Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 4:39-42
4:39 Dan banyak
orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan
perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang
telah kuperbuat."
4:40
Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya,
supaya Ia tinggal pada mereka; dan Ia pun tinggal di situ dua hari lamanya.
4:41 Dan lebih
banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya,
4:42 dan mereka
berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa
yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa
Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Kita
kembali diingatkan oleh Tuhan, tahapan dari pemahaman orang-orang Sikhar ini.
1.
Mereka percaya kepada Yesus karena
kesaksian perempuan itu.
2.
Mereka lebih percaya lagi karena
mendengar langsung.
Jadi
ini cara Tuhan menambah untuk lebih mengkuatkan umat
Tuhan yang sudah percaya karena kesaksian perempuan ini. Kemudian Yesus
lagi-lagi mempertajam percaya mereka lewat ucapan atau perkataan Yesus. Ini
tahapan-tahapan yang kita baca lewat injil Yohanes ini.
Jadi
kalau perkataan perempuan itu yang sudah berubah, ada kesaksian yang nyata, itu
saja telah dipercaya, ini bagaikan kami hamba Tuhan, utusan Tuhan lebih dahulu mengenal Tuhan. Jangan seperti :
II Tawarikh 36:15-16
36:15 Namun
TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui
utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.
36:16 Tetapi
mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan
mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya,
sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.
Tuhan
berkata “kamu tidak mendengarkan
perkataan utusan-utusanKu”.
Tidak
mendengarkan saja perkataan utusan-utusan Tuhan, itu beresiko. Apalagi kalau tidak
mendengarkan perkataan langsung dari Tuhan itu lebih beresiko. Karena perkataan
yang diucapkan oleh Tuhan Yesus, itu perkataan yang punya status menghakimi
atau menghukum jika tidak ditanggapi dengan membuka hati. Itu sudah jelas
dikaitkan dengan penghakiman.
Orang-orang
Sikhar, oleh perkataan kesaksian perempuan ini, mereka telah tergugah hati dan
percaya sehingga datang kepada Yesus. Kemudian tahapan kedua mereka lebih
percaya lagi karena mendengar langsung dari mulut Yesus sendiri.
Jika
kita melihat perbandingannya dengan Kekristenan sekarang dengan orang Sikhar, Sekarang ini banyak yang datang
kepada Yesus bukan karena perkataan sehingga percaya
kepada Yesus, tetapi karena melihat mujizat jasmani. Coba di dunia Kristen sekarang,
jika ada kampanye kesembuhan Ilahi, berjubel-jubel orang datang. Jadi
percayanya hanya karena tertarik pada mujizat. Itu tidak langgeng, tidak akan
kuat, tidak abadi. Tetapi kalau percaya karena perkataan Tuhan, karena Firman
pengajaran, ini yang langgeng, ini yang bisa menolong dia. Karena di dalam
perkataan ini ada akal budi dan ada kehidupan.
Seorang
nabi Tuhan didatangi oleh Gabriel.
Ada perintah Tuhan kepada Gabriel “pergi kepada Daniel supaya menyampaikan
perkataan Tuhan yang akan menimbulkan akal budi dan dia mengerti apa yang akan
terjadi”. Apalagi itu kena mengena
dengan akhir zaman.
Daniel 9:22
9:22 Lalu ia
mengajari aku dan berbicara dengan aku: "Daniel, sekarang aku datang untuk
memberi akal budi kepadamu untuk mengerti.
Ini
hubungannya dengan persoalan akhir zaman.
Daniel 8:19
8:19 Lalu
berkatalah ia: "Kuberitahukan kepadamu apa yang akan terjadi pada akhir
murka ini, sebab hal itu mengenai akhir zaman.
Jadi
mendengarkan perkataan Tuhan itu didalamnya ada akal budi sorga diberikan
kepada kita. Agar kita mengkaji kehidupan yang ada di dunia ini. Kita menjalani
hidup di dunia ini jangan hanya diberikan arahan oleh akal pikiran kita, kita
akan sesat. Tetapi jika perkataan Tuhan itu yang di dalamnya ada akal budi,
apalagi akhir zaman ini, tidak bakal saudara disesatkan. Makanya kita harus
mendengar perkataan Tuhan agar kehidupan kita tidak diatur oleh akal pikiran
manusia yang sudah jelas ternoda dengan dosa kejahatan dan kenajisan. Tetapi
perkataan Tuhan itu kudus dan memberikan kehidupan kekal. Kalau ini tidak
dipeduli maka perkataan itu akan berubah menjadi penghukuman bagi orang yang
tidak peduli akan perkataan Tuhan.
Makanya
tahapannya dengar dulu perkataan kesaksian, utamanya dari hamba Tuhan. Kami
sudah punya kesaksian, artinya benar-benar sudah berada dalam kehidupan seperti
apa yang disampaikan, ada pengalaman di dalam Firman. Perempuan ini ada
pengalaman bertemu dengan Tuhan dan kesaksiannya sudah mantap sehingga
menggerakkan penduduk kota Sikhar datang kepada Yesus. Lebih lagi kalau hamba Tuhan/ utusan Tuhan yang benar-benar ada
pengalaman di dalam Firman. Ini pergumulan kami sebagai hamba Tuhan.
Di
dalam perkataan Tuhan itu ada hidup yang kekal. Kalau dalam ibadah kita
mendengarkan khotbah dan itu tidak berangkat dari firman Tuhan dan hanya akal,
berarti bukan kehidupan kekal yang ditawarkan
tetapi kebinasaan.
Yohanes 12:48
12:48
Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada
hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya
pada akhir zaman.
Perkataan
yang disampaikan Tuhan itu berubah menjadi hakim atau
menghukum dia.
Yohanes 12:49
12:49 Sebab Aku
berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah
yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku
sampaikan.
Yesus
berbicara seperti ini. Atas wibawa ini Yesus berkata “seperti Bapa mengutus
Aku, demikian Aku mengutus kamu”. Makanya tidak mendengarkan utusan Tuhan sama
dengan tidak mendengarkan Yesus, makanya orang itu ada di dalam hukuman.
Yohanes 12:50
12:50 Dan Aku
tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku
katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa
kepada-Ku."
Mengapa
orang Sikhar berkata “kepercayaan kami bukan lagi karena engkau katakan tetapi
karena kami mendengar langsung”. Jadi perkataan kesaksian dari wanita ini telah
menggiring mereka untuk datang kepada Yesus sehingga mereka mendengar langsung
perkataan Yesus. Berarti mereka menerima hidup yang kekal, seperti kata Firman
Allah dan luput dari penghakiman. Kalau mereka
menolak tentu mereka tidak akan bersaksi kepada perempuan itu. Perempuan ini
ada terselip dalam rombongan ini.
Jika
kehidupan yang sudah mendengar langsung, yang yakin dan percaya akan perkataan
Tuhan, dia imani perkataan Tuhan maka dia akan menerima 5 berkat Tuhan, seperti
contoh yang telah ulang-ulang kita lihat yaitu kehidupan dari Ayub. Jadi dia
percaya bukan karena mendengar kata orang tetapi langsung dari Tuhan maka dia
menerima berkat luar biasa.
Ayub 42:1-3
42:1 Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan
segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
42:3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi
keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah
bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
Di
sini Ayub mengadakan pengakuan. Bahasa ini adalah apa yang dia alami beberapa
bulan selama dia sakit. Dia tanpa pengertian. Ketika sahabatnya datang dia katakan “kamu ini penghibur sialan”.
Ayub 42:4-6
42:4 Firman-Mu:
Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya
engkau memberitahu Aku.
42:5 Hanya dari
kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri
memandang Engkau.
42:6 Oleh sebab
itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan
abu."
Ayub
ada keubahan sikap. Perempuan ini sudah mendengar perkataan Yesus dan dia benar-benar berubah. Lalu secara estafet dia
teruskan kepada orang Sikhar. Orang Sikhar yang mendengar kesaksian ini, mereka
juga mengalami pembaharuan.
Akhirnya
Ayub menerima 5 berkat karena dia mendengar langsung perkataan Tuhan. Pelajaran untuk kita, ada pengalaman pribadi
dengan Tuhan.
1.
Mengalami pendamaian dan penyucian dari
Tuhan. Itu berkat pengalaman pribadi kalau benar dia mengalami perjumpaan
dengan Tuhan.
Ayub
42:8
42:8 Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan
dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu
persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah
hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan
Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak
berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub."
Kawan-kawan Ayub diperintah oleh
Tuhan mengambil 7 ekor lembu jantan dan 7 ekor domba jantan. Angka 7 menyentuh
akhir zaman. Apa yang dilakukan Ayub ini menubuatkan apa yang harus kita
lakukan di akhir zaman. Ada persekutuan dengan lembu jantan dan ada persekutuan
dengan domba jantan. Itu berarti ada pekerjaan pendamaian, bukan hanya untuk
sahabat-sahabatnya tetapi juga termasuk Ayub.
7 ekor lembu jantan dan 7 ekor
domba jantan, angka 7 menunjuk akhir zaman ini. Kalau
kita benar-benar ada pengalaman pribadi dengan Tuhan, mustahil jika tidak ada
roh pendamaian dalam dirinya, mustahil tidak terjadi penyucian di dalam
dirinya. Tetapi kalau tidak ada pendamaian, tidak ada penyucian, berarti tidak
ada pengalaman pribadi dengan Tuhan. Ini yang banyak sekali kita lihat di kalangan kekristenan.
Khusus kita sore ini apakah betul
kita punya pengalaman pribadi dengan Tuhan. Apakah betul kita sudah jumpa dengan
perkataan Tuhan. Apakah betul kita sudah mengalami pekerjaan garapan perkataan
Tuhan. Maka akan nampak dalam kehidupan kita ada roh perdamaian, ada penyucian bekerja dalam diri. Itu
berkat yang diperoleh
pada urutan pertama.
Terlampau mudah kita berkata
“saya orang percaya, saya sudah melayani Tuhan, saya orang Kristen, saya keluar
masuk beribadah” tetapi apakah ada pengalaman jumpa dengan Kristus secara
pribadi? Ini koreksi buatku lebih jauh, apakah ada roh perdamaian. Pendamaian
itu identik dengan penyucian.
Karena ini kena mengena dengan 7
ekor domba jantan dan 7 ekor lembu jantan, jika kita referensikan dengan Imamat
pasal 23, benar-benar apa yang dinubuatkan lewat kejadian yang dialami oleh
Ayub ini betul-betul kegenapannya kepada kita. Karena pendamaian atau Grafirat
itu menghentar kita untuk masuk pada pesta pondok daun-dauanan, penyingkiran
gereja, pesta nikah Anak Domba Allah.
Apakah berkat ini sudah kita
nikmati? Berkat kedua adalah efek lanjut dari penyucian.
2.
Ayub
42:11
42:11 Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya
laki-laki dan perempuan dan semua kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama
dengan dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia
oleh karena segala malapetaka yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka
masing-masing memberi dia uang satu kesita dan sebuah cincin emas.
Pada berkat kedua ini terjadi
penyatuan. Semua saudaranya laki-laki, saudaranya perempuan, semua kenalannya
yang lama makan bersama dengan dia di rumahnya. Orang yang punya pengalaman
jumpa dengan Tuhan, maka terjadi penyatuan. Jangankan orang luar atau saudaranya
yang laki-laki atau saudaranya perempuan, isterinya saja pernah menghasut dia.
Di sini terjadi penyatuan,
terjadi persekutuan yang benar, bukan persekutuan buatan tangan manusia. Ini
persekutuan yang digarap oleh Firman, berkat penyucian tadi. Ini penyatuan yang
benar sesuai Firman, ini yang kita dambakan. Sayapun punya kerinduan hati
seperti ini, karena ini adalah pembuktian bahwa kita sudah jumpa dengan
perkataan Tuhan. Orang yang sudah jumpa dengan perkataan Tuhan, akibat keduanya
adalah penyatuan kembali.
3.
Ayub
42:12
42:12 TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang
selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas
ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu
ekor keledai betina.
Jumlah total 23.000 ternak dia
terima. Itu lipat dua. Sebelum pengalaman jumpa dengan Tuhan, dia hanya
mengenal dari kata orang, jumlah ternaknya hanya separuh dari ini. Tetapi
setelah jumpa dengan Tuhan maka yang diberikan oleh Tuhan adalah 23.000. Dia
menikmati angka 23.000. Padahal angka 23.000 sebenarnya angka musibah, tetapi
Tuhan ganti menjadi angka berkat bagi Ayub.
Jika kita di hari yang sudah,
hanya datang ke gereja hanya karena kata orang, kita beribadah hanya karena
kata orang tua, hanya karena kata isteri, hanya karena kata suami, hanya karena
kata anak, belum punya pengalaman jumpa dengan Tuhan secara pribadi lewat
perkataan-perkataan Firman Tuhan, maka angka 23.000 ini tetap musibah.
I
Korintus 10:8
10:8 Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas
dua puluh tiga ribu orang.
Jika ada pengalaman saya dengan
perkataan Tuhan. Betul-betul saya jumpa dengan Firman yang sehat, yang murni,
bukan rekayasa manusia, maka pasti musibah Tuhan rubah menjadi berkat. Tuhan
itu punya cara yang tidak dapat dideteksi atau dipantau oleh akal kita manusia.
Ada saja berkat datang dengan caranya Tuhan.
Kita tidak berhitung lagi, harus
23.000. ini ada pengertian rohaninya.
Kalau rohani dipulihkan, jasmani juga akan Tuhan pulihkan. Kalau kita utamakan
kerajaan sorga dan kebenarannya, pasti juga jasmani dipenuhi kepada kita.
Matius
6:33
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Ini harus ada pada kita, harus
ada pada saya. Makanya jadilah kehidupan yang punya pengalaman yang indah
dengan Firman. Ketika mendengar Firman disampaikan oleh utusan Tuhan, kita
harus menaruh perhatian serius, kita resapi dan kita hayati. Itu berarti kita
jumpa dengan perkataan Tuhan. Ada hidup kekal di dalamnya, ada berkat jasmani
di dalamnya dan utama ada berkat rohani. Hidup
berkenan di hadapan Tuhan.
Ayub
42:12
42:12 TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang
selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas
ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu
ekor keledai betina.
Ini pengalaman Ayub yang tadinya ia tahu Tuhan, hanya mendengar kata orang
tetapi sekarang melihat langsung, mendengar langsung, menghayati langsung
perkataan Tuhan. Kehidupan Kristen kalau benar-benar dia punya pengalaman indah
dengan Tuhan pasti beda. Pertama damai kita nikmati, kesucian Allah kita akan
nikmati. Kemudian yang berikutnya kita nikmati adalah penyatuan mulai dari
dalam nikah. Kemudian berkat jasmani juga hadir. Musibah Tuhan ganti dengan
berkat, bencana Tuhan rubah menjadi sukacita.
Ini kalau anak Tuhan punya pengalaman pribadi dengan Tuhan.
Jangan kita beribadah, lalu
dilihat orang “aduh bagus sekali, bapak, ibu, anak turun dari mobil bagus
sekali. Suami isteri jalan bergandengan tangan, itu bagus”. Tetapi jangan cuma
kamulfalse! Kenapa? Sebab tidak punya pengalaman jumpa dengan perkataan yang
kekal. Tidak punya pengalaman jumpa dengan Tuhan.
4.
Ayub
42:13-14
42:13 Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan
tiga orang anak perempuan;
42:14 dan anak perempuan yang pertama diberinya nama
Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh.
Berkat yang keempat, benar-benar
nikah dipulihkan begitu luar biasa sehingga memantul, memancar luar biasa,
lewat 10 buah nikah. Dikatakan oleh Firman Allah, dari ketiga anak wanita ini,
tidak ada yang melebihi kecantikan mereka. Jadi dari penyatuan nikah
memancarkan sinar kemuliaan lewat buah nikahnya juga.
Ayub
42:15
42:15 Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang
secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di
tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.
Jadi soal kecantikan ini relatif,
itu dunia. Tetapi yang dimaksud adalah kecantikan rohani. Kita harus bergumul.
Cukup lama Ayub menderita, tidak seperti penderitaan kita. Orang lewat saja harus tutup
hidung. Orang mengantar makan harus memakai gala karena busuknya itu Ayub. Tetapi
berubah luar biasa. Berkat keempat ini luar biasa, semua luar biasa. Tetapi
berangkat dari pendamaian dan penyucian lebih dahulu. Baru merembet kepada
saudara-saudaranya, sahabat-sahabatnya. Kemudian merembet pada berkat jasmani,
yang tadinya kutuk dirubah menjadi berkat, yang tadinya dukacita dirubah menjadi sukacita.
5.
Ayub
42:16-17
42:16 Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh
tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang
keempat.
42:17 Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.
Jika kita menemukan bahasa umur
panjang di dalam Alkitab, itu berarti menunjuk masuk Yerusalem Baru. Jadi kalau
ada berkat pertama, kedua, ketiga, keempat, itu tanda kita akan masuk Yerusalem
Baru.
Kita
datang beribadah, jangan setengah hati.
Bahkan nampak mendengar pemberitaan Firman
tetapi tidak percaya. Harusnya kita benar-benar percaya. Kita harus akumulasi
dua, baik perkataan hamba Tuhan itu yang memang menyampaikan Firman dan juga
Firman itu dari Tuhan. Jadi perkataan hamba Tuhan itu sekaligus perkataan Allah,
hamba Tuhan dalam tahbisan yang benar. Ini
akan melahirkan akal budi dan membuahkan hidup kekal yaitu Yerusalem Baru. Ini
menyebabkan kita terhindar dari
murka Allah.
Jika
kita mendengar perkataan Allah yaitu Firman
Allah,
jangan kita malu untuk bersaksi. Kalau kita malu maka Tuhan juga akan malu
untuk mengakui kita. Jangan berpikir “apa kata orang kalau saya bersaksi”. Coba
saksikan pengalamanmu dengan Tuhan, dengan Firman Tuhan, kenapa malu. Tetapi
karena seringkali pikiran kita diganggu “apa nanti kata orang”. Tidak usah
peduli dengan dia, yang penting saya mengaku perkataan Tuhan menggarap saya.
Markus 8:38
8:38 Sebab
barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan
yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu
apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat
kudus."
Markus 8:38 (Terjemahan Lama)
8:38 Sebab itu
barangsiapa yang malu mengaku Aku dan perkataan-Ku di antara bangsa yang
berzinah dan berdosa ini, maka Anak manusia itu pun kelak malulah mengaku dia,
apabila Ia datang dengan kemuliaan Bapa-Nya beserta dengan segala malaekat-Nya
yang kudus."
Kadang-kadang
ketika dibuka ruang kesaksian, mau bersaksi tetapi berpikir “apa nanti tetangga
saya bilang?”. Kenapa malah didahuli dengan bahasa setan, itu iblis yang
mengganggu saudara. Katakan “puji Tuhan saya mendengar perkataan Tuhan sehingga
saya diubahkan. Dulu saya pemabuk, dulu saya pemadat, dulu saya pezinah, dulu
saya penjudi, sekarang diubahkan”. Kenapa musti
malu. Sebab dengan kata-kata, dengan kita
bersaksi,
itu sudah termasuk kendali bagi kita, menjadi pengendali hidup saudara sendiri.
Makanya jangan malu untuk bersaksi. Kalau hari minggu dibuka ruang kesaksian,
akhirnya cuma yang memimpin pujian itu yang bersaksi karena tidak ada yang
mengisi.
5
berkat ini bukan hanya Ayub punya. Karena angka 7, itu berarti berkat untuk
kita kegenapannya. Saya berterima kasih kepada Tuhan, saya menikmati perjumpaan
dengan Tuhan. Saya menikmati pelan dan pasti bagaimana 4 berkat ini dan tinggal
yang kelima yang saya nantikan yaitu masuk Yerusalem Baru. Yang 4 berkat ini
bukan hanya embun tetapi sudah gerimis, sedikit lagi sudah hujan deras. Ini
yang perlu kita jiwai sebagai anak Tuhan. Pengalaman jumpa dengan Tuhan harus
kita saksikan dalam kehidupan kita bersama.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar