Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 4:35-38
4:35 Bukankah
kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata
kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah
menguning dan matang untuk dituai.
4:36
Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk
hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
4:37 Sebab dalam
hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai.
4:38 Aku
mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain
berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."
Ayat
Firman Tuhan dengan tegas Tuhan Yesus katakan “tidak ada penundaan”. Mereka
berkata masih 4 bulan, berarti masih 120 hari, tetapi Yesus berkata “sekarang”.
Jadi tidak menunggu 120 hari. Sekarang juga kita harus terlibat di dalam
penuaian.
Disebut
ladang sudah menguning, berarti pandangan umat Tuhan, pengiringan umat Tuhan
yang dicontohkan oleh wanita yang amoral ini, berarti ada pembenahan yang nyata
dalam kehidupannya, sehingga Tuhan mengatakan “ladang sudah menguning”. Berarti
sudah siap dituai, tidak ada penundaan lagi, segera masuk pada persekutuan yang
sangat didambakan oleh Tuhan. Itu yang harus kita perhatikan.
Kemudian
ayat 36 mengatakan yang menabur dan menuai sama-sama bersukacita. Ini pandangan Tuhan, tetapi bagi tanggapan
daging kata sukacita itu tidak bisa diterima. Kenapa? “Saya yang menabur orang lain yang menuai” apakah hal itu bisa
diterima dengan akal.
Yohanes 4:38
4:38 Aku
mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain
berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."
Daging
dan logika kita manusia tidak bisa terima. Saudara yang membuka ladang, saudara sudah tanam tanaman
di sana, kemudian waktu penuaian, orang lain
yang menuai dan saudara hanya gigit jari mengikuti dengan mata. Kira-kira saudara
bisa menerima hal seperti ini? Tentu tidak. Tetapi surga punya pandangan
berbeda. Itu sebabnya dikatakan sejauh langit dan bumi, demikian berbeda pikiran kita manusia dengan
pikiran Allah. Tidak bisa kita menarik pikiran Allah supaya mengikuti pikiran
kita. Tetapi pikiran kita harus ditarik mengikuti pikiran Tuhan.
Yesaya 55:9
55:9 Seperti
tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan
rancangan-Ku dari rancanganmu.
Jauh
sekali perbedaan pikiran kita manusia dengan Tuhan.
Yohanes 4:36
4:36 Sekarang
juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang
kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
Juga
dikatakan penabur dan penuai sama-sama menerima upah. Ini yang rancu dalam
gereja Tuhan. “saya yang setengah mati mencari jiwa dan dia yang memetik
hasil”. Mengapa ada pikiran seperti itu? Karena pandangan pelayan-pelayan itu, jiwa
itu dia anggap adalah seperti ikan yang ditangkap di jaring lalu diambil,
dibakar dan dimakan. Ini pelayanan yang mengarah
pada kebutuhan jasmani.
Yesus
ketika memanggil Petrus waktu dia menjala ikan berkata “Aku memanggil engkau
untuk menjadi penjala manusia”. Kalau ikan ditangkap, dibakar dan dimakan oleh
Petrus, isteri dan anak-anaknya. Kalau jiwa bukan untuk ditangkap, dibakar
dijadikan sate dan dimakan. Tetapi
dibawa pada persekutuan tubuh Kristus.
Karena
pandangan banyak hamba-hamba Tuhan, pelayan - pelayan Tuhan menganggap jiwa itu
seperti tangkapan buruan, baik buruan binatang hutan atau menangkap ikan di
sungai, di danau atau dilaut. Sehingga ketika orang lain yang memanen dia
menjadi muring-muring sehingga terjadi perselisihan sengit, itu karena dia yang
punya.
Kalau
dipanggil menjadi penginjil, maka penginjil itu ada upahnya. Kemudian penginjil
itu membawa jiwa untuk digembalakan oleh orang yang dipanggil untuk menggembala.
Di sinilah juga kesalahan gembala-gembala, ketika jiwa itu dibawa kepada penggembala,
gembala ini lupa kepada penginjil. Itu karena semua berpikir bahwa pelayanan
itu dianggap suatu profesi, suatu pencaharian.
Kalau hamba Tuhan sudah menjadikan pelayanan itu suatu profesi/ suatu pencaharian, disinilah yang menimbulkan
banyak masalah.
Yang
lain menabur dan yang lain menuai. Dalam hal ini jika kita melihat di dalam
konteksnya, Perempuan yang sudah digarap oleh Tuhan Yesus, dialah yang pergi
menabur, dia yang bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias kepada penduduk Sikhar. Kemudian penduduk Sikhar
itu datang dan setelah mendengarkan perkataan Yesus, mereka berkata “sekarang
kami mengerti bukan karena perkataanmu saja,
tetapi karena kami sendiri sudah mendengar”. Di sini letaknya bahwa sudah
matang.
Saudara
ingat Ayub. Mengapa ketika kena pencobaan dia menjadi muring-muring? Karena dia
mengenal Tuhan hanya dari kata orang. Tetapi ketika Tuhan sendiri datang
menantang dia dan dia tahu bahwa beginilah Tuhan yang diceritakan orang itu
maka dia menutup mulutnya dan berkata “dulu aku hanya mendengar dari kata orang
sekarang aku sendiri yang melihat”. Inilah yang dikatakan matang.
Yohanes 4:42
4:42 dan mereka
berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa
yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa
Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Bandingkan
dengan perkataan Ayub. Awalnya Ayub hanya mendengar dari kata orang.
Ayub 42:5-6
42:5 Hanya dari
kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri
memandang Engkau.
42:6 Oleh sebab
itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan
abu."
Ayat
6 ini dia sudah matang, ini betul-betul ladang yang sudah menguning.
Tuhan
menghendaki dalam kehidupan kita supaya punya pengalaman pribadi dengan Tuhan,
bukan hanya dari kata orang. Tetapi diri
sendiri
datang mendengarkan Firman pengajaran. Setelah kita datang, maka Tuhan menghendaki
dalam diri kita ada pengalaman masing-masing dengan mendengar Firman Tuhan itu.
Ini yang Tuhan rindukan dari kehidupan kita, berarti Tuhan ingin kita punya
pengalaman masing-masing, jangan hanya kata orang, hanya kesaksian orang. Itu
boleh, tetapi Tuhan ingin ada kesaksian pribadi dari kita. Itulah yang sangat
membentuk karakter kita, jika pertemuan pribadi saudara
dengan Tuhan dinikmati, maka akan nampak dalam
kehidupan itu ada keubahan, ada pembaharuan.
Ini yang Tuhan cari di dalam gereja Tuhan.
Jika benar
sebagai umat Tuhan, apalagi pelayan-pelayan Tuhan, dia sebagai penginjil.
Kemudian penginjil itu mengumpulkan jiwa lalu orang lain yang menggembalakan.
Di sini timbul masalah yang seringkali menimbulkan perselisihan. Kalau seseorang dipanggil menjadi
penginjil, jangan memasakan diri menjadi gembala. Itulah tujuan dari Yohanes
4:36-37. Supaya masing-masing mengerti di mana panggilan Tuhan di dalam diri masing-masing.
Begitu
juga kita umat Tuhan. Ada anak Tuhan
yang dipakai Tuhan untuk bersaksi. Begitu dia bersaksi terdengar bagus dan orang
yang mendengar itu tertarik untuk datang pada Tuhan.
Ada juga orang yang dipakai untuk
berkorban dan berkorban. Masing-masing bekerja menurut talentanya dan
panggilannya. Kalau masing-masing tahu panggilannya masing-masing, maka pasti mempercepat
kematangan rohani umat Tuhan.
Jika
kita yang ada sore ini, setiap umat Tuhan tahu panggilannya untuk apa, misalnya
bersaksi kepada kaum muda, bersaksi kepada sesama ibu-ibu atau bersaksi kepada
bapak-bapak, maka kehidupan anak Tuhan seperti ini tidak akan ada persungutan, sebab
penabur dan penuai akan bersukacita.
Yohanes 4:36
4:36 Sekarang
juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang
kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
Kalau
logika manusia bisa berpikir “bagaimana ini
justru penuai
lebih dulu menerima upah dan penabur yang
terakhir terima upah”. Upah dari penuai adalah mengumpulkan
buah untuk hidup yang kekal. Bukan bekerja untuk
menabur benih. Jadi penuai ini ada dalam jabatan penggembalaan.
Tugasnya untuk membawa umat yang telah menerima
benih oleh penabur/ penginjil agar dibawa pada pembentukan tubuh Kristus. Bukan
dijadikan sate, bukan dijadikan sumber pencaharian.
Kami
hamba Tuhan salah besar kalau berpandangan bahwa
pelayanan itu sebagai pencarian sehingga akhirnya menghalalkan
segala cara yang tidak benar di hadapan Tuhan. Kalau saudara sebagai umat yang digembalakan kemudian
jatuh pada penuai yang seperti ini, apa gerangan keadaan saudara kelak. Itu sebabnya kita harus
waspada di akhir zaman ini.
Yesaya 56:9-12
56:9 Hai segala
binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan!
56:10 Sebab
pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu
apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka
berbaring melamun dan suka tidur saja;
56:11 anjing-anjing
pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang
tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing
mengejar laba, tiada yang terkecuali.
56:12
"Datanglah," kata mereka, "aku akan mengambil anggur, baiklah
kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini, dan lebih
hebat lagi!"
Kalau
jatuh pada penuai seperti ini, daging senang. Dia ajak “mari kita minum arak,
aku sudah sediakan”. Senangkan kalau seperti ini. Jika menurut saudara saya
seperti ini, alangkah baiknya saudara tinggalkan saja. Yang akan dapat hukuman
adalah kami hamba-hamba Tuhan yang bekerja
seperti ini.
Mikha 3:5
3:5 Beginilah
firman TUHAN terhadap para nabi, yang menyesatkan bangsaku, yang apabila mereka
mendapat sesuatu untuk dikunyah, maka mereka menyerukan damai, tetapi terhadap
orang yang tidak memberi sesuatu ke dalam mulut mereka, maka mereka menyatakan
perang.
Mau
diharap apa kalau penuai seperti ini. Ini termasuk koreksi bagi saya. Itu
tergantung interprestasi saudara. Jika saudara mengkaji dengan pandangan
pikiran daging kita “ini tidak pas. Masakan orang lain yang menabur kemudian orang lain yang menuai. Orang lain yang jerih lelah peras
keringat, kemudian yang ini terima jadi”. Inilah yang diajar oleh Tuhan buat
saya sebagai hamba Tuhan.
Yang
dituai ini adalah tanaman yang buahnya sudah matang. Mau dibawa ke mana? Yang
tadi ditekankan dibawa kepada hidup yang kekal. Namun di dalamnya tersirat
rahasia. Jika kita membaca ayat-ayat dalam injil maka dikatakan buah itu dibawa
ke lumbung. Lumbung itu menunjukkan kita berada di dalam pemeliharaan pembangunan
Tubuh Kristus. Ini Tubuh Kristus yang mendapat pemeliharaan dengan jaminan Allah yang
limpah. Jadi rohani yang sudah matang itu, dia dibawa pada satu penggembalaan
yang menikmati persekutuan tubuh Kristus
yang dijamin dengan kelimpahan Firman Tuhan.
Masakan
ayam yang bertelur di lumbung padi kemudian mati kelaparan. Masakan itik
berenang di air lalu mati kehausan. Itu sebabnya saya mau mengatakan, jika ada di
antara kita rohaninya amblas, rohaninya mati, itu bukan kesalahan gembala tetapi kesalahan dirinya
sendiri. Ada kemungkinan dia tidak bisa lagi makan makanan yang disodorkan karena
pikirannya sudah kotor, padahal ada dalam kelimpahan. Ada kemungkinan dia tidak
bisa makan makanan yang di depannya
karena hati pikirannya sudah dikotori. Dan paling banyak mendapat kotor karena mendengar
berita isu yang ada di luar. Dia sendiri melihat kelimpahan Firman, melihat
makanan di hadapannya dalam kelimpahan, kenapa mesti
terjadi seperti itu.
Kalau
gembala si A, si B dan si C menurut kata orang seperti itu, mengapa Tuhan
percayakan pembukaan rahasia Firman? Kalau tahbisannya sudah salah, kenapa
Tuhan percaya? Berarti Tuhan keliru mempercayai orang yang tahbisannya tidak
betul. Tuhan tidak pernah keliru.
Ini
yang seringkali membuat kita ada di lumbung padi tetapi kenapa bisa mati
kelaparan. Itu bodoh amat. Saya pribadi tidak mau peduli dengan kata orang,
yang penting Tuhan percayakan kelimpahan Fiman. Untuk siapa? Untuk kepentingan
jemaat. Kalau pembukaan rahasia Firman itu untuk kepentingan jemaat lalu ada satu
dua orang yang mati kelaparan, itu bukan salah gembala,
itu salahnya sendiri.
I Korintus 4:1-2
4:1 Demikianlah
hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya
dipercayakan rahasia Allah.
4:2 Yang
akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka
ternyata dapat dipercayai.
Bukti
Tuhan percaya, lewat bibir mulut hambaNya
kita mendengarkan pembukaan rahasia Firman.
Kenapa
saya harus terganggu dengan bahasanya orang. Misalnya ada orang yang bicara
mendiskreditkan orang lain, lihat dulu diri orang yang bicara itu. Betulkan hidupnya
takut akan Tuhan, pelayanan tahbisan benar, apakah dia pelayan yang mengaku fulltimer/ yang tidak ada pekerjaan
sambilan? Mengapa kita lebih percaya kepada yang sudah runyam rohaninya, dibandingkan
yang Tuhan percaya.
Inilah
yang menyebabkan sudah ada di lumbung tetapi mati kelaparan, sudah berenang di
air tetapi mati kehausan. Bebek apa yang seperti itu!
Tuhan
mau kita punya pengalaman sendiri-sendiri di dalam penggembalaan Firman.
Makanya ada seruan di tembok-tembok, di lapangan-lapangan dan di pintu-pintu
gerbang “hai yang tidak berpengalaman, berapa lama lagi kamu akan tinggal seperti
itu”.
Amsal 1:20-22
1:20 Hikmat
berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan
suaranya,
1:21 di atas
tembok-tembok ia berseru-seru, di depan pintu-pintu gerbang kota ia mengucapkan
kata-katanya.
1:22
"Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta
kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal
benci kepada pengetahuan?
Yang
tidak berpengalaman itu harus diajar dulu
supaya ada
pengalaman di dalam kelimpahan Firman,
bagaimana Firman menggarap hidupnya. Kalau sudah ada pengalaman di dalam Firman
Tuhan, kenapa terganggu dengan bahasa orang.
Dulu
ketika kita mati kita mengikuti jalan dunia. Tujuannya ke mana? Ke maut/ ke nereka. Siapa yang usung kita?
1.
Penguasa angkasa
2.
Kepentingan daging
3.
Hawa nafsu
4.
Pikiran jahat
Kenapa
kita berpikir jahat kepada orang lain. Bukan saja dalam nikah rumah tangga,
tetapi kenapa kita berpikiran jahat kepada gereja lain. Inilah kesempatan
saudara berdamai, mulai dari keluarga berdamai, cabutlah pikiran-pikiran jahat
itu. Orang yang mengikuti jalan Tuhan/kebenaran
Allah
justru dimarah, dibenci. Apa itu jalan dunia? Itulah
adat istiadat. Itulah orang-orang
yang membunuh Stefanus karena dia mengikuti jalan Tuhan.
Efesus 2:2
2:2 Kamu hidup
di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati
penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara
orang-orang durhaka.
Efesus 2:2 (Terjemahan Lama)
2:2 yang dahulu
kamu lakukan menurut istiadat dunia ini, ialah menurut kuasa penguasa di
udara, yaitu roh yang lagi bekerja di dalam hati anak-anak durhaka.
Kita
yang sudah di dalam tinggal bagaimana kita menyikapi. Tetapi kasian orang yang
di luar yang tidak mengerti, yang masih getol dengan jalan dunia. Coba kalau
ikut jalan dunia, tidak akan ketemu dengan Tuhan, bahkan makin menjauh. Kaki
kanan mengikuti jalan Tuhan, kaki kiri mengikuti jalan dunia, makin lama makin
menjauh sehingga menghancurkan dirinya.
Jika
Tuhan tidak berkenan membukakan Firman, bagaimana kita melangkah?. Itu sebabnya tidak usah pikiran
kita terganggu dengan kata orang. Apalagi lihat dulu orang yang bicara itu,
kenapa kita lebih mendengar orang yang berantakan dari pada yang cinta Tuhan.
Ini yang menjadi penyebab tidur di lumbung tapi mati kelaparan, berenang di air
tetapi mati kehausan. Airkah yang salah atau lumbung yang salah? Jawablah dalam
hati masing-masing.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar