Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Imamat
26:1-3
26:1 "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan
patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir
janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab
Akulah TUHAN, Allahmu.
26:2 Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan
menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.
26:3 Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap
berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya,
Ada 3 ketetapan dan perintah Tuhan yang harus
ditaati sebagai syarat mutlak untuk kita menerima berkat dari Tuhan.
1.
Jangan
ada pemberhalaan.
2.
Pelihara
hari-hari sabat Tuhan.
3.
Hormati
tempat kudus Tuhan.
Kita masih membahas poin kedua yaitu pelihara
hari-hari sabat Tuhan. Ada 3 macam sabat:
1.
Sabat
kecil yaitu perhentian dalam Roh Kudus atau ketenangan damai sejahtera.
2.
Sabat
besar itulah kerajaan 1000 tahun damai.
3.
Sabat
kekal itulah Yeruselem Baru.
Sabat kecil ini yang menentukan kita bisa
masuk sabat besar dan sabat kekal.
Bilangan 10:33
10:33 Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan
berjalan tiga hari perjalanan jauhnya, sedang tabut perjanjian TUHAN berangkat
di depan mereka dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya untuk mencari tempat
perhentian bagi mereka.
Tabut Perjanjian mencari tempat perhentian
bagi bangsa Israel. Tabut Perjanjian secara rohani menunjuk Kabar Mempelai.
Tutup yang terbuat dari emas murni menunjukan Allah Tritunggal dalam pribadi Yesus
Mempelai Pria Sorga. Tabut dari kayu penaga yang disalut dengan emas murni dari
dalam dan luar menunjuk gereja Tuhan yang sempurna Mempelai Wanita Tuhan. Tutup
dan tabut sekarang ini belum menyatu, yang kita dengar sekarang adalah kabarnya.
Jika digabungkan kita bisa mengalami ketenangan dan damai sejahtera karena
hasil pekerjaan Kabar Mempelai dalam urapan Roh Kudus.
Ketetapan dalam kitab Imamat adalah pelihara
hari-hari sabat Tuhan. Berarti kita harus mengikuti kegerakan Kabar Mempelai
dalam urapan Roh Kudus, maka kita pasti bisa masuk sabat besar itulah kerajaan
1000 tahun damai dan masuk sabat kekal itulah Yerusalem Baru. Ini dinubuatkan
dengan kegerakan Tabut Perjanjian membawa dan menuntun bangsa Israel masuk
tanah Kanaan. Sore ini, itulah yang mau
kita pelajari supaya kita bisa mencapai sabat besar dan sabat kekal.
1.
Perjalanan
awal Tabut Perjanjian.
Bilangan
10:33-36
10:33
Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan berjalan tiga hari perjalanan
jauhnya, sedang tabut perjanjian TUHAN berangkat di depan mereka dan berjalan
tiga hari perjalanan jauhnya untuk mencari tempat perhentian bagi mereka.
10:34
Dan awan TUHAN ada di atas mereka pada siang hari, apabila mereka berangkat
dari tempat perkemahan.
10:35
Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: "Bangkitlah, TUHAN, supaya
musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari
hadapan-Mu."
10:36
Dan apabila tabut itu berhenti, berkatalah ia: "Kembalilah, TUHAN, kepada
umat Israel yang beribu-ribu laksa ini."
Ini
perjalanan awal Tabut Perjanjian dari kaki gunung Sinai. Tabut Perjanjian ini
dipikul oleh imam-imam dari suku Lewi. Paling tidak 4 orang yang memikul.
Bergeraknya Tabut Perjanjian karena ada bahu yang dipercaya Tuhan untuk memikul
Tabut Perjanjian. Itulah imam-imam dari suku Lewi. Artinya bagi kita, di dalam
gereja atau di dalam sidang jemaat akan ada kemajuan rohani jika ada Kabar
Mempelai yang Tuhan percayakan kepada hamba Tuhan yang menjaga tahbisannya. Sekalipun
ada Tabut tetapi kalau yang memikul imam seperti Hofni dan Pinenas, maka bukan
kemajuan malah kekalahan. Mereka memikul Tabut dan berakhir pada kekalahan dan
Ikabod, kehilangan kemuliaan Tuhan. Ini yang harus kita perhatikan, nomor satu
untuk saya sebagai gembala harus menjaga tahbisan.
Dulu
untuk pentahbisan imam-imam ditandai dengan korban lembu jantan sebagai korban
pendamaian. Jadi supaya Tuhan memakai kita dalam kegerakan Kabar Mempelai, maka
kita harus memperdamaikan dosa-dosa kita.
II
Korintus 5:18-21
5:18
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan
kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu
kepada kami.
5:19
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian
itu kepada kami.
5:20
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu
dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah
dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Dalam
kegerakan Tabut ini tugas kita adalah memperdamaikan dosa-dosa kita supaya
dipakai dalam kegerakan ini, kegerakan ini akan semakin besar. Kalau kita
melayani masih tetap mempertahankan dosa, tidak akan dipakai! Nanti berakhir
seperti Hofni dan Pinehas.
Pelayanan
ini dikatakan pelayanan pendamaian. Itu sebabnya imam berada di tengah di
antara jemaat dan Allah untuk ikut dalam pelayanan pendamaian. Jadi seorang
imam bukan tukang adu domba, tetapi turut dalam pelayanan pendamaian maka kita
akan dipakai Tuhan. Bukan ikut mengkompori! Tuhan akan cabut kepercayaanNya
kepada orang yang suka mengkompor-kompori. Dosa diperdamaikan berarti hidup
dalam kebenaran dan kesucian, itulah Tahbisan. Syarat imam adalah kudus, benar
dan suci.
Keluaran
29:1
29:1
"Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka,
supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda
dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,
Hati-hati
dalam berfellowship, termasuk dalam memberi diri kita tergembala. Jangan
berfellowship atau memberi diri digembalakan kepada hamba Tuhan yang tidak
menjaga tahbisan yaitu tidak hidup dalam kebenaran dan kesucian. Itu sama
dengan bersandar pada bambu yang patah, akibatnya bahu luka, tanganpun luka.
Yesaya
36:6
36:6
Sesungguhnya, engkau berharap kepada tongkat bambu yang patah terkulai itu,
yaitu Mesir, yang akan menusuk dan menembus tangan orang yang bertopang
kepadanya. Begitulah keadaan Firaun, raja Mesir, bagi semua orang yang berharap
kepadanya.
Yehezkiel
29:6-7
29:6
Dan semua penduduk Mesir akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. Oleh karena engkau
ibarat tongkat bambu bagi kaum Israel:
29:7
pada saat mereka memegang engkau dengan tangan, engkau patah terkulai dan
engkau melukai bahu mereka semua; dan waktu mereka bertopang padamu, engkau
patah dan engkau membuat mereka semua terhuyung-huyung.
Kita
harus waspada, dalam berfellowship dan menyerahkan diri digembalakan, nomor 1
kita lihat pengajarannya dan kedua perhatikan hamba Tuhan yang melayani,
menjaga tahbisan atau tidak, hidup benar dan suci atau tidak. Kalau tidak berarti
kita bersandar pada bambu yang patah terkulai, akhirnya bahu luka, tangan luka.
Bahu luka artinya tidak bisa bertanggung jawab dalam pelayanan Kabar Mempelai.
Tangan luka artinya tidak bisa melayani atau kelihatan melayani tetapi Tuhan
tidak kenal.
Matius
7:21-23
7:21
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Hati-hati,
kita harus waspada, jangan salah berfellowship, jangan salah menyerahkan diri digembalakan.
Makanya ada 3 hal yang tidak boleh salah pilih.
a) Pengajaran
b) Penggembalaan
c) Jodoh
Sebab
ini menentukan hidup kita di dunia dan kehidupan setelah di dunia ini masuk
kekekalan di sorga atau di neraka, menjadi Mempelai Wanita Tuhan atau Mempelai
Wanita setan.
Tabut
Perjanjian berjalan 3 hari perjalanan jauhnya. Angka 3 hari mengingatkan kita
pada kematian dan kebangkitan Yesus atau Korban Kristus. Artinya untuk dipakai
dalam kegerakan Kabar Mempelai ini, kita harus memanfaatkan Korban Kristus
untuk menyelesaikan segala dosa-dosa kita. Dosa itu beban terberat, kalau
melayani dengan ada dosa yang disembunyikan, semakin kita melayani semakin
berat, semakin letih lesu, bahkan kita hanya mengalami suasana kutukan, bukan
kebahagiaan, sebab dosa itu mendatangkan kutukan. Manusia dikutuk karena dosa,
terkutuklah tanah, terkutuklah engkau ular, hai perempuan engkau akan sulit
melahirkan, dan sebagainya. Dosa ini menyebabkan kutukan, sebab itu mari kita
selesaikan semuanya. Kita yang memikul tabut, terutama kami sebagai gembala
yang menyerukan Kabar Mempelai, selesaikan dosa, jangan melayani dengan beban
dosa. Sidang jemaat yang ikut dalam pelayanan, main musik, paduan suara, ayo
perdamaian dosa, selesaikan dosa. Kalau tidak nanti semakin melayani semakin
bertambah berat. Jadwalnya semakin ditambahkan, semakin berat dia melayani,
sampai akhirnya nanti pelayanan yang dia tinggalkan.
Tetapi
kalau kita melayani dengan tanda perdamaian menyelesaikan dosa, maka kepada
kita Tuhan berikan kuasa kemenangan.
Bilangan
10:35
10:35
Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: "Bangkitlah, TUHAN, supaya
musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari
hadapan-Mu."
Tidak
ada yang bisa menghalangi kegerakan Tabut Perjanjian, kegerakan Kabar Mempelai.
Dulu kalau saya curhat kepada papa soal pelayanan, beliau katakan maju saja,
itu pekerjaan Tuhan, tidak ada yang bisa menghalangi. Menghadapi sungai Yordan,
begitu imam pemikul tabut menginjakkan
kakinya, langsung terbelah. Menghadapi tembok Yerikho yang tebal, dikelilingi
oleh imam-imam pemikul tabut, langsung hancur. Jadi tidak ada yang bisa
menghalangi kegerakan Kabar Mempelai ini.
Dosa
utama yang harus diselesaikan adalah dosa kebencian, pasangannya dusta.
Yohanes
8:44
8:44
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan
bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam
kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia
berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala
dusta.
Kalau
ada benci dan dusta, dia pikir masih melayani padahhal semakin jauh dari Tuhan
sebab bapanya bukan Tuhan tetapi iblis. Makanya kita harus membuang kebencian
dan dusta.
Memang
dalam kegerakan Tabut ada tantangan, ada musuh, ada orang-orang yang membenci
kita, tetapi jangan kita balas membenci mereka. Baru dalam kegerakan awal saja
sudah ada musuh yang membenci, apalagi kita sekarang berada di ruas jalan
akhir. Yang kita jaga jangan sampai kita yang membenci supaya kita dipakai
terus dalam kegerakan ini. Seorang hamba Tuhan pernah berkata kepada saya, akan
terjadi kegerakan besar. Pertanyaannya waktu kegerakan itu terjadi kamu ada di
mana. Semoga kita ada dalam kegerakan ini, tidak berada di luar, asalkan roh
kebencian dan dusta ini kita
buang. Kalau dusta dan kebencian dipertahankan, orang itu yang terbuang dari
kegerakan ini.
Orang
yang menyimpan kebencian itu musuhnya Tuhan. Jangan kita pikul tabut tetapi
menempatkan diri sebagai musuhnya Tuhan. Seperti Uza, dia tidak memikul tabut
tetapi menjaga tabut ketika dibawa dengan pedati. Ketika lembu tergelincir dia
memegang tabut dan Tuhan menyambar dia sampai mati.
Bilangan
10:36
10:36
Dan apabila tabut itu berhenti, berkatalah ia: "Kembalilah, TUHAN, kepada
umat Israel yang beribu-ribu laksa ini."
Ada
saatnya Tabut berhenti, berarti pemikulnya beristirahat. Saat beristirahat,
Tuhan hadir disitu. Jadi ada saatnya kegerakan ini berhenti dan disitulah kita
beristirahat. Di dalam kegerakan ini kita perlu beristirahat. Tetapi istirahat
kita bukan seperti istirahat orang dunia. Istirahat kita dikaitkan dengan Tuhan
yaitu di dalam doa penyembahan. Jadi dalam kegerakan Tabut Perjanjian ini perlu
doa penyembahan, ditambah doa puasa, doa semalaman. Tujuannya untuk mendapatkan
damai sejahtera dan ketenangan di tengah-tengah kegoncangan, di tengah-tengah
serangan musuh dan tantangan-tantangan yang kita hadapi. Secara jasmani puasa
ini juga baik untuk mengistirahatkan gilingannya.
Tabut
Perjanjian memimpin perjalanan bangsa Israel sejak dari kaki gunung Sinai
sampai tanah Kanaan. Kemudian ada tiang awan dan tiang api sebagai payung
pelindungnya, itu gambaran Roh Kudus. Jadi dalam kegerakan Kabar Mempelai, kita
butuh Roh Kudus sebab daging ini tidak mampu. Kalau di awal mungkin merasa
bisa. Apalagi baru lulus Lempinel, rasanya yang baru dipelajari 9 bulan itu mau
dicurah semua, mau khotbah terus. Tetapi kalau tidak ada Roh Kudus, di awal dia
bisa kuat dan mampu, begitu diperhadapkan dengan tantangan dia loyo. “Bukan cuma
di sekolah Alkitabmu ada pengajaran, di tempat lain juga ada” mulai menyamakan
semuanya, semua sama saja. Begitu sudah dihantam musuh langsung menyerah. Kalau
sudah menyerah bisa membelot. Dulu slogannya luar biasa, lebih baik ditolak
bersama pengajaran dari pada diterima tanpa pengajaran. Begitu diperhadapkan
tantangan bagaimana.
Ini
masih dalam suasana Pentakosta, kita butuh Roh Kudus, minta Roh Kudus. Ada
pedang Firman tetapi jangan lupa terang Roh Kudus harus ada. Urim dan tumim, keduanya itu harus ada.
2.
Akhir
perjalanan Tabut memasuki tanah Kanaan. Ada 2 pemimpin yang memimpin bangsa
Israel menyeberang ke Kanaan.
Ulangan
31:3
31:3 TUHAN,
Allahmu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu; Dialah yang akan
memunahkan bangsa-bangsa itu dari hadapanmu, sehingga engkau dapat memiliki
negeri mereka; Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu, seperti
yang difirmankan TUHAN.
Yang
pertama Tuhan, yang kedua adalah Yosua. Yosua menunjuk hamba Tuhan yang menjaga
tahbisan. Jadi dalam kegerakan Kabar Mempelai ini, untuk masuk ke sabat besar
dan sabat kekal, kita butuh pimpinan Tuhan dan pimpinan hamba Tuhan yang
menjaga tahbisannya, sebab hamba Tuhan adalah kawan sekerja Allah.
I
Korintus 3:9
3:9
Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan
Allah.
Kami
di sini menunjuk Paulus dan kawan-kawannya. Saya juga harus menjadi mitra kerja
Allah. Jadi kita harus jeli dalam memilih siapa yang memimpin kita, jangan
sembarang! Jangan sampai yang memimpin ternyata Hofni dan Pinehas. Di sinilah
Roh Kudus dibutuhkan. Kalau ada Roh Kudus kita bisa peka.
I
Yohanes 2:27
2:27
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari
pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi
sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu — dan
pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar
kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Orang
lain yang dimaksud di sini adalah ajaran lain, nabi palsu. Kita berdoa di mana
kita digembalakan, di mana kita berfellowship, siapa yang menjadi pemimpin.
Kami berfellowship bukan karena yang yang tetapi karena melihat pengajaran dan
melihat hamba Tuhan itu menjaga tahbisannya. Kami berfellowship kepada Pdt.
Widjaja. Harus jeli, jangan sembarang. Siapa yang memimpin kegerakan, Tuhan dan
hamba Tuhan yang menjaga tahbisan. Apalagi kita sekarang sudah berada di
penghujung zaman akhir, penghujung zaman Allah Roh Kudus. Berarti sudah berada
di ruas jalan akhir untuk memasuki Kanaan Samawi, sudah berada pada kegerakan
Roh Kudus hujan akhir, banyak tantangan luar biasa kita hadapi. Sebab itu beri
diri dipimpin oleh Tuhan dan hamba Tuhan yang sungguh-sungguh menjaga
tahbisannya dengan praktek tergembala dengan benar dan baik, jangan asal!
Tantangan
pertama yang dihadapi adalah Yerikho. Yerikho artinya lembah bunga, ini
menunjukan keharuman dunia.
Ada
7 hal yang terdapat di Yerikho atau yang ada di dunia yang menghalangi
kegerakan ini.
a) Yosua 2:1
2:1 Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim
dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota
Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang
perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.
Yang pertama Rahab perempuan sundal, ini menunjuk
persundalan secara jasmani dan juga secara rohani. Kalau secara jasmani kita
tahu itulah dosa makan minum dan kawin mengawinkan, sekarang begitu dahsyat,
hamba Tuhanpun kena. Ekor naga menyeret 1/3 bintang sehingga banyak yang gugur.
Tetapi lebih luar biasa lagi persundalan atau kenajisan secara rohani.
Yehezkiel 16:13 (Perikop: Persundalan
Yerusalam dan hukumannya)
16:13 Dengan demikian engkau menghias dirimu dengan
emas dan perak, pakaianmu lenan halus dan sutera dan kain berwarna-warna;
makananmu ialah tepung yang terbaik, madu dan minyak dan engkau menjadi sangat
cantik, sehingga layak menjadi ratu.
Yerusalem ini gambaran sidang mempelai. Sudah
menikmati makanan yang terbaik dari Tuhan, itulah pengajaran yang sehat. Sudah
layak menjadi ratu, layak menjadi Mempelai wanita Tuhan, tetapi mendadak dia
bersundal secara rohani. Yaitu membuka diri terhadap ajaran-ajaran yang lain,
yang berbeda dari yang telah kita terima. Sudah jadi bintang tetapi diseret
ekor naga sehingga jatuh. Hati-hati, ajaran sekarang ini begitu banyak apalagi
ditunjang dengan kecanggihan
teknologi. Tinggal dibuka youtube, mau khotbah apa ketik saja, tentang Roh
Kudus sudah muncul berapa pendeta yang khotbah. Yang ada masalah nikah mungkin
cari khotbah dari sana, begitu dapat ajaran boleh kawin cerai asalkan begini,
begitu, kena sudah itu!
Yehezkiel 16:29
16:29 Engkau memperbanyak lagi persundalanmu dengan
negeri perdagangan Kasdim, tetapi dengan itu juga engkau belum merasa puas.
Roh persundalan itu berkaitan dengan
perdagangan. Kalau secara rohani sudah bersundal, sudah membuka diri menerima
ajaran lain, akhirnya beribadah melayani motivasinya hanya untuk mencari
keuntungan jasmani. Karena ajarannya sudah lain akibatnya tahbisannya jadi
lain.
b) Yosua 7:11
7:11 Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar
perjanjian-Ku yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil sesuatu dari
barang-barang yang dikhususkan itu, mereka mencurinya, mereka
menyembunyikannya, dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya.
Di Yerikho ada dosanya Akhan, mencuri
barang-barang yang dikhususkan untuk Tuhan. Sekarang mencuri milik Tuhan yaitu
perpuluhan dan persembahkan khusus. Itu semua terjadi karena terbentur dengan
dunia. Saya butuh, kalau saya kembalikan nanti saya kurang, apalagi sekarang terbentuk dengan kesulitan hidup di dunia
ini, rasanya semua untuk saya, tidak usah lagi untuk Tuhan. Itu karena pikiran
terbentur dengan kesulitan di dunia ini.
Dulu dalam Perjanjian Lama kegerakan ke
Kanaan di halangi oleh dosanya Akhan. Dalam Perjanjian Baru kegerakan gereja
mula-mula ada dosa Ananias dan Safira,
itu sama-sama dosa ikatan akan uang.
Kisah Para Rasul 5:1-4
5:1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta
isterinya Safira menjual sebidang tanah.
5:2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari
hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki
rasul-rasul.
5:3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu
dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian
dari hasil penjualan tanah itu?
5:4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap
kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu?
Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai
manusia, tetapi mendustai Allah."
Dosa kenajisan tadi adalah ekor naga, dosa
keinginan akan uang ini adalah cakarnya beruang yang mencengkeram mulai dari hati, pikiran, mulut dan
tangan. Hatinya dikuasai iblis, itu sudah satu paket dengan pikiran. Perbuatannya
menunjuk tangan. Mulutnya berdusta. Jadi hati, pikiran, tangan dan mulutnya
sudah dicengkeram
oleh beruang, oleh antikristus. Ini musuh yang kita hadapi di Yerikho. Kita
hadapi dengan Tabut Perjanjian dengan pimpinan hamba Tuhan yang menjaga tahbisan.
Kalau hamba Tuhan sudah diseret ekor naga, sudah dicengkeram oleh beruang, bagaimana bisa memimpin
kita. Kita saling doa mendoakan. Doakan saya sebagai hamba Tuhan dan saya
sebagai hamba Tuhan mendoakan sidang jemaat.
c) II Raja-raja 2:19
2:19 Berkatalah
penduduk kota itu kepada Elisa: "Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik,
seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada
keguguran bayi."
Di Yerikho ada air yang tidak sehat, menunjuk
aliran-aliran dunia, mulai dari cara berpakaian, pergaulan dunia, kesukaan
dunia, kesibukan dunia, kebencian dunia dan lain sebagainya. Semuanya itu hanya
menggugurkan bayi, artinya membuat orang itu tidak mengalami kelahiran baru,
tidak mengalami keubahan hidup. Termasuk gadget. Kalau sudah terikat sehingga
sulit melayani, baca Alkitab sudah tidak pernah, apalagi doa penyembahan, itu
sudah ikatan dunia. Nanti tidak akan mengalami kelahiran baru, tidak pernah
mengalami keubahan hidup. Kami juga hamba Tuhan, punya gadget, manfaatkan untuk
melayani Tuhan dan untuk perkara yang baik. Kalau cuma untuk yang lain-lain, apalagi
kalau hamba Tuhan suka ajak jemaat mabar.
Termasuk cara berpakaian, yang sopan, yang
pantas, sesuai fungsi menutupi daging. Bukan untuk menonjol, cari perhatian
supaya dilihat orang, jangan!
d) Matius 20:29-30
20:29 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari
Yerikho, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia.
20:30 Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan
mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: "Tuhan, Anak Daud,
kasihanilah kami!"
Di Yerikho ada 2 orang buta, ini menunjukan
suami isteri yang buta rohani. Kalau suami isteri sudah buta rohani, buah nikah
pasti jadi korban. Periksa diri kita, jangan sampai nikah kita menjadi nikah
yang buta. Tanda-tanda buta rohani.
1)
Duduk di
pinggir jalan. Artinya menjadi Kristen jalanan, tidak tergembala, suka
beredar-edar. Mari suami isteri saling mengingatkan. Nasihat kita di akhir
zaman ini untuk giat beribadah. Mungkin suami capek pulang bekerja, mau
istirahat, tidak mau beribadah, isteri ingatkan, atau sebaliknya. Jangan sampai
nikah itu duduk di pinggir jalan, bereder-edar, tidak mau tergembala, nanti dampaknya
kepada buah nikah. Buah nikah melihat teladan dari orang tua.
2)
Berada
di sekitar Yerikho. Artinya terikat dengan dunia sehingga hidup duniawi. Kalau
sudah terikat dengan dunia, ibadah pelayanan bahkan Firman sudah dianggap suatu
ikatan, menjadi beban yang menyusahkan. Akhirnya ditinggalkan.
Yeremia
2:20,31
2:20
Sebab dari dahulu kala engkau telah mematahkan kukmu, telah memutuskan tali
pengikatmu, dan berkata: Aku tidak mau lagi diperbudak. Bahkan di atas
setiap bukit yang menjulang dan di bawah setiap pohon yang rimbun engkau
berbaring dan bersundal.
2:31
Keturunan apakah kamu ini? Perhatikanlah firman TUHAN! Sudahkah Aku menjadi
padang gurun bagi Israel atau tanah yang gelap gulita? Maka mengapa umat-Ku
berkata: Kami sudah bebas, kami tidak lagi mau datang kepada-Mu?
Merasa
bebas, sudah tidak dalam pengajaran, sudah tidak ibadah, sudah bisa melakukan
ini dan itu. Ini nikah yang buta! Mohon kemurahan Tuhan jangan terjadi dalam
nikah kita. Kalau sudah seperti ini, sudah membabi buta dalam nikah, betapa nikah
itu hancur, buah nikah juga hancur.
Sebagai orang tua, mari beri keteladanan dalam ketekunan ibadah, ketekunan dalam doa
penyembahan supaya jangan terikat dengan dunia ini.
e) Lukas 19:1-2
19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus
melintasi kota itu.
19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala
pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
Di Yerikho ada Zakheus pemungut cukai. Ini
menunjukan dosa mencuri atau merampas milik sesama, merugikan milik sesama. Zakheus
ini badannya pendek. Kalau suka merampas milik sesama, merugikan sesama maka
rohani akan kerdil, tidak akan bertumbuh. Lukas 19 ini bicara tahbisan. Jangan
ada Zakheus-Zakheus di akhir zaman ini, merampas milik sesama, sudah janji
tetapi diingkari, ini membuat rohani pendek, tidak pernah bertumbuh.
f) Lukas 10:30
10:30 Jawab
Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke
tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang
juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Ini menunjukan kemerosotan rohani. Yerusalem
adalah pusat kegiatan rohani, sedangkan Yerikho pusat kegiatan duniawi. Jadi
turun dari Yerusalem ke Yerikho artinya sudah biasa tidak beribadah melayani
Tuhan, bahkan sengaja tidak beribadah melayani Tuhan karena perkara-perkara
dunia. Kalau sudah tidak ada perasaan menyesal itu berarti sudah biasa, malah
ketawa-ketawa. Kalau sengaja itu ada waktu, ada kesempatan tetapi memang sengaja
tidak beribadah.
Akibatnya tinggalkan ibadah pelayanan karena
perkara dunia:
1)
Terlepas
dari tangan Tuhan dan jatuh ke tangan setan. Kalau beribadah melayani Tuhan,
kita ada di tangan Tuhan. Tinggalkan ibadah pelayanan karena perkara dunia itu
jatuh ke tangan setan dan dipukul oleh setan, artinya berbuat dosa, hidup di
dalam dosa dan menikmati berbuat dosa, tidak ada lagi rasa takut. Tuhan tolong
kita, jangan sampai seperti itu.
Saya
pernah alami seperti itu, ketika saya tidak beribadah melayani karena
pekerjaan, betul-betul saya dipukul setan, jatuh di dalam dosa. Dosa yang sudah
saya tinggalkan malah terulang. Saya kembali merokok karena digoda oleh teman,
diberikan yah saya ambil. Namun Tuhan pukul saya, hampir tidak bisa melanjutkan
pekerjaan, sepertinya saya mau pingsan saat itu, langsung pusing, sakit kepala,
pucat. Tetapi syukur kepada Tuhan, Tuhan masih sayang saya. Tuhan sadarkan saya
jangan coba-coba lagi sentuh barang itu. Di situ Tuhan ingatkan soal ibadah dan
saya upayakan untuk bisa beribadah kembali. Kalau kita mau berjuang untuk
ibadah, Tuhan pasti berjuang untuk kita. Untuk ibadah bangsa Israel Tuhan
berjuang dengan menghukum Mesir dengan 10 tulah. Untuk ibadah bangsa kafir
Tuhan perjuangkan lewat diriNya yang rela dihukum mati di kayu salib.
2)
Dirampok
habis-habisan oleh Tuhan. Perkara rohani yang ada habis dirampok setan,
kebenaran hilang, kesucian hilang, jabatan pelayanan hilang. Betul-betul rohani
itu hancur. Kalau sudah sempat beribadah melayani lalu ditinggalkan, keadaannya
seperti rumah yang kosong, sehingga roh jahat kembali membawa 7 temannya untuk
tinggal di situ sehingga orang itu menjadi lebih jahat dari sebelumnya.
3)
Ditinggalkan
setengah mati = letih lesu, beban berat. Ini yang kita hadapi, kemerosotan
rohani, kalau dibiarkan akan binasa selamanya.
Syukur kepada Tuhan ada orang Samaria yang
murah hati. Itu menggambarkan pribadi Yesus, Yesur rela disejajarkan dengan
orang Samaria. Orang Samaria itu keturunan campur antara orang Israel asli
dengan bangsa-bangsa lain. Sehingga dimata orang Yahudi, orang Samaria itu dianggap
orang kafir. Yesus rela menjadi sama dengan kita orang kafir. Orang kafir itu
tidak punya bentuk, yang ada hanya bentuk anjing dan babi, bentuk dosa. Tetapi
Yesus rela di kayu salib menjadi buruk, tidak punya bentuk lagi, untuk menolong
kita bangsa kafir, melepaskan kita dari tangan setan dan memulihkan kehidupan
kita sekalian.
Yohanes 8:48
8:48 Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: "Bukankah
benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?"
Yesus rela dianggap sebagai orang Samaria
yang kerasukan setan. Rela kehilangan bentuk, rela tidak punya gambar,
dikatakan bukan seperti seperti anak manusia lagi. Berarti sudah seperti anjing
dan babi, bahkan sudah seperti setan untuk menanggung segala keburukan kita dan
untuk melepaskan kita dari tangan setan.
Cara Tuhan menolong:
1)
Lukas
10:34-35
10:34
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan
minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya
sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu,
katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan
menggantinya, waktu aku kembali.
Pertama
Yesus membalut luka-luka kita, menutupi dosa-dosa kita, asalkan kita mau akui.
Terutama dosa tidak beribadah. Kalau kita akui maka Tuhan balut dengan
darahNya, dengan kasihNya, kita kembali dibenarkan dan kembali dipakai oleh
Tuhan. Kita sudah hancur habis-habisan, dipukul rohani kita, akui Tuhan saya
sudah hancur-hancuran, ampuni saya. Maka Tuhan akan membasuh menutupi semua, Tuhan
ampuni.
2)
Orang
Samaria itu membawa orang yang dirampok itu ke penginapan, artinya Yesus
membawa kita ke penggembalaan. Di situ Yesus yang digambarkan sebagai orang
Samaria yang murah hati itu memberikan 2 dinar untuk merawat orang yang
hancur-hancuran itu. Ini menunjuk Firman pengajaran yang murni, Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru. Ini yang mampu merawat kerohanian kita, menyucikan
kehidupan kita supaya kita kembali dpakai oleh Tuhan.
Tadi
dikatakan kalau masih kurang, nanti diganti saat dia datang kembali. Artinya
sekalipun kita sudah diampuni, digembalakan, disucikan dan dipakai oleh Tuhan, namun
masih ada kekurangan, kita belum sempurna. Nanti Yesus datang baru Dia
menyempurnakan kita. Di sekolah Alkitab saya tertawa karena guru kami berkata
“belum tentu gembala itu diterima 100% oleh jemaat dan kalau gembala masih ada
kekurangan seharusnya jemaat bersyukur. Kalau gembala sudah tidak ada
kekurangan dia sudah sempurna dan diangkat oleh Tuhan, jemaat kehilangan
gembala!”. Gembala masih punya kekurangan tetapi tidak mau bertahan pada
kekurangan itu. Dan waktu Yesus datang betul-betul kita diubahkan sekejab mata,
sempurna sama dengan Yesus.
g) Yosua 6:26-27
6:26 Pada waktu itu bersumpahlah Yosua, katanya:
"Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali
kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan
meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia
akan memasang pintu gerbangnya!"
6:27 Dan TUHAN menyertai Yosua dan terdengarlah kabar
tentang dia di seluruh negeri itu.
Yang ada di Yerikho hanya suasana kutukan
Dalam
kegerakan Roh Kudus hujan akhir kita menghadapi Yerikho, tetapi kalau ada Tabut
Perjanjian, ada hamba Tuhan yang benar tahbisannya yang memimpin kita dalam
kegerakan, maka tembok Yerikho dihancurkan.
Cara
Tuhan menolong menghadapi Yerikho:
Yosua
6:3-5
6:3
Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota
itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya,
6:4
dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan
tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota
itu sedang para imam meniup sangkakala.
6:5
Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi
sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang
nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya,
masing-masing langsung ke depan."
Jadi
cara menghadapi Yerikho adalah dengan Tabut Perjanjian, dengan Sangkakala dan
dengan sorak sorai. Tabut Perjanjian itu Kabar Mempelai. Sangkakala ditiup
berulang-ulang menunjukan penggembalaan. Di dalam penggembalaan ada Kabar
Mempelai yang diserukan. Kemudian sorak sorai itu suara mempelai dengan sorakan
haleluya = suara penyembahan.
Wahyu
19:6-7
19:6
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air
bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan,
Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Jadi
cara menghadapi Yerikho, menghadapi keharuman dunia, di dalam penggembalaan kita
harus menikmati Kabar Mempelai supaya rohani kita meningkat dan kita bisa masuk
dalam penyembahan mempelai, menyeruh haleluya. Semakin Firman bekerja dalam
hidup kita, Kabar Mempelai menyucikan kita, semakin meningkat penyembahan kita.
Sampai puncaknya nanti Kabar Mempelai menyucikan kita, kita satu suara
penyembahan menyambut Yesus dengan seruan haleluya, masuk pesta nikah Anak
Domba Allah.
Mulai
dari sekarang tembok Yerikho kita runtuhkan dengan sorak sorai suara penyembah itu.
Menyembah dalam Tabernakel itu ditunjukan dengan alat mezbah dupa emas. Dalam
menyemmbah kita mencium bau dupa. Kalau sudah ada bau dupa tercium maka
keharuman dunia tidak akan kita cium lagi. Kenapa pelayan Tuhan sudah dipakai
tetapi masih tertarik dan terikat dengan perkara dunia? Periksa penyembahannya.
Kalau penyembahannya kurang maka keharuman dunia lebih kuat daya tariknya,
akhirnya dunia di bawa masuk dalam gereja. Tetapi kalau penyembahan meningkat,
keharuman dunia sudah hilang, yang kita cium hanya bau dupa. Hati-hati juga,
jangan ada lalat mati merusak minyak urapan, kenajisan itu membuat pelayanan
kita menjadi rusak.
Biarlah
hidung kita hanya untuk mencium bau dupa, penyembahan oleh dorangan penyucian
oleh Kabar Mempelai menarik hadirat Tuhan untuk menghancurkan tembok Yerikho,
artinya:
a) Segala halangan disingkirkan, segala masalah
diselesaikan oleh Tuhan sampai masalah yang mustahil sekalipun.
b) Kuasa dunia dihancurkan, kita tidak terikat
lagi dengan dunia ini, sehingga waktu Tuhan Yesus datang kita terangkat ke
awan-awan, bertemu Yesus di awan-awan dengan satu suara seruan haleluya. Gravitasi
dunia tidak bisa menarik kita. Kuasa dunia sudah dihancurkan. Dunia sudah dikuasai
oleh iblis, jadi kuasa iblis dihancurkan oleh kuasa Kabar Mempelai, oleh kuasa
doa penyembahan kita. Kita sudah menikmati Kabar Mempelai bertahun-tahun,
penyembahannya sekarang yang harus ditingkatkan supaya tembok Yerikho hancur. Kadang
cuma bangga dengan Kabar Mempelai, tetapi mana penyembahannya!
Wahyu
12:1
12:1
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas
bintang di atas kepalanya.
Tanda
besar di langit berarti tidak dikuasai dunia lagi.
Matius
24:30-31
24:30
Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di
bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas
awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
24:31
Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang
dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat
penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.
Kalau
dalam penggembalaan tidak ada bunyi sangkakala, tidak ada suara Kabar Mempelai
diserukan, maka ketika bunyi sangkakala terakhir ditiupkan dia akan bingung itu
suara apa. Sekarang kita sudah menikmati dan mendengarkan Kabar Mempelai. Firman
pengajaran sudah begitu keras kita dengar hari-hari terakhir ini, ayo imbangi
dengan suara doa penyembahan kita hasil dari penyucian. Di atas meja roti
sajian ada tumpukan roti dan di atasnya ada dupa. Jadi kalau ada Kabar
Mempelai, ada pengajaran, ada penyembahan juga. Ini yang harus terus
ditingkatkan. Tingkatkan terus doa penyembahan kita supaya tembok Yerikho
hancur. Supaya jangan ada lagi pelayan Tuhan, hamba Tuhan yang kembali ke dunia,
terikat dengan dunia, merosot rohani, mencium keharuman dunia. Biarlah hidung
ini hanya untuk mencium dupa, doa penyembahan kepada Tuhan. Kita tingkatkan itu
maka daya tarik dunia tidak lagi menguasai kita. Ketika Yesus datang, kita
diangkat di awan-awan, bisa menyambut
Yesus dengan satu suara bersama dengan orang-orang yang telah mendahului kita.
Mereka akan dibangkitkan dan sama-sama kita di awan-awan menyongsong Yesus
dengan satu suara penyembahan “haleluya”. Betapa bahagianya kelak kita
bersama-sama dengan orang-orang yang kita kasihi di awan-awan permai. Makanya
harus saling menasihati untuk ibadah, untuk mendengar Firman, untuk menyembah
Tuhan, supaya saat Yesus datang kita bersama dengan keluarga kita bisa menyambut
kedatangan Tuhan, satu suara “haleluya”.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com