Salam sejahtera
di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 4:5-6
4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh
yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah
ketujuh Roh Allah.
4:6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan
kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk
penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Tujuh
obor ini bicara tujuh Roh Allah dan juga
bicara tujuh mata Tuhan yang menggerayangi seluruh bumi ini. Aktivitas sorga
yang dilihat dan disaksikan oleh rasul Yohanes adalah kilat. Kilat ini ada api. Bicara api kita mengerti kata
Firman Tuhan agar gereja Tuhan di penghujung akhir zaman ini benar-benar serius
dengan Tuhan (selalu menyala-nyala).
Penampilan
Tuhan dalam Keluaran pasal 19 dan 20, itu juga disertai kilat dan api. Kemudian
ada asap, ada awan dan ada nafiri. Itulah yang menjawab apa yang dikatakan
Musa.
Keluaran 19:17-19
19:17 Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari
perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung.
19:18 Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap,
karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari
dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.
19:19 Bunyi sangkakala kian lama kian keras.
Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.
Ini
adalah penampilan Allah Bapa di tengah-tengah umat Israel. Ketika Musa
berbicara, Tuhan jawab dengan kilat, dengan api, dengan asap dan dengan awan
serta dengan nafiri atau sangkakala. Itu penampilan Tuhan, semua ini Tuhan
lakukan bukan tanpa maksud. Karena ketika gereja mula-mula menerima pekerjaan
Roh Kudus yaitu Allah Roh Kudus turun kepada 120
murid, juga disertai dengan angin yang menderu dengan keras, juga ada
lidah-lidah api Roh Kudus serta bahasa-bahasa asing. Di sini ada persamaannya.
Apalagi ketika gereja Tuhan menjadi satu dengan Kristus, terjadi persekutuan
yang intim antara gereja Tuhan dengan Kristus maka hal yang sama terjadi. Goncangan seperti ketika Tuhan turun
di gunung Sinai tadi, yaitu ada gempa
bumi.
Wahyu 8:1
8:1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang
ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
Ini
adalah persekutuan tubuh dengan kepala, ini adalah pernikahan gereja dengan
Kristus. Dan
sorga diam selama
setengah jam, tidak ada aktivitas karena menghormati persekutuan kepala dan
tubuh.
Wahyu 8:2-5
8:2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di
hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi
berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan
banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang
kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa
orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu,
mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah
bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
Itu
pertemuan yang dinanti-nanti oleh gereja Tuhan. Bagaimana kita mau ke sana
kalau kita tidak ada rasa gentar dan takut kepada Tuhan. Karena bunyi
halilintar, guruh, kilat dan bunyi sangkakala itu tujuannya supaya umat Tuhan
ada rasa takut dan gentar kepada Tuhan. Bukan takutnya pencuri kepada polisi tetapi rasa
takut yang hormat kepada Tuhan.
Makanya
ketika Tuhan memulai gerejaNya, itu juga diawali seperti yang terjadi dalam
Keluaran pasal 19 itu dan diakhiri dengan pertemuan dengan Kristus yang luar
biasa. Kalau kita tidak ada rasa takut dan gentar kepada Tuhan maka kita tidak
bisa ada di sana.
Peragaan
Tuhan itu sama. Ketika Allah Bapa turun, Roh Kudus turun dan Anak Allah turun
untuk bersekutu dengan gerejaNya, sama suasananya. Kita yang hidup di akhir
zaman ini, biarlah kita ada rasa gentar, takut dan hormat kepada Tuhan, karena
kalau tidak kita tidak akan ada pada Wahyu pasal 8, kita tidak akan sanggup
menerima kepala, hanya menjadi
anggota tubuh yang terbuang.
Wahyu
pasal 4 ayat 5 tadi dimulai dengan kilat. Kilat diperlihatkan oleh Tuhan kepada
kita agar kita tidak salah pilih. Sebab dia akan tampil dalam dua sisi.
Ayub 37:11
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan
memencarkan kilat-Nya,
Bicara
awan ini menunjuk penampilan hamba Tuhan yang ada air, artinya yang dimuati
Tuhan dengan Firman dalam hidupnya dan ada Roh Kudus di dalam dirinya. Maka
hamba Tuhan seperti itu akan memencarkan kilatnya Tuhan. Itu persis seperti
dalam Wahyu 4:5 serta Keluaran 19:17-18. Sebab ada hamba Tuhan seperti awan tidak
berair.
Yudas 1:12
1:12 Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak
malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu
ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak
menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati
sama sekali.
Ayub 37:12
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh
penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang
diperintahkan-Nya.
Jadi
pelayanan dari pribadi yang dimuati Tuhan dengan air ini, dia bagaikan kilat
yang menyambar ke seluruh penjuru dunia menurut aturan sorga. Bukan menurut
maunya hamba Tuhan. Kalau mengikuti mau hamba Tuhan ke sana kemari maka tidak
ada Firman dalam hidupnya. Tetapi kalau ada Firman dalam dirinya pasti dia akan
belajar diatur oleh Tuhan. Sebab yang akan dia pancarkan itu adalah kilat atau
api yang akan mengakibatkan dua sisi.
Ayub 37:13
37:13 Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk
menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia.
Bagi
yang menolak itu menjadi pentung dan bagi yang menerima itu adalah kasih setia
Tuhan. Ini yang dilihat oleh Yohanes ketika dia diajak naik ke sorga. Ini diperlihatkan
untuk menjadi gambaran bagi kita. Diperlihatkan dua hal pada kita, jangan kita
salah pilih. Diperlihatkan kasih setia dan pentung. Yang mendapat pentung ini termasuk orang Kristen yang tidak taat, kita tidak bicara orang luar.
Justru kekasih Tuhan yang kena pentung, sebab dia tidak menghargai lawatan
Tuhan.
Kidung Agung 5:6-7
5:6 Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah
pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak
kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.
5:7 Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku,
dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok.
Sangat
disayangkan kalau kehidupan kita seperti yang dilukiskan dalam kidung agung
ini. Kekasih datang melawati dia tetapi dia mengatakan “aku telah menanggalkan
baju”. Berarti dia menganggap dia tidak perlu lagi melayani, sudah selesai dia
melayani. Kalau ini yang terjadi pada gereja Tuhan, dilayani oleh kekasih
tetapi tidak menghargai lawatan itu, akhirnya masalah yang dia temui. Bukannya
kasih setia tetapi pentung.
Kidung Agung 5:7 (Terjemahan Lama)
5:7 Maka didapati oleh orang pengawal yang berkeliling
di dalam negeri itu akan daku, dipukulnya dan dilukakannya aku, dan tudungkupun
dirampas oleh orang pengawal yang di atas dewala.
Dipukuli
dan dilukai berarti tidak ada keelokkan. Tidak ada kesempurnaan pada kehidupan
itu. Sebabnya ketika kita menolak lawatan Tuhan, menolak hamba Tuhan yang ada
muatan air dalam hidupnya maka hidup itu
bakal tidak bisa sempurna. Yang dibawa hanya daging yang menganga
yaitu luka. Ini yang tidak disadari oleh gereja Tuhan yang hidup pada akhir
zaman sehingga kehidupan itu bukan kasih setia yang dia terima tetapi pentungan
atau pukulan.
Setelah
itu selendangnya dirampas. Selendang
itu dileher, berarti memperat hubungan kepala dengan tubuh. Kalau namanya kain
sutra, dia berubah sesuai suasana alam. Kalau dalam suasana dingin dia berubah
menghangatkan. Kalau dalam suasana panas dia membawa kesejukan. Berarti kalau
sekarang ini kita tidak menghargai lawatan Tuhan maka hubunganmu dengan Tuhan (Kepala) tidak akan ada kehangatan dan
kesejukan. Yang saudara temukan adalah daging yang menganga karena dipukul
peronda malam yaitu antikristus.
Awan
itu juga menunjuk Roh Kudus. Hamba Tuhan harus ada Roh Kudus. Ini diatur oleh
Raja Sorga karena kilat ini muncul dari takhta. Jadi saya sebagai hamba Tuhan
harus bergerak dan berjalan dengan memohon pimpinan Tuhan, bukan mauku.
Termasuk saya datang di sini bukan karena mauku. Apalagi isteriku, dia tidak mau pisah dengan papa
mamanya yang ada di Makasar. Tetapi akhirnya menjadi KO karena Tuhan membuat
anak kami yang sulung sakit dan berbau
busuk dan hampir mati. Jemaat sudah membawa sana sini kepada dokter-dokter ahli anak tetapi tidak sembuh-sembuh. Begitu isteri saya berkata “saya mau ikut
papa” tanpa
diobati anak ini sembuh.
Kilat
itu diatur oleh Tuhan, itu sebabnya kami harus berjalan dengan bimbingan Tuhan.
Kilat bergerak menurut pimpinan Tuhan.
Ayub 37:12
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh
penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang
diperintahkan-Nya.
Ini
adalah bentuk pelayanan hamba Tuhan yang diatur oleh kepemimpinan Raja di atas
segala raja dari atas takhtaNya.
Kita
di sini sudah ulang berulang mendengar Firman tetapi tidak urung niat. Kalau
mau berbuat yang nakal, terobos saja. Jangan seperti itu! Saudara mau mendaftar
di Babel atau di Yerusalem? Hanya ada dua tempat. Itu seperti dua hal tadi
yaitu pentung bagi yang tidak taat/ dunia
dan kasih karunia bagi yang menghargai.
Penampilan
Allah Bapa dalam Keluaran 20:19-20, penampilan Allah Roh Kudus dalam Kisah Para
Rasul pasal 2, penampilan Anak Allah yaitu Mempelai Laki-laki Sorga semuanya ada kesamaan. Olehnya itu dari sekarang, mulai
dari diriku sebagai hamba Tuhan, isteri dan anak-anakku beserta seluruh sidang
jemaat, mari kita tancapkan rasa takut dan hormat akan Tuhan. Supaya kelak kita
ada di sana/ menerima kasih setiaNya.
Keluaran 20:19-20
20:19 Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah
berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah
berbicara dengan kami, nanti kami mati."
20:20 Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu:
"Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba
kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan
berbuat dosa."
Kalau
takut akan Tuhan pasti membenci kejahatan.
Amsal 8:13
8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku
benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh
tipu muslihat.
Kata
jangan takut dalam Alkitab itu ada 360 kali. Menurut kalender Yahudi, 1 tahun
ada 360 hari. Berarti setiap hari Tuhan katakan kepada kita “jangan takut”,
besoknya lagi Tuhan berkata “anakKu, jangan takut”. Tetapi Tuhan sengaja
menakut-nakuti umat Tuhan agar ada rasa takut akan Tuhan. Hal ini akan Tuhan
ulangi kepada gereja Tuhan, kepada siapapun. Kalau sekarang tidak ada rasa
takut akan Tuhan maka Tuhan akan mempermainkan orang itu.
Dalam
Wahyu pasal 6 ada ketakutan ketika Yesus datang di awan-awan yang permai. Raja-raja
takut, panglima-panglima takut, pembesar-pembesar takut, kaya raya takut, hamba
dan orang merdeka semua pada ketakutan pada waktu Yesus datang dan mereka lari
ke gua-gua untuk bersembunyi. Tetapi di Yesaya 2:18-21 masih ada kemurahan karena Tuhan masih
menakut-nakuti, belum peristiwa terakhir yang ada dalam Wahyu pasal 6.
Yesaya 2:18-19
2:18 Sedang berhala-berhala akan hilang sama sekali.
2:19 Maka orang akan masuk ke dalam gua-gua di gunung
batu dan ke dalam liang-liang di tanah terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap
semarak kemegahan-Nya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi.
Saat
kita mendengarkan Firman dan diberitahu begini dan begitu yang akan terjadi di atas bumi ini bagaikan kita ditakut-takuti oleh
Tuhan lewat mulut hamba Tuhan. Kita harus menerima dan merangkul itu sebab itu
adalah tanda kasih sayang Tuhan kepada kita.
Yesaya 2:20-21
2:20 Pada hari itu berhala-berhala perak dan
berhala-berhala emas yang dibuat manusia untuk sujud menyembah kepadanya akan
dilemparkannya kepada tikus dan kelelawar,
2:21 dan ia akan masuk ke dalam lekuk-lekuk di gunung
batu dan ke dalam celah-celah di bukit batu terhadap kedahsyatan TUHAN dan
terhadap semarak kemegahan-Nya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi.
Sekarangpun
Tuhan hadir di tengah-tengah gerejaNya dengan kedahsyatan, dengan semaraknya
Firman. Ini adalah bagian dari cara Tuhan untuk menyadarkan manusia itu.
Berhala-berhala emas dan perak mereka akan dilempar kepada tikus dan kelelawar.
Tikus dan kelelawar ini bentuknya ada kemiripan. Yang tikus merambat di
permukaan bumi dan kelelawar terbang. Keduanya paling cinta kegelapan malam.
Tikus keluar pada waktu malam dan kelelawar juga keluar pada waktu malam.
Jadi
kehidupan yang menyembah berhala dan mendewakan emas dan perak, dia akan
disergap oleh kegelapan malam, dia akan ada dalam lingkup kegelapan malam.
Menyembah
berhala itu sama dengan bentuk perzinahan rohani. Dan memang kehidupan yang
seperti itu selalu gerakkannya pada malam hari. Secara jasmani saja selalu gerakkannya
pada waktu malam.
Ayub 24:15-17
24:15 Orang yang berzinah menunggu senja, pikirnya:
Jangan seorang pun melihat aku; lalu dikenakannya tudung muka.
24:16 Di dalam gelap mereka membongkar rumah, pada
siang hari mereka bersembunyi; mereka tidak kenal terang,
24:17 karena kegelapan adalah pagi hari bagi mereka
sekalian, dan mereka sudah biasa dengan kedahsyatan kegelapan.
Ini
adalah kelelawar dan tikus. Kehidupan yang melakukan hal seperti ini adalah
kelelawar dan tikus. Berarti mereka ada dalam perzinahan rohani. Perzinahan
jasmani saja sudah buruk apalagi perzinahan rohani.
Sebabnya
gereja Tuhan, di dalam kitab Wahyu ini kita diperhadapkan dengan kilat
menyambar dari takhta Tuhan. Maksudnya supaya kita takut dengan kedahsyatan
malam, bukannya justru gemar
degan kedahsyatan malam. Banyak orang Kristen dan pendeta yang gemar dengan
kedahsyatan malam, ngomongnya yang cabul seakan-akan membangkitkan gairah
nafsu. Itu adalah tikus dan kelelawar yang tidak boleh ada pada kita kalau mau
masuk dalam Wahyu pasal 8 yaitu persekutuan yang sangat indah selama setengah
jam. Aktivitas sorga diam menghargai Mempelai Laki-laki Sorga dan Mempelai
WanitaNya menjadi satu.
Mengapa
Tuhan harus menakut-nakuti manusia? Karena dalam diri manusia tidak ada rasa
gentar akan Tuhan. Dia berpikir bebas dia menggunakan dirinya, itu haknya. Dia
tidak tahu satu waktu dia harus mempertanggung jawabkan di hadapan Tuhan. Itu
sebabnya Tuhan terpaksa berbuat ini untuk menakut-nakuti supaya ada rasa gentar
dan takut kepada Tuhan sebab gairah Tuhan besar kepada kita gereja Tuhan.
Gairah Tuhan akan Yerusalem itu besar tetapi banyak kali tidak dihargai.
Zakharia 1:14
1:14 Berkatalah kepadaku malaikat yang berbicara
dengan aku itu: Serukanlah ini: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sangat
besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion,
Usaha
Tuhan untuk saudara dan untuk saya begitu besar, kenapa kita lecehkan. Kalau
itu ada maka ayat 15 menjadi bagian orang itu!
Zakharia 1:15
1:15 tetapi sangat besar murka-Ku terhadap
bangsa-bangsa yang merasa dirinya aman, yang, sementara Aku murka sedikit,
telah membantu menimbulkan kejahatan.
Sekarang
ini banyak anak Tuhan merasa aman, malas datang gereja dia berpikir
aman-aman saja, tidak
peduli soal pelayanan tetapi dia rasa aman. Tetapi awas! Murka Tuhan besar bagi
orang itu nanti.
Saya
rasa kasihan pada orang itu. Tidak mungkin saya paksa saudara supaya saudara selamat. Kerinduan hati Tuhan besar demi
keselamatan kita, gairah Tuhan kepada saudara begitu besar. Tetapi wahai bagi
orang yang melecehkan gairah Tuhan yang besar ini, murka Tuhan yang besar yang
akan dia terima. Gairah Tuhan bukan main-main, kita tidak bisa mempermainkan
Tuhan.
Kita
ini hidup di penghujung akhir zaman dan Wahyu pasal 8 sudah dekat. Kalau saudara tidak mau ke sana maka ada orang lain yang isi. Tetapi saya mau berjuang dan
bergumul supaya saya ke sana. Saya tidak mau hanya orang lain yang mengisi.
Tetapi yang pasti Firman Tuhan sudah memberikan kita gambaran bahwa akan ada
yang mengisi. Ada umat Tuhan, ada hamba Tuhan, ada persekutuan Tubuh Kristus
yang akan mengisi ini. Apakah saudara tidak berminat dan tidak bergairah untuk ke sana.
Bunyi
guruh yang menderu, dalam Kisah Para Rasul pasal 2 adalah suara angin yang keras.
Bunyi guruh ini ada di wilayah takhta Tuhan. Tujuannya supaya telinga kita
gereja Tuhan sudah harus dikuasai oleh bunyi guruh, dikuasai gema sorga. Jangan
dikuasai oleh gema dunia, yang hura-hura, yang sorak-sorai, yang gegap gempita.
Itu akan menyebabkan saudara terbuang dari rencana Tuhan.
Tetapi
kalau telinga kita dikuasai bunyi guruh menderu dari takhta Tuhan maka secara otomatis aktivitas saudarapun akan mencontoh
kerajaan Sorga, mencontoh apa yang dilakukan di sorga.
Wahyu 4:5
4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh
yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah
ketujuh Roh Allah.
Kilat
itu bergerak menurut aturan dari Tuhan. Selanjutnya ada bunyi guruh yang
menderu dan ada tujuh obor yang menyala-nyala. Kita akan dibawa oleh Tuhan pada
pengalaman Gideon, karena ini bicara obor yang menyala.
Kalau
kita perhatikan Hakim-hakim pasal 6 dan 7, Gideon itu menghadapi kejamnya orang
Amalekh, kejamnya orang Midian dan kejamnya orang dari sebelah timur. Oleh
seizin Tuhan, bangsa Israel dipecundangi oleh tiga bangsa ini. Tapi syukur bagi
Tuhan, walaupun panen orang israel dirampas oleh Musuh, Gideon masih berhasil
mengirik gandum di tempat tersembunyi. Mendadak Malaikat datang mengunjungi dia
dan berkata “Aku akan mengutus engkau untuk melepaskan bangsamu dari cengkraman
tiga bangsa ini”.
Yang
lebih dahulu dilakukan oleh Gideon adalah membasmi semua berhala. Bahkan tidak
peduli berhala orang tuanya dia
hancurkan. Tengah malam Gideon menghancurkan berhala itu bersama 10 kawannya. Ayah Gideon justru diam. Ketika sekampung
mengamuk, bapanya membela Gideon dan berkata “kalau memang baal itu tuhan,
biarlah dia membela dirinya”.
Sesudah
semua mezbah dirombak, kemudian Gideon
menebang kayu yang ada di situ, dia mengorbankan anak kambing. Setelah itu dia
mengorbankan anak lembu. Anak kambing dibandingkan anak lembu, tentu anak lembu
lebih besar. Jadi pelayanan Gideon menanggapi panggilan Tuhan itu, dia tanggapi
dengan pelayanan anak kambing lebih dahulu kemudian meningkat pada anak lembu.
Berarti ibadah pelayanannya mulai dari kecil sampai pada puncaknya yang besar,
dia tidak surut langkah dan tidak pernah melorot.
Kitab
nabi Yehezkiel mengatakan anak kambing atau anak domba itu adalah korban
penebusan dan lembu itu korban kesempurnaan. Jadi kita gereja Tuhan diarahkan
oleh kisah Gideon dan kitab nabi Yehezkiel supaya kita isi dari bersekutu dengan korban
penebusan Anak Domba Allah itu Yesus. Dan tidak boleh kita diam disitu, harus
kita akhiri dengan korban lembu yaitu kesempurnaan, tujuan kita harus ke sana.
Kalau kita hanya sampai pada korban penebusan dan tidak mengejar kesempurnaan,
bukan salah tetapi akan tertinggal.
Singkat
cerita Tuhan menyuruh memanggil rakyat itu. Gideon meniup sangkakala dan berkumpullah
orang 32.000 banyaknya, tetapi Tuhan katakan terlalu banyak. Lalu dikatakan
siapa yang ragu-ragu, ada ketakutan, ada kegentaran biarlah kembali, maka pergi
22.000 orang dan sisa 10.000. itupun Tuhan katakan masih terlampau banyak
padahal musuh yang dihadapi ratusan ribu.
Singkatnya
mereka dibawa untuk minum air maka terpilihlah 300 orang. Apa yang Gideon
lengkapi pada 300 orang itu? Mereka membawa obor menyala yang ditutup dalam buyung beserta membawa pedang.
Kata Gideon “ikut yang saya lakukan” itulah kepemimpin Gideon. Untuk merebut
kemenangan maka 300 orang tadi harus dengar-dengaran dan harus meneladani
Gideon. Berarti Gideon harus menjadi teladan, ini tantangan bagi saya!
Kemudian
Gideon membagi 300 orang itu menjadi tiga yaitu 100 tiap pasukan. Sementara
ratusan ribu musuh bergelimpangan di lembah. Singkatnya ketika 300 orang
menghantamkan buyungnya ke atas bumi itu bagaikan bunyi guruh dan obor itu
terlihat. Itu yang dilihat oleh Yohanes yaitu ada kilat (api), ada obor dan ada bunyi guruh yang
menggelegar. Jadi saudara lihat, obor ini juga disebut tujuh mata Tuhan,
disebut juga tujuh roh Allah.
Dengan
menyalanya obor di tangan Gideon dan 300 tentaranya maka mereka bisa melihat ke
mana berjalan dan ke mana musuh lari. Jadi adanya obor di hadapan hadirat Tuhan
supaya kita melihat di mana dosa dalam diri kita dan kita harus menghancurkan
dosa kita. Sebab dosa itu akan mengalahkan kita kalau tidak kita kalahkan.
Hanya
orang yang menganggap iblis adalah musuh yang bisa melawan iblis yang adalah
musuhnya. Kalau orang itu menganggap iblis bukan musuh maka akhirnya iblis akan
memakai orang itu melawan kebenaranan. Akhirnya kemenangan yang tidak tanggung-tanggung dialami oleh Gideon. Buyung
dihancurkan menunjuk hati yang pecah.
Apakah
saudara lihat di mana dosa lari. Apakah dosa lari di mata saudara, apakah dosa
lari di telinga saudara, di ujung jari saudara, apakah dosa lari ke kaki
saudara, apakah dosa bersarang di perut saudara? Tetapi kalau obor menyala maka
kita pasti terjadi penyucian karena kita bisa melihat ke mana dosa lari dan
kita pasti berada dalam terang benderangnya Tuhan.
Ini
yang saya gumuli. Jangan sampai ada dosa bersarang di pikiranku, jangan sampai
ada di telingaku, jangan sampai ada dosa di lidahku. Tetapi kalau obor menyala
maka kita bisa melihat di mana dosa itu menyelinap, di mana dosa lari, di mana
dosa bersembunyi.
Kita
semua masih membutuhkan pembersihan dari Tuhan. Kalau 7 obor sama dengan tujuh
Roh Allah, sama dengan tujuh mata yang menjelajah seluruh dunia, berarti tidak
ada satu sisi yang tidak disorot oleh Tuhan. Untuk apa? Supaya kita tampil
Mempelai WanitaNya.
Betapa
indahnya ketika saudara menyaksikan sorga diam selama setengah jam menghargai saudara bertemu dengan Yesus
Mempelai Pria Sorga. Aktivitas sorga diam ketika
melihat gerejaNya satu dengan Yesus. Kalau mau satu dengan Tuhan Yesus ingat
Keluaran pasal 19 dan 20. Orang-orang yang bisa ke sana adalah orang yang takut
akan Tuhan.
Amsal 8:13
8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku
benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh
tipu muslihat.
Kalau
sekarang kita bukan membenci kejahatan maka nanti kejahatan yang dalangnya
adalah iblis akan memperalat saudara untuk melawan kebenaran.
Tidak
ada manusia di dunia ini yang tidak ada roh sombong. Sombong diletakkan pada
urutan pertama karena ini warna daging kita. Kalau kesombongan ini ada maka
sukar disentuh dosanya. Kalau kesombongan mau dihancurkan maka dia bisa
menerima pelayanan Firman yang bagaikan kilat. Kalau ia terima itu berarti
kesombongan dihancurkan. Tetapi kalau kesombongan tidak mau dihancurkan maka amanlah
orang itu
dalam dosanya :
II Korintus 10:5
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan
merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang
pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada
Kristus,
Dikunci
dengan mulut yang penuh tipu muslihat karena kesempurnaan gereja Tuhan diakhiri
dengan tidak lagi salah dalam perkataan.
Sekali
lagi kenapa orang sukar kalau ditunjuk kesalahannya, bahkan berbalik marah,
berbalik menyerang kepada orang yang menunjuk dosanya? Karena sombong! Semoga saudara di sini orang rendah hati, mau menerima teguran Tuhan. Orang yang tidak bisa menerima teguran, tidak
bisa menerima koreksi sama dengan sombong! Ini jangan terjadi dalam diri kita.
Yakobus 3:1-2
3:1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di
antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan
dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal;
barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang
dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Tidak
salah dalam perkataan itu berarti sudah sempurna. Kita ini masih banyak salah.
Itu sebabnya perlu tujuh obor, perlu tujuh Roh Allah, perlu tujuh mata Tuhan
yang menggerayangi kehidupan kita. Mau bersembunyi ke mana kita!.
Kalau
kita dikasihi Tuhan maka kita dibawa masuk dalam persekutuan Tubuh Kristus yang
nanti akan menikmati indahnya dan begitu mulianya bertemu Yesus Mempelai
Laki-laki Sorga. Perkawinan Kristus dengan gereja sudah diawali dengan wanti-wanti
Tuhan mulai dari Keluaran pasal 19 dan 20. Kita lihat pada pertengahannya Roh
Kudus turun dalam Kisah Para Rasul yang kedua, disertai deru angin yang keras
dan ada api yang menyala. Lalu diakhiri dengan Wahyu pasal 8. Berarti untuk
masuk pada pernikahan dengan Kristus, kita sudah dingatkan lebih dahulu oleh
Tuhan.
Semalam
saya terganggu
kesehatan. Walaupun
demikian saya upayakan bangun sebelum jam 3 duduk di kaki Tuhan. Tuhan menolong
saya dan semuanya sembuh, sebab Tuhan memberikan sesuatu. Setelah pagi selesai
sembayang, saya membuka Alkitab dan Tuhan bawa pada perenungan ini.
Saya
katakan pada isteri “saya sangat rindu ketemu dengan Tuhan” dan dia menjawab “tetapi kita ini masih
dalam keadaan begitu”. Saya katakan lagi “iya, tapi saya sudah rindu”. Artinya
kita memang banyak cacat tetapi sudah harus mulai ada kerinduan jumpa dengan
Tuhan Yesus. Ini jadi pendorong disucikan, diubahkan.
Tuhan
Memberkati.
Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan
Suci → Pk.
17.00
Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu : Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
Ibadah Raya → Pk. 09.00
Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar