Salam sejahtera
di dalam kasih Tuhan Yesus
Kristus.
Wahyu 7:9-11
7:9 Kemudian dari pada itu aku melihat:
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung
banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan
takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun
palem di tangan mereka.
7:10 Dan dengan suara nyaring mereka berseru:
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak
Domba!"
7:11 Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta
dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu
dan menyembah Allah,
Ini
adalah kemenangan dari umat Tuhan, anak Tuhan dan hamba Tuhan yang melayani
Tuhan yang berhasil masuk dalam perobekan daging. Kalau daging dirobek otomatis
darah mengalir, itulah arti sengsara. Dan ini adalah lanjutan dari daftar
144.000 bangsa Israel asli. Mereka adalah kehidupan yang mampu atau sanggup
dalam perobekan daging.
Dunia
yang kita hadapi ini dan di mana kita berdomisili ini, kita tahu ada dua garis
keturunan. Ini tidak pernah akur dan selalu perang. Garis Kristus itu adalah
benih perempuan.
Kejadian 3:15
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Benih
perempuan ini suasananya suci,
dimulai dari Adam, Set, melalui Golgota menuju Yerusalem Baru. Ini garis
Kristus. Semoga kita semua yang hadir ada pada posisi ini, kita ada pada garis
Kristus, garis benih dari perempuan, garis yang suci. Ada garis yang lain yang
tidak pernah akur dan selalu ada perang yaitu garis antikristus. Dia adalah
benih ular. suasanannya
najis. Dimulai dari Kain, melalui Babel, menuju lautan api yang besar.
Inilah
yang kita hadapi
sekarang, peperangan
yang dimenangkan oleh garis Kristus. Jika kita ada
pada jalur atau garis Kristus maka ada jaminan, ada janji Tuhan untuk kita
meraih kemenangan. Dalam Wahyu 7:9 tadi kita baca dari segala, bangsa, suku, kaum
dan bahasa, semua memegang daun palem. Ini adalah tanda kemenangan dari umat
Tuhan. Palem atau korma ini kalau kita lihat ada hubungannya dengan Yesus
sebagai Raja, makanya ada takhta di situ. Mereka berdiri di hadapan Takhta dan
di hadapan Anak Domba.
Jadi
orang yang menang ini adalah orang yang tidak pernah surut imannya, selalu
menghormati Yesus sebagai Raja. Disebut mereka berdiri, berarti memberikan
penghormatan. Apakah kita sebagai umat Tuhan yang mengaku dari jalur Kristus,
adakah tanda ini. Adakah kita selalu memberikan penghormatan kepada Raja yang
duduk ditakhta. Raja ini selalu digandeng dengan predikat Anak Domba.
Jadi
Raja yang duduk di takhta itu adalah pribadi yang dulu menyatakan diri sebagai Anak
Domba yang mengerjakan pekerjaan penebusan. Ketika mengerjakan pekerjaan
penebusan, benar-benar Raja itu masuk dalam perobekan daging. Kita umat Tuhan,
jika mengalami sengsara sedikit kita sudah mengeluh. Bagaimana kita bisa berada
di sana, berdiri di situ, di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba jika kita
mengalami sengsara sedikit kita sudah mengomel dan mengeluh. Jika dibandingkan
dengan Ibrani 10:32 umat Tuhan itu bahkan harta mereka dirampas tetapi tidak
ada keluhan, malah mereka bersukacita.
Ibrani 10:32
10:32 Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu
menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam
perjuangan yang berat,
Sesudah
menerima terang berarti sesudah berada pada jalur atau garis Kristus. Alkitab
mengatakan memang kita ditentukan untuk sengsara.
I Tesalonika 3:3
3:3 supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena
kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu.
Kita
ditentukan karena kita ada pada jalur garis Kristus. Kalau kita ada pada jalur Kristus maka jalur ular atau
jalur antikristus tidak akan senang pada kita. Dengan berbagai upaya dia akan
menyerang kita. Tetapi dibuktikan dalam Wahyu 7:9 mereka menang.
Ibrani 10:33
10:33 baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan
dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka
yang diperlakukan sedemikian.
Sementara
dicerca dan menderita, masih juga mereka bisa mengambil bagian dalam
penderitaan orang lain. Hebat, ini rohani yang mantap!
Ibrani 10:34
10:34 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam
penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima
hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih
baik dan yang lebih menetap sifatnya.
Coba
bagaimana, apakah kita bisa jadi seperti ini? Apa yang menyebabkan mereka tetap
bersukacita? Sebab mereka tahu hal ini:
Ibrani 10:35
10:35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan
kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
Ini
yang menjadi landasan mereka. Kalau soal yang jasmani silahkan rampas, tetapi
mereka memiliki harta yang kekal dan menetap sifatnya.
Ibrani 10:36-37
10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah
kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
10:37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu
lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan
kedatangan-Nya.
Ini
ditulis 2000 tahun yang lampau, apalagi zaman kita sekarang. Kita sudah masuk
pada masa
penggenapan.
Kitab
Wahyu ini bercerita tentang
1.
Kedatangan
Tuhan pada kali yang kedua. Dikatakan tadi waktu tinggal sedikit tanpa
menangguhkan kedatanganNya. Berarti kita
ada pada saat-saat kedatangan Tuhan pada kali yang
kedua.
2.
Gereja
Tuhan yang sempurna yang berhasil masuk dalam perobekan daging. Itulah Mempelai
Wanita yang tetap ada di
dalam garis keturunan Kristus. Suasananya suci, dari Adam, Set, kemudian
melalui Golgota dan berakhir di Yerusalem Baru.
3.
Kita
diperhadapkan oleh Tuhan bagaimana kehancuran Babel, gereja palsu. Ini garis
keturunan antikristus. Benih ular dari Kain, kemudian menuju ke Babel dan
berakhir di lautan api.
4.
Konflik
yang paling besar antara Kristus dan antikristus, antara terang dengan gelap
dan dimenangkan oleh Kristus. Inilah yang kita hadapi, pergumulan yang hebat
bagi kita gereja Tuhan akhir zaman ini. Tetapi kuasa terang pasti menang dan
dibuktikan dengan kemenangan dalam Wahyu pasal 7 ini.
Wahyu 7:9
7:9 Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya,
suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di
hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan
mereka.
Kepada
kita sekarang ini Tuhan ajukan dua pilihan, mau menerima sengsara sekarang atau
menerima sengsara yang akan datang. Bagiku saya mau menerima sengsara sekarang
dari pada sengsara yang akan datang. Saya bodoh kalau memilih sengsara 3,5
tahun aniaya antikristus. Saya tidak ingin menuju ke sana, tetapi saya mau menerima sengsara sekarang. Jika dihubungkan
dengan Ibrani 10:36, sengsara sekarang ini menghasilkan ketekunan. Tujuannya
memang itu.
Roma 5:3
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga
dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan
ketekunan,
Bahasa
ini secara
manusia tidak logis,
masakan dalam sengsara malah bermegah. Tetapi catatan Alkitab mengatakan seperti
itu dalam surat Ibrani. Dalam II Korintus pasal 8 itu juga terjadi pada jemaat
Makedonia. Jemaat Makedonia ini bukan hanya sidang jemaat Makedonia tetapi ada
juga jemaat Filipi, Kolose, Tesalonika, mereka itu ada di wilayah Makedonia. Mereka justru
bersukacita.
Roma 5:4-5
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji
menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih
Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita.
Jika
berita ini disampaikan, pasti hati kita mengkerut, tidak mampu, tidak sanggup.
Sementara dalam suasana seperti ini, lalu ditawarkan dari orang lain untuk meninggalkan
iman dan
memperoleh kekayaan berlimpah, maka itu dia anggap peluang emas dari pada dia sengsara. Satu kekasih
ditanya “kenapa kau rela menikah dengan perempuan itu?”. Lalu dia menjawab “dari
pada saya menderita terus, lebih baik saya menikah dengan dia karena kaya. Tetapi imannya gugur. Banyak kali
hal ini terjadi, malah mencari solusi yang salah. Ada lagi kebalikannya “kenapa
kau rela menikah dengan laki-laki itu?”. Dijawab “dari pada saya menderita
terus, lebih baik saya dengan dia. Di rumahnya ada kursi roda. Kalau berpergian
tidak injak tanah. Dari rumah langsung masuk mobil”. Ini kadang solusi yang
kita tidak sadari bahwa berhasil garis keturunan antikristus berhasil merebut
kehidupan itu. Ini jangan terjadi pada kehidupan kita.
Makanya
kita pilih yang mana, sengsara sekarang atau yang akan datang. Sengsara yang
akan datang ini sudah dekat. Mereka sekarang ini sedang menghimpun kekuatan yang
sangat dahsyat untuk melawan garis keturunan Kristus. Tetapi Firman Tuhan sudah
memberi jawaban, kemenangan ada pada garis keturunan Kristus. Kalau kita tahu
garis keturunan itu tidak akan menang, kenapa kita pilih garis anti Kristus, berarti memilih untuk kalah dan memilih lautan api. Padahal hanya
sesaat dia menikmati. Berapa lama dia menikmati? Apakah usia manusia dia yang
tentukan? Tidak! Betapa bodohnya kalau kita menempuh cara yang salah. Lebih
baik kita masuk dalam derita sengsara sekarang yaitu perobekan daging.
Wahyu 7:15
7:15 Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah
dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta
itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
Ini
adalah orang-orang yang selama ini selalu terlibat dalam pelayanan. Itu sesuai
dengan 144.000 yang dimeterai itu adalah hamba Allah kami, itu inti. Yang kita
baca sekarang ini adalah bangsa kafir, tidak terbilang banyaknya, tidak
ditentukan bilangannya. Saya
mau ada di sana. Saya merindu sebagai seorang hamba Tuhan ada di sana. Karena
memang di dalam pelayanan ini, sebagai hamba Tuhan, kita ini hamba-hamba
kebenaran, otomatis tidak pernah lepas dengan korban bakaran, korban penghapus
dosa, ini tanda darah! Makanya menjadi hamba Tuhan, menjadi hamba kebenaran,
tidak bisa kita mengelak, kita harus ada tanda darah. Kita lihat dulu bagaimana
tahbisan hamba Tuhan. Tetapi jangan jemaat berkata “ini tidak kena saya” justru untuk kita semua.
Keluaran 29:4
29:4 Lalu kausuruhlah Harun dan anak-anaknya datang ke
pintu Kemah Pertemuan dan haruslah engkau membasuh mereka dengan air.
Orang
yang mau terlibat dalam pelayanan menjadi hamba kebenaran, mereka semua
dibasuh. Jadi saudara dan saya mendapatkan pembasuhan yang sama, tidak boleh beda.
Saya dibasuh oleh air, saudara dibasuh oleh air, tidak beda. Dan dilayani oleh
Musa, hamba Tuhan. Jadi kesimpulannya, sebagai persyaratannya menjadi hamba
kebenaran yang nanti berkelanjutan sampai di sorga tidak hanya sampai di sini,
beri dirimu dibasuh oleh air. Tidak beda, semua sama, air yang sama, caranya
sama. Gereja Tuhan (jemaat) jangan
memberi diri dibasuh tetapi beda.
Keluaran 29:20
29:20 Haruslah kausembelih domba jantan itu,
kauambillah sedikit dari darahnya dan kaububuh pada cuping telinga kanan Harun
dan pada cuping telinga kanan anak-anaknya, pada ibu jari tangan kanan dan pada
ibu jari kaki kanan mereka, dan darah selebihnya kausiramkanlah pada mezbah
sekelilingnya.
Berarti
ada tanda darah. Lebih dahulu di telinga,
sebab telinga ini adalah pintu masuknya Firman, harus ada tanda darah. Makanya
banyak anak Tuhan tidak mampu menerima Firman Tuhan karena tidak ada tanda
darah. Tidak mau sengsara, maunya hanya dengar Firman Tuhan yang enak-enak/ dongeng. 2
Timotius 4:3-4
Telinga
ini ada di kepala. Berarti itu semua mewarnai pemikiran kita. Cara kita
berpikir harus ada tanda darah. Kalau itu ada maka pelepah korma atau palem
pasti ada di tangan kita. Kalau itu ada berarti itu tanda penghargaan kita
kepada Raja. Begitu Yesus masuk di Yerusalem, Dia disambut oleh orang banyak di
tepi jalan dan mereka mengiring Yesus dengan membawa pelepah korma. Kemudian
pada pesta pondok daun-daunan juga ada pelepah korma.
Bagaimana
kalau kita mau menghindar diri dari sengsara sekarang (perobekan daging), kita beribadah mencari yang enak-enak. Orang seperti itu sulit masuk tubuh Kristus, nantinya akan pindah pada jalur keturunan
antikristus. Karena hanya jalur keturunan Kristus yang menang, yang menghormati
Raja itu yang menang.
Cuping
telinga kanan kemudian ibu jari tangan kanan, semua sebelah kanan. Darah itu
harus disiramkan di sekitar mezbah. Mezbah itu adalah salib. Pada salib ada
kehidupan. Jangankan menghadai sengsara, tidak makan, tidak minum atau diambil
orang jubah kita, kita sudah mengamuk.
Sebelah
kanan adalah tempat yang dihormati, orang yang dipercaya. Ketika pintu masuk
Firman itu telinga ada tanda
darah berarti kita adalah orang yang dipercaya dan dihormati Tuhan. Maukah
saudara menerima percikan darah ini supaya saudara tidak masuk dalam sengsara
yang besar. Relakanlah telingamu dipercikan dengan darah, setajam apapun Firman
Tuhan terima dan praktekan. Kalau ada tanda darah maka Firman leluasa bergerak
dan kita bisa menjadi anak Tuhan yang tangguh menghadapi apapun omongan orang.
Maka pelepah korma ada pada tangan saudara. Walaupun orang caci maki, kita
diam. Seperti dalam Ibrani 10:34. Dicaci maki mereka diam, dirampas hartanya
mereka diam, bahkan mereka sudah menderita masih mau menolong orang yang menderita. Itu adalah karakter Kristus, dalam
sengsaraNya Dia menolong orang yang sengsara. Ini yang diteladani orang-orang
Ibrani yang beribadah di rumah.
Ayub 36:15
36:15 Dengan sengsara Ia menyelamatkan orang sengsara,
dengan penindasan Ia membuka telinga mereka.
Kita
sebenarnya sengsara/menderita di
dalam dosa. Ujung-ujung sengsaranya adalah di lautan api. Tetapi Yesus rela
sengsara bagi kita. Itulah yang ditulis oleh Paulus kepada orang-orang Ibrani
ini. Tidak disebut jemaat orang-orang Yahudi, tetapi digunakan istilah lama
yaitu Ibrani.
Jadi
darah itu harus kena telinga kanan saudara. Jika Firman bisa masuk karena ada
tanda darah, berarti kita bisa menerima Firman setajam apapun yang akan
mengoperasi saya dan saudara. Ini adalah bagian dari pentahbisan hamba-hamba
Tuhan. Dalam Wahyu pasal 7 dikatakan mereka menjadi pelayan-pelayan Tuhan siang
dan malam.
Wahyu 7:15
7:15 Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah
dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta
itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
Kenapa
masih digunakan siang dan malam padahal di Yerusalem Baru tidak ada malam lagi.
Di sini siang menunjukkan waktu nyaman dan aman. Malam menunjukkan suasana
berat, sengsara, cobaan. Tetapi mereka tidak pernah berkata “waktu siang saja
saya melayani, kalau malam saya tidak sanggup”. Jangan berkata waktu tenang dan senang saya
mau melayani tetapi dalam kesusahan saya tidak mau melayani, ini bukan hamba
kebenaran. Kita harus menerima dua-duanya, dalam suasana tidak nyaman kita
tetap melayani itu malam, dalam suasana nyaman kita melayani. Itu karena darah di
telinganya sebelah kanannya. Dia merasa orang yang dipercaya dan dihormati.
Kemudian
darah itu ditaruh pada ibu jari sebelah kanan. Ini adalah pelayanan atau
perbuatan. Bagaimana bentuk perbuatan kita? Ibu jari tangan kanan kena darah,
harus ada bukti kita ada perbuatan sekalipun dalam derita sengsara. Ada
perbuatan pelayanan dalam derita sengsara.
Telinga
kanan kalau tidak kena darah maka nanti akan muncul yang lain.
II Timotius 4:3
4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat
lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut
kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
Tidak
lagi menerima ajaran sehat berarti tidak ada darah di telinga kanannya.
I Timotius 4:4
4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran
dan membukanya bagi dongeng.
Yang
disebut ini adalah pengikut Kristus, orang Kristen, tadinya ada di jalur
Kristus tetapi melenceng, menyeleweng. Dia hanya suka dengar yang enak-enak.
Kalau yang keras mereka tidak suka, kenapa? Karena tidak ada tanda darah di
telinganya. Bukan hanya jemaat, hamba Tuhan pun banyak yang seperti ini, tidak
mampu mendengar Firman yang keras karena tidak ada tanda darah di telinganya.
Jika
tidak ada tanda darah di ibu jari tangan kanan maka ini yang akan terjadi:
Lukas 12:16-17
12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu
perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah
hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku
perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil
tanahku.
Dia
bukan bertanya pada Tuhan tetapi ini monolog, dia bertanya pada hatinya
sendiri. Di semua bank rekeningnya ada. Karena tidak ada tanda darah di ibu
jari tangan kanannya maka ini yang dia perbuat.
Lukas 12:18-20
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku
akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan
aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku:
Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya;
beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang
bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah
kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
Ternyata
orang yang tidak ada tanda darah di ibu jari tangan kanannya adalah orang
bodoh.
Lukas 12:21
12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang
mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan
Allah."
Bagaimana
mau masuk sorga kalau selama hidupnya tidak pernah cerita sorga, cuma bajunya
yang Kristen. Selama hidupnya tidak pernah cerita sorga, tidak pernah cerita
tentang Yesus, yang dia pikirkan hanya bisnis, hanya usahanya.
Ini
pembelajaran bagi kita, karena tidak ada darah di ibu jari tangan kanan. Dia
tidak mencari tempat terhormat, tidak mencari tempat yang dipercaya lewat
perbuatannya. Bagaimana bisa ada pelepah korma di tangannya.
Dikatakan
dari segala suku, bangsa, kaum dan bahasa ada, tak terbilang banyaknya. Ngeri
kalau saya baca di sini kemudian kita tidak ada yang terserap di sana. Kenapa
bisa tidak ada di sana? Berawal telinga kita tidak ada tanda darah. Mendengar
Firman malah jadi muring-muring. Apalagi kalau sudah bicara sengsara “aku tidak
setuju, aku tidak terima! Aku mau ikut Tuhan nyaman-nyaman saja”. Makanya II
Timotius 4:3-4 menjadi bagiannya, itulah tipe orang Kristen yang banyak sekarang ini.
II Timotius 4:3-4
4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat
lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut
kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran
dan membukanya bagi dongeng.
Kemudian
ibu jari kaki kanan harus kena darah. Sudah sejauh mana kita kokoh dalam
pendirian rangkulan kita terhadap Firman pengajaran. Kadang baru angin
sepoi-sepoi kita sudah berkata “sayonara Yesus”. Belum menghadapi tantangan
berat sudah berkata kepada Yesus “aloha”. Itu berarti tidak kokoh, tidak teguh
pendiriannya. Itu sebabnya dalam Ibrani 12:12 dikatakan jangan lututmu goyah.
Ibrani 12:12-13
12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut
yang goyah;
12:13 dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang
pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
Bagaimana
supaya jangan goyah? Lihat ibu jari kaki kananmu, harus ada darah korban
Kristus.
Akhir
zaman ini apa yang mereka lakukan?
Wahyu 7:9
7:9 Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya,
suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di
hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan
mereka.
Ini
bangsa kafir yang rela masuk dalam perobekan daging. Ini sengsara sekarang,
jangan sengsara yang akan datang. Pdt. In Yuwono selalu mengatakan dari mimbar
“saya mengaku saya tidak akan sanggup masuk dalam aniaya antikristus”.
Dikatakan
dari segala bangsa. Berarti semua bangsa ada walaupun dari satu bangsa mungkin
hanya 1 atau 10 orang. Bawa dirimu menggenapi itu semua. Mengapa mereka memakai
jubah putih? Sebab mereka sudah basuh di darah Anak Domba Allah. Artinya
kehidupan mereka rela tenggelam, rela terjun, rela berenang di dalam darah Anak
Domba Allah. Mereka tidak ngeri, tidak mengelak. Sebab ini yang jamin keselamatan.
1 Petrus 1:19
1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama
seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Wahyu 7:10
7:10 Dan dengan suara nyaring mereka berseru:
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak
Domba!"
Sementara
mereka memegang daun palem, suara mereka juga menggelegar. Dan posisi mereka
berdiri. Kalau namanya berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, itu
membuktikan mereka memberikan penghormatan kepada Raja. Dan bukan hanya saat
itu, tetapi dengan adanya daun palem di tangan mereka berarti mereka ini selama
ini suka memberikan penghormatan terhadap Raja itu. Makanya ketika Yesus masuk
ke Yerusalem, ada pelepah-pelepah palem di tangan mereka mengiringi Yesus. Dan
apa kata mereka? Hosana.
Yohanes 12:12-13,15
12:12 Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang
merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem,
12:13 mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi
menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang
dalam nama Tuhan, Raja Israel!"
12:15 "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah,
Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai."
Jadi
Hosana dan daun palem ini ada hubungannya dengan keberadaan Yesus sebagai Raja.
Jangan kita hanya menyanyi hosana. Hosana artinya:
1.
Selamatkan
kami
2.
Inilah
doa kami
Kalau
itu doa dan seruan selamatkan kami, maka itu dijawab. Jawabannya saudara lihat
dalam Wahyu 7:9-17. Orang-orang ini adalah orang yang selalu memberikan
penghormatan kepada Raja. Yesus adalah Raja. Raja itu sumbernya hukum. Jadi Yesus, sumbernya Firman. Firman itu
adalah hukum bagi kita.
Berdiri
itu artinya memberi penghormatan. Arti kedua selalu siap menerima komando.
Kalau telinga ada tanda darah maka setajam atau sekeras apapun kita bisa
menerima Firman dan kita menikmati pekerjaan pembasuhan Firman.
Pelepah
palem ini juga masuk dalam pesta pondok daun-daunan.
Imamat 23:40
23:40 Pada hari yang pertama kamu harus mengambil
buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma,
ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan
kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.
Dari
tujuh pelepah pohon yang diambil menjadi atap, salah satunya adalah pelepah
pohon korma. Bagaimana ini kita peroleh?
Mazmur 92:13-14
92:13 Orang benar akan bertunas seperti pohon korma,
akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;
92:14 mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas
di pelataran Allah kita.
Kalau
mau kita ada pelepah korma sebagai bukti penghargaan kita kepada Yesus sebagai
Raja, kita siap menerima komando dan sebagai bukti kita ada dalam kemenangan
maka kita harus tumbuh di dalam Bait Allah, harus selalu ada di dalam Bait
Allah. Ditanam di Bait Allah tetapi keluar tunasnya di halaman.
Mazmur 92:15
92:15 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi
gemuk dan segar,
Menjadi
gemuk artinya sehat rohaninya.
Mazmur 92:16
92:16 untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa
Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Kalau
kehidupan itu selalu menghormati Yesus yang adalah Raja, kemudian selalu sedia
menerima komando atau hukum karena telinga kanannya ada tanda darah, ibu jari
tangan ada tanda darah, ibu jari kaki ada tanda darah. Baik pikiran, perbuatan
dan pendiriannya ada tanda darah maka kehidupan seperti itu tumbuh di Bait
Allah.
Kenapa
dia menjadi gemuk dan segar? Karena di rumah Tuhan kita akan disegarkan dan
dikenyangkan oleh Tuhan. Kalau kita ada di dalam penggembalaan Tuhan di rumah
Tuhan, di Bait Allah maka kita selalu dikenyangkan oleh Tuhan.
Mazmur 65:5
65:5 Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang
Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang
dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus.
Benar-benar
dia adalah orang pilihan Tuhan. Orang pilihannya Tuhan itu dipanggil mendekat
dan diam di pelataran. Bukan cuma di pelataran tetapi dia dijamin kenyang
dengan segala kebaikan. Bukan cuma kenyang dengan kebaikan, tetapi dijamu Tuhan
dengan segala kebaikan di Bait Tuhan yang kudus.
Jangan
coba kita meringankan penggembalaan. Justru di sana kita akan dikenyangkan oleh
Tuhan, di Bait Allah, di rumah Tuhan. Sekaligus kita punya pelepah kurma. Bukti secara rohani orang itu punya
pelepah kurma adalah dia selalu menghormati Raja di atas segala
raja. Yang berikutnya dia selalu siap menerima komando. Komando itu ada di
takhta Allah, takhta Allah di rumah Tuhan. Bagaimana mau menerima komando kalau
jauh dari rumah Tuhan. Jangan kita seperti itu, sengsara di depan sudah
mendekat. Saya pilih sengsara sekarang. Walaupun sakit tetapi tidak akan
menghancurkan saya. Sengsara sekarang akan berakhir dengan kemuliaan. Tetapi
sengsara yang akan datang bukan berakhir dengan kemuliaan namun berakhir dengan
kehancuran untuk selama-lamanya. Ini jangan sampai terjadi pada kita.
Makanya
ibadah kita harus selalu ditandai darah. Yang selalu menjadi hambatan
mengganggu kita adalah hal-hal ini, itu sebabnya harus dibakar. Ada tiga hal
yang harus dibakar sebagai hamba Tuhan, sebagai abdi Allah. Dibakar ini berarti
sengsara.
Keluaran 29:14
29:14 Tetapi daging lembu jantan itu, kulitnya dan
kotorannya haruslah kaubakar habis dengan api di luar perkemahan, itulah korban
penghapus dosa.
1.
Daging = hawa nafsu daging kita harus dibakar dengan api Firman, api Roh Kudus
dan api penyembahan. Sebab tiga alat di ruangan kudus semua ada api. Di atas
meja roti sajian ada api di situ, ada kemenyan yang dibakar. Di pelita emas ada
api menyala. Di mezbah dupa juga ada api. Untuk apa? Membakar daging kita.
Keinginan nafsu daging kita ini yang banyak kali menyerat anak-anak Tuhan dan
hamba-hamba Tuhan, sebab tidak mau bersekutu dengan alat yang ada api.
Bagaimana bisa bersekutu dengan Firman pengajaran yang keras jika tidak
menerima tanda darah. Tidak ada satu alatpun di Tabernakel yang tidak dipercik
dengan darah dan dipercik dengan minyak.
Keinginan daging ini yang
menjadi hambatan sehingga kita tidak akan ada dalam himpunan yang besar ini. Kita tidak bisa menjadi Mempelai
karena diseret oleh hawa nafsu daging kita.
2.
Kulit
artinya dosa turunan, dosa yang kita warisi
dari nenek moyang kita. Itu yang harus dibakar. Seringkali kalau ada cucu yang
lahir langsung dikatakan, persis kulit opanya. Itu sebabnya kulit menunjukkan
dosa turunan yang kita warisi dari nenek moyang, kenapa ini kita pertahankan.
Itu harus dibersihkan, harus dibakar. Kenapa dia pertahankan dosa turunan? Dia
dari jalur Kristus tetapi menyeleweng. Tidak mau menerima darah di cuping
telinga kanannya, tidak mau menerima darah di ibu jari tangan kanannya, tidak
mau menerima darah di ibu jari kaki kanannya. Dia pertahankan mati-matian warisan nenek moyang.
1 Petrus 1:18
1:18 Sebab kamu
tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi
dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak
atau emas,
3.
Kemudian
kotoran juga harus dibakar di luar. Kotoran ini hubungannya dengan perut.
Jadi
dosa hawa nafsu kesimpulannya daging. Kulit itu dosa keturunan menunjuk iblis.
Kotoran yang hubungannya dengan perut itu menunjuk dunia. Jadi tiga ini,
daging, iblis dan dunia, itulah yang mengganjal perjalanan kita. Dunia tanpa saudara sadar banyak menyeret anak muda. Saya
sebagai gembala, jika ada domba yang jatuh di lubang saya tidak katakan “baru
kau rasa!”. Tetapi harus saya tolong dan saya angkat. Itu tugas kami gembala.
Daging,
iblis dan dunia ini yang harus kita bakar. Bukan iblis yang kita bakar tetapi
dosa turunan yang kita bakar. Kemudian kotoran dibakar, itu menunjuk kemuliaan dunia, jangan kita kedepankan soal
perut.
Roma 16:17
16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara,
supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang
telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah
mereka!
Yang
bertentangan pengajaran yang telah diterima, bukan berarti ini orang luar, ini
orang Kristen. Tetapi sudah bertentangan dengan pengajaran sebab tidak ada
tanda darah, tidak mau bakar itu daging, tidak mau bakar itu kulit, tidak mau
bakar itu kotoran.
Roma 16:18
16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani
Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata
mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang
yang tulus hatinya.
Melayani
perut mereka, berarti kotoran tidak mereka bakar. Bagaimana bisa ada pelepah
korma, bagaimana bisa ada daun palem. Kalau dia bakar berarti itu bukti orang
yang ada di Bait Allah. Selalu dia mendengar Firman Allah yang bagaikan api,
Roh Kudus bagaikan api, penyembahan kaitannya dengan kasih Allah itu juga
adalah api. Orang yang melayani kedepankan perut mereka ini mencari orang yang tulus untuk ditipu, dia mencari
saudara.
Saya
mau sengsara sekarang, jangan sengsara yang akan datang. Lebih baik sekarang
kita rela sengsara. Bagaimana kita menghadapi dunia akhir zaman ini.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar