Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 13:18
13:18 Yang penting di sini
ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan
binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Hikmat Tuhan meluputkan kita dari
antikristus. Hikmat Tuhan sama dengan naungan sayap Tuhan.
Wahyu 12:14
12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari
burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di
mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan
setengah masa.
Bagaimana kita bisa mendapatkan naungan sayap
Tuhan? Kita dapatkan di dalam penggembalaan. Dulu diwujudkan dengan pembangunan
Tabernakel, ruangan suci dan ruangan maha suci itu dinaungi dengan 4 lapis
tudung, itu menunjukan naungan sayap perlindungan Tuhan.
Bagaimana keadaan orang yang tergembala
sehingga mendapat naungan sayap Tuhan?
Mazmur 68:6-7
68:6 Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para
janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus;
68:7 Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang
sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia,
tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.
Keadaan orang yang tergembala yang mendapat
naungan sayap Tuhan adalah seperti anak yatim, janda dan orang asing secara
rohani. Kita sudah mempelajari seperti anak yatim itu kehidupan yang putus
hubungan dengan bapa yang lama itulah iblis = putus hubungan dengan dosa, lepas
dari segala dosa. Janda secara rohani itu putus hubungan dengan daging. Siang
ini kita belajar tentang orang asing secara rohani yaitu orang yang putus
hubungan dengan dunia.
Ibrani 11:8-9,13-16
13:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil
untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu
ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
13:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu
seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak
dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
13:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai
orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya
dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa
mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
13:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan,
bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
13:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat
akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai
kesempatan untuk pulang ke situ.
13:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang
lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut
Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Dunia ini hanya tempat persinggahan, tempat
transit. Tempat kita adalah kerajaan sorga, kita adalah warga kerajaan sorga.
Contoh orang yang putus hubungan dengan dunia adalah Abraham. Sebagai orang
asing, Abraham ini tinggal di kemah. Artinya:
1.
Tidak
terikat pada kekayaan dunia. Abraham orang kaya, sangat kaya. Kalau dia mau
buat sebuah rumah yang mewah, sangat mudah baginya. Tetapi dia tidak membuat
itu, dia tinggal di kemah, artinya dia tidak terikat pada kekayaan dunia.
Biarlah kita berusaha di dunia ini, bekerja, sekolah untuk dapat ijazah untuk
nanti mencari uang, tetapi kita tidak terikat dengan kekayaan dunia.
2.
Tergembala
sungguh-sungguh pada Firman pengajaran yang benar.
Ini merupakan tanda bahwa kita adalah orang
yang menerima dan taat akan panggilan dan pilihan Tuhan. Abraham orang yang
pertama dipanggil oleh Tuhan. Kemudian keturunannya, baik secara jasmani orang
Israel di Timur Tengah sana, juga secara rohani kita yang sudah dipanggil dari
kegelapan untuk kita pindah pada terangNya yang ajaib.
Kita terlepas dari dunia = terlepas dari
hidup lama. Contoh murid-murid dipanggil oleh Tuhan, mereka lepas dari dunia,
lepas dari hidup lama mereka. Hidup lama mereka sebagai penjala ikan, sebelum
dipanggil Tuhan Yesus mereka hidup dari apa yang diciptakan Tuhan. Setelah
dipanggil ikut Yesus, hidup baru, mereka hidup dari Sang Pencipta, bukan lagi
hidup dari dunia ini tetapi hidup dari Tuhan.
Kalau Abraham mau kembali ke tanah asalnya
sangat dekat dan sangat mudah, tetapi dia tidak mau karena dia menantikan suatu
kota yang dibangun oleh Allah, suatu tanah air Sorgawi.
Ibrani 11:13-15
13:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai
orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya
dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa
mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
13:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan,
bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
13:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat
akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai
kesempatan untuk pulang ke situ.
Demikian juga dengan kita, untuk kembali pada
hidup lama, hidup yang melekat pada dunia yang penuh dengan kecemaran sangat
mudah. Hidup lama merokok, minum minuman keras, mau kembali ke sana sangat
mudah, tinggal kembali pada teman-teman lama kalau mau yang gratis, pasti dia kasih.
Biarlah kita berupaya sungguh-sungguh untuk menerima panggilan dan pilihan
Tuhan itu, jangan kembali pada hidup lama, hidup yang melekat pada dunia ini.
Tuhan yang memberi hikmat kepada Abraham
untuk hidup dalam sistem kemah, jangan kembali pada tanah asalnya. Jadi
penggembalaan itu merupakan hikmat Tuhan supaya jangan kita melekat pada dunia,
jangan kembali pada hidup lama. Kenapa bisa kembali pada hidup lama? Karena
tidak tergembala dengan sungguh-sungguh. Bukan sistem penggembalaan yang salah
lalu mau dirombak dan diganti sistem yang lain, pribadinya itu yang tidak
tergembala sungguh-sungguh sehingga kembali pada hidup lama. Yang sudah kembali
pada hidup lama, ayo balik lagi pada Tuhan, masuk dalam penggembalaan,
sungguh-sungguh tergembala. Bahkan bukan hanya sungguh-sungguh tetapi harus
ekstra sungguh-sungguh, karena kita menghadapi keadaan dunia akhir zaman yang
mengerikan. Keadaan dunia akhir zaman bukan semakin baik, bukan semakin bagus
tetapi semakin mengerikan.
Kita belajar dari Abraham, bagaimana Abraham
menghadapi dunia ini, dia sungguh-sungguh tergembala.
Kejadian 18:1-2
18:1 Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham
dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari
panas terik.
18:2 Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga
orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu
kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah,
Keadaan dunia:
1.
Dunia
ini seperti padang gurun, semakin sulit untuk menabur dan menuai ditambah panas
terik. Artinya krisis di segala bidang. Hal ini membuat anak Tuhan bahkan hamba
Tuhan dan pelayan Tuhan menjadi loyo dalam mengikut Tuhan karena melihat dunia
yang krisis, serba sulit semua. Kalau tergembala 3 macam ibadah, kapan saya
bekerja, kapan saya cari duit, kapan saya dapat pemasukan. Dia jadi loyo ikut
Tuhan. Hamba Tuhan juga begitu, kalau cuma menggembalakan tidak ada pekerjaan
yang lain, mau makan apa! Isteri satu, anak 10, jemaat 1, yah sudah mumpung ada
kebun luas, tanam coklat.
Iblis
datang mencobai kita memanfaatkan keadaan dunia ini. Saat semua krisis dan
sulit, dia datang menawarkan segala yang baik dan indah dari dunia ini, asalkan
kita menyembah dia, menyembah antikristus. Waktu Yesus di padang gurun lapar
dan haus, iblis datang menawari. Kemudian dia bawa Yesus ke atas gunung yang
tinggi, dia kasih tunjuk segala keindahan dunia.
Matius
4:8-10
4:8
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
4:9
dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau
sujud menyembah aku."
4:10
Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis:
Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!"
Ini
pekerjaan gajinya tinggi sekali, masuk tiap hari, pulang jam 10 malam. Dari
pada ibadah tidak dapat apa-apa, lebih baik kerja dapat gaji. Iblis datang
menawarkan keuntungan-keuntungan, kemewahan dan keindahan dunia asalkan
menyembah dia, menyembah antikristus. Iblis tawari oase di padang gurun. Jangan
mau tertipu dengan antikristus dan iblis. Dalam penggembalaan kita mampu
menghadapi dunia yang bagaikan padang gurun ini.
2.
Dalam
ancaman hukuman Tuhan.
Kejadian
18:20-24
18:20
Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang
tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.
18:21
Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan
seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak
mengetahuinya."
18:22
Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi
Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.
18:23
Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang
benar bersama-sama dengan orang fasik?
18:24
Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau
akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima
puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?
Dunia
ini sudah diancam untuk dihukum oleh Tuhan. Kalau dulu digambarkan seperti
Sodom dan Gomora. Keadaan dunia sekarang sudah seperti Sodom dan Gomora, bahkan
dosanya lebih hebat dari dosa orang Sodom dan Gomora, sehingga Tuhan mau hukum
dengan 21 penghukuman dari Allah Tritunggal, 7 meterai dari Allah Roh Kudus, 7
sangkakala dari Anak Allah dan 7 bokor dari Allah Bapa. Ayo kita hati-hati,
waspada, dosa sekarang sudah begitu luar biasa. Ditunjang kehebatan teknologi,
dosa tambah luar biasa.
Menghadapi 2 keadaan dunia ini,biarlah kita bersikap
seperti Abraham.
Kejadian 18:1
18:1 Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham
dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari
panas terik.
Sikap kita duduk di pintu kemah artinya
mantap tergembala, jangan jalan-jalan, jangan beredar-edar. Kita sudah harus
mantap, bukan hanya mantap tetapi sampai menikmati penggembalaan. Hanya di
dalam penggembalaan kita bisa luput dari keadaan dunia akhir zaman ini.
Kejadian 18:6
18:6 Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan
Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik!
Remaslah itu dan buatlah roti bundar!"
Kegiatan dalam penggembalaan adalah meremas 3
sukat tepung yang terbaik menjadi roti bundar. Tepung yang terbaik menunjukan
Firman pengajaran yang benar atau ajaran yang sehat. Angka 3 menunjuk Allah
Tritunggal Tuhan Yesus Kristus dalam pribadi Yesus Mempelai Pria Sorga.
Kolose 1:19
1:19 Karena
seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,
3 juga menunjukan 3 macam ibadah pokok. Kalau
digabungkan, 3 sukat tepung yang terbaik adalah Firman pengajaran yang benar atau
Kabar Mempelai yang diberitakan dalam 3 macam ibadah pokok. Ini yang disebut
dengan Firman penggembalaan. 3 sukat tepung ini diremas kemudian dibuat menjadi
roti bundar. Bundar itu tidak ada ujung dan pangkal, menunjuk kasih. Diremas
itu berarti dipegang. Jadi kegiatan kita dalam firman penggembalaan adalah mendengar
sampai mempraktekan Firman penggembalaan sehingga kita memiliki kasih Tuhan. Firman
penggembalaan yang dipraktekan itu menimbulkan kasih.
I Petrus 1:22
1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan
kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus
ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap
hatimu.
Firman pengajaran itu praktek, didengar
langsung diberi kesempatan untuk dipraktekan. Kami yang memberitakan Firman,
praktekan dulu baru diajar. Jadi kasih yang murni dan suci berasal dari mempraktekan
Firman penggembalaan. Betapa bahagia kalau suami isteri sama-sama tergembala
dan sama-sama mempraktekan Firman maka
nikah itu penuh dengan kasih Allah. Bawa nikah kita masuk dalam kasih Allah dan
berusaha mendengar sampai praktek Firman, maka ada kasih Allah yang menyatukan
dan menyempurnakan.
Kolose 3:14
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih,
sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Nikah bisa 1 kalau bisa praktek Firman. Suami
praktek Firman, isteri praktek Firman, anak praktek
Firman, sama-sama punya kasih,
terjadi penyatuan. Bukan uang yang menyatukan! Kalau di dunia ada uang abang
disayang, tidak ada uang abang ditendang. Di dalam Tuhan praktekan Firman, ada
kasih pasti menyatu. Dan kita mengarah pada kesempurnaan, kesatuan Tuhan
Kristus yang sempurna, bisa menyatu dengan Yesus sebagai Kepala.
Ayo bergumul untuk nikah kita bisa menyatu
dalam satu Tubuh Kristus yang sempurna dengan praktek tergembala. Kita selalu berdoa “Tuhan satukan
nikahku ”prakteknya ayo bawa hidup tergembala. Suami
tergembala, isteri tergembala. Kalau anak belum
tergembala, ayo orang tua tergembala
sehingga ada kasih yang bisa menyatukan dan menyempurnakan. Yang terlebih dulu tergembala adalah laki-laki, menjadi pribadi
yang takut akan Tuhan.
Mazmur 128:1,4
128:1 Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang
takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
128:4 Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang
laki-laki yang takut akan TUHAN.
Suami tergembala, baru menyusulisteri dan
anak-anak.
Mazmur 128:3
128:3 Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang
subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling
mejamu!
Jangan takut, anak-anak tidak akan liar, menjadi
tunas pohon zaitun di sekeliling meja, punya hubungan yang baik dengan keluarga,
dengan orang tua. Jadi suami-suami, kita harus lebih dahulu tergembala. Saya
double, secara jasmani saya suami, secara rohani saya adalah suami bayangan
bagi sidang jemaat untuk membawa jemaat kepada Yesus suami sesungguhnya. Saya
lebih dahulu harus tergembala. Baru isteri bagaikan pohon zaitun yang
menghasilkan buah yang manis, ada kemanisan dalam rumah tangga. Anak-anak
seperti tunas pohon zaitun di sekeliling meja, artinya menjadi kesaksian dan
punya hubungan yang baik dengan keluarga.
Kita belajar praktek nikah yang tergembala.
1.
Suami
yang tergembala
Kejadian
18:2
18:2
Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya.
Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka,
lalu sujudlah ia sampai ke tanah,
3
orang di sini menunjuk Allah Tritunggal. Suami yang tergembala banyak sujud
menyembah Tuhan. Lain kali yang banyak menyembah justru isteri. Suami karena
alasan sudah capek bekerja, penyembahannya sangat minim. Apalagi kalau seorang
gembala lalu penyembahannya kurang, kurang Tuhan yang tolong. Suami yang
tergembala, gembala yang tergembala harus banyak sujud menyembah Tuhan. Lihat
saja dalam Matius pasal 17, Lukas 9, Markus 9 ada seorang bapak yang membawa
anaknya yang dirasuk roh bisu tuli, sakit ayan, dia bawa pada murid-murid
tetapi murid-murid Yesus tidak bisa menolong. Waktu Yesus datang, dia bawa
kepada Yesus. Yesus bilang ‘berapa lama lagi Aku harus berada di antara kamu
hai orang yang tidak percaya. Dia langsung berteriak sambil menangis ‘tolonglah
kau yang tidak percaya’ itu seruan penyembahan.
Suami
kalau ada masalah dalam nikah, masalah buah nikah, jangan langsung salahkan
isteri, salahkan anak, langsung pukul diri menyembah Tuhan.
I
Timotius 2:8
2:8 Oleh
karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan
menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Laki-laki
itu simbol kekuatan. Jadi kekuatan seorang laki-laki, kekuatan seorang suami
adalah menyembah Tuhan, tidak ada yang lain. Suami atau laki-laki yang banyak
menyembah Tuhan, dia bagaikan singa yang kuat yang melindungi rumah tangganya,
melindungi nikahnya. Sebaliknya kalau suami malas menyembah, dia singa yang
ganas yang menimbulkan ketakutan di dalam rumah tangga. Seisi rumah tangganya
takut ketika dia pulang rumah, sebab yang pulang ini bukan ayahnya atau
suaminya tetapi singa yang ganas. Isteri
salah sedikit langsung mengamuk. Anak salah sedikit langsung dihantam, dihajar! Jangan sampai kita menjadi suami yang
menghancurkan rumah tangga kita sendiri. Bahkan secara fisik ketika sudah tidak
berdayapun, kalau malas menyembah dia hanya menghancurkan rumah tangganya
sendiri. Tetapi kalau dia banyak menyembah, sekalipun fisiknya sudah tidak
berdaya, dia bagaikan singa yang kuat yang menjaga nikah dan rumah tangganya. Isteri
tidak akan selingkuh, anak-anak tidak akan meninggalkannya karena suami sebagai
bapak dia banyak menyembah, punya hubungan yang erat dengan Tuhan. Tahun ini
tahun penyembahan, biarlah kita tingkatkan penyembahan kita. Sesibuk-sibuknya
kita jangan lupa menyembah demi menjaga rumah tangga kita.
2.
Isteri
yang tergembala.
Kejadian
18:9
18:9
Lalu kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya:
"Di sana, di dalam kemah."
Sara
juga tinggal di
kemah, tidak ke mana-mana. Isteri juga harus tergembala,
jangan beredar-edar.
I
Timotius 2:9-12
2:8
Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan
menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
2:9
Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan
sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas
atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,
2:10
tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi
perempuan yang beribadah.
2:11
Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.
2:12
Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya
memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
Isteri
yang tergembala memiliki perhiasan rohani. Jadi tidak menuntut suami belikan
perhiasan! Bukan salah membeli perhiasan jasmani kalau mampu, kalau bisa,
jangan dipaksa. Yang utama punya perhiasan rohani.
I
Petrus 3:3-6
3:3
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut,
memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
3:4
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan
yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang
sangat berharga di mata Allah.
3:5
Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu
perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk
kepada suaminya,
3:6
sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah
anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Perhiasan
rohani seorang isteri yang tergembala:
a) Lemah lembut. Lemah lembut bukan diukur dari
cara bicaranya tetapi bisa mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Pemudi yang
rasa-rasa sudah mau menikah, belajar lemah lembut. Contohnya Sara, 2 kali diberikan kepada laki-laki lain. Abraham tidak berani mengakui Sara itu
isterinya, sehingga dia diambil Firaun, diambil Abimelekh raja Gerar. Tetapi
waktu dikembalikan pada Abraham apakah dia marah? Tidak! Malah tetap dia panggil suaminya tuannya.
b) Tenteram
atau pendiam. Berarti bukan penggosip, tidak cerewet! Lebih baik tinggal di
atas sotoh rumah dari pada tinggal bersama isteri yang cerewet dan suka
membantah. Ibu-ibu di sini tidak ada yang cerewet. Cerewet itu ngomong asal
saja. Kalau atur rumah tangga, bukan cerewet namanya.
Amsal 21:9
21:9 Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari
pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.
Hati-hati kalau isteri suka bertengkar, suka
membantah, suami tinggal di sotoh rumah. Apa yang terjadi kalau suami di atas
sotoh rumah? Ingat Daud, jalan-jalan
di sotoh istana, lihat perempuan mandi sehingga jatuh dalam dosa kenajisan. Makanya
punya perhiasan supaya suami tidak terikat pada perempuan lain. Karena isteri
punya perhiasan tenteram
dan pendiam, bisa menjaga perkataan yang sesuai Firman, bukan penggosip, bukan
cerewet.
c) Penurut, tunduk. Bukan menanduk! Tunduk
kepada suami seperti kepada Tuhan. Bukan berarti suami dijadikan Tuhan.
I Petrus 5:22-23
5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti
kepada Tuhan,
5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti
Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Artinya Tuhan itu tidak pernah mengajak
umatNya berbuat dosa. Jadi kalau suami mengajak berbuat dosa yah berdoa
serahkan suami itu pada Tuhan. Ingat Abigael, suaminya Nabal, bebal orangnya,
tetapi dia tidak mau ikuti perkataan suaminya yang bebal itu. Dia pakai hikmat
dari Tuhan. Seandainya tidak punya hikmat dari Tuhan habislah sudah sebab Daud sudah berniat mau
membunuh Nabal dengan semua yang ada pada Nabal. Untuk Abigael isteri yang
tunduk, dia dikasih hikmat oleh Tuhan sehingga selamat nikahnya.
Tunduk kepada suami, bukan memerintah! Jangan
jadi Jendril, balik kanan grak, hadap kiri grak. Suaminya iya,iya
saja.
Biarlah
suami banyak menyembah,
isteri memiliki perhiasan rohani. Kalau isteri memiliki perhiasan rohani dia menjadi
sumber kemanisan dalam rumah tangga seperti madu. Sampai Salomo berkata kepada
Sulamit ‘betapa cantiknya engkau manisku idam-idamanku’. Sebaliknya kalau
isteri tidak punya perhiasan rohani, tidak lemah lembut, tidak tenteram, tidak tunduk, hanya menimbulkan
kepahitan dalam rumah tangga.
Hakim-hakim
14:18 (Perikop: perkawinan Simson dan teka tekinya)
14:18
Lalu pada hari yang ketujuh itu, sebelum matahari terbenam, berkatalah
orang-orang kota itu kepadanya: "Apakah yang lebih manis dari pada madu?
Apakah yang lebih kuat dari pada singa?" Sahutnya kepada mereka:
"Kalau kamu tidak membajak dengan lembu betinaku, pasti kamu tidak menebak
teka-tekiku."
Menikah
itu bagaikan menebak teka teki Simson. Kalau benar tebakannya dapat hadiah,
nikahnya mulus, aman. Tetapi kalau teka tekinya tidak bisa dijawab, persoalan
terus dalam rumah tangga. Gara-gara gas persoalan, gara-gara handuk persoalan,
gara-gara televisi persoalan. Suami mau nonton bola, isteri ganti sinetron, jadi tengkar. Makanya menikah
itu bagaikan menjawab teka teki. Bagaimana cara menjawab teka teki. Suami
banyak menyembah, kuat seperti singa. Isteri punya perhiasan rohani, manis
seperti madu. Teka-teki terjawab, aman. Bukan berarti tidak ada masalah dalam
nikah tetapi selalu selesai.
Kalau
teka teki terjawab, hasilnya:
Hakim-hakim
14:12
14:12
Kata Simson kepada mereka: "Aku mau mengatakan suatu teka-teki kepada
kamu. Jika kamu dapat memberi jawabnya yang tepat kepadaku dalam tujuh hari
selama perjamuan ini berlangsung dan menebaknya, maka aku akan memberikan
kepadamu tiga puluh pakaian lenan dan tiga puluh pakaian kebesaran.
Pakaian
kebesaran ini bukan pakaian kedodoran. Pakaian kebesaran ini pakaian untuk
acara-acara. Mempunyai pakaian kebenaran artinya nikah kita tidak telanjang dan
malu. Banyak kali nikah orang Kristen telanjang dan malu, diumbar di media
sosial kelakukan suami, isteri dan anak. Apalagi kekurangan orang tua,
anak-anak jangan umbar! Nanti seperti Ham anaknya Nuh. Dia lihat Nuh telanjang
karena mabuk, dia cerita. Begitu Nuh sudah sadar apa yang dia lakukan? Nuh
mengutuk Ham! Sekalipun orang tua kita banyak kekurangannya, mungkin belum
bertobat, tetapi jangan diumbar kekurangannya. Biarlah kita seperti Sem dan Yafet, ambil kain tutupi
ketelanjangan Nuh. Doakan dan gumuli, bukan diumbar.
Biarlah
kita mendapat pakaian lenan, pakaian kebesaran, nikah tidak telanjang. Kita memiliki pakaian kebenaran, nikah benar,
susunan nikah benar, semua benar. Kita memiliki pakaian kesucian, tidak ada
sesuatu yang disembunyikan. Sampai nanti kita memiliki pakaian kemuliaan,
pakaian pesta untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Inilah
suami isteri yang tergembala, betapa bahagianya. Kalau dikarunia buah nikah,
buah nikahnya juga bisa tergembala. Usia paling tergembala untuk anak itu bisa
tergembala adalah 12 sampai 17 tahun. Bawa masuk duduk di dalam gereja
beribadah mendengarkan Firman. Dari pada dia ke mana-mana. Yesus 12 tahun di Bait Allah. Yusuf 17 tahun
biasa menggembalakan kambing domba.
3.
Anak
yang tergembala
Kolose
3:20
3:20
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah
di dalam Tuhan.
Anak
taat kepada orang tua di dalam segala hal. Kalau soal sekolah taat, soal yang
lain-lain taat. Tetapi seringkali 1 hal yang sulit taat adalah soal jodoh.
Anak
yang tergembala merupakan penyelamat nikah. Mungkin orang tuanya belum satu
pengajaran, belum bertobat, tetapi anak tergembala dia menyelamatkan nikah.
I
Timotius 2:15
2:15
Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun
dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.
Maksudnya
di sini anak itu penyelamat nikah. Bukan berarti yang tidak punya anak tidak
selamat. Bukan!Ada yang baru kakak adik tergembala, orang tuanya belum. Tetapi
kalau bisa tergembala dengan benar dan baik, menyelamatkan nikah, orang tua
bisa dimenangkan, tidak ada perkara yang mustahil.
Markus
5:42-43
5:42
Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah
dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
5:43
Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui
hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Anak
yang tergembala itu mau makan Firman, kalau tidak dia mati. Banyak anak yang
mati, buah nikah yang terhilang karena tidak makan. Bukan karena dirinya saja
tetapi peran orang tua di situ juga yang menjadi penentu. Karena orang tua
tidak membawa dan melatih dia untuk makan Firman, dibiarkan saja. Ayo bawa anak
beribadah. Sudah ada dalam ibadah, ajar dia supaya tertib. Ayo bawa tergembala
semuanya.
Hasil jika nikah yang tergembala.
Kejadian 18:10-15
18:10 Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan
kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan
mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah
yang di belakang-Nya.
18:11 Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut
umurnya dan Sara telah mati haid.
18:12 Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya:
"Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah
tua?"
18:13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham:
"Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak,
sedangkan aku telah tua?
18:14 Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk
TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali
mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak
laki-laki."
18:15 Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak
tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang
engkau tertawa!"
Kalau nikah sudah tergembala maka ada janji
tentang lahirnya Ishak. Artinya:
1.
Perempuan
mandul merupakan aib bagi orang Ibrani. Jadi ada janji tentang lahirnya Ishak artinya
Tuhan menghapus aib dosa kita. Mungkin permulaan nikahnya sudah penuh aib atau
sempat dalam perjalanan nikahnya aib semua, ini dibuat, itu dibuat. Sekarang
kita bisa tergembala, suami tergembala, isteri tergembala,
anak tergembala, Tuhan hapus aibnya, tidak ada lagi aib.
Kejadian
30:23
30:23
Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia:
"Allah telah menghapuskan aibku."
Aib
apa dalam nikah rumah tangga kita. Dulu waktu permulaan nikah begini begini, di
awal nikah begini begini, semua yang tidak baik, tidak benar, tidak suci yang
dikerjakan, Tuhan hapus semua. Lewat apa Tuhan menghapus? Lewat Firman
penggembalaan, Firman penggembalaan menyucikan kita dari segala aib dosa.
Yohanes
15:3
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang
telah Kukatakan kepadamu.
Tergembala
itu seperti ranting melekat pada pokok, selalu dibersihkan. Kotoran ini
dibersihkan, aib yang itu dibersihkan, sampai tidak ada aib lagi, sampai tidak
ada lagi cacat cela.
Kalau
aib dihapuskan maka nama Yesus dilekatkan pada kita, pada nikah kita.
Yesaya
4:1
4:1
Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta
berkata: "Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya
biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada
kami!"
Kata
kami di sini bisa menunjukan nikah kita, suami dan isteri serta anak. Nama
Yesus dilekatkan pada kita, tanda bahwa kita adalah milik Tuhan yang tidak
boleh diganggu gugat oleh siapapun. Nikah kita adalah milik Tuhan yang tidak
bisa diganggu gugat oleh siapapun, berani mengusik berhadapan dengan Tuhan. Terjaga
semuanya.
Kadangkala
aib orang tua itu terlalu keras dan kasar pada anak tetapi sudah daging.
Wahyu
22:4
22:4
dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
Nama
tertulis berarti kita memandang Yesus di awan-awan waktu Dia datang. Suami dan
anak bisa memandang Yesus di awan-awan.
Dalam
Yesaya 4:1 dikatakan kami menanggung pakaian dan makanan. Jadi kalau aib
disucikan pasti ada pemeliharaan, makanan ada, pakaian ada Tuhan sediakan.
Penyucian bersama pemeliharaan itu berjalan searah, berjalan sama-sama. Semakin
disucikan semakin dipelihara. Penyucian meningkat, pemeliharaan Tuhan juga
semakin meningkat dalam hidup kita. Berarti kita hidup di dunia ini bukan
bergantung pada apa yang kita miliki di dunia ini tetapi bergantung kesucian.
Semakin suci semakin dipelihara oleh Tuhan.
I
Tesalonika 5:23
5:23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa
dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus
Kristus, Tuhan kita.
Nikah
suci, nikah terpelihara, betapa manis, tidak akan pernah kita tinggalkan. Anak
betah di rumah, suami isteri betah di rumah. Lain kali rumah seperti hotel atau
penginapan, datang hanya untuk tidur, setelah itu keluar beraktivitas, pulang
hanya untuk tidur, jangan! Nikah itu tempat memelihara kasih. Waktu Tuhan
menghukum Mesir, ada tulah yang namanya hujan es. Perintah Tuhan kalau masuk di
rumah pasti aman, kalau tinggal dipadang ditimpa hujan es. Rumah itu tempat
memelihara kasih, karena akhir zaman kasih semakin dingin dan kedurhakaan
semakin meningkat. Tempat memelihara kasih adalah rumah tangga yang tergembala.
Biarlah
kita berjuang bersama-sama, suami berjuang, isteri berjuang. Kalau mungkin
suami sudah loyo atau isteri sudah mulai lemas dan loyo ayo dikuatkan,
diingatkan ‘ayo tergembala’ demi nikah kita terpelihara oleh Tuhan.
2.
Tuhan
menghapus kemustahilan. Bayangkan 90 tahun, sudah tua, sudah mati haid, tetapi
bisa melahirkan anak. Tuhan mampu menghapus kemustahilan, segala masalah
diselesaikan oleh Tuhan sampai yang mustahil sekalipun. Kalau ada masalah dalam
nikah, jangan cari jalan keluar di luar penggembalaan. Lain kali kalau nikahnya
bermasalah tidak mau datang ibadah, tidak mau tergembala, alasannya mau
menyelesaikan masalah rumah tangga dulu, salah! Jangan pakai cara sendiri sampai
meninggalkan penggembalaan.
Ingat
perempuan yang pendarahan 12 tahun, dia sudah berupaya, sudah habis hartanya.
Tetapi Alkitab katakan keadaannya semakin buruk. Angka 12 itu angka
persekutuan. Persekutuan dimulai dari nikah, pendarahan berarti ada pembuluh
darah yang pecah. Jadi pendarahan 12 tahun itu nikah yang bermasalah, nikah
yang tercerai. Jalan keluarnya jamah ujung jubah Yesus, bukan di luar.
Markus
5:25-26
5:25
Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita
pendarahan.
5:26
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah
dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya
malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
Bukan
ke dewan hadat, bukan ke kepala desa, ketua RT, ketua RW. Masalahnya
diselesaikan dalam penggembalaan. Firman penggembalaan yang mampu menyelesaikan
semuanya. Jamah ujung jubah Yesus. Begitu dia menjamah ujung jubah Yesus,
seketika itu juga dia sembuh.
Tergembala
itu sikap merendahkan diri. Kalau ada masalah dalam nikah rumah tangga,
langsung ambil sikap merendahkan diri di bawah kaki Tuhan. Tuhan saya yang salah,
bukan suamiku. Suami juga berdoa, Tuhan saya yang salah bukan isteriku. Terjadi
penyelesaian. Tadi masing-masing pertahankan ‘saya benar!’ suami isteri pisah,
isteri tidur di kamar depan suami di kamar belakang. Setelah pukul diri ‘saya
yang salah’ sama-sama salah tetapi berangkulan.
Ingat
perempuan SiroFenesia, anakku kerasukan setan, tolong dia, tolong anakku. Malah
Tuhan tidak ditolong! Dia ubah ‘tolonglah aku’ baru ditolong. Ibu-ibu kalau ada
masalah bukan salahkan orang tetapi merendahkan diri, tergembala, pukul diri di
hadapan Tuhan.
Markus
7:25-26
7:25
Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar
tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.
7:26
Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk
mengusir setan itu dari anaknya.
Matius
15:22-23,25
15:22
Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru:
"Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan
kerasukan setan dan sangat menderita."
15:23
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan
meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan
berteriak-teriak."
15:25
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan,
tolonglah aku."
Ketika
dia berseru tolonglah aku maka ayat selanjutnya dia ditolong. Seringkali kita
katakan ini masalah rumah tanggaku, gara-gara anakku tidak dengar-dengaran,
gara-gara suamiku, gara-gara ini, gara-gara itu, malah tidak ditolong Tuhan. Langsung
pukul diri, rendahkan diri di hadapan Tuhan ‘tolonglah aku’.
Mewakili
bapak:
Markus
9:17-19
9:17
Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu,
karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.
9:18
Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu
mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah
meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka
tidak dapat."
Ini
lagi salahkan anak, salahkan murid-murid Yesus, salahkan hamba Tuhan. Gara-gara
hamba Tuhan itu, gara-gara pak pendeta, gara-gara pak gembala, tidak Tuhan
tolong.
Markus
9:23-24
9:23
Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi
orang yang percaya!"
9:24
Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak
percaya ini!"
Markus
9:24 (Terjemanan Lama)
9:24
Maka berteriaklah bapa budak itu sambil menangis, katanya, "Ya Tuhan,
hamba percaya, tolonglah akan iman hamba yang kurang."
Berteriak
sambil menangis ini menyembah, maka masalahnya selesai. Sampai yang mustahil
sekalipun selesai semuanya. Ini tentang bapak dan ibu, ketika ada masalah
jangan langsung salahkan siapa-siapa. Langsung merendahkan diri saja di bawah kaki Tuhan, sikap tergembala
itu merendahkan diri di bawah kaki Tuhan dan mengaku saya yang salah Tuhan,
nikahku tercerai karena salah, buah nikahku hancur karena saya. Bukan salahkan orang lain.
Dalam
Markus pasal 9 dikatakan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.
Lukas
1:37
1:37
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
Begitu
kita bisa berseru tolonglah aku, saya yang salah Tuhan dan kita bisa tergembala
maka bagi orang percaya tidak ada yang mustahil, bagi Tuhan tidak ada yang
mustahil. Semua selesai, masalah apapun selesai, terutama masalah nikah. Masalah
yang terberat adalah masalah nikah. Kalau masalah ekonomi mungkin masih bisa
dicari lagi. Tetapi kalau sudah bermasalah nikahnya, tercerai, masa mau cari
isteri baru, suami baru, tidak boleh! Itu masalah terberat. Sikap kita
‘tolonglah aku Tuhan, saya yang salah, tolonglah aku’.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar