Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 13:5-6
13:5 Dan kepada
binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya
diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
13:6 Lalu ia
membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah
kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Ini
menunjukan penampilan antikristus,
di mulut antikristus terdapat 2 hal:
1.
Mulut
yang sombong
Ini bisa melanda siapa saja
bahkan hamba Tuhan. Seperti Petrus yang sombong, bagaimana dia menyombongkan
dirinya. Ditegur oleh Firman Tuhan, dia merasa mampu dan bisa. Biar semua
tergoncang imannya, saya tidak. Ternyata dia yang menyangkal.
2.
Hujat
Menghujat ini dimulai dengan
bersungut-sungut. Terutama bersungut-sungut terhadap Firman, seperti bangsa Israel bersungut tentang
manna. Manna itu Firman penggembalaan, mereka berkata-kata melawan Musa dan
melawan Tuhan, itu sama dengan menghujat.
Ada 4 hal yang
dihujat oleh iblis:
1.
Allah
2.
NamaNya
3.
Tabernakel
4.
Orang-orang
kudus.
Kita pelajari
poin pertama yaitu menghujat Allah.
I Yohanes
4:8
4:8 Barangsiapa
tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
Menghujat
Allah berarti mulut mengaku mengasihi Allah tetapi tidak mengasihi sesama =
menyimpan akar pahit terhadap sesama.
I Yohanes
4:20-21
4:20 Jikalau
seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya,
maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang
dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
4:21 Dan perintah
ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi
saudaranya.
Supaya kita
tidak menjadi penghujat maka kita harus hidup di dalam kasih Allah. Bicara
kasih itu bicara perkara rohani yang terbesar. Ada 3 perkara rohani yang besar
yaitu iman, pengharapan dan kasih tetapi yang terbesar adalah kasih. Biarlah
kita mau hidup di dalam kasih Allah. Praktek hidup di dalam kasih Allah:
Markus
12:28-31
12:28 Lalu seorang
ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan
tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang
kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
12:29 Jawab Yesus:
"Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita,
Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum
yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada
hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Ada 3 praktek
hidup di dalam kasih Allah:
1.
Mengasihi
Tuhan lebih dari segala sesuatu. Kita periksa apakah kita sudah mengasihi Tuhan
lebih dari segala sesuatu atau cuma di mulut.
Mazmur 119:165
119:165 Besarlah ketenteraman pada
orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.
Buktinya adalah mencintai Firman.
Mengaku mengasihi Tuhan tetapi tidak suka mendengar Firman, itu omong kosong,
itulah yang disebut menghujat Tuhan! Kalau ibadah hanya suka pujian dan
penyembahan. Ini yang dominan di dalam gereja, pujian penyembahan tetapi Firman
mulai dikecilkan, kalau perlu tidak ada, ini salah! Tujuan utama beribadah
adalah untuk mendengar Firman.
Lukas 5:1
5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di
pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan
firman Allah.
Pelayanan yang utama dan terbaik
adalah mendengar Firman, seperti yang dilakukan oleh Maria.
Praktek mencintai Firman:
a)
Yeremia
15:16
15:16 Apabila aku
bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu
menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah
diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.
Menikmati
Firman yaitu mendengar Tuhan dengan suatu kebutuhan. Kalau kita butuh, mau
Firman itu keras dan tajam atau durasi pemberitaannya panjang, kita bisa
menikmati. Seperti orang lapar, kalau dikasih makanan apapun bisa dia nikmati,
bahkan yang pahit sekalipun bisa dia makan. Menikmati Firman adalah mendengar
Firman dengan suatu kebutuhan, mengerti Firman, percaya yakin akan Firman dan
menjadi iman di hati. Begitu kita bisa percaya dan yakin, Firman menjadi iman
di hati maka kita mengalami kesukaan atau kegirangan di dalam Firman. Ada
tantangan dan pencobaan serta ujian kita alami, tetapi Firman kita nikmati maka
Firman itu memberikan kesukaan dan kegirangan di dalam hati.
Apalagi kami
hamba Tuhan yang memberitakan Firman, kalau dia tidak praktek, tidak yakin
dengan Firman yang dia sampaikan maka saat menghadapi tantangan pencobaan maka
dia yang lebih dulu kecewa dan putus asa.
Siang ini
nikmatilah Firman Tuhan, jangan bosan. Dengar dengan suatu kebutuhan, sampai
mengerti lalu percaya dan yakin akan Firman Tuhan.
b)
Lakukan
Firman. Firman didengar bukan untuk diperdebatkan, didiskusikan, tetapi untuk
dilakukan. Kalau Firman kita lakukan maka kita akan mengalami 2 kuasa nama
Tuhan:
1)
Kuasa Penyucian
II Timotius 2:19-21
2:19 Tetapi dasar yang diletakkan Allah
itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya"
dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan
kejahatan."
2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya
terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang
pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang
kurang mulia.
2:21 Jika seorang menyucikan dirinya
dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia,
ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk
setiap pekerjaan yang mulia.
Kalau kita lakukan Firman maka
terjadi penyucian. Sebelum kita lakukan Firman penyucian belum terjadi, masih
terhambat. Apalagi kalau melawan Firman, tidak mungkin ada penyucian. Ada kuasa
penyucian dari dosa-dosa. Kalau kita sudah mengalami penyucian dari segala dosa-dosa
sehingga kita dipakai oleh Tuhan untuk memuliakan Tuhan. Orang lain melihat
kita pasti akan memuliakan Tuhan. Kalau masih punya hati nurani masak tidak
akan sadar, sudah saya kerasi, sudah saya beginikan tetapi dia tetap mengasihi
saya, tetap melayani saya dengan baik, pasti bisa memuliakan Tuhan. Nebukadnezar
saja raja yang jahat bisa memuliakan Tuhan ketika melihat Sadrakh, Mesakh dan
Abednego mau melakukan Firman, mau menyembah Tuhan “biarpun apa yang terjadi
kami tetap menyembah Tuhan”. Mereka dilempar ke dapur api, namun terjadi
mujizat mereka ditolong Tuhan sehingga tidak mati dan Nebukadnezar bisa
memuliakan Tuhan.
2)
Kuasa
kemenangan
Filipi 2:10
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk
lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah
bumi,
Taat itu melakukan Firman. Sampai
mati artinya sampai daging tidak bersuara. Ini kuasa kemenangan atas setan
tritunggal. Yang ada di langit itu naga setan dengan roh jahat, roh najis dan
roh durhakanya. Yang ada di atas bumi itu nabi palsu dengan roh dusta dan
ajaran palsu. Yang ada di bawah bumi itu antikristus dengan roh hujat dan
kebencian serta kekuatan mamon, kekuatan uang. Kita mengalami kemenangan atas
setan tritunggal. Setan itu sumbernya masalah, sumber air mata, sumber
kegagalan, semua yang jelek-jelek dari setan.
Dari 2 kuasa
ini yang pertama adalah penyucian dulu. Ketika kita diperhadapkan dengan
masalah, pertolongan Tuhan yang pertama adalah disucikan dulu, baru setelah itu
masalahnya selesai, ada kemenangan. Seringkali kita ngotot kepada Tuhan “Tuhan
tolong berikan kemenangan, tolong penyakit saya, tolong masalah saya”. Tetapi kenapa
belum ditolong? Terjadi penyucian dulu, kalau sudah disucikan tidak ada alasan bagi
Tuhan tidak menolong. Pasti Tuhan tolong tepat pada waktunya. Jadi kalau belum
ditolong berarti Tuhan masih sibuk membenahi hati kita supaya suci. Kalau sudah
suci maka pertolongan nyata.
Perempuan
Siro-Fenesia datang kepada Yesus “Yesus anakku kerasukan setan, tolonglah aku,
tolong anakku”. Yesus bilang tidak patut mengambil roti dan memberikan kepada
anjing. Firman keras menunjuk dosanya yaitu bertabiat anjing. Dia berkata
“benar Tuhan, namun anjing itu menjilat remah-remah roti”. Dia mengalami penyucian
dari lidah anjing yang suka menjilat muntah, lidah anjing yang suka menjilat
darah, menjilat borok dan kudis, menjadi menjilat remah-remah roti/Firman. Tuhan Yesus berkata “ibu karena
perkataanmu itu anakmu sembuh” baru dia ditolong. Jadi penyucian dulu baru
kemenangan atas segala masalah. Jangan paksa-paksa Tuhan, Tuhan tolong
masalahku. Hati dan pikiran dulu disucikan baru Tuhan menolong.
2.
Mengasihi
sesama seperti diri sendiri. Ini pelajaran yang besar. Banyak kali kita dengar
dan banyak kali kita baca bahkan banyak kali kita saksikan dan khotbahkan,
sekarang prakteknya yang Tuhan tuntut dari kita. Praktek mengasihi sesama
seperti diri sendiri:
a)
Tidak
boleh ada kebencian terhadap sesama. Mulai dari rasa tidak suka. Kalau kita
tidak suka pada seseorang segera selesaikan. Saya belajar juga, kadangkala
sebagai gembala saya merasa sudah baik kepada jemaat, sudah dilayani dengan
baik malah dilawan, mungkin dibentak, tetap tidak boleh ada rasa tidak suka,
kalau ada rasa tidak suka nanti saya bombardir dalam ibadah.
Saya
diizinkan mengalami pengalaman pahit dalam ibadah. Jemaat bersaksi, sepanjang
kesaksian hantam saya, pokoknya uneg-unegnya keluar, isterinya sampai menangis.
Saya strap sambil tutup mata, jangan sampai ada perasaan tidak suka. Kalau
dalam puji-pujian suasananya sudah tidak enak, masuk Firman sudah berat. Saya
bergumul juga, supaya sampaikan Firman jangan emosi. Gampang saja kalau saya emosi,
tinggal suruh baca kitab imamat dan kitab ulangan “orang yang berlaku terlalu
berani melawan imam, pinggangnya dihancurkan”, Tetapi saya tetap menyampaikan Firman dengan maksud
murni untuk membawa jemaat masuk dalam penyucian, tidak ada tembak-tembak. Pulang
ibadah langsung dia peluk saya minta ampun sampai tidak mau lepaskan saya.
Kalau saat itu saya bereaksi daging, saya bom dari mimbar maka dia tidak
tertolong dan saya hancur. Sampai sekarang dia jadi jemaat yang manis mendukung
pelayanan penggembalaan.
Jadi kalau
ada perasaan tidak suka lebih baik selesaikan. Masa dalam satu tubuh lalu tangan kanan melihat jari tangan kiri tidak
baik lalu ambil pahat dia potong, kan tidak mungkin! Kalau satu tubuh mengasihi
sesama anggota Tubuh Kristus yah selesaikan.
b)
Memberi
dan mengunjungi sesama yang membutuhkan.
Matius
25:35-40
25:35 Sebab ketika
Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum;
ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
25:36 ketika Aku
telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika
Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
25:37 Maka
orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami
melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi
Engkau minum?
25:38 Bilamanakah
kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan,
atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
25:39 Bilamanakah kami
melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
25:40 Dan Raja itu
akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang
kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu
telah melakukannya untuk Aku.
Jangan egois!
Ada sesama yang membutuhkan kita harus bisa memberi. Mari kita pelajari poin
per poin ini:
1)
Bisa
memberi makan orang yang lapar. Artinya pada kita ada Firman yang sudah menjadi
pengalaman hidup kita untuk kita saksikan dan bagikan. Di luar sana banyak yang
lapar dan butuh Firman. Mereka cari tetapi mereka tidak dapat. Mungkin mereka sudah beribadah tetapi dalam ibadah
tidak dapat makanan. Kita punya Firman,
ada pengajaran, jadikan itu sebagai pengalaman hidup. Kita praktekan untuk bisa
kita bagikan kepada sesama yang membutuhkan lewat kesaksian-kesaksian hidup
kita. Kita bagikan link ibadah, bersaksi perorangan, bersaksi lewat keubahan
hidup kita.
2)
Bisa
memberi minum kepada yang haus. Artinya kepada kita ada air Roh Kudus sehingga
bisa memberikan kesejukan di mana saja kita berada. Bukan malah memperkeruh
keadaan! Keadaan yang sejuk dan damai malah dikeruhkan. Tinggal ingat saja Firman Tuhan, kalau kita
hamba Tuhan pelayan Tuhan seperti angin, kita membawa bau harum pengenalan akan
Kristus di mana saja kita berada kepada orang yang akan selamat, tetapi bagi
orang yang akan binasa kita bau kematian. Ada yang sudah ditentukan untuk
binasa, apapun yang kita lakukan, pelayanan yang baik kita berikan, bagi dia
itu bau kematian, dia tidak suka.
II Korintus 2:14-16
2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang
dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan
kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.
2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau
yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara
mereka yang binasa.
2:16 Bagi yang terakhir kami adalah bau
kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan.
Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?
3)
Bisa
memberikan tumpangan kepada orang asing. Artinya bisa memberikan pelayanan
secara cuma-cuma. Kita membantu bukan mengharapkan imbalan dan sebagainya
tetapi kita berikan pelayanan secara cuma-cuma. Itulah ciri pelayanan mempelai.
Wahyu 22:17
22:17 Roh dan pengantin perempuan itu
berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia
berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang,
dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan
cuma-cuma!
4)
Memberikan
pakaian kepada yang telanjang. Pakaian itu kaitannya dengan tahbisan. Seorang
imam dan imam besar untuk melayani Tuhan dia memiliki pakaian tahbisan. Mereka
harus membawa korban binatang, lembu jantan itulah korban pendamaian, domba
jantan 1 itu korban penyerahan, domba jantan 2 itu korban tahbisan. Kemudian
ada roti bundar yang tidak beragi dan roti tipis, semua ditaruh dalam satu
bakul dan itu harus mereka bawa. Kemudian dikenakan pakaian pelayanan baru
dituangkan minyak urapan. Jadi pakaian ini ada hubungannya dengan tahbisan. Memberikan
pakaian kepada sesama yang telanjang artinya kita melayani sesama dalam
tahbisan yang benar. Tahbisan kita harus benar dulu. Tahbisan itu kaitannya
dengan kesucian, jadi kita harus melayani dengan kesucian!
5)
Mengunjungi
yang sakit, terutama yang sakit rohani. Ada beberapa sidang jemaat yang sakit.
Mohon maaf keterbatasan saya untuk bisa mengunjungi. Tetapi dalam doa selalu
saya sebut. Terutama yang sakit rohani, yang tidak datang-datang ibadah, ayo kita
doakan dan bawakan ajaran yang sehat supaya rohaninya sehat. Cuma jangan
perempuan tumpangkan tangan yang laki-laki, itu salah lagi! Biarlah laki-laki
yang mendoakan. Memang kita diberikan karunia-karunia Roh Kudus, tetap harus dalam koridor yang benar, laki-laki
kedudukannya bagaimana, perempuan kedudukannya bagaimana, itulah tahbisan.
6)
Mengunjungi
yang dalam penjara. Siapa orang yang di dalam penjara?
Matius 18:30
18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan
kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
Orang yang di dalam penjara
adalah orang berhutang. Hutang apa? Hutang dosa! Jadi mengunjungi sesama yang
dalam Penjara artinya bisa memberikan pengampunan. Sesama dalam penjara bukan
untuk kita hakimi atau hukum tetapi kita berikan pengampunan, itulah mengasihi sesama
seperti diri sendiri. Mulai dari jangan ada lagi rasa tidak suka, tidak boleh
ada kebencian, kemudian kita memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan.
Jangan ada hutang dosa, hutang-hutang dosa selesaikan
semuanya. Yang salah mengaku, yang benar mengampuni dan melupakan, selesai
sudah.
Roma 13:8
13:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa
kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab
barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Jika kita tidak
mau memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan maka akibatnya:
Matius
25:41
25:41 Dan Ia akan
berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku,
hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah
sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
Dihadapan
Tuhan orang itu menjadi orang yang egois, kambing, yang dikutuk dan binasa.
3.
Mengasihi
orang yang memusuhi kita. Ini yang paling berat, ini perobekan daging.
Matius 5:43-44
5:43 Kamu telah mendengar firman:
Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu:
Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Mengasihi orang yang memusuhi
kita lewat praktek tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi membalas
dengan kebaikan dan mendoakan. “Koq enak, nanti kalau didoakan dia tambah
melunjak!” tetap doakan yang baik. Kalau perlu berdoa puasa untuk dia. Raja
Daud sampai puasa untuk dirinya. Saya juga belajar mempraktekan, saya ambil
waktu berpuasa untuk orang yang suka meneror-neror saya, puasa supaya orang itu berubah.
Mazmur 35:12-14
35:12 Mereka membalas kebaikanku dengan
kejahatan; perasaan bulus mencekam aku.
35:13 Tetapi aku, ketika mereka sakit,
aku memakai pakaian kabung; aku menyiksa diriku dengan berpuasa, dan doaku
kembali timbul dalam dadaku,
35:14 seolah-olah temanku atau
saudarakulah yang sakit, demikianlah aku berlaku; seperti orang yang berkeluh
kesah karena kematian ibu, demikianlah aku tunduk dengan pakaian kabung.
Bukan malah “biar saja dia rasa!”
jangan, itu berarti roh Amon suka balas membalas. Bapak ibu pernah disakiti?
Sering! Pernah doakan? Sudah. Sudah pernah puasa? Belum. Atau sudah puasa
tetapi malah tambah jahat, kalau begitu tambah lagi puasanya. Dia malah lebih
jahat, berarti lebih banyak lagi puasanya. Sampai Daud bilang lututku melentuk
dan habis dagingku karena berpuasa.
Hari kamis kita berdoa puasa
bersama. Salah satu berpuasa untuk orang-orang yang menyakiti kita yang
menusuk-nusuk terus. Serahkan mereka kepada Tuhan “Tuhan berkati mereka, Tuhan
ampuni mereka, Tuhan ubahkan mereka”. Kekuatan doa dan puasa itu luar biasa
dahsyat, mampu mengubahkan orang yang sudah jahat sekalipun bisa dibaharui. Jadi
puasa untuk musuh itu benar-benar suatu perobekan daging.
Ketika kita menghadapi orang yang
suka bertengkar, hindari, berupaya untuk menghindari pertengkaran. Sebab kalau
ada pertengkaran, air bah datang.
Amsal 17:14
17:14 Memulai pertengkaran adalah
seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai.
Amsal 26:17
26:17 Orang yang ikut campur dalam
pertengkaran orang lain adalah seperti orang yang menangkap telinga anjing yang
berlalu.
Jadi kalau ada orang bertengkar
tidak usah kita ikut campur, kita doakan saja. Kalau kita ikut campur sama
dengan pegang telinga anjing yang sedang lewat, nanti kita malah digigit.
Hindari pertengkaran dan kita doakan, doakan yang baik. Selama kita masih punya
tubuh, jiwa dan roh, masih bisa mendengar Firman, persekutuannya persekutuan
yang benar ada Firman pengajaran yang benar, masih ada harapan bisa berubah.
II Timotius 2:23
2:23 Hindarilah soal-soal yang
dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu
menimbulkan pertengkaran,
Titus 3:9
3:9 Tetapi hindarilah persoalan yang
dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran
mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.
Yang bodoh dan sia-sia itu
hindari saja, nanti kita ikut-ikutan bodoh, kita pegang telinga anjing yang
sedang lewat. Bukan kita musuhi tetapi kita mendoakan yang baik .
Kalau bisa
mengasihi Tuhan dan sesama, berarti pada kita ada 2 loh batu. Ada 2 macam 2 loh
batu:
1.
Loh batu
mula-mula yang dipecahkan. Itu menunjuk pribadi Yesus. Dia rela hancur di kayu
Salib untuk menyelamatkan kita.
2.
2 loh
batu yang baru itulah kita manusia berdosa yang mau diproses, mau dibentuk
menjadi Mempelai Wanita Tuhan, kehidupan yang sempurna yang sama mulia dengan
Tuhan.
Langkah-langkah
untuk bisa mengasihi Tuhan, mengasihi sesama sampai mengasihi musuh. Kita
belajar dari langkah-langkah pembentukan 2 loh batu yang baru.
1.
Langkah
Penebusan
Keluaran 32:19
32:19 Dan ketika ia dekat ke perkemahan
itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah
amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya
pada kaki gunung itu.
2 loh batu yang pertama harus
dihancurkan. Ini sama dengan langkah
penebusan. Yesus harus mati di kayu salib, supaya kita yang seharusnya mati
bisa hidup, kita mengalami penebusan, kelepasan dari dosa. Jadi langkah pertama
untuk bisa mengasihi Tuhan dan sesama adalah mengalami kelepasan dari dosa.
Kalau ada dosa tidak akan mungkin kita bisa berkata mengasihi Tuhan dan sesama.
Masa pacaran berkata “aku cinta kepadamu” tetapi ada dosa, apalagi dosa
kenajisan, itu bukan cinta, itu gombal! Kadangkala di masa pacaran itu obral
janji cinta, tetapi minta yang najis-najis, itu bukan kasih agape, bukan kasih
fileo, itu kasih eros. Yang sudah melapor pacaran, jaga jangan handsball, kartu
merah nanti! Jangan berikan kesempatan kepada iblis.
Lepas dari dosa itu = hidup
benar. Dosa itu yang membuat kita tidak benar. Mau mengasihi Tuhan dan sesama
tetapi benar hidupnya, bagaimana bisa. Supaya bisa tetap hidup benar harus
tergembala, masuk dalam kandang penggembalaan.
Amsal 12:26
12:26 Orang benar mendapati tempat
penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.
Dalam kandang penggembalaan
tempat kita memantapkan kebenaran sehingga bisa mengasihi Tuhan dan sesama.
2.
Langkah
pemahatan atau penyucian. Di dalam penggembalaan
batu yang keras tidak ada bentuknya itu dipahat, disucikan.
Keluaran 34:1
34:1
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan
yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada
loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan.
Untuk memahat paling tidak
dibutuhkan 2 alat yaitu palu dan kedua pahat yaitu benda yang tajam untuk memahat.
Palu dan benda yang tajam itu adalah Firman pengajaran yang benar! Yang bisa
memahat atau menyucikan kehidupan kita hanya palu Firman pengajaran yang benar
atau Firman yang lebih tajam dari pada pedang bermata 2. Kalau batunya keras,
semakin kuat diayunkan palunya.
Yeremia 23;29
23:29 Bukankah firman-Ku seperti api,
demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?
Ibrani 4:12
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat
dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam
sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita.
Jadi dalam penggembalaan kita
minta kepada Tuhan, Firman yang keras dan tajam. Kalau itu ada berbahagia kita,
maka segala bentuk yang tidak baik dalam diri kita dipahat. Hamba Tuhan tanpa
Firman pengajaran yang benar tidak mungkin bisa membentuk jemaat. Bagaimana dia
bisa membentuk jemaat kalau dia sendiri tidak punya alat. Tugas saya sebagai
gembala untuk memahat dan membentuk jemaat supaya cocok dengan seleranya Tuhan,
bisa kembali sama dengan Tuhan, bisa sama dengan 2 loh batu yang semula, sama
dengan Yesus. Jadi jangan marah kalau Firman keras seperti palu, Firman tajam,
supaya yang tidak baik dalam diri kita dikeluarkan semua. Dengan kata lain
untuk membentuk jemaat menjadi sama dengan Tuhan, lebih dahulu harus ada bentuk
Tuhan dalam diri saya yaitu bentuk kebenaran dan kesucian. Sehingga jemaat bisa
melihat oh gembalaku hidup benar, gembalaku hidup suci sehingga jemaat bisa
menyerahkan diri untuk dipahat dan dibentuk. Mari kita sama-sama saling mendoakan supaya
kita mau dibentuk di dalam penggembalaan.
Namanya proses pemahatan harus
diulang-ulang. Jangan marah kalau Firman diulang-ulang, itu lagi itu lagi.
Diulang-ulang, terus menerus sampai ktia mempunyai bentuk yang sama seperti
Tuhan. Benar seperti Yesus benar, suci seperti Yesus suci, sampai nanti
sempurna seperti Yesus sempurna. Memang sakit bagi daging, dipahat dan
dikeluarkan yang tidak baik, tetapi harus!
Tugas kita bertekun dalam
penggembalaan, dalam proses pemahatan. Yang lain sudah mau selesai, kita tidak
bertekun, akhirnya tidak selesai-selesai. Ayo tekuni itu supaya selesai proses
pemahatannya dan kita menjadi sama dengan Yesus. Kalau tidak mau bertekun nanti
kehidupan kita ketinggalan waktu Yesus datang. Apalagi kita yang sudah melayani
Tuhan, punya jabatan pelayanan, kalau tidak bertekun dalam penggembalaan
jabatannya bisa diambil dan diberikan kepada orang lain. Ketika mau kembali
melayani sudah tidak ada kesempatan! Ingat Esau, hidupnya penuh cucuran air
mata karena dia tidak mau bertekun di dalam kemah, maunya di luar mencari
daging, berburu daging. Jubahnya yang indah dia gantung di rumah, diambil oleh
Yakub. Yakub mendapat berkat sulung sedang Esau menangis penuh cucuran air mata
dan dia tidak mendapat kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.
Ibrani 12:16-17
12:16 Janganlah ada orang yang menjadi
cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak
kesulungannya untuk sepiring makanan.
12:17 Sebab kamu tahu, bahwa kemudian,
ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh
kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan
mencucurkan air mata.
Dalam Perjanjian Baru, Yudas
kehilangan jabatan, jabatannya diambil dan diberikan kepada Matias. Perlu kita
waspada!
Bagaimana proses pemahatan,
proses penyucian?
Amsal 23:2
23:2 Taruhlah sebuah pisau pada
lehermu, bila besar nafsumu!
Leher menunjukan penyembahan.
Jadi proses pemahatan, proses penyucian adalah sampai bisa menghasilkan
penyembahan yang berkenan kepada Tuhan. Kalau menyembah saja masih sulit, perlu
disucikan terus sampai kita bisa menikmati penyembahan. Karena nanti pertemuan
di udara itu dengan suara penyembahan. Jadi bisa dilihat orang ini sedang
disucikan atau tidak, dia alami penyucian atau tidak yaitu dari penyembahannya. Kalau tidak suka menyembah berarti
tidak ada penyucian dalam dirinya. Kalau dia berjuang menyembah berarti dia sedang
disucikan. Memang seringkali daging kita capek tetapi kita mau berjuang
menyembah, tidak menyerah dengan keadaan. Itu berarti penyucian dan pemahatan sedang
berjalan dalam diri kita. Menyembah itu bagaikan naik gunung, berjuang! Biarlah
kita mau meningkat pada penyembahan, pelayanan kita memuncak pada penyembahan.
Dalam penyucian yang disucikan
adalah hati dari hawa nafsu daging, dari keinginan daging. Mulai dari keinginan
jahat yaitu cinta uang, ikatan akan uang yang membuat kikir dan serakah,
sehingga menyimpang dari kebenaran. Seringkali karena keinginan akan uang sehingga terjadi pertengkaran
dalam keluarga, terjadi pertengkaran dalam penggembalaan dan seterusnya. Kemudian
keinginan najis yang mengarah pada dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Amsal 23:3-4
23:3 Jangan ingin akan makanannya yang
lezat, itu adalah hidangan yang menipu.
23:4 Jangan bersusah payah untuk
menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini.
Kalau hati sudah dipahat maka
perbuatan dan perkataan pasti disucikan, mulut bisa menyembah. Dalam doa
penyembahan kita sedang dikembalikan segambar dengan Allah. 3 murid diajak oleh
Yesus naik ke gunung untuk menyembah. Di atas gunung Yesus berubah rupa. Jadi doa
penyembahan ini untuk kita mengalami pembaharuan hidup, kita dikembalikan pada
gambar Allah Tritunggal.
Matius 17:1-2
17:1 Enam hari kemudian Yesus membawa
Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik
ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan
mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih
bersinar seperti terang.
Biarlah pemahatan dan penyucian
terjadi. Masuk kandang, melayani dalam sistem penggembalaan, dipahat terus,
disucikan keinginannya yang jahat dan najis, maka pasti mulut bisa menyembah.
Pembaharuan itu di mulai dari wajah. Di wajah ada panca indera, salah satunya
mulut. Permulaan keubahan hidup adalah mulut tidak berdusta dan tidak berkata
yang sia-sia yang hanya melemahkan rohani orang lain.
Efesus 4:24-25,29
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang
telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya.
4:25 Karena itu buanglah dusta dan
berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama
anggota.
4:29 Janganlah ada perkataan kotor
keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di
mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Kalau kita salah yah mengaku,
jangan berdusta. Perkataan kita perkataan yang membangun, bukan melemahkan.
Itulah kehidupan yang diubahkan, sampai nanti tidak salah dalam perkataan,
itulah orang yang sempurna, kita sudah kembali segambar dengan Allah Tritunggal.
Yakobus 3:2
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam
banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang
sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3.
Langkah
penulisan
Keluaran 34:1
34:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
"Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis
pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah
kaupecahkan.
Kita ditulis dengan 10 hukum = ditulis
dengan kasih Allah yang sempurna, kasih Mempelai. Semakin disucikan, kasih
Allah yang sempurna itu semakin nyata dalam kehidupan kita.
Kegunaan kasih Allah, kasih yang
sempurna.
a)
I Korintus
13:4-8
13:4 Kasih itu
sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan
tidak sombong.
13:5 Ia tidak
melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak
pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak
bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi
segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar
menanggung segala sesuatu.
13:8 Kasih tidak
berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan
lenyap.
Kalau semua
ini disimpulkan, kasih itu memberi kebahagiaan mempelai di dalam kehidupan kita sekalian.
Ada tantangan dan pergumulan kita hadapi, tetapi Tuhan berikan kebahagiaan
mempelai, ada nyanyian baru.
Wahyu 14:2-3
14:2 Dan aku
mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru
guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain
kecapi yang memetik kecapinya.
14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru
di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak
seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat
puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Nyanyian baru
itu tidak bisa dipelajari orang lain. Jadi kalau kasih sudah ditulisi dalam
kehidupan kita, itu menjadi pengalaman pribadi yang tidak bisa dipelajari oleh
orang lain, ini pengalaman masing-masing. Sekarang kita raba dan periksa, kita
sudah sampai tahap yang mana. Karena Tuhan sudah mau datang, semua tahap sudah
kita lewati sekalipun belum sempurna. Kita sementara ditulisi dengan kasih yang
sempurna. Ada nyanyian baru, ada kasih Mempelai, ada kebahagiaan dengan Tuhan,
pengalaman pribadi dengan Firman Tuhan yang tidak bisa dipelajari oleh orang
lain, hanya kita dengan Tuhan saja.
b)
Kolose
3:14
3:14 Dan di atas
semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan.
Saya yakin
seyakin-yakinnya Tuhan akan menggenapi ayat ini. Kasih itu menyatukan dan
menyempurnakan kita sekalian mulai dari dalam nikah. Kalau suami itu mengalami
langkah penebusan, langkah pemahatan/langkah penyucian dan juga mengalami
langkah penulisan lalu isteripun demikian, pasti menyatu! Yakin nikah kita bisa
disatukan oleh Tuhan. Nikah yang tercerai berai, yang sudah hancur busuk
sekalipun, asalkan pribadi kita yang ada dalam penggembalaan ini mau disucikan
dari dosa, mau bertekun dalam penggembalaan, mau ditulisi dengan kasih Allah
maka Tuhan mampu menyatukan nikah kita. Dalam penggembalaanpun begitu. Antar
penggembalaan juga akan semakin
erat persekutuannya. Sekarang memang banyak goncangan kita alami, tetapi Firman
Tuhan akan digenapi, penyatuan Tubuh Kristus akan segera terwujud.
Memang untuk
menyatukan Tubuh Kristus lebih sulit dari pada membangkitkan orang mati. Yesus berdoa 4 kali supaya murid-murid menjadi
satu. Tetapi untuk mendoakan supaya Lazarus bangkit hanya sekali. Jadi
penyatuan Tubuh Kristus itu lebih mustahil dari pada membangkitkan orang yang mati.
Tetapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahhil, bagi kita yang percaya
tidak ada perkara yang mustahil. Apa buktinya kita percaya? Kita masuk dalam
langkah penebusan, pemahatan, penyucian dan penulisan. Ayo hiduplah dalam kasih
Allah, memang banyak halangan, tantangan dan pergumulan, namun kasih Tuhan memberikan
kebahagiaan, ada nyanyian baru,
dan kasih Tuhan akan menyatukan serta menyempurnakan kita sekalian.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar