Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 10:7-10
10:7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.
10:8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Tuhan Yesus menunjukan kepada kita ada 3 musuh yang mau menghancurkan penggembalaan.
1. Ayat 1,8,10 Pencuri dan perampok, menunjukan setan di udara dengan roh jahat, roh najis dan roh durhaka.
2. Ayat 12-16 Serigala, menunjukan antikristus.
3. Ayat 22-39 orang Yahudi, menunjukan nabi palsu.
Kita masih membahas poin pertama yaitu pencuri dan perampok. Setan merampas harta paling berharga dalam kehidupan kita yaitu kasih. Kalau kasih telah menjadi dingin maka yang ada adalah roh durhaka yang pasti masuk, ditambah roh-roh jahat dan roh-roh najis.
Matius 24:12
24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Kedurhakaan itu melanda 2 tempat:
1. Dalam penggembalaan
Banyak gembala telah mendurhaka.
Yeremia 2:8
2:8 Para imam tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN? Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak berguna.
Praktek mendurhaka di dalam penggembalaan:
a) Ibrani 10:25-27
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Praktek pertama itu biasa sampai sengaja tidak beribadah. Biar ada waktu dan kesempatan tetapi sengaja tidak beribadah. Bagi kami gembala sengaja tidak khotbah. Kehidupan seperti ini hanya siap untuk dihukum. Kalau sudah sengaja tidak ada lagi korban yang bisa menghapus dosanya. Mengapa? Allah itu tampil sebagai Allah yang cemburu ketika berkaitan soal ibadah. Jadi Tuhan tidak mau kalau kita mengutamakan yang lain dan meninggalkan ibadah. Cemburu Tuhan itu bagaikan api neraka.
Kidung Agung 8:6
8:6 — Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!
Kidung Agung 8:6 (Terjemahan Lama)
8:6 Taruhlah akan daku dalam hatimu bagaikan meterai, bagaikan meterai pada lenganmu; karena kuat kasih itu seperti kuat maut, dan cemburuan itu hebat seperti alam barzakh, nyalanya seperti nyala api, seperti halilintar Tuhan.
Karena itu kalau sengaja tidak beribadah maka akan kena hukuman api yang menghanguskan, karena Allah itu cemburu. Tuhan tidak mau kita lebih mengasihi yang lain dari pada Dia terutama dalam hal ibadah ini. Silahkan bekerja dengan giat, silahkan sekolah setinggi-tingginya tetapi ingat selalu bahwa Tuhan itu adalah Tuhan yang cemburu.
Keluaran 20:5
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
Tuhan itu cemburu, jangan sandingkan Dia dengan berhala. Berhala itu adalah segala sesuatu yang kita sandingkan dengan Tuhan. Mungkin untuk sekarang ini belum kena hukuman, Tuhan masih memberikan panjang sabar. Tuhan itu setia, sekalipun kita tidak setia Tuhan tetap setia. Bukan berarti kalau begitu tidak apa tidak setia karena Tuhan tetap setia. Artinya Tuhan tetap setia menanti kita untuk kembali setia. Tetapi kalau perpanjangan sabar Tuhan tidak dihargai maka hukuman dijatuhkan. Memang manusia atau orang Kristen karena melihat hukuman itu belum dijatuhkan maka makin menjadi-jadi jahatnya, makin menjadi-jadi durhakanya.
Pengkhotbah 8:11
8:11 Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat.
Tambah jahat, tambah dosa, tambah durhaka, tambah sengaja tidak beribadah, karena dia lihat Tuhan tidak menghukum. Padahal sudah jelas tadi dalam Kidung Agung, cemburu Tuhan bagaikan api alam barzakh, jangan kita permainkan Tuhan!
b) Seperti Korah bersungut-sungut dalam ibadah pelayanan karena banyak menuntut, menuntut dipuji, menuntut dihormati, menuntut dihargai dan lain sebagainya.
Yudas 1:11
1:11 Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah.
Bagaimana kedurhakaan Korah?
Bilangan 16:8-11
16:8 Lalu berkatalah Musa kepada Korah: "Cobalah dengar, hai orang-orang Lewi!
16:9Belum cukupkah bagimu, bahwa kamu dipisahkan oleh Allah Israel dari umat Israel dan diperbolehkan mendekat kepada-Nya, supaya kamu melakukan pekerjaan pada Kemah Suci TUHAN dan bertugas bagi umat itu untuk melayani mereka,
16:10 dan bahwa engkau diperbolehkan mendekat bersama-sama dengan semua saudaramu bani Lewi? Dan sekarang mau pula kamu menuntut pangkat imam lagi?
16:11 Sebab itu, engkau ini dengan segenap kumpulanmu, kamu bersepakat melawan TUHAN. Karena siapakah Harun, sehingga kamu bersungut-sungut kepadanya?"
Korah itu mau juga tampil sebagai pemimpin. Saya juga koreksi diri, kalau banyak bersungut karena menuntut sesuatu, menuntut dihormati, menuntut dihargai dalam penggembalaan itu berarti durhaka.
2. Kedurhakaan melanda nikah. Nikah dan ibadah tidak bisa dipisahkan, kalau durhaka dalam ibadah pasti durhaka juga dalam keluarga.
Yesaya 49:15
49:15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Matius 10:21
10:21 Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.
Inilah kedurhakaan melanda dalam nikah, Tuhan tolong jangan terjadi pada kita. Permulaan kedurhakaan dalam nikah adalah ketika menuntut hak tetapi tidak mau melakukan kewajiban utama di dalam nikah. Suami menuntut haknya dihormati oleh isteri tetapi dia tidak mengasihi isteri maka muncul roh durhaka di situ. Sama juga isteri menuntut saya harus dikasihi tetapi dia tidak tunduk, tidak hormat kepada suaminya, tidak melakukan kewajiban utamanya, muncul roh durhaka di situ. Akhirnya terjadi pembunuhan, pertikaian dan sebagainya.
Kewajiban utama dalam nikah.
I Korintus 7:3-4
7:3 Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
7:4 Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.
Lakukan dulu kewajiban kita baru menerima hak. Jangan dibalik, kalau banyak menuntut dan tidak melakukan kewajiban itulah roh durhaka dalam nikah. Kedurhakaan dalam nikah itu penyebab pertengkaran. Kalau dibiarkan terjadi perceraian. Baik perceraian secara surat, maupun perceraian hati, masih satu tempat tidur tetapi sudah saling diam. Sampai terjadi pembunuhan. Ini sudah pernah terjadi dari zaman permulaan sampai akhir zaman ini. Di zaman permulaan Kain membunuh Habel. Kemudian kakak-kakak Yusuf mau membunuh Yusuf.
Kedurhakaan atau krisis kasih ini bisa dirabah dari perkataan yaitu perkataan sia-sia yang mengandung racun. Seperti Korah “memangnya cuma kamu yang dipakai Tuhan, jangan mengangkat-angkat diri yah!”. Mereka menghasut orang-orang kenamaan sehingga Tuhan menjatuhkan tulah.
Mazmur 140:4
140:4 Mereka menajamkan lidahnya seperti ular, bisa ular senduk ada di bawah bibirnya. Sela
Ular itu sama dengan setan. Jadi perkataan orang durhaka mengandung bisa ular, berarti mengandung bisa setan. Dalam nikah dan penggembalaan kalau sudah masuk bisa setan memang tidak teriak-teriak, sebab ular itu mendesis, itulah gosip-gosip. Itu menyebar dan menyebabkan rohani mati.
Prakteknya:
1. Yakobus 3:5-6
3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
3:6 Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
Perkataan seperti api, yaitu:
a) Membesar-besarkan
masalah lebih dari pada kuasa Tuhan. Dalam penggembalaan bisa juga terjadi
seperti itu. “Pak gembala kalau masalah ini tidak diatasi bahaya!” padahal
sebenarnya tidak. Misalkan dalam pembangunan “kita hutang saja di toko, harga
sudah mau naik, kalau mau tunggu uang pembangunan tidak selesai-selesai!”.
b) Menyakiti seperti api sehingga menimbulkan masalah. Kalau dalam penggembalaan biasanya masalah uang. Cuma karena terlambat makan dalam rumah sudah menjadi masalah besar, bisa mengomel-ngomel di dalam nikah “sudah capek masak malah tidak mau makan, tidak usah makan!” padahal mungkin suaminya di kamar mandi karena lambat proses pembuangannya. Masalah sepeleh saja apinya sudah bisa membesar membakar hutan.
2. Yakobus 3:7-8
3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
3:8 tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
Perkataan yang buas dan meracun, itulah perkataan yang melemahkan rohani sesama dan mematikan rohani sesama. Kalau kita tidak sadar, kita ngomong seenak perutnya kita sehingga orang lain tersandung, lemah rohaninya sampai mati. Orang yang tersandung dan yang menyandung sama saja nasibnya. Yang tersandung seperti orang yang diikat batu kilangan di lehernya dan ditenggelamkan, yang menjadi sandungan itu juga bagaikan orang yang diikat lehernya dengan batu kilangan dan ditenggelamkan.
Matius 18:6
18:6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
Kalau leher sudah diikat dengan batu kilangan hubungan dengan Tuhan jadi terhambat, penyembahannya berkurang, menjadi merosot. Yang tersandung pasti penyembahannya merosot, yang menyandung juga pasti penyembahannya kering. Omong kosong kalau dia bilang bisa menyembah, itu sama-sama tenggelam sampai tenggelam di lautan api.
Kita jaga yah, jangan sampai ada lidah yang buas. Kalau ada orang punya kekurangan tidak usah kita omongi, apalagi mau salah-salahkan, jelek-jelekan, masing-masing ada kekurangan. Urus rohani masing-masing, jangan dulu urus rohani orang lain, urus dulu rohani sendiri.
3. Yakoubus 3:9-12
3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
3:10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
3:11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?
3:12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.
Kalau disimpulkan ini adalah perkataan munafik. Sebentar memuji Tuhan, sebentar lagi mengutuk. Hanya manis di bibir tetapi busuk di hati. Termasuk perkataan dusta!
Kalau bisa mengendalikan lidah maka kita sudah sempurna. Sulit untuk mengendalikan lidah ini. Jadi bagaimana untuk mengendalikan lidah ini supaya jangan ada racun setan?
Mazmur 149:6
149:6 Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,
Caranya harus ada pedang bermata 2 di tangan. Bicara pedang bermata 2 itu menunjuk Firman pengajaran yang benar.
Ibrani 4:12
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Pedang di tangan artinya Firman pengajaran itu harus menjadi praktek, menjadi pengalaman hidup, bukan sebatas kita dengar. Ada di tangan berarti mahir dengan pengajaran. Makanya Mempelai Wanita Tuhan disebut isteri yang cakap. Cakap dalam hal apa? Dalam hal pengajaran. Kaum muda mau cari pasangan jangan cuma lihat cakepnya tetapi harus cakap dalam pengajaran, itu pasangan hidup yang baik. Cari yang cakep tapi rohaninya amburadul, isteri lidah ular, suami lidah ular, ular dengan ular habis sudah. Biarlah Firman itu sudah menjadi pengalaman hidup kita, menjadi isteri yang cakap dalam pengajaran, suami yang cakap dalam pengajaran, anak-anak yang cakap dalam pengajaran. Kalau gembala cakap dalam pengajaran, sidang jemaat cakap dalam pengajaran, maka semuanya aman, tidak akan ada ular-ular saling mematikan dalam penggembalaan.
Kalau pengajaran menjadi pengalaman hidup, maka mulut mengeluarkan perkataan yang baik, perkataan penuh kasih yang manis bagaikan anggur.
Kidung Agung 7:9
7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
Biarlah perkataan kita manis bagaikan anggur. Tetapi bukan perkataan manis yang muluk-muluk. Perkataan manis ini melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur. Siapa itu orang-orang yang sedang tidur yang menanti perkataan yang manis dari bibir kita?
1. Sesama yang tertidur rohaninya. Kalau melihat sesama yang tertidur rohaninya, ayo dari kita keluarkan perkataan yang manis, perkataan yang membangun, perkataan yang menjadi berkat. Bukan dia tertidur rohani malah kita tambah lemahkan bahkan sampai mematikan rohaninya. Datang membesuk “kenapa tidak beribadah?”. Dijawab “karena si anu itu begini dan begitu”. Malah tambah dilemahkan “memang betul itu, memang dia seperti itu!” malah tambah mati rohani orang yang dibesuk itu! Suami bilang sama isteri “kayaknya kita ibadah hari minggu saja, terlalu banyak kegiatan kita” isteri malah dukung “iya ayah, terlalu capek kita kalau 3 macam ibadah, minggu saja yang penting kita beribadah”. Ini perkataan yang melemahkan, suaminya tertidur seharusnya dia bangunkan malah dia buat mati rohaninya.
Efesus 4:29
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Yang mendengar mendapat kasih karunia, tadinya dia tertidur malah terjaga, bukan malah tertidur. Contoh perkataan yang membangun, perkataan yang manis adalah kesaksian hidup dari perempuan Samaria. Ini bukan perempuan yang baik-baik, orang yang 5 kali kawin cerai, yang keenam bukan suaminya. Tetapi dia bersaksi dan memenangkan banyak jiwa.
Yohanes 4:39
4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."
Lebih baik kita bersaksi tentang kekurangan kita yang telah diubahkan oleh Firman pengajaran. Dari pada mengumbar kekurangan orang. Sekalipun kita dalam keadaan hancur-hancuran, tetapi oleh pekerjaan Firman kita diubahkan, itu membangun rohani orang lain!
Firman yang sudah menjadi pengalaman itu yang kita saksikan. Jangan yang belum jadi pengalaman. Firman yang sudah menjadi pengalaman itu bisa membangunkan orang yang sedang tidur rohaninya.
2. Yesus yang tidur di buritan kapal
Matius 8:24-27
8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."
8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
Perahu murid-murid ditimbus angin gelombang sekonyong-konyong. Yang tadinya tenang, tiba-tiba ditimbus angin dan gelombang. Kalau kita tidak waspada, perahu kehidupan kita dipehadapkan dengan angin dan gelombang yang datang menerpa dengan tiba-tiba. Saat semua tenang dan damai, tiba-tiba goncang, ada angin dan gelombang. Di sinilah Tuhan menunggu perkataan manis dari kita. Perahu kehidupan kita menunjuk perahu nikah dan pelayanan, sekoyong-koyong bisa ditimbus angin dan gelombang. Anak kelihatan baik-baik, tiba-tiba jatuh dan narkoba, orang tua langsung shock, goncang. Suami kelihatan penyayang, tiba-tiba dihantam angin dan gelombang sehingga selingkuh. Padahal di rumah semua ada, isteri cantik dan baik hati tetapi kenapa bisa selingkuh, itu sekoyong-konyong. Pelayanan yang tadinya baik, jiwa bertambah, aman, tiba-tiba datang angin dan gelombang sekonyong-konyong menerpa. Angin menunjuk angin pengajaran palsu, gelombang menunjuk gelombang pencobaan dan gelombang dosa.
Saat angin pengajaran dan gelombang dosa serta pencobaan datang Yesus tidur, artinya:
a) Yesus mati di kayu salib untuk mengalahkan kuasa maut. Jadi jangan takut, sekalipun ada angin dan gelombang menerpa kita pasti menang sebab ada Yesus yang telah mati dan bangkit mengalahkan kuasa maut. Sebesar apa gelombangnya, sekencang apapun anginnya, kalau kita bersandar kepada Tuhan, kita tetap percaya kepada Yesus yang telah berkorban bagi kita, kita pasti menang, tidak akan dikalahkan.
b) Menjadi teladan ketenangan iman saat menghadapi angin dan gelombang. Jadi begitu datang angin dan gelombang tenang dulu dan damai. Jangan langsung bingung, mencari pertolongan sana sini. Kata Yesaya dengan diam dan tinggal tenang terletak kekuatanmu.
Yesaya 30:15
30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
c) Yesus menguji kita apakah kita mau berharap Tuhan atau berharap orang lain? Kalau murid-murid berharap pada yang lain, pasti mereka tenggelam.
d) Yesus menanti perkataan manis dari kita. Apa itu perkataan manis yang Tuhan tunggu? Menunggu kita menyeru nama Yesus dan menyembah Tuhan. Kadang kita ini kalau menyembah susah menangis, susah hancur hati. Akhirnya Tuhan izinkan angin gelombang datang, baru dia meraung-raung, suaranya paling keras! Memang seizin Tuhan semua itu supaya kita berseru nama Yesus, berdoa menyembah dengan iman, tidak ada kebimbangan dan kekuatiran, yakin Tuhan pasti menolong. Kita menyeru nama Yesus dengan iman, tidak ada kekuatiran dan jangan menuntut! Kalau menyembah sambil menuntut tidak akan ditolong malah tenggelam. Ada gilirannya ditolong, menyembah saja. Percaya saja, mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan.
Hasilnya Yesus bangun, artinya Yesus dengan kuasa kebangkitanNya meneduhkan angin dan gelombang, menjadikan semua tenang, semua baik, semua indah, ada masa depan yang indah Tuhan buka. Tuhan tidak hanya mau mengerjakan mujizat jasmani, kalau hanya mujizat jasmani setan juga bisa lakukan. Lebih dari itu Yesus dengan kuasa kebangkitanNya mengerjakan mujizat rohani. Apa itu mujizat rohani? Keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai sempurna seperti Yesus.
Tanda manusia rohani:
Matius 8:27
8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
Angin dan gelombang itu alam, bisa taat kepada Yesus, masakan kita manusia ciptaan Tuhan tidak bisa taat. Jadi tanda manusia rohani adalah taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan apapun resikonya sampai daging tidak bersuara lagi. Kalau Tuhan bilang belum ditolong, taat saja. Nanti pasti akan ada waktunya, tidak tenggelam perahu kita tetapi akan mencapai pelabuhan damai sejahtera itulah Yerusalem Baru, kita tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan. Tetap taat, kuasa Tuhan tidak tersembunyi, suatu saat Dia akan menolong kita pada waktunya. Siapa tahu sore ini waktu kita ditolong. Kalau belum ditolong tetap taat, tetap menanti pertolongan Tuhan, tetap menyeru nama Yesus, seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego “ditolong atau tidak ditolong kami tetap menyembah Tuhan” begitu juga kita. Dan Tuhan pasti menolong, Dia tidak pernah membiarkan kehidupan kita.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar