Yohanes
11:1-6
11:1 Ada seorang
yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan
adiknya Marta.
11:2 Maria ialah
perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya
dengan rambutnya.
11:3 Dan Lazarus
yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada
Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."
11:4 Ketika
Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa
kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak
Allah akan dimuliakan."
11:5 Yesus
memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.
11:6 Namun
setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di
tempat, di mana Ia berada;
Keluarga
Betania Maria, Marta dan Lazarus menggambarkan kehidupan yang mengalami
perobekan daging untuk bisa sempurna seperti Yesus. Marta menunjuk tubuh
jasmani yang sibuk tetapi tanpa pengertian yang benar. Maria menunjukan jiwa
yang mengerti kehendak Tuhan di dalam Firman, tetapi harus ada aktivitas
pelayanan. Lazarus menunjuk roh yang mati. Bahkan Lazarus sudah mati 4 hari,
sudah berbau busuk. Kita akan belajar tentang Lazarus.
Lukas
10:38-40
10:38 Ketika
Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung.
Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
10:39 Perempuan
itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki
Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
10:40 sedang
Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan,
tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri?
Suruhlah dia membantu aku."
Dalam
Lukas 10 tentang kisah
Maria dan Marta, Lazarus tidak ada saat Yesus datang makan di rumah mereka. Ini
menunjukan 2 hal:
1. Roh
atau pikiran yang melayang-layang saat beribadah, terutama saat mendengar
Firman.
2. Beredar-edar
tidak tergembala, tidak mau makan Firman. Akibatnya rohnya sakit. Artinya
berbuat dosa sampai puncaknya dosa. Orang sakit kalau tidak diobati maka akan
mati rohani dan sedang mengarah pada
kematian kedua yaitu kematian kekal di neraka.
Yohanes
11:11-13
11:11
Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka:
"Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk
membangunkan dia dari tidurnya."
11:12 Maka kata
murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan
sembuh."
11:13 Tetapi
maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus
berkata tentang tertidur dalam arti biasa.
Mati
rohani = tidur rohani. Itulah kalau roh kita tidak ada dalam ibadah, pikiran
melayang-layang tidak fokus dalam mendengar Firman, nanti rohani mati atau
rohani tidur. Rohani mati atau rohani tidur itu sama dengan hidup di dalam
kegelapan malam.
Yohanes
11:7-10
11:7 tetapi
sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke
Yudea."
11:8 Murid-murid
itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba
melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?"
11:9 Jawab
Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan
pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini.
11:10 Tetapi
jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak
ada di dalam dirinya."
Sekarang
kita periksa, kita raba, berkaca pada Firman, rohani kita tidur atau sedang
terjaga. Bukan berarti melayani-melayani sudah jadi garansi rohaninya terjaga,
bisa saja rohaninya tertidur. Praktek hidup dalam kegelapan malam adalah
kakinya terantuk artinya mudah tersandung atau menjadi sandungan. Saya
dikoreksi khotbah tiap hari, jangan sampai rohani tertidur, lihat orang lain
tersandung atau prilaku dan perkataan saya menjadi sandungan bagi orang lain,
itu berarti hidup dalam kegelapan malam. Apa penyebab menjadi sandungan?
Matius
18:6
18:6
"Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang
percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada
lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
Terjemahan
aslinya menyandung, dosa sandungan digambarkan seperti batu kilangan yang
diikat di leher.
Ayub
41:15
41:15 Hatinya
keras seperti batu, keras seperti batu kilangan bawah.
Jadi
penyebab mudah tersandung atau jadi sandungan adalah keras hati. Kita ini sudah
berada pada ruas jalan terakhir, sebentar lagi kita sudah mau masuk finish.
Jangan sampai di langkah terakhir kita tersandung dan jatuh. Makanya Alkitab
mengatakan bukan langkah pertama tetapi langkah terakhir yang menentukan.
Pelayanan
di tempat ini saya tinggal meneruskan, sudah dirintis oleh bapak gembala 40
tahun lebih. Jangan sampai kita yang tinggal meneruskan malah tersandung atau
menjadi sandungan sehingga gagal mencapai garis finish.
Macam-macam
sandungan:
1. Dosa di
depan yaitu jerat dosa yang dipasang iblis di jalan-jalan yang kita lewati, di
tempat-tempat yang kita datangi. Orang kalau pasang jerat untuk binatang tentu
di tempat-tempat yang bisa binatang lewati. Makanya jerat dosa harus kita
hadapi dengan pedang Firman, potong dengan pedang Firman. Iblis setan itu
disebut ular tua, sudah ribuan tahun, dia punya pengalaman yang luar biasa. kita
harus hati-hati.
2. Dosa
atau kekurangan orang lain. Kenapa tersandung? Karena mata kita suka melihat
mata dan kekurangan orang lain. Sementara kekurangan kita banyak. Alkitab
katakan balok di mata sendiri tidak dilihat tetapi selumbar di mata sesama bisa
dilihat.
3. Kebenaran
diri sendiri. Saya tidak salah, dia yang salah! Tetapi orang lain sudah
tersandung. Kebenaran diri sendiri itu membenarkan diri sendiri dengan cara menyalahkan
orang lain, menyalahkan Tuhan, menyalahkan Firman sampai menyalahkan setan. Kadangkala
kita teledor berkata-kata “masa cuma persoalan begituleh sudah tersandung, tersinggung”
Coba dia diperhadapkan dengan posisi seperti itu. Kita tempatkan diri kita pada
orang itu, oh iya yah bercandaku sudah kelewatan, coba saya dibercandai seperti
itu bagaimana perasaan saya. Kalau seperti itu aman kita, tidak ada yang
tersandung, tidak ada yang menjadi sandungan. Semua berjalan di siang hari ada
terang, jangan berjalan di malam hari. Apa lagi kita sudah mau mencapai garis
finish, sebentar lagi Yesus sudah mau datang. Betapa mirisnya sudah mau finish
malah tersandung dan jatuh. Perjalanan sekian tahun di belakang itu sia-sia
semuanya.
Tersandung
itu artinya jatuh dan tidak bisa mencapai Yerusalem Baru. Cepat atau lambat
orang yang tersandung atau menjadi sandungan pasti jatuh dalam dosa Babel! Tadi
dosa sandungan digambarkan dengan batu kilangan, Babel juga digambarkan dengan
batu kilangan.
Wahyu
18:21
18:21 Dan
seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu
melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu,
akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.
Apa
dosa Babel?
1. Dosa
kenajisan.
Wahyu
17:5-6;18:2
17:5
Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu
dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
17:6
Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah
saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.
18:2
Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh
Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan
tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang
najis dan yang dibenci,
Dosa
kenajisan itu dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan. Tuhan tolong, jangan
kita tersandung dan menjadi sandungan oleh perkataan kita dan perilaku kita.
Saya punya 2 anak perempuan. Kalau melihat anak orang jatuh, hati-hati, jangan
terlalu tajam berkomentar. Ada 2 anak perempuan saya, apa yang terjadi ke depan
saya tidak tahu. Jadi jaga, mulut direm. Jangan sampai perkataan perbuatan kita
menjadi sandungan atau kita sendiri yang tersandung. Sebab orang yang
tersandung dan menjadi sandungan nasibnya sama, jatuh dalam dosa Babel, itulah
dosa kenajisan, dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
2. Pelacur.
Pelacur ini tidak setia. Jadi tidak setia dalam ibadah pelayanan dan juga tidak
setia terhadap Firman pengajaran yang benar.
3. Wahyu
18:7
18:7
berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan,
yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti
ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.
Hanya
mengejar kemuliaan dan kemewahan dunia, kemakmuran dunia dan hiburan daging.
Bahkan itu yang dikejar dalam ibadah.
Bagaimana cara supaya kita tidak mudah tersandung lagi
dan tidak menjadi sandungan?
II Petrus 1:10
1:10
Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan
dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan
pernah tersandung.
Yang harus kita lakukan berusaha sungguh-sungguh
supaya panggilan dan pilihan Tuhan kepada kita makin teguh = berusaha sungguh-sungguh beribadah melayani
Tuhan. Yang kita mau kejar ini bagaimana supaya kita bisa lolos dari aniaya
antikristus, menjadi Mempelai Wanita Tuhan, kita berupaya sungguh-sungguh
beribadah melayani Tuhan. Beribadah melayani Tuhan itu dikaitkan dengan
memandang wajah Tuhan.
Wahyu 22:3-4
22:3
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di
dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4
dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
Setiap beribadah melayani Tuhan kita pandang wajah
Tuhan sehingga tidak ada kesempatan bagi kita untuk memandang dosa, tidak ada
kesempatan untuk kita memandang kekurangan orang lain karena yang kita pandang
wajah Tuhan dan kita tidak akan pernah tersandung apalagi menjadi sandungan.
Tuhan sudah mau datang, biarlah setiap kita beribadah, kita memandang wajah
Tuhan. Saya sebagai hamba Tuhan pandang saja wajah Tuhan, tidak usah lihat
kekurangan hamba Tuhan yang lain. Sidang jemaat pandang wajah Tuhan, tidak usah
lihat kekurangan yang lain. Kalau lihat kekurangannya yah kita doakan. Kalau
kekurangannya mengganggu kita yah lebih baik puasa seperti Daud, berpuasa untuk
orang yang memusuhinya.
Langkah-langkah memandang wajah Tuhan.
Wahyu 1:14-16
1:14
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya
bagaikan nyala api.
1:15
Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya
bagaikan desau air bah.
1:16
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar
sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan
matahari yang terik.
1. Memandang
mulutnya Yesus yang mengeluarkan sebilah pedang tajam bermata 2. Artinya mau
disucikan oleh pedang Firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang
bermata 2. Biarlah kita disucikan, penyucian itu mulai dari dalam hati.
Ibrani
4:12
4:12
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua
mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Kenapa
hati lebih dahulu? Karena hati itu sumber kehidupan rohani kita, dari hati
terpancar kehidupan. Kalau hati tidak disucikan tidak terpancar kehidupan, yang
ada kematian. Kalau hati disucikan maka rohani hidup. Jadi hati lebih dulu
disucikan dari keinginan-keingnan dosa, jahat, najis, itu semua ditusuk oleh
pedang Firman. Seringkali kalau sudah tersandung sudah pahit hati. Saat datang
ibadah tusuk hatinya dengan pedang Firman sehingga tidak ada lagi pahit hati.
Orang yang tersandung
pada si A pahit hati, si A yang menyandung si B juga pahit hati. Sama-sama
ditusuk pedang Firman sehingga aman. betapa bahagia kalau kita datang beribadah
hanya memandang pedang yang keluar dari mulutnya Tuhan, tidak melihat yang lain.
Parahnya kalau datang beribadah hanya melihat kekurangan gembala yang
berkhotbah. Dicari kekurangannya seperti ahli Taurat dan orang-orang Farisi
membanjiri Yesus dengan rupa-rupa soal untuk mencari kesalahan Yesus dan
menangkap Yesus.
Kalau
hati sudah disucikan maka terpancar ke mulut.
Amsal
4:23-24
4:23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar
kehidupan.
4:24
Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari
padamu.
Hati
suci maka terpancar juga di mulut, mulutnya sudah suci. Kalau terganggu doakan
saja orang itu. Atau ada yang datang
melapor kepada gembala, sebagai gembala pasti saya bilang doakan saja, puasa
yah. Begitu saja supaya aman, semua teratasi, tidak ada yang tersakiti, semua
tertolong. Yang menjadi sandungan dia juga tertolong karena mulut orang lain
tidak semakin melemahkan dia. Orang yang jatuh dalam dosa itu memang sementara
tertindas, lalu kita bicara begini begitu, dia semakin tertindas. Coba kalau
mulut kita bicara yang baik, kita doakan, dia terangkat, dia tertolong, kita
tertolong, sama-sama jadi mempelai. Kan itu kerinduan hati Tuhan. Tuhan tidak
mau dalam penggembalaan tercerai berai. Tuhan Yesus berdoa 4 kali untuk menyatukan
murid-muridNya. Untuk membangkitkan Lazarus Yesus hanya berdoa 1 kali. Memang
untuk menyatukan Tubuh Kristus lebih sulit dari pada membangkitkan orang yang
mati. Makanya kita jaga hati, jaga mulut supaya kerinduan hati Tuhan terpenuhi,
kita menjadi 1 tubuh Kristus. Dalam penggembalaan satu, antara penggembalaan
satu. Sekarang kalau terjadi goncang gancing, kita jaga hati, jaga mulut supaya
bisa terjadi penyatuan.
Sekarang
sedang terjadi pemurnian, alat penampi ada di tangan Yesus. Kalau namanya
penampian di bawah saling bentur, di atas
juga saling bentur. Diizinkan terjadi seperti itu untuk mengetahui
mana yang punya isi bobot rohani, mana yang kosong. Yang kosong terlempar ke luar, yang punya bobot rohani
tetap di alat penampi untuk dibawa masuk ke lumbung. Jadi jangan heran kenapa
begini, kenapa begitu. Itu sesuai Firman, penggenapan Firman. Sekarang ini
penggenapan Firman sedang digenapi di dalam kita, gembala dipukul, domba-domba
akan tercerai berai. Tuhan izinkan gembala kita yang kita sayangi dipanggil
Tuhan. Sekarang kita diperhadapkan dengan kegoncangan, jangan kita tercerai
berai. Di sinilah hati dijaga, mulut dijaga.
Hati
sudah suci, mulut suci, seluruh hidup suci maka Tuhan pakai kita. Ini yang
sangat saya rindukan supaya kita semua ini dipakai dalam kegerakan yang besar. Kalau
sibuk melihat kekurangan orang lain, kekurangan kita sendiri tidak kita lihat,
kita tidak dipakai dan hanya merasa dipakai. Biarlah kita semua dipakai, sebagai
gembala dipakai, sebagai jemaat juga dipakai dalam kegerakan yang besar. Yang
menjadi Tubuh Kristus bukan hanya kita, ada juga gereja yang lain. Untuk semua
ini menyatu, biarlah kita dipakai oleh Tuhan.
Efesus
4:11-12
4:11
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus,
Ini
doa saya dan juga menjadi suatu keprihatinan saya, merindu supaya di tempat ini
terjadi kegerakan pembangunan Tubuh Kristus dan di tempat lain juga terjadi
pembangunan Tubuh Kristus. Itu bisa terjadi kalau hati suci, seluruh hidup kita
mau disucikan, hanya memandang mulut Yesus yang mengeluarkan pedang bermata 2.
Terjadi kegerakan di Tentena, terjadi kegerakan di Tonusu, terjadi kegerakan di
Diora, di mana-mana terjadi kegerakan, waktu Yesus datang, terompet di bunyikan
sontak semua berkumpul di awan-awan bertemu Yesus. Kan itu lebih bagus dari
pada pisah sana pisah sini, cerai sana cerai sini.
2. Memandang
mata Yesus yang bagaikan nyala api.
Wahyu
4:5
4:5
Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor
menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Nyala
api menunjukan Roh Kudus.
Roma
12:11
12:11
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan
layanilah Tuhan.
Memandang
wajah Yesus artinya mengalami pekerjaan Roh Kudus yang membuat kita setia berkobar-kobar
dalam ibadah pelayanan, bukan berkoar-koar. Kalau sudah tersandung, sudah jadi
loyo, sudah tidak ada semangat. Yang jadi sandungan juga jadi loyo, sama-sama
loyo. Ayo semangat, setia berkobar-kobar.
Setia
saja tidak cukup, harus disertai berkobar-kobar. Kenapa?
Roma
1:27
1:27
Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri
mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain,
sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu
mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Kalau
setia saja tetapi tidak disertai berkobar-kobar menyala-nyala, bisa
menyala-nyala dalam kenajisan. Artinya nikahnya terganggu sampai hancur dan
rusak. Permulaan nikah di masa pacaran bisa hancur dan rusak kalau tidak setia
menyala-nyala. Setia dan berkobar-kobar di dalam ibadah pelayanan itu untuk
keselamatan nikah dan buah nikah kita. Jadi kita raba kenapa anakku begini,
isteriku begini, suamiku begitu, oh karena saya tidak berkobar-kobar, tidak
menyala-nyala. Segera perbaiki supaya Tuhan menolong nikahnya. jangan langsung
“memang anak tidak tahu terima kasih!” . Ayo kembali bernyala-nyala maka kita
tertolong.
3. Memandang
wajah Yesus yang bersinar bagaikan matahari terik,
Matius
17:2
17:2
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti
matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
Artinya banyak menyembah Tuhan dengan
sungguh-sungguh. Kita sudah beribadah melayani, mau disucikan, itu sudah baik.
Ditambah setia berkobar-kobar untuk melayani, itu baik. Namun harus ditambah
lagi menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh untuk merobek daging kita, maka
dari wajah Yesus terpancar sinar matahari kasih Allah.
Kegunaan
sinar matahari kasih Allah:
a) Bilangan
6:26
6:26
TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
Hasil pertama memberi damai sejahtera, perhentian,
ketenangan sehingga semua menjadi enak dan ringan. Ketika menghadapi masalah,
himpitan, tekanan, menyembah, pandang wajah Tuhan saja, dari wajahNya terpancar
sinar kasih Allah memberi damai dan ketenangan, semua menjadi enak dan ringan.
Maka tidak ada lagi yang tersandung karena semua jadi enak dan ringan.
Pelayanan kalau enak dan ringan tidak akan pernah
kita tanggalkan.
Nikah jadi enak dan ringan tidak mungkin ditinggalkan.
b) Bilangan
6:25
6:25
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
Memberikan kasih karunia yang besar atau belas
kasihan Tuhan yang besar. Untuk apa belas kasihan Tuhan ini?
1) Markus
8:2 (perikop: Yesus memberi makan 4000)
8:2
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga
hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.
Belas
kasihan Tuhan untuk memberi makan 4000 orang. Artinya memelihara kita secara
ajaib di tengah kesulitan di dunia ini dan di tengah ketidakmampuan kita. Dunia
sudah sulit, kita tidak mampu menghadapinya. Kasih karunia Tuhan memelihara
kita. sampai kita sendiri tidak habis pikir. Orang lain yang melihat juga bisa
berkata “koq bisa dia seperti itu”.
2) Lukas
17:12-14
17:12
Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka
tinggal berdiri agak jauh
17:13
dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
17:14
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu
kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi
tahir.
Menyembuhkan
orang kusta. Artinya sinar belas kasihan Tuhan mampu menyembuhkan segala
penyakit. Baik penyakit tubuh, penyakit ekonomi, penyakit rohani, penyakit
hati, sakit batin. Hatinya sudah tersayat-sayat, mungkin karena orang tua,
karena anak, karena isteri, karena suami, karena menantu, karena mertua.
3) Lukas
7:12-15
7:12
Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak
laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu
menyertai janda itu.
7:13
Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan,
lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
7:14
Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung
berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu,
bangkitlah!"
7:15
Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus
menyerahkannya kepada ibunya.
Membangkitkan
anak muda yang sudah mati. Artinya kasih karunia Tuhan mampu melakukan apa yang
tidak mampu kita lakukan. Tinggal menyembah Tuhan “Yesus saya tidak mampu,
Yesus saya tidak bisa” serahkan kepada Tuhan, Dia melakukan apa yang tidak bisa
kita lakukan. Kita tidak bisa membangkitkan
orang yang sudah mati, yah Tuhan yang bangkitkan. Jangan kita, kita angkat
tangan saja, nanti Tuhan turun tangan menolong.
c) Sinar
kemuliaan Tuhan mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai
sama mulia dengan Tuhan, sampai kita menjadi Mempelai WanitaNya.
Ayo kita beribadah sungguh-sungguh. Panggilan
pilihan Tuhan makin teguh, jangan sampai kita tersandung atau menjadi sandungan
dan jatuh padahal sudah mau mencapai finish. Banyak memandang Tuhan, pandang
mulutNya, ada pedang, biarlah kita disucikan mulai dari hati sampai mulut kita
disucikan. Pandang mataNya ada api, kita bernyala-nyala melayani Tuhan. Pandang
wajahNya yang bersinar, kita menyembah Tuhan sehingga sinar kasih Allah terpancar
pada kita sekalian.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar