita butuh Firman kita bisa menerimanya, mau makan Firman penggembalaan.
Buktinya bisa makan adalah bisa membenarkan Firman, benar Tuhan, memang saya anjing tetapi mau makan remah-remah roti. Bukan anjing yang menjilat darah, menjilat muntah, menjilat borok tetapi mau menjilat remah-remah roti.
Tanpa Firman penggembalaan, nikah kita sangat memprihatinkan. Perempuan ini tidak disebutkan bersama suami, tanpa suami berarti nikahnya terganggu. Anaknya kerasukan, betapa menderitanya. Inilah kalau tanpa Firman penggembalaan. Nikah dan buah nikah dalam penderitaan dan tidak ada yang mampu membebaskan, tidak ada mampu menolong. Yang bisa menolong hanya lewat makan Firman. Makanya supaya jemaat jangan salah mengerti kenapa saya tidak membuka konseling, maksudnya memberi kesempatan makan Firman dulu, praktek Firman, pasti ada pertolongan. Tetapi silahkan juga kalau mau telpon atau datang bila ada sesuatu yang sangat penting untuk ditangani. Bukan berarti ditutup total. Tetapi ayo makan Firman dulu, dengar Firman, praktek Firman maka di situ ada kuasa Tuhan untuk menolong kita.
Perempuan itu mau makan Firman, dia katakan benar Tuhan. Dan Tuhan katakan karena perkataanmu anakmu sembuh. Kalau datang konseling masalah A, datang berikutnya masalah A, datang lagi masalah A, yah kapan makan, kapan praktek Firmannya. Lain lagi kalau pertama datang masalah A, berikutnya ada masalah B yang susah diatasi, silahkan datang. Ini masalah A A A A, kapan makannya, kapan praktek Firmannya! Jadi imannya bergantung pada hamba Tuhan, bukan pada Tuhan. Itu yang saya jaga, jangan nanti saya dikultusindividukan. Oh apa kata pak pendeta pasti terjadi. Sehingga tidak percaya Firman lagi, percaya kata pendeta. Saya masih manusia biasa, masih ada kekurangan, makanya ayo makan Firman semuanya. Beri kesempatan kepada saya untuk bergumul cari Firman untuk dibagikan kepada sidang jemaat. Kalau sidang jemaat makan Firman, masalah pasti teratasi. Ini yang saya upayakan sebagai masalah.
Terutama masalah yang mau ditolong oleh Tuhan bukan masalah nikah buah nikah tetapi karakter kita yang mau dibaharui, dari karakter anjing menjadi karakter domba. Kalau ini sudah baharui maka masalah yang lain tinggal menunggu waktu Tuhan. Karena karakter kita belum diubahkan makanya masalah belum selesai. Kalau karakter sudah diubahkan maka masalah pasti selesai.
2. Kejadian 1:1-2
1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Hati nurani yang baik digambarkan seperti permukaan air, titik nol, untuk bisa menampung Roh Kudus. Apa artinya ini?
a) Rendah hati. Kalau kita rendah hati maka Roh Kudus bisa kita tampung di hati kita. Rendah hati ini kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Setelah diampuni jangan diulang lagi. Tidak gampang untuk mengaku dosa, kalau bukan kerendahan hati tidak bisa. Apalagi suami mengaku pada isteri, orang tua mengaku sama anak, gembala mengaku pada jemaat. Kadangkala gengsi kita tinggi sekali, harga diri kita terlalu besar, sudah salah tidak mau mengaku, maunya dilupakan saja. Dari pada mengaku nanti malu lebih baik lupakan saja, seiring waktu pasti lupa. Kalau pendeta salah di satu tempat, pindah saja di tempat lain di mana orang tidak tahu. Dia berzinah di tempat satu, dia pindah di tempat lain di mana orang tidak tahu, yah dilupakan begitu saja. Sampai sana kelihatan hebat melayani, tetapi tidak pernah diselesaikan dosanya. Itu namanya tidak rendah hati. Ayo belajar rendah hati untuk bisa menampung Roh Kudus. Kalau kita ada dosa, Roh Kudus tidak mau tinggal di dalam kita, Roh Kudus berduka. Ayo selesaikan semuanya.
b) Tidak membanggakan segala sesuatu di dunia ini sekalipun punya. Untuk orang yang hebat yang punya sesuatu, dia punya kedudukan, punya kekayaan, mau merendahkan diri mencapai titik nol itu suatu perjuangan. Kita yang tidak punya apa-apa kesempatan merendahkan diri, mencapai titik nol, hati nurani yang baik. Yang ada men-nol-kan. Yang sudah nol tinggal merendahkan diri. Mohon maaf, kadang yang sudah titik nol bahkan minus tetapi susah merendahkan diri.
c) Tidak kecewa, tidak putus asa, disaat diperhadapkan segala pergumulan. Seperti Ayub, dia katakan manusia lahir tidak membawa apa-apa, semua habis dia tidak kecewa. Juga nanti ke sorga tidak membawa apa-apa. Mau kecewa apa lagi kalau kita beranggapan seperti itu. Semoga kita mulai dari saya sebagai gembala belajar mempraktekan ini.
Ayub 1:20-21
1:20 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,
1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Kalau bukan titik nol tidak akan bisa seperti ini. “Terlalu Tuhan, Tuhan sudah berkati saya, kenapa Tuhan ambil! Tuhan kasih anak kenapa Tuhan ambil!”. Tetapi Ayub tidak seperti itu, Ayub katakan Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, maka hati itu akan menjadi tempatnya Roh Kudus.
Roma 5:3-5
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Firman penggembalaan itu roti kehidupan, Roh Kudus itu air kehidupan. Sudah makan dan minum pasti puas. Kalau makan Firman kita kenyang, kalau ada Roh Kudus kita alami kepuasan Sorga. Sebaliknya tanpa Roh Kudus tidak pernah puas. Hati yang tidak baik tanpa Roh Kudus tidak pernah puas. Contohnya perempuan Samaria, 5 kali kawin cerai, yang keenam bukan suami yang sah. Itu karena tidak puas, tidak ada Roh Kudus. Dia sendiri yang akui “Tuhan berikanlah aku air itu, supaya aku tidak perlu menimba lagi dari sumur ini, supaya aku tidak haus lagi”. Begitu dia berkata demikian itu Tuhan katakan “panggil suamimu!”.
Yohanes 4:15-18
4:15 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
4:16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
4:17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
4:18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Kalau tanpa Roh Kudus tidak ada kepuasan, seperti perempuan Samaria. Tidak puas dalam ibadah, tidak puas dalam nikah, tidak puas dalam segala-galanya. Kalau sudah menikah tidak puas dalam soal tempat tidur, bahaya ini. Tuhan tolong jangan kita seperti itu.
Keadaan perempuan Samaria ini seperti bumi sebelum diciptakan. Yang pertama disebut kosong. Berarti tidak ada pribadi Tuhan di dalamnya, sehingga untuk mengisi kekosongan hatinya dia lakukan dosa, campur baur.
Kejadian 1:2 (Terjemahan Lama)
1:2 Maka bumi itu lagi campur baur adanya, yaitu suatu hal yang ketutupan kelam kabut; maka Roh Allah berlayang-layang di atas muka air itu.
Campur baur atau belum berbentuk, tidak ada bentuk kebenaran, tidak ada bentuk kesucian dan gelap gulita, hidup dalam kegelapan dosa, sudah enjoy dalam dosa, menikmati berbuat dosa. Seperti perempuan Samaria tadi, dengan suami pertama tidak puas dia ganti. Dengan yang kedua tidak puas dia ganti, ketiga, keempat, kelima semua diganti. Akhirnya yang keenam nikah yang tidak sah. Tidak ada kepuasan, campur semua!
Kaum muda hati-hati, gonta-ganti pacar itu bibit kawin cerai. Tidak puas dengan ini ganti, tidak puas dengan itu ganti, jangan begitu! Malah bangga “berapa pacarmu?” 5. Kamu berapa? jomloh. Jangan bangga dengan itu, dosa itu! Campur baur, gelap gulita, tanpa Roh Kudus, jangan begitu! Makanya saya pesankan pada kaum muda, laporlah sama orang tua, lapor sama gembala supaya didoakan, jangan ganti-ganti. Oh masalah, dari pada masuk nikah bermasalah lebih baik ganti. Jangan begitu, selesaikan sekarang dari masa pacaran, supaya masuk nikah menghadapi masalah bisa selesai karena sudah pengalaman masa pacaran. Jangan ada masalah ini ganti, ada masalah itu ganti. Saya dengan isteri saya 6 tahun pacaran, banyak masalah, tetapi tidak ada ganti-ganti. Pernah ada masalahnya terlalu besar sehingga membuat tawar akhirnya putus. Tetapi tidak ada ganti-ganti. Setelah berdoa nyambung lagi sampai menikah.
Ayo miliki hati nurani yang baik supaya Roh Kudus turun di dalam kita, kita mengalami kepuasan sorga, ada kepuasan di dalam Roh Kudus.
Bagaimana caranya supaya hati nurani kita baik sehingga bisa menerima Roh Kudus? Berani jujur mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama. Waktu Yesus tanya “panggil suamimu!” dia berani dan jujur mengakui “aku tidak mempunyai suami!”. Tuhan Yesus katakan “tepat katamu! Jujur dia karena suami yang sekarang tidak sah. Dia jujur dengan resikonya, bagi orang Yahudi kalau berzinah hukumannya satu yaitu lempar batu. Dengan kejujurannya mengaku dosa resikonya dilempar batu sampai mati, habis sudah dia. Tetapi dia jujur mengaku dosa kepada Tuhan sekalipun harus menanggung resiko. Ini kita pelajari dan praktekan dalam hidup kita. Biar Roh Kudus turun, Roh Kudus ada dalam kita.
Mungkin pernah dipenuhkan Roh Kudus beberapa tahun yang lalu. Tapi kemudian praktek hidupnya berbuat dosa, ulang-ulang dosa, maka Roh Kudusnya berduka, Roh Kudusnya padam. Susah kalau sudah kering lalu mau cari lagi, itu berat, tetapi harus berupaya. Yang sudah dipenuhi Roh Kudus jaga supaya jangan kering.
Bukti ada Roh Kudus dan kita mengalami kepuasan? Bukan hanya sekedar berbahasa Roh, bahasa Roh itu hanya salah satu tanda dipenuhkan Roh Kudus. Tetapi selanjutnya ada bukti nyata praktek bahwa kita ada Roh Kudus.
a) Yohanes 4:29,39
4:29 "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"
4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."
Bisa bersaksi tentang segala kekurangan kita yang sudah diubahkan oleh Firman. Itu kesaksian yang kuat. Bayangkan dari perempuan amoral bisa bersaksi dan memenangkan jiwa datang kepada Yesus. Jadi jangan dihakimi orang yang hidup dalam dosa. Besok-besok dia menerima pekerjaan Roh Kudus lalu dia bersaksi maka kesaksiannya membawa jiwa kepada Tuhan. Dibandingkan orang yang merasa hebat, merasa benar, malah menghalangi orang datang kepada Yesus. Orang Farisi, orang Yahudi, merasa paling super, paling suci. Yesus makan dengan pemungut cukai, makan dengan perempuan-perempuan tidak baik, mereka hakimi, mereka menghalangi orang datang kepada Yesus. Perempuan Samaria yang sudah hancur-hancuran hidupnya, begitu medapat pekerjaan Firman dalam urapan Roh Kudus, dia dibaharui, lalu dia bersaksi dan jiwa-jiwa dimenangkan.
Dari pada cerita kekurangan orang, lebih baik cerita kekurangan kita yang sudah diubahkan. Jangan cerita kekurangan yang belum diubahkan. Dulu saya begitu, sekarang saya begini, lain dulu lain sekarang. Itu kesaksian paling tepat, paling benar yang punya kekuatan membawa jiwa.
b) Mulut bersaksi maka bisa menyembah.
Yohanes 4:23-24
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Bisa menyembah Tuhan sampai menyembah dalam bahasa Roh. Menyembah dengan bahasa Roh itu bagaikan lonceng emas yang ada di ujung jubah imam besar, itu bunyi yang indah. Kalau sekarang ini penyembahannya kering harus ditingkatkan terus sampai bisa menyembah dengan berbahasa Roh. Kadang kalau menyembah dibanting sana sini, itu bukan hebat. Kalau daging terlalu keras dipertahankan maka dibanting sana sini. Tetapi kalau daging sudah dimatikan, daging sudah dirobek maka penyembahannya halus. Beda mezbah korban bakaran dan mezbah dupa emas. Di mezbah korban bakaran daging itu dipotong-potong dicincang lalu dibakar. Kalau dibakar dengan tulang-tulangnya pasti bunyi daging bunyi kayu yang terbakar. Tetapi kalau di mezbah korban bakaran bunyi dupa terbakar itu halus. Itulah penyembahan dengan berbahasa Roh.
3. Kasih dan kemurahan Tuhan, itulah pribadi Tuhan yang ketiga.
Lukas 6:17-19
6:17 Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
6:18 Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
6:19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Hati nurani yang baik mencari Firman baru menerima kesembuhan. Jadi ini yang benar, cari Firman dulu maka mujizat jasmani pasti terjadi. Jangan malah dibalik, cari mujizat tetapi tidak mau Firman. Hati nurani yang baik digambarkan seperti tanah yang datar. Dikatakan Yesus turun dari bukit. Bukit ini menggambarkan bukit Golgota tempat Yesus mati yang merupakan wujud kasih kemurahan Tuhan kepada kita. Jadi hati nurani yang baik bisa menampung kasih kemurahan Tuhan lewat korbanNya di bukit Golgota.
I Yohanes 4:8-10
4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Kalau disimpulkan, hati nurani yang baik itu bisa menghargai Korban Kristus, menjunjung tinggi Korban Kristus. Tadi menampung Firman buktinya kita mengalami penyucian, terutama pembaharuan karakter. Kemudian bisa menampung Roh Kudus buktinya ada kepuasan, bisa bersaksi, bisa menyembah. Sekarang bisa menampung kasih kemurahan Tuhan, menghargai Korban Kristus, menjunjung tinggi Korban Kristus, buktinya apa menjunjung tinggi Korban Kristus? Harus ada buktinya, harus ada prakteknya.
Prakteknya bukan hanya menggelar perjamuan suci dalam setiap ibadah. Sementara Alkitab mengatakan di atas mezbah dupa emas tidak boleh ada korban curahan. Jadi dalam ibadah doa penyembahan tidak boleh ada perjamuan suci. Sekarang pukul rata, dalam setiap ibadah ada perjamuan suci, itu malah salah! Tuhan bilang jangan malah dilanggar dengan pakai dalil ayat bahwa semua alat dalam Tabernakel dipercik darah. Itu betul tetapi bukan berarti ada perjamuan suci dalam setiap ibadah. Dipercik darah artinya untuk kita bertobat, baptisan air, mau beribadah tergembala harus mengalami sengsara. Itu maksudnya percikan darah. Kalau tidak digelar perjamuan suci malah dikatakan kita tidak menghargai korban Kristus, keliru! Bukan seperti itu.
Praktek kita menghargai Korban Kristus kita pelajari dari perjamuan suci itu.
a) Lukas 22:17,19
22:17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.
22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."
Cawan menunjukan darah Yesus, roti menunjukan daging Yesus, sengsara Yesus. Tetapi dia mengangkat cawan mengucap syukur, mengangkat roti mengucap syukur. Jadi praktek menghargai Korban Kristus adalah bisa mengucap syukur dalam segala hal, sampai mengucap syukur ketika menghadapi sengsara karena Yesus. Waktu diberkati mengucap syukur, waktu kesusahan mengucap syukur, waktu difitnah dan dibenci karena pengajaran mengucap syukur, sengsara karena ibadah mengucap syukur. Sementara naik mobil mau ibadah lalu bocor ban, mau bagaimana? Mengucap syukur, itu menghargai korban Kristus. Bukan malah saling mempersalahkan, saling tuding satu dengan yang lain.
Anak mengalami sesuatu, orang tuanya sudah saling mempersalahkan. Ayahnya persalahkan bundanya “gara-gara kamu!”. Bundanya persalahkan ayahnya “gara-gara kamu cuma sibuk kerja dan tidak peduli anak!”. Suami salahkan lagi isterinya “kamukan yang di rumah mengatur semuanya!”. Akhirnya tidak mengucap syukur. Jangan seperti itu.
b) Markus 14:22
14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."
Saya membayangkan perasaan Yesus menjelang penyaliban. Dia ambil roti, ini tubuhKu. Dia sudah membayangkan dan merasakan bagaimana penderitaanNya nanti. Tubuhnya akan dipecah-pecahkan, dicambuk, ditinju, dipakaikan mahkota duri, ditikam, tetapi Dia mengucap berkat, bukan kutuk.
Jadi praktek menghargai Korban Kristus yang kedua adalah bisa memberkati bahkan di saat sengsara, bukan mengutuk. Kadang kita begitu sakit hati sampai keluar dari mulut ini bahasa yang tidak baik, teledor mengutuk. Ayo belajar untuk mengucap berkat, berkatilah Tuhan ampuni. Itu lebih baik, dari pada “Tuhan, balaskan sama dia apa yang dia perbuat sama saya!”.
Nomor satu saya, sebagai gembala banyak masalah yang dihadapi, dari dalam dari luar, banyak. Belajarlah untuk mengucap berkat, jangan mengutuk. Perkataan hamba Tuhan itu berkuasa. Tuhan bilang apa yang kamu ikat di bumi terikat di sorga. Dulu saya pernah salah berdoa “Tuhan kalau mereka jadi duri terus singkirkan dari penggembalaan”. Betul Tuhan singkirkan, bukan cuma disingkirkan dari penggembalaan, malah disingkirkan dari bumi. Dari situ belajar “ampuni Tuhan”. Kalau masih datang dengar Firman masih ada kesempatan untuk berubah.
c) Lukas 22:17
22:17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.
Praktek menghargai korban Kristus bisa membagi. Dia butuh tetapi dia bagi. Ini artinya menanggalkan kepentingan diri sendiri. Yesus Dia bagikan tubuh dan darahNya. kepentinganNya sendiri dia tanggalkan demi kepentingan Tubuh Kristus.
Kadang dalam rumah tangga kami suami ini yang egois, tidak menanggalkan kepentingan diri sendiri. Apalagi yang sudah diberkati Tuhan berapa anak dari isteri kita. Waktu anak rewel tengah malam, siapa yang merawat anak? pada umumnya Isteri. Sementara isteri menahan bantahan habis operasi atau habis melahirkan tetapi dia masih mau bergadang tengah malam. Suami bagaimana?
Kalau mau jujur para suami, betul atau tidak. Isteri sudah bergadang tengah malam, besoknya masih kita tuntut memasak dengan alasan mau kerja. Sementara dalam sengsaranya merawat anak kita tidak peduli. Kadang kita egois. Nomor satu saya suami masih ada kepentingan sendiri. Maunya dilayani terus padahal isteri sudah setengah mati. Dia menyusui tetapi masih disuruh cuci baju. Suami masih ribut lagi “kenapa ini baju bau apek!”. Masih nuntut lagi mana sayur, mana nasi, mana ikan! Waktu anak bersih ayahnya mau gendong. Pas buang air “eh ma, anakmu ee”.
Ayo anak-anak, kalau jujur mana kamu lebih takuti, mama atau papa. Lebih takut papa, mama yang dilawan. Padahal mama yang bawa-bawa kalian 9 bulan dalam perutnya. Waktu melahirkan antara hidup dan mati. Begitu sudah besar malah lawan mama dan tidak dihargai. Mama kuno, tidak tahu apa-apa! Kuno-kunonya mama dia yang kasih air susu sama kamu!
Ayo jangan egois, tanggalkan semuanya. Secara daging maunya saya mendampingi terus di rumah sakit. Tetapi saya ingat juga pelayanan. Saya mendampingi dalam doa dan pelayanan persiapan pemberitaan Firman. Bisa saja saya tinggalkan jemaat dan jaga terus mama di rumah sakit. Soal biaya berapa biaya dibandingkan air susu ibu yang saya nikmati, berapa dengan juta-juta harga rumah sakit, tidak sebanding! Bukan bicara sombong yah.
d) Yohanes 13:2,21,26-27
13:2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.
13:21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."
13:26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
13:27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."
Praktek keempat melepaskan diri dari roh pengkhianatan. Yudas menerima perjamuan suci tetapi justru berkhianat. Ini yang harus kita jaga. Dia membuka teling menerima bisikan iblis. Suara teguran Yesus yang keras yang sudah nyata-nyata malah dia tepis. Hati-hati kalau kita lebih suka mendengar bisikan iblis dari pada suara Firman yang keras, roh pengkhianatan pasti masuk dalam diri kita. Mulai dari mengkhianati pengajaran. Dalam nikah isteri mengkhianati suami, anak mengkhianati orang tua. Banyak anak-anak mengkhianati orang tua. Siapa itu, papamu? Bukan, papaku so lama mati! Padahal itu papanya. Jangan, Tuhan tidak suka roh pengkhianatan.
Maleakhi 2:15-16
2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
2:16 Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!
Kita diperhadapkan banyak masalah tantangan, jangan mengkhianati pengajaran, pegang teguh pengajaran yang benar. Apalagi kami hamba Tuhan sudah menikmati pekerjaan Firman pengajaran. Tidak gampang untuk mempertahankan kemurnian pengajaran, tantangannya besar dan berat. Kalau saya melihat kenapa hamba-hamba Tuhan yang sudah senior dalam pengajaran koq bisa berkhianat? Saya langsung pukul diri, siapa saya yang baru jadi hamba Tuhan beberapa tahun dalam pengajaran. Pertahankan kemurnian pengajaran. Dukung saya selalu dalam dosa. 3 sidang yang harus dilayani. 1 jiwa seharga Korban Kristus. Begitu saya melenceng dari pengajaran dan menyesatkan jiwa itu, tanggung jawab besar di hadapan Tuhan.
Kalau Tuhan percayakan satu, dua, tiga, puluhan, rastusan, jangan sampai dibawa tersesat meninggalkan pengajaran. Tetapi biarlah dibawa ketemu Yesus yang punya Firman pengajaran. Dibawa ketemu Yesus Mempelai Pria Sorga, ini tugas seorang gembala.
Ayo lepaskan diri dari roh pengkhianatan. Buka telinga hanya untuk mendengar Fiorman, jangan buka telinga mendengar bisikan iblis. Jangan berikan kesempatan, jangan berikan tempat kepada iblis di dalam hidup dan hati kita. Biarlah Firman, Roh dan kasih Tuhan yang menempati hidup kita.
Menghargai Yesus dengan 4 praktek tadi sama dengan menjamah Yesus, maka Yesus juga akan menjamah kita. Tangan ketemu tangan maka terjadi mujizat. Yesus sudah mengulurkan tanganNya, dipaku di kayu salib untuk bisa menjamah kita, ayo kita juga mau menjamah Yesus. Hargai Korban Kristus, mengucap syukur dalam segala hal, memberkati bukan mengutuk, membagi, tanggalkan kepentingan diri, lepaskan diri dari roh pengkhinatan, buang itu maka Yesus memegang kita.
Lukas 6:19
6:19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Hasilnya ada kuasa kesembuhan dari segala penyakit, terutama dari penyakit dosa. Makanya kalau sakita langsung koreksi diri dulu. Penyakit ekonomi, penyakit tubuh, penyakit nikah dan buah nikah. Kasih karunia Tuhan, anugerah Tuhan, mampu menyelesaikan semuanya bagi kita.
Di kayu salib Yesus berseru sudah selesai!
Yohanes 19:29
19:29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Semua sudah diselesaikan di kayu salib, tinggal kita mau percaya. Firman Tuhan taruh di hati dan praktekkan. Roh Kudus taruh di hati dan bersaksi menyembah Tuhan. Kasih Allah taruh di hati dan praktek mengucap syukur dalam segala hal, membagi, tanggalkan kepentingan diri sendiri, singkirkan roh pengkhianatan. Kita menjamah Tuhan, Yesus menjamah kita, kita dipegang oleh Tuhan dan mujizat terjadi, ada kesembuhan dari penyakit. Mempelai Wanita itu sempurna tanpa cacat cela, berarti tentunya tanpa penyakit. Mujizat terakhir kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Sangat besar kasih kemurahan Tuhan, besar anugerah Tuhan bagi kita. Yakin siang ini, menghadapi masalah apapun, yang penting Yesus yang ada di hati, Firman, Roh dan kasih Tuhan ada di hati maka ada kesembuhan, ada penyelesaian dari semuanya.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
JADWAL IBADAH Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci → Pk. 17.00 Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30 Minggu : Ibadah Raya → Pk. 10.00 Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar