Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Imamat 22:26-33
22:26 TUHAN berfirman kepada Musa:
22:27 "Apabila seekor anak lembu atau anak
domba atau anak kambing dilahirkan, maka haruslah itu tinggal tujuh hari
lamanya dengan induknya, tetapi sejak hari kedelapan dan seterusnya TUHAN
berkenan akan binatang itu kalau dipersembahkan berupa korban api-apian
bagi-Nya.
22:28 Seekor lembu atau kambing atau domba janganlah
kamu sembelih bersama dengan anaknya pada satu hari juga.
22:29 Dan apabila kamu menyembelih korban syukur bagi
TUHAN, kamu harus menyembelihnya sedemikian, hingga TUHAN berkenan akan kamu.
22:30 Pada hari itu juga korban itu harus dimakan;
janganlah kamu tinggalkan apa-apa dari padanya sampai pagi; Akulah TUHAN.
22:31 Dengan demikian kamu harus berpegang pada
perintah-Ku dan melakukannya; Akulah TUHAN.
22:32 Janganlah melanggar kekudusan nama-Ku yang
kudus, supaya Aku dikuduskan di tengah-tengah orang Israel, sebab Akulah TUHAN,
yang menguduskan kamu,
22:33 yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir,
supaya Aku menjadi Allahmu; Akulah TUHAN."
Ini cara Tuhan
menyucikan umatNya. Lewat apa? Tentu bagi kita di zaman gereja lewat Korban
Kristus. Itu sebabnya pada ayat 26 lebih dahulu Tuhan berfirman kepada Musa.
Dalam kitab Imamat, untuk ke 22 kali Tuhan berfirman kepada Musa. 1 kali Tuhan
berfirman khusus kepada Harun, 4 kali Tuhan berfirman kepada Harun dan Musa
sekaligus, tetapi untuk Musa lebih dari 20 kali, tepatnya 30 kali di dalam kitab Imamat.
Saudara
yang diberkati Tuhan, di sini kita melihat pentingnya Firman dimiliki oleh
gembala. Gembala lebih dahulu harus menjiwai, memiliki Firman Tuhan. Jika
gembala sendiri kosong, maka yang dia sampaikan hanya akal, hanya pikirannya
sendiri, bukan instruksi yang datang dari sorga. Tetapi jika hamba Tuhan itu
ada Firman di mulutnya, dia memiliki Firman Allah di mulutnya, bahkan dia
bagaikan lumbungnya Firman, tidak dapat diragukan, apa yang dia sampaikan pasti
itu datang dari perbendaharaan sorga.
Kalau
saya hamba Tuhan, harus lebih dahulu mulut ini bagaikan lumbung Firman,
tempatnya bertanya umat Tuhan akan Firman Tuhan. Bagaimana saya harus memberi
jawab jika orang bertanya akan Firman kalau sendiri tidak diisi Firman Tuhan
dalam mulut, berarti di dalam hati. Bahkan kita sudah sama mendengarkan, jika
mulut hamba Tuhan itu diisi Firman Allah maka akan punya sifat. Sifatnya Firman
itu bagaikan pedang yang tajam. Itu bukti bahwa mulut hamba Tuhan itu ada
Firman. Juga bagaikan anak panah yang runcing. Kita sudah mengerti ini.
Yesaya 49:2
49:2 Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang
tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku
menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.
Maleakhi 2:6-7
2:6 Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan
kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia
mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
2:7 Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan
dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta
alam.
Kalau
mulut
hamba Tuhan bagaikan
lumbung maka dia akan menolong banyak orang. Tetapi kalau mulutnya kosong
Firman Allah karena dia membongkar janji dengan Tuhan, akibatnya umat
tergelincir. Bukan mencapai sasaran tetapi tergeletak dan tergelincir di dalam
perjalanannya. Jadi efeknya jika saya hamba Tuhan kosong Firman maka umat
tergelincir.
Maleakhi 2:8-9
2:8 Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang
tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman
TUHAN semesta alam.
2:9 Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat
ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang
bulu dalam pengajaranmu.
Tetapi
jika Firman Allah ada di dalam mulut saya maka umat Tuhan akan tertolong di
depan perjalanan hidupnya.
Imamat
pasal 22 ayat 26 ini, untuk ke-22 kali Tuhan berfirman kepada Musa karena Musa
adalah gembala saat itu. Sebagaimana tadi sudah disampaikan 1kali Tuhan berfirman
khusus kepada Harun, 4 kali Tuhan berfirman untuk Musa dan Harun, tetapi untuk
Musa hampir 30 kali Tuhan bicara di dalam kitab Imamat, ini kitab ibadah.
Sekali
lagi, betapa pentingnya Firman Tuhan di dalam gereja Tuhan. Di dalam Wahyu 1:3 saja kita sudah dengar,
kemudian Wahyu 22:7.
Wahyu 1:3; 22:7
1:3 Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang
mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di
dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.
22:7 "Sesungguhnya Aku datang segera.
Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"
Jadi
adalah kebahagiaan jika kita membaca, mendengar dan melakukan Firman. Dan terutama hamba Tuhan yang harus penuh
dengan Firman Allah.
Yehezkiel 3:3
3:3 Lalu firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, makanlah gulungan
kitab yang Kuberikan ini kepadamu dan isilah perutmu dengan itu." Lalu aku
memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku.
Imamat 22:27-28
22:27 "Apabila seekor anak lembu atau anak domba
atau anak kambing dilahirkan, maka haruslah itu tinggal tujuh hari lamanya
dengan induknya, tetapi sejak hari kedelapan dan seterusnya TUHAN berkenan akan
binatang itu kalau dipersembahkan berupa korban api-apian bagi-Nya.
22:28 Seekor lembu atau kambing atau domba janganlah
kamu sembelih bersama dengan anaknya pada satu hari juga.
Pertama
kita diperhadapkan dengan ayat 27. Jika seekor lembu atau domba domba
dilahirkan, harus 7 hari dia bersama induknya. Setelah lewat 7 hari baru boleh
dipersembahkan menjadi korban yang berkenan kepada Tuhan. Entah 8 hari, entah
ditambah satu bulan ataupun tahun berikutnya. Berarti mulai hari yang kedelapan
boleh dipersembahkan menjadi korban api-apian
bagi Tuhan.
Sebagai
hamba Tuhan, membaca ayat ini betul-betul suatu pergumulan apa sebetulnya
maksud Tuhan dari ayat ini. Induk domba beranak dan anaknya harus disimpan 7
hari. Selebihnya boleh dipersembahkan sebagai korban kepada Tuhan. Bagaimana
dengan induk? Induk itu memang selalu sedia untuk dipersembahkan. Tetapi bagi
anak harus menunggu 7 hari dulu bersama induk. Berarti selama 7 hari anak domba
ini harus menyusui kepada induknya. Ketika dia menyusui berarti ada sesuatu
yang dia terima dari induknya. Ada hal-hal yang mulia yang dia terima dari
induknya. Hasilnya ketika dia bersekutu dengan induk berikutnya sudah
pantas dikorbankan/ diserahkan pada Tuhan.
Bukankah
Yesus dinubuatkan oleh nabi Yesaya dalam Yesaya 53:7, Dia bagaikan induk domba
yang dibawa untuk disembelih.
Yesaya 53:7
53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas
dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti
induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia
tidak membuka mulutnya.
Kalau
Dia induk maka kita adalah anak. Maka untuk meraih angka 7 yaitu sempurna, kita
harus menyusui. Menikmati lemak yang bisa kita nikmati dari induk kita, maka
kita bisa mencapai kesempurnaan. Kalau sudah mencapai kesempurnaan maka
berkenanlah kepada Tuhan menjadi korban api-apian. Sehingga Roma 15:16
benar-benar menjadi kenyataan dalam diri saudara.
Saya
ulang berulang bertanya kepada Tuhan, apa arti ayat-ayat ini. Kalau secara
hurufiah, kita sudah mengerti. Kalau kambing kita beranak, tunggu 7 hari baru
anaknya bisa dipersembahkan. Kalau secara hurufiah tidak sulit. Tetapi ini
bukan sekedar hurufiah, di dalamnya menyangkut persoalan rohani kita. Kita
sekarang tidak membawa korban anak domba atau anak lembu yang lebih 7 hari,
satu tahun atau dua tahun kemudian saudara persembahkan kepada Tuhan. Kita ini
bukan peternak domba dan kambing. Kalau sebatas itu, mudah kita kerjakan.
Induk
ini memang sudah siap sedia kapan saja dikorbankan. Di dalam catatan sejarah, Yesus sudah
tersembelih. Makanya ayat 28 tadi dikatakan tidak boleh bareng, jangan
dikorbankan induk sekalian bersama anak, punya urutan masing-masing. Itu
sebabnya bagaimana kita bisa untuk mencapai angka 7 supaya kita berkenan kepada
Tuhan. Menjadi korban api-apian artinya diterima oleh Tuhan seperti Roma 15:16.
Bagaimana bisa seperti itu kalau kita tidak menyusui kepada induk kita, apalagi mencari induk yang lain.
Roma 15:16
15:16 yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus
Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah,
supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan
yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.
Tugas hamba Tuhan adalah untuk menangani domba gembalaan. Jangan lepas dari hamba Tuhan yang menangani saudara, menangani saya.
Sebabnya di dalamnya ketika kita menyedot makanan yang diberikan oleh induk
domba yang tersembelih itu, akhirnya kita salem
atau teleyohi atau sempurna. Menjadi
korban berarti menjadi santapan Tuhan. Berarti bersekutu pas dengan Tuhan,
tidak tertolakkan alias diterima oleh Tuhan.
Itu
sebabnya kekasih yang diberkati Tuhan, perhatikan dahulu kelahiranmu. Dan
sesudah kelahiranmu, di mana engkau menetek. Induk mana yang menyusui saudara.
Lihat induk yang menyusui kita, Dia bayar mahal. Apa sebabnya? Supaya kita
dapat berkenan kepada Tuhan.
Sebabnya
anak Tuhan jangan sembarang kita mengkonsumsi Firman, katanya di sana Firman,
di situ Firman, jangan sembarang! Apakah induk itu adalah induk yang tangguh
menghadapi cobaan, yang telah belajar pada induk yang aslinya yaitu pribadi Yesus. Apakah hamba Tuhan yang menangani
saudara tahan menghadapi cobaan karena dia meneladani Yesus? Jika yang
menangani saudara itu banci keluar saja dari situ, tidak ada guna. Tidak ada arti apa-apa jika hamba Tuhan banci, tidak
tangguh menghadapi tantangan. Itu sebabnya akan sulit Tuhan mempercayakan
kepada saya jiwa-jiwa jika saya sendiri tidak tangguh menghadapi tantangan.
Sebab ke mana nanti saya bawa.
Itu
sebabnya mari kita memperhatikan Firman Tuhan. Inilah Firman yang sudah ke-22
kali disampaikan khusus kepada Musa yang adalah gembala. Berat bebannya seorang
gembala, tidak gampang. Satu jiwa yang Tuhan percayakan, jika berhasil dia bawa
menjadi korban api-apian yang berkenan kepada Tuhan, itu luar biasa. Dari pada
ribuan jiwa dilayani tetapi tidak ada satupun yang diterima. Jangan bangga dengan ratusan atau
ribuan jiwa tetapi tidak ada satu yang diterima, ini mencelakakan.
Itu
sebabnya saya sebagai hamba Tuhan berbahagia bila Tuhan percayakan Firman. Jika
Tuhan tidak mempercayakan Firman apalah gunanya. Silahkan orang menista saya,
tidak menjadi masalah. Saya berterima kasih dan harus tangguh menghadapi semua
ini serta tidak membalas. Bahkan ketika saya dalam doa penyembahan sekitar jam
3 subuh, Tuhan katakan “Bukan engkau yang mereka lawan, tetapi Aku. Katakan pada
mereka tunggulah Aku!”. Kalimat terakhir ini tidak mampu saya dengar, langsung
saya katakan “jangan Tuhan!”. Saya menangis dan menangis, saya keluar gelar
tikar sambil menangis. Tuhan katakan “ katakan pada mereka tunggulah Aku!”
bahasa ini sungguh mengerikan.
Tuhan
ajar untuk tangguh menghadapi tantangan seperti induk domba.
Yesaya 53:7
53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas
dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian;
seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia
tidak membuka mulutnya.
Seperti
induk dan juga disebut seperti anak. Jadi dua status dalam diri Tuhan dalam ayat ini. Agar kita belajar kepada induk dan
juga kepada anak. Jadi dua sisi kita belajar, kepada dua kepribadian kita belajar.
Ini yang harus ada pada hamba Tuhan dan umat Tuhan akhir zaman.
Di
sini kita diajar, untuk mencapai angka 7 maka kita harus selalu fellowship
dengan induk. Untuk mencapai kesempurnaan, jangan longgar fellowshipmu dengan
Yesus yang disebut induk domba. Persekutuan dengan induk di sini diawali dengan
persekutuan dengan anak dalam sengsara. Jangankan sengsara, tidak ada makanan
saja kita sudah pusing 7 keliling, kemudian menempuh cara-cara yang tidak
berkenan kepada Tuhan. Berarti tidak berhasil, gagal persekutuan dengan domba
dalam sengsaranya. Gagal persekutuan dengan induk domba yang rela digunting
bulunya, berarti kita gagal memberi. Bersekutu dalam arti pelayanan kasih.
Sebab pemberian itu adalah pelayanan kasih.
II Korintus 9:11
9:11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan
hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Tetapi
berangkat dari ayat 10. Diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, jangan
lupa, engkau harus ada benih dan ada roti.
II Korintus 9:10
9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti
untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan
melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
Jadi
si penabur yaitu gembala, lebih dahulu Tuhan berikan roti, itu menunjuk pemeliharaan
Tuhan yang sekarang. Kemudian Tuhan menyediakan benih serta melipatgandakan
berarti pemeliharaan Tuhan yang akan datang.
Jadi
ini untuk memperkaya seseorang dalam kemurahan hati, seperti induk yang diam ketika
diguntingi bulunya. Kita belajar kepada induk domba, makanya 7 hari anak itu
berfellowship dengan induk, artinya sampai sempurna. Persekutuannya dengan
induk baik dalam derita sengsara, juga dalam soal memberi. Jika ada seseorang
membutuhkan sesuatu dan saudara bisa berbuat, berarti saudara ada dalam
kategori ini. Jika saudara tidak bisa berbuat maka dipertanyakan adakah roti
saudara miliki, adakah benih saudara miliki. Kalau ada roti dan benih makanya
kita bisa diperkaya dalam segala macam kemurahan hati.
II Korintus 9:12
9:12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini
bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga
melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.
Orang
mengasihi bisa berbuat, tetapi
kalau tidak bisa memberi berarti kasihnya bolong. Mengasihi tanpa ada pemberian,
itu kasih ompong, kasih tidak benar. Imamat 22:29-31 bicara ucapan syukur.
Imamat 22:29-30
22:29 Dan apabila kamu menyembelih korban syukur bagi
TUHAN, kamu harus menyembelihnya sedemikian, hingga TUHAN berkenan akan kamu.
22:30 Pada hari itu juga korban itu harus dimakan;
janganlah kamu tinggalkan apa-apa dari padanya sampai pagi; Akulah TUHAN.
22:31 Dengan demikian kamu harus berpegang pada
perintah-Ku dan melakukannya; Akulah TUHAN.
Jadi
dihubungkan dengan korban syukuran. Berarti ada persekutuan dengan induk. Induk
rela digunting bulunya maka anak juga harus rela digunting bulunya sehingga setara dengan induk. Induk yaitu Yesus
dikatakan berkorban. Dan korban kita itu yang akan membangkitkan syukur kepada
Allah.
Semoga
kami hamba Tuhan bisa berbuat seperti itu, maka itu akan membangkitkan syukur.
Tentu berawal dari diri kami harus ada roti berarti menikmati pemeliharaan
Tuhan sekarang dan ada benih artinya pemeliharaan Tuhan yang akan datang. Jika kita dipelihara sekarang tetapi pemeliharaan yang akan datang
tidak ada, bagaimana itu. Kalau tidak ada roti sekarang dan hanya ada benih
yang akan datang maka sekarang kelaparan, busung lapar, mati konyol kita. Jadi dua-duanya Tuhan menjamin.
Kembali
pada ayat tadi, di mana kita menyusu, di mana kita ditangani untuk mencapai
hari yang ketujuh, untuk mencapai angka sempurna. Ini adalah angka akhir zaman.
Kesempurnaan itu ada kaitanya dengan akhir zaman, itulah zaman kita sekarang
ini. Jadi kita ada pada zaman gereja disempurnakan. Adakah saudara melangkah ke
sana. Adakah kriteria, bukti-bukti bahwa saudara sedang menuju ke sana. Bukti
yang harus menjadi kenyataan pada diri kita adalah kita menikmati persekutuan
dari induk yang benar, ada air susu yang murni. Jangan sembarang sedot Firman,
lihat dulu siapa yang melayani kita. Apakah dia tangguh terhadap cobaan. Apakah
ada bukti-bukti teladan iman kita peroleh darinya. Karena sesuai dengan Ibrani
13:7, teladan iman bahkan sampai akhir hidupnya.
Ibrani 13:7
13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah
menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan
contohlah iman mereka.
Di
hari-hari terakhir ini, bicara tentang iman saja sudah pada goyah. Apalagi
menghadapi situasi dunia sekarang ini. Dalam pemberitaan Firman hari minggu,
kenapa Tuhan memakai lambang kuda, ada kuda merah padam, kuda hitam, kuda hijau kuning? Itu menunjukkan kecepatan segala
sesuatu yang akan
terjadi. Semua serba cepat, dalam waktu singkat hancur jalan raya, dalam waktu
singkat hancur kota, dalam kecepatan penuh hancur gedung. Apalagi kita sudah
dengar jika kuda hijau kuning dilepas, seperempat penduduk bumi binasa.
Sekarang penduduk bumi 6 miliar, seperempatnya 1,5 milliar. Dalam waktu singkat
1,5 miliar manusia habis. Mau ke mana kita kalau tidak ada dalam naungan induk.
Itu
sebabnya Yesus berkata dia bagaikan induk ayam yang rindu anaknya ada di bawah
kepak sayapnya. Baik Pdt. Pong Dongalemba, Pdt. Totaijs, Pdt. In Yuwono banyak
berkata dalam pemberitaannya “coba kalau ada elang dan anak ayam bertaburan di
sana, lalu ada jagung dan induk ayam di sana, kira-kira yang mana yang dipilih
anak ayam? Jagung atau lari ke bawah kepak sayap induknya.” Kalau berani dia
lari ke jagung elang pasti menyambar dia. Itu sebabnya sekarang kita pilih di
mana kepak sayap induk kitanya yang selalu merindukan anak-anaknya agar ada di
dalam perlindungan karena ancaman di depan sungguh luar biasa.
Di
sana ada yang siap hancurkan
saudara, di sana ada yang siap membinasakan saudara, tetapi ada induk yang mau melindungi saudara. Kemudian ada
emas dan dollar ada di sana, kalau pilih emas kita diterkam dan habislah. Itu sebabnya hari-hari
terakhir ini, mari kita umat Tuhan mohon kebijakan dari Tuhan menghadapi
situasi yang sudah tidak menguntungkan gereja Tuhan. Kita mendapat keuntungan
jika ada dalam dalam naungan Firman. Zaman sekarang berjagalah, lihat dunia
bergelora, berlindunglah dalam sabda Allah. Ini nyanyian yang dikarang oleh
hamba-hamba Tuhan dahulu, mereka murni dalam pelayanan, benar-benar mengabdi
kepada Tuhan. Mereka tahu yang melindunginya hanya Tuhan.
Olehnya
sekarang di mana kita. Jangan sampai angka 7 cuma perhiasan bibir dan tidak
menjadi kenyataan. Akhirnya kita tidak bisa menjadi korban yang berkenan kepada
Tuhan.
Imamat 22:29
22:29 Dan apabila kamu menyembelih korban syukur bagi
TUHAN, kamu harus menyembelihnya sedemikian, hingga TUHAN berkenan akan kamu.
Kata
demikian itu artinya jangan lari dari ketetapan Firman, jangan lari dari aturan
Firman, harus sesuai.
Pertama
tumpangkan tangan dulu kepada korban lembu, domba atau kambing, berarti ada
persekutuan dengan Yesus. Baru domba itu disembelih di depan pintu kemah, berarti
disembelih di depan Allah. Artinya apa yang kita kerjakan ini sadarlah bahwa
ada Tuhan menjadi saksi karena kita di hadapan Allah. Ini kembali pada Imamat
pasal 3 dan pasal 7, karena kena korban syukur. Kemudian tidak hanya sebatas
itu, bersama korban syukuran yang disembelih yaitu lembu yang tambun atau domba
yang tambun, harus diikut sertakan dengan roti bundar yang diolah dan dioles dengan
minyak. Sesudah itu ditambah lagi dengan roti tipis yang dioles dengan minyak.
Kita
harus ada persekutuan dengan roti yang disebut bundar karena tidak tahu mana permulaan
dan mana akhirnya. Artinya bersekutu dengan Firman yang kekal sampai kekal. Yesus ada kekekalan. Sebelum manusia jatuh dalam dosa,
itu adalah masa kekekalan, tidak ditahu berapa lama waktunya. Sesudah manusia
jatuh dalam dosa sampai 6000 tahun, di situ ada batas waktu. Di sinilah
kesempatan kita dibentuk karena kita mau masuk pada masa kekekalan yakni tidak ada akhirnya. Maka ada
kesempatan kita bersekutu dengan roti bundar yang diolah dan dioles dengan
minyak. Jadi roti ini cara mengolahnya sudah sekaligus dengan minyak kemudian
dibakar lalu dioles dengan minyak. Kemudian ada lagi roti tipis yang dioles dengan
minyak. Artinya persekutuan dengan Firman harus ditandai dengan rendah hati. Jangan
arogan, jangan sombong, kita jangan sombong di hadapan Tuhan. Orang lain boleh menilai, itu haknya.
Mau
ibadah berkenan kepada Tuhan maka ayo persekutuan kita dengan Firman jangan
sampai lepas. Persekutuan kita dengan pengajaran Firman Allah yang sehat jangan
kita lepas. Akhir-akhir ini banyak orang mulai melepaskan. Kenapa? Imannya
goyah. Gara-gara apa? Melihat dunia. Kalau ibu satu datang bertamu pada ibu
yang lain, matanya liar melihat isi rumah ibu yang satu ini. Pulang rumah dia
panggil suaminya “pak coba saya lihat jarimu. Jarimu ada 10, suami tetangga
kita juga punya 10 jari tetapi mereka punya kursi roda! Mana kursi roda kita. “
Di sini umat Tuhan goyah, di sini hamba Tuhan mulai goyah imannya. Biarpun
dengar Firman diajarkan oleh Tuhan tahbisan seperti ini, tetapi dia berkata
“sory Tuhan, dia punya kursi roda, saya belum. Saya mau mengejar supaya punya
kursi roda”. Maka dia menempuh cara di luar iman, bukan sesuai Firman Allah.
Ini
yang menyebabkan sehingga orang itu tidak berkenan menjadi korban api-apian
bagi Tuhan, tidak akan disambut oleh Tuhan. Satu saat orang itu akan menemukan
dirinya ada di tempat yang tidak dia sukai, yakni
mengalami siksa selama-lamanya.
Pengkhotbah 12:1
12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu,
sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan:
"Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",
Pengkhotbah 12:1 (Terjemahan Lama)
12:1 Ingatlah olehmu akan Khalikmu pada masa mudamu,
dahulu dari pada datang hari yang jahat dan tahun apabila katamu kelak: Tiada
aku suka akan dia.
Tidak
di suka tetapi kenapa ke sana.
Pengkhotbah 12:3
12:3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan
orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena
berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
Jangan
sampai kita terjebak dengan apa yang sesungguhnya tidak kita suka. Yang akan
terjadi di depan sebenarnya kita tidak suka, tetapi kenapa kita melangkah ke
sana? Kalimat pertama mengatakan karena kita tidak ingat Pencipta kita. Kita
lepas dari susu ibu kita, kita lepas dari perlindungan kekasih kita. Padahal
kalau kita menempatkan diri sebagai kekasih, maka Kekasih kita itu pasti memelihara.
Kalau
sebatas hubungan anak dan ibu, ternyata masih bisa terpisah, putus kasih antara
ibu dan anak.
Yeremia 14:5
14:5 Bahkan rusa betina di
padang meninggalkan anaknya yang baru lahir, sebab tidak ada rumput muda.
Ini jangan
terjdi pada kita. Kalau kita menjalin hubungan bagaikan kekasih, Dia kekasih kita, kita kekasihNya maka itu lebih hebat dari
hubungan ibu dan anak, kalau hubungan kekasih dengan kekasih. Status hubungan kekasih
inilah yang punya pengalaman di singkir oleh Tuhan jauh dari mata ular.
Imamat 22:28
22:28 Seekor lembu atau kambing atau domba janganlah
kamu sembelih bersama dengan anaknya pada satu hari juga.
Berarti
ayat ini menunjukkan bahwa setiap pribadi punya urutan. Untuk perbandingannya, tolong kita baca I Korintus 15:23.
I Korintus 15:23
15:23 Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya:
Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada
waktu kedatangan-Nya.
Jadi
ada urutan-urutannya. Anak masih ada pada induk, belum bisa dipaksa supaya bisa
seperti induk. Tetapi Alkitab juga mengajar soal waktu pertumbuhan rohani kita.
Sehingga sorga mengeritik seperti yang ditulis oleh rasul Paulus. “jika ditinjau
lamanya kamu di dalam Tuhan, sudah seharusnya menjadi guru, tetapi masih juga
diajar alfa, beta, gama”. Itu menunjukkan bahwa hidupnya itu tidak menggenapi
waktu untuk dia sampai pada angka tujuh. Alias dia tidak memburu, mengejar
bagaimana untuk mencapai kesempurnaan, dia leha-leha.
Ibrani 5:11-14
5:11 Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar
untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
5:12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan
Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran
tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena
mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang
jahat.
Ini
kehidupan yang lamban. Kehidupan yang lamban diterjemahkan dari kata hugnos yang artinya tumpul. Coba saudara
pakai parang tumpul untuk tebang kayu, lama sekali baru bisa terpotong. Tetapi
coba kalau tajam, tidak lama langsung terpotong. Jadi supaya jangan kita
tumpul, terima Firman pengajaran dari mulut hamba Tuhan yang bagaikan pedang yang
tajam.
Jika
parang itu tumpul, maka orang akan melipat gandakan tenaga.
Pengkhotbah 10:10
10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka
orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah
hikmat.
Kalau
tumpul, kita tambah tenaga.
Kalau tajam dipakai menebas pohon bisa cepat rubuh. Andai saja saudara domba
sungguhan, kemudian mau disembelih, mana yang saudara pilih, parang tajam atau
parang tumpul. Saya kira saudara potong daging dan potong tulang pasti asah
parang dulu, kalau tidak keringat dingin saudara potong tulang.
Jangan
sampai kita sudah lama di dalam Tuhan tetapi tidak juga mengerti rencana Allah.
Tumpul rohaninya, lamban rohaninya, hugnos
rohaninya. Ini yang berbahaya. Akhirnya kehidupan itu ketinggalan dalam 3,5
tahun. Kenapa orang yang baru mendengar Firman begitu pesat rohaninya? Karena dia
menerima dan memperhatikan, rela diasah, rela dibentuk. Tetapi kalau tumpul,
biar puluhan tahun hanya begitu-begitu terus
rohaninya.
Jangan
induk dan anak disembelih bersama-sama. Berarti ada urutan-urutannya. Imam
Besar waktu dijahitkan bajunya oleh Bezaleel, ada tapal bahu dan ada tapal
dada. Kemudian pada tapal bahu dari kanan ke kiri, ditulis nama anak-anak
Israel menurut urutan kelahiran, tidak boleh acak. Lalu di dada ada sejengkal
tapal dada yang lebar dan panjangnya sama yang dilipat dua, kemudian permata
itu ada 4 jajar yang setiap jajarnya ada 3 permata. Pada permata-permata itu ditulis
nama-nama anak Israel menurut urutan kelahiran.
Kalau
melihat dari sisi lahiriah itu oke, tetapi kalau kita dilahirkan dalam keluarga
Allah maka pesatnya perkembangan rohaninya, itu ditentukan bagaimana cara dia
mendengar sehingga dia berkenan kepada Tuhan. Kalau sampai penyingkiran gereja
kita belum juga berkenan, kita tertinggal, itu sangat mengerikan.
Kalau
persoalan kelahiran jasmani bisa menurut urutannya. Tetapi kalau kelahiran
rohani, bisa yang lama kebelakang dan yang baru lebih pesat. Itu terpergantung
bagaimana dia menetek, bagaimana dia menyusui kepada induk. Lihat saja anjing,
kalau ada 6 anaknya tantu berbeda bodynya. Kalau gesit dia menyusui pasti
gemuk. Tetapi yang tidak gesit dia kerempeng, bila orang lewat dia ditendang.
Anjing gemuk saja di sayang, apalagi manusia.
Imamat 22:30
22:30 Pada hari itu juga korban itu harus dimakan;
janganlah kamu tinggalkan apa-apa dari padanya sampai pagi; Akulah TUHAN.
Kemudian
baca:
Imamat 7:15
7:15 Dan daging korban syukur yang menjadi korban
keselamatannya itu haruslah dimakan pada hari dipersembahkannya itu. Sedikit
pun dari padanya janganlah ditinggalkan sampai pagi.
Jadi
dua ayat yang mengatakan korban syukur itu jangan ditinggal sampai pagi, harus
dimakan habis. Ingat, kalau Firman berbicara sampai dua kali, itu mengingatkan
kepada kita suatu kepastian yang tidak bisa dilanggar, pasti ya dan amin.
Jangan tinggal sampai pagi. Harus sesuai dengan Firman Allah.
Imamat 22:29
22:29 Dan apabila kamu menyembelih korban syukur bagi
TUHAN, kamu harus menyembelihnya sedemikian, hingga TUHAN berkenan akan kamu.
Artinya
harus mengikuti ketetapan Firman. Jika mengikuti ketetapan Firman, maka itu
bukti kekudusan Allah ada pada orang itu. Walaupun belum lengkap, belum penuh,
tetapi dia ada upaya, ada iktiar, ada maksud, ada kerinduan hati untuk sampai
ke sana, hati-hati jangan coba usik dia karena kekudusan Allah ada padanya.
Imamat 20:8
20:8 Demikianlah kamu harus berpegang pada
ketetapan-Ku dan melakukannya; Akulah TUHAN yang menguduskan kamu.
Jadi
diawali dengan berpegang pada ketetapan Tuhan. Jika itu ada maka Tuhan berkata
“Akulah Tuhan yang menguduskan kamu”. Kalau ada hamba Tuhan, ada anak Tuhan yang
punya iktiar, ada niat untuk melakukan ketetapan-ketetapan Tuhan, ada kekudusan
Tuhan padanya. Jika kita usik maka kita akan berhadapan dengan Allah Yang Maha
Kudus.
Olehnya
ketetapan ini harus ada, jangan seperti dalam:
Yehezkiel 5:6-7; 9:8-10; 11:12-13
5:6 Ia sudah memberontak terhadap
peraturan-peraturan-Ku lebih jahat dari pada bangsa-bangsa dan terhadap
ketetapan-ketetapan-Ku lebih jahat dari negeri-negeri yang di sekitarnya;
karena mereka menolak peraturan-peraturan-Ku dan kelakuan mereka tidak selaras
dengan ketetapan-ketetapan-Ku.
5:7 Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Oleh
karena engkau lebih jahat dari pada bangsa-bangsa yang di sekitarmu dan
kelakuanmu tidak selaras dengan ketetapan-ketetapan-Ku dan engkau tidak
melakukan peraturan-peraturan-Ku, bahkan engkau melakukan peraturan-peraturan
bangsa-bangsa yang di sekitarmu,
9:8 Sedang mereka memukuli orang-orang sampai mati --
waktu itu aku tinggal di belakang -- aku sujud dan berseru, kataku: "Aduh,
Tuhan ALLAH, apakah Engkau memusnahkan seluruh sisa Israel di dalam mencurahkan
amarah-Mu atas Yerusalem?"
9:9 Jawab-Nya kepadaku: "Kesalahan kaum Israel
dan Yehuda sangat banyak, sehingga tanah ini penuh hutang darah dan kota ini
penuh ketidakadilan; sebab mereka berkata: TUHAN sudah meninggalkan tanah ini
dan TUHAN tidak melihatnya.
9:10 Karena itu Aku juga tidak akan merasa sayang dan
tidak akan kenal belas kasihan; kelakuan mereka akan Kutimpakan atas kepala
mereka."
11:12 Dan kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN,
karena kelakuanmu tidak selaras dengan ketetapan-ketetapan-Ku dan
peraturan-peraturan-Ku tidak kamu lakukan; bahkan engkau melakukan
peraturan-peraturan bangsa-bangsa yang di sekitarmu."
11:13 Maka sedang aku bernubuat, matilah Pelaca bin
Benaya. Lalu aku sujud dan berseru dengan suara nyaring, kataku: "Aduh,
Tuhan ALLAH, apakah Engkau menghabiskan sisa Israel?"
Akhirnya
hukumam menimpa mereka karena bukan ketetapan Tuhan, bukan aturan Tuhan, bukan
Firman Tuhan yang mereka nomorsatukan. Yang mereka nomorsatukan adalah
peraturan kekafiran. Akhirnya apa boleh buat, hukuman ditimpakan atas kehidupan
mereka.
Korban
syukur ini harus disertai dengan roti bundar yang diolah dengan minyak, roti
tipis dioles minyak dan harus lembu tambun atau domba tambun atau kambing yang
tambun, artinya yang terbaik. Jika kita mempersembahkan syukur kepada Tuhan,
persembahkanlah yang terbaik. Jika kita mengerti korban syukuran dan ada korban
yang disebut roti tipis, maka amanlah kehidupan itu.
Besok
ada syukuran secara lahiriah. Jika keluarga ini ada persekutuan dengan roti
tipis, artinya
suami rendah hati,
isteri rendah hati, oma rendah hati, anak rendah hati, maka tidak akan ada
ribut, semua adem ayem, syukur puji Tuhan.
Filipi 4:5
4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang.
Tuhan sudah dekat!
Berarti
ada roti tipis di situ. Tuhan sudah dekat, biarlah ada roti tipis dalam
kehidupan kita, selalu rendah hati menerima Firman. Untuk meraba apakah
benar rendah hati atau tidak, coba sentuh perasaannya kalau dia tidak seperti anjing galak, lari sana sini. Di mana dia pergi
dia suka ribut, mengomel, bersungut dan macam-macam dia lakukan.
Filipi 4:6
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun
juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur.
Mulai
dari diriku, mari kita belajar untuk memiliki roti tipis. Mari kita belajar
untuk memiliki roti bundar yang diolah dan dioles dengan minyak. Karena kita
mau dibawa pada kekekalan.
I Petrus 1:24-25
1:24 Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti
rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan
bunga gugur,
1:25 tetapi firman Tuhan tetap untuk
selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.
I Yohanes 2:17
2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya,
tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Sebabnya
mari kita perhatikan di sini, adakah kita jauh dari induk? Yesus induk domba,
Dia percayakan kepada gembala untuk memelihara domba-dombaNya. Supaya
domba-dombaNya sampai pada angka 7. Setelah angka 7 baru bisa menjadi korban
yang berkenan kepada Tuhan, diterima oleh Tuhan. Sebabnya jangan jauh dari
Firman penggembalaan. Kita berbahagia hari-hari terakhir ini karena kita
digembalakan oleh Tuhan. Ada urut-urutannya dan jangan sampai kita dilewati
oleh orang lain. Biarlah kita melejit makin maju. Kenapa dilewati, karena
hugnos (lamban), kehidupannya tidak bisa maju, begitu-begitu saja. Dijauhkan Tuhan
jangan terjadi dalam diri kita. Hari-hari terakhir ini akan terjadi perlombaan yang
makin seru sehingga kita bisa dilewati orang
lain.
Saya
berdoa “Tuhan saya mau maju terus sampai garis akhir, sampai Tuhan datang”.
Kerinduanku sebagai gembala agar jemaat yang dipercayakan kepada kami berupaya dengan kecepatan penuh, maka kita bisa
meraih garis finish tidak dilewati orang lain.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar