Yohanes 1:14
1:14 Firman itu
telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Ada
4 pribadi yang dikatakan oleh Firman mendapat kasih karunia:
1.
Nuh adalah orang yang mendapat kasih
karunia untuk mengerjakan keselamatan.
2.
Yusuf adalah orang yang mendapat kasih
karunia untuk memelihara anggota Tubuh Kristus.
3.
Musa adalah orang yang mendapat kasih
karunia untuk menggembalakan umat Tuhan mencapai negeri perjanjian Tuhan.
4.
Daud adalah orang keempat yang mendapat
kasih karunia, penekanannya di sini adalah bagaimana membangun Bait Allah atau
membangun Tubuh Kristus.
5.
Yang kelima yang mendapat kasih karunia
adalah kita gereja Tuhan.
Efesus
4:7
4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah
dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
Untuk
gereja Tuhan kita harus menyimpulkan dari 4 pribadi yang menerima kasih
karunia. Kita harus mengerjakan keselamatan dalam takut dan gentar seperti Nuh.
Filipi 2:12
2:12 Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku
masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
Kita
menerima kasih karunia untuk merawat diri kita lewat Firman dalam kelimpahannya
dan juga harus menjadi saluran barkat bagi orang lain.
Sebagai
umat Tuhan yang mendapat kasih karunia kita harus berada di wilayah
penggembalaan. Di wilayah penggembalaan inilah kita sedang digarap dan dibina oleh Tuhan untuk
mencapai wujud nyata dari apa yang telah kita terima yaitu kasih karunia untuk
menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Musa dalam pelayanannya pernah disebut sebagai
pengantin darah.
Kalau
benar kita memiliki kasih karunia seperti dalam Efesus 4:7, maka ada proyek
yang kita kerjakan yaitu pembangunan Tubuh Kristus.
Saya
sebagai hamba Tuhan harus memahami hal seperti ini. Bila saya buta dan tuli
serta tidak mengerti dengan hal ini maka apapun yang saya utarakan kepada
sidang jemaat itu hanyalah bahasa bisu, bahasa yang tidak jelas.
Kita
umat Tuhan mendapat kasih karunia dari pelayanan hamba Tuhan. Nuh sebagai nabi,
Musa sebagai nabi, Daud juga disebut nabi dan Yusuf adalah gambaran sidang
jemaat Mempelai Wanita yang hampir tidak ada cacat celanya lagi. Ini sudah
menjadi nyata dalam Alkitab dan untuk kita ini adalah pembelajaran.
Itulah nabi-nabi yang mendapat kasih
karunia. Di akhir zaman ini kita tidak lagi melihat person nabi atau rasul.
Bagi kita sekarang lewat pelayanan hamba Tuhan (gembala),
umat
Tuhan mendapatkan kasih karunia. Rasul Paulus mencatat betapa pentingnya hamba
Tuhan yang membagikan kasih karunia kepada sidang jemaat. Warna dari kasih
karunia itu tidak bisa lari dari 4 pribadi tadi.
II Korintus 1:15-16
1:15 Berdasarkan
keyakinan ini aku pernah merencanakan untuk mengunjungi kamu dahulu, supaya
kamu boleh menerima kasih karunia untuk kedua kalinya.
1:16 Kemudian
aku mau meneruskan perjalananku ke Makedonia, lalu dari Makedonia kembali lagi
kepada kamu, supaya kamu menolong aku dalam perjalananku ke Yudea.
Dikatakan
“untuk kedua kalinya” berarti rasul Paulus ingin jemaat Tuhan mendapatkan kasih
karunia double porsi. Istilah dalam perjanjian lama disebut dua gomer. Ini kerinduan
rasul Paulus yaitu hamba Tuhan yang spesial Tuhan lantik untuk kita bangsa
kafir. Ini ditransferkan kepada penerus-penerusnya termasuk hamba Tuhan di
akhir zaman ini supaya umat Tuhan mendapatkan kasih karunia dua porsi (dua jadi satu).
Di
sini ditekankan kepada sidang jemaat Korintus untuk yang kedua kali. Kepada
sidang jemaat Korintus inilah rasul Paulus berbicara tentang pertunangan gereja
dengan Kristus. Berarti arahnya dua porsi untuk satu orang, maksudnya membawa
sidang jemaat untuk dua menjadi satu.
Hamba
Tuhan harus mengerti apa itu anugerah, rahmat atau kasih karunia sehingga dalam
pelayanannya sidang jemaat tidak hanya mendapatkan satu kali kasih karunia
tetapi sampai double.
Sidang
jemaat Korintus ini berasal dari orang-orang yang sangat sederhana.
I Korintus 1:26
1:26 Ingat saja,
saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran
manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh,
tidak banyak orang yang terpandang.
Bukan
berarti nanti orang bijak, orang terpandang dalam masyarakat baru kasih karunia
itu diberikan oleh Tuhan atau baru hamba Tuhan membagi kasih karunia.
Dari
seluruh sidang jemaat yang ada di Akhaya dan di Makedonia, yang warna rohaninya
paling tidak baik dan tidak indah adalah sidang jemaat Korintus, tetapi
kesombongan mereka luar biasa. Sampai rasul Paulus ingin mematahkan segala kesombongan
mereka.
I Korintus 4:18-21
4:18 Tetapi ada
beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak
akan datang lagi kepadamu.
4:19 Tetapi aku
akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu,
bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan
mereka.
4:20 Sebab
Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
4:21 Apakah yang
kamu kehendaki? Haruskah aku datang kepadamu dengan cambuk atau dengan kasih
dan dengan hati yang lemah lembut?
Menghadapi
orang sombong ini, rasul Paulus sudah punya cara yaitu dengan cambuk. Mereka
sudah mendapat kasih karunia tetapi sayang kasih karunia itu tidak mereka
pahami dan belajar lebih dalam. Bagi mereka itu hanya sebatas ucapan, tetapi
dalam perilaku mereka bertentangan dengan arti kasih karunia.
Rasul
Paulus sebagai hamba Tuhan menghadapi jemaat Korintus yang sudah mendapat karunia yang lebih dari
sidang jemaat yang lain tetapi perilaku mereka kurang bagus. Dari jemaat
Korintus ini rasul Paulus mandi-mandi kritikan. Mereka tidak memahami
sengsaranya hamba Tuhan dalam pelayanan untuk menemukan mereka ketika membagi
kasih karunia.
Rasul
Paulus menguraikan bahwa ada 3 tingkatan rohani yaitu:
Ø
Mepiaso
(bayi
rohani)
Ø
Pihadiha
(tingkat
remaja)
Ø
Teleyohi
(dewasa
rohani)
Kalau
masih bayi rohani pelayanannya beda dengan yang sudah remaja apalagi yang sudah
dewasa. Masakan yang sudah lama
di dalam Tuhan yang seharusnya dewasa rohani, namun masih
menuntut supaya dilayani seperti mepiaso.
Rasul
Paulus dikeritik oleh jemaat Korintus soal
keuangan dan soal pergaulannya.
Kalau sudah lama di dalam Tuhan kemudian
menuntut supaya dilayani seperti yang masih kanak-kanak rohani berarti saudara
sudah salah, itu berarti tidak mengerti kasih karunia.
Kalau
sudah dewasa rohani saya tidak akan memperlakukan lagi seperti bayi rohani. Tetapi
kalau masih jiwa baru jangan saudara kaget walaupun tengah malam saya pergi.
Bukan karena uangnya banyak atau karena punya predikat di dunia tetapi karena
dia masih bayi rohani. Maksudnya supaya kasih karunia Tuhan makin mantap
padanya.
Jangan
saudara salah menilai hamba Tuhan sebab nantinya rohanimu tidak bertumbuh.
Jemaat Korintus adalah jemaat yang paling terkebelakang soal rohani. Paulus
dikritik oleh jemaat Korintus, mereka mengkritik hamba Tuhan yang sudah jelas
dipakai oleh Tuhan.
II Korintus 1:17-19
1:17 Jadi,
adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku
membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak
terdapat "ya" dan "tidak"?
1:18 Demi Allah
yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan
"tidak".
1:19 Karena
Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu,
yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan
"tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya".
Dalam
perencanaannya dia dikritik oleh orang Korintus. Mereka menganggap Paulus tidak
bisa membedakan mana yang “ya” dan “tidak”. Akhirnya rasul Paulus mengatakan
bahwa di dalam Tuhan hanya ada “ya”. Untuk kita sekarang yang mengerti kasih
karunia katakan ya kepada Tuhan dan katakan tidak kepada dosa.
Kita
harus memahami pembagian kasih karunia kepada kita. Kita ini diberikan kasih
karunia lewat pelayanan hamba Tuhan. Kalau kita hanya menerima, apa sebenarnya
yang kita banggakan?
I Korintus 4:7
4:7 Sebab
siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai,
yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau
memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?
Jemaat
Korintus menerima kasih karunia tetapi seolah-olah mereka tidak menerima dari hamba
Tuhan yang melayani dia. Kasih karunia itu Tuhan beri lewat pelayanan hamba
Tuhan dalam perjuangan. Hamba Tuhan yang melayani kita bukan tanpa perjuangan,
ada di dalam penderitaan/sengsaranya. Seringkali kita hanya
melihat sekilas seorang hamba Tuhan dan tidak melihat awal-awal penderitaannya
bersama keluarganya dalam pemakaian
Tuhan untuk membagikan kasih karunia kepada kita.
Semestinya
jemaat Korintus mesti malu membaca ini, bagaimana penderitaan Paulus untuk
membagi kasih karunia kepada mereka.
I Korintus 4:8-9
4:8 Kamu telah
kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa kami kamu telah menjadi raja. Ah,
alangkah baiknya kalau benar demikian, bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga
kami pun turut menjadi raja dengan kamu.
4:9 Sebab,
menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang
paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab
kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi
manusia.
Sampai
pada titik ini ditekankan bagaimana hamba Tuhan itu seakan-akan telah dijatuhi
hukuman mati untuk membagi kasih karunia kepada umat Tuhan. Itulah pengalaman
hamba Tuhan.
I Korintus 4:10-13
4:10 Kami bodoh
oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu
kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina.
4:11 Sampai pada
saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara,
4:12 kami
melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati;
kalau kami dianiaya, kami sabar;
4:13 kalau kami
difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan
sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.
Jemaat
Korintus sudah mendapat kasih karunia,
tetapi seakan-akan mereka sudah
mendapat kasih karunia bukan lewat
pelayanan hamba Tuhan sehingga tidak ada terima kasih.
I Korintus 4:7
4:7 Sebab
siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai,
yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau
memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?
Orang
yang mendapat kasih karunia kenapa tega mengkritik gembala. Tetapi Paulus
menangkis kritikan mereka.
I Korintus 9:1-3
9:1 Bukankah aku
rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?
Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan?
9:2 Sekalipun
bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab
hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.
9:3 Inilah
pembelaanku terhadap mereka yang mengeritik aku.
Semestinya
mereka harus datang berterima kasih. Memang di akhir zaman akan datang masa
yang sukar, antara lain tidak tahu berterima kasih.
II Timotius 3:2
3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi
hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi
pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima
kasih, tidak mempedulikan agama,
Saya
tidak kaget kalau ada yang mengkritik. Tetapi sangat disayangkan orang yang mengkritik
itu menggambarkan bahwa rohaninya masih bayi. Tidak ada tanda kedewasaan
dan kalau tidak sadar kelak dia akan jumpa dengan antikristus dan bukan dengan
Tuhan Yesus. Dia tidak sadar bahwa kasih karunia yang dia peroleh adalah hasil
pembagian dari hamba Tuhan yang telah
diutus Tuhan.
Biarlah
kita menerima dengan lapang dada, menerima dengan hati terbuka lawatan Tuhan
sehingga kita mendapat kasih karunia. Andaikata kita tidak mendapat kasih
karunia maka sudah pasti jalan kita lurus menuju api neraka. Tetapi karena
mendapat kasih karunia maka kita dialihkan menuju sorga dengan catatan kita
terus dibina sehingga mencapai kedudukan sebagai Mempelai Wanita Tuhan.
Tujuan
kasih karunia Tuhan adalah supaya kita
membangun Tubuh Kristus, membangun diri kita menjadi bagian Tubuh Kristus.
Efesus 4:7,12
4:7 Tetapi
kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran
pemberian Kristus.
Kasih karunia ini tidak kita terima secara langsung
tetapi melalui hamba Tuhan. Pada ayat-ayat selanjutnya diceritakan bagaimana
Tuhan memperlakukan hamba Tuhan yang Dia pakai untuk membagi kasih karunia.
Efesus
4:8-10
4:8 Itulah
sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa
tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."
4:9 Bukankah
"Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi
yang paling bawah?
4:10 Ia yang
telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit,
untuk memenuhkan segala sesuatu.
Hamba Tuhan bagaikan tawanan Tuhan, tidak ada
kebebasan seperti orang dunia. Mereka ini mendapat kasih karunia untuk
dibagikan kepada sidang jemaat. Untuk apa? Untuk pembangunan Tubuh Kristus.
Efesus
4:12
4:12 untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus,
Pembangunan
Tubuh Kristus tidak asal tetapi ada arah yang jelas. Bagaimana supaya kita
ditunjukkan arah yang benar? Lagi-lagi ada peran dari hamba Tuhan yang telah membagi kasih karunia kepada
kita.
Efesus 4:15
4:15 tetapi
dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam
segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Kenapa
dikatakan bertumbuh dalam segala hal? Di dalam tubuh ini ada banyak hal seperti
telinga, tubuh, tangan, kaki, semuanya bertumbuh ke arah Kepala. Siapa yang
pegang peranan di sini? Itulah hamba Tuhan. Kita tidak perlu menghayal datang
nabi atau rasul di sini. Tetapi dengan adanya suara pengajaran di sini maka ada
roh rasul. Dengan ada suara Firman nubuatan dari balik mimbar ini berarti
saudara dilayani oleh roh nabi sekalipun figurnya tidak ada.
Efesus 4:16
4:16 Dari
pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh
pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota --
menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Inilah
kehidupan yang mendapat kasih karunia, dia tidak dilepas begitu saja oleh hamba
Tuhan. Begitu hamba Tuhan membagikan kasih karunia maka dia akan memantau terus
dan mengarahkan terus orang itu dengan memberikan binaan Firman pengajaran,
Firman nubuatan, pelajaran dasar dan sampai pada kesempurnaan.
Kadang
pemahaman di dalam gereja Tuhan dalam persoalan tubuh ini terlalu dangkal.
Mereka yang mengadopsi berbagai pengajaran mengibaratkan “organisasi gereja A
itu bagaikan kaki kanan, organisasi gereja B itu bagaikan kaki kiri” padahal
ajarannya beda-beda. Keliru kalau diberi pemahanan seperti ini. Kalau kita ini
anggota Tubuh Kristus maka makanannya satu, berarti pengajarannya satu.
Pengajaran yang sehat inilah yang dapat menyatukan kita.
Kalau
mulut makan jagung maka itu diolah oleh lambung dan diserap oleh usus halus dan
disebar ke seluruh tubuh sampai ke jari-jari. Jari sebelah kiri mendatkan sari
jagung, jari kanan juga sama mendapatkan sari jagung. Inilah tandanya kita
mendapatkan kasih karunia yang merata. Kasih karunia itu fungsinya supaya kita
masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus dan makanan yang diserap oleh setiap
anggota tubuh itu sama sehingga terbangunlah Tubuh Kristus lewat arahan-arahan
si pembagi kasih karunia yaitu hamba Tuhan
(gembala).
Kalau
mengatakan semua pengajaran sama saja maka kembali saja pada gereja yang awal sebelum reformasi.
Pembagian
kasih karunia ini harus mantap ke mana arahnya. Tugas kami hamba Tuhan adalah
membagi kasih karunia supaya jemaat diarahkan untuk membangun Tubuh Kristus
lewat Firman pengajaran dan Firman nubuatan. Otomatis keduanya harus sehat.
Jangan
kita menjadi orang Kristen mepiaso (bayi) atau pihadiha (kanak-kanak). Jadilah
kita orang Kristen Teleyohi, dewasa
rohani. Inilah yang Tuhan inginkan
dan juga kita semua dambakan yaitu supaya siap menyambut kedatangan Tuhan
Yesus.
Tuhan
Yesus adalah sumbernya kasih karunia. Dia akan datang dan menanyakan bagaimana
kasih karunia yang Tuhan bagikan kepada kita lewat
hambaNya.
Pertama-tama yang akan ditanyakan adalah gembala, bagaimana dia membagi kasih
karunia. Itu sebabnya kepada tujuh sidang jemaat di Asia Kecil, Tuhan tidak
langsung bertanya kepada sidang jemaat tetapi lebih dahulu bertanya kepada
malaikat sidang jemaat yaitu gembala. Kasih karunia itu tidak langsung datang
pada umat Tuhan tetapi
melalui hamba Tuhan sebagai pembagi.
Tuhan
Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar