Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Imamat 21:18
21:18 karena setiap orang yang bercacat badannya tidak
boleh datang mendekat: orang buta, orang timpang, orang yang bercacat mukanya,
orang yang terlalu panjang anggotanya,
Kesempatan ini kita
akan melihat cacat yang keempat yaitu orang yang terlalu panjang anggota
tubuhnya. Orang yang terlalu panjang anggota tubuhnya tidak masuk syarat untuk mengatur
santapan bagi Tuhan. Yang telah kita dengar sebelumnya adalah orang buta, orang
timpang, orang yang sumbing bibir dan sumbing telinganya, yang keempat adalah
orang yang terlalu panjang anggota tubuhnya.
Di
dunia ini ada orang yang terlalu panjang kakinya, juga ada yang tangannya
terlalu panjang. Kalau jari yang normal tiga ruas, kecuali ibu jari. Namun ada
orang yang jarinya dua ruas atau hanya satu ruas. Kalau dulu orang seperti itu,
walaupun dia keturunan Harun, tidak boleh mengatur santapan di meja Tuhan. Tetapi
bagi kita sekarang itu bukan hurufiah, kita akan disuguhkan oleh Tuhan soal
yang rohani.
Kita
sudah mendengar ada 10 hal yang menyebabkan gereja Tuhan buta secara rohani.
Kemudian kita mengikuti bagaimana kalau rohani itu timpang. Kemudian yang
ketiga yang tidak masuk syarat untuk melayani Tuhan adalah bibir sumbing, tidak
jelas kata-katanya berartinya tidak jelas pengajarannya. Saya bisa dicap Tuhan
bibir sumbing walaupun saya sudah bertahun-tahun melayani di hadapan Tuhan.
Memang sekarang tidak langsung ada penolakan tetapi satu ketika akan ada
penolakan kalau dari mimbar ini saya menyuarakan kata-kata atau pengajaran yang
tidak jelas arahnya.
Kita
juga sudah mendengar tentang telinga yang sumbing yaitu kehidupan yang tidak
sedia mendengar, atau orang yang menolak pengajaran Firman yang benar. Sehingga
dia hanya berpaling kepada tahyul-tahyul dan dongeng-dongeng yang menyenangkan
telinga, itu adalah sumbing telinga.
Yang
kita bahas sekarang adalah orang yang terlalu panjang anggotanya. Ini pun tidak
dilayakkan oleh Tuhan untuk mengatur santapan bagi Tuhan. Secara kasat mata
mungkin kita melihat orang itu melayani dan mungkin kita melihat hasilnya luar
biasa memukau. Tetapi kalau ada ciri ini terlalu panjang anggotanya, sekalipun secara pandangan mata kita
berhasil dia melayani, bukan itu jadi penentuannya. Yang
menentukan adalah akhirnya, apakah Juri yang di sorga menilai benar atau tidak.
Sebab ada Juri kita di Sorga, ada wasit yang memperhatikan pelayananku dan
pelayanan saudara-saudara. Utama mulai dari kami hamba-hamba Tuhan.
Jadi
di akhir itu penentuannya, diterima atau ditolak. Tetapi dari sekarang kita
sudah harus membenahi diri supaya pasti kelak ketika Wasit itu datang, Dia
tidak menyuruh saudara pergi tetapi berhasil. Hukuman itu pengadilan yang
menentukan. Pengadilan itu ada dua pengertian:
1.
Pembalasan
2.
Memisahkan
Di
pengadilan itulah penentu, di situ wasit, di situ juri menentukan diterima atau
tidak. Tetapi ketika kita mendengar Firman seperti ini dan kita tahu kita salah
dalam pelayanan, maka itu adalah kesempatan untuk membenahi. Dari pada nanti sudah
di pengadilan tidak ada lagi kesempatan untuk membenahi. Ketika kita masih
diberi kesempatan oleh Tuhan mendengar Firman adalah kesempatan kita membenahi
diri.
Apakah
kita orang yang panjang anggota tubuhnya. Ada orang dari tungkai kaki
dibandingkan badannya, kakinya lebih panjang dari pada badannya. Ada juga yang
badannya panjang, kakinya pendek. Itu adalah orang-orang yang tidak seimbang.
Kita akan periksa apakah rohani kita seimbang. Ini yang harus kita perjelas,
kia benahi ibadah pelayanan kita hari-hari terakhir ini. Apakah kita sudah ada
pada poin seimbang atau belum seimbang. Kalau belum seimbang segera benahi diri
karena pasti akan ada penolakan.
Makanya
ibadah dan pelayanan itu di mata Tuhan bagaikan orang yang membawa santapan
atau makanan kepada Tuhan. Diterima atau ditolak ditentukan oleh Dia yang kita sodorkan
santapan. Salah satu penyebab terjadi penolakan bila yang mempersembahkan
adalah orang yang terlalu panjang anggota tubuhnya, tidak seimbang.
Kalau
Tuhan katakan hal seperti ini berarti Tuhan menginginkan dalam pelayanan
menyajikan santapan kepada Tuhan lewat ibadah pelayanan kita, kita harus
belajar bagaimana untuk memenuhi selera dari Pribadi yang kita layani dengan
syarat harus seimbang.
Dari
sejak awal kita bicara tentang santapan Tuhan ini, kita semua punya tugas.
Bukan hanya tuga hamba Tuhan fulltimer, tetapi kita semua dituntut oleh Tuhan
dalam beribadah dan melayani Tuhan harus ada kata seimbang. Jangan berat
sebelah.
Untuk
memberi santapan bagi Tuhan, kalau kita lihat raja dunia saja bersyarat. Kita
lihat Nehemia, dia menjadi pelayan pembawa santapan raja Atahsasta. Ketika dia
membawa cawan yang berisi anggur untuk raja, raja bertanya kepada Nehemia
“kenapa wajahmu muram?”. Berarti dia melayani tidak seimbang, tidak cocok. Hal
itu mengejutkan Nehemia, karena taruhannya adalah nyawa bila melayani raja
dengan wajah muram. Tetapi syukur dan puji bagi nama Tuhan, sebab Raja di Sorga
membela dia.
Nehemia 2:1-2
2:1 Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan
raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku
mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih,
yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja,
2:2 bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu
muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku
menjadi sangat takut.
Nehemia
ketakutan karena melayani tidak dengan hati yang seimbang, tidak ada kesesuaian.
Nehemia 2:3-4a
2:3 Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk
selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan
nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis
dimakan api?"
2:4 Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang
kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit,
Untung
Tuhan ada bersama Nehemia. Ketika raja bertanya apa yang dia inginkan, cepat
dia berdoa kepada Tuhan semesta langit.
Nehemia 2:5
2:5 kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja
menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota
pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali."
Di dalam pelayanannya di mata raja,
dia tidak imbang, tidak pas. Tetapi syukur Raja segala raja yang menciptakan
langit dan bumi ada campur tangan. Dan dia masuk pada bagian yang rohani.
Bagaimana wajah tidak muram kalau kota pekuburan nenek moyangnya sudah hancur.
Bahasa ini menyentuh Tuhan dan Tuhan berbalik menyentuh hati raja. Sehingga apa
yang terjadi, saat itu juga raja memerintahkan dengan membuat surat supaya
Nehemia dan siapa-siapa saja yang mau membangun negerinya mendapat surat
perintah dan boleh pulang untuk membangun Yerusalem.
Jadi
awalnya apa yang dikerjakan oleh Nehemia itu tidak imbang di mata raja tetapi
imbang di mata Tuhan karena dia sebagai orang buangan dia tetap ingat negerinya. Yang mana ini
menubuatkan kepada kita negeri Yerusalem Baru. Di manapun kita berada jangan sampai
kita terbelit dengan masalah sehingga kita lupa negeri itu, lupa ke mana tujuan kita ke
Yerusalem baru. Kalau
lupa berarti kita tidak imbang, sama dengan tangan dan kaki melampaui imbangannya,
karena terlalu panjang.
Ini
yang harus kita waspadai, sebab melayani di dunia saja menuntut seperti ini
apalagi Tuhan. Kalau raja dunia belum tentu kita diajar seperti itu untuk
menjadi mempelai wanitanya. Tetapi Raja Sorga terlalu dalam, kita melayani
harus imbang karena kita mau ditempatkan oleh Tuhan menjadi Mempelai WanitaNya.
Masakan Mempelai Laki-laki dan Mempelai Wanita tidak imbang. Harus imbang,
harus setara, jangan salah.
Kalau
ibadah pelayanan kita ukurannya terlalu ringan, ingat perkataan “menai menai,
tekail ufarsin”. Bagaimana tulisan di dinding yang membuat gemetar Belsyazar.
Hanya Daniel yang bisa menerjemahkannya.
Orang
yang terlalu panjang anggotanya menunjukan gereja yang bertumbuh tetapi
pertumbuhannya tidak wajar. Kita diajar oleh Tuhan agar pertumbuhan rohani kita
harus seimbang, harus wajar. Karena telalu banyak komunitas kelihatan bertumbuh
pesat tetapi coba ditimbang, tidak seimbang. Kalau gereja bertumbuh tetapi
tidak wajar, itu sama dengan anggota tubuhnya terlampau panjang, itu tidak
wajar.
Itu
banyak terjadi, sehingga orang di pengajaran yang sudah tahu metodenya, tahu
sistemnya, tahu patronnya, kenapa ikut-ikut. Akhirnya dia buyarkan metode dan
pola sorga. Mereka ikut-ikut sehingga mengimpor sistem dunia masuk dalam gereja
karena dianggap itu bisa menarik jiwa-jiwa. Kelihatannya bertumbuh tetapi Tuhan
katakan “satu saat akan Aku tolak karena makanan yang kau sajikan kepadaKu
tidak sesuai
seleraKu”. Ini yang
harus kita waspada, sayapun sebagai hamba Tuhan harus waspada jangan sampai
ditemukan Tuhan tidak seimbang.
Makanya
begitu melipat lutut bertanyalah kepada Tuhan “Tuhan mana yang benar tunjukkan
kepada kami”. Dalam jeritan hatiku kepada Tuhan maka Tuhan berbicara kepada
saya melalui kalbu “hambaku, Bernard Legontu, umatKu membutuhkan pola ibadah yang benar agar mereka terhindar
dari kekacauan ibadah akhir
zaman”. Kalimat ini jelas berbunyi dalam hati saya dan saya dengar dengan indera
telinga iman. Setelah bahasa ini datang maka pikiran saya langsung melihat
mulai dari pintu gerbang Tabernakel sampai ke ruangan maha suci.
Kalau
lari dari pola Tabernakel, sekalipun kelihatan jiwa berjubel-jubel datang,
tetapi dengan anggota tubuh yang terlalu panjang, maka yang kita sodorkan
kepada Tuhan hanya membuat kita terkejut sebab kelak akan Tuhan tolak. Ini
jangan sampai terjadi bagi kita.
Sesuai
dengan Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel, keseimbangan ini harus mulai
dari nikah. Ini yang membuat saya menjerit ketakutan, sebab tidak bisa kita
mengelak, di sini penekanannya. Keseimbangan ada di dalam nikah, kalau tidak
terjadi keseimbangan maka Tuhan kategorikan orang itu terlalu panjang anggota
tubuhnya. Karena kita mengarah pada nikah yang rohani maka keseimbangan itu
mulai dari nikah dan berakhir pada nikah yang rohani. Ini harus ada pada pola,
jangan membangun pola sendiri. Kalau menyalahi pola segera berdamai dengan
Tuhan, mumpung belum dipencet hidung, masih ada detak jantung.
Orang
yang terlalu panjang anggota tubuhnya ini berarti tidak ada keseimbangan dan
tesnya mulai dari nikah.
II Korintus 6:11
6:11 Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus
terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu.
Ini
hubungan hamba Tuhan dengan jemaat. Sebenarnya arti nama Korintus ini tidak
bagus yaitu kerusakan moral (pelacuran). Tetapi di sana ada umat Tuhan yang
disendirikan oleh Tuhan dan ditangani oleh Tuhan. Sekarang bagaimana cara
menangani umat Tuhan yang sudah ditarik dari kerusakan moral.
Di
kota Korintus ini ada di tengah kota sebuah gunung batu yang di sana terdapat
kuil untuk menyembah berhala. Mereka sebut itu acrocorinthus di mana
ada kuil di situ yang mereka namakan aphrodite inter alia. Secara pandangan
umum Korintus ini adalah kerusakan moral, pelacuran.
Di sana ada
jemaat Tuhan yang dipilih dari masyarakat umum. Mereka inilah yang disurati
untuk kedua kali oleh rasul Paulus.
II Korintus 6:11-12
6:11 Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus
terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu.
6:12 Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati
kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.
Korintus
dengan hamba Tuhan tidak imbang. Hamba Tuhan ini anggota tubuhnya imbang,
tetapi Korintus tidak imbang. Istilah sebagai imam yang mempersembahkan korban santapan
adalah orang yang terlalu panjang anggota tubuhnya.
II Korintus 6:13
6:13 Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata
seperti kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
Kata
Paulus “anak-anakku” berarti dia mengangkat dirinya sebagai bapa atau patria yaitu hubungan bapa dan anak yang
ditandai keharmonisan karena anak mau dipimpin oleh bapa. Ini yang Tuhan
inginkan supaya jangan sampai orang-orang ini tidak layak, tidak diterima oleh
Tuhan pelayanan mereka. Ini yang sedang dirawat oleh Tuhan. Di minta supaya
mereka membuka hati selebar-lebarnya sebab kalau sempit hati lalu rasul Paulus
bicara tentang nikah, habislah mereka.
Jangan
sampai terjadi penolakan. Karena penolakan itu akan terjadi kemudian. Itu sebabnya rasul Paulus melatih
tubuhnya agar jangan orang lain selamat dan dia sendiri ditolak.
I Korintus 9:27
9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya
seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku
sendiri ditolak.
Kalau
rasul Paulus berbicara seperti ini, berarti ini mengingatkan kita hamba-hamba
Tuhan bahwa hal itu bisa terjadi. Mungkin kita katakan “gereja bertumbuh”
tetapi tunggu penentuannya ketika diukur oleh Tuhan. Itu sebabnya dalam Wahyu
pasal 11 gereja itu diukur, apakah mencapai ukuran, atau tidak.
II Korintus 6:14
6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak
seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat
antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan
gelap?
Di
sini sudah sampai pada nikah. Sebelum sampai pada poin yang penting ini, lebih
dahulu diajar jemaat supaya membuka hati, jangan menutup hati.
Jangan
menjadi pasangan yang tidak seimbang, itu diukur oleh Tuhan. Kasihan kelak
kalau tidak seimbang karena akan terjadi penolakan. Kita tahu dalam Lukas pasal
12 dan pasa 13 ada penolakan, dalam Matius juga ada penolakan. Rasul Paulus
merasa dirinya juga bisa mengalami penolakan, ini yang harus kita jaga. Kita
sudah ada pada ruas jalan yang terakhir.
Di pengadilan
terjadi dua hal:
1.
Pembalasan
2.
Pemisahan
Matius 25:30-32
25:30
Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling
gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
25:31
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat
bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
25:32
Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka
seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
Kita
harus menjaga agar jangan sampai terjadi pemisahan saya dengan isteri, saya
dengan anak, kakak beradik, saya dengan anak-anak mantu. Saya tidak mau
terpisah dengan cucu. Rasanya mau bareng menanti Tuhan. Juga gembala jangan
terpisah dengan jemaat.
Jika kalau
melihat ada anak mantu berkelahi dengan mertuanya, saya bingung kenapa bisa
begitu. Dalam pemberkatan nikah, itu bukan hanya aksi saja, sebelum pemberkatan
pengantin perempuan duduk dekat ibu bapanya, pengantin laki-laki duduk dengan
ibu bapanya dan setelah pemberkatan mereka bertukar tempat duduk. Makanya saya
takut melayani pemberkatan nikah kalau orang tuanya tidak merestui. Itu
sebabnya saya sarankan kamu damai dulu dengan calon mertuamu, kalau tidak saya
tidak akan mau melayani.
Kalau
ada masalah dalam nikah, jangan mengadu pada orang tua kandungmu tetapi
mengadulah pada mertuamu. Karena dalam pemberkatan nikah sudah ditukar. Jangan
kita ajak berantam. Sebab kita akan
masuk dalam pasangan nikah yang rohani. Jangan sampai kita didapati oleh Tuhan sebagai orang yang terlalu
panjang anggotanya.
Kalau
yang satu sudah dalam kebenaran dan pasangannya dalam kedurhakaan, berarti
belum ada dalam kebenaran Allah, jangan dipaksakan. Kalau dipaksakan untuk
menyatu nanti itu urusannya sendiri. Hal itu salah karena memaksakan yang
tidak seimbang. Masakan ada terang bisa menyatu dengan gelap, mustahil.
II Korintus 6:15
6:15 Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan
Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
Belial
artinya tidak bermoral, juga orang dursila. Jangan paksakan menikahkan
anakmu pada orang dursila yaitu pemabuk, penjudi, hidupnya gonta-ganti pasangan
tidak karu-karuan. Itu tidak seimbang, berarti panjang anggota tubuhnya,
berarti akan terjadi penolakan yang sangat mengejutkan nanti.
Orang
dursila ini pada umumnya tinggal di pasar-pasar. Mereka ini petualang-petualang
di pasar dan inilah yang banyak direkrut
oleh orang Farisi dan ahli-ahli Taurat untuk melawan Yesus dan melawan Paulus.
Kesimpulannya orang Belial ini adalah orang yang tidak mau tahu dengan kebenaran,
suka melawan kebenaran. Rasul Paulus banyak mendapat perlawanan dari orang
dursila yang bersilewaran di pasar. Mereka ini berhubungan dengan ahli-ahli
Taurat, mereka damai dan rukun sekali.
Pasangan-pasangan
yang tidak seimbang:
1.
Kebenaran
dan kedurhakaan
2.
Terang
dan gelap
3.
Kristus
dan Belial
4.
Orang
percaya dan orang tidak percaya
5.
Bait
Allah dan berhala
Yang
kelima ini kita disebut rumah Tuhan. Bagaimana kita mengatakan diri kita Bait
Allah kemudian berpasangan dengan berhala. Ini dipaksakan di dalam gereja
Tuhan. Ini sama dengan gereja yang anggota tubuhnya terlalu panjang.
Berhala
ini dalam penerapannya yang masuk dalam kategorinya antara lain adat istiadat. Bagaimana bisa seperti
itu, sebab itu ada hubungannya dengan penyembahan nenek moyang kita atau
animisme. Kalau bait Allah atau rumah Tuhan, maka patut diatur oleh Firman Tuhan.
Kita sebagai pengikut Kristus yang mengatur kita adalah Firman Tuhan. Kenapa
kita mau diatur oleh adat istiadat, itu malah disandingkan dengan Firman. Padahal
itu hanya mengangkat harga dirinya
sendiri sehingga menjadi kesombongan. Itu namanya tidak seimbang dan kalau itu
tetap dilakukan maka tunggu saja, di depan akan terjadi penolakan dan itu akan membuat
orang itu menangis
dengan air mata darah, tidak ada lagi pembenahan.
Kalau
kita Bait Allah maka patut kita diatur oleh Firman Tuhan. Itu sebabnya rasul
Paulus lebih dahulu menekankan “hai umat
Tuhan, kamu sudah ditebus oleh Kristus dan kami sudah membuka hati lebar-lebar kepada kamu. Supaya seimbang kamu
harus membuka hati lebar-lebar kepada kami”. Sebenarnya apa untungnya hamba
Tuhan itu bersitegangleher dengan jemaat. Tetapi karena di dalam dirinya ada
panggilan Tuhan dan ada beban moril yang Tuhan berikan maka dia harus sampaikan
walaupun beresiko. Kalau dia tidak merasa terbeban dan hanya sebatas memimpin
upacara maka dia akan berpikir “saya pimpin upacara yang penting kolekte jalan,
ada perpuluhan, ada hulu hasil”. Hancur saya kalau berprinsip seperti itu. Jadi
apa tugas kami hamba Tuhan, apakah hanya memimpin upacara ibadah? Tidak !!!.
Kita
ini rumah Tuhan jadi Firman Tuhan yang patut mengatur kita, bukan berhala. Bagian
dari berhala itu antara lain adalah adat istiadat. Misalnya “kalau kamu tidak
lakukan ini makanya kamu punya anak jadi begini, ladangmu tidak jadi, malah
kena hama”.
Saya
ingat waktu di Boe satu ngkai langsung berteriak dari pintu rumahnya “nanti
kualat mereka!”. Tetapi saya lihat pasangan suami isteri
itu tidak kualat malah setia di ladang Tuhan. Akhirnya yang bicara kualat ini
bertahun-tahun di tempat tidur, sampai buang air di tempat tidur sampai mati.
Akhirnya minta juga saya layani pemakamannya.
Jadi
jangan sekali-kali diatur oleh adat, karena kita ini Bait Allah harus diatur
oleh Firman Tuhan. Beribadah melayani itu bagaikan membawa santapan bagi Tuhan.
Aturan Firman Tuhan, kalau mau membawa santapan bagi Tuhan jangan sampai
anggota badan kita terlalu panjang, artinya tidak seimbang.
Walaupun
beresiko saya tidak akan undur atau surut langkah. Orang mau terima puji Tuhan,
orang tidak terima dan mau meninggalkan terserah orang itu. Rasul Paulus justru
ketika berhadapan dengan pengadilan malah ditinggalkan oleh semua. Tetapi dia
berkata “Tuhan menyelamatkan aku” itu dia katakan sampai 3 kali.
Apakah
kita ini rumah Tuhan, Bait Allah, yang diatur oleh Tuhan atau ada yang lain
yang mengatur kita.
II Korintus 6:16
6:16 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena
kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan
mereka dan hidup di tengah-tengah
mereka, dan Aku akan menjadi Allah
mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Tuhan
mau tinggal bersama dengan kita, ini tandanya sudah benar-benar sinkron,
berarti Kepala sudah rela bersatu dengan tubuhNya, karena tubuhNya tidak
panjang anggota badannya, berarti dia melayani dengan hidup yang seimbang.
Saya
bersyukur kepada Tuhan karena sebelum sesuatu terjadi, Tuhan sudah memberi
tahu. Itu terjadi kalau kita benar adalah Bait Allah.
Amos 3:7
3:7 Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa
menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.
Seperti
Lukas pasal 13, pemilik kebun sudah menyuruh menebang pohon itu. Tetapi
penunggu itu masih berkata “tunggu dulu” dia masih mau mencangkul dan memberi
pupuk. Ini pertaruhan nyawa seorang gembala bagi jemaat yang mau ditebang.
Karena di akar pohon itu ada kampak tetapi belum beraksi. Tetapi jangan sampai
kapak itu sudah beraksi.
Bukti
kita disebut Bait Allah adalah kita harus diatur oleh Firman, diatur oleh
Kepala, bukan yang lain.
II Korintus 6:15-16
6:15 Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan
Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak
percaya?
6:16 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena
kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan
mereka dan hidup di tengah-tengah
mereka, dan Aku akan menjadi Allah
mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Apa
hubungan kita dengan berhala, karena kita ini adalah Bait Allah. Gereja
bukanlah gedungnya, dan bukan pula menara. Bukalah pintunya, lihat di dalamnya,
gereja adalah orangnya. Lagu anak sekolah minggu ini benar, tetapi prakteknya
sudah tidak benar, anggota tubuhnya kelewat panjang/ melayani tidak
seimbang.
II Korintus 6:17
6:17 Sebab itu:
Keluarlah kamu dari antara mereka,
dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
Jangan
kita justru seperti mereka, kita harus keluar! Artinya apa yang mereka lakukan itu
tidak benar, jangan kita terapkan. Kita ini masih di dunia, cuma tidak boleh
lagi bergaul.
I Korintus 5:11
5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya
kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara,
adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu;
dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
“Pisahkan dirimu dari mereka” ini bukan
bahasa pendeta, ini bahasa Firman Tuhan. Apakah berani saudara mengajukan mosi
tidak percaya kepada Tuhan? Terkencing-kencing saudara kalau lakukan itu.
Yehezkiel 7:17
II Korintus 6:18
6:18 Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki
dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah
firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
Hubungan
bapa dan anak ini disebut patria artinya hubungan bapa dan anak
ditandai dengan keharmonisan karena anak ini mau dipimpin oleh Bapa. Masih
sebatas hubungan bapa dan anak, hubungan Tuhan dan umat. Tetapi ada kalimat
yang tersirat dan tersembunyi di dalamnya dan di situ kita harus menempatkan
diri yaitu “Aku akan diam”. Di situ ada muatan di dalamnya tentang nikah yang
rohani.
Apa
yang disebut “orang yang terlalu panjang anggotanya” berarti tangan dan kakinya
panjang, itu menunjuk gereja yang bertumbuh tetapi tidak wajar. Melayani tetapi
tidak wajar, melayani tetapi satu saat dia akan terkejut karena ditolak.
Kaki
jangan kelewat panjang dari tubuh. Kaki di sini kena mengena dengan pendirian,
tenang dan teguh. Kaki terlalu panjang berarti tidak tetap pendiriannya, tidak
tenang dan juga tidak teguh dalam Firman pengajaran. Ini beda dengan Ayub, beda
dengan Daud. Mereka mengatakan “kaki kami tidak goyah”.
Ayub 23:11
23:11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti
jalan-Nya dan tidak menyimpang.
Tidak
menyimpang berarti kakinya tetap seimbang.
Mazmur 17:5
17:5 langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak
goyang.
Sehingga
dinasihati oleh Tuhan melalui rasul Paulus kepada gereja Tuhan:
Ibrani 12:12-13
12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut
yang goyah;
12:13 dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang
pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
Ini
yang harus kita jaga, harus ada keseimbangan, jangan goyah. Kalau goyah berarti
sudah tidak ada keseimbangan. Ini yang Tuhan cari mengenai kaki, apalagi kaki
imam. Kaki imam di penghujung akhir zaman ini menentukan saat menyeberang Yordan, bisa melawan arus kematian atau tidak. Itu semua
ditentukan oleh kaki imam. Kalau kaki kami terlalu panjang, tidak ada pendirian
dan selalu goyah, bagaimana dengan jemaat yang
ada di belakang gembala.
Yosua 3:15
3:15 Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai
ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya
ke dalam air di tepi sungai itu -- sungai Yordan itu sebak sampai meluap
sepanjang tepinya selama musim menuai --
Salah
satu anggota badan imam ini disebutkan, kaki dicelupkan dalam air. Jadi kaki
imam ini menentukan. Air sungai Yordan yang sedang banjir ini menunjuk arus
kematian yang begitu deras hari-hari terakhir ini. Bila kaki kami hamba Tuhan
tidak berani masuk dalam sungai melawan arus kematian rohani ini, bagaimana
kalau kami sendiri tidak tenang, goyah, tidak jelas pengajaran yang dipegang,
gawat itu!
Yosua 3:16
3:16 maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun
dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang
terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut
Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan
Yerikho.
Ini
penyeberangan yang kedua. Pertama laut Kolsum dan kedua sungai Yordan. Gereja
mula-mula menghadapi laut Kolsum, gereja hujan akhir menghadapi sungai Yordan.
Kita sekarang menghadapi Yordan. Itu sebabnya kami hamba Tuhan harus menjaga
anggota tubuh kami yang satu ini yaitu kaki, jangan sampai tidak imbang (tidak punya
pendirian).
Kasihan
jemaat kalau kaki imam tidak seimbang. Bagaimana kita mau berbenah diri, dari
mana kita mau mencari pertolongan. Inilah sistem sorga, satu-satunya, tidak ada
cara kedua. Satu-satunya solusi sorga yaitu kaki imam harus menginjak di dalam
air. Ini yang menentukan keselamatan saya dan saudara.
Itu
sebabnya mulai dari kami gembala, sebab tugas gembala adalah:
1.
Memberi
penerangan. Bukan penerangan seperti oma yang jadi menteri penerangan. Tetapi
penerangan yang membawa terang, bukan penerangan yang membawa senter. Kalau
senter saya bisa lihat lubang hidung saudara tetapi saya sendiri gelap.
2.
Memberi
bimbingan. Itu sebabnya dirinya sendiri lebih dahulu dibimbing
3.
Berjalan
di depan. Otomatis gerakannya dia dilihat oleh semua jemaat karena dia berjalan
di depan.
Kita perhatikan
kembali, supaya pelayanan kita diterima oleh Tuhan/ tidak ditolak maka salah satu syaratnya
jangan terlalu panjang anggota tubuhnya. Bicara terlalu panjang anggota
tubuhnya berarti bicara keseimbangan. Keseimbangan itu mulai pasang-pasangan,
berarti mulai dari dalam nikah. Suami isteri itu harus ada keseimbangan.
Keseimbangan yang benar dalam nikah adalah isteri tunduk kepada Firman dan
suami tunduk kepada Firman. Kalau suami tunduk pada Firman yang menjadi
syaratnya dan isteri tunduk pada Firman yang sesuai syaratnya maka amanlah
nikah itu, menjadi sorga mini. Tetapi yang seringkali terjadi bukan sorga mini
tetapi neraka mini. Ini yang berat.
Kita
mengatur santapan berarti mengatur santapan di meja raja. Meja itu harus
bersih. Syarat orang mengatur santapan untuk raja itu luar biasa. Kita lihat
dulu orang dunia dan ini ajaran untuk gereja
Tuhan.
Amsal 22:29
22:29 Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam
pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan
orang-orang yang hina.
Orang
cakap itu selalu di hadapan Raja Mempelai Laki-laki Sorga, pekerjaannya ada di
situ. Mulai dari kami para gembala.
II Timotius 2:24
2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh
bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar,
sabar
II Timotius 2:24 (Terjemahan Lama)
2:24 Seorang hamba Tuhan tiada patut berkelahi,
melainkan manis dan lemah lembut kepada orang sekalian, pandai mengajar orang,
dan sabar atas kesukaran,
Ini
yang saya harus belajar. Kenapa hamba Tuhan harus berkelahi, padahal tugasnya
harus mengajar orang dan dia harus pandai atau cakap mengajar. Kalau sekarang masih
seperti 10, 20 tahun lalu berarti tidak berubah.
Kita
ini bertugas mengatur meja raja. Meja raja ini
adalah hati kita sendiri yang harus dilayani dan diisi dengan kasih dan setia.
Jadi dalam pelayanan kita melayani meja Tuhan, jangan sampai meja itu penuh
dengan muntah. Bagaimana kalau meja Tuhan yang ada santapan Tuhan di atasnya
tetapi ada muntah di sananya. Coba saudara atur makan buat suamimu, di sana ada
makanan sedap tetapi di sampingnya ada muntah saudara.
Yesaya 28:8
28:8 Sungguh, segala meja penuh dengan muntah,
kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi.
Dalam kitab Maleakhi ada 10 teguran Tuhan kepada bangsa Israel dan 10 teguran itu semua
mereka bantah. Ini teguran Tuhan yang kedua. “MejaKu sudah kamu hina” kata
Tuhan. Lalu dibalas orang Israel “memang meja Tuhan pantas dihina”. Seperti
inilah seringkali kita tanpa
sadar. Kita ini rumah Tuhan, Bait Tuhan, jangan Firman Tuhan kita bantah/ kita lawan. Semoga di sini tidak
ada. Namun banyak di temukan dalam gereja, perlawanan terhadap Firman Tuhan.
Maleakhi 1:7-8
1:7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi
berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara
menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"
1:8 Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk
dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang
dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah
ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN
semesta alam.
Kita
sudah dekat pada penentu yang terakhir di pengadilan. Tetapi pengadilan tidak
akan menang kalau kita ada dalam belas kasihan, kita ada di dalam kasih dan
setia. Pengadilan itu tidak akan menghukum.
Sebabnya
marilah kita gereja Tuhan, syarat yang keempat ini yaitu orang yang melayani
meja Tuhan jangan sampai panjang anggota tubuhnya. Anggota tubuh itu adalah
tangan dan kaki. Kita belum bicara tentang tangan. Tangan itu adalah perbuatan
iman yang harus kita kerjakan, jangan sampai salah. Saya lebih dahulu sebagai
hamba Tuhan.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar