Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
10:22-23
10:23 Dan Yesus
berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo..
Pentahbisan
Bait Allah menubuatkan penyelesaian pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.
Waktu kita sekarang adalah penggenapan nubuatan ayat ini, yaitu saat-saat penyelesaian Tubuh Kristus.
Hati-hati, di saat penyelesaian pembangunan Tubuh Kristus terjadi musim dingin
rohani. Banyak hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang dingin rohaninya, mulai tidak
bergairah lagi di dalam perkara yang rohani. Mulai tidak setia dan
berkorbar-kobar lagi dalam ibadah pelayanan dan juga di dalam Firman pengajaran
yang benar. Apa yang terjadi sekarang adalah Tuhan sedang menyaring, terjadi
penampian, banyak yang keluar dari Firman pengajaran yang benar. Tetapi ada
yang bertahan di dalam Firman pengajaran yang benar. Kita sekarang sedang
ditampi dan disaring oleh Tuhan. Yang dingin keluar, yang tetap semangat berkobar-kobar
dia tetap berada di dalam pengajaran yang benar.
Kenapa
dingin dan tidak setia serta berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan dan dalam
Firman pengajaran yang benar? Karena Firman pengajaran yang benar belum mendarah
daging. Memang sudah sekian lama dia berada dalam Firman pengajaran tetapi
belum mendarah daging, belum menjadi pengalaman hidup sehingga masih bisa diterpa
oleh angin pengajaran palsu. Kalau sudah menjadi pengalaman hidup, sudah
mendarah daging, biar mau digoda, dipaksa, diancam tidak mau dia.
Supaya
Firman pengajaran itu mendarah daging maka kita harus menerima penyuciannya.
Kalau sekedar dengar, ada dalam penggembalaan tetapi tidak disucikan maka gampang
kena angin pengajaran palsu sehingga dingin rohani. Dalam Yohanes 10:24-36
menunjukan penyucian dan pembaharuan panca indera. 5 indera ini yang harus
disucikan dan dibaharui sehingga kita bisa kuat dan teguh dalam pengajaran ini,
tidak dingin dan tetap teguh sehingga tidak bisa diselewengkan.
1. Ayat 24
Penyucian dan pembaharuan kulit
2. Ayat 27
penyucian dan pembaharuan telinga
3. Ayat 32
penyucian dan pembaharuan mata
4. Ayat
35-36 penyucian dan pembaharuan mulut
5. Ayat 31
penyucian dan pembaharuan hidung
Kita
bahas poin pertama.
Yohanes
10:24
10:24 Maka orang-orang
Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau
membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah
terus terang kepada kami."
Ini
kulit atau perasaan. Yang disucikan dari perasaan adalah perasaan bimbang.
Sudah sekian tahun dalam pengajaran tetapi masih bimbang. Kenapa masih dengar
yang lain? Karena masih bimbang, belum kuat teguh hati. Jangan ragu-ragu.
Murid-murid
Yesus sejak pemecahan roti sampai Yesus bangkit, masih saja bimbang dan tidak
percaya. Sampai Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka.
Markus
16:14
16:14 Akhirnya
Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan
Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak
percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.
4 kali
Yesus memberitahukan tentang kematian dan kebangkitanNya, Firman sudah
diulang-ulang masih juga bimbang dan tidak percaya. Makanya penting Firman
diulang-ulang, jangan bosan, karena perasaan bimbang ini seringkali ada dalam
diri gereja Tuhan. Murid-murid yang sudah dipakai saja masih bimbang.
Seringkali
hamba Tuhan dan pelayan Tuhan bimbang dalam 3 hal.
1. Bimbang
terhadap Firman pengajaran yang benar. Seperti murid-murid yang bimbang apakah
Yesus bangkit. Padahal sudah 4 kali Yesus katakan Aku akan mati dan 3 hari
kemudian bangkit. Bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar karena
mendengar suara asing, yaitu:
a) Ajaran
yang lain yang berbeda dari yang kita terima. Makanya jangan dengar, jangan
beri kesempatan 1 kalipun mendengar, nanti bimbang.
b) Gosip-gosip
terutama gosip terhadap gembala. Akhirnya menjadi bimbang.
c) Suara
dagingnya sendiri.
Contoh
orang yang bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar.
Bilangan
13:27-28,32
13:27
Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana
kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan
inilah hasilnya.
13:28
Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan
sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.
13:32
Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang
diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk
diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami
lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.
Di
ayat 27 mereka tahu pengajaran sebab Tuhan sudah berfirman kepada Musa dan
diteruskan kepada orang Israel. Tetapi karena dipengaruhi suara daging, mereka
membawa kabar busuk dan banyak yang dikorbankan. Sampai Tuhan berkata yang 20
tahun ke atas yang keluar dari Mesir tidak boleh masuk Kanaan. Hanya Yosua dan
Kaleb yang masuk, betapa banyak yang dikorbankan.
Perkataan
“hanya” itu suara daging. Jangan dengar suara daging, harus kita matikan. Yang mau
kita dengar hanya Firman pengajaran yang benar. Makanya Firman pengajaran yang
benar disebut bunyi sangkakala yang kian lama kian keras supaya telinga kita
tidak lagi mendengar suara yang lain, hanya Firman pengajaran yang benar supaya
tidak bimbang.
Kalau
Firman pengajaran yang benar sudah ditambah dengan suara daging apalagi
ditambah ajaran lain, sudah menjadi kabar busuk. Kita mau saksi apa kalau suara
daging kita terlalu menonjol! Nanti orang bilang “kamu pengajaran, kamu kabar
mempelai, bicara nikah tetapi nikah sendiri busuk! Akibatnya sekalipun orang
Israel sudah melihat buah dari tanah Kanaan tetapi tidak mau masuk ke sana
karena mendengar kabar busuk ini, bahkan mereka mau kembali ke Mesir.
Bilangan
14:1-4
14:1
Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada
malam itu.
14:2
Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat
itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di
padang gurun ini!
14:3
Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan
isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke
Mesir?"
14:4
Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat
seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."
Kalau
sudah ditambah suara daging, Firman pengajaran itu dianggap sesuatu yang
menakutkan, mengerikan, hanya menyusahkan, akhirnya tidak mau masuk dalam
kegerakan rohani, dalam kegerakan pembangunan Tubuh Kristus. Malah mau kembali
ke Mesir, kembali diperbudak oleh dosa dan dunia. Ini bahayanya kalau sudah
bimbang dan mendengar suara asing.
Contoh
kedua murid-murid, mereka lebih mendengar suara Petrus dari pada suara
panggilan Tuhan.
Yohanes
21:1-3
21:1
Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau
Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut.
21:2
Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari
Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.
21:3
Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata
mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat
lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
Mereka
semua sudah tahu suara panggilan Tuhan kepada mereka sudah Tuhan panggil dari penjala ikan menjadi penjala
manusia. Tetapi begitu mendengar suara senior, yang lebih tua yaitu Petrus maka
suara panggilan Tuhan diabaikan. Waktu ada Yesus semua tersedia, sekarang Yesus
sudah mati. Mereka sudah lupa Yesus berkata bahwa Dia akan bangkit.
Ini
pelajaran bagi kita,
kadangkala bahkan sering hamba Tuhan, pelayan Tuhan, anak Tuhan bimbang
terhadap Firman pengajaran yang benar karena mendengar suara daging dan
ditambah dengan suara hamba Tuhan tua atau senior. Kalau hamba Tuhan itu
dianggap senior, apapun yang dia bilang langsung iya. Harus diperiksa dulu
benar atau tidak, jangan langsung iya. Kalau hamba Tuhan muda dipandang sebelah
mata! Apalagi kalau pendeta masih merintis masih di akar-akar. Makanya dalam
Ibrani 2 ayat 1 teliti dulu mendengar, jangan hanya lihat seniornya.
Coba
kalau Yohanes yang paling muda yang ajak mereka, paling tidak ada yang mau ikut.
Tetapi karena yang tua yang bicara mereka iya-iya saja. Karena apa? Takut nanti
jemaat keluar pindah kepada hamba Tuhan senior. Sehingga tidak murni lagi
datang fellowship. Walaupun sudah ada
yang salah dilihat tetapi tetap iya-iya. Ini yang ngeri di akhir zaman ini.
Saya
sejak masih pengerja dan masih merintis, ketika saya temukan ada sesuatu yang
bertentangan saya langsung tanya. Saya tidak langsung iya. Sekalipun kepada
orang tua saya, saya bertanya kenapa begini? Begitu dijelaskan itu kebijakan
beliau, saya terima. Terakhir waktu sebelum papa meninggal, sampai papa bilang
kebijakan saya tidak bisa diterapkan di tempat yang lain, kebijakan tempat lain
juga tidak bisa diterapkan di sini, masing-masing punya kebijakan. Saya
langsung garis bawahi kalau begitu kebijakannya papa tidak bisa diterapkan di
Tonusu, kebijakan di Tonusu tidak bisa diterapkan di Tentena. Kami langsung
bersalaman. Kalau ada kita temukan sesuatu yang lain ayo kita bicarakan
baik-baik. Saya rasa orang tua yang senior itupun akan menerima juga kalau kita
bicara baik-baik, jangan main belakang! Bukan berarti saya katakan di sini
kebijakannya papa salah, saya cuma bilang kalau ada yang tidak sama mari kita
bicarakan, jangan ditelan mentah-mentah dan langsung diterapkan di sidang yang
dia layani. Kebijakan di tempat pelayanan guru saya kalau saya langsung
terapkan di Tonusu tidak akan bisa, harus sesuai kondisi tempat masing-masing.
Petrus
di sini salah, dia suruh mereka semua menjadi penjala ikan. Kalau sudah bimbang
dan lebih mendengar suara yang tua dan senior sekalipun salah, akibatnya tidak
akan menangkap apa-apa.
Yohanes
21:3
21:3
Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata
mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat
lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
Arti
tidak menangkap apa-apa:
Filipi
3:12-13
3:12
Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan
aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun
telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
3:13
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya,
tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan
mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
Yang
dimaksud oleh Paulus ini menangkap kesempurnaan, Paulus rindu untuk sempurna.
Tidak menangkap apa-apa di sini artinya tidak bisa sempurna, tidak bisa menjadi
Mempelai Wanita Tuhan. Makanya perhatikanlah apa yang kita dengar. Jangan
karena lihat dia tua, lebih senior lalu langsung kita telan mentah-mentah. Harus
teliti, kalau sudah bertentangan dengan apa yang kita terima dari pendahulu,
apa yang tertulis dalam Alkitab, kita harus berani “itu salah om, itu tidak
sesuai om”. Jangan berpikir karena dia senior, dari pada nanti saya digencet
dari pelayananku, dari pada nanti
tidak dilayani ibadah natalku atau ibadah paskahku yah terima saja.
Contoh
ketiga adalah Euthikus yang duduk di jendela, satu telinga mendengar suara
Paulus itu ajaran yang benar, satu telinga mendengar suara di luar, ajaran yang
lain. Satu saja yang kita dengar yaitu pengajaran yang benar, jangan dengar
yang di luar. Bimbang bisa timbul karena duduk di jendela. Artinya:
a) Tidak
sopan, tidak menghargai pada saat-saat pemberitaan Firman. Makanya gampang
bimbang.
b) Kalau
tidak menghargai saat-saat pemberitaan Firman pasti tidak bisa merendah, dia
tetap mempertahankan dosanya, mempertahankan gengsinya, mempertahankan harga
dirinya. Merendah itu bukan sekedar kita duduk. Duduk itu masih bisa jatuh.
Merendah itu sampai tiarap di tanah. Kalau sudah tiarap tidak bisa diapa-apakan lagi, tinggal berguling-guling saja. Betul-betul
sikap kita terhadap Firman harus kita terima dengan suatu kerendahan hati. Kalau
kita salah yah mengaku kita salah dan minta ampun pada sesama dan kepada Tuhan.
2. Bimbang
terhadap kuasa Tuhan karena menghadapi angin dan gelombang pencobaan atau
masalah, sehingga mulai mengharap orang lain dan kekuatan yang ada di dunia
ini, sampai kecewa, putus asa dan pasti tenggelam. Kalau sudah bimbang terhadap
kuasa Tuhan bisa tenggelam, cari jalan keluar sendiri di luar Firman itu sudah
tenggelam. Banyak kali kita diterpa oleh angin dan gelombang. Jangan bimbang,
tetap berharap pada kuasa Tuhan.
Sebagai
contoh kehidupan yang bimbang terhadap kuasa Tuhan ketika menghadapi angin dan
gelombang yaitu Petrus.
Dia lihat Yesus berjalan di atas air “kalau itu Engkau Tuhan, suruhlah aku
berjalan mendapatkan Engkau”. Yesus katakan marilah dan dia berjalan di atas
air, tidak tenggelam. Begitu merasakan tiupan angin dia bimbang dan tenggelam.
Syukurlah waktu hampir tenggelam dia langsung berseru “Yesus”.
Matius
14:29-30
14:29
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan
di atas air mendapatkan Yesus.
14:30
Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu
berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
3. Bimbang
untuk hidup benar dan suci ketika menghadapi godaan dosa, paksaan bahkan
ancaman. Dosa itu sifatnya menggoda, membujuk kemudian memaksa dan mengancam.
Kalau saya tidak lakukan ini nanti saya kehilangan pelanggan. Kalau saya
lakukan Firman nanti pelanggan lari. Tetap kita harus kuat dan teguh hati,
jangan bimbang.
Contohnya
Herodes, bimbang untuk hidup benar dan suci saat menghadapi godaan dosa.
Markus
6:17-20
6:17
Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya
di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya,
karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
6:18
Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil
isteri saudaramu!"
6:19
Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh
dia, tetapi tidak dapat,
6:20
sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang
yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan
Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga
mendengarkan dia.
Kalau
dia dengar kebenaran menunjuk dosa dia tahu itu benar. Tetapi karena suara
dagingnya lebih enak dan nikmat berbuat dosa maka dia ikuti itu.
Kalau
sudah bimbang pasti di satu titik dia akan pilih yang salah. Akibatnya:
Yakobus
1:6-8
1:6 Hendaklah ia
memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang
sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7 Orang yang
demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8 Sebab orang
yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
1. Tidak
tenang hidupnya, tidak damai sejahtera. Kalau kita sudah tahu itu dosa, tetapi
karena kita bimbang kita lakukan dosa, tidak akan pernah tenang! Kita tahu itu
ajaran lain, tetapi karena bimbang sehingga buka diri mendengar ajaran itu, pasti
tidak akan tenang, tidak damai.
2. Tidak
mendapat apa-apa dari Tuhan, kosong dari pribadi Tuhan. Sama dengan tidak ada
pembukaan rahasia Firman lagi. Kalau dia gembala, Tuhan tidak percaya pembukaan rahasia
Firman. Kalau dia sidang jemaat tidak mengerti pembukaan rahasia Firman,
berkali-kali diulangpun dia tidak mengerti, tidak bisa menikmati lagi pembukaan
rahasia Firman.
3. Kalau
sudah bimbang pasti tenggelam. Mulai yang jasmani tenggelam, merosot. Terutama
yang rohani, kerohaniannya tenggelam, kesucian mulai merosot, penyembahannya
merosot, ibadahnya merosot terus menerus sampai tenggelam di dalam lautan api
dan belarang di neraka. Dari 8 dosa yang langsung membawa tenggelam di neraka
salah satunya adalah bimbang atau tidak percaya.
Wahyu
21:8
21:8
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,
orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah
berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan
yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Indra pertama yang mau disucikan ini adalah kulit
atau perasaan, perasaan bimbang. Karena sungkan kepada sesama jadi menolak
kebenaran. Sama manusia kenapa kita sungkan, kepada Tuhan tidak sungkan, nanti
tenggelam dalam lautan api dan belerang. Hati yang bimbang ini harus disucikan,
ditusuk oleh Firman pengajaran yang
benar, Firman yang lebih tajam dari pedang bermata 2. Memang sakit!
Dalam pidato perpisahannya Yosua berkata kepada
orang Israel “sekarang kamu pilih mau beribadah kepada Tuhan atau beribadah
kepada berhala Ilah nenek moyangmu di seberang sungai Efrat, aku dan keluargaku
akan beribadah kepada Tuhan dengan tulus ikhlas. Sekarang kita pilih mau Tuhan
atau yang lain, mau pengajaran yang benar atau yang lain. Mau kuasa Tuhan atau
berharap kuasa lain di dunia. Mau hidup benar dan suci atau mau melakukan dosa.
Biarlah hati kita ditusuk oleh pedang Firman sehingga bisa membedakan mana yang
baik mana yang salah, mana yang benar mana yang salah.
Perasaan hati yang bimbang disucikan dan diubahkan
menjadi hati yang kuat teguh hati. Ini harus ada pada kita. Sebagai contoh
Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Daniel
3:16-19
3:16 Lalu
Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada
gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
3:17 Jika Allah
kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari
perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
3:18 tetapi
seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan
memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan
itu."
19 Maka
meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh
dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih
panas dari yang biasa.
Sadrakh,
Mesakh dan Abednego adalah orang-orang buangan yang mendapat kedudukan di kerajaan
Babel bersama Daniel. Orang buangan tetapi bisa punya kedudukan. Kalau kita
pikir secara logika, karena raja Nebukadnezar sudah mengangkat mereka, apa yang
diperintahkan raja yah ikut saja, harus tahu balas budi. Tetapi di sini
perintah raja untuk menyembah patung tidak mau mereka ikuti. Sekalipun hidup
mereka sudah ditolong raja, raja punya andil besar dalam hidup mereka. Sekalipun
orang itu sudah menolong hidup kita, kalau masalah kebenaran tetap kita pilih
yang benar. Budi dibalas budi, jangan kebenaran kita korbankan dengan alasan
balas budi!
Kalau
orang lihat Sadrakh, Mesakh dan Abednego ini tidak tahu diri, sudah diangkat jadi
pejabat di kerajaan Babel tetapi tidak mau menyembah patung raja. Tetapi mereka
lebih memilih kebenaran Allah dari pada memilih yang tidak benar.
Ini
Sadrakh, Mesakh dan Abednego kuat teguh hati menghadapi ajaran palsu,
penyembahan palsu dan pencobaan. Api yang dipanaskan 7 kali lipat itu pencobaan
yang dahsyat. Mereka kuat teguh hati tetap pilih kebenaran, ditolong atau tidak
ditolong mereka tetap menyembah Tuhan.
Daniel 3:18
3:18 tetapi
seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan
memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan
itu."
Tuhan
pasti menolong, tidak mungkin Tuhan tidak menolong kita. Mari kita belajar,
saya belajar juga menjadi kuat dan teguh hati.
Hasilnya
kalau kita kuat teguh hati:
Daniel
3:24-25
3:24 Kemudian
terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada
para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan
terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya
raja!"
3:25 Katanya:
"Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di
tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya
seperti anak dewa!"
Ada
seorang seperti rupa anak dewa menyertai Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Bagi
kita sekarang ada Roh Kudus menyertai kita. Kita mempertahankan yang benar maka
kita disertai Roh Kudus. Penyertaan Roh Kudus itu lebih dari segalanya. Kenapa
kita mau takut dan sungkan kepada manusia! Makanya saya tidak ragu sebab ada
Roh Kudus menyertai, itu lebih dari 1 juta orang.
Kegunaan
Roh Kudus:
1. Menguatkan
dan menghibur kita saat menghadapi pencobaan. Menghadapi dapur api yang
dipanaskan 7 kali lipat, prajurit yang kuat yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan
Abednego kena panasnya saja sudah mati. Tetapi mereka tetap kuat dan teguh hati
sebab Roh Kudus menguatkan mereka. Kalau sekarang saja kita tidak ada batas
ketegasan soal kebenaran, nanti saat diperhadapkan masa pra aniaya tidak tahu
bagaimana nasib kita. Sekarang ini sudah harus tunjukan ketegasan kita soal
kebenaran sebab di depan ada masa pra aniaya. Begitu masa pra aniaya harus
lebih tegas lagi, Roh Kudus semakin menguatkan kita. Dalam masa pra aniaya
tekanan-tekanannya lebih besar. Sekarang belum ada tekanan dari pemerintah,
tetapi satu saat akan ada tekanan dari pemerintah. Kalau kita tidak tegas bisa
saja ikut maunya, habis kita! Masa praaniaya itu masa penyucian terakhir. Jangan
sampai justru pada masa penyucian terakhir, kita malah ketinggalan.
2. Menolong
dan menyelesaikan masalah kita sampai masalah yang mustahil sekalipun.
Daniel
3:26-27
3:26
Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah
ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi,
keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan
Abednego dari api itu.
3:27
Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang
berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api
itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah
apa-apa, bahkan bau kebakaran pun tidak ada pada mereka.
Di
dalam api yang dipanaskan 7 kali lipat mereka tidak terbakar, itukan mustahil.
Tetapi Roh Kudus bisa mengerjakan semuanya. Jangan takut ditinggal, kalau
kebenaran kita pertahankan ada Roh Kudus yang menyertai dan menolong. Memang
masalah yang kita hadapi akan semakin hebat, karena mempertahankan kebenaran
masalahnya akan lebih besar lagi sampai mungkin sudah mustahil. Di situlah
ujian iman kita. Mau menyerah pada keadaan atau menyerah pada Tuhan. Kalau menyerah kepada Tuhan maka Tuhan
sertai sampai yang mustahil sekalipun Tuhan mampu menyelesaikan.
3. Daniel
3:28
3:28
Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan
Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang
telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang
menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah
mana pun kecuali Allah mereka.
Raja
Nebukadnezar bisa memuliakan Allah. Berarti Roh Kudus menjadikan kita sebagai kesaksian sehingga
Firman pengajaran yang benar dimuliakan oleh orang yang di luar pengajaran.
Jadi kita bukan semakin dihina, justru orang di luar pengajaran melihat
ketegasan kita mereka bisa memuliakan pengajaran. Itulah kegunaan Roh Kudus!
Jangan pakai pikiran daging kita, nanti ditolak, nanti undangan kita tidak ada yang
datang, pasti ada yang datang! Kalau itu kebenaran, biar kita tidak datang
kepada mereka, kita undang mereka kalau Roh Kudus yang bekerja mereka pasti
datang, pengajaran dipermuliakan.
Hati
dan perasaan daging yang bimbang itu yang harus dipangkas dan ditusuk oleh
Firman pengajaran. Nebukadnezar sampai memuliakan, orang yang menekan, menista
dan menghimpit justru berbalik mempermuliakan pengajaran. Betapa bahagianya kita
kalau bersama dengan pengajaran ini, tidak ditinggal sendiri, Roh Kudus
menyertai kita.
4. Daniel
3:29
3:29
Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku
bangsa atau bahasa mana pun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya
Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan
dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat
melepaskan secara demikian itu."
Roh
Kudus meninggikan kita secara jasmani, terutama secara rohani. Tadinya kita
dihina-hina, tetapi karena kita
pertahankan kebenaran maka Roh Kudus yang bekerja dan kita ditinggikan. Siapa
yang bisa menjatuhkan kalau Tuhan yang meninggikan. Ditinggikan secara jasmani,
terutama ditinggikan secara rohani. Semakin disucikan, semakin diubahkan,
semakin dipakai Tuhan, itu ditinggikan. Memang hari-hari terakhir ini tantangan
yang saya hadapi luar biasa. Tetapi kalau kebenaran yang saya pertahankan tidak
apa-apa, saya yakin akan semakin ditinggikan Tuhan. Dan jemaat yang Tuhan
percayakan untuk saya gembalakan juga ditinggikan, semakin dipakai oleh Tuhan.
Sampai ketika Yesus datang kembali kita ditinggikan diangkat ke awan-awan menyambut
Yesus Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga dan kita masuk dalam kemuliaan
Tuhan yang kekal.
Sore
ini biarlah perasaan hati kita, kulit ini biar disucikan oleh Tuhan. Jangan
lagi bimbang soal pengajaran, jangan lagi bimbang terhadap kuasa Tuhan saat
menghadapi pencobaan, jangan bimbang untuk hidup benar dan suci saat menghadapi
godaan, paksaan dan ancaman untuk berbuat dosa. Pertahankan kebenaran maka ada
Roh Kudus roh kebenaran menyertai kita sekalian.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso,
94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
JADWAL IBADAH
Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu : Ibadah Raya → Pk. 10.00
Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar