Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Imamat 24:17-23
24:17 Juga apabila seseorang membunuh seorang manusia, pastilah ia dihukum mati.
24:18 Tetapi siapa yang memukul mati seekor ternak, harus membayar gantinya, seekor ganti seekor.
24:19 Apabila seseorang membuat orang sesamanya bercacat, maka seperti yang telah dilakukannya, begitulah harus dilakukan kepadanya:
24:20 patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya.
24:21 Siapa yang memukul mati seekor ternak, ia harus membayar gantinya, tetapi siapa yang membunuh seorang manusia, ia harus dihukum mati.
24:22 Satu hukum berlaku bagi kamu, baik bagi orang asing maupun bagi orang Israel asli, sebab Akulah TUHAN, Allahmu."
24:23 Demikianlah Musa menyampaikan firman itu kepada orang Israel, lalu dibawalah orang yang mengutuk itu ke luar perkemahan, dan dilontarilah dia dengan batu. Maka orang Israel melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
Ini dampak dari ajaran campur yaitu ada roh kekerasan. Ada 3 bentuk roh kekerasan:
1. Ayat 17 & 21b membunuh manusia
2. Ayat 18 & 21a membunuh ternak
3. Ayat 19-20 membuat orang lain cacat
Kita masih mempelajari bentuk roh kekerasan yang kedua yaitu membunuh ternak. Ternak itu untuk keperluan ibadah.
Keluaran 10:26
10:26 Dan juga ternak kami harus turut beserta kami dan satu kaki pun tidak akan tinggal, sebab dari ternak itulah kami harus ambil untuk beribadah kepada TUHAN, Allah kami; dan kami tidak tahu, dengan apa kami harus beribadah kepada TUHAN, sebelum kami sampai di sana."
Jadi membunuh ternak sama dengan ibadah yang mati, ibadah tanpa penyucian. Jangan sampai ibadah kita ibadah yang mati yaitu ibadah tanpa penyucian. Suatu ibadah atau kebaktian, ada penyelenggaranya yaitu hamba Tuhan, dalam hal ini gembala. Penyelenggara ini yang menentukan ibadah itu hidup atau ibadah itu mati. Kalau penyelenggaranya benar maka ibadahnya hidup, kalau penyelenggaranya salah maka ibadahnya mati.
Ulangan 18:5
18:5 Sebab dialah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu, supaya ia senantiasa melayani TUHAN dan menyelenggarakan kebaktian demi nama-Nya, ia dan anak-anaknya.
Ini imam dari suku Lewi, sekarang menunjukan hamba Tuhan yang benar tahbisannya. Dia yang menyelenggarakan kebaktian demi nama Tuhan. Nama Tuhan itu kudus, nama Tuhan dahsyat. Nama Tuhan itu higiest, higietzo artinya dahsyat menyucikan. Kalau penyelenggaranya tidak benar tahbisannya, berarti kebaktiannya bukan demi nama Tuhan. Sekalipun dia mengatakan Yesus, tetapi bukan demi nama Tuhan, tidak ada penyucian di dalamnya.
Bilangan 8:19; 18:5
8:19 dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus."
18:5 Dan kamu ini haruslah melakukan kewajibanmu mengenai tempat kudus dan kewajibanmu mengenai mezbah, supaya orang Israel jangan lagi tertimpa oleh murka.
Kalau imam dari suku Lewi yang menyelenggarakan kebaktian itu salah, maka umat kena tulah! Jadi sekali lagi, penyelenggara kebaktian ini yang menentukan ibadahnya hidup atau mati. Kalau hamba Tuhan salah tahbisannya, jemaat kena tulah, ibadahnya adalah ibadah yang mati. Sebab itu bapak ibu, kita harus memperhatikan jika memasuki suatu persekutuan. Jangan asal dalam bersekutu, dalam beribadah, perhatikan penyelenggaranya, benar atau tidak tahbisannya. Jangan berkata “yang penting beribadah” ibadah itu bukan cuma sekedar upacara, kalau penyelenggaranya salah maka umat kena tulah. Itu yang kita jaga, makanya jangan asal bersekutu, jangan asal beribadah, jangan asal bawa diri tergembala. Lihat tahbisan hamba Tuhannya benar atau tidak.
Yang pertama kali ditahbiskan sebagai imam untuk menyelenggarakan kebaktian adalah Harun dan anak-anaknya.
Keluaran 28:1
28:1 "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku -- Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
Dari sini kita belajar tanda-tanda atau karakter hamba Tuhan yang benar tahbisannya yang dipakai oleh Tuhan untuk menyelenggarakan ibadah yang hidup. Persekutuan atau fellowship itu mewarisi tabiat. Kalau hamba Tuhan atau gembalanya benar, tabiatnya akan turun pada sidang jemaat. Tetapi kalau hamba Tuhannya salah, maka itu juga akan turun pada jemaat, jemaat juga salah. Sebab itu penting sekali kita lihat siapa penyelenggaranya. Jangan sampai kita masuk ternyata salah tahbisan penyelenggaranya sehingga ketika kita pulang malah mewarisi tabiatnya yang salah.
1. Harun ini abangnya Musa, tetapi 2 kali dia menyapa Musa sebagai tuannya. Dan itu dia lakukan ketika dia sadar bahwa dia salah. Yang pertama waktu menyembah lembu emas, Musa marah dan Harun datang lalu menyapa Musa “tuanku”. Harun sadar dia salah.
Keluaran 32:22
32:22 Tetapi jawab Harun: "Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata.
Yang kedua waktu Harun dan Miryam mengata-ngatai Musa sehingga Miryam kena kusta. Harun juga sadar dia salah sehingga menyapa Musa “tuanku”
Bilangan 12:11
12:11 Lalu kata Harun kepada Musa: "Ah tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam kebodohan kami.
Dari ayat-ayat ini kita melihat karakter hamba Tuhan yang benar, yang dipakai Tuhan. Semoga karakter ini juga turun kepada sidang jemaat. Saya berdoa sebagai penyelenggara kebaktian supaya memiliki karakter ini, kalau tidak maka ibadah kita adalah ibadah yang mati. Karakter apa yang ditunjukan di sini? Karakter rendah hati yaitu ketika berbuat dosa cepat sadar dan mengaku kepada Tuhan dan kepada sesama. Kalau gembala tinggi hati tidak mau cepat mengaku dosa, jemaat juga pasti seperti itu. Kalau gembala punya karakter rendah hati, cepat mengaku dosa, pasti akan menurun juga kepada sidang jemaat, sehingga ibadah yang kita gelar ibadah yang hidup, ada penyucian di dalamnya, bukan dosa yang berkembang. Karena begitu sadar kita mengaku sampai habis dosa di dalamnya. Semoga ibadah kita betul-betul ibadah yang hidup. Ayo milikilah karakter rendah hati, begitu salah dan berdosa cepat sadar, cepat mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama.
2. Kita lihat dari ayahnya Harun. Nama ayahnya adalah Amram. Arti nama Amram adalah rakyat dari atas atau bangsa yang maha tinggi. Ini menunjukan karakter mengutamakan perkara yang di atas, perkara rohani, lebih dari segala sesuatu. Bagaimana mau dipakai Tuhan kalau perkara rohani tidak diutamakan. Dalam satu perusahaan juga kalau ada karyawan tidak loyal, tidak mungkin dipertahankan, tidak mungkin dipakai. Begitu juga dalam pekerjaan Tuhan. Mari biarlah kita mengutamakan perkara rohani, perkara sorga lebih dari segala sesuatu. Dalam suratan II Korintus, perkara rohani itu disebut perkara yang tidak kelihatan tetapi kekal. Mengapa sampai banyak orang Kristen tidak bisa mengutamakan perkara rohani? Karena tidak kelihatan. Kalau perkara jasmani nyata-nyata dilihat, perkara rohani tidak kelihatan tetapi kekal. Apa fungsinya beribadah, apa tujuannya dengar Firman lama-lama? Itu mereka pertanyakan karena tidak kelihatan, tetapi itu kekal.
II Korintus 4:18
4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Jadi kalau kita mengutamakan perkara rohani lebih dari segala sesuatu, akan membawa kita pada hidup kekal bersama Yesus. Jangan yang duniawi yang lebih utama. Dengan pelayanan yang ada ini, sekarang waktu istirahat kalau berdasarkan kesehatan sudah tidak cukup. Harusnya 7 sampai 8 jam, ini hanya 4 sampai 5 jam. Secara jasmani bisa sakit, tetapi karena mau mengutamakan yang rohani lebih dari segalanya, maka Tuhan tetap berikan kesehatan. Tetapi saya juga berupaya menjaga kesehatan.
Perkara jasmani itu fana, kalau kita utamakan hanya membawa pada kebinasaan. Mungkin secara jasmani kelihatan hebat, banyak yang dia dapat, kaya, melimpah, tetap itu fana. Saya lihat pelantikan raja Thailand itu luar biasa mewahnya, tetapi itu semua fana, tidak bisa dibawa ke sorga. Kalau yang rohani kita utamakan, itu membawa pada kekekalan.
Karakter ini yang turun pada Harun sehingga dia mau merendahkan diri karena dia tidak mau kehilangan perkara yang di atas, perkara sorga. Biarlah karakter ini ada pada kita. Dan ada jaminannya, kalau kita mengutamakan perkara rohani lebih dari segalanya, berarti kita warga kerajaan Sorga, maka Tuhan pasti melindungi.
Yohanes 17:15-16
17:15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.
17:16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
Bukan dari dunia berarti warga kerajaan sorga. Memang resikonya kalau kita mau mengutamakan perkara yang rohani lebih dari segalanya, kita dibenci dunia. Jangan heran kalau kita mau mengutamakan perkara rohani kita malah dibenci, dilawan, ditentang, dihimpit, memang akan kita hadapi seperti itu. Tetapi pada ayat 16 dikatakan akan dibela dan dilindungi oleh Tuhan.
Yohanes 15:19
15:19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
Sudah resikonya seperti ini, tetapi jangan surut langkah. Terus utamakan perkara yang rohani sebab itu perkara yang kekal. Biar kita dibenci, Tuhan melindungi kehidupan kita sekalian. Apa buktinya? Bisa dideteksi seseorang itu mengutamakan yang jasmani dari pada rohani dari bahasanya. Kalau dia orang dunia, bahasanya pasti bahasa dunia, hanya dominan yang duniawi. Kalau dia mengutamakan perkara rohani, bahasanya juga bahasa rohani, bahasa sorga.
Yohanes 3:31
3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.
Jadi bisa dideteksi dari perkataan. Tidak usah mengatakan saya orang rohani, dari perkataan kita bisa ketahuan hamba Tuhan dan jemaat itu mengutamakan perkara rohani atau dunia. Kalau bahasanya masih dominan yang dunia, dia belum mengutamakan perkara yang rohani. Tetapi kalau bahasanya bahasa yang rohani, itu berarti dia mengutamakan perkara rohani lebih dari segalanya.
3. Ibunya bernama Yokhebed. Arti nama Yokhebed, Tuhan itu mulia atau Tuhan itu dipuji. Karakter ketiga ini adalah senang memuji Tuhan dalam segala situasi kondisi, sehingga tidak ada kesempatan untuk bersungut-sungut dan mengeluh. Memuji Tuhan itu sama dengan memuji Firman. Berarti gemar mendengar dan dengar-dengaran pada Firman. Itu pasti dipakai. Kalau hamba Tuhan tidak suka dengar Firman, lebih suka baca yang lain dari pada baca Firman, berarti bukan hamba Tuhan yang menyelenggarakan ibadah yang hidup. Sementara rasul Paulus menasihati Timotius, bertekunlah membaca kitab suci. Juga jemaat harus seperti itu, bergemar mendengar dan dengar-dengaran pada Firman Tuhan, sehingga akan terasa pekerjaan Firman di dalam diri kita.
Mazmur 56:5,11-12
56:5 kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
56:11 Kepada Allah, firman-Nya kupuji, kepada TUHAN, firman-Nya kupuji,
56:12 kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
Kadangkala dalam gereja lebih dominan puji-pujian dari pada pemberitaan Firman, dengan alasan Tuhan bertakhta di atas puji-pujian. Itu betul, memang Tuhan bertakhta di atas puji-pujian. Bukti bahwa Tuhan bertakhta di atas puji-pujian, FirmanNya kita puji kita mau mendengar dan dengar-dengaran pada Firman. Bukan hanya dominan dari menit awal sampai mau habis ibadah hanya menyanyi memuji Tuhan dan Firman Tuhan dibatasi, itu keliru. Bukti Tuhan bertakhta dalam pujian, dalam ibadah itu pemberitaan Firman diutamakan. Bukan sekedar kita memuji Tuhan. Sangking semangatnya memuji Tuhan sehingga saat mendengar pemberitaan Firman sudah loyo, capek, mengantuk atau malah keluar. Itu sudah salah, sebenarnya dia tidak memuji Tuhan.
Kalau mengaku memuji Tuhan, kita harus memuji Firman, banyak dengar-dengaran pada Firman Tuhan. Dan Tuhan jamin, kalau kita mau dengar-dengaran pada Firman, kita tidak perlu takut pada siapapun sebab Tuhan ada di pihak kita. Banyak yang menentang kita dan kita akan menghadapi banyak perlawanan dari sesama manusia, tetapi kita tidak perlu takut, Tuhan ada di pihak kita dan pasti membela kita. Sekalipun kita diizinkan sengsara karena mau mendengar dan dengar-dengaran pada Tuhan maka Tuhan katakan air mata kita Tuhan tampung di kirbatNya dan sengsara kita Tuhan hitung. Tetapi kalau hanya senang puji-pujian, tidak suka Firman, air matanya tidak ada yang tampung!
Mazmur 56:9-10
56:9 Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?
56:10 Maka musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku.
Jika Tuhan di pihak kita, siapa lawan kita.
Roma 8:31
8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Kenapa air mata kita dihitung Tuhan? Untuk menyediakan upah sorga kepada kita yaitu pribadiNya sendiri menjadi milik kita dan kita menjadi milik Tuhan.
Kidung Agung 2:16
2:16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
Jadi tidak usah takut, mungkin karena kita mau dengar Firman dan mau praktek Firman sehingga dibenci keluarga, ditentang, dimusuhi, tidak mau terima kita lagi, tidak usah kita takut! Tuhan di pihak kita, Tuhan tampung air mata kita, Tuhan hitung air mata kita dan Dia sudah siap menyediakan upah sorga kepada kita lebih dari segala-galanya. Dalam Markus pasal 10, kalau karena kita mengikut Yesus kita ditinggal oleh keluarga, Tuhan akan menyediakan upah 100 kali lipat, upah yang besar kepada kita.
4. Amram dan Yokhebed sama-sama dari suku Lewi. Jadi Harun ini berasal dari benih yang murni, tidak campur. Dari sini kita bisa melihat karakter yang keempat yaitu punya karakter tegas mempertahankan kemurnian Firman pengajaran yang benar, tidak mau campur-campur dengan perkara dunia, dengan ajaran lain. Tetap tegas pertahankan ajaran yang benar, apapun resikonya.
Punya karakter rendah hati itu baik, ditambah karakter mengutamakan perkara Tuhan lebih dari segalanya, tambah senang memuji Tuhan dan harus ditambah lagi dengan karakter tegas.
I Timotius 4:1-2
4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
Begitu banyak sekarang ini ajaran campur dan ajaran palsu, itu semua ada capnya. Kalau kita tidak tegas, membuka telinga mendengar ajaran lain lalu kita kena cap, habis kita.
5. Punya karakter setia pada panggilan sorgawi, panggilan kudus
Ibrani 3:1-2
3:1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,
3:2 yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya.
Tuhan Yesus setia, karena Dia diutus oleh Bapa di sorga kepada kita. Karakter setia ini yang harus ada pada kita, setia pada panggilan sorgawi, panggilan kudus. Bagaimana mau dipakai kalau tidak setia. Di dunia saja dalam pekerjaan jasmani sehari-hari, kalau kita mengupah orang bekerja lalu orang itu tidak setia, banyak kali tidak datang, dia tidak akan dipakai lagi. Begitu juga dalam pekerjaan Tuhan, biarlah kita memiliki karakter setia.
Tuhan sudah memanggil kita, bahkan memilih kita untuk masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Apa buktinya kita punya karakter setia? Setia itu bukan sekedar dilihat dari dia setia datang dalam 3 macam ibadah pokok atau setia ikut ibadah online. Bukti kita punya karakter setia adalah hidup kita harus berpadanan atau harus cocok atau harus sesuai dengan panggilan Tuhan.
Efesus 4:1
4:1 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
Saya dipanggil sebagai gembala, betulkah hidup saya cocok sebagai gembala. Ada yang dipanggil sebagai pemain musik atau dipanggil dalam pelayanan apa saja, cocokkah hidup kita dengan panggilan Tuhan itu? Bagaimana itu praktek bahwa hidup kita cocok dengan panggilan Tuhan?
Efesus 4:2
4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Prakteknya adalah sifat rendah hati, lemah lembut dan sabar.
Ø Rendah hati artinya kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama, setelah diampuni tidak mengulangi lagi.
Ø Lemah lembut kemampuan untuk mengampuni dan melupakan dosa orang lain dan kemampuan menerima Firman sekeras apapun.
Yakobus 1:21
1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Ø Kemudian sabar, sabar menderita dan sabar menunggu waktu Tuhan. Jadi melayani Tuhan bukan enak-enak bagi daging. Memang kita diperhadapkan dengan berbagai tantangan, sabarlah, sabar menderita dan sabar menunggu waktu Tuhan. Seorang petani yang menanam itu sabar menunggu panen. Tidak hari ini tanam dan besok sudah panen, tetapi harus tunggu waktu. Ada hama harus diberantas, banyak tantangannya. Begitu juga kita dalam melayani Tuhan, sabar menderita dan sabar menunggu waktu Tuhan.
Ingat, di dalam panggilan kita ada kekayaan Tuhan yang begitu mulia.
Efesus 1:18
1:18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,
Ini lebih dari kekayaan dunia, lebih dari kekayaan jasmani. Apa yang dimaksud betapa kayanya kemuliaan dalam panggilan Tuhan? Kalau hidup kita cocok dan berpadanan dengan panggilan kita, maka arah kita jelas masuk pesta nikah Anak Domba Allah, dipermuliakan nanti dengan Yesus. Makanya kita melayani dengan rendah hati, lemah lembut dan sabar karena tahu akan dipermuliakan bersama dengan Yesus. Jangan ada tantangan sedikit langsung mundur. Sabar menderita, sabar menunggu waktunya Tuhan, nanti kita akan dipermuliakan bersama dengan Tuhan selama-lamanya. Ini yang menjadi kekuatan bagi saya dalam pelayanan. Selain doa dari jemaat dan dari papa yang selalu menguatkan, selalu beliau katakan “layani Tuhan saja, itu pekerjaan Tuhan, papa yakin di Tonusu bukan hanya itu jiwa”. Sabar menunggu waktu Tuhan, yakin ada kemuliaan kekal menanti kita lebih dari penderitaan kita. Dibalik penderitaan ada kemuliaan Tuhan.
6. Kakak Harun bernama Miryam, lahir dalam suasana kepahitan ketika bangsa Israel diperbudak oleh orang Mesir dengan kerja paksa.
Keluaran 1:11-14
1:11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.
1:12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
1:13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
1:14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
Nama Miryam berasal dari kata Mur yang artinya pahit. Tetapi Miryam ini dalam suasana kepahitan, dia tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi memikirkan keselamatan orang lain. Buktinya waktu adiknya, Musa, ditaruh di sungai Nil, dia mengikuti, ingin tahu apa yang terjadi pada adiknya. Ketika bayi musa sudah di tangan puteri Firaun, Miryam dengan berani mendatangi puteri Firaun “maukah tuan puteri kucarikan inang penyusu untuk bayi ini?”.
Keluaran 2:7-8
2:7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?"
2:8 Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.
Kalau ketahuan dia memanggil ibu kandung bayi Musa, dia pasti dihukum. Tetapi dalam suasana kepahitan, dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi masih memikirkan keselamatan orang lain. Ini karakter keenam, bisa mengutamakan kepentingan tubuh Kristus, lebih dari segala-galanya sekalipun ada dalam suasana kepahitan. Kadangkala ketika kita dalam suasana senang dan diberkati, bisa mengutamakan Tubuh Kristus. Tetapi bagaimana ketika ada dalam suasana kepahitan, bisakah mengutamakan kepentingan Tubuh Kristus lebih dari segala-galanya. Misalnya dalam keadaan kekurangan, tetapi digerakan untuk berkorban, bisa? Kebanyakan sudah dalam suasana melimpah, masih sulit untuk berkorban. Apalagi sudah dalam keadaan menderita dan kekurangan, jangankan berkorban, mengembalikan milik Tuhan saja tunggu dulu. Itu berarti bukan karakter hamba Tuhan atau pelayan Tuhan. Apalagi kami gembala, hamba Tuhan, dalam keadaan susah, dalam pengalaman kematian, bisakah berkorban. Atau semua berkat untuk saya, untuk isteri, untuk anak-anak, untuk pekerjaan Tuhan, pembangunan gereja, nanti dulu.
Tuhan tolong supaya kita memiliki karakter seperti Miryam, dalam suasana kepahitan tidak mementingkan diri sendiri tetapi masih memikirkan keselamatan orang lain, mengutamakan kepentingan Tubuh Kristus.
7. Miryam tidak menyusahkan ibunya, malah dia berupaya supaya ibunya bisa menyusui anak kandungnya. Dia ikuti ketika bayi Musa dihanyutkan dan dia melihat apa yang terjadi pada bayi itu. Begitu sudah ada di tangan puteri Firaun dia coba datangi untuk membawa ibunya bisa menyusui anak kandungnya yaitu Musa. Ini karakter ketujuh, tidak menyusahkan ibu yang menyusui, ibu di sini menggambarkan gembala yang mengasuh dan merawat jemaatnya.
I Tesalonika 2:7
2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Jadi, artinya tidak menyusahkan ibu adalah tidak menyusahkan gembala tetapi menopang dalam doa. Karena tugas seorang gembala itu berat untuk mempertahankan kemurnian pengajaran, seperti ibu mempertahankan kemurnian air susunya. Miryam tidak mau adiknya disusui perempuan lain, dia bawa ibunya untuk menyusui bayi Musa. Kita berupaya supaya sebagai sidang jemaat, jangan menyusahkan gembala, topang dalam doa, karena gembala itu bertugas mempertahankan kemurnian pengajaran, himpitannya dari sana sini. Kalau ibu Musa ketahuan dia menyusui anaknya sendiri, bisa dihukum dia, bahkan mungkin hukuman mati. Karena memang bayi laki-laki orang Ibrani harus dibunuh. Tetapi dia tanpa takut mau menyusui anaknya.
Saya katakan ini bukan berarti jangan lagi telpon-telpon saya. Kalau ada masalah dan butuh doa, telpon saja saya. Menyusahkan di sini adalah perilaku kita yang selalu melawan dan tidak tunduk.
8. Harun lahir di saat Firaun memerintahkan Sifra dan Pua membunuh bayi laki-laki Israel. Tetapi Harun bisa lahir saat itu. Arti nama Harun adalah gunung yang tinggi, kalau ada di gunung yang tinggi maka kita bisa memandang jauh ke depan. Ini karakter kedelapan, punya pandangan rohani yang jauh ke depan. Bukan pandangan yang dekat yang hanya memandang perkara-perkara jasmani, tetapi mempunyai pandangan rohani yang jauh ke depan. Sehingga ketika ada apa-apa tidak langsung ambil keputusan “Tuhan salah, Tuhan kejam, Tuhan tidak peduli saya”.
Seperti kita diizinkan ditinggal oleh orang tua rohani kita, kami ditinggal oleh orang tua kandung. Kalau punya pandangan yang jauh ke depan tidak akan berkata “kenapa Tuhan tidak tolong papa?”. Harus punya pandangan yang jauh ke depan, ada maksud mulia yang Tuhan mau kerjakan. Itu pandangan yang jauh ke depan. Jangan baru ada masalah sedikit sudah berkata “Tuhan tidak adil, Tuhan kejam” sampai sudah salahkan Tuhan, salahkan orang dan merasa lebih benar dari orang lain. “Saya dibandingkan dia, lebih baik saya, tetapi kenapa dia ditolong, saya tidak ditolong” itu pandangan yang dekat. Biarlah kita punya pandangan yang jauh ke depan. Tuhan izinkan ini terjadi, ada sesuatu yang Tuhan mau kerjakan dalam diri saya. Sekarang kita belum tahu apa maksudnya, tetapi nanti kita akan tahu bahwa inilah maksud Tuhan. Itulah pandangan yang jauh ke depan.
Mempelai wanita Tuhan punya pandangan merpati, pandangan merpati itu jauh ke depan. Makanya burung merpati dijadikan merpati pos, karena pandangannya jauh ke depan. Biarlah karakter ini ada pada kita.
9. Arti nama Harun kedua adalah terang. Ini karakter kesembilan yaitu jujur, terang itu tidak ada yang disembunyi, semua terbuka. Gembala harus jujur supaya tabiat jujur itu juga turun kepada jemaat.
10. Arti nama Harun yang ketiga adalah guru atau pengajar. Guru ini ada kaitannya dengan membasuh kaki.
Yohanes 13:13-15
13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Membasuh kaki di sini adalah penyucian dari roh Yudas Iskariot. Jadi karakter kesepuluh adalah hidup suci, jemaat juga hidup suci. Terutama mau disucikan dari roh Yudas Iskariot, roh pengkhianat. Kalau hamba Tuhan tidak suci, nanti roh Yudas masuk, dia akan mengkhianati pengajaran yang benar. Ini awasan untuk saya sebagai gembala. Kalau saya tidak menjaga kesucian, mungkin sekarang masih menyampaikan pengajaran yang benar, tetapi lama-lama mengkianati. Dia sendiri tidak tahan karena dia tidak hidup suci. Sementara pengajaran itu untuk menyucikan. Begitu juga sidang jemaat, kalau selama ini dalam pengajaran kita tidak mau disucikan, nanti pasti mengkhianat pengajaran, meninggalkan pengajaran yang benar.
11. Adiknya bernama Musa dan lahir saat Firaun memerintahkan melempar semua bayi laki-laki Israel ke sungai Nil. Dan waktu itu bayi Musa memang dihanyutkan di sungai Nil kemudian ditemukan puteri Firaun. Bayi Musa itu seharusnya mati karena ada di tangan puteri Firaun, tetapi ada satu yang membuat puteri Firaun tergerak hatinya oleh belas kasihan sehingga tidak membunuh Musa. Apa itu? Tangisannya Musa. Ini karakter ke 11 yaitu suka menyembah, bahkan dalam pengalaman kematian. Dalam pengalaman kematian yang dialami oleh Musa, dia ditinggal sendiri. Saat kita ditinggal sendiri, keluarga sudah tidak anggap, apa yang kita lakukan? Menyembah Tuhan. Orang buta dalam Yohanes pasal 9 yang disembuhkan oleh Yesus, dia diusir. Orang tuanya sendiri tidak berani mengakui, dia sudah ditinggal sendiri dan diusir. Kemudian dia bertemu dengan Yesus, dia berkata-kata kepada Yesus dan menyembah Yesus. Jadi saat kita ditinggal sendiri karena kebenaran, sikap kita apa? Menyembah, bukan sayang diri, kenapa saya begini.
Pengalaman kematian yang dialami oleh Musa di tangan puteri Firaun, bagaikan masalah bukannya makin selesai tetapi bertambah berat. Dia ada di tangan puteri Firaun yang orang tuanya memerintahkan untuk membunuh bayi laki-laki Ibrani. Menghadapi masalah yang tidak selesai bahkan bertambah berat, tetap menyembah, menangis kepada Tuhan, itu karakter yang harus ada pada kita. Bukan menangis mengeluh kepada orang lain, apalagi kami hamba Tuhan. Bukan berarti saya sudah mantap, saya juga masih dalam proses belajar. Apalagi sekarang sudah ditinggal oleh orang tua, kalau dulu banyak mengeluh kepada papa lalu dinasihati dan didoakan. Sekarang mengeluh sama Tuhan, mau kepada siapa lagi. Masalah bukannya selesai malah bertambah berat, ambil sikap menangis dan mengeluh, itu roh mempelai. Mempelai Wanita Tuhan dalam keadaan hamil hendak melahirkan. Hamil itu sudah menderita, kemudian mau melahirkan lagi tambah menderita. Apa yang dilakukan? Mengeluh dan mengerang kepada Tuhan.
Wahyu 12:2
12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
Nomor satu kami gembala harus memiliki karakter mengeluh dan mengerang, menyembah kepada Tuhan, supaya itu juga menurun pada jemaat. Coba kalau kami gembala mengeluh pada jemaat lalu jemaat yang datang “sabar yah om dan tante yah, Tuhan pasti tolong!”. Berhentilah jadi gembala kalau seperti! Belajarlah mengeluh kepada Tuhan, menyembah Tuhan. Seperti bayi tidak mampu lagi berbuat apa-apa, hanya menangis. Sampai mungkin sudah tidak bisa keluar bahasa dari ucapan mulut dan tinggal air mata serta menyebut Yesus sudah dengan suara lirih, itu karakter yang harus ada pada kita. Bukan malah sedikit-sedikit menelpon sana sini atau berpantun di facebook.
12. Anak Harun pertama adalah Nadab, artinya suka memberi atau dermawan.
II Korintus 9:12; 8:12
9:12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.
8:12 Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.
Suka memberi untuk pekerjaan Tuhan dan untuk sesama yang membutuhkan. Yang kita berikan berdasarkan apa yang ada pada kita. Kalau sesuai ayat ini, saya tidak berani mengajak jemaat janji iman. Karena ayat ini mengajarkan apa yang ada pada kita itu yang kita beri. Dan jangan utang untuk pekerjaan Tuhan karena memberi itu apa yang ada pada kita, bukan yang tidak ada pada kita.
Memberi itu adalah kekayaan sorga yaitu kaya dalam kemurahan dan kebajikan.
II Korintus 8:11,2; 9:8
8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
8:11 Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Kalau kita kaya dalam kemurahan dan kebajikan berarti kita sedang merajut pakaian mempelai. Pakaian mempelai adalah lenan halus yang merupakan perbuatan kebajikan dari orang-orang kudus.
Wahyu 19:8
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Wahyu 19:8 (Terjemahan Lama)
19:8 Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat segala kebajikan orang-orang suci itu."
Orang kikir terhadap pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan berarti dia tidak punya pakaian. Kalau bisa memberi berarti punya pakaian dan saat Yesus datang kita siap menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
13. Anak yang kedua namanya Abihu, artinya Allah itu kupunya. Jadi karakter ketigabelas adalah punya kerinduan memiliki dan dimiliki oleh Tuhan.
Kidung agung 2:16; 6:3
2:16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
6:3 Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku, yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
Ada kerinduan dimiliki dan memiliki Tuhan. Buktinya apa? Kalau betul-betul kita punya kerinduan dimiliki dan memiliki Tuhan maka kita pasti tekun tergembala, mulai dari kami gembala. Tekun ini tidak bisa dihalangi oleh apapun, tekun menggembalakan jemaat, tekun tergembala. Banyak halangan dan tantangan kita hadapi, tetapi harus tetap berupaya untuk tekun tergembala.
Memang untuk tergembala bagaikan bunga bakung di tengah-tengah duri, banyak himpitan, banyak yang menusuk untuk bisa tergembala. Tetapi tekuni itu!
Kidung Agung 2:2
2:2 -- Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
Manisku itulah Sulamit, gereja yang mau tergembala. Duri-duri itulah gadis-gadis yang lain, itulah gereja yang tidak mau tergembala. Kita akan menghadapi itu. Saat kita mau tergembala, ada orang Kristen yang tidak tergembala menjadi duri yang menusuk kita. Bisa datang dari keluarga daging. Suami tergembala, isteri tidak tergembala maka isterinya jadi duri. Isteri tergembala, suami tidak maka suami jadi duri. Itu yang kita hadapi. Tetapi bukan berarti mundur dan surut langkah. Teruslah tergembala, buktikan kita memiliki kerinduan memiliki Yesus dan dimiliki oleh Yesus. Yesus telah rela menanggung duri. Paku bagaikan duri menusuk tangan dan kakiNya, serta di lambungNya. Belum lagi duri di kepalaNya dan cambuk berduri di sekujur tubuhNya. Dia rela menerima semuanya untuk memiliki kita sebagai Mempelai WanitaNya. Jadi kalau kita juga ditusuk-tusuk duri, berarti sudah mau sama seperti Yesus, memiliki Yesus, menjadi Mempelai Wanita Tuhan dan Yesus Mempelai Pria Sorga kita, sigaraning nyowo, belahan jiwa kita.
Duri-duri bisa dari keluarga daging kita yaitu orang yang tidak tergembala. Dan dalam penggembalaan seperti ini ada yang menjadi duri! Paulus mengatakan “duri menusuk dalam dagingku, ada utusan iblis menggocoh aku”. Dalam penggembalaan jangan sampai kita menjadi duri yang menusuk sesama. Mulai dari saya gembala, jangan sampai saya gembala yang menusuk jemaat, menjadi sandungan bagi jemaat baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan.
II Korintus 12:7
12:7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Apalagi kami sebagai hamba Tuhan, semakin dipakai Tuhan sangat rentan untuk sombong dan meninggikan diri. Makanya Tuhan biarkan ada duri yang menusuk supaya jangan sombong. Duri itu bisa dari isteri gembala. Tetapi saya tidak katakan isteri saya jadi duri, dia mawar yang sudah tidak ada durinya. Kita di sini sudah banyak mendapatkan penyataan-penyataan dari Tuhan, antara lain mau dijadikan sokoguruh. Itu sebabnya ada duri supaya jangan sombong dengan penyataan Tuhan dan jangan memandang yang lain dengan sebelah mata.
14. Anak ketiga namanya Eleazar, artinya bersandar sepenuh kepada Tuhan. Ini karakter yang harus ada pada kita. Ketika dipakai tidak merasa berjasa, ketika diberkati tidak merasa karena kekuatan sendiri. Waktu belum diberkati, masih dalam perintisan bersandar pada Tuhan. Sudah diberkati, sudah maju semua tetap bersandar kepada Tuhan. Tidak merasa karena kekuatannya “karena saya berpuasa 3 hari, 3 malam maka Tuhan bukakan rahasia Firman” orang itu tidak akan dipakai oleh Tuhan. Jangan berkata ane bane yaku artinya kalau bukan saya.
Ulangan 9:4-6
9:4 Janganlah engkau berkata dalam hatimu, apabila TUHAN, Allahmu, telah mengusir mereka dari hadapanmu: Karena jasa-jasakulah TUHAN membawa aku masuk menduduki negeri ini; padahal karena kefasikan bangsa-bangsa itulah TUHAN menghalau mereka dari hadapanmu.
9:5 Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimu engkau masuk menduduki negeri mereka, tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa itulah, TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya TUHAN menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub.
9:6 Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!"
Jangan merasa berjasa, kita bukan apa-apa, bukan siapa-siapa tanpa Tuhan. Sekalipun hebat, kaya, punya kedudukan, semua hanya karena kemurahan Tuhan, bukan karena kekuatan kita. Dipakai Tuhan bisa melayani, khotbah di mana-mana, bukan karena kekuatan kita tetapi hanya karena kemurahan Tuhan. Ayo bersandar sepenuh kepada Tuhan.
15. Anak keempat namanya Itamar, artinya pulau atau daratan yang ditumbuhi pohon-pohon palem. Pohon palem menunjukan tanda kemenangan.
Wahyu 7:9
7:9 Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Jadi karakter ke-15 selalu berkemenangan, tidak mudah dikalahkan oleh daging sendiri, oleh pengaruh dunia ini dan oleh dosa-dosa.
15 adalah angka kelimpahan kemurahan Tuhan. Jadi kalau ada 15 karakter ini ada pada kita betul-betul kita hidup dalam kelimpahan kemurahan Tuhan. Hizkia sudah mau mati, tetapi Tuhan masih pertambahkan usia 15 tahun lagi, itu angka kelimpahan kemurahan Tuhan. Biarlah 15 karakter ini utamanya ada pada kami hamba Tuhan dan menurun kepada sidang jemaat. Sama-sama kita mau dipakai oleh Tuhan, mau melayani Tuhan sampai karakter terakhir selalu berkemenangan. Tantangan boleh datang tetapi kita tidak mudah dikalahkan, terus melayani dan tergembala sampai garis akhir kehidupan kita.
Sesudah kita melayani Tuhan, harus dijaga 2 hal:
1. Jangan kena kusta seperti Miryam
Bilangan 12:1-3, 7-10
12:1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.
12:2 Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN.
12:3 Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.
12:7 Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku.
12:8 Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?"
12:9 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia.
12:10 Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
Artinya jangan ada kebenaran diri sendiri. Juga jangan berani mengata-ngatai hamba Tuhan yang benar. Kalau kita belum tahu duduk persoalannya, cari tahu dulu. Sudah melayani, Miryam sudah dipakai, sudah bebas dari Mesir, sudah menuju Kanaan, ada dalam kegerakan. Sekarang kita ada dalam suasana kegerakan rohani, jangan ada kusta muncul di tengah-tengah kita yaitu kebenaran diri sendiri dan berani mengata-ngatai hamba Tuhan yang benar. Kadangkala yang terlalu berani mengata-ngatai itu adalah keluarga daging karena melihat oh hanya papa, oh hanya adik, oh hanya kakak, oh hanya om. Hati-hati, kita jaga. Saya bukan mengatakan keluarga saya suka mengata-ngatai saya, saya hanya mengingatkan supaya kita mawas diri.
Dalam Imamat dan Ulangan dikatakan orang yang berani melawan imam dari suku Lewi, pinggangnya diremukan. Artinya tidak akan terjadi penyucian dalam hidupnya. Kalau ada terganggu perasaan tanyakanlah. Sebagai hamba Tuhan kami juga harus koreksi diri, kalau kami salah kami minta ampun, kalau tidak maka akan diluruskan itu tidak betul. Supaya di hadapan Tuhan kita terus dipakai dan tidak ada yang mundur serta gugur di tengah jalan.
2. Jangan membawa api asing di hadapan Tuhan seperti Nadab dan Abihu
Imamat 10:1-2
10:1 Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan TUHAN api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka.
10:2 Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN.
Artinya melayani Tuhan jangan dengan api hawa nafsu daging dan jangan dengan semangat dunia. Itu hanya membawa pada kematian rohani.
Ini kita jaga, jangan ada kusta dan jangan ada api asing, maka kita pasti dipakai oleh Tuhan. Kalau Tuhan memakai kehidupan kita, Tuhan sudah jamin, orang yang dipakai Tuhan bukan untuk disusahkan. Justru orang yang dipakai oleh Tuhan hidupnya ditata rapi oleh Tuhan, semuanya indah pada waktunya. Secara daging saya rasa sakit dan capek karena tidak ada waktu istirahat, seminggu ibadah full, bahkan hari minggu 3 kali ibadah. Tetapi saya yakin saya tidak disusahkan oleh Tuhan, justru hidup saya ditata rapi oleh Tuhan, dijadikan indah. Begitu juga sidang jemaat, kalau kita melayani Tuhan maka semua ditata rapi oleh Tuhan. Semua disusun oleh Tuhan dengan baik sampai kelak sempurna. Tuhan tidak pernah menipu kita. Kaum muda hidupmu akan ditata rapi oleh Tuhan. Layani Tuhan saja sungguh-sungguh. Biar 15 karakter ini ada pada kita dan kita dipakai Tuhan sampai garis akhir.
Efesus 2:20-22
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Semua dijadikan indah. Sebagai jaminannya adalah perjamuan suci. Di kayu salib Yesus berseru “sudah selesai” Dia selesai menjadikan semua indah pada waktunya, Dia rapikan semua. Yesus rela jadi buruk mati di kayu salib untuk menolong kita yang sudah buruk dan hancur supaya bisa ditata kembali, dijadikan baik, rapi, indah pada waktunya, sampai sempurna pada waktunya.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 085241270477 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar