20250421

Kebaktian Doa Puasa Sesi 1, Senin 21 April 2025 Pdt. Handri Otniel Legontu

  

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Keluaran 7:6-13

7:6 Demikianlah diperbuat Musa dan Harun; seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka, demikianlah diperbuat mereka.

7:7 Adapun Musa delapan puluh tahun umurnya dan Harun delapan puluh tiga tahun, ketika mereka berbicara kepada Firaun.

7:8 Dan TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun:

7:9 "Apabila Firaun berkata kepada kamu: Tunjukkanlah suatu mujizat, maka haruslah kaukatakan kepada Harun: Ambillah tongkatmu dan lemparkanlah itu di depan Firaun. Maka tongkat itu akan menjadi ular."

7:10 Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan para pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular.

7:11 Kemudian Firaun pun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan mereka pun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera mereka.

7:12 Masing-masing mereka melemparkan tongkatnya, dan tongkat-tongkat itu menjadi ular; tetapi tongkat Harun menelan tongkat-tongkat mereka.

7:13 Tetapi hati Firaun berkeras, sehingga tidak mau mendengarkan mereka keduanya — seperti yang telah difirmankan TUHAN.

 

Di sini Musa dan Harun diutus menghadap Firaun untuk memberitahukan kepada Firaun supaya bangsa Israel diizinkan keluar beribadah kepada Tuhan di padang gurun. Musa ini adalah pemimpin bagi bangsa Israel. Jadi, di sini kita lihat tanda-tanda pemimpin atau gembala yang bisa membawa sidang jemaat masuk di dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir sampai masuk di dalam kerajaan Sorga.

1.      Bisa menyadari dan mengakui kekurangannya dan berusaha memperbaiki, sehingga jemaat bisa meneladaninya. Jemaat juga bisa menyadari dan mengakui kekurangan-kekurangan yang ada untuk diperbaiki.

2.      Jabatan pelayanannya ditetapkan oleh Tuhan sendiri. Jadi bukan disuruh atau dipaksa oleh manusia, tetapi digerakan oleh Tuhan lewat Firman Tuhan.

3.      Dewasa rohani. Umur Musa 80 tahun dan Harun 83 tahun, ini menunjuk kedewasaan rohani. Seorang pemimpin harus dewasa rohani. Jemaat bisa meneladani sehingga jemaat diarahkan pada kedewasaan rohani.

4.      Berbuat seperti yang Tuhan perintahkan. Ini yang akan kita bahas.

 

Keluaran 7:10

7:10 Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan para pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular.

 

Berbuat seperti yang Tuhan perintahkan = taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan. Sebagai gembala atau seorang pemimpin, saya lebih dulu harus memberikan keteladanan ketaatan, harus taat pada Firman Tuhan supaya jemaat juga bisa belajar untuk taat. Kalau gembala saja tidak taat, bagaimana jemaat mau taat pada Firman Tuhan. Ketaatan ini adalah praktek kita bekerja sama dengan Tuhan. Dalam I Korintus 3:9 kami hamba Tuhan adalah kawan sekerja Allah, artinya harus taat pada Firman Tuhan. jemaat yang mau taat juga berarti sedang bekerja sama dengan Tuhan. Kalau kita mau bekerja sama dengan Tuhan pasti ada kemenangan, ada keberhasilan dan juga ada mujizat. Sebagai contoh orang yang buta sejak lahir, dia bisa dicelikkan, bisa melihat karena mau taat, mau bekerja sama dengan Tuhan.
Yohanes 9:1,6,7

9:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.

9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi

9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

 

Orang ini sudah buta, lalu Tuhan mengolesi matanya dengan lumpur. Kemudian diperintahkan oleh Yesus pergi basuh dirimu di kolam Siloam. Tidak dituntun, tidak dipegang tangannya, disuruh pergi, dia lakukan! tentu dengan meraba-raba cari jalan ke kolam Siloam, sampai di situ dia basuh matanya dan dia langsung melihat. Jadi dia mau taat bekerja sama dengan Tuhan, terjadi mujizat dia bisa sembuh. Mungkin kita datang pagi hari ini dalam keadaan seperti orang buta sejak lahir. Secara jasmani melihat, tetapi secara rohani buta. Kalau mau taat pada Firman maka bisa melihat.


Pengertian buta:

1.      Tidak lahir baru = tidak mengalami keubahan hidup. Sudah ikut Yesus, bertahun-tahun dalam pengajaran tetapi tidak berubah, begitu saja hidupnya. Kita raba dan periksa diri kita masing-masing, jangan sampai saya sebagai gembala khotbah bertahun-tahun tetapi tidak pernah berubah. Pagi hari ini Firman Tuhan kita dengar untuk kita praktekan, kita taati, pasti ditolong oleh Tuhan. Kalau sudah tidak pernah berubah, nanti hidup itu membabi buta dalam dosa. artinya hantam saja, mau dosa apa saja dia lakukan.

 

2.      Ini khusus untuk saya sebagai hamba Tuhan, jangan sampai keadaan saya seperti dalam Yesaya 56.

Yesaya 56:10-11

56:10 Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

56:11 anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.


Yang kedua ini suka tidur saja = malas atau tidak setia melakukan kewajibannya dalam penggembalaan. Gembala ada kewajibannya, domba juga harus melakukan kewajibannya. Kalau kita tidak bisa melakukan kewajiban kita di dalam penggembalaan, berarti di hadapan Tuhan kita adalah kehidupan yang buta rohani. Gembala buta, jemaat buta, maka genaplah Firman dalam Matius pasal 15, orang buta menuntun orang buta maka keduanya jatuh dalam lubang. Lubang yang penuh kotoran, semua jatuh dalam dosa, berkubang dalam dosa. Tuhan tolong, jangan sampai kita melalaikan kewajiban kita dalam penggembalaan.

 
Kewajiban gembala adalah memberi makan sidang jemaat dengan Firman penggembalaan dan menaikan doa penyahutan bagi sidang jemaat untuk keselamatan sidang jemaat. Kalau ini tidak saya lakukan, saya buta secara rohani. Semakin bertambah jiwa Tuhan tambahkan, semakin besar tanggung jawabnya untuk memberi makan. Secara jasmani kalau memberi makan 1 orang dengan 10 orang lebih besar tanggung jawabnya yang memberi makan 10 orang, harus menyiapkan bahan makan yang lebih banyak, kemudian kerjanya lebih berat. Semakin banyak juga doanya. Itulah tugas gembala, seorang hamba Tuhan. Kalau mengejar jumlah untuk memperkaya diri, betul-betul jahat di hadapan Tuhan!

 
Khotbah juga bukan sekedar khotbah, harus menjadi makanan rohani bagi sidang jemaat. Apa buktinya?

II Timotius 3:16

3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.


bukti khotbah itu menjadi makanan rohani bagi sidang jemaat, Firman yang disampaikan itu dibuka rahasianya, bermanfaat untuk mengajar, menyatakan dosa, memperbaiki kelakukan, mendidik orang dalam kebenaran. Kalau ini kita dapatkan berarti itu makanan rohani bagi kita. Saat dosa ditunjuk jangan marah, itu berarti kita sedang dikasih makan oleh Tuhan. Dosa dinyatakan untuk diakui, kemudian diperbaiki. Kemudian dituntun ke jalan yang benar, mendidik dalam kebe
naran.

 

Kewajiban domba adalah makan Firman sehingga terjadi penyucian, terjadi pertumbuhan rohani. Semakin disucikan semakin bertumbuh rohaninya. Gembala yang mengerti bagaimana pertumbuhan rohani domba-domba. Kalau dia lihat belum tumbuh, rohaninya ini seperti bonsai saja, harus ekstra digumuli. Saya tidak mau dipercayakan Tuhan jiwa-jiwa tetapi ternyata bonsai, biar semua pohon beringin, semua bertumbuh! Saya tidak mau domba-domba kerdil. Kerinduan hati saya rohani bertumbuh dan bertumbuh juga yang jasmani, itu berjalan beriringan. Kalau rohani bertumbuh, jasmani juga pasti bertumbuh, tidak usah ragu. Domba kalau bisa makan dia bertumbuh, bulunya jadi lebat. Kalau bulunya sudah lebat tidak usah disuruh berkorban, dia datang sendiri karena semakin susah dia bergerak, tinggal dicukur. Jangan domba tidak bertumbuh tetapi dicukuri terus, nanti mati dombanya.


Amsal 26:15

26:15 Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.


Jangan jadi domba yang malas makan. Sudah disiapkan makanan, dia sudah ambil dengan tangannya tetapi tidak mau masuk dalam mulut, itu pemalas! sudah mencelupkan tangan dalam pinggan tetapi terlalu lelah untuk dibawa masuk dalam mulut.


Orang malas sulit untuk dinasihati.

Amsal 26:16

26:16  Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.

Dia merasa lebih bijak dari 7 orang, makanya biar dinasihati tidak masuk. Kalau sudah malas kewajiban utama dalam penggembalaan, pasti tidak mengalami penyucian. Secara rohani malas, maka secara jasmani juga pasti malas. Mulai dari dalam rumah malas, yang sekolah malas, bekerja malas.


Kalau malas pasti jahat. Orang malas itu mulutnya jahat! Gembala kalau malas pasti mulutnya jahat, ke sana sini cerita kekurangan pendeta lain, dia merasa lebih pintar, lebih hebat, lebih tahu dari pendeta lain.

Matius 25:26

25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?


Begitu juga jemaat, kalau malas makan, mulutnya cerita ke mana-mana. Kalau domba mulutnya untuk makan rumput, tidak ada kesempatan untuk bersuara. Kalau sudah tidak makan itu yang bahaya, ngem
bek sana, ngembek sini. Artinya mulutnya cerita ke mana-mana untuk gosip, fitnah, hasut dan seterusnya, perkataannya jahat. Gembala dan jemaat sama. Gembala jangan salah-salahkan jemaat, gembala juga periksa, ada kasih makan atau tidak.


Akhirnya orang yang malas menjadi perusak Tubuh Kristus. Mulai merusak rumah tangganya sendiri. Kalau gembala dia merusak pelayan
annya sendiri. Saya takut kalau cuma telpon-telpon gosip sana sini, saya merusak pelayanan Tuhan percayakan. Kadang kalau hanya telpon untuk bergosip saya tidak punya waktu meladeni karena saya fokus mempersiapkan Firman. Saya tidak mau karena itu hanya merusak saya punya persiapan Firman, merusak hati, merusak pikiran. Nanti kasihan jemaat, pelayanan dirusak! Coba waktu yang dipakai menelpon itu digunakan baca Alkitab, sudah berapa pasal dibaca. Dari pada telpon berjam-jam cuma cerita si A begini, si B begitu, merasa lebih hebat dari orang lain.

 

Amsal 18:9

18:9 Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.

Orang malas sudah jadi saudara dari si perusak, sudah menjadi sama. Malu kalau gembala cuma jadi perusak. Tetapi  waktu pelayan
annya rusak, malah salahkan si anu. Jemaat juga begitu, waktu sudah rusak pekerjaannya, rusak nikahnya, pasti yang dia salahkan orang lain. Janganlah kita seperti itu! Kalau sudah malas melakukan kewajiban dalam penggembalaan, semua gagal. Orang malas itu seperti menangkap angin, menjaring angin.

Amsal 11:29

11:29 Siapa yang mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin; orang bodoh akan menjadi budak orang bijak.

 

Menangkap angin berarti gagal, semua gagal tidak dapat apa-apa, terutama dia gagal menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

3.      Tidak bisa melihat Tuhan berarti tidak bisa menyembah Tuhan, kering rohani, kering semua.

 

4.      Masalah yang mustahil. Buta sejak lahir, itu masalah yang mustahil.


Pagi ini Firman diberitakan, kita mau mentaati Firman Tuhan. Untuk sembuh dan bisa melihat itu tergantung dari kita, mau taat atau tidak. Kalau mau taat melek mata, kalau tidak, tetap buta, gelap sampai masuk kegelapan paling gelap, aniaya antikristus.


Proses untuk bisa taat, bisa sembuh, bisa melihat.

1.      Yohanes 9:6

9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi


Ludah itu sesuatu yang keluar dari mulutnya Yesus, sekarang menunjuk Firman yang dibuka rahasianya. Kemudian jari atau tangannya Yesus menunjuk urapan Roh Kudus, perpanjangan tangan Tuhan kepada kita. Jadi Yesus meludah ke tanah dan mengaduk dengan jariNya menunjuk Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. Lalu diole
s ke mata, artinya Firman pengajaran yang benar yang dibuka rahasianya menunjuk dosa kita, seperti menghina kita, mempermalukan kita.

 

Kita datang dalam keadaan mengulang-ulang dosa perkataan seperti anjing menjilat muntah, Firman datang ‘anjing menjilat muntah!’ itu seperti menghina kita. Kita dalam perbuatan kenajisan, Firman datang 'babi yang mandi berkubang lagi' itu seperti menghina kita! Itulah pembukaan Firman dalam urapan Roh Kudus. Tujuannya menyatakan dosa kita untuk kita terima. Jangan malah kita bereaksi daging. Sekalipun Firman keras menghina dan mempermalukan kita, kita terima! Orang buta ini diam, dia tidak bereaksi daging ketika lumpur ludah itu dioles di matanya. Terima saja, jangan marah, jangan tersinggung, jangan mengamuk, apalagi meninggalkan penggembalaan. Diam di sini artinya berdiam diri, koreksi diri, iya betul, Firman itu untuk saya.

 

Dan Firman itu selalu tepat sasaran. Matanya yang buta, yang dijamah oleh Tuhan matanya, bukan telinganya, bukan giginya. Masa kita datang ke dokter gigi karena sakit gigi di sebelah kanan lalu yang dicabut gigi sebelah kiri, tentu yang dicabut gigi sebelah kanan, pasti tepat sasaran. Yesus lebih hebat dari dokter, Dia tahu kesalahan kita, kejijikan kita, Dia tunjuk supaya kita ditolong. Jadi ketika kita kena Firman, itu tanda Yesus sedang menolong kita. Jangan marah, jangan bereaksi daging, terima Firman Tuhan.

 

2.      Yohanes 9:7

9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

Firman itu seringkali tidak sesuai logika kita, pikiran kita. Ini merupakan ujian ketaatan. kalau kita taat kita sembuh. Taat lakukan Firman biarpun tidak sesuai pikiran kita, tidak sesuai kehendak kita. Disuruh basuh diri di kolam Siloam, dia taat. Tidak ada komentar, siapa yang tuntun saya?

 

Belajar taat sekalipun tidak sesuai logika kita. Kalau kita melakukan Firman Tuhan berarti kita sedang bekerja sama dengan Tuhan maka mata menjadi melek. Siang ini biar mata rohani kita bisa melek, bisa melihat.


Pengertian mata bisa melihat:

1.      Bisa melihat diri dengan segala kekurangan. Kalau bisa melihat kekurangan kita lalu kita mengakuinya, berdamai dengan Tuhan dan sesama, itu mujizat. Tidak semua orang bisa melakukan itu. Ada yang sadar dia salah tetapi dia tidak mau mengakui karena harga dirinya. Jika kita bisa mengaku dosa itu mujizat dari Tuhan, tinggal tunggu mujizat yang lain terjadi. Jangan pertahankan harga diri dan gengsi. Kalau kita pertahankan harga diri dan gengsi, tidak mau mengaku dosa sekalipun sudah ditunjuk oleh Firman,  berarti mata tetap buta! Mujizat-mujizat yang lain tidak akan pernah terjadi.

 

Begitu orang buta ini bisa melihat, tentu yang ingin dia tahu bagaimana rupanya, bagaimana keadaanya. Sekarang kita mau melihat diri kita, tidak usah lihat kekurangan orang, kalau seperti itu berarti orang buta! Lihat kekurangan kita dan selesaikan, akui kepada Tuhan, akui kepada sesama. Kalau kekurangan kesalahan kita sudah kita selesaikan, maka Tuhan utus, Tuhan pakai. Siloam artinya yang diutus. Kalau sudah selesaikan kesalahan, sudah berdamai maka pasti dipercayakan berita pendamaian, pelayanan pendamaian, dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

II Korintus 5:18-19

5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.


Kita bisa dipercaya dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Kalau hamba Tuhan sudah bisa memeriksa diri, mengoreksi diri, tahu kekurangannya apa, selesaikan dosanya itu, berdamai dengan Tuhan dan sesama maka Tuhan percayakan pelayanan, jiwa juga Tuhan percayakan. Dipercaya lagi pelayanan yang lebih besar antara penggembalaan, sampai nanti Israel dan kafir menyatu dalam satu tubuh Kristus yang sempurna.

 

2.      Bisa melihat Yesus. Praktek melihat Yesus:

a)      Melihat pekerjaan Tuhan, bertanggung jawab dalam pelayanan. Sekecil apapun di mata manusia itu pelayanan dari Tuhan, harus tanggung jawab. Apapun pekerjaan Tuhan yang Tuhan percayakan, zangkoor, pemain musik, pembersih gereja, pendoa syafaat, dekor, ayo tanggung jawab!

 

b)      Bisa menyembah Tuhan.

Yohanes 9:34-39

9:34 Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.

9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"

9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."

9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"

9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.

9:39 Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."


Orang yang diceli
kkan ini diusir. saat dia diusir dia bisa melihat Yesus. Artinya saat Tuhan izinkan kita menghadapi pengalaman percikan darah, sengsara daging tanpa dosa, itu kesempatan yang paling indah untuk menyembah Tuhan, bukan untuk bersungut-sungut. Apalagi ketika kita merasa ditinggal sendiri, tidak ada yang peduli, itu kesempatan paling indah untuk menyembah Tuhan. Maka mujizat yang jasmani pasti terjadi, kita dibela, dipelihara, ditolong oleh Tuhan tepat pada waktunya. Dan mujizat rohani juga terjadi.


Sepanjang hari ini dalam doa puasa kita rindu mujizat Tuhan terjadi. Terutama mata kita bisa melihat kekurangan kita untuk diselesaikan, melihat ladang Tuhan, bertanggung jawab dalam pelayanan, melihat pribadi Yesus menyembah Tuhan, kita mengalami mujizat jasmani dan rohani. Sampai mujizat terakhir kita dibaharui sempurna seperti Yesus menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Waktu Yesus datang kita memandang pribadiNya muka dengan muka.

Wahyu 22:3-4

22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

 

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar