Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 8:7-11
8:7 Dan ketika
mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata
kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia
yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
8:8 Lalu
Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9 Tetapi
setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang,
mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan
itu yang tetap di tempatnya.
8:10 Lalu Yesus
bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka?
Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
8:11 Jawabnya:
"Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum
engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Tuhan
Yesus diperhadapkan dengan situasi yang sangat genting dan ribet secara
manusia. Tetapi kehadiran orang Farisi masih membawa suasana Taurat. Tetapi
kehadiran Yesus Kristus, Dia membawa anugrah. Ini zaman anugerah, zaman
kemurahan. Kehadiran Yesus di situ adalah masa peralihan dari Taurat kepada
kemurahan. Jika tetap mau menggunakan Taurat dan mau pegang kemurahan, justru
itu yang disebut zinah. Persoalan zinah secara jasmani, seluruh manusia mengerti
itu. Tetapi zinah rohani tidak dipahami oleh banyak orang, hanya segelintir
yang mengerti.
Roma 7:1-2
7:1 Apakah kamu
tidak tahu, saudara-saudara, -- sebab aku berbicara kepada mereka yang
mengetahui hukum -- bahwa hukum berkuasa atas seseorang selama orang itu hidup?
7:2 Sebab
seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup.
Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya
kepada suaminya itu.
Suami
yang disebut di sini adalah Taurat, itulah penekanannya.
Roma 7:3
7:3 Jadi selama
suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain;
tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah
berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.
Ini
gambaran, Taurat itu bagaikan suami, Yesus juga adalah suami kita, Dialah
anugerah/kemurahan. Jika pegang keduanya berarti itu perzinahan rohani. Itu
sebabnya dalam Kisah Para Rasul pasal 15 hal itu diberantas oleh gereja
mula-mula. Kita menunggu suami yang satu itu mati tetapi tidak mati, sebab langit
dan bumi bisa lenyap tetapi satu noktah pun ayat tidak akan lenyap. Olehnya
untuk kita tidak dikategorikan zinah maka bukan Taurat yang mati melainkan kita
yang harus mati. Batasnya di mana? Memang kita adalah orang mati. Kalau Yahudi
memang punya taurat. Kalau kita bangsa kafir ada taurat kita yaitu adat
istiadat. Dalam Roma pasal 2 diceritakan kita bangsa kafir dihukum karena
taurat kita. Tetapi bukan berarti selamat, malah tidak selamat!
Kita
menunggu suami ini mati tetapi tidak mati, maka kita yang harus mati. Setelah
kita mati dan bangkit dari kubur, selamat tinggal suami pertama dan kita jumpa
suami yang satu yaitu Yesus. Demikian
sebetulnya tentang Taurat dan rahmat ini. Kalau orang Farisi berkanjang pada
hukum Taurat, Yesus coba alihkan pada hukum kemurahan, anugerah atau rahmat.
Itu yang Yesus lakukan saat itu. Olehnya kita lihat di sini, bagaimana
kehidupan yang berpegang pada yang lama dan usang.
Ibrani 8:13
8:13 Oleh karena
Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama
sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan
usang, telah dekat kepada kemusnahannya.
Mengapa hal ini mau dipertahankan! Pada
konfrensi pertama hamba-hamba Tuhan di Yerusalem yaitu ±50 tahun setelah Yesus naik ke
sorga, dibawah pimpinan Petrus dan rasul-rasul yang lain, terjadi perdebatan
tentang hal ini. Kemudian Petrus berdiri dan mengatakan “jangan kita kenakan
kuk pada bangsa kafir dengan kuk Taurat ini yang nenek moyang kita dan kita
sendiri tidak sanggup lakukan”. Orang Yahudi ini memaksakan yang mereka sendiri
tidak mampu, kepada orang lain.
Kisah Para Rausl 15:7
15:7 Sesudah
beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu,
berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu
tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya
dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan
menjadi percaya.
Coba
ayat 7 ini dikedepankan dan menggunakan nama saya, tentu saya dikatakan
sombong. Tetapi Petrus tidak malu sekalipun mungkin dia
dicap sombong! Kalau secara logika manusia, Petrus ini sok, tetapi tidak
demikian.
Kisah Para Rasul 15:8-10
15:8 Dan Allah,
yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima
mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada
kita,
15:9 dan Ia sama
sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia
menyucikan hati mereka oleh iman.
15:10 Kalau
demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk
murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang
kita maupun oleh kita sendiri?
Orang
farisi memaksakan bahkan berusaha menjerat Tuhan Yesus dengan pertanyaan-pertanyaan
mereka. Ini adalah masa peralihan, sebab suatu wasiat itu nanti bisa berfungsi
jika pemberi wasiat itu mati. Yesus adalah pemberi wasiat, Dia adalah Tuhan
sendiri. Dia harus mati agar wasiat itu berfungsi. Yesus dengan kematian dan
kebangkitanNya memberikan kita wasiat itu dan itu bermanfaat bagi kita.
Yohanes
8:7 itu adalah pertanyaan dengan tujuan menjerat. Apalagi akhir zaman ini,
banyak jerat di mana-mana diletakan orang-orang. Banyak lubang jebakan dibuat
oleh manusia yang akan menjerat anak-anak Tuhan dan hamba-hamba Tuhan. Dan itu
memang bagaikan jamur di musim hujan, banyak pertanyaan yang menjerat. Mereka
menggunakan ayat tidak pada tempatnya, itulah jerat-jerat yang ada dan itu
adalah ciptaan setan. iblis punya jebakan, dia
pakai manusia yang mempergunakan ayat Firman Tuhan untuk menjerat. Mereka ini
juga melakukan seperti itu. Utamanya kami hamba-hamba Tuhan, dan tidak menutup
kemungkinan anak-anak Tuhan harus pandai memberikan jawaban dan mempertanggung
jawabkan jika ada orang yang bertanya.
Kolose 4:6
4:6 Hendaklah
kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu,
bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
Itu
tanggung jawab kami, sebab mulut hamba Tuhan adalah tempat bertanya Firman.
Hamba Tuhan itu harus cakap mengajar.
Maleakhi 2:7
2:7 Sebab bibir
seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya,
sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.
Syarat
hamba Tuhan harus cakap dalam hal mengajar.
II Timotius 2:2
2:2 Apa yang
telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada
orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
I Timotius 3:2
3:2 Karena itu
penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat
menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,
Tujuan
pendalaman Alkitab yang adalah persekutuan kita dengan Yesus Anak Allah dalam
Firman pengajaran dan perjamuan suci antara lain supaya kita cakap dalam
pengajaran dan bisa memberikan jawaban kepada orang lain.
Yohanes 8:8-9
8:8 Lalu Ia
membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9 Tetapi
setelah mereka mendengar perkataan itu (tertemplaklah hati mereka), pergilah
mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus
seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
John 8:9
8:9 And they
which heard it, being convicted by their own conscience (=dihukum oleh hati
nurani mereka sendiri), went out one by one, beginning at the eldest, even unto
the last: and Jesus was left alone, and the woman standing in the midst.
Sesungguhnya bahasa yang disampaikan oleh
Tuhan ini, bukan untuk menyudutkan, menelanjangi atau mempermalukan mereka,
tidak! Dengan menemplak mereka sebenarnya supaya mereka juga sadar mereka butuh
pertolongan. Mereka juga termasuk orang yang berdosa, bukan cuma perempuan ini.
Dalam doa Salomo waktu pentahbisan Bait Allah, dia akui “jika manusia kiblat ke
Bait Allah, Tuhan ampuni, karena memang tidak ada manusia yang tidak berdosa”. Jadi
mereka menyudutkan wanita ini, padahal mereka ini juga adalah manusia berdosa.
I Raja-raja 8:46
8:46 Apabila
mereka berdosa kepada-Mu -- karena tidak ada manusia yang tidak berdosa
-- dan Engkau murka kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga
mereka diangkut tertawan ke negeri musuh yang jauh atau yang dekat,
Bukan
hanya Salomo, raja Daudpun mengakui hal itu.
Mazmur 51:7
51:7
Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
Jadi
dengan tertemplaknya hati mereka, sebenarnya Tuhan memberikan kesempatan untuk
mreka mengaku bahwa mereka juga orang berdosa yang butuh pengampunan dari Tuhan.
Dulu Yesus terhadap orang Farisi berkata “jika ada dari kamu yang tidak
berdosa, silahkan mengambil batu dan melempar perempuan ini”. Akhirnya dari
yang tua sampai yang muda meninggalkan perempuan ini. Mestinya dengan
tertemplaknya hati mereka, mereka datang mengaku di hadapan Tuhan.
Amsal 28:13
28:13 Siapa
menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya
dan meninggalkannya akan disayangi.
Jadi
dengan tertemplaknya hati mereka oleh penampilan Yesus dalam menyampaikan
Firman pada mereka, mestinya mereka dapat meraih keberuntungan di situ. Tetapi
malah yang mereka terima adalah kerugian karena tidak mau melepaskan
pelanggaran mereka. Dengan tidak mau melepaskan pelanggaran mereka berarti
tidak mau disayang oleh Tuhan. Banyak kali kitapun demikian, sudah kena
teguran, kena Firman, bukannya mengaku, tetapi sebaliknya
bersembunyi pada kebenaran diri sendiri dan balik menyerang si
pemberita. Padahal bukan maunya si pemberita namun dia disuruh oleh Tuhan,
tetapi malah ditanggapi salah.
Seringkali
kita hanya sampai pada hidup benar kalau bawa motor harus pakai helm dan bawa
sim, tetapi bagaimana dengan yang lain. Hubungan dengan pemerintah begitu
diperhatikan, tetapi hubungan kita dengan Tuhan dianggap remeh! Padahal
pemerintah hanya memperhatikan keselamatan jasmani kita, bukan keselamatan jiwa
kita, rohani kita supaya masuk sorga. Tetapi kadang justru yang penting tidak
dihirau. Saya mau tanya kalau saudara tidak pakai helm dan tidak bawa sim
apakah saudara tidak masuk sorga, padahal saudara setia di dalam Tuhan? Itu
hanya bagian kecil! Namun itu yang
didengungkan dan ditekan-tekankan. Tetapi bagian yang betul-betul bisa
menghambat kita masuk sorga justru tidak ditekankan. Bukan berarti saya katakan
tidak perlu pakai helm dan tidak perlu bawa sim, itu justru diharuskan.
Lebih
baik kita akui pelanggaran dan akui
kesalahanmu maka kita akan disayang.
Hosea 14:2-3
14:2
Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir
karena kesalahanmu.
14:3 Bawalah
sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah
kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik,
maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.
Jadi
jika kita mengaku, itu sama dengan kita mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan.
Ini yang dibutuhkan dalam gereja. Yesus ada di dalam peralihan zaman Taurat
kepada kemurahan. Zaman Taurat memang harus dirajam. Tetapi di zaman kemurahan
diberikan kesempatan mengaku. Itupun kitab Hosea dan kitab Amsal ditulis zaman
Taurat, di zaman Taurat saja ada bagian Firman yang diberikan kelonggoran,
tidak langsung dihukum. Apalagi di zaman anugerah, tidak cepat memberi hukuman.
Contohnya
raja Daud, sebelum dia jatuh dengan isteri Uria, dia penuh belas kasihan.
Begitu dia jatuh dalam kesalahan, dalam dosa zinah, bukannya penuh dengan belas
kasihan tetapi penuh dengan angkara murka dan siap untuk menghukum! Jadi
sebenarnya kehidupan di akhir zaman ini yang hanya mau menghukum, orang itu
tidak punya roh belas kasihan. Tidak ada kaitannya dengan Yesus Imam Besar.
Sekalipun dia melayani di zaman anugerah tetapi tidak ada hubungannya dengan
Yesus karena hanya gemar
menghukum, menghukum, menghukum! Tidak diberikan kesempatan orang untuk bertobat.
Tadinya
dia penuh belas kasihan, tetapi setelah Daud jatuh dalam dosa perzinahan dengan
isteri Uria maka:
1.
Tidak ada belas kasihan.
2.
Cepat menghukum orang lain.
3.
Tidak bisa melihat kesalahan diri
sendiri.
4.
Cuma melihat kesalahan orang lain.
Inilah orang Farisi tadi!
5.
Pentingkan diri sendiri.
Inilah
yang ada pada Daud setelah jatuh di dalam dosa zinah.
Dalam
Yohanes pasal 8, mereka ini ada dalam zinah rohani dan perlu ditolong. Yesus siap
menolong, tetapi mereka tidak pernah mengakui kesalahannya. Ketika mereka
tertemplak maka mereka pergi satu persatu mulai dari yang tua sampai yang muda.
Siapa yang disebut tua di sini?
Ayub 12:12
12:12 Konon
hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya.
Jadi
orang tua di sini sebenarnya adalah orang yang berhikmat dan berpengertian.
Jadi apa manfaatnya hikmat dan pengertian bagi mereka? Justru mereka yang
pertama angkat kaki dari Bait Allah karena hati mereka tertemplak sehingga
hikmat dan pengertian yang ada pada mereka menjadi buyar. Hal ini yang dicela
oleh Ayub.
Ayub 32:6,8-9
32:6 Lalu
berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: "Aku masih muda dan kamu
sudah berumur tinggi; oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku
kepadamu.
32:8 Tetapi roh
yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya
pengertian.
32:9 Bukan orang
yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang
mengerti keadilan.
Di
sini orang orang tua dan lanjut umur justru dipermalukan oleh Elihu. Yang cepat
tersinggung, cepat tertemplak, cepat mempersalahkan orang lain adalah orang
tua. Sebenarnya dia mudah menangkap, dia peka terhadap Firman karena dia
berhikmat dan berpengertian, tetapi tidak mau merendah, dia tetap mempertahankan
kebenaran dirinya sendiri. Banyak kali kita ini termasuk saya, mempertahankan
kebenaran diri sendiri. Jika itu ada segera kita perdamaikan
dengan Tuhan dan dengan sesama.
Mereka
ini bertahan dengan kebenaran diri sendiri. Jadi apa arti pengertian dan hikmat
yang mereka miliki?
Amsal 17:27
17:27 Orang yang
berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.
Inilah
yang harus kita hidupkan dalam diri kita. Berpengetahuan itu sama dengan
berhikmat. Berpengertian itulah yang disebutkan tadi. Saya sebagai hamba Tuhan
harus memahami ini supaya jangan seperti orang Farisi, cuma mengorek besarnya
dosa orang lain, padahal dia juga ada dalam keadaan dosa.
Matius 7:1-3
7:1 "Jangan
kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena
dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan
ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah
engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu
tidak engkau ketahui?
Inilah
orang farisi, dia mau coba keluarkan selumbar dari mata orang padahal di
matanya sendiri ada balok. Balok ini adalah kayu yang diambil untuk menjadi
ramuan rumah atau Bait Allah, baik dari kayu aras maupun kayu minyak. Tetapi
balok yang harus dijadikan ramuan bangunan, sekarang dibentangkan di mata.
Berarti bangunan tidak terjadi dan dia sendiri mengalami kecelakaan. Kehidupan
seperti itu tidak akan masuk pembentukan Tubuh Kristus, sebaliknya dia berhadapan dengan ancaman
kecelakaan.
Memang
Alkitab menunjukan segala kesalahan. Tujuannya agar ketika kita tertemplak,
kita mengakui, jangan bertahan pada kebenaran diri sendiri. Tetapi kalau
ditunjukan kesalahan kita jangan menghindar seperti orang tua
yang pergi dalam Yohanes pasal 8 yang seharusnya berhikmat dan berpengertian,
ternyata hikmat yang ada di dalam kepalanya itu tidak ada manfaatnya. Ini untuk
saya lebih dahulu. Mari kita lebih maju pada hari-hari terakhir ini.
Yohanes 8:9
8:9 Tetapi
setelah mereka mendengar perkataan itu (tertemplaklah hati mereka), pergilah
mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus
seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
Jadi
yang muda yang terakhir pergi. Saya heran membaca ayat ini, tidak disebut yang
separuh baya atau yang paling muda, tetapi mulai dari yang tertua. Yang tertua
ini sebenarnya harus menjadi panutan. Tetapi saat itu bukan panutan yang baik
yang mereka teladankan tetapi yang jahat. Sehingga yang
muda ini mudah sekali ikut, karena yang dianggap panutan ini sudah duluan
menjadi pelaku. Saudara yang diberkati Tuhan, hal ini jangan sampai terjadi
dalam gereja Tuhan, keluarga Kristus Penebus di manapun kita berada. Rabalah
dirimu, saya sudah 73 tahun harus menjadi panutan di dalam iman kepercayaan
kepada Tuhan, dalam mengikuti langkah-langkah
Kristus, itulah yang saya upayakan. Saya berdoa kepada Tuhan, tolong
agar saya bisa menjadi panutan kepada siapapun dalam hal iman percaya kepada
Tuhan Yesus.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar