Kita telah banyak mendengarkan kegerakan pujian dan
penyembahan tetapi ada satu yang justru utama tetapi diabaikan oleh gereja
Tuhan yaitu kegerakan Firman Pengajaran. Pujian dan penyembahan akan tepat
kalau ada Firman Pengajaran.
Kisah Para
Rasul 2:42
Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka
selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Urutan awal adalah Firman Pengajaran kemudian
persekutuan yang menunjuk ibadah raya lalu ibadah doa penyembahan. Yang akan
mengontrol ibadah Raya dan ibadah doa penyembahan adalah Firman Pengajaran.
Kalau tidak ada Firman pengajaran maka bukannya akan bertemu dengan Tuhan Yesus
tetapi malah ketemu dengan antikristus. Menolak Firman pengajaran berarti
menolak kontrol dari Tuhan. Itulah guna dari Firman pengajaran.
Lukas
15:27-32
27 Jawab
hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun,
karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
28 Maka
marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan
berbicara dengan dia.
29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah
bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa,
tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
30 Tetapi
baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa
bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun
itu untuk dia.
31 Kata
ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
32 Kita patut
bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali,
ia telah hilang dan didapat kembali."
Dalam terang Tabernakel pasal ini terkena pintu
tirai yang membatasi ruangan suci dan ruangan maha suci. Berbicara pintu tirai
itu berbicara perobekan daging. Jadi keinginan daging yang bertentangan dengan
Firman harus dirobek.
Ayat di atas berbicara dua kakak beradik. Mereka
diciptakan Tuhan dalam satu kandungan dan dari benih yang sama. Tetapi kita
melihat siapa yang berhasil menikmati pesta. Kalau dilihat dari kedua kakak
beradik ini yang sulung sangat setia. Kalau adiknya tidak kembali maka tidak
akan ketahuan cacat cela dari kakaknya ini. Yang adik terlihat jelas
kedagingannya tetapi berakhir dengan dagingnya dirobek. Yang kakak terlihat
setia tetapi berakhir dagingnya tetap tidak dirobek. Jadi tidak perlu kita
berbicara bahwa kita sudah setia, nanti Tuhan yang akan menguji. Apakah benar
kesetiaan kita sudah disertai dengan ego kita atau kepentingan diri kita sudah
dirobek atau tidak.
Semua orang Kristen diciptakan oleh Tuhan dalam
satu kandungan dan kandungan itulah yang melahirkan kita, itulah korban Kristus
di Golgota. Kalau tidak ada korban Kristus maka kita tidak ada hak menjadi
warga kerajaan Sorga atau keluarga Allah.
Yesus adalah Firman. Jadi kita dilahirkan dari
benih Firman Allah.
I Petrus
1:23
Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih
yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan
yang kekal.
Benih Firman ini harus melalui salib Golgota untuk
melahirkan kita menjadi orang percaya. Namun di dalam Lukas tadi sekalipun
kandungan dan benihnya sama tetapi ada perbedaan yang terlihat dalam perilaku
hidupnya.
Terjadi perbedaan karena pengaruh iblis berhasil
masuk dalam diri anak sulung dan menguasai dagingnya. Itu sebabnya daging yang
merupakan pintu masuk iblis ini harus dirobek.
Ada 7 perkara daging yang menonjol dari pribadi
anak sulung ini:
1.
Pemarah
(Pumohi)
Lukas 15:28
Maka marahlah anak sulung itu dan
ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
Ternyata
ketika anak sulung ini mendengar adiknya pulang dan bapaknya siap menggelar
pesta maka tertampaklah roh amarahnya. Inilah yang harus dirobek. Kalau dilihat
anak sulung ini begitu setia tetapi menjelang pesta roh amarahnya tertampak.
Amarah dalam terjemahan bahasa Gerikanya adalah Pumohi.
Pumohi = amarah yang meledak-ledak.
buktinya,
anak sulung ini tetap marah dan tidak mau masuk ke dalam pesta.
Kita
sudah dekat saat dimana Bapa Sorgawi akan menggelar pesta, kalau roh amarah ini
tidak kita robek, artinya terus kita pertahankan maka tidak akan masuk dalam
pesta. Anak sulung ini akhirnya tidak bisa masuk ke dalam pesta. Anak bungsu awalnya
terlihat sangat memilukan orang tuanya, bahkan disebutkan oleh Bapa sudah mati
dan hilang. Jadi kehidupan yang meninggalkan persekutuan dengan Bapa sudah
pasti mati rohani dan terhilang. Tapi syukur pada akhirnya anak bungsu ini
sadar persoalan egonya (akunya) dan dia rela egonya dirobek (dihancurkan).
Anak
sulung ini terlihat setia namun pada akhirnya tertampak bahwa dia egois yang
terlihat dari amarahnya yang meledak-ledak. Itu sebabnya dibutuhkan Firman
pengajaran untuk mengontrol pujian dan penyembahan kita. Apa artinya ada pujian
dan penyembahan kalau masih pemarah sebab tidak dikontrol oleh Firman
pengajaran.
Firman
pengajaran dalam kabar Mempelai ada kabar puncak. Inilah pemuncakan pembukaan
rahasia Firman Tuhan yang menyatakan rahasia nikah Kristus dengan gereja dan
rahasia ibadah kita.
2.
Bersungut
Bersungut ini paling cepat mengundang
murka Tuhan. Ini harus dirobek,
Filipi
2:14
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak
bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
Yakobus
5:9
Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan
saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah
berdiri di ambang pintu.
3.
Tidak
ada persekutuan dengan anak kambing (tidak memiliki roh perdamaian)
Anak sulung ini berkata selama dia
melayani tidak pernah bapanya memberikan seekor anak kambing. Artinya dia tidak
ada persekutuan dengan anak kambing, tidak ada persekutuan dengan korban
Kristus. Berarti dia tidak memiliki roh perdamaian, tidak pernah berdamai
dengan Allah. Hidupnya tetap dibungkus dengan dosa, sekalipun kelihatan setia.
Ketika Simson meninggalkan istrinya dan
ia mau kembali maka dia membawa seekor anak kambing.
Hakim-hakim
15:1
Beberapa waktu kemudian, dalam musim menuai gandum,
pergilah Simson mengunjungi isterinya, dengan membawa seekor anak kambing,
serta berkata: "Aku mau ke kamar mendapatkan isteriku." Tetapi ayah
perempuan itu tidak membiarkan dia masuk.
Artinya dia membawa korban anak kambing
untuk berdamai. Berarti sarana kita untuk berdamai dengan Tuhan adalah korban
anak domba itulah korban Kristus. Apalah arti melayani tetapi tidak ada
hubungannya dengan korban Kristus. Kalau ada tanda percikan darah Anak Domba
maka kita pasti akan bekerja dengan sejahtera hati. Apapun yang kita kerjakan,
kerjakanlah atas dasar korban Kristus dengan penuh kasih.
Ada 10 kelebihan sidang jemaat Efesus
dan hanya 1 kekurangannya yaitu meninggalkan kasih yang semula dan Tuhan ancam
akan mencabut kaki diannya, artinya Firman pengajaran itu akan dicabut sehingga
kehidupan mereka menjadi gelap. Mereka melayani tanpa dasar kasih, tanpa dasar
korban Kristus.
Wahyu
2:1-5
1 "Tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di
tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik
jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar
terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut
dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta.
3 Dan engkau tetap sabar dan menderita
oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
4 Namun demikian Aku mencela engkau,
karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya
engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau
lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil
kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Bila melayani tanpa dasar kasih, tanpa
dasar korban Kristus berarti melayani karena di dorong dengan perasaan marah
dan melayani dengan keinginan sendiri. Maksudnya kalau hatinya mau melayani dia
akan melayani, kalau sudah tidak mau lagi dia akan berhenti. Orang yang
demikian tidak lagi melihat korban Kristus, itu sebabnya pelayanannya tidak
lagi diwarnai dengan kasih.
Dukunglah pekerjaan pelayanan Tuhan dan
muliakan ajaran Tuhan.
Titus
2:10
jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan
setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah,
Juruselamat kita.
Kita mengatakan menghormati bapak
Presiden tetapi kalau dia memberi perintah dan tidak kita lakukan bahkan kita
olok maka sama saja kita mengolok bapak Presiden. Kalau sekarang kita
memuji-muji Tuhan tetapi FirmanNya kita nista dan tidak setuju itu sama dengan
bohong. Kalau ajaran Firman Tuhan itu kita puji maka otomatis Tuhan pemilik
pengajaran itu kita muliakan. Jangan kita menista Firman pengajaran.
Yesaya
5:24
Sebab itu seperti lidah api memakan jerami, dan
seperti rumput kering habis lenyap dalam nyala api, demikian akar-akar mereka
akan menjadi busuk, dan kuntumnya akan beterbangan seperti abu, oleh karena mereka
telah menolak pengajaran TUHAN semesta alam dan menista firman Yang
Mahakudus, Allah Israel.
Begitulah keadaan orang yang menolak
pengajaran Firman Allah, mereka seperti jerami yang siap untuk dibakar. Jangan
sampai kita menolak ajaran apalagi menista. Lebih baik kalau kita belum setuju
kita diam dan jangan banyak komentar salah apalagi menolak sebab jangan sampai
apa yang kita tolak itu adalah uluran tangan Tuhan untuk menolong kita, itu
sangat berbahaya. Tuhan membela FirmanNya, Tuhan juga membela hambaNya yang
memberitakan kabar yang besar ini.
4.
Mementingkan
kelompok
Lukas
15:29
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah
bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa,
tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Yang harus menjadi prioritas adalah
membangun Tubuh Kristus. Tetapi anak sulung ini hanya mementingkan
kolega-koleganya dari pada orang lain.
5.
Membangkit-bangkitkan
pelayanannya
Lukas
15:29
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah
bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah
bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Jangan kita mengungkit-ungkit apa yang
kita telah kerjakan. Seharusnya kita bersikap demikian:
Lukas
17:7-10
7 "Siapa di antara kamu yang
mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan
berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata
kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku
sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan
minum.
9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba
itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan
segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah
hamba-hamba yang tidak berguna (dan berhutang banyak); kami hanya
melakukan apa yang kami harus lakukan."
Sekalipun kita sudah mengerjakan
pekerjaan Tuhan namun itu belum cukup, yang Tuhan minta adalah layanilah
pribadi Tuhan lewat doa penyembahan. Bukan berarti melayani pekerjaan Tuhan di
dalam penggembalaan itu tidak baik, tetapi Tuhan belum puas kalau kita belum
mengambil waktu untuk sujud menyembah Tuhan. Menyembah Tuhan itu sama seperti
memberi makan Tuhan dan sekaligus memberi makan roh kita.
Menyembah = Proskoneho =
1) Seperti
anjing menjilat kaki tuannya
2) Seperti
istri menyerah sepenuh kepada suaminya
Tuhan mengajar kita untuk tetap merasa
tidak berguna setelah melayani Tuhan supaya menutup kesempatan untuk kita
membangkit-bangkitkan pelayanan kita. Tidak perlu mengungkit-ungkit pelayanan
sebab Tuhan sendiri memperhatikan dan apa yang kita kerjakan dicatat di hadapanNya.
Maleakhi
3:16
Beginilah berbicara satu sama lain
orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya;
sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan
TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya."
Kitab Maleakhi dibuka dengan dua orang
yaitu Esau dan Yakub, lalu ditutup dengan dua kelompok yaitu kelompok yang
beribadah yang tidak bersungut-sungut dan kelompok yang berkata percuma
beribadah yang jumlahnya lebih banyak. Sehingga Tuhan harus berkata kepada
kelompok yang suka beribadah: suatu saat kamu akan melihat perbedaan. Yang
sungguh-sungguh beribadah akan diterbangkan ke padang belantara saat
penyingkiran gereja dan yang tidak serius akan tertinggal.
Maleakhi
3:18
Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang
benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang
tidak beribadah kepada-Nya.
6.
Tidak
menghormati bapanya
Bapanya sudah datang merendah padanya
tetapi dia tidak menghormati bapanya. Anak sulung ini tidak merasa apa yang
bapanya miliki sebagai miliknya. Inilah kejanggalan orang Kristen karena merasa
tidak memiliki apa-apa, tidak memiliki Firman, tidak memiliki kuasa, sehingga
hidupnya terasa kosong.
7.
Mempersalahkan
bapanya
Lukas
15:30
Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah
memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa
menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
Anak sulung berada di luar pesta dan anak bungsu
masuk di dalam pesta. Kisah anak sulung ini berakhir di sini. Tidak ada
kesempatan lagi untuk anak sulung ini bertobat. Anak bungsu ini memang sudah
mati dan terhilang namun masih mendapat kesempatan untuk dia kembali. Jangan
tunggu kita baru mencari Firman tetapi sudah terlambat. Syukur anak bungsu ini
ketika disudutkan oleh keadaan dan pengalamannya dia mau merobek dagingnya
(akunya).
Lukas
15:17-19
17 Lalu ia
menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang
berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
18 Aku
akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku
telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
19 aku
tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah
seorang upahan bapa.
Anak bungsu ini mau merobek “aku-nya” merobek
dagingnya. Pintu tirai yang menghalangi dia untuk masuk menyaksikan Shekina
Gloria di atas peti perjanjian yang menunjuk persekutuan Kristus dan Gereja
berhasil dihancurkan sehingga dia berhasil masuk dalam pesta. Dia mengaku telah
berdosa terhadap sorga yang tidak ia lihat dan mengaku dosa terhadap bapanya
yang ia lihat. Biarlah kita juga mengaku dosa kesalahan kita terhadap Allah
yang tidak kita lihat dan terhadap sesama yang kita lihat. Pengakuan inilah
yang membuka belas kasihan Tuhan.
Ketika anak bungsu ini kembali maka bapa menyiapkan
pesta baginya. Tidak peduli dia dalam keadaan bau dan kotor namun bapa ini
langsung merangkul anaknya.
Lukas
15:20-24
20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika
ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas
kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
21 Kata anak
itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku
tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
22 Tetapi
ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang
terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan
sepatu pada kakinya.
23 Dan ambillah anak lembu tambun itu,
sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
24 Sebab anakku ini telah mati dan
menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah
mereka bersukaria.
Mungkin saudara sudah hilang, sudah jauh dari Tuhan
maka sekarang kembalilah, Allah sudah sedia membuat pesta bagi saudara, Allah
mau menghentar saudara masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah. Tuhan mau
merangkul kita asalkan kita mau merobek daging kita.
Ada
perkataan anak bungsu ini yang telah dia konsep ketika berada di kandang babi
yang tidak sempat dia ucapkan sebab perkataannya langsung dipotong oleh ayahnya
“jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa”, sebab bapanya
sudah mengerti bahwa anak bungsu telah datang dengan penuh kerendahan hati, ia
benar-benar sadar dan mau bertobat.
Bahasa yang bapa ucapkan kepada hamba-hamba untuk
mengelar pesta diucapkan juga kepada anak sulung dan hamba-hamba ini tidak
berucap apapun.
Lukas 15:24,
32
15:24 Sebab
anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat
kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
15:32 Kita
patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup
kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Tetapi anak sulung yang malah banyak berkomentar
miring. Jangan kita berbuat seperti itu. Sekalipun kita sudah seperti anak
bungsu, sudah terhilang dan mati, biarlah kita kembali dan Bapa di Sorga pasti
merangkul kita.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar