Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 3:8-10
3:8 Angin
bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu
dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap
orang yang lahir dari Roh."
3:9 Nikodemus
menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab
Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal
itu?
Seorang
pengajar atau seorang pemimpin (Nikodemus),
pelajaran dasarpun dia tidak pahami. Bagaimana untuk membawa umat kepada
kesempurnaan. Kalau seorang pemimpin bahkan disebut seorang pengajaran tetapi
tidak mengerti hakekat pelajaran mula-mula, pelajaran dasar, maka mustahil dari
pelayanannya akan berhasil membawa umat menuju pada kesempurnaan. Padahal
tujuan akhir, bahkan itu adalah rancangan Tuhan, Tuhan telah memprogramkan
kesempurnaan itu. Bahkan sebelum dunia
diciptakan Tuhan sudah program. Jadi bagaimana pemimpin-pemimpin sekarang yang
seperti Nikodemus, tidak mengerti pelajaran dasar atau pelajaran mula-mula
tetapi mau berbicara tentang kesempurnaan Tubuh Kristus, itu sangat disayangkan.
Dari
belakang mimbar ini kita dibawa oleh Tuhan untuk mengenal 6 pelajaran dasar dan
ditutup dengan pelajaran kesempurnaan. Itu sama dengan tangga yang menunjuk takhta Salomo yang disebut takhta
Tuhan. Ada 6 anak tangga yang harus dilalui baru sampai di tempat duduknya.
Demikianlah perjalanan peningkatan gereja Tuhan dalam hal tingkat kerohanian
yang perlu dipahami.
Kita
sudah mengikuti bagaimana tentang iman, pertobatan, baptisan air, penumpangan
tangan, hidup kekal dan kebangkitan orang mati. Itu adalah pelajaran dasar.
Salah satu tidak dimengerti dengan jelas sama dengan salah satu anak tangga
terlepas. Bagaimana kita mau berpindah pada anak tangga kedua, ketiga, keempat
sampai pada kesempurnaan kalau tidak melewati
trap-trap ini.
Kami
sebagai hamba Tuhan, jangan seperti pemahaman Nikodemus waktu itu, walaupun
akhirnya rohaninya meningkat setelah jumpa
maha guru (Yesus). Gambaran kasat mata yang kita lihat di
akhir zaman ini, betapa banyak pemimpin-pemimpin, pengajar-pengajar yang bolong
tentang anak-anak tangga ini.
Kita
sudah melewati 6 anak tangga itu, sekarang kita bicara tentang takhtaNya atau
tempat dudukNya. Itu bicara sempurna, dalam bahasa Ibrani disebut Salem atau dalam bahasa Yunani disebut Teleyohi. Artinya
kehidupan yang tanpa cacat dan kerut noda dosa. Tidak bakal kita mencapai ini
kalau pelajaran dasar tidak mantap. Tentu harus mantap lebih dahulu pelajaran
dasar. Kalau dia memahami dan mengerti pelajaran dasar maka dengan sendirinya
kehidupan itu akan menyadari “aku sekarang masih dasar”. Tentu ada tujuan
peletakan dasar ini. Tidak mungkin
seseorang meletakkan pondasi tanpa tujuan. Tentu tujuannya adalah untuk
membangun sebuah rumah.
Sekarang
kita sampai pada persoalan kesempurnaan.
Ibrani 6:1 (Terjemahana Lama)
6:1 Sebab itu
baiklah kita berhenti daripada menerangkan pengajaran Kristus yang mula-mula
itu, langsungkanlah kepada kesempurnaan: Janganlah lagi kita membubuh alas,
yaitu dengan pengajaran hal tobat daripada perbuatan yang membawa kepada mati,
dan iman kepada Allah,
Jangan
berhenti kalau belum mantap persoalan pelajaran mula-mula. Tidak mungkin ada
pelajaran kesempurnaan kalau tidak mantap persoalan pelajaran mula-mula.
Ibrani 6:3
6:3 Dan itulah
yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.
Ibrani 6:3 (Terjemahan lama)
6:3 Demikianlah
kita berbuat kelak, jikalau diizinkan Allah.
Bahasa
ini kalau menurut logika kita membingungkan. Artinya kesempurnaan itu tidak
murahan, hanya dipahami oleh orang yang mantap pelajaran mula-mula. Apakah
Tuhan tidak mengizinkan hidup tanpa cacat cela? Tuhan justru mendorong. Kalau menghadapi
orang yang belum mengerti pelajaran mula-mula maka pelajaran mula-mula itu
lebih dahulu diterapkan. Kalau orang yang sudah mengerti pelajaran mula-mula
maka bisa lanjut, berarti sudah diizinkan.
Tidak bisa dilanjutkan pada kesempurnaan kalau orang itu belum matang pelajaran
mula-mula. Artinya tidak mungkin sampai kesempurnaan bila dasarnya
salah.
Dipertanyakan
sekarang apakah saudara sudah paham pelajaran mula-mula? Ini tanggung jawab kami hamba Tuhan untuk
memantapkan pelajaran mula-mula. Makanya persoalan baptisan air juga harus
mantap. Karena percakapan Tuhan Yesus dengan Nikodemus itu persoalan kelahiran
baru. Yang tidak jelas harus menjadi jelas. Penumpangan tangan yang belum jelas harus dijelaskan.
Hal
ini sudah diprogramkan oleh Tuhan.
Efesus 1:4
1:4 Sebab di
dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus
dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Sebelum
dunia dijadikan, Tuhan sudah memprogramkan gereja Tuhan yang sempurna. Setelah
manusia diciptakan, mereka ditempatkan di dunia ini, akhirnya dunia ini rusah. Tuhan
sudah melihat kerusakan yang akan terjadi. Karena adanya kerusakan ini maka
Tuhan mencanangkan atau memprogramkan bahwa manusia yang rusak itu akan Tuhan
benahi kembali. Lewat apa? Lewat Firman Pengajaran.
Untuk ditempatkan kudus tanpa cacat dan cela, kembali
ke Firdaus. Sebabnya kita gereja Tuhan jangan santai-santai
sekarang ini.
Bagaimana
caranya kita dikuduskan?
Efesus 5:26
5:26 untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan
firman,
Diawali
dengan pengorbanan Kristus Yesus.
Kolose 1:22
1:22 sekarang diperdamaikan-Nya,
di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus
dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Dalam
Efesus 5:25 diceritakan tubuh jasmani Kristus telah berkorban di Golgota. Tujuan
pengorbananNya ini untuk membawa kita tidak bercela dan tidak bercacat. Untuk
meraih ini caranya ada dalam Efesus 5:26 yaitu kita harus mandi air Firman. Berarti
kita harus diguyur, harus disirami dengan hujan Firman di dalam gereja.
Maksudnya supaya kita mencapai Efesus 5:27.
Efesus 5:27
5:27 supaya
dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan
tidak bercela.
Kesempatan-kesempatan
yang Tuhan masih beri kepada kita untuk mendengar Firman adalah untuk kita
manfaatkan di mana hidup kita digembleng lewat mandi air Firman pengajaran.
Mari kita manfaatkan waktu yang ada pada kita hari-hari terakhi ini. Kalau
tidak memananfaatan kesempatan di mana kita bisa mandi, di mana kita bisa digembleng
oleh Firman itu diabaikan dan mencari keenakan serta kesenangan daging, mungkin bisa memperoleh
hasil duniawi yang banyak tetapi saudara rugi besar. Karena kesempatan untuk
kita mandi air Firman Tuhan terlewatkan bergitu saja.
Biarlah
kita paham tujuan dari Tuhan dalam Efesus 1:4 dan Efesus 5:27 yang dikatikan
Filipi 1:22,10.
Filipi 1:22,10
1:22 Tetapi jika
aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi
mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
1:10 sehingga
kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang
hari Kristus,
Tuhan
mau meneguhkan kita.
I Korintus 1:8
1:8 Ia juga akan
meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada
hari Tuhan kita Yesus Kristus.
Bagaimana
Tuhan meneguhkan kita untuk mencapai kesempurnaan kalau kita meremeh waktu dan
kesempatan yang Tuhan beri kepada kita untuk mandi air Firman Tuhan. Silahkan
sekolah setinggi-tingginya, silahkan saudara berusaha tetapi jangan lupakan soal
waktu untuk Tuhan. Persembahkanlah waktu bagi Tuhan.
71%
orang Kristen di Asia Kecil sudah kehilangan. Tinggal 29% yaitu Smirna dan
Filadelfia yang tidak kehilangan. Secara pribadi kita periksa, jangan-jangan
waktu yang kita sediakan untuk Tuhan cuma 29%, 71% hanya digunakan untuk diri
kita. Itu sudah salah, sudah keliru kita! Secara komunitas dunia Kristen
sekarang, 71% sudah tidak mandi air Firman, tinggal 29% yang mandi air Firman.
Oleh
sebab itu manfaatkan waktu. Sementara Tuhan berikan waktu kepada kita jangan
kita korting, jangan kita rampas! Kalau saudara rampas lagi berarti saudara
menghindar dari apa yang dicanangkan oleh Tuhan yaitu program yang besar yang
mau menampilkan gerejaNya tanpa cacat dan kerut lewat
mandi air Firman Tuhan.
Coba
perhatikan waktu-waktu ibadah, itulah kesempatan untuk kita mandi supaya kelak
tampil tanpa cacat dan cela. Cacat, cela dan kerut ini harus dibersihkan dan
itu adalah tujuan akhir Tuhan. Harusnya itu sudah menjadi kerinduan hati kita.
I Tesalonika 5:23
5:23 Semoga
Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan
tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus,
Tuhan kita.
Tuhan
bekerja mulai dari roh baru jiwa dan tubuh kita. Untuk kita bisa meraih ini
maka Tuhan Yesus menyerahkan tubuhNya. Bagi anak Tuhan yang paham ini pasti dia akan merasa dan menikmati dalam batinnya.
I Korintus 1:8
1:8 Ia juga akan
meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada
hari Tuhan kita Yesus Kristus.
Kalau
anak Tuhan itu pilihan Tuhan maka dia akan merasa pekerjaan Roh Kudus dalam
batinnya yang selalu memberi penekanan untuk dia mengejar kehidupan tanpa cacat
cela dan kerut. Ada kerinduan hati, ada minat, ada permohonan dalam hidupnya, sehingga
ibadah itu bukan dia tanggapi hanya sebatas upacara. Dari pihak Tuhan akan
Tuhan teguhkan dan dari pihak kita ada kerinduan hati, berarti imbang.
Tanpa cacat cela dan kerut ini selalu
digandeng dalam persoalan gereja Tuhan kelak berhadapan
dengan Tuhan.
Efesus 5:27
5:27 supaya
dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan
tidak bercela.
1.
Cacat
Cacat ini adalah sifat tidak
jujur, tidak tulus. Saya melayani, kalau tidak jujur dan tidak tulus maka itu
cacat di hadapan Tuhan. Makanya kita
menghadap Tuhan harus dengan tulus dan ikhlas.
Ibrani
10:22
10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan
hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita
telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh
dengan air yang murni.
Kalau kita tidak tulus, tidak
jujur, tidak ikhlas sama dengan kita mempertahankan rohani yang cacat. Ini yang
tidak dikehendaki oleh Tuhan sehingga Yesus dalam tubuh jasmaniNya rela
berkorban. Supaya kita yang cacat ini, yang tidak jujur, yang tidak tulus dan
tidak ikhlas, dibersihkan lewat Firman pengajaran ketika
kita datang beribadah dalam 3 macam ibadah.
Orang lain di luar sana menerima dan menghargai
berkat Tuhan yang kita terima di tempat ini. Itu sebabnya yang membuat hati
saya pilu bila jemaat Tuhan ada yang tidak menghargai. Ada yang tidak ikhlas,
tidak tulus, tidak jujur, berarti mempertahankan
cacat.
2.
Kerut
Itu menunjuk cara hidup lama. Ada
kerut berarti hidup lama masih terbawa-bawa. Itu harus dibersihkan.
Lipatan-lipatan dalam jubah pelayanan kita harus dibuka, harus transparan di
hadapan Tuhan. Itu sifat bawaan yang lama, sifat tua, sifat dan cara hidup
nenek moyang. Kalau masih dibawa-bawa itu berarti masih ada kerut di hadapan
Tuhan. Jangan mimpi untuk bisa sempurna kalau seperti itu. Sebab sempurna itu
tanpa kerut dan tanpa cacat serta tanpa cela.
3.
Cela
Cela itu adalah dosa-dosa yang
tersembunyi yang terus dipertahankan. Bagaimana saya dan saudara bisa menghadap
Tuhan dalam keadaan seperti itu.
Penyucian
dari tiga hal itu kita peroleh ketika kita datang dalam ibadah. Kita diguyur
air Firman pengajaran dan dibersihkan oleh Firnan, Roh dan Kasih Tuhan lewat
perpanjangan tangan Tuhan di dalam pelayanan hamba
Tuhan.
Kenapa
kita sudah sampai pada poin ini? Karena saya yakin saudara sudah memahami
pelajaran mula-mula. Buktinya banyak baptisan yang salah kembali dibenahi.
Penumpangan tangan jangan asal saja minta siapa saja menumpangkan tangan. Yesus
memberkati dan menumpangkan tangan murid-muridNya saat mau berpisah, ketika itu
Yudas sudah tidak ada.
Setelah
cacat, cela dan kerut ini dibersihkan oleh Tuhan maka Tuhan juga akan
mengkuatkan hati kita.
I Tesalonika 3:13
3:13 Kiranya Dia
menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa
kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.
Olehnya
itu ibadah kita harus murni.
Yakobus 1:27
1:27 Ibadah yang
murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi
yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya
sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Jadi
ada ibadah yang tidak murni, ada ibadah yang bercacat. Jadi apa gunanya kita
beribadah tetapi cacat. Padahal ibadah itu tujuannya supaya kita tampil tidak bercacat.
Namun ada ibadah yang malah menambah cacat.
Ø
Anak yatim piatu
Jangan sampai ibadah tidak murni
dan bercacat. Kenapa? Karena membiarkan yatim piatu. Kita bisa pergi ke panti
asuhan, orang dunia juga bisa melakukan itu. Namun jangan-jangan kita ini yatim
piatu rohani, tidak ada hubungan dengan Bapa di Sorga. Sayapun bisa yatim
piatu, makanya saya harus koreksi diriku, jangan-jangan saya pembicara tetapi yatim
piatu, tidak ada hubungan dengan Bapa di Sorga. Padahal ibadah yang tidak
bercacat adalah ibadah yang mentautkan diri dengan Bapa di Sorga. Kita sebagai
anak, jangan putus hubungan dengan Bapa di sorga. Kalau putus hubungan dengan
Bapa di sorga berarti yatim piatu.
Yesus dalam kata-kata perpisahanNya
mengatakan “Aku tidak akan membiarkan engkau yatim piatu”.
Yohanes
14:18
14:18 Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim
piatu. Aku datang kembali kepadamu.
Dalam pasal 14 ini, kata Bapa itu
dominan.
Yohanes
14:2,6-13,16,20,23,24
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.
Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ
untuk menyediakan tempat bagimu.
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku.
14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga
mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat
Dia."
14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan,
tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."
14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku
bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah
melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata:
Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa
dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan
dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang
melakukan pekerjaan-Nya.
14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa
dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan,
bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi
kepada Bapa;
14:13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku
akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya,
14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di
dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku,
ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan
datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak
menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku,
melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.
Jadi Tuhan tidak akan membiarkan
kita yatim piatu. Di mana bukti bahwa Dia tidak membiarkan kita yatim piatu?
Berarti kita beribadah ada urapan Roh Kudus, ada Roh Kudus dalam hidup saudara.
Itu yang menguatkan dan meneguhkan serta mendorong saudara untuk datang
menyembah kepada Bapa Sorgawi. Jangan kita putus. Makanya kita berjuang!
Ø
Janda
Jangan sampai kita beribadah
padahal kita janda rohani di
hadapan Tuhan, berarti tidak ada hubungan mempelai dengan Tuhan. Itu sebabnya
di dalam ibadah kita, penekanannya hari-hari terakhir ini selalu bicara
hubungan nikah antara gereja dengan Tuhan. Kita jangan janda, suami atau kepala
kita adalah Tuhan Yesus dan tubuh
(istri).
Apa bukti kalau Tuhan itu adalah
kepala kita? Kalau dalam gereja, pengajaran itu yang paling penting, paling utama,
berarti itulah kepala, itulah suami. Berarti dalam gereja kalau tanpa Firman
pengajaran itu berarti janda. Makanya jangan sampai kita janda. Yang
berkepentingan, yang bertanggung jawab di sini adalah gembala, jangan sampai
sidang jemaat menjadi janda sebab minus Firman pengajaran. Jemaat tidak
mau diatur oleh Firman pengajaran (Kepala).
Memilukan kalau menjadi janda.
Ratapan
1:1
1:1 Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu
ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa.
Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.
Itulah Yerusalem yang menjadi
janda karena putus hubungan dengan Tuhan, putus hubungan dengan suami, putus
hubungan dengan pengajaran. Ayo kita yang sudah dalam pengajaran, jangan tinggalkan
pengajaran, nanti saudara jadi janda di hadpan Tuhan! Sudah dalam pengajaran
mau pilih yang bukan pengajaran. Mungkin kantong saudara dipenuhi, yang ada di
meja tersedia, tetapi kalau tanpa Firman pengajaran berarti saudara putus
hubungan dengan Tuhan, janda di hadapan Tuhan. Berarti ibadahmu bercacat cela
dan tidak murni. Ini jangan terjadi pada kita semua.
Secara jasmani saya memang yatim
piatu, tetapi secara rohani saya tidak mau yatim piatu. Secara jasmani di
antara kita memang ada janda, tetapi secara rohani jangan jadi janda. Jangan
putus dengan kepala, jangan putus dengan Firman. Saudara bisa hidup
berkelimpahan secara jasmani, tetapi tanpa Firman pengajaran saudara janda di
hadapan Tuhan.
Yesaya 54:5
54:5 Sebab yang
menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya;
yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah
seluruh bumi.
Inilah
yang merancang supaya gereja Tuhan tanpa cacat dan cela diterima menjadi
isteriNya. Kalau tanpa Firman pengajaran, walaupun beribadah bagaimanapun itu
adalah ibadah yang cacat, ibadah yang tidak murni.
Yakobus 1:27
1:27 Ibadah yang
murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi
yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya
sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Rawat
tubuhmu, lihat dirimu. Jangan sampai saudara tidak ada lagi hubungan dengan
Bapa, tidak ada urapan, tidak ada Roh Kudus. Mungkin saudara belum dipenuhkan Roh Kudus tetapi
minimal urapanNya sudah ada. Kita harus mengejar kepenuhanNya.
Ternyata
janda dan yatim piatu ini dicemarkan oleh dunia. Kenapa banyak Kristen janda
dan yatim piatu, karena dicemarkan oleh dunia. Ini jangan sampai terjadi dalam
diri kita sebagai hamba Tuhan. Jangan
mau putus hubungan dengan Kepala, dengan Firman pengajaran sekalipun digoda
orang lain.
Jangan
tinggalkan pengajaran. Pengajaran itu kepala saudara, pengajaran itu suami
saudara.
Tuhan
Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar