20241109

Kebaktian Umum, Minggu 10 November 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu



Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 14:4-5

14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

 

Dalam Wahyu 15:1-5 ada 7 hal tentang pengikutan gereja Tuhan kepada Tuhan Yesus:

1.      Bagaikan desau air bah (ayat 2a).

2.      Bagaikan deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b).

3.      Ada bunyi kecapi (ayat 2c).

4.      Ada nyanyian baru (ayat 3).

5.      Murni sama seperti perawan (ayat 4a).

6.      Menjadi korban sulung bagi Allah (ayat 4b).

7.      Tidak berdusta =  tidak bercela (ayat 5).

 

Kita membahas poin keenam, menjadi korban sulung bagi Allah, berarti mempunyai kualitas sulung. Pengikutan kita kepada Yesus ditandai punya kualitas sulung. Memang untuk mencapai kualitas sulung itu ada proses. Seperti suatu benda yang dibuat dari kayu, waktu masih kayu gelondongan nilainya belum seberapa. Tetapi begitu sudah dibentuk menjadi kursi yang cantik, dicat dengan baik, nilainya sudah tinggi. Begitu juga dengan kita, tadinya kita kayu gelondongan, manusia daging yang penuh dengan hawa nafsu dan keinginannya, tetapi lewat Firman terus diproses sehingga memiliki nilai yang tinggi, kualitas yang tinggi.

 

Kristen anak sulung adalah Kristen yang ditebus dari antara manusia. Manusia ini daging. Jadi ditebus dari antara manusia artinya mengalami kelepasan dari daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

 

Mengikut Tuhan Yesus = melayani Tuhan yang memuncak pada doa penyembahan. Tuhan tidak mau pelayanan kita bahkan doa kita berdasarkan keinginan daging, ambisi daging.

Yakobus 4:3

4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

 

Ini harus kita perhatikan, doa dengan keinginan daging tidak ada gunanya, tidak akan dijawab oleh Tuhan. Kalau doa dengan keinginan daging tidak akan Tuhan kabulkan. Sebagai contoh doa dengan keinginan daging adalah permintaan Yakobus dan Yohanes. Yang satu minta di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri Yesus. Berarti tidak ada tempat bagi orang lain, makanya tidak Tuhan kabulkan.

Markus 10:35-38

10:35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!"

10:36 Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?"

10:37 Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu."

10:38 Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?"

10:39 Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.

10:40 Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."

 

Ini doa dengan keinginan daging yang tidak dikabulkan! Mengapa? Sebab kalau doa ini dikabulkan bisa mengesampingkan Firman bahkan bisa membelakangi Tuhan dengan argumen ‘saya berdoa saja Tuhan langsung jawab, tidak perlu Firman-Firman’. Doa seperti ini tidak dijawab oleh Tuhan tetapi dijawab oleh setan sehingga hanya mengarah pada penyembahan antikistus, karena antikristus mengadakan tanda-tanda mujizat yang hebat sampai menurunkan api dari langit! Segala sesuatu yang kita terima tetapi tanpa Yesus adalah sia-sia. Kita dapat kesembuhan, kekayaan, ijazah, dapat kedudukan tetapi tanpa Yesus, tanpa Firman, semua sia-sia, tidak bermanfaat, tidak ada gunanya!

 

Ada tingkatkan doa, doa permohonan, doa ucapan syukur, doa syafaat dan doa penyembahan. Doa penyembahan yang benar adalah doa yang dinaikan oleh dorongan Firman pengajaran yang benar dan urapan Roh Kudus.

Yohanes 4:23

4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

 

Roh itu Roh Kudus, kebenaran itu Firman penyucian.

Yohanes 17:17

17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

 

Mazmur 24:3-5

24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"

24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

24:5 Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.

 

Jadi kenapa doa kita tidak dijawab Tuhan, penyembahan kering tidak sampai ke hadirat Tuhan? Karena bukan dorongan Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus tetapi dengan daging. Makanya tidak dijawab, kering-kering doanya. Akhirnya putus asa, kecewa, tinggalkan Yesus, tinggalkan pengajaran karena berpikir saya di pengajaran malah tidak dijawab-jawab doa saya. Bukan pengajarannya yang salah tetapi sikap kita terhadap pengajaran yang salah. Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus menyucikan. Kalau hidup kita disucikan maka penyembahan kita naik dan doa kita dijawab oleh Tuhan. Jadi doa penyembahan harus atas dasar kesucian, kalau disucikan daging ini dirobek. Jadi kita tidak lagi menaikan doa atas dasar keinginan daging sebab daging sudah dirobek, sudah dimatikan. Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus = pedang tajam bermata 2. Coba kalau kena pedang, pasti robek dagingnya. Semakin banyak mendengar pengajaran dan mau kita terima, semakin dirobek daging kita sehingga doa kita bisa naik kepada Tuhan, penyembahan kita diterima oleh Tuhan.

 

Kita periksa kenapa doa tidak dijawab-jawab? Karena keinginan, tanpa penyucian! Malah mempersalahkan Tuhan, mempersalahkan orang lain, ada kebenaran diri sendiri. Setelah disucikan doa kita dijawab, didengar oleh Tuhan.

 

Ada 4 hal dalam daging kita yang harus dirobek lewat doa penyembahan atas dasar kesucian.

1.      Markus 10:37

10:37 Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu."

 

Tersirat di dalamnya egois dan ambisi. Hati-hati, Tuhan percayakan pelayanan kepada kita hanya karena kemurahan Tuhan. Sebenarnya kita bangsa kafir tidak layak untuk melayani Tuhan, beribadah saja tidak layak, apalagi melayani. Setelah Tuhan percayakan pelayanan jangan sampai egois dan ambisi. Kita ini memikul tabut, kalau egois dan ambisi tidak akan bisa. Misalnya 4 orang memikul tabut, yang di depan ambisi mau lebih dulu sampai, yang di belakang kasihan tidak bisa lihat jalan bisa jatuh. Orangnya sampai, tabutnya rusak.

 

Praktek egois di sini hanya mau diri sendiri selamat, tidak peduli orang lain. Yang penting saya selamat, orang lain mau selamat atau tidak saya tidak peduli. Buktinya:

a)      Sudah menerima Firman pengajaran yang benar tetapi tidak mau bersaksi. Bersaksi lewat perkataan dan juga lewat perbuatan. Tidak mau bersaksi malah jadi sandungan.

 

Ayo bagikan kesaksian minimal kepada keluarga kita sendiri dulu. Pulang rumah menjadi kesaksian. Kalau dulu suka pulang larut malam, sekarang bisa pulang lebih awal. Seperti anak-anak Rehuel papanya Zipora, anaknya pulang cepat saja sudah menjadi kesaksian. Orang tua biasanya sampai terkantuk-kantuk nunggu di depan pintu, mana ini tidak pulang-pulang nona ini, sekarang dilihat di kamar sudah ada di kamar, pulang lebih awal. Seperti itu kesaksian kecil-kecil lewat pengajaran yang benar yang sudah kita terima.

 

b)      Tidak mau mendoakan orang lain. Jangankan orang lain, doa untuk diri sendiri saja jarang, mau doakan orang lain! Doa makan saja tidak ada langsung lahap. Apalagi mau mendoakan orang lain. Doakan orang lain, apalagi orang yang paling spesial.

 

Tujuan kita melayani adalah supaya orang lain untung besar, sekalipun kita rela rugi. Ini bukan dalam hal yang jasmani, kita bicara yang rohani.

I Korintus 10:24

10:24 Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.

 

Untung yang bagaimana? Bukan cuma untung biasa tetapi untung besar.

I Timotius 6:6

6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

 

Ibadah pelayanan yang disertai rasa cukup, ibadah pelayanan yang tidak disertai dengan egois tetapi bisa mengucap syukur, menyenangkan Tuhan, itu membawa keuntungan besar bagi orang lain dan juga untuk kita. Jadi Tuhan tidak menipu, kita melayani, membuat orang lain, kita juga untung. Apa untung besarnya? Menikmati keselamatan yaitu masuk dalam Tubuh Kristus yang sempurna, sehingga kita layak menerima 2 sayap burung nazar yang besar dari Tuhan yang akan menyingkirkan kita ke padang gurun jauh dari antikristus. Itulah Mempelai Wanita Tuhan, tubuh Kristus yang sempurna.

 

Misalnya tangan kanan, tidak mau melayani, pikirnya masa cuma orang lain yang mau untung terus, akhirnya tidak melayani. Kalau cuma tangan kanan tok, itu bukan tubuh, itu potongan tubuh. Berarti orang sudah mati dimutilasi atau orang yang kecelakaan putus anggota tangannya. Kita sama-sama melayani, saya tangan kanan, saya butuh tangan kiri, butuh badan, butuh kaki kanan dan kaki kiri, butuh kepala, ini untung besar. Jadi bukan mau selamat sendiri, kalau seperti itu berarti potongan tubuh, tidak bisa dikatakan Tubuh Kristus. Jadi Tubuh Kristus yang sempurna layak menerima 2 sayap burung nazar yang besar, untuk disingkirkan ke padang gurun jauh dari antikristus. Sekalipun kita rela rugi. Apa ruginya? Rela sengsara daging bersama Yesus.

 

Jadi pelayanan yang benar itu harus membawa keuntungan bagi orang lain yaitu disertai dengan pengabdian diri.

I Petrus 5:1-2

5:1 Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.

5:2 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

 

Mulai dari gembala lebih dulu melayani dengan pengabdian diri. Rela rugi, rela sengsara daging bersama Yesus supaya dengan jemaat bisa menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna. Jemaat makan, gembala puasa. Kadangkala sementara puasa, datang kiriman makanan yang enak. Tidak mungkin juga bilang simpan akan om, jangan kamu makan semua. Kalau seperti itu berarti puasa ingat-ingat makanan. Jemaat tidur, gembala begadang persiapan Firman dan ambil waktu sembayang. Khotbah sekalipun sengsara dari perjalanan jauh tetapi harus dilakukan supaya jemaat untung besar. Kalau takut berkorban, maunya enak-enak sendiri. Kasihan jemaat rugi semua, berapa jemaat yang Tuhan percayakan tidak ada yang tembus menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Sama seperti jemaat Sardis, Tuhan surati gembalanya ‘tidak ada satupun pekerjaanmu Aku dapati sempurna!’ itu karena egois maunya enak sendiri, akhirnya jemaat yang rugi.

 

Termasuk bergumul untuk pembukaan rahasia Firman, itu suatu pergumulan ekstra, itu yang utama. Dan sebelum diberitakan praktekan dulu baru diberitakan. Kalau gembala khotbah tetapi tidak praktek Firman, itu gembala egois. Dia  ayunkan pedang pada jemaat, potong daging jemaat dengan pedang Firman yang tajam tetapi dagingnya sendiri meraja lela. Juga gembala takut memberitakan Firman yang keras karena takut jemaat keluar, itu juga gembala yang egois.

 

Untuk mendapat pembukaan rahasia Firman harus bertekun di bawah kaki Tuhan dan juga bertekun dalam persekutuan. Mengapa kami harus ikut persekutuan? Demi ada pembukaan Firman untuk sidang jemaat. Diterima dalam persekutuan, dipraktekan baru dikhotbahkan. Bukan cuma ikut persekutuan dapat makanan, dapat hotelnya, dapat Firmannya tetapi tidak praktek, pulang langsung disampaikan kepada jemaat tetapi jemaat tidak mengalami penyucian. Makanya dicatat baik-baik, kadang kala kalau sudah kena Firman saya kasih tulisan yang besar, tolong saya Tuhan, ini kekuranganku.

 

Kalau sudah egois pasti ambisi, hamba Tuhan kalau egois, tidak praktek Firman langsung disampaikan pasti ambisi, ambisinya apa? Gila hormat! Termasuk jemaat kalau tidak mau makan Firman, itu egois! Gembala sudah bergumul, ada pembukaan Firman tetapi jemaat tidak mau makan, tidak mau menerima Firman, pasti gila hormat, mau dipuji, mau dihargai, ditegur sedikit ngamuk, tersinggung, meraju. Itu karena gila hormat, maunya dipuji, diagung-agungkan. Jadi bapak ibu yang bisa menilai ketika melihat hamba Tuhan supaya bisa bersekutu, jika dia praktek Firman pasti ada kerendahan hati. Kalau tidak praktek Firman pasti sombong, maunya dipuji dan diagung-agungkan.

Galatia 5:26

5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.

 

Kalau sudah gila hormat pasti saling menantang, tantang hamba Tuhan lain, dilawan, mendengki. Dengki itu lebih tinggi dari benci dan iri. Dengki itu mau menghancurkan pelayanan orang lain. Saya bukan mau tembak-tembak orang, ini untuk saya, jangan gila hormat! Penggembalaan ini mewarisi tabiat, sebagaimana tabiat gembala begitu juga tabiat jemaat serta pelayan-pelayan Tuhan dalam gereja. Gembala gila hormat, pelayan-pelayan di dalamnya pasti gila hormat juga, mau dipuji, mau dihormati, tidak bisa direndahkan.

 

Yohanes 7:18

7:18 Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.

 

Kalau gembala yang gila hormat, Firman yang disampaikan berangkat dari dirinya sendiri, bukan dari Tuhan. Itulah Firman yang dia olah pakai logikanya sendiri, dia tafsirkan sendiri, bukan pembukaan rahasia Firman. Sehingga ketika tidak direspon positif oleh jemaat bisa marah, bisa mengamuk. Tetapi kalau itu pembukaan rahasia Firman dari Tuhan, kalau jemaat tidak respon, tinggal pukul diri saya ini tidak bergumul sungguh-sungguh mencari pembukaan rahasia Firman. Kalau sudah sungguh-sungguh bergumul lalu tidak ditanggapi dengan positif, serahkan saja pada Tuhan, itu yang benar! Tuhan yang empunya Firman.dalam Injil Yohanes dikatakan sesungguhnya sudah ada hakimnya. Nanti Firman yang dia lawan, yang tidak dia tanggapi akan menghakmi dia. Tidak usah marah kalau dituduh sesat. Yesus dituduh sesat Dia diam. Paulus meneladani Yesus, dibilang pengacau, dibilang penyesat dia diam, tidak membalas, serahkan saja kepada Tuhan. Malah di dalam sidang ketika diperhadapkan dengan raja Agripa, malah dia berdoa ‘aku berdoa supaya semua orang di dalam pengadilan ini mau menerima Yesus seperti aku, kecuali belenggu ini. Itu hamba Tuhan yang benar, biar dikata-katai tetap doakan yang lain.

 

2.      Markus 10:41

10:41  Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes.

 

Ini marah dengan emosi daging yang meluap-luap, marah tanpa kasih. Kalau begitu apakah tidak boleh marah? Boleh marah tetapi dengan kasih untuk menolong dan mengangkat orang. Seringkali kita marah tanpa kasih, marah yang meluap-luap.

Efesus 4:26

4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu

 

Matahari menunjuk kasih Allah.

Mazmur 84:12

84:12 Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.

 

Marah sampai matahari terbenam ini marah tanpa kasih, marah dengan emosi meledak-ledak, emosi meluap-luap. Contoh Yesus marah dengan kasih. Ada orang berjualan di Bait Allah, Yesus marah serta mengusir mereka dan Yesus berkata Bait Allah ini adalah rumahKu, jangan kamu jadikan sarang penyamun. Kadang orang tua marah anaknya, sudah emosi meluap-luap, sudah kata-kata yang tidak baik, sampai perkataan kotor. Jangan seperti itu.

 

Yohanes 2:14-16

2:14 Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.

2:15 Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.

2:16 Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."

 

Marah dengan emosi daging hanya menimbulkan kebencian dan perselisihan. Akibatnya doanya tidak dijawab oleh Tuhan. Kenapa doa tidak dijawab? Karena marah dengan emosi daging, menimbulkan perselisihan, kebencian. Suami marah terus sama isteri, isteri marah-marah sama suami, akhirnya doa tidak dijawab!

I Timotius 2:8

2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

 

Biar marah-marah itu semua dirobek sehingga kita bisa menaikan doa dengan hati yang bersih, hati yang suci. Dari dalam sudah suci dan bersih, mulutnya pasti bersih, tangannya pasti suci. Ini yang disebut doa laki-laki. Bukan laki-laki berdasarkan gender. Laki-laki itu simbol kekuatan, jadi ini doa yang kuat yang tembus ke takhta Tuhan, doa dari hati yang suci, mulut dan tangan yang suci.

 

3.      Markus 10:42-44

10:42 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.

10:43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,

10:44 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.

 

Tuhan ajarkan, kalau mau jadi yang terbesar, jadilah hamba. Lawan kata merendahkan diri adalah sombong. Jadi yang ketiga adalah kesombongan, merasa selalu ingin menjadi yang terkemuka = merasa mampu, merasa layak. Saya ingat Pdt. Pong Dongalemba mengatakan saya tidak berani pecat orang karena saya juga banyak kekurangan. Kalau mau pecat orang, pecat diri saya sendiri dulu. Banyak kali kami hamba Tuhan seperti itu, karena merasa sudah jadi gembala, jadi merasa mampu merasa layak, ada jemaat salah langsung dipecat! Pelayan salah langsung dipecat, langsung turunkan dari pelayanan.

 

Saya tidak berani seperti itu, dosanya yang dibuang, pelayannya yang dipertahankan. Kalau dia tidak mau singkirkan dosanya, dengan sendirinya pasti dia akan tersingkir. Orang fasik tidak akan bertahan pada perkumpulan orang benar. Kalau dia pertahankan dosa dengan sendirinya dia akan keluar. Misalkan anggota zangkoor yang lain mulutnya baik, dia sendiri mulutnya tidak baik, suatu saat dia akan tersingkir sendiri, tidak usah dipecat. Selama Yesus melayani 3,5 tahun bersama murid-muridNya, Dia sudah tahu siapa itu Yudas. waktu memanggil murid-murid kan Yesus sudah tahu dia akan menjadi pengkhianat. Tetapi pernahkah bapak ibu baca Yesus memecat Yudas Iskariot? Tidak ada! Dia keluar sendiri.

Markus 3:14,19

3:14 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil

3:19 dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.

 

Jadi kami hamba Tuhan jangan begitulah! Merasa mampu, merasa layak, mau pecat-pecat orang, singkirkan orang, jangan! Jangan terlalu gampang pecat orang, itu sombong! Tuhan tidak mau kita seperti itu.

Yohanes 6:70-71

6:70 Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."

6:71 Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.

 

Yesus tahu, apakah Tuhan Yesus salah pilih? Tidak! Ini menunjukan pada kita supaya belajar jangan menghakimi orang, jangan main pecat-pecat orang, jangan singkir-singkirkan orang, itu suatu kesombongan, merasa mampu, merasa layak, merasa benar.

 

Contoh orang sombong yang doanya tidak didengar Tuhan adalah doa orang Farisi. Semua yang hebat-hebat dia sampaikan, lalu dia tunjuk salah orang, menghakimi orang lain ‘aku tidak seperti pemungut cukai ini’. Semoga ini tertanam di hati kita. Kalau kehidupan seperti itu, pelayanan kita tidak akan maju-maju! Hamba Tuhan kalau selalu merasa benar, merasa layak lalu mau menjatuhkan orang lain, pelayanannya tidak akan maju-maju.

Lukas 18:9-14

18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:

18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.

18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;

18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

 

Saya tidak berani mengatakan hamba Tuhan itu sesat. Hanya saya tunjukan pada sidang jemaat ini ayat-ayat di Alkitab ini pengajaran benar, kalau yang seperti itu salah. Tetapi mau tunjuk personnya ini hamba Tuhan sudah sesat, sudah menyimpang, palsu, tidak berani saya. Ketika saya katakan dia sesat padahal saat itu dia sudah minta ampun kepada Tuhan dan sudah kembali pada kebenaran, saya menanggung dosanya dia. Ini orang Farisi, merasa dia layak, dia mampu, dia lebih dari orang lain sehingga menghakimi orang lain.

 

Kebalikannya kita lihat bagaimana doa pemungut cukai.

Lukas 18:13-14

18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.

 

Ini merasa tidak layak, tidak mampu, banyak kekurangan sehingga mohon ampun kepada Tuhan. Bukan malah dipertahankan. Makanya dikatakan orang ini pulang sebagai orang yang dibenarkan. Seperti itulah kalau kita datang menghadap Tuhan, setiap kita datang menghadap Tuhan biarlah kita bersikap seperti pemungut cukai, Tuhan saya tidak mampu, saya tidak layak. Sehingga sekalipun Firman keras kita bisa menerima, kita pulang sebagai orang yang dibenarkan dan disucikan.

 

Bukan malah merasa saya tahu, saya mampu, apalagi kalau merasa tahu Firman. Saya tahu itu Firman, pasti di ayat ini, pasti di sini. Orang seperti ini seperti orang farisi, pulang tidak dibenarkan oleh Tuhan, doanya tidak dijawab oleh Tuhan.

 

Memang pemungut cukai ini tidak layak, sebab bagi orang Yahudi, pemungut cukai ini disamakan dengan pelacur. Ada orang yang sebenarnya memang dia layak, tetapi bisa merendahkan diri mengaku tidak layak.

Lukas 7:1-7

7:1 Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum.

7:2 Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.

7:3 Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.

7:4 Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong,

7:5 sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami."

7:6 Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku;

7:7 sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.

 

Ini perwira yang hebat, dia merasa tidak layak, dia bisa merendahkan diri di hadapan Tuhan. Ketika kita tidak punya apa-apa kadangkala kita sombong, merasa kita benar dari orang tua. Ketika punya segala-galanya sebenarnya kesempatan untuk sombong lebih tinggi lagi, tetapi perwira ini bisa merendahkan diri. Ayo kita belajar seperti perwira ini. Pemungut cukai orang yang tidak layak, dia merendahkan diri di hadapan Tuhan. Perwira ini sebenarnya orang yang layak tetapi dia juga bisa merendahkan diri di hadapan Tuhan. Jadi bukan berdasarkan layak tidak di mata manusia. Apapun kedudukan kita, punya kedudukan, tidak punya kedudukan, kita harus bisa merendahkan diiri di hadapan Tuhan, mengaku kita tidak layak di hadapan Tuhan. Mau kaya, mau tidak kaya, harus bisa merendahkan diri di hadapan Tuhan. Mau punya ijazah atau tidak punya ijazah harus bisa merendahkan diri di hadapan Tuhan.

 

Bagaimana praktek merendahkan diri di hadapan Tuhan? Perwira ini mengatakan katakan saja sepatah kata. Tidak usah banyak-banyak, sepatah kata saja. Artinya dia sangat menghargai Firman. Sepatah katapun tidak kita biarkan lewat, kita hargai sungguh-sungguh! Isteri saya berkata saya bergumul ekstra kalau menjaga anak sambil mendengar Firman, berupaya untuk tidak melewatkan sepatah katapun. Saya dengar juga dulu mama menjaga kami 6 anak berupaya sungguh-sungguh untuk tidak melewatkan sepatah kata Firman. Lain kali ada yang anaknya tidak menangis tetapi sengaja dibikin menangis supaya bisa dibawa keluar. Kalau masih ada ibu-ibu bersikap seperti itu segera bertobat!

 

Satu kata saja dari Firman Tuhan sanggup mengadakan mujizat! Sepatah kata saja bisa menyembuhkan hambanya yang sakit. Hamba itu mengurus ekonomi majikannya. Mungkin saat ini kita datang ekonomi lagi hancur-hancuran, ayo sepatah kata dari Firman jangan dilewatkan. Praktekan, 1 kata saja bisa berkuasa untuk menyucikan dan menolong kita dari segala masalah. Kalau tidak ada keperluan besar, tidak usah keluar. Kalau bisa ditahan, tahan!

 

Kalau kita bisa menghargai Firman, Tuhan juga sangat menghargai kita. Apa yang dikatakan Tuhan Yesus tentang perwira di Kapernaum itu? Imannya sangat besar.

Lukas 7:9-10

7:9 Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!"

7:10 Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.

 

Ada kesembuhan, ada kesehatan, ada pemulihan, ada mujizat terjadi. Dengan sepatah kata Firman kita hargai, itu iman yang besar, ada mujizat Tuhan kerjakan di dalam hidup kita.

 

4.      Markus 10:45

10:45  Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

 

Yesus datang untuk melayani dan berkorban. Kebalikannya menuntut. Jadi yang keempat suka menuntut hak, terutama menuntut untuk dilayani, nomor satu kami sebagai hamba Tuhan. Yesus teladannya, terutama dalam nikah jangan menuntut. Melayani dalam nikah tidak usah terlalu menuntut mau begini mau begitu, layani saja dan rela berkorban. Yesus memberikan teladan, Dia tinggalkan sorga untuk melayani dan untuk berkorban nyawa. Koq kita manusia yang sudah hina, maunya ditinggikan, dipuji, dihormati, tidak mau berkorban apa-apa.

 

Hidup adalah hak paling asasi dari manusia, nyawa saja Yesus berikan! Mari kita juga begitu, hak kita, kita berikan kepada Tuhan. Yang penting kita melayani Tuhan, kita tidak akan kehilangan apa-apa. Tuhan sanggup menyediakan segala sesuatu yang kita butuhkan. Layani Tuhan saja, tidak usah menuntut ini, menuntut itu, nanti Tuhan berikan dengan sendirinya kepada kita. Tuhan sudah jamin.

Yesaya 49:3-4

49:3 Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."

49:4 Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."

 

Tuhan sudah jamin semuanya, suami bisa mengasihi isteri seperti mengasihi diri dan rela berkorban apapun maka isteri menjadi haknya sepenuh, tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Isteri bisa melayani suami, tunduk dan hormat pada suami, suami menjadi haknya sepenuh tidak bisa diambil orang lain. Jangan takut, kalau melakukan kewajiban dalam rumah tangga maka kita akan memperoleh hak kita. Dalam pelayanan juga kita lakukan kewajiban kita dengan sungguh-sungguh memuliakan Tuhan, Tuhan sudah menyediakan hak dan upah untuk kita, Tuhan tidak pernah menipu.

 

Saya percaya itu, isteriku adalah hakku sepenuh, tidak bisa diganggu oleh siapa-siapa, Tuhan jaga. Saya juga haknya dia, tidak boleh diganggu oleh siapapun. Orang tua juga kalau bisa mengasihi anak maka anak itu haknya orang tua yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Itu rumus nikah, lakukan kewajiban baru menerima haknya.

I Korintus 7:3-4

7:3 Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.

7:4 Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.

 

Anak mau diperlakukan baik oleh orang tua, lakukan dulu kewajiban, haknya nanti Tuhan berikan.

 

Dari 4 poin tadi, daging kita harus dirobek sampai bisa menyerah sepenuh kepada Tuhan, berharap sepenuh kepada Tuhan. Seringkali keadaan kita yang mau menyerah sepenuh kepada Tuhan seperti anak kecil yang mau dilepaskan dari asi, anak yang disapih

Mazmur 131:1-3

131:1 Nyanyian ziarah Daud. TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.

131:2 Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.

131:3 Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!

 

Ini keadaan orang yang berharap kepada Tuhan. Artinya apa? Diputus dari sumber penghidupan, diputus dari sesuatu yang dia harapkan, yang dia kasihi dan dia andalkan. Dan pasti mengalami kegoncangan! Ketika kita mengandalkan gaji, lalu tiba-tiba dapat PHK, pati goncang. Mengapa Tuhan izinkan demikian? Supaya berharap sepenuh kepada Tuhan. Sebab kadang secara tidak sadar, masih berharap pada kekuatan diri sendiri atau sesuatu dari dunia ini. Dalam keadaan susah dan sulit, mulut mengaku selalu berharap sepenuh kepada Tuhan tetapi kadang tidak sadar berharap sesuatu di dunia ini.

 

Tuhan izinkan semua terjadi supaya kita berharap sepenuh kepada Tuhan, tidak berharap apa-apa lagi dari dunia ini. Apa bukti kita berharap sepenuh kepada Tuhan? Diam dan tenang. Diam koreksi diri, kalau ada dosa diselesaikan. Tenang, kuasai diri, berdoa menyembah Tuhan. Badai Tuhan izinkan terjadi supaya diam dan tenang.

Markus 4:37-39

4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.

4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"

4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.

 

Tuhan izinkan badai menerpa. Sementara lagi primanya, tiba-tiba stroke. Satu bapak di Tonusu kuat sekali kerja, tiba-tiba habis ibadah kenaikan besoknya stroke. Isterinya yang bergantung  pada suaminya sudah tidak bisa lagi. Tetapi Tuhan pelihara. Satu ketika beliau bercakap-cakap dengan saya, saya baru tahu sekarang bagaimana jadi hamba Tuhan sepenuh, saya tidak bisa kerja lagi, tidak bisa ini dan itu, tetapi Tuhan pelihara, saya bisa makan, bisa untuk kebutuhan sehari-hari.

 

Berharap sepenuh kepada Tuhan, diam, tenang, periksa diri, koreksi diri, hanya berdoa menyembah menyembah. Badai hidup menerpa, mulut kita hanya berseru berserah kepada Tuhan. Tuhan menyelesaikan semuanya, semua teduh, kita bisa berlayar sampai ke pelabuhan damai sejahtera, sampai di Yerusalem Baru.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar