Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Imamat
26:1-3
26:1 "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan
patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir
janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab
Akulah TUHAN, Allahmu.
26:2 Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan
menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.
26:3 Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap
berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya,
Tuhan menghadapkan kita 2 pilihan, berkat dan
kutuk. Kalau ketetapan dan perintah
Tuhan kita taati maka berkat yang kita terima, kalau dilanggar maka kutuk yang menimpa.
Ada 3 ketetapan dan perintah Tuhan yang harus
kita taati supaya menerima berkat dari Tuhan.
1.
Jangan
ada pemberhalaan.
2.
Pelihara
hari-hari sabat Tuhan.
3.
Hormati
tempat kudus Tuhan.
Kita sedang membahas poin ketiga, hormati
tempat kudus Tuhan.
Keluaran 25:8
25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku,
supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.
Tempat kudus Tuhan adalah tempat Tuhan
berdiam di tengah-tengah bangsa Israel, itulah Tabernakel. Ini hanya berlaku
untuk 1 bangsa, Tuhan diam di tengah-tengah bangsa Israel. Kenyataannya bangsa
Israel berulang kali memberontak kepada Tuhan, melawan Tuhan sehingga mereka
dibuang ke Babel, bahkan Tabernakelpun dibuang oleh Tuhan.
Yeremia 7:13-15
7:13
Maka sekarang, oleh karena kamu telah melakukan segala perbuatan itu juga,
demikianlah firman TUHAN, dan oleh karena kamu tidak mau mendengarkan,
sekalipun Aku berbicara kepadamu terus-menerus, dan kamu tidak mau menjawab,
sekalipun Aku berseru kepadamu,
7:14
karena itulah kepada rumah, yang atasnya nama-Ku diserukan dan yang kamu
andalkan itu, dan kepada tempat, yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek
moyangmu itu, akan Kulakukan seperti yang telah Kulakukan kepada Silo;
7:15
Aku akan melemparkan kamu dari hadapan-Ku, seperti semua saudaramu, yakni
seluruh keturunan Efraim, telah Kulemparkan."
Mazmur 78:60
78:60 Ia membuang kediaman-Nya di Silo kemah yang
didiami-Nya di antara manusia;
Kerinduan Tuhan untuk diam di tengah-tengah
manusia teramat besar, sebab itu Tuhan atau Firman itu lahir sebagai manusia
yang tidak berdosa untuk diam di tengah-tengah manusia.
Yohanes 1:14
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di
antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.
Prosesnya Yesus rela mati di kayu salib untuk
membeli kita manusia berdosa dengan darahNya sehingga bisa menjadi tempatnya
Tuhan berdiam, kita menjadi Tabernakel rohani, kita menjadi Bait Roh Kudus.
Tadinya manusia itu menjadi tempat iblis berdiam, berbuat dosa sampai puncaknya
dosa.
I Korintus 3:16; 6:19-20
3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah
dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah
bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,
— dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Kita telah dibeli dengan darah yang mahal,
kita sekarang adalah Bait Allah tempat Tuhan berdiam. Tadi perintah Tuhan
hormati tempat kudus Tuhan. Kalau dikaitkan I Korintus 6:19-20 artinya hormati
tempat kudus Tuhan adalah kita gunakan Tubuh ini untuk memuliakan Tuhan, bukan
untuk memuaskan hawa nafsu dagingnya.
Manusia punya susunan Tubuh yang sesuai
dengan Tabernakel, kalau ini kita mengerti maka kita bisa memuliakan Tuhan
dengan tubuh kita. Pertama kita bahas kaki dan 10 jari, itu menunjuk halaman
Tabernakel, daerah kebenaran, Taurat yang sudah digenapi oleh Yesus. Kaki harus
kuat, kebenaran sudah harus kuat, itu berarti memuliakan Tuhan dengan tubuh kita.
Kita lanjut membahas tentang tungkai. Tungkai
itu menunjuk mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan.
Yohanes 19:31-36
19:31 Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada
hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib — sebab
Sabat itu adalah hari yang besar — maka datanglah orang-orang Yahudi kepada
Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan
mayat-mayatnya diturunkan.
19:32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan
kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama
dengan Yesus;
19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan
melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam
lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
19:35 Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang
memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia
mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya.
19:36 Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang
tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan
dipatahkan."
Di sini dituliskan bahwa orang-orang Yahudi
mohon kepada Pilatus supaya tungkai kaki penjahat-penjahat yang disalibkan di sebelah
Yesus itu dipatahkan supaya cepat mati. Tetapi ketika mereka sampai kepada
Yesus, Yesus sudah mati, jadi tungkai kakiNya tidak dipatahkan. Ini kegenapan
dari apa yang dikatakan dalam kitab Keluaran dan Bilangan bahwa tidak ada satu
tulangpun dari anak domba Paskah yang boleh dipatahkan.
Keluaran 12:46
12:46 Paskah
itu harus dimakan dalam satu rumah juga; tidak boleh kaubawa sedikit pun dari
daging itu keluar rumah; satu tulang pun tidak boleh kamu patahkan.
Bilangan 9:12
9:12 Janganlah mereka meninggalkan sebagian dari
padanya sampai pagi, dan satu tulang pun tidak boleh dipatahkan mereka. Menurut
segala ketetapan Paskah haruslah mereka merayakannya.
Arti tulang yang dipatahkan adalah tanda
kehancuran oleh dosa. Dosa ini menghancurkan hidup kita pribadi, menghancurkan
nikah, menghancurkan pelayanan dan menghancurkan segala-galanya. Tulang Yesus
tidak dipatahkan menunjuk kebangkitan. Jadi bicara tungkai menunjuk kematian
dan kebangkitan Yesus. Dalam Kekristenan, kematian dan kebangkitan Yesus
mengandung 2 arti:
1.
Kita
beriman kepada Yesus yang mati dan bangkit. Itu sudah harus kuat, itu bicara
kaki dengan 10 jari.
2.
Setelah
beriman dan bertobat dilanjutkan dengan baptisan air dalam kematian dan
kebangkitan Yesus.
Jadi muliakan Tuhan dengan
tubuh, dengan praktek miliki
tungkai kaki yang kuat secara rohani, yaitu:
Kisah Para Rasul 2:38
2:38 Jawab
Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing
memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka
kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
1.
Percaya
sungguh, iman kepada Yesus satu-satunya Juruselamat, dilanjutkan pertobatan. Iman disertai pertobatan. Kalau cuma iman, percaya,
setanpun percaya dan gemetar kepada Yesus, tetapi dia tidak bertobat. Kita
mengaku sebagai orang percaya, harus ada bukti pertobatan, tanda-tanda
pertobatan. Dalam Tabernakel terkena pada Mezbah Korban Bakaran.
Roma
6:2
6:2
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih
dapat hidup di dalamnya?
Bertobat
= mati terhadap dosa. Mau dipaksa, diancam, digoda, ada keuntungan, tidak mau berbuat dosa! Betul-betul sudah
mati terhadap dosa. Ini tungkai kaki yang kuat secara rohani.
2.
Masuk
dalam kuburan baptisan air yang benar bersama Yesus dan bangkit bersama Yesus
di dalam hidup yang baru, hidup dalam kebenaran.
Roma
6:4
6:4
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan
dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang
baru.
Apa
itu hidup yang baru?
I
Petrus 2:24
2:24
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya
kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Mati
terhadap dosa itu bertobat, kemudian dikubur dalam baptisan air lalu bangkit
dalam hidup yang baru yaitu hidup dalam kebenaran. Dalam Tabernakel terkena
pada bejana pembasuhan, terbuat dari cermin-cermin tembaga perempuan-perempuan
yang melayani yang dihancurkan. Cermin itu untuk daging ini bisa berhias. Jadi
baptisan air itu adalah penyucian dan kematian dari sifat-sifat daging. Makanya
harus benar sesuai Firman, seperti yang diteladankan oleh Yesus. Bukan sesuai
organisasi atau pikiran manusia.
Syaratnya
harus mati terhadap dosa, pelaksanaannya dikubur. Kalau namanya dikubur
dibaringkan di dalam air. Lalu ada meterai nama yang jelas dalam nama Bapa,
Anak dan Roh Kudus yaitu Tuhan,
Yesus, Kristus. Dan dilayani
oleh hamba Tuhan yang jelas tahbisannya sebab itu yang menentukan meterai nama
Tuhan melekat pada kita.
Kita
bangkit dalam kebenaran, bukan sifat-sifat daging lagi tetapi sifat Ilahi yang
ada pada kita sekalian.
Efesus
4:20-25
4:20
Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.
4:21
Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia
menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
4:22
yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus
menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang
menyesatkan,
4:23
supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di
dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena
kita adalah sesama anggota.
Tanda-tanda manusia baru yang memiliki sifat-sifat Ilahi adalah membuang
dusta = jujur, itu berarti kakinya kuat. Kalau dusta sana dusta sini, itu
berarti tungkai kakinya lemah. Istilah dalam surat Ibrani terpelecok. Harus
jujur, dalam nikah, soal keuangan dan dalam segala hal. Buang dusta, jangan ada
bengkok-bengkoknya. Pengkhotbah mengatakan Tuhan menciptakan manusia jujur
adanya, tetapi manusia berdosa banyak dalih. Manusia pertama diciptakan jujur, kita
mau dikembalikan pada ciptaan yang semula, itulah manusia yang jujur, tidak ada
dusta.
Kita melangkah pada rongga perut, rongga
perut dalam Tabernakel ada pada
ruangan suci. Ada satu pintu dari ruangan suci itulah pintu kemah yang menunjuk
kepenuhan Roh Kudus. Kalau pertobatan benar, baptisan air benar maka Roh Kudus
pasti dicurahkan pada kita, mengurapi dan memenuhi kita sehingga oleh Roh Kudus
ini kita didorong masuk dalam ruangan suci, didorong masuk dalam penggembalaan,
tergembala dengan benar dan baik. Daging ini mau disuruh tergembala tidak akan
mau, daging cenderung maunya bebas, mau enak bagi daging. Jujur kami hamba
Tuhan juga maunya daging ini bebas, tetapi harus dibendung dalam penggembalaan,
jangan keluar dari penggembalaan. Capek, mau istirahat, mau ini, mau itu,
tetapi harus ingat penggembalaan, ibadah harus dilayani. Itu kekuatan Roh
Kudus, kalau tidak ada Roh Kudus kita tidak akan mampu.
Ada beberapa organ yang terdapat dalam rongga
perut.
® Lambung dan usus 12 jari. Lambung menunjuk
meja roti sajian dan usus 12 jari menunjuk 12 ketul roti di atas meja roti sajian. Kalau sakit
lambung, periksa dulu bagaimana ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci, jangan dulu langsung cari obat maag. Periksa bagaimana selama
ibadah, mendengar Firman atau tidak. Jadi kita bisa raba diri kita. Kalau ada
penyakit segera periksa diri, ususku bermasalah, usus 12 jari itu menunjuk
rotinya, bagaimana selama ini dalam ibadah Pendalaman Alkitab apakah menyerap
Firman atau tidak, bagaimana sikap dalam mendengarkan Firman.
Lambung
itu tempat makanan ditampung, lalu dicerna di dalam usus lalu diteruskan ke
seluruh tubuh = 12 rasul yang membagikan roti kepada 5.000 orang dan kepada
4.000 orang. Rotinya hanya sedikit tetapi dimakan oleh banyak orang. Kalau mau
dipotong-potong juga tidak akan cukup. Ini menunjuk roti yang dibagikan itu
dari sorga sehingga cukup memberi makan 5.000 orang dan 4.000 orang. Meja roti
sajian menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci,
di situ kita menerima pembagian Firman. Kalau dibaca dalam pembagian roti
selalu ada sisanya baik memberi makan 5.000 orang maupun 4.000 orang. Ini menunjukan
dalam ibadah pendalaman Alkitab kita mendapatkan pembagian Firman secara
melimpah, makanya durasinya lebih lama dari ibadah lain. Tugas kami hamba Tuhan
membagikan Firman supaya Firman itu bisa kita tampung di meja kita
masing-masing.
Ada
12 ketul roti yang disusun menjadi 2 susun masing-masing 6 roti. Kalau ditaruh
angka di atasnya dibaca 66. Ini bicara Firman pengajaran yang murni yang
tertulis di dalam Alkitab, dibuka rahasianya oleh Tuhan, ayat yang satu
menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab, tajam menyucikan dan mengarahkan kita
untuk dua menjadi satu, menjadikan kita Mempelai Wanita Tuhan. Itu yang selalu
kita rindukan dalam ibadah, jemaat rindu mendapatkan pembagian roti dan kami
hamba Tuhan harus siap membagikan roti Firman.
Makanya
yang ditanya oleh Yesus bukan orang banyak, tetapi murid-murid yang ditanya
“berapa roti ada padamu”. Bagi kami hamba Tuhan apakah ada muatan Firman untuk
dibagikan kepada jemaat? Jemaat sudah berkumpul, lalu kami hamba Tuhan tidak
punya Firman untuk dibagikan, kasihan nasib jemaat. Seringkali kami hamba Tuhan
seperti Filipus, semua diukur dengan uang, bukannya roti tetapi uang yang dibicarakan.
Bagaimana bisa 200 dinar untuk membeli roti dibagikan kepada 5.000 orang. Itu
yang seringkali digembar gemborkan, uang dan berkat-berkat jasmani tetapi
pembukaan rahasia Firman tidak ada. Ini koreksi untuk saya sebagai hamba Tuhan,
berapa roti ada padaku untuk dibagikan bagi sidang jemaat.
Kalau
kita baca lagi dalam Imamat pasal 24, setiap 1 ketul roti itu terbuat dari 2
gomer tepung, berarti 2 menjadi 1. Ditaruh di meja, 2 tumpukan roti dalam 1
meja, 2 menjadi 1. Itulah pembukaan rahasia Firman mengarahkan kita menjadi
Mempelai Wanita Tuhan. Dalam ibadah Pendalaman Alkitab kita mendapat kesempatan
menerima pembagian roti Firman secara melimpah, jangan malah bosan dan berkata
“terlalu lama”. Dalam Yohanes pasal 6 Yesus bicara tentang roti kehidupan,
orang banyak malah bersungut-sungut. Seringkali orang Kristen seperti itu,
bersungut-sungut “terlalu lama, terlalu keras” padahal sementara menerima
pembagian roti, tetapi tidak mau menerima.
Makanan
yang di dalam mulut terasa enak, terasa manis, sampai di lambung dihaluskan oleh
asam lambung dan cairan empedu yang pahit supaya bisa dicerna oleh tubuh. Kita
kaitkan dengan makan Firman. Makanan Firman yang manis harus dikunyah sampai
halus. Artinya harus kita renungkan, kita mengerti, kita yakin dan lanjutkan
pada praktek. Dalam mempraktekan Firman ini kita diperhadapkan dengan asam dan
pahitnya kehidupan. Rasanya pahit mau lakukan Firman. Suami kasar, tetapi
Firman katakan isteri harus taat pada suami, dia rasakan betapa pahit dan
asamnya kehidupan. Mau mengasihi isteri yang nanti tidur baru diam, rasanya
pahit tetapi mau praktek Firman. Setelah kita dengar Firman di gereja, kita
kunyah, kita mengerti dan yakin, pulang rumah langsung kita praktekan. Saat
praktek itu kita diperhadapkan dengan asam dan pahitnya hidup. Tujuannya apa?
supaya bermanfaat bagi kehidupan kita secara pribadi dan bagi pembangunan Tubuh
Kristus. Misalnya dalam satu persekutuan kita harus menanggalkan gengsi kita,
harus tanggalkan harga diri kita untuk bisa tercipta persekutuan yang baik. Saya
dibandingkan dia, ijazah saya lebih tinggi. Saya dibandingkan dia usia saya
lebih tua. Tetapi kita mau praktek Firman, menganggap yang lain lebih utama
supaya persekutuannya semakin erat. Itu asam dan pahit bagi daging, harus
dipraktekan.
Filipi
2:3
2:3
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri;
Kalau
harga diri dan gengsi yang dikedepankan tidak akan bisa! Praktek Firman supaya gengsi
dan harga diri kita dirobek sehingga kita menganggap yang lain lebih utama dari
pada diri kita sendiri, maka pasti terjadi pembangunan Tubuh Kristus yang
sempurna. Tabernakel itu alat-alatnya
dipikul. Kalau dipikul bukan cuma 1 orang yang pikul. Sekarang kita mau
mengusung Tabut Perjanjian, Kabar Mempelai, tidak bisa hanya 1 orang, harus
dipikul minimal oleh 2 orang atau 4 orang. Harus ada kerja sama satu dengan
yang lain.
Mulai
dari kami hamba Tuhan yang membagikan Firman, membagikan roti kehidupan, sudah
harus lebih dahulu praktek, lebih dahulu merasakan asam dan pahitnya mempraktekan
Firman. Dalam Wahyu pasal 10, Yohanes disuruh oleh malaikat supaya memakan
Firman, di mulut terasa manis, sampai di perut terasa pahit. Praktek Firman
seperti itu! Kami dulu hamba Tuhan yang sudah harus merasakan asam pahitnya
mempraktekan Firman sehingga Firman itu bermanfaat bagi kita, menyucikan dan mengubahkan
kami. Kemudian disampaikan kepada jemaat, bermanfaat juga bagi sidang jemaat
sehingga tercipta persekutuan Tubuh Kristus yang sempurna mulai dari dalam
penggembalaan. Dalam nikahnya sudah dia praktekan Firman, dilanjutkan dalam
penggembalaan tercipta persekutuan yang erat.
Manfaat
utama Firman adalah menyucikan dan mengubahkan kita sampai kelak sempurna
seperti Yesus, menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
® Usus dan ginjal. Keduanya menunjukan pelita
emas.
a) Usus
Di dalam usus, sari-sari makanan dipersiapkan
untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Ini menunjukan kita sebagai anak-anak Tuhan
harus menyebarkan terang kebenaran
Firman ke mana-mana. Kita sudah menikmati Firman, bermanfaat bagi kita,
jangan nikmati sendiri! Sebarkan ke mana-mana, artinya jadi terang kesaksian di
manapun kita berada. Jadi kesaksian yang utama itu adalah pekerjaan Firman yang
sudah kita alami. Kalau begitu tidak boleh bersaksi sakit sembuh? Silahkan!
Bersaksi dapat pekerjaan, bersaksi lulus, boleh semua itu. Tetapi yang utama
kita saksikan adalah pekerjaan Firman. Kita sudah praktekan, kita rasakan asam
pahitnya hidup dan kita menang, itu yang kita saksikan. Seperti perempuan
Samaria, dia saksikan apa yang telah dia alami yaitu pekerjaan Firman di dalam
dirinya. Mari ke sini lihat di sana, mungkinkah Dia itu Mesias yang membongkar segala
sesuatu yang kulakukan” lalu orang Sikhar datang kepada Yesus dan mereka
percaya karena perkataan perempuan Samaria tadi.
Ini pelajaran bagi kita, kalau lihat orang
yang moralnya sudah hancur, jangan kita hina. Bisa saja dia ditolong oleh
Tuhan, menerima Firman dan dia mau praktekan. Kita hakimi dan cerita
kekurangannya padahal dia sudah berubah. Di dalam Alkitab banyak orang yang kalau
dilihat moralnya, dilihat rohaninya sebenarnya tidak layak tetapi dipakai Tuhan
karena mau berubah, mau menerima Firman. Dari silsilah Yesus ada Rahab
perempuan sundal, tetapi dia digarap oleh Firman Tuhan sehingga bisa menjadi
jalur kedatangan Yesus pertama kali. Ada lagi Paulus, dia sendiri berkata “akulah
orang paling berdosa tetapi bisa dipakai Tuhan”. Kita yang ada dalam pengajaran
ini, yang rusak-rusak dibawa untuk diperbaiki, bukan untuk ditolak. Kalau sudah
diperbaiki bisa menjadi terang kesaksian di mana-mana.
Saya dulu juga orang yang rusak, tidak layak,
kalau dilihat dalam keluarga, saya yang duluan rusak. Tetapi Tuhan mau perbaiki.
Setelah diperbaiki jadilah penyebar-penyebar terang seperti Pelita Emas alat di
dalam ruangan suci yang menyebarkan terang. Roh Kudus yang memampukan kita
menjadi terang kesaksian. Roh Kudus yang mendorong kita untuk bersaksi.
Yohanes 15:26-27
15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa
datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang
Aku.
15:27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu
dari semula bersama-sama dengan Aku."
Pelita emas secara rohani juga menunjukan
ketekunan dalam ibadah raya, di situ kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dan
karunia dan urapan. Roh Kudus adalah aliran air hidup yang mengalir menguatkan
kita sendiri dan juga orang lain.
Yohanes 7:38-39
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang
dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air
hidup."
7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima
oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus
belum dimuliakan.
Artinya kesaksian-kesaksian kita tentang
pekerjaan Firman menguatkan dan meneguhkan iman kita, menguatkan dan meneguhkan
kita dalam melayani Tuhan, juga menguatkan orang lain. Itu fungsinya bersaksi! Bukan
bersaksi begini dan begitu padahal tidak dialami. Kesaksian yang benar menguatkan
orang lain “dia bisa, pengalaman hidupnya sama dengan saya, dia menang berarti
saya juga bisa menang”. Kita pasti menang karena kekuatan Firrman, Roh Kudus
dan kasih Tuhan. Jadi kalau kita sudah mengalami pekerjaan Firman namun tidak
mau bersaksi nanti kita semakin lemah. Sebenarnya kesaksian kita bisa menolong
orang lain tetapi karena tidak mau disaksikan maka kita menjadi lemah, orang
lain juga bertambah lemah, tidak tertolong dan kita malah berhutang darah yang
tidak bisa dilunaskan. Karena tidak mau bersaksi akhirnya jadi lemah, dia
gampang tersandung, orang lain juga ikut tersandung. Tidak ada kesaksian
berarti tidak punya pelita berarti tidak ada terang, kalau berjalan di malam
hari bisa tersandung.
Bersaksi bukan hanya dengan kata-kata tetapi
lewat praktek hidup kita yang kita tunjukan “saya dulu seperti ini, tetapi
lewat pengajaran saya sudah berubah”. Makanya nasihat saya kepada nikah yang
belum satu, kita yang sudah dalam pengajaran tunjukanlah terang kesaksian keubahan
hidup. Dulu saya isteri seperti ini, sekarang dalam pengajaran sudah berbeda.
Dulu saya suami yang begini, sekarang dalam pengajaran sudah berubah. Nanti
suatu saat gelap itu pasti dikalahkan oleh terang. Dulu sebelum dalam
pengajaran begini kelakuan saya, begitu dalam pengajaran hidup saya berubah.
Orang tua yang melihat terheran-heran “koq bisa anak saya seperti itu?”. Suami
lihat isterinya berubah mulai penasaran, lama-lama dia tanya “ma mau ke mana?
Ibadah? Boleh saya antar?” oh boleh sudah itu yang ditunggu-tunggu. Minggu berikutnya
“boleh saya ikut ibadah?” oh sangat boleh! Itu kalau ada kesaksian keubahan
hidup. Semua bisa, tidak yang mustahil, gelap pasti kalah, terang pasti menang.
b) Ginjal itu untuk menyaring darah. Karena
tubuh manusia 70% dari air. Kita butuh air hidup yaitu Roh Kudus. Roh Kudus
yang memimpin hidup kita. Roh Kudus ini menyaring segala sesuatu yang mau masuk
dalam tubuh rohani kita sehingga bisa membedakan mana yang benar mana dosa,
mana ajaran benar mana ajaran tidak benar, mana hamba Tuhan yang benar tahbisannya
mana yang tidak, mana ibadah benar mana ibadah palsu, mana penyembahan yang
benar mana yang palsu. Kita periksa ginjal secara rohani, penyaringannya
bagaimana. Kalau berkata “oh sama semua, semua baik!” itu ginjal bermasalah.
I Yohanes 2:27
2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan
yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh
orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala
sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu
telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Kalau ada pengurapan kita tidak perlu diajar
orang lain. Artinya kita ada ketegasan untuk menolak ajaran lain sebab tahu bedanya. Pdt. Pong
mengatakan kalau urapan itu sudah luar biasa, lewat pori-pori sudah bisa
merasakan ini orang sudah tidak betul ajarannya. Ini berarti ginjalnya
berfungsi dengan baik, ada ketegasan berpegang pada pengajaran yang benar, juga
tegas menolak gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Banyak
yang jatuh karena gosip-gosip ini. Sebab kalau itu tidak disaring, bisa
meracuni tubuh rohani. Kalau terganggu hati lebih baik datang tanya kepada
gembala. Jangan sampai sudah teracuni kita. Apalagi kalau yang bicara itu tidak
benar hidupnya lalu mau dipercaya lebih dari gembala yang sudah menaikan doa
penyahutan untuk kita. Di mana hati nurani kalau seperti itu! Gembala sudah
berjuang melayani dan berdoa syafaat untuk kita lalu lebih percaya omongan
orang yang tidak suci, yang dolak-dalik. Itulah ginjal bermasalah! Semoga yang
ada di sini ginjalnya tidak bermasalah, semua sudah baik ginjalnya. Kalau buka
diri mendengar ajaran lain atau lebih percaya omongan orang dari pada guru kami
yang mendidik kami selama ini, waduh itu ginjal sedang rusak, sedang bocor.
Kalau menganggap semua pengajaran sama saja, itu sudah gagal ginjal!
Apa tanda ginjal bermasalah secara jasmani? Badan
mulai bengkak-bengkak. Begitu juga yang rohani. Kalau ginjal bermasalah hawa
nafsu dagingnya membengkak, keinginan dagingnya
membengkak, semua kedagingan. Bisa ditelusuri siapa omongannya benar, siapa yang
gosip, siapa yang fitnah. Yang digosipkan rohaninya semakin maju. Yang
menggosip semakin bengkak dagingnya dalam arti hawa nafsu dagingnya semakin
bengkak. Itulah pentingnya Roh Kudus menyaring apa yang mau masuk dalam tubuh
rohani kita. Jangan kita dicemari dan diracuni oleh hal-hal yang tidak rohani.
® Paru-paru menunjuk mezbah dupa emas = penyembahan. Penyembahan itu nafas hidup
orang Kristen. Ini sudah bukan di rongga perut tetapi di rongga dada. Rongga
dada menunjuk ruangan maha suci. Itu sebabnya tertulis di dalam surat Ibrani
kalau mezbah pembakaran ukupan ada di ruangan maha suci.
Ibrani
9:3-4
9:3 Di
belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang
maha kudus.
9:4 Di
situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang
seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan
buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh
batu yang bertuliskan perjanjian,
Kalau
membaca tulisan Paulus ini kita bisa bingung. Mana yang betul, di ruangan maha
suci kan hanya ada Peti Perjanjian, kenapa ada Mezbah dupa emas di situ? Paulus
tidak keliru, apa yang ditulis dalam Alkitab tidak mungkin salah sebab Firman
itu sudah dimurnikan 7
kali. Jadi tidak mungkin salah dan tidak bertentangan. Lalu apa yang dimaksud
mezbah dupa emas di sini? Yang dimaksud adalah perukupan dupa. Jadi sekali
setahun Imam Besar membawa perukupan dupa yang ada di Mezbah dupa emas, dibawa
masuk ke ruangan maha suci untuk mengadakan pelayanan pendamaian.
Imamat
16:12-13
16:12
Dan ia harus mengambil perbaraan berisi penuh bara api dari atas mezbah yang di
hadapan TUHAN, serta serangkup penuh ukupan dari wangi-wangian yang digiling
sampai halus, lalu membawanya masuk ke belakang tabir.
16:13
Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan TUHAN,
sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah,
supaya ia jangan mati.
Kita
akan belajar tentang paru-paru secara rohani. Paru-paru itu mengisi seluruh
rongga dada dan menyelimuti jantung. Ini menunjuk ketekunan dalam ibadah doa
penyembahan. Tadi disebutkan asap ukupan menutupi tutup pendamaian seperti
paru-paru memenuhi seluruh rongga dada dan menyelimuti jantung. Bicara jantung
menunjuk kasih Tuhan. Jadi artinya doa penyembahan adalah hubungan kasih dengan
Tuhan. Paru-paru ini sangat penting untuk kehidupan kita. Begitu juga
penyembahan sangat penting untuk kehidupan rohani kita. Kalau doa
penyembahannya kurang, maka paru-paru bermasalah. Ada flek putih, paru-paru
lubang. Apalagi kalau malas menyembah, berarti sedang covid paru-paru
rohaninya.
Jantung
untuk memompa darah, paru-paru untuk pernafasan. Pernafasan dan aliran darah
sangat berhubungan. Tanpa pernafasan, aliran darah tidak lancar dan proses
pembakaran tidak terjadi sehingga timbul rasa sesak. Begitu juga kalau rohani
tanpa doa penyembahan maka api dari Kristus tidak dialami, api penyucian tidak
diterima. Begitu diperhadapkan api ujian malah mengamuk. Sehingga timbullah rasa
sesak dalam kehidupan rohani, kalau dibiarkan bisa mati rohaninya. Ayo
tingkatkan penyembahan kita supaya rohani kita baik, kita menerima api penyucian
dan bisa tahan menghadapi api ujian.
Paru-paru
dan jantung itu organ vital, sebab itu dilindungi oleh tulang rusuk. Jadi Tuhan
menciptakan kita untuk menjadi penyembah-penyembah yang benar. Karena manusia
itu menerima hembusan nafas dari Tuhan, itu Roh Tuhan diberikan kepada kita,
makanya roh manusia ini selalu rindu untuk kembali kepada Tuhan. Jadi penyembahan
itu supaya roh kita bisa berhubungan dengan roh Tuhan.
Roma
8:26
8:26
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu,
bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada
Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Mari
kita tingkatkan doa penyembahan kita. Penyembahan itu diukur dan suara dari
mezbah itu diperhitungkan untuk menghukum dunia ini. Kita pilih mana? Kita
menyembah, suara penyembahan kita diperhitungkan Tuhan untuk menghukum dunia
ini. Kalau tidak menyembah maka akan dihukum oleh Tuhan.
Wahyu
9:13-14
9:13
Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara
keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah,
9:14
dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu:
"Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat
itu."
Mungkin
kita diperlakukan tidak adil oleh manusia, tetap menyembah Tuhan, nanti kita
menerima keadilan kekal dari Tuhan. Ada keadilan kekal Tuhan berikan kepada
penyembah yang baik dan benar. Penyembahan itu didorong oleh Firman dan Roh
Kudus.
Yohanes
4:24
4:24
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan
kebenaran."
Roh
itu Roh Kudus, kebenaran itu
Firman. Jadi penyembahan yang naik kepada Tuhan adalah hasil pekerjaan
penyucian oleh Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. Semakin
disucikan maka penyembahannya semakin naik, semakin meningkat. Kesucian
merosot, penyembahan pasti merosot. Atau sebaliknya, penyembahan merosot maka
kesucian juga merosot.
Tingkatkan
penyembahan kita hari-hari terakhir ini. Memang paling sakit bagi daging untuk
menyembah. Bekerja seharian kuat, nonton bola semalaman tahan, tetapi kalau
menyembah, 10 menit, 15 menit rasanya sudah berjam-jam. Kalau nonton televisi
bisa tidak bergeser dari tempat duduknya,
kalau menyembah baru 1 menit sudah berubah posisi. Sebabnya kita butuh Roh
Kudus untuk meningkat dalam penyembahan. Doa penyembahan itu puncak ibadah,
paling dekat pintu tirai, paling dekat perobekan daging. Penyembahan itu
perobekan daging, sakit memang bagi daging.
Roma
14:17
14:17
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Damai
di tengah-tengah, jadi sama penyembahan didorong oleh Firman dan Roh Kudus.
Lukas
17:7-8
17:7
"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau
menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang
dari ladang: Mari segera makan!
17:8
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku.
Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah
itu engkau boleh makan dan minum.
Melayani
tuan ini menunjuk doa penyembahan. Kita sudah banyak melayani pekerjaan Tuhan.
Bersihkan gereja, khotbah, main musik, tetapi jangan lupa melayani Tuhan Yesus
secara pribadi lewat doa penyembahan kita. Sebelum kita melayani ayo berdoa
menyembah, sesudah melayani kita juga laporan kepada Tuhan, doa kepada Tuhan.
Ayo layani Tuhan secara pribadi lewat doa penyembahan kita. Itu pelayanan
puncak kepada Yesus.
Memang
sakit bagi daging, tetapi kalau bisa kita lakukan itu bagaikan memberi makan
minum Tuhan, memuaskan Tuhan, kita menjadi hamba yang berikat pinggang. Ikat
pinggang itu hiasan mempelai. Kita harus memiliki hiasan mempelai.
Yesaya
11:5
11:5
Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang
tetap terikat pada pinggang.
Yeremia
2:32
2:32
Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan
melupakan ikat pinggangnya? Tetapi umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang
tidak terbilang lamanya.
Sekarang
pertanyaan untuk kita, bagaimana ikat pinggang kita? Masih bagus atau sudah
ikat pinggang yang lapuk. Memang kelihatan setia melayani di ladang Tuhan, tetapi
bagaimana penyembahan? Harus tetap ada! Ikat pinggang jangan lapuk, itu hiasan
mempelai yang harus kita pertahankan.
Kalau sedang menyembah berarti kita sedang menjaga pelayanan kita tetap
dikerjakan dengan benar. Penyembahan itu untuk menjaga tahbisan kita. Mungkin
hebat khotbah, hebat menyanyi, hebat main musik, hebat pelayanan apa yang
dikerjakan, tetapi kalau tidak ada penyembahan suatu saat ikat pinggangnya
lapuk tidak bisa dipakai, hanya ditaruh di tepi sungai Efrat, di tepi sungai
Babel.
Hasilnya kalau semua organ kita baik dan
memuncak pada doa penyembahan:
1.
Urusan
makan minum kita adalah urusannya Tuhan. Tuhan yang bertanggung jawab atas
kehidupan kita sehari-hari, Tuhan mampu mengatur semuanya. Dunia boleh krisis
dan krisis ini tidak akan semakin baik, justru makin bertambah. Tetapi kalau
kita melayani dengan setia benar, kita bisa menyembah Tuhan maka Tuhan yang
bertanggung jawab penuh atas hidup kita. Kita tubuhNya dan Yesus kepala, kepala
dengan tubuh terhubung dengan leher. Leher itu bicara penyembahan. Kalau ada
penyembahan maka kepala bertanggung jawab penuh atas tubuh. Bahkan Tuhan mampu
memberi kebahagiaan di tengah-tengah kesulitan hidup di dunia ini. Kalau
mengalami kepahitan hidup tinggal menyembah “Yesus haleluya”.
2.
Yesaya
49:3-4
49:3
Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku
akan menyatakan keagungan-Ku."
49:4
Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah
menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin
pada TUHAN dan upahku pada Allahku."
Hasilnya
hak dan upah kita terjamin di tangan Tuhan. Mungkin hak kita sekarang dirampas,
nama baik dicemari, difitnah dan lain-lain, tidak usah balas! Tinggal melayani
dengan setia dan benar, menyembah Tuhan maka hak dan upah kita terjamin di
tangan Tuhan, kita tidak akan kehilangan hak. Hak yang terutama adalah hak sulung,
hak untuk menikah, hak untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, masuk pesta nikah
Anak Domba dan mewarisi kerajaan sorga. Tuhan mampu memberikan kepada kita,
tidak akan diambil dari kita. Makanya waktu Yesus datang yang terdengar hanya
suara penyembahan haleluya menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Di
depan kita ada Perjamuan Suci, hak apa yang sudah dirampas dari kita, coba
lihat Korban Kristus, hak hidup Dia berikan, Dia rela mati di kayu salib. Jadi
tidak usah kita marah dan mau menuntut keadilan.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar