Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Imamat 26:1-3
26:1 "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.
26:2 Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.
26:3 Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya,
Ada 3 ketetapan dan perintah Tuhan yang harus kita taati supaya menerima berkat dari Tuhan.
1. Jangan ada pemberhalaan.
2. Pelihara hari-hari sabat Tuhan.
3. Hormati tempat kudus Tuhan.
Kita membahas poin ketiga, hormati tempat kudus Tuhan. Dulu tempat kudus itu adalah tempat Tuhan berdiam di tengah-tengah bangsa Israel yang disebut dengan Tabernakel atau kemah suci.
Keluaran 25:8
25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.
Sekarang bukan lagi Tabernakel jasmani tetapi menunjuk pada Tabernakel rohani, itulah tubuh kita atau hidup kita, Tuhan mau diam di dalam kita.
I Korintus 3:16; 6:19-20
3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
3:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
3:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu(dan rohmu juga yang keduanya adalah milik Tuhan)!
Jadi menghormati tempat kudus Tuhan artinya gunakan tubuh ini untuk memuliakan Tuhan. Manusia mempunyai susunan tubuh yang sesuai dengan Tabernakel, ini yang sementara kita pelajari. Kita sudah pelajari tentang kaki dan 10 jari, itu wilayah halaman.
Tungkai kaki kena mezbah korban bakaran (pertobatan) dan bejana pembasuhan (baptisan air yang benar).
Kemudian ada rongga perut menunjuk ruangan suci. Di dalam rongga perut ada lambung dan usus 12 jari kena pada meja roti sajian dengan 12 roti di atasnya.
Usus besar dan ginjal, itu kena pada pelita emas.
Paru-paru kena pada mezbah dupa emas.
Sekarang kita belajar tentang rongga dada kena pada ruangan maha suci. Di antara rongga dada dan rongga perut ada selaput pemisah bernama diagfragma. Dalam Tabernakel itu menunjuk pintu tirai yang menjadi pemisah antara ruangan suci dan ruangan maha suci.
Keluaran 26:31-33
26:31 Haruslah kaubuat tabir dari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya; haruslah dibuat dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun.
26:32 Haruslah engkau menggantungkannya pada empat tiang dari kayu penaga, yang disalut dengan emas, dengan ada kaitannya dari emas, berdasarkan empat alas perak.
26:33 Haruslah tabir itu kaugantungkan pada kaitan penyambung tenda itu dan haruslah kaubawa tabut hukum ke sana, ke belakang tabir itu, sehingga tabir itu menjadi pemisah bagimu antara tempat kudus dan tempat maha kudus.
Ruangan suci itu daerah kesucian, ruangan maha suci adalah daerah kesempurnaan. Bentuknya 4 persegi, panjang 10 hasta, lebar 10 hasta, tinggi 10 hasta. Ruangan maha suci itu menunjuk kota Yerusalem yang baru.
Wahyu 21:16
21:16 Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.
Jadi sebelum masuk Yerusalem Baru, gereja Tuhan lebih dahulu masuk pesta nikah Anak Domba Allah, kemudian masuk kerajaan 1000 tahun damai, Firdaus yang akan datang. Sebenarnya pintu Firdaus itu sudah ditutup dan dijaga oleh kerub dengan pedang yang menyambar-nyambar sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Tidak ada yang bisa masuk di sana, kalau masuk kena pedang. Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, semua keturunannya telah berbuat dosa. Berarti tidak ada yang bisa kembali ke Firdaus, tidak ada seorangpun yang bisa membuka pintu Firdaus. Sebab itu Yesus datang, lahir ke dunia menjadi sama dengan kita manusia, hanya Dia tidak berdosa, untuk mati di kayu salib. Bagaikan terkena pedang yang menyambar-nyambar. Yesus rela terima itu untuk membuka pintu ke Firdaus dan pintu kerajaan sorga bagi kita.
Matius 27:50-51
27:50 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
27:51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Ibrani 10:19-20
10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
Tempat kudus yang dimaksud di sini adalah ruangan maha suci. Yesus bagaikan tabir yang terbelah dua. Ketika Yesus mati, pintu tirai terbelah dua. Pada pintu tirai ada gambar kerub-kerub. Ini bukti Yesus telah melewati pintu Firdaus, Dia rela kena pedang yang menyambar-nyambar untuk membuka pintu bagi kita ke Firdaus, ke kerajaan Sorga. Kalau pintu tirai sudah terbelah maka ruangan maha suci bisa terlihat. Bisa juga dilihat isinya di situ, ada Tabut Perjanjian.
Yesus telah mati, tubuhNya rela dirobek-robek, mulai dari tinju prajurit, cambuk, paku, mahkota berduri, juga tombak dan sebagainya. Jadi pintu tirai secara rohani menunjuk proses perobekan daging. Supaya kita bisa masuk ke ruangan maha suci, daerah kesempurnaan (kerajaan sorga), kita harus mengalami perobekan daging. Proses perobekan daging ini adalah proses untuk taat dan dengar-dengaran pada Firman Tuhan sampai daging ini tidak bersuara lagi. Itu sudah Yesus teladankan:
Filipi 2:8
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Ini harus kita alami, robek daging sampai daging tidak bersuara lagi. Kalau tidak merobek daging, tidak akan bisa masuk Firdaus, tidak bisa masuk kerajaan sorga, dan juga tidak bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Ada 2 suasana akhir manusia di dunia ini:
1. Suasana pesta nikah Anak Domba Allah, suasana sukacita besar yang tidak terkatakan, kebahagiaan puncak. Ini hanya bisa kita alami kalau selama di dunia ini kita mau merobek daging kita dengan segala keinginannya, tabiatnya, emosinya, hawa nafsunya, ambisinya, perbuatannya, pikirannya. Kita masuk pesta nikah memandang Yesus muka dengan muka.
Wahyu 19:7-9
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
2. Suasana pesta pembantaian daging, suasana ketakutan dan kepahitan
Wahyu 1:7
1:7 Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.
Kedua suasana ini akan melihat Yesus. Setiap mata akan melihat Tuhan tetapi dibagi 2 suasana. Ada yang bersukacita, ada yang meratap karena mau masuk pesta pembantaian daging.
Wahyu 19:17-18
17 Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,
18 supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."
Yang ada pada urutan pertama yang dibantai adalah raja. Raja di sini adalah kehidupan yang tidak mau tunduk kepada Yesus Raja segala raja, karena menjadikan dagingnya sebagai raja dalam hidupnya. Yang dia turuti hanya kemauan dagingnya, hawa nafsu dagingnya, dia ini yang akan masuk pesta pembantaian daging. Oleh sebab itu kita harus merobek daging kita dengan segala keinginan dan hawa nafsunya.
Pintu tirai ittu digantung pada 4 tiang dari kayu penaga tetapi disalut emas. Kayu penaga menunjuk manusia daging dengan tabiat dagingnya. Emas menunjuk kesucian Roh Kudus atau tabiat Ilahi. Jadi artinya perobekan daging itu adalah proses menyingkirkan tabiat daging dan diganti dengan tabiat Ilahi.
Dalam Lukas pasal 12 ada 5 tabiat daging yang harus dirobek. Dalam terang Tabernakel, Lukas pasal 12 terkena pada pintu tirai.
1. Munafik
Lukas 12:1
12:1 Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.
Kemunafikan dirobek menjadi jujur.
2. Ketakutan daging, takut pada manusia dan sesuatu di dunia ini sampai tidak takut Tuhan (ayat 4-12)
Lukas 12:4
12:4 Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Ketakutan daging ini dirobek, dimatikan, diganti menjadi takut akan Tuhan.
3. Ketamakan (ayat 13-21)
Lukas 12:15
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Ketamakan, kikir dan serakah sudah termasuk di dalamnya. Diubahkan menjadi tabiat Ilahi bisa memberi, sampai lebih bahagia memberi dari pada menerima.
4. Kuatir (ayat 22-34)
Kuatir diubahkan menjadi menyerah/percaya sepenuh kepada Tuhan.
5. Lengah atau tidak setia, tidak berjaga-jaga (ayat 35-48)
Dirobek menjadi berjaga-jaga, siap sedia.
Ini yang harus kita alami, daging harus dirobek dipaksa masuk dalam perobekan daging, mulai dari dalam yaitu tabiatnya. Kayu penaga mempunyai getah, ini menunjuk tabiatnya. Tabiatnya itu yang harus betul-betul dimatikan. Mulai dari munafik, ketakutan, kekuatiran, ketamakan, sampai lengah/tidak berjaga, itu dimatikan semuanya.
Sekarang kita masuk pada rongga dada atau ruangan maha suci. Di situ terdapat organ-organ tubuh yang terpenting. Rongga dada ini ditutup atau dikelilingi dengan tulang-tulang rusuk.
Dalam Tabernakel tulang rusuk menunjuk papan-papan jenang yang menutupi ruangan suci dan ruangan maha suci. Secara rohani papan jenang menunjuk persekutuan anak-anak Tuhan. Kalau kita mau memuliakan Tuhan dengan tubuh kita maka kita harus menekuni persekutuan Tubuh Kristus yang benar. Kami diajar di Lempinel ciri tubuh Kristus adalah persekutuan. Jadi hamba Tuhan boleh bersekutu? Harus! Setelah keluar dari Lempinel bagaimana? Harus dilanjutkan
Sebenarnya papan ini menutupi ruangan suci dan ruangan maha suci. Yang ditutupi tulang rusuk secara penuh hanya rongga dada. Apakah keliru? Tidak! Tuhan tidak keliru memberikan wahyu, ilham dari Tuhan itu sempurna. Artinya Tuhan mau persekutuan anak-anak Tuhan harus memuncak pada persekutuan tubuh Kristus yang sempurna dengan Yesus sebagai kepala, untuk kita masuk dalam Yerusalem yang baru. Makanya dalam kota Yerusalem Baru, di situ banyak tertulis angka 12 = angka persekutuan, 12 pintu, 12 batu dasar, 12 mutiara, 12 malaikat, 12 rasul Anak Domba. Makanya persekutuannya harus ditekuni. Musa ketemu Harun, tua-tua dan diikuti umat. Jadi hamba Tuhan dulu baru diikuti oleh tua-tua dan disertai umat Tuhan. Tekuni persekutuan yang benar berdasarkan Firman pengajaran yang benar. Dan motivasinya juga harus benar. Ketika mau menggelar ibadah persekutuan harus benar.
Guru kami di Malang titip pesan kepada kami murid-murid Lempinel, tua-tua dan jemaat di sana supaya berdoa kalau kehendak Tuhan jadi, bukakan Firman. Kalau bukan kehendak Tuhan batalkan. Jadi tidak ada maksud apa-apa saya berdoa begitu! Jadi tidak salah kita berdoa seperti itu. Karena tujuannya untuk persekutuan Tubuh Kristus yang sempurna masuk ke dalam Yerusalem Baru.
Penyatuan tubuh Kristus memang terjadi di bumi seperti Yusuf bersatu kembali dengan saudara-saudaranya di Mesir. Tetapi bukan untuk kita tinggal selamanya di bumi ini. Kita mau berpindah pada langit dan bumi yang baru, kerajaan sorga, Yerusalem Baru, sementara langit dan bumi yang lama ini akan lenyap.
Kita akan belajar organ di dalam rongga dada yaitu jantung. Di dalam Tabernakel jantung kena pada Tabut Perjanjian.
Keluaran 25:10-12,16
25:10 "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
25:11 Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
25:12 Haruslah engkau menuang empat gelang emas untuk tabut itu dan pasanglah gelang itu pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua.
25:16 Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.
Jantung adalah organ tubuh yang penting, di sana darah dipompa untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Sama dengan Tabut Perjanjian, merupakan alat terpenting di dalam Tabernakel. Ketika Salomo selesai membangun Bait Allah, Tabernakel dimasukan ke dalam Bait Allah dan Tabut dibawa ke ruangan yang paling dalam yaitu ruangan maha suci maka Shekina Glori turun. Begitu juga Tabernakel dalam Keluaran pasal 40, begitu Tabut diletakkan di ruangan maha suci, Shekina Glori turun, awan kemuliaan turun. Jadi ini alat yang terpenting untuk segenap ibadah di dalam Tabernakel.
Jantung kadang disamakan dengan hati = perasaan. Hati adalah pusat kehidupan rohani kita.
Amsal 4:23
4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Jadi hati adalah pusat kehidupan rohani kita di mana Tuhan mau berdiam, ingin bertakhta di dalamnya. Jangan berikan kesempatan kepada iblis untuk berdiam, biarlah Tuhan yang berdiam dan bertakhta di hati kita.
Ada 4 ruangan di dalam jantung, serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan dan bilik kiri. Menggambarkan 4 makhluk yang ada di sekeliling takhta Allah, sekeliling takhta sorga.
Wahyu 4:6-8
4:6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
4:7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
4:8 Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Tuhan mau bertakhta di hati kita. Ini suatu kedudukan rohani yang sangat tinggi yang dapat kita capai kalau mau dibentuk dan digarap kerjakan oleh Firman Tuhan yang benar.
Siapa 4 makhluk ini? 4 pribadi manusia yang pernah hidup di bumi dan mereka hidup bersuasana takhta sorga sehingga diangkat ke sorga.
1. Henokh
Kejadian 5:24
5:24 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Dia hidup bergaul dengan Allah, itu suasana takhta Sorga. Kita masih hidup di bumi tetapi sudah harus bersuasana takhta Allah. Apa prakteknya? Bergaul dengan Allah, tekuni ibadah pelayanan yang memuncak pada doa penyembahan. Tekuni pergaulan kita dengan Allah, baik doa pribadi maupun doa berjemaah. Jangan biasakan diri menghindar dari pertemuan ibadah.
Ibrani 10:25
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Kalau biasa nanti sengaja sehingga tidak terampunkan lagi.
Ibrani 10:26-27
Ibrani 10:26-27 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Seperti dalam doa Bapa kami Yesus ajarkan datanglah kerajaanMu di bumi seperti di Sorga. Kita masih hidup di bumi tetapi bersuasana takhta Sorga, buktinya bergaul lebih dekat dengan Allah.
2. Musa
Ulangan 34:5-6
34:5 Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
34:6 Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
Tidak ada yang tahu kuburnya karena dia memang dibangkitkan dan terangkat ke sorga dalam tubuh kemuliaan. Ditunjukan waktu Yesus berdoa di atas gunung, lalu berubah rupa dan ada Musa dan Elia.
Musa mati sesuai Firman, apa lagi hidupnya. Jadi Musa ini adalah kehidupan yang mati dan hidupnya sesuai Firman, kehidupan yang taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan. Sekalipun memang ada celanya, bagaimana Musa melanggar kekudusan nama Tuhan sehingga dia tidak boleh masuk ke tanah Kanaan. Tetapi dalam Matius pasal 17, Markus pasal 9, Lukas pasal 9, Musa ada di gunung di tanah Kanaan.
3. Elia
II Raja-raja 2:11
2:11 Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
Elia adalah kehidupan yang penuh dengan Roh Kudus, hidup bergaul dengan Roh Kudus.
4. Pribadi Yesus
Kisah Para Rasul 1:9-11
1:9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
1:10 Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,
1:11 dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”
Mungkin kita jadi bingung, 4 makhluk itu di sekeliling takhta. Kalau Henokh, Musa dan Elia masih bisa kita terima. Kalau Yesus, lalu siapa yang duduk di takhta? Yesus juga. Kenapa Yesus ditampilkan sebagai makhluk ke-4? Karena Yesus lahir menjadi sama dengan manusia, kemudian Dia mati, bangkit dan dipermuliakan. Kita manusia berdosa, tetapi kita ini juga mau dibawa pada kemuliaan. Jadi tingkat rohani yang begitu tinggi yang dapat dicapai oleh gereja Tuhan adalah menjadi sama dengan Yesus. Dia Allah yang lahir menjadi sama dengan manusia, supaya kita manusia bisa dilahirkan kembali menjadi sama dengan Allah.
Firman Tuhan itu memang kalau tidak dibukakan rahasianya bisa membingungkan. Tetapi Tuhan bukakan kepada kita sesuai kebutuhan kita. Ada hal-hal yang nanti akan dibukakan, bukan sekarang ini tetapi nanti saat penyingkiran gereja. Jadi jangan paksa tafsirkan kalau belum Tuhan bukakan rahasianya.
Kalau dikaitkan dengan Tabut perjanjian, Yesus adalah tutup pendamaian yang terbuat dari emas murni dengan 2 kerubnya. Kerub pertama itu Allah Bapa, kerub kedua Allah Roh Kudus, tutup adalah Yesus sendiri. Jadi tutup pendamaian adalah Allah Tritunggal dalam pribadi Yesus Mempelai Pria Sorga. Ada 7 percikan darah di situ, Yesus sudah melewatiNya mulai dari taman Getsemani sampai mati di kayu salib, Yesus lewati 7 percikan darah, sengsara daging tanpa dosa. Petinya menunjuk gereja Tuhan, tubuh Kristus yang sempurna. Terbuat dari kayu penaga yang disalut emas dari dalam dan luar sehingga tidak terlihat lagi kayunya. Dan di depan tabut ada 7 percikan darah. Kita juga harus mengalami 7 percikan darah. Yesus mengalami percikan darah, gerejaNya juga harus mengalami percikan darah, jangan kita mengelak.
Tabut itu tidak berfungsi apa-apa kalau di dalamnya tidak ada isi. Sekalipun kita menderita kalau tidak ada isi yang rohani, tidak ada gunanya, tidak ada manfaat apa-apa. Sebab itu tabut itu harus diisi.
Ibrani 9:4
9:4 Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
Ada 3 isinya:
1. Buli-buli emas berisi manna → iman yang sempurna, iman yang teruji, iman yang teguh.
2. Tongkat Harun yang bertunas, berbunga, berbuah badam→ pengharapan yang sempurna.
3. 2 loh batu → kasih yang sempurna.
Ketika Tabut Perjanjian dibawa masuk ke dalam Bait Allah yang dibangun oleh Salomo, tidak disebutkan lagi buli-buli emas dan tongkat Harun, hanya disebutkan 2 loh batu.
I Raja-raja 8:9-10
8:9 Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua loh batu yang diletakkan Musa ke dalamnya di gunung Horeb, yakni loh-loh batu bertuliskan perjanjian yang diadakan TUHAN dengan orang Israel pada waktu perjalanan mereka keluar dari tanah Mesir.
8:10 Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, datanglah awan memenuhi rumah TUHAN,
Waktu dimasukan Tabut Perjanjian, awan kemuliaan turun. Ini menunjukan gereja Tuhan sudah disempurnakan, memiliki kasih yang sempurna menyambut kedatangan Yesus dalam kemuliaan. Disitu tidak dibutuhkan lagi iman, tidak dibutuhkan lagi pengharapan. Pengharapan itu sesuatu yang belum kita lihat. Kalau sudah ketemu Yesus tidak perlu lagi pengharapan. Iman tidak perlu lagi karena sudah menyatu dengan Yesus. Yang perlu di situ adalah kasih yang sempurna, itu hubungan yang tererat antara kita dengan Yesus.
I Korintus 13:13
13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Tabernakel tanpa 2 loh batu, kosong. 2 loh batu tanpa Tabernakel, tidak ada tempat. Jadi 2 hal ini berkaitan erat.
2 loh batu pada tubuh manusia terkena 2 tangan dengan 10 jari menunjuk 10 hukum kasih yang ditulis pada 2 loh batu. Jadi Tuhan mau kita menggunakan tubuh ini untuk memuliakan Tuhan, sampai kita dibawa pada tingkatan rohani tertinggi, menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang memiliki kasih Allah yang sempurna.
Dulu bangsa Israel harus menuruti 10 hukum Taurat, kalau tidak hukumannya mati. Tetapi Alkitab mengatakan bangsa Israel tidak bisa melakukannya, melanggar sebagian berarti melanggar keseluruhan. Tidak ada manusia yang bisa menuruti seluruh hukum Taurat. Makanya Yesus datang menggenapi Taurat. Bagi kita sekarang yang menjadi calon mempelai wanita Tuhan, yang harus kita turuti adalah 10 hukum kasih dalam di dalam Perjanjian Baru:
1. Hukum Damai
Matius 5:21-26
5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Ini namanya hukum damai yaitu harus ada perdamaian antara sesama anggota Tubuh Kristus. Perdamaian artinya saling mengaku dan mengampuni. Melayani tetapi tidak berdamai, Tuhan yang jadi lawan! Segera berdamai dengan lawanmu dalam perjalanan. Kita sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem Baru. Kalau dosa tidak diperdamaikan maka Tuhan menjadi lawan kita yang akan menyerahkan kita kepada algojo, itulah antikristus. Sekarang ada darah Yesus untuk kita memperdamaikan dosa. Kalau tidak mau maka nanti diizinkan memperdamaikan dosa tetapi dengan darah sendiri di dalam aniaya antikristus. Mari kita berdamai, saling mengaku, saling mengampuni, lupakan dosa! Yang benar mengampuni dan melupakan. Ini hukum damai, harus ditaati. Kalau tidak ditaati ada konsekuensi hukumnya.
2. Hukum kesucian
Matius 5:27-32
5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
5:30 Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
5:31 Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
Kita harus menjaga kesucian pribadi kita dan menjaga kesucian nikah kita. Ayat 27 dan 28 kesucian permulaan nikah. Ayat 31 dan 32 itu kesucian perjalanan nikah. Kaum muda pada permulaan nikah di masa pacaran dan masa tunangan dijaga kesuciannya. Terutama keinginan di hati itu harus dijaga! Karena sekarang ini tontonan terlalu banyak akhirnya mau ikut-ikut gaya dunia, kita tidak seperti itu, yang rohani tidak seperti itu! Pacaran dan tunangan yang rohani menjaga kesucian, menikah itu jaga kesucian. Semua dijaga, hati dijaga, pandangan/mata dijaga, tangan/perbuatan termasuk pelayanan dijaga, kesucian nikah dijaga.
I Tesalonika 4:3-5
4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,
4:4 supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,
4:5 bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,
Ayat 4 dikatakan kamu masing-masing mengambil seorang perempuan. Begitu juga masa pacaran, satu saja, jangan 2 3 4 5 lalu bilang koleksi untuk diseleksi, itu najis! Pacaran tujuannya untuk menikah, bukan untuk main-main. Lapor kepada gembala supaya didoakan, lapor sama orang tua supaya orang tua juga tahu dan dijaga.
Damai dan suci ini 2 hal yang tidak terpisahkan, yang harus kita kejar, kita upayakan dan kita dapatkan untuk bisa memandang wajah Yesus.
Ibrani 12:14
12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
Matius 5:8
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Kejar damai dan kejar kesucian. Dari kita lebih dahulu harus mengupayakan damai, kalau orang itu tidak mau mengampuni dan melupakan itu urusannya dia. Jangan tunggu orang itu datang.
3. Hukum kejujuran dan kebenaran
Matius 5:33-37
5:33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
5:34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Benar dan jujur, jangan sumpah-sumpah. Kalau orang ketika ada masalah lalu berkata “saya berani sumpah” sebenarnya dia sudah tidak jujur, dia cuma mau sugesti orang.
Jujur itu dimulai dari 3 hal:
a) Jujur soal pengajaran, kalau benar katakan benar dan pegang teguh, kalau salah hindari.Tidak usah berbantah-bantah.
Titus 2:7
2:7 dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,
Kami hamba Tuhan harus yakin apa yang kami sampaikan itu pengajaran yang benar, jangan ragu. Kalau orang tentang dan lawan, biarlah Tuhan yang membuktikan bahwa pengajaran yang kita sampaikan adalah pengajaran yang benar, tidak usah kita membela diri. Karena pengajaran yang kita sampaikan itu dari Tuhan, bukan dari diri kita. Kalau mengamuk ketika dikatakan tidak benar dan palsu, berarti pengajaran yang kita sampaikan itu dari diri sendiri, makanya mengamuk. Kalau dari Tuhan yah diam saja, nanti Tuhan yang bela.
Saya yakin apa yang saya ajarkan benar karena sudah jadi pengalaman hidup, sudah jadi praktek, bukan lagi kata orang. Kecuali cuma dicuplik dari khotbah orang lain dan tidak jadi pengalaman hidup, begitu dikonfrontir masih bisa ragu. Tetapi kalau sudah jadi pengalaman tidak akan ragu lagi. Saya sebagai hamba Tuhan bertanggung jawab dengan apa yang saya ajarkan karena menentukan nasib sidang jemaat yang mendengar.
b) Jujur soal nikah
Ibrani 13:4
13:4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
c) Jujur soal keuangan
Ibrani 13:5
13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Kenapa nikah dan keuangan saling bergandengan? Ingat Akhan, tidak jujur soal uang, bukan hanya dia yang dihukum, nikahnya juga dihantam. Isteri dan anak-anaknya dilempar batu dan dibakar semuanya. Ingat juga Ananias dan Safira, tidak jujur soal keuangan nikahnya hancur. Juga pelajaran kitab nabi Zakharia, ada sumpah serapah yang disuruh bermalam di rumah pencuri, orang yang tidak jujur dalam keuangan, sehingga batu dan kayunya hancur. Jadi 2 hal ini bergandengan terus, kalau tidak jujur soal keuangan, berdampak pada nikah.
Zakharia 5:3-4
5:3 Lalu ia berkata kepadaku: “Inilah sumpah serapah yang keluar menimpa seluruh negeri; sebab menurut sumpah serapah itu setiap pencuri di sini masih bebas dari hukuman, dan setiap orang yang bersumpah palsu di sini juga masih bebas dari hukuman.
5:4 Aku telah menyuruhnya keluar, demikianlah firman TUHAN semesta alam, supaya itu masuk ke dalam rumah pencuri dan ke dalam rumah orang yang bersumpah palsu demi nama-Ku, dan supaya itu bermalam di dalam rumah mereka dan memusnahkannya, baik kayunya maupun batu-batunya.”
Kayu menunjuk bapak, suami yang kedagingan. Batu menunjuk ibu, isteri yang keras hati.
Yeremia 2:27
2:27 yang berkata kepada sepotong kayu: Engkaulah bapaku! Dan kepada batu: Engkaulah yang melahirkan aku! Sungguh, mereka membelakangi Aku dan tidak menghadapkan mukanya kepada-Ku, tetapi pada waktu mereka ditimpa malapetaka mereka berkata: Bangkitlah menyelamatkan kami!
Kalau sudah jujur dalam 3 hal ini akan jujur dalam segala hal, maka Tuhan tidak meninggalkan kita, Tuhan menyertai kita, Tuhan tahu apa yang menjadi kebutuhan kita, Tuhan akan menyediakan semuanya.
Permulaan praktek kejujuran adalah jujur dalam mengaku dosa. Akui semuanya maka Tuhan akan menyertai.
4. Hukum kemurahan
Matius 5:38-48
5:38 Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
5:39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
5:40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
5:41 Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
42 Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Ini hukum kemurahan yaitu bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri sampai bisa mengasihi musuh yaitu orang yang memusuhi kita, bukan kita yang memusuhi dia tetapi dia yang memusuhi. Kalau ini tidak kita lakukan maka tidak akan bisa mencapai kasih yang sempurna.
5. Hukum keadilan (Matius 6:1-18)
Ini dikaitkan dengan ibadah yang benar.
Matius 6:3,6,18
6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Bersedekah, doa dan puasa itu bentuk ibadah. Hukum keadilan ini dikaitkan dengan ibadah yang benar. Tuhan mau kita adil soal waktu. Waktu untuk kita terlalu banyak, waktu untuk ibadah jangan diambil lagi! 1 hari 24 jam, Tuhan minta 1 jam saja untuk menyembah, jangan diambil lagi! Dalam 1 minggu ada 7 hari, 3 kali kita beribadah, kalau dipukul rata tiap ibadah 2 jam berarti hanya 6 jam dalam 1 minggu, jangan diambil lagi. Dan ibadah itu jangan pamer! Harus ibadah yang tersembunyi, artinya ibadah itu hanya untuk Tuhan, bukan untuk manusia. Kita beribadah karena takut kepada Tuhan, karena mengasihi Tuhan. Bukan untuk dilihat manusia, atau karena takut kepada gembala, atau bukan untuk unjuk kekuatan. Kita online di facebook dan youtube bukan untuk pamer, tetapi supaya jiwa-jiwa bisa menikmati mendengar Firman. Di luar jemaat di sini ada simpatisan-simpatisan lain yang mengikuti ibadah kita. Kita sebarkan Firman, harus dipancarkan seperti kilat memancar dari timur ke barat. Dijauhkan Tuhan bukan untuk pamer atau untuk sombong, tapi semua untuk kemuliaan Tuhan saja. Ibadah hanya untuk Tuhan, bukan untuk manusia, maka kita akan mendapat upah dari Tuhan.
6. Hukum kekayaan (Matius 6:19-24)
Matius 6:19-21,24
6:19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
6:24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Ini hukum kekayaan yaitu terikat dengan uang, jangan menjadi hamba uang. Biarlah kita manfaatkan harta sebagai kulit untuk kita diisi bulir-bulir gandum dengan Firman Tuhan.
7. Hukum iman (Matius 6:25-34)
Matius 6:25-34 Perikop:hal kekuatiran
Ini hukum iman, tidak ada lagi kekuatiran. Betul-betul hanya percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan. Seperti Elia menghadapi janda di Sarfat, dia minta air minum lalu waktu janda itu mau ambil Elia minta lagi “tolong buatkan aku roti”. Dia jawab “yang ada padaku hanya segemgam tepung dan hanya sedikit minyak, aku sementara mengumpulkan 2, 3 potong kayu, setelah itu akan aku buat roti bundar untukku dan untuk anakku, sesudah itu kami makan dan kami mati”. Kalau kuatir akhirnya semua untuk diri, untukku dan untuk anak-anakku. Orang kuatir pasti egois dan sedang menuju kematian rohani.
Kuatir soal makanan, kuatir akan minuman, kuatir soal jodoh, soal masa depan, sampai soal kematian dikuatirkan. Jangan kuatir, percaya saja! Elia bilang buat bagiku dulu setelah itu untukmu. Percaya saja nanti kamu akan dapat makan minum, dapat semuanya. Ini yang Tuhan mau, kita percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan. Menghadapi pelayanan, percayakan saja kepada Tuhan, nanti Tuhan atur semuanya. Menghadapi masa depan percaya saja dan mempercayakan hidup kepada Tuhan. Nikah dan buah nikah percayakan saja kepada Tuhan.
8. Hukum menghakimi
Matius 7:1-6
7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
7:6 "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."
Menghakimi itu sebenarnya adalah tabiat munafik! Orang yang suka menghakimi itu munafik. Memang menghakimi itu bagi daging enak, mengasikkan, menyenangkan. Tunjuk salah orang, dia itu begini, itu enak bagi daging tetapi merugikan rohani kita sendiri. Duduk-duduk dengan sesama lalu cerita orang, kumpul-kumpul hamba Tuhan cerita hamba Tuhan yang lain, cerita gembala. Tidak sadar jadi tukang gosip itu sudah kering, sampai mati rohani.
Lebih baik sekarang kita gunakan waktu yang ada banyak menghakimi diri sendiri. Dalam Wahyu pasal 1 kaki Tuhan itu bagaikan tembaga membara. Kita banyak menghakimi diri sendiri di bawah kaki Tuhan lewat api Firman. Kalau diperhadapkan api ujian kita hakimi diri sendiri, periksa apa penyebabnya. Oh ini yang saya perbuat, ampuni saya Tuhan. Lebih baik begitu dari pada tunjuk orang lain. Koreksi diri lewat Firman ditambah perjamuan suci. Sebelum makan perjamuan suci uji diri sendiri. Kalau temukan dosa segera selesaikan.
9. Hukum menyangkut doa
Matius 7:7-11Perikop: Hal pengabulan doa
Hukum menyangkut doa, artinya doa harus kita naikan dengan tekun, tidak jemu-jemu, sampai hati tergetar. Seperti mengetok, ada getaran. Sampai hati Tuhan tergetar oleh belas kasihan dan menjawab doa kita. Ingat perumpamaan tentang hakim yang adil. Ada janda yang minta perkaranya dimenangkan. Karena dia datang terus tidak tahu malu akhirnya hakim itu bilang dari pada saya diganggu terus lebih baik menangkan perkaranya. Kadangkala ketika kita berdoa dan Tuhan tidak jawab kita anggap Tuhan itu hakim yang lalim. Orang lain persoalannya dengan saya sama, koq dia berdoa langsung dijawab, saya berdoa sudah bertahun-tahun tidak dijawab! Jangan putus asa, terus berdoa sampai Tuhan menjawab doa kita. Siapa tahu malam ini giliran doa kita dijawab oleh Tuhan. Kalau belum dijawab terus berdoa sampai Tuhan menjawab.
10. Hukum menyangkut berbuah-buah (Matius 7:12-23)
Artinya Tuhan mau supaya kita menghasilkan buah yang berkenan kepada Tuhan. Pada pohon ara di tepi jalan yang Tuhan cari buah tetapi tidak ada maka dikutuk. Pohon ara di tanam di kebun anggur tidak berbuah, masih diberikan kesempatan untuk dipupuk dan dirawat supaya tahun depan berbuah. Kalau tidak berbuah maka ditebang. Tuhan berikan kesempatan untuk menghasilkan buah-buah yang berkenan kepada Tuhan.
Cara untuk berbuah:
a) Matius 7:13-14
7:13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
7:14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Masuk melalui pintu yang sempit dan menempuh jalan yang sempit. Artinya kita harus merobek daging kita untuk bisa berbuah. Ada kata “masuklah” ini menunjuk suatu perintah, bukan pilihan. Berarti harus merobek daging, tidak boleh tidak! Tidak usah berkata bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu. Tidak ada tawar menawar, kalau saya tidak bisa yah Tuhan tahu. Harus merobek daging kita!
b) Matius 7:21-23
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Supaya berbuah harus melayani sesuai kehendak Tuhan.
Kalau digabungkan 2 cara ini, untuk menghasilkan buah-buah yang berkenan kepada Tuhan harus taat dengar-dengaran pada Firman apapun resikonya sampai daging tidak bersuara lagi. Memang daging ini tidak mampu, mustahil bagi daging untuk taat. Tetapi kalau kita mau menyerah kepada Tuhan, kita ada kemauan maka Tuhan kasih kemampuan lewat Roh Kudus.
Roma 8:13,15
8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
815 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Saya bukan berarti sudah lulus, saya masih belajar untuk taat kepada Firman Tuhan sampai daging ini tidak bersuara lagi. Bagaimana mau berbuah untuk Tuhan kalau buah untuk sesama saja tidak ada untuk dinikmati. Belajar untuk menghasilkan buah-buah yang menyenangkan hati Tuhan. Sampai buah terakhir yang mau kita hasilkan itulah buah-buah roh = buah mempelai, kita sudah segambar dengan Allah Tritunggal.
Galatia 5:22-23
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Ini yang sangat Tuhan rindukan dari kita. Tuhan mau supaya kita bisa menyenangkan hati Tuhan. Tuhan rindu mendapatkan mempelai wanitaNya. Tuhan rindu kita menghormati tempat kudus Tuhan. Kita diberikan hidup, kita diberikan perpanjangan umur, diberikan kesehatan, apa yang Tuhan berikan kepada kita pakailah untuk memuliakan Tuhan untuk menyenangkan hati Tuhan.
Nanti ketika kita sudah tampil sebagai mempelai wanitaNya, itu yang sangat menyenangkan dan menggirang hatinya Tuhan.
Yesaya 62:5
62:5 Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Biarlah setiap perkataan dan setiap perbuatan kita, setiap apa yang kita lakukan semua untuk menyenangkan hati Tuhan. Sampai kelak kita tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan, itu juga puncak kegirangan hati Tuhan dan itu juga puncak kebahagiaan bagi kita. Kalau kita memuaskan Tuhan, Tuhanpun pasti menyenangkan hati kita, Tuhan memelihara, melindungi, membela dan menolong kita.
Di depan ada perjamuan suci, Tuhan rela mati di kayu salib karena Tuhan rindu untuk mendapatkan tubuhNya yang sempurna, tempat Dia berdiam. Dia kepala mau menyatu dengan tubuhNya untuk berdiam selama-lamanya. Mari kita penuhi kerinduan hati Tuhan. Manfaatkan tubuh ini untuk memuliakan Tuhan, menyenangkan hati Tuhan. Dalam I Korintus pasal 11 disinggung tentang perjamuan suci yang sudah Tuhan tunjukan kepada kita. Dia menyerahkan tubuh dan darahNya untuk kita. Biarlah kita manfaatkan hidup ini untuk menyenangkan hati Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar