20241030

Ibadah Doa Pagi, Kamis, 31 Oktober 2024 Pdt. Handri Legontu

 


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus

 

Kisah Rasul 27:14-44 Kapal terkandas

27:14 Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin "Timur Laut".

27:15 Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing.

27:16 Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu.

27:17 Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar di beting Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja.

27:18 Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.

27:19 Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri.

27:20 Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami.

27:21 Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini!

27:22 Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.

27:23 Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku,

27:24 dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.

27:25 Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.

27:26 Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau."

27:27 Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat daratan.

27:28 Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata lima belas depan.

27:29 Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang.

27:30 Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan.

27:31 Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: "Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat."

27:32 Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya hanyut.

27:33 Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya: "Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa.

27:34 Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorang pun di antara kamu akan kehilangan sehelai pun dari rambut kepalanya."

27:35 Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu mulai makan.

27:36 Maka kuatlah hati semua orang itu, dan mereka pun makan juga.

27:37 Jumlah kami semua yang di kapal itu dua ratus tujuh puluh enam jiwa.

27:38 Setelah makan kenyang, mereka membuang muatan gandum ke laut untuk meringankan kapal itu.

27:39 Dan ketika hari mulai siang, mereka melihat suatu teluk yang rata pantainya. Walaupun mereka tidak mengenal daratan itu, mereka memutuskan untuk sedapat mungkin mendamparkan kapal itu ke situ.

27:40 Mereka melepaskan tali-tali sauh, lalu meninggalkan sauh-sauh itu di dasar laut. Sementara itu mereka mengulurkan tali-tali kemudi, memasang layar topang, supaya angin meniup kapal itu menuju pantai.

27:41 Tetapi mereka melanggar busung pasir, dan terkandaslah kapal itu. Haluannya terpancang dan tidak dapat bergerak dan buritannya hancur dipukul oleh gelombang yang hebat.

27:42 Pada waktu itu prajurit-prajurit bermaksud untuk membunuh tahanan-tahanan, supaya jangan ada seorang pun yang melarikan diri dengan berenang.

27:43 Tetapi perwira itu ingin menyelamatkan Paulus. Karena itu ia menggagalkan maksud mereka, dan memerintahkan, supaya orang-orang yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat,

27:44 dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat.

 

Perjalanan rohani kita bagaikan kapal mengarungi lautan dunia ini, angin dan gelombang datang silih berganti menerpa kehidupan kita. Angin dan gelombang itu ditiupkan oleh setan untuk menenggelamkan kapal kehidupan kita. Gelombang menunjukkan gelombang pencobaan di segala bidang juga dosa sampai puncaknya dosa. Angin menunjukkan angin pengajaran palsu termasuk gosip-gosip juga mau menenggelamkan rohani kita.

Efesus 4:14

4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

 

Mengapa kita sering diterpa angin dan gelombang?

1)      Sebab menolak Firman pengajaran yang benar dan mengikuti perkataan yang cocok dengan daging kita/ lebih percaya perkataan manusia. (Kisah Rasul 27:11)

2)      Sebab hanya mencari yang enak bagi daging (Kisah Rasul 27:12)

 

Ada 3 macam angin pengajaran palsu yang digambarkan dengan angin yang melanda kapal yang ditumpangi Paulus:

1.      Angin sepoi-sepoi dari selatan, ini menunjukkan ajaran yang menipu yaitu ajaran yang memutarbalikkan Firman pengajaran yang benar. (Kisah Rasul 27:13)

Galatia 1:6-8

1:6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,

1:7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.

1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.

 

Angin ini bertiup dari selatan, angin selatan itu membawa kekeringan.

Lukas 12:55

12:55 Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi.

Jadi, kalau sudah kena Firman yang diputar balik akibatnya rohani menjadi kering, tidak ada kepuasan lagi sehingga mencari kepuasan di dunia sampai kepuasan berbuat dosa bahkan puncaknya dosa.

 

2.      Angin haluan (Kisah Rasul 27:15), ini angin ribut angin sakal dari depan, menunjukkan pengajaran yang menentang pembangunan tubuh Kristus. Tubuh Kristus yang sempurna belum terbentuk tetapi akan terjadi di depan, masa yang akan datang.

 

Dasar pembangunan tubuh Kristus adalah salib Kristus, korban Kristus.

Efesus 2:14-16

2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,

2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

 

Darah Yesus merobohkan tembok pemisah sehingga Israel dan kafir bisa menjadi satu di dalam satu tubuh Kristus.

 

Angin haluan menentang pembangunan tubuh Kristus = ajaran yang menentang salib.

Filipi 3:18-19

3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.

3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

 

Tanda-tandanya: ibadah pelayanan hanya menampilkan perkara dunia, perkara uang yang digembar gemborkan.

 

Di dalam kitab Wahyu ada 7 sidang jemaat, salah satu jemaat yaitu jemaat Pergamus dihantam oleh ajaran Bileam dan ajaran Nikolaus, ajaran yang menentang salib.

Ajaran Bileam melayani hanya untuk mendapatkan upah, ajaran Nikolaus menarik jiwa sebanyak-banyaknya dengan menggunakan segala cara supaya mendapatkan banyak uang, tujuannya semua uang.

 

3.      Angin badai, (Kisah Rasul 27:14) ini yang menghancurkan kapal hidup kita yaitu nikah dan ibadah pelayanan kita, wujudnya yaitu yang melanda sidang jemaat Tiatira ajaran Izebel, memperbolehkan perempuan mengajar memerintah laki-laki dalam nikah dan di dalam ibadah.

 

Ajaran Izebel juga ajaran tentang seluk beluk iblis

Wahyu 2:20,24

2:20 Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.

2:24 Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.

 

Kalau ajaran palsu sudah menghantam hidup kita maka matahari, bulan, bintang tidak ada lagi, yang ada hanya badai terus menerus, (Kisah Rasul 27:20), artinya:

Ø  Putus pengharapan dan tenggelam atau merosot baik secara jasmani terutama secara rohani

Ø  Tidak bisa menjadi mempelai wanita Tuhan

Wahyu 12:1

12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

 

Mempelai wanita Tuhan berpakaian matahari, berdiri di atas bulan, bermahkota 12 bintang. Matahari menunjukkan kasih Allah, kasih sudah jadi dingin. Bulan menunjukkan iman, iman sudah gugur. Bintang menunjukkan pengharapan, tidak ada lagi pengharapan.

 

Bagaimana caranya untuk menghadapi angin dan gelombang:

1)      Mendengar nasehat Paulus (Kisah Rasul 27:21-25).

Nasehat Paulus ini bukan dari dirinya sendiri, tapi berasal dari ilham Tuhan lewat malaikat yang diutus kepadanya, (ayat 23), artinya mendengar Firman Pengajaran yang benar.

 

Isi dari Firman Pengajaran:

2 Timotius 4:2

4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

Terutama mendengar Firman pengajaran yang benar di dalam penggembalaan.

 

2)      Makan pada hari ke empat belas, (ayat 33-35)

Ingat anak domba paskah dikurung tanggal sepuluh, disembelih,diolah untuk dimakan pada tanggal empat belas. Jadi makan pada hari ke empat belas artinya makan Anak domba paskah = makan perjamuan suci.

Keluaran 12:6

12:6 Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.

 

Jadi, yang bisa menolong kita menghadapi angin dan gelombang adalah Firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci. Kita harus tekun bersekutu dengan Firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci terutama dalam ibadah pendalaman Alkitab.

 

Ini yang akan membuat kita menjadi tabah menjadi kuat dan teguh hati (ayat 25,36), sehingga tidak kecewa, tidak putus asa, tetap mengandalkan Tuhan. Kita tidak melarikan diri dari kapal, di kapal ada Paulus hamba Tuhan (ayat 24), artinya tetap bertekun dalam penggembalaan.

 

Hasilnya tidak sehelai rambut akan jatuh (ayat 34), artinya Yesus gembala agung sanggup memelihara melindungi kita, sekalipun kita hanya sehelai rambut yang kecil dan tidak berarti.

 

Sehelai rambut tidak jatuh itu berarti rambutnya utuh ini menunjukkan kesempurnaan. Kalau kita tekun bersekutu dengan Firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci kita diarahkan untuk mencapai kesempurnaan. Semakin disucikan dibaharui sampai nanti sempurna menjadi mempelai wanita Tuhan.

 

Tuhan memberkati.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

www.gptkp.blogspot.com

 

20241029

Ibadah Doa Pagi, Rabu, 30 Oktober 2024 Pdt. Handri Legontu







Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus

 

Kisah Rasul 26:24-32 Ajakan kepada Agripa untuk percaya

26:24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila."

26:25 Tetapi Paulus menjawab: "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!

26:26 Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatu pun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil.

26:27 Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka."

26:28 Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!"

26:29 Kata Paulus: "Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini."

26:30 Lalu bangkitlah raja dan wali negeri serta Bernike dan semua orang yang duduk bersama-sama mereka.

26:31 Sementara mereka keluar, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara."

26:32 Kata Agripa kepada Festus: "Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar."

 

Ketika Paulus bersaksi tentang Yesus dan bersaksi tentang pertobatannya Paulus dicap orang gila. Ini menunjukkan bahwa Paulus sungguh-sungguh mengikuti jejak salib Yesus, meneladani Yesus, makanya Paulus berani berkata turutilah teladanku!

1 Korintus 4:16-17

4:16 Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!

4:17 Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.

 

Yesuspun juga waktu menyampaikan Firman, Yesus memperkenalkan diriNya sebagai gembala yang baik, Dia juga dicap sebagai orang gila, dicap pengacau, dicap penyesat.

Yohanes 10:20-21

10:20 "Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu mendengarkan Dia?"

10:21 Yang lain berkata: "Itu bukan perkataan orang yang kerasukan setan; dapatkah setan memelekkan mata orang-orang buta?"

 

Jadi sama pengalaman Yesus dengan pengalamannya Paulus. Makanya Paulus berkata turutilah teladanku, teladan dalam hal ketabahan, kuat dan teguh hati. Yesus tabah menanggung bantahan yang sehebat itu, Pauluspun demikian.

Ibrani 12:1-3

12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

 

Ini pelajaran bagi kita jika kita mau bersaksi tentang kebenaran Firman, kita mau hidup dalam pertobatan, hidup benar sesuai Firman, jangan heran kalau kita dicap negatif oleh orang lain, dinista, dihujat, difitnah. Itu memang semua menjadi bagian kita dalam mengikut Yesus. Salah satu praktek memikul salib, mengikuti jejak salib Yesus

1 Petrus 4:3-4

4:3 Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.

4:4 Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu.

 

Kita berubah orang heran, tapi bukannya mereka tanggapi dengan positif malah mereka menanggapinya dengan negatif.

 

Kemudian waktu Yesus ditangkap sampai Yesus disalibkan, Yesus ditinggal sendiri oleh murid-murid, murid-murid lari semuanya. Begitu juga yang dialami oleh Paulus dalam pengadilan yang dia hadapi tidak ada satupun teman-teman pelayanannya mendampingi dia.

2 Timotius 4:16-18

4:16 Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku -- kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka --,

4:17 tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.

4:18 Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

 

Paulus ditinggal sendiri. Itu juga yang kita akan alami, jangan heran kalau kita di perhadapkan dengan pengalaman salib kitapun ditinggalkan sendiri. Orang tidak mendampingi kita, teman-teman kita menjauhi kita, keluarga kita mungkin meninggalkan kita, serasa tidak ada lagi yang menolong, mendampingi kita betul-betul sendiri.

 

Tetapi Tuhan hiburkan (ayat 17-18), Tuhan selalu mendampingi dan menyertai kita, menguatkan kita dan melepaskan kita serta menyelamatkan kita.

 

Mengapa ketika kita dalam  pengalaman salib, pengalaman sengsara kita ditinggal oleh rekan-rekan pelayan, sebenarnya itu adalah penyaringan Tuhan bagi pelayan-pelayan Tuhan dan itu juga adalah pemurnian dan pengujian bagi kita.

Daniel 11:35

11:35 Sebagian dari orang-orang bijaksana itu akan jatuh, supaya dengan demikian diadakan pengujian, penyaringan dan pemurnian di antara mereka, sampai pada akhir zaman; sebab akhir zaman itu belum mencapai waktu yang telah ditetapkan.

 

Jadi, salib itu adalah cara Tuhan untuk menguji, memurnikan kita sekaligus menyaring para hamba Tuhan, para pelayannya siapa yang bertahan siapa yang terbuang. Jadi, jangan heran semakin mengerucut, yang bertahan semakin kelihatan, yang berguguran itu banyak.

 

Bersyukur kalau sampai sekarang kita bisa bertahan, berarti kita tetap berada dialat penampinya Tuhan. Yang mau dimurnikan adalah iman, pengharapan dan kasih kita.

 

Iman dimurnikan, supaya kita tetap hidup benar dan berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar. Ketika diperhadapkan dengan salib banyak yang akhirnya tidak benar, banyak yang akhirnya lepaskan pengajaran yang benar karena tidak tahan menghadapi salib.

 

Pengharapan dimurnikan yaitu kita hanya berharap kepada Tuhan, bukan lagi berharap pada manusia atau berharap pada kekuatan kita sendiri.  Sampai kita ditinggal sendiri tidak ada lagi yang memperdulikan kita itu kesempatan kita berharap Tuhan, bukan berharap manusia.

 

Kasih dimurnikan yaitu memiliki kasih yang meningkat sampai sempurna. Kita belajar dari Paulus bagaimana dia mengalami peningkatan kasih. Justru ketika dia diperhadapkan dengan pengadilan Paulus bisa mempraktekkan kasih lewat dia berupaya supaya orang-orang di dalam pengadilan bisa percaya Yesus dan diselamatkan. Ini kasih yang sempurna.

26:29 Kata Paulus: "Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku

 

Jadi, dari pengalaman Paulus kita diajar Tuhan untuk bisa tahan menghadapi proses pemurnian, pengujian dan penyaringan. Biar iman, pengharapan dan kasih kita meningkat menjadi murni sampai permanen.

 

Apa yang dilakukan oleh Paulus di ayat 29 itu adalah praktek kasih kepada sesama yang tertinggi.

 

Ada 3 tingkatan praktek kasih kepada sesama:

1.      Mengasihi sesama yang mengasihi kita

Matius 5:46-47

5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?

5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?

 

Ini tingkatan kasih yang paling rendah. Mengapa disebut tingkatan kasih yang paling rendah? Karena orang yang tidak percaya Yesuspun bisa berbuat demikian bahkan mungkin lebih hebat, banyak orang yang tidak percaya Yesus tapi percaya jika berbuat amal, kebaikan kebajikan masuk sorga.

 

2.      Mengasihi sesama seperti diri sendiri. Apa yang kita inginkan sesama lakukan kepada kita lakukanlah itu kepada sesama.

Markus 12:31

12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

 

3.      Mengasihi orang yang memusuhi kita. Ini tingkatan kasih yang tertinggi.

Matius 5:44

5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

 

Kasih yang sempurna

Matius 5:48

5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

 

Kita berada pada level tertinggi mengasihi sesama kita. Kalau sudah bisa mengasihi sesama pasti sudah bisa mengasihi Tuhan, karena dua hal ini tidak bisa dipisahkan.

 

Pengalaman sengsara karena Yesus atau pengalaman salib merupakan pengujian, pemurnian dan penyaringan bagi kita sampai mencapai kasih yang sempurna.

 

Kasih yang sempurna= kasih matahari.

Matius 5:45

5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

 

Hasilnya kalau kita memiliki kasih yang sempurna, kasih matahari:

a.       Pengalaman sengsara itu bagaikan awan tebal, hujan, kabut tetapi kalau ada matahari pasti ada pelangi. Hasil pertama ada pelangi kemuliaan Tuhan itulah Roh Kudus, Roh kemuliaan yang menghibur, menolong bahkan membaharui kehidupan kita.

 

b.      Kita bisa melihat Tuhan, bisa menyambut Yesus, memandang Dia muka dengan muka waktu Dia datang kembali kedua kali.

1 Korintus 13:12-13

13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

 

Jadi, jangan takut dibalik salib/ dibalik sengsara, dibalik hujan/kabut yang tebal ada pelangi kemuliaan Tuhan.

 

Tuhan memberkati.

 

 

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

www.gptkp.blogspot.com