Wahyu 22:20
22:20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini,
berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
Mempelai
Laki-laki telah rampung dan siap menjemput Mempelai WanitaNya. Mempelai Wanita
juga sudah siap menyambut Mempelai Laki-laki Sorga. Ini adalah nafas dari ayat
yang kita baca. Semoga bukan hanya kita baca tetapi benar-benar kita harus
tenggelam dalam ayat ini.
Tuhan
tidak bohong kalau Dia mengatakan “Aku datang segera!” maka itu benar-benar
akan Dia laksanakan. Gereja Tuhan juga harus berucap yang jelas “Amin,
datanglah, Tuhan Yesus”. Penekanan gereja Tuhan harus tampil dalam berbahasa
dan berperilaku yang terang. Bukan hanya menjadi terang tetapi menjadi sumbernya
terang. Kalau menjadi sumber terang berarti terang itu benar-benar sudah
menyatu dengan kehidupan gereja Tuhan. Itulah gereja Tuhan yang berani berkata
“Amin, datanglah, Tuhan Yesus”. Amin itu adalah kata akhir dari segala sesuatu
yang dibicarakan.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari
dua belas bintang di atas kepalanya.
Di
sini berarti gereja betul-betul telah matang memahami siapa sebenarnya Yesus
Kristus itu sehingga dia berani berucap “Amin, datanglah, Tuhan Yesus”. Kenapa disertai dengan nama Tuhan
Yesus? Artinya kesiapan gereja adalah kesiapan yang matang di mana mereka
mengerti siapa Tuhan Yesus itu. Bukan hanya mengenal Tuhan Yesus sebagai
Juruselamat, Tabib yang Ajaib, Imam Besar, Hakim yang adil atau Pembaptis Roh
Kudus dan sebagainya tetapi mengenal Tuhan Yesus sampai puncaknya yaitu sebagai
Mempelai Laki-laki Sorga.
Ketika
gereja Tuhan mengenal Tuhan Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga dan dia
mengenal statusnya sebagai Mempelai Wanita Tuhan maka dia harus punya kesiapan
untuk menyambut Tuhan Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga di mana Mempelai
Laki-laki Sorga ini sudah siap untuk menjemput
Mempelai WanitaNya.
Sebagai
pemberita Firman saya tidak mau mendengarkan Firman lalu tidak memperhatikan
sebab nantinya Tuhan tidak akan memberikan pengertian. Kalau saya memperhatikan
pemberitaan Firman maka banyak hal yang bisa saya dapatkan.
II Timotius 2:7
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan
memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
Kita
harus mendengar Firman Tuhan dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh agar kita
diberikan pengertian oleh Tuhan. Dalam mendengarkan Fiman Tuhan, kita dibawa
oleh Tuhan untuk mengenal siapa PribadiNya. Ini adalah doa dari rasul yang
spesial untuk kita bangsa kafir.
Rasul Paulus adalah
hamba Tuhan yang dilantik
oleh Tuhan untuk menjadi rasul bagi bangsa kafir. Rasul ini bertanggung jawab
dan dalam doanya dia mohon kepada Tuhan agar umat Tuhan mengenal siapa Tuhan Yesus dengan
benar. Coba saudara lihat di sini betapa besar perhatian Tuhan untuk kita
bangsa kafir.
Efesus 1:15-17
1:15 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu
dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
1:16 aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena
kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku,
1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus
Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat
dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.
Sidang
jemaat Efesus ini mayoritas bangsa kafir. Kasih dan iman orang Efesus sudah
kesohor, tetapi rasul Paulus tidak ingin jemaat Tuhan hanya sampai pada iman standar, juga kasih yang
standar. Yang Tuhan inginkan kita memiliki iman yang sampai pada titik puncak
yaitu iman yang sempurna.
Efesus 4:13
4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang
benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus,
Untuk
mempersiapkan gereja Tuhan, maka dalam tulisan-tulisan rasul Paulus yang
ditulis karena ilham Roh Kudus, dia mengingatkan kepada kita bahwa di ujung
akhir zaman ini ada aktifitas dan kegiatan yang lain untuk mengganggu persiapan saudara untuk jumpa
dengan Tuhan Yesus yaitu:
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Dalam
kaitan persiapan kita untuk berkata “Amin, datanglah, Tuhan Yesus” maka kita
harus jeli melihat di hari-hari terakhir ini. Mana pengajaran yang mendorong dan
mengarahkan kita siap menyambut kedatangan Tuhan Yesus kedua kali dan mana
pengajaran yang menghambat saudara,
sebab jangan
hanya terpukau melihat
mujizat jasmani, melihat kesembuhan dan tanda-tanda ajaib yang terjadi secara
lahiriah.
Kadang
tanpa sadar kita dibuat oleh iblis untuk terpukau melihat mujizat-mujizat lahiriah akhirnya menyebabkan rohani kita stagnan
tinggal disitu agar jangan mengenal Tuhan Yesus sebagai Mempelai Laki-laki
Sorga.
Bukan
berarti hal itu salah, tetapi semuanya itu harus ada tindak lanjutnya. Lewat tulisan
rasul Paulus di dalam ilham Roh Kudus maka kita mengerti bahwa Tuhan
mengingingkan supaya kita benar-benar harus fokus kepada Tuhan Yesus dalam
kedudukanNya sebagai Mempelai Laki-laki Sorga. Entah gangguan apa yang saudara
hadapi sehingga perjalanan rohanimu terseok-seok tetapi iman dan perhatianmu
harus fokus kepada Tuhan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga sehingga tidak ada yang
dapat mengganggu gugat hubunganmu dengan Dia sebab kasih dan imanmu membara
terhadap Dia.
Kita
perhatikan lebih dahulu kendala-kendala apa yang bisa menghalangi kita.
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Angin
pengajaran,
permainan palsu ini diibaratkan
seperti ombak gelombang yang menderu dan sedang mengancam gereja Tuhan. Itu
adalah permainan palsu dari manusia dan diikuti dengan kelician, itu adalah
sifat ular yaitu iblis. Permainan palsu manusia dilatarbelakangi dengan
kelicikan. Ini adalah upaya iblis menghambat saudara untuk masuk dalam kesiapan
akhir yang berani berkata “datanglah Tuhan Yesus”. Ini adalah tanggung jawab
kami sebagai hamba Tuhan membawa sidang jemaat untuk siap.
Gelombang
itu datang dengan sekonyong-konyong. Bagaimana sikap kita menghadapi ombak
gelombang ini?
Markus 4:35
4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata
kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
Tuhan
Yesus ikut dalam mengarungi lautan dunia ini.
Markus 4:36
4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu
bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus
telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
Ada
perahu-perahu lain yang menyertai, berarti ada fellowship. Sementara ada
fellowship yang mengarahkan kita lepas dari lautan dunia ini, apa yang terjadi?
Markus 4:37
4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan
ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan
air.
Lukas 8:23
8:23 Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur.
Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air
dan mereka berada dalam bahaya.
Ini adalah gaya kelicikan dari iblis
untuk menenggelamkan perahu, menenggelamkan persekutuan kita.
Markus 4:38
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di
sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya:
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Ini
bahasa ketika goncangan terjadi di tengah-tengah persekutuan yang sedang
mengarungi ganasnya dunia ini. Inilah gangguan yang digambarkan dalam Efesus
4:14 tadi.
Markus 4:39
4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata
kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau
itu menjadi teduh sekali.
Tadinya
Tuhan Yesus tidur diburitan dan mereka telah melupakanNya. Dapat dikatakan,
apa-apa yang telah Tuhan Yesus sampaikan di masa silam telah mereka lupakan. Ketika
kita menghadapi permainan palsu manusia ini, maka apa-apa yang telah kita
terima di masa lampau (yaitu Firman Tuhan) harus kita bangkitkan.
Kita
menghadapi hal ini secara bersama dan kadang kita hadapi ini secara perorangan.
Bila saudara merasa bahwa hidupmu seperti mau ditembus oleh air yang mau membinasakan, maka ingat Firman Tuhan yang telah
saudara terima di masa silam untuk membuat saudara menjadi tenang.
Kalau
perahu kita sudah terancam
tenggelam dan kita malah lari sana sini maka itu justru mempercepat perahu tenggelam. Tetapi Tuhan Yesus mengatakan “Diam!
Tenglah!”. Itu adalah bahasa menghadapi pencobaan. Kita harus diam berarti
menyerahkan semua kepada Tuhan dan kita mengoreksi diri kita. Tenang artinya dapat menguasai diri.
II Timotius 1:7
1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh
ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Ketertiban
ini ketenangan. Inilah yang banyak kali tanpa kita sadari kita lupa harus
menguasai diri kita.
Pengertian
ketertiban:
1.
Mendisiplinkan
diri
2.
Menahan
kata
3.
Menguasai
diri
4.
Menahan
sikap
Ini
semua dihubungkan dengan ketenangan supaya kita siap.
Rasa
takut inilah yang membuat perjalanan anak Tuhan terhalang. Kekayaan, kedudukan,
pangkat, jabatan, kepandaian dan apapun tidak dapat menghalau ketakutan. Sejak
manusia jatuh dalam dosa, akibat pertamanya adalah rasa takut. Ketika Tuhan
Yesus datang pada kali yang kedua, banyak manusia tidak ada dalam kesiapan dan
mereka ada dalam ketakutan. Kedudukan, kekayaan, kepandaian
tidak akan bisa menghalangi rasa takut itu. Mengapa? Sebab orang itu sendiri
tidak ada kesiapan. Bagaimana caranya untuk menghalau rasa takut ini? Solusinya
harus diam dan tenang.
Wahyu 6:15-17
6:15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta
perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua
budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu
karang di gunung.
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan
kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah
kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba
itu."
6:17 Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan
siapakah yang dapat bertahan?
Dalam
ayat 15 kita melihat orang-orang hebat itu, apakah yang mereka miliki bisa
menghalau rasa takut mereka? Tidak! Kenapa? Sebab mereka tidak siap. Ini adalah
orang-orang yang tidak berani berkata “Amin, datanglah, Tuhan Yesus.
Supaya
kita tidak takut memandang wajah Tuhan pada kedatanganNya yang kedua kali maka
kita harus ada kesiapan.
Mazmur 17:15
17:15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang
wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Jangan
berpikir kedudukan, kekayaan, kepandaian dan sebagainya bisa menghalau rasa
ketakutan. Yang bisa menghalau rasa ketakutan kita berhadapan dengan Tuhan adalah dari sekarang
kita harus memandang
wajah Tuhan di dalam kebenaran Firman. Ini yang didoakan oleh rasul Paulus
supaya kita umat Tuhan bisa memandang wajah Tuhan mulai dari sekarang ini yaitu
lewat kebenaran Firman.
Hanya
orang yang suci hatinya oleh karena dia sudah digarap oleh Firman pengajaran
yang benar yang bisa memandang wajah Tuhan.
Matius 5:8
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena
mereka akan melihat Allah.
Di
dalam setiap ibadah adalah kesempatan kita memandang wajah Tuhan. Caranya kita
membuka hati dan izinkan kebenaran Firman membersihkan hati kita sehingga kita
bisa memandang wajah Kekasih kita Mempelai Laki-laki Sorga.
Wahyu 22:3-4
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan
takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya
akan tertulis di dahi mereka.
Kita
ini adalah hamba-hamba kebenaran. Ketika kita mendengar Firman, sebagai hamba
kebenaran, berarti kita merendahkan diri di kaki Tuhan, Mempelai Laki-laki
Sorga, sehingga tidak ada yang bisa menghalangi kita untuk memandang wajah
Tuhan Yesus. Kita akan berani berkata “Amin, datanglah Tuhan Yesus” berarti dia
tidak akan takut memandang wajah Tuhan Yesus sebab Dia adalah belahan hati
kita. (bahasa Jawa: sigaraning nyowo)
Isteri
itu adalah belahan jiwa suami dan
suami adalah belahan hati dari isteri. Kalau benar kita adalah orang Kristen,
benar pengikut Kristus, benar orang yang tahu Firman pengajaran maka tidak akan
mungkin kita berkata kepada pada pasangan kita “kita cerai!” karena tahu bahwa dia adalah belahan jiwanya.
Tuhan
Yesus juga adalah belahan jiwa kita dan kita adalah belahan jiwa dari Tuhan Yesus.
Satu waktu dua Insan ini akan bertemu dan tidak ada kuasa yang bisa memisahkan tetapi
akan terus bersama kekal selama-lamanya. Kalau saudara merasa Tuhan Yesus
adalah belahan hatimu maka cintai Dia. Pandang kebenaran Firman maka saudara
akan melihat belahan jiwamu. Ketika saudara rindu memandang wajahNya maka
saudara akan melihat kebenaran FirmanNya. Dalam tiga macam ibadah pokok di
situlah kesempatan kita memandang wajah Kristus sehingga kita tidak akan
mungkin takut memandang wajah Tuhan Yesus saat Dia datang, sebab
Dialah belahan jiwa kita.
Pandang
wajah Tuhan Yesus lewat kebenaran Firman supaya kita siap. Jangan kita seperti
ini:
Yeremia 2:27
2:27 yang berkata kepada sepotong kayu: Engkaulah
bapaku! dan kepada batu: Engkaulah yang melahirkan aku! Sungguh, mereka
membelakangi Aku dan tidak menghadapkan mukanya kepada-Ku, tetapi pada waktu
mereka ditimpa malapetaka mereka berkata: Bangkitlah menyelamatkan kami!
Kayu
menunjuk kedagingan. Kalau berkata pada sepotong kayu: Engkaulah bapaku!
Berarti bapa dan anak sama-sama kedagingan. Batu menunjuk kekerasan hati. Kalau
berkata pada batu: Engkaulah yang melahirkan aku! Berarti baik ibu dan anak
sama-sama kekerasan hati.
Ketika
ditampilkan kebenaran Firman Tuhan, mereka tidak mau memandang wajah Tuhan Yesus
sebab ada kedagingan dan kekerasan hati. Jangan menjadi hamba Tuhan yang salah
dan keliru. Biarlah kita siap memanti kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
Dalam
Kejadian pasal 1 dan pasal 2 keadaan manusia aman. Tetapi pada pasal 3 manusia
ketakutan ketika mendengar Tuhan datang. Itu sebabnya Tuhan Yesus datang untuk
melenyapkan ketakutan ini.
I Korintus 15:54
15:54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan
yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat
mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan
dalam kemenangan.
Dalam
kedatangan Tuhan pada kali yang pertama, Dia membinasakan perbuatan-perbuatan
iblis.
I Korintus 15:55-57
15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di
manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah
hukum Taurat.
15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah
memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Dosa
itu adalah sengat maut. Untuk mencabut dan melumpuhkan sengat maut ini maka
Tuhan Yesus datang pada kali yang pertama. Kalau ini dipahami oleh gereja Tuhan
maka kedatanganNya pada kali yang kedua, gereja Tuhan pasti siap.
Sebelum
berbicara tentang sengat maut, lebih dahulu dibicarakan tentang kedatangan
Tuhan Yesus pada kali yang kedua.
I Korintus 15:51-52
15:51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu
rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
15:52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang
terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan
dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
Jadi
bahasa mengalahkan sengat maut ini diarahtujukan pada keubahan hidup. Ini
adalah rahasia Tuhan yang besar untuk gereja Tuhan. Sudah mulai dari sekarang kita
harus mengalami pembaharuaan. Kalau pembaharuan itu berjalan dalam diri saudara
berarti saudara adalah orang yang didorong untuk siap menyambut kedatangan
Tuhan pada kali yang kedua.
Tidak
ada manusia yang kebal menghadapi maut. Apalagi sekarang maut ini masuk di
jendela-jendela, masuk di istana-istana dan di lapangan-lapangan. Itulah yang
membuat manusia takut.
Yeremia 9:21
9:21 "Maut telah menyusup ke jendela-jendela
kita, masuk ke dalam istana-istana kita; ia melenyapkan kanak-kanak dari jalan,
pemuda-pemuda dari lapangan;
Maut
tidak dikatakan menyusup di pintu tetapi menyusup ke jendela. Kalau gembala itu
masuk melalui jendela, dia menghadirkan maut. Kalau gembala melalui pintu, dia
menghadirkan kehidupan di tengah-tengah domba gembalaan.
Kalau
ada orang yang melayani saudara maka saudara harus perhatikan apakah dia
melalui pintu atau lewat tembok/
jendela. Sekalipun dia melayani, kalau tidak melalui pintu berarti dia membawa
sengat maut. Tuhan Yesus mengatakan “Akulah pintu”.
Yohanes 10:1-2
10:1 "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa
yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan
memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
10:2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah
gembala domba.
Tuhan
Yesus adalah pintu dan Dia juga adalah Gembala.
Yohanes 10:3,7-11
10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba
mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut
namanya dan menuntunnya ke luar.
10:7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.
10:8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah
pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia
akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh
dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya
dalam segala kelimpahan.
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Hamba
Tuhan yang lewat pintu berarti ada persekutuan dengan Tuhan Yesus sebagai pintu
dan gembala, tandanya dia tidak menomorsatukan kebutuhan-kebutuhan yang jasmani.
Yang dia utamakan bagaimana supaya domba itu selamat dan diterima oleh Tuhan
Yesus Mempelai Laki-laki Sorga.
Kalau
prajurit tidak mendengarkan komandannya dan hanya menginginkan
kebutuhan-kebutuhan dirinya maka itu bukan prajurit yang baik. Hamba Tuhan itu
lewat jendela.
II Timotius 2:3-4
2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang
baik dari Kristus Yesus.
2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak
memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia
berkenan kepada komandannya.
Jangan
sampai saudara dilayani oleh pelayan yang melompat tembok atau melompat jendela
sebab dia hanya membawa sengat maut dan bukan kehidupan. Biarlah kita bukan hidup
dalam ketakutan tetapi hidup dalam ketenangan menanti kedatangan Tuhan Yesus
pada kali yang kedua. Sebab dilayani oleh gembala yang lewat pintu (terang).
Yohanes 10:17
10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan
nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
Reverensinya
ada dalam Injil Matius.
Matius 16:25
16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya,
ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku,
ia akan memperolehnya.
Kita
harus lebih mendalami siapa itu Yesus. Kita sebagai belahan jiwaNya harus
berani seperti Dia sebagaimana dia rela kehilangan nyawaNya untuk kepentingan
kita. Tentu kita tidak disalib lagi seperti Yesus atau diadili oleh Pilatus.
Tetapi caranya kita tidak menomorsatukan kehidupan yang jasmani.
Yohanes 10:18-20
10:18 Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku,
melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa
memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima
dari Bapa-Ku."
10:19 Maka timbullah pula pertentangan di antara
orang-orang Yahudi karena perkataan itu. Banyak di antara mereka berkata:
10:20 "Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu
mendengarkan Dia?"
Mereka
malah menyebut Tuhan Yesus kerasukan setan dan gila. Tuhan Yesus Mempelai
Laki-laki Sorga menyandang predikat kerasukan setan dan gila, maka kita Memepelai
WanitaNya juga harus siap menerima kata-kata seperti ini karena kita adalah
belahan jiwaNya.
Yohanes 10:21
10:21 Yang lain berkata: "Itu bukan perkataan
orang yang kerasukan setan; dapatkah setan memelekkan mata orang-orang
buta?"
Setan
menutup mata orang itu supaya tidak melihat Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan Yesus
membuka mata orang itu supaya bisa memandang kebenaran. Itulah pekerjaan Tuhan
supaya kita siap menyambut kedatanganNya kedua kali.
Kedatangan
Tuhan melawat Adam dan Hawa bukan untuk menambah persoalan mereka tetapi untuk
menyelesaikan persoalan mereka. Jadi kedatangan Tuhan Yesus bukan untuk
menambah persoalan kita tetapi untuk menyelesaikan persoalan kita. Terlalu
banyak persoalan kita, itu sebabnya undang Tuhan Yesus untuk menyelesaikan persoalan
kita. Terutama untuk menyelesaikan
persoalan yang hakiki yaitu maut, hal ini telah diselesaikan oleh Tuhan Yesus apalagi persoalan yang lain.
Kalau
saudara meresapi bahwa Tuhan Yesus adalah belahan hati kita maka kita tidak
akan main-main dengan Dia, kita akan berbuat sesuai dengan selera hatiNya serta
kita siap memikul salib Tuhan sebab di mana Dia ada di situ juga kita berada
dan akhirnya kita dihormati oleh Bapa. Ini adalah ciri orang yang siap
menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.
Ciri
orang yang tidak siap menyambut kedatangan Tuhan kedua kali:
1.
Dia
mendengar Firman tetapi tidak mengerti. Mengapa dia tidak mengerti? Sebab dia
tidak memperhatikan. Kalau mendengar dan memperhatikan maka Tuhan akan
memberikan pengertian. Kalau dia mendengar Firman lalu tidak mengerti itu bukan
karena salah orang lain tetapi salahnya sendiri. Dia tidak membuka hati ketika
Firman diberitakan.
2.
Dia
adalah orang yang tidak mau tahu dan tidak mau mengakui kesalahannya.
3.
Dia
adalah orang yang ketika ditegur tidak menerima bahkan balik melawan.
Yohanes 12:26
12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku
dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa
melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Ø “Melayani Aku” dalam arti mengikuti
selera Tuhan. Kalau melayani mengikuti seleraku maka saya bisa asal saja
melayani, berarti saya tidak mengisi selera Tuhan. Padahal orang yang mengisi
selera Tuhan, Dialah orang yang tenang di dalam penggembalaan.
Kejadian 25:27
25:27
Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai
berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang
yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Yakub ini orang yang
biasa tinggal di kemah. Artinya dia mempedulikan nilai penggembalaan sehingga
hidupnya tenang. Juga dia mengerti selera bapanya sebab dipandu oleh ibunya.
Kejadian 27:9
27:9
Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak kambing yang
baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak bagi ayahmu, seperti
yang digemarinya.
Ibunya berkata “pergilah
ke kandang, ambil dua anak kambing” lalu ibunya yang memasak. Ini anjuran dari
ibu, menunjuk anjuran dari gembala.
Dua ekor anak kambing
dimakan oleh satu orang. Berarti orang yang ada dalam penggembalaan mengerti
selera Tuhan yaitu membawa kita dua menjadi satu. Tuhan Yesus di Sorga dan kita
dunia, sekarang ini masih dua dan kelak akan menjadi satu. Jadi selera Tuhan
adalah menciptakan gereja Tuhan yang siap untuk menerima Tuhan Yesus Mempelai
Laki-laki Sorga. Dua menjadi satu ini menunjuk nikah yang rohani.
Ø “Mengikuti Aku”. Dalam Yohanes pasal
10 dikatakan Tuhan Yesus kerasukan setan dan gila. Kalau mengikuti Tuhan Yesus
tidak mengherankan kalau kita mendapat predikat yang sama, kita bisa disebut
gila dan sebagainya yang negatif. Kalau mengikut Tuhan Yesus tidak usah kita
marah melainkan salibkan daging kita.
Ø “Dimana Aku berada, di situ juga pelayanku
berada”. Berarti pelayanannya terus menerus sampai pada pelayanan Mempelai.
Ø “Dia dihormati oleh Bapa” berarti dia
diberi kemuliaan oleh Bapa. Berarti kesukaan Bapa menjadi kesukaannya.
Matius 25:21
25:21
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang
baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam
kebahagiaan tuanmu.
Di
sini diberi penekanan “Aku”. Aku di sini menunjuk pribadi Tuhan Yesus. Kita
tidak dapat
berbuat apa-apa tanpa
Tuhan Yesus, kita tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Firman yang hidup.
Yohanes 15:4
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak
tinggal di dalam Aku.
Untuk
mempersiapkan diri bertemu dengan Tuhan, jangan kita jauh dengan Tuhan. Yang
kerja keras itu adalah pokok itulah Tuhan Yesus. Kita sebagai carang tinggal
menyedot dari yang disiapkan oleh pokok. Kalau kita lepas dari pokok maka kita
mati. Sebabnya jangan coba kita lepas dari pokok.
“Tinggallah di
dalam Aku dan Aku di dalam kamu” ini menunjuk persekutuan yang abadi yang
tidak dapat dipisahkan. Kalau kata ini benar-benar terwujud dalam diri kita
maka apa yang dikatakan dalam Matius 25:21,23 akan menjadi kenyataan kepada
kita yaitu kita akan masuk dalam kesukaan Bapa di Sorga.
Jangan
sampai kita mendengar Firman tetapi tidak mengerti. Penyebabnya karena dia
tidak membuka hati. Kalau dia membuka hati maka Tuhan memberikan pengertian.
Kalau mengerti Firman karena pendidikan kita maka Tuhan tidak adil. Tetapi kita
bisa mengerti Firman Tuhan bila kita memperhatikan Firman.
II Timotius 2:7
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan
memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
Memperhatikan
Firman maka pengertian itu berasal dari Tuhan akan diberikan pada kita.
Amos 4:13
4:13 Sebab sesungguhnya, Dia yang membentuk
gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa
yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang berjejak di atas
bukit-bukit bumi -- TUHAN, Allah semesta alam, itulah nama-Nya.
Orang
yang mengerti Firman pasti akan mengakui kesalahannya, suami mengakui
kesalahannya kepada isteri dan isteri mengakui kesalahannya kepada suami, anak kepada orang
tua.
Kita
akan diperhadapkan dengan kegerakan besar yang tidak lama lagi. Itu sebabnya
layanilah Tuhan, ikuti selera Tuhan, bawalah nikahmu untuk dua menjadi satu,
salibkan dagingmu kemudian dalam persekutuanmu katakanlah “Tuhan Yesus, aku di
dalam Engkau dan Engkau di dalam aku”. Lalu jangan kita menolak teguran dan
nasihat karena nasihat dan teguran ini adalah untuk membawa kita untuk tidak
gagal bertemu dengan Tuhan. Beranikah saudara berucap “Amin, datanglah, Tuhan
Yesus!”.
Ini
hiburan Tuhan Yesus di malam menjelang masuk ke taman Getsemani.
Yohanes 14:1-3
14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada
Allah, percayalah juga kepada-Ku.
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika
tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu.
14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah
menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke
tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
Dalam
Wahyu 22:20 Tuhan Yesus berkata “Aku datang segera” tidak lagi dikatakan “Aku akan
datang segera”. Berarti rumahmu dan rumahku sudah selesai. Apakah dalam
beribadah ada dalam benak kita “saya ini dibenahi oleh Tuhan supaya saya siap
bertemu dengan Tuhan”. Atau kita beribadah hanya untuk mengisi upacara saja?
Kalau ibadah hanya seperti upacara maka kita tidak akan siap dan pasti takut ketika bertemu dengan Tuhan.
Perasaan takut inilah yang mau Tuhan singkirkan dari kita.
Pembunuh
rohani utama adalah penakut. Ini komandannya dosa yang membuat orang tidak bisa
masuk dalam Yerusalem Baru.
Wahyu 21:8
21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang
tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal,
tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka
akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan
belerang; inilah kematian yang kedua."
Kenapa
penakut nomor satu? Karena rasa takut ini adalah buah awal dari dosa. Kadangkala
kita takut kehilangan ini dan itu sehingga tidak takut kepada Tuhan, padahal
itu yang menyeret kita masuk pada kematian yang kedua. Ini jangan terjadi pada saudara dan saya.
Biarlah
kita diam berarti berserah, tenang berarti menguasai diri. Kita harus
mengoreksi diri, jangan sampai kita beredar-edar. Ini yang diinginkan Tuhan di
dalam sidang jemaat.
Kalau
saja Tuhan datang malam ini apakah kita bisa mengatakan “saya sudah siap”.
Seharusnya kita sudah siap sebab Firman Tuhan sudah terlalu limpah kita
dengarkan hari-hari terakhir ini. Apa lagi yang tidak kita tahu. Selera Tuhan?
Kita sudah tahu yaitu dua menjadi satu. Apakah kita tidak tahu tentang mengikut
Tuhan? Mengikut Tuhan harus menyalibkan daging dan itu kita sudah tahu. Kita
juga sudah tahu tentang persekutuan terus menerus dengan Tuhan sampai kelak
Tuhan akan menghormati kita.
Bapa
di Sorga mau menghormati saudara. Tanda penghormatan Tuhan Yesus kepada
Stefanus adalah Dia berdiri ketika Stefanus dilontari batu. Bapa yang mengasihi
Stefanus, itulah Bapa yang sama yang mengasihi saudara.
Ketika
datang beribadah bukan hanya sekedar mendengar Firman tetapi kita harus membuka
hati sehingga nanti Tuhan memberikan pengertian dari apa yang kita dengar.
Tuhan
memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar