Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
10:29-31,36
10:29 Bapa-Ku,
yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang
pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
10:30 Aku dan
Bapa adalah satu."
10:31 Sekali
lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus.
10:36 masihkah
kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke
dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?
Ini
penyebab kedua Yesus ditolak oleh orang Yahudi yaitu karena Yesus mengaku
sebagai Anak Allah. Apa aktivitas
Yesus sebagai Anak Allah?
I
Yohanes 4:8-10
4:8 Barangsiapa
tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
4:9 Dalam hal
inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah
mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
4:10 Inilah
kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi
dosa-dosa kita.
Aktivitas Yesus sebagai Anak Allah yaitu
memperdamaikan dosa-dosa manusia. Yesus dan Bapa adalah satu. Bapa atau Allah adalah
kasih, jadi Yesus Anak Allah juga adalah kasih. Kedatangan Yesus pertama kali
ke dunia ini sebagai Anak Allah untuk memperdamaikan dosa manusia. Orang Yahudi
menolak Yesus = menolak kasih Allah, prakteknya mau melempari Yesus dengan
batu. Sekarang ini praktek menolak kasih Allah adalah keras hati,
mempertahankan dosa, tidak mau berdamai. Manusia ini berseteru dengan Allah
kalau mempertahankan dosa. Biarlah kita memanfaatkan sarana pendamaian dari
Tuhan, yaitu mau berdamai dengan Tuhan dan sesama.
Proses
berdamai dengan Tuhan dan sesama:
1. Mengaku
dosa. Sebenarnya sederhana, cuma daging kita yang membuat sulit. Mengaku dosa
kepada Tuhan dan sesama, baik dosa dalam hati dan pikiran kita, dosa pada
pandangan, juga pada perkataan dan perbuatan. Karena Tuhan itu mencari yang
sudah lalu. Apa yang kita perbuat, katakan, pikirkan, kita taruh di angan-angan
dan hati itu kita perdamaikan kepada Tuhan.
I
Yohanes 1:7,9
1:7
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang,
maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus,
Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1:9
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Kalau
kita mau mengaku maka darah Yesus Korban pendamaian itu mengampuni dosa
kesalahan kita, dihapus sampai tidak berbekas. Tuhan melihat kita seperti tidak
pernah berbuat dosa itu. Inilah dahsyatnya kuasa darah Yesus. Makanya kalau
membaca Matius pasal 25, ada 5 gadis bijaksana yang menjadi Mempelai Wanita
Tuhan. Di dalam Mempelai Wanita Tuhan itu ada mantan pemabuk, pezinah,
orang-orang yang berbuat dosa tetapi diperdamaikan. Berbuat dosa itu
kesuciannya rusak! Mohon maaf kalau saya pakai perkataan ini, ini bahasa
Alkitab. Orang berbuat dosa sudah tidak perawan lagi. Tetapi dalam Matius pasal
25 ditampilkan 5 gadis bijaksana, berarti masih perawan. Dulunya sudah dirusak
kehormatan kita oleh dosa, tetapi lewat perdamaian, kuasa darah Yesus membasuh
segala dosa kita dan Tuhan melihat kita seperti tidak pernah berbuat dosa itu.
Kita tampil sebagai gadis perawan suci di hadapan Tuhan. Setelah diampuni
jangan diperbuat lagi, jangan rusak lagi kesuciannya.
Kalau
kita tahu itu dosa lalu tidak mau berdamai malah diulangi lagi, maka dosa itu
akan menjadi dosa sengaja yang tidak terampunkan lagi.
Ibrani
10:26
10:26
Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang
kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Dosa
itu menjadi permanent. Dalam kitab nabi Mikha dikatakan dosa itu sudah tertulis
di tanduk mezbah dengan pena intan yang tidak terhapus lagi. Sudah ditunjukan
keadaan kita lewat Firman, mari kita selesaikan semua.
2. Mengampuni
dosa sesama yang sudah diakui dan melupakannya. Dosa diselesaikan, dosa tidak
berkuasa lagi atas kita. Alkitab mengatakan ada dosa yang membawa maut ada dosa
yang tidak membawa maut. Dosa yang tidak membawa maut itu dosa yang sudah
diakui dan dihapus oleh darah Yesus. Dosa yang membawa maut itu yang tidak
diakui, yang kekal dan tidak akan terampunkan lagi.
Waktu
kita sekarang ini waktu yang sisa, bukan untuk menambah dosa tetapi untuk memperdamaikan
dosa. Kalau kita mau berdamai maka ada hasil yang kita nikmati.
1. II
Korintus 5:18-21
5:18
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan
kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu
kepada kami.
5:19
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian
itu kepada kami.
5:20
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu
dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah
dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Hasil
pendamaian kita dibenarkan oleh darah Yesus sehingga kita bisa hidup dalam
kebenaran dan dipercaya pelayanan pendamaian = dipakai Tuhan dalam pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus. Ingat, pelayanan pembangunan Tubuh Kristus itu
pelayanan pendamaian. Jadi kalau masih ada dosa yang kita pertahankan maka
sia-sia pelayanan kita, tidak berkenan kepada Tuhan. Biar hebat khotbah tetapi
kalau ada yang dia sembunyi, hanya merasa dipakai tetapi sebenarnya tidak
dipakai Tuhan. Namanya pelayanan pendamaian, berarti setiap kita melayani
Tuhan, dosa-dosa itu kita selesaikan. Jangan melayani sambil mempertahankan
dosa, dosanya ditumpuk. Atau dosanya dipertahankan lalu pelayanan dibuang, itu
keliru.
Kita
harus menjadi senjata kebenaran, hamba kebenaran.
Roma
6:13,18
6:13
Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk
dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah
sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan
serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata
kebenaran.
6:18
Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Ingat,
pelayanan itu adalah pelayanan pendamaian. Melayani ada kepahitan hati,
melayani menyembunyikan dosa, itu tidak dipakai! Cuma bersusah-susah percuma.
Kelihatan giat tetapi Tuhan katakan “Aku tidak mengenal kamu!”. Orang seperti
itu berdoa tidak akan didengar Tuhan, doa orang fasik kekejian di hadapan
Tuhan.
Iblis
selalu mengganggu, dia ganggu hati dalam hubungan suami isteri, hubungan orang
tua, anak, kakak dan adik, semua diganggu supaya kita tidak damai. Biar kita
hebat melayani tetapi kalau tidak damai, itu tidak berguna, sia-sia pelayanannya, hanya capek percuma dan tidak
mendapat upah dari Tuhan. Mari kita gunakan waktu untuk berdamai. Sebagai hamba
Tuhan kalau dia berdamai, melayani dalam tanda pendamaian, Tuhan akan semakin
membukakan rahasia Firrman, dipercaya pembukaan rahasia Firman. Untuk apa
pembukaan rahasia Firman? Untuk mengungkap segala dosa yang tersembunyi di
dalam sidang jemaat. Makanya kalau dia mempertahankan dosa, bagaimana bisa
dipercayakan pembukaan rahasia Firman untuk mengungkap dosa sidang jemaat,
sementara dosanya sendiri dia sembunyikan. Berarti dia menjadi penipu di tengah
jemaat, dia khotbah kesucian, dia sendiri cemar!
Doakan
saya, sebagai gembala saya bergumul terus. Dalam rumah tangga dalam hubungan
isteri dengan anak, kalau tidak damai mau khotbah apa. Kalau tidak ada
pembukaan rahasia Firman akhirnya hanya menghakimi, salah-salahkan jemaat
sementara pada dirinya begitu banyak dosa dia sembunyikan. Kita ini banyak
kekurangan dan kelemahan, tetapi kita tidak mau bertahan pada kekurangan dan
kelemahan kita! Saya katakan kepada isteri saya suami ada banyak kelemahan dan
kekuranganku, tetapi saya tidak mau bertahan pada kekurangan dan kelemahanku.
Karena di belakangku ada berapa jiwa, isteri dan anak-anak sudah 3 jiwa, tambah
jemaat Tonusu, Tentena, Diora. Kalau saya damai, tidak ada pembukaan Firman,
cuma kumpul percuma kita di sini, tidak ada nilai apa-apa kita dapatkan.
Kalau
jemaat sebagai pelayan Tuhan anak Tuhan mau berdamai maka dipakai Tuhan untuk
bersaksi tentang segala keadaannya yang telah didamaikan oleh Tuhan. Seperti
perempuan Samaria bersaksi tentang segala keadaannya yang sudah disucikan oleh
Tuhan. “Dulu saya begini, lewat Firman saya diubahkan dan disucikan oleh darah
Yesus”. Hamba Tuhan khotbah dalam pendamaian maka dia menyampaikan berita yang
hidup. Jemaat bersaksi dalam tanda pendamaian, dia menyaksikan kesaksian yang
hidup, maka jiwa-jiwa dimenangkan. Kalau ada pendamaian, ini berita dan kesaksian
yang ada tanda darah, itu ada kuasa untuk memenangkan jiwa-jiwa dan juga
mengalahkan setan.
Sebaliknya
kalau melayani dengan menyembunyikan dosa, kita menjadi senjata kelaliman.
Orang yang dilayani ditembak dengan dosa. Orang datang dalam keadaan suci,
begitu dia dilayani malah menjadi cemar, sebab pelayannya melayani dalam
keadaan berdosa. Apapun pelayanan yang kita kerjakan, khotbah, main musik,
paduan suara, menyanyi di depan, harus dalam tanda pendamaian. Jangan sampai
orang malah berkata “dia itu menyanyi di depan? Kemarin saya lihat dia mabuk,
minum, merokok, kemarin saya lihat dia ugal-ugalan di jalan. Gereja apa ini,
pelayannya tidak beres!”. Pelayan seperti itu melayani hanya menembak peluru
dosa, orang yang datang hanya ditembak peluru dosa, pulang dia hidup dalam dosa
karena ulah pelayan yang cemar. Imam itu berada di tengah antara Tuhan dan
jemaat. Kalau dia hidup dalam dosa, kasihan orang-orang yang dilayani.
Tanggung
jawab para pelayan Tuhan di sini, jangan melayani membawa peluru dosa di sini!
Terutama saya sebagai gembala, jangan khotbah menembakan peluru dosa, khotbah
tetapi hidup dalam kenajisan dan kejahatan. Sebab itu sebelum kita melayani
diberikan kesempatan kita berdoa baik di rumah sebelum ke gereja “Tuhan ampuni
saya, ini kesalahanku”. Baru kita melayani. Jangan petantang, petenteng
melayani tetapi tidak menyelesaikan dosa.
Seperti
ada kejadian, pelayan ibadah pemimpin pujian sementara beribadah ada pencuri di
tokonya yang ketangkap. Jadi dia pulang dulu pukuli pencurinya baru masuk lagi
beribadah. Selesai ibadah ketahuan sama gembala, dipanggil dia “kamu ini
petantang petentang melayani habis pukul orang!”. Memang salah pencurinya,
tetapi dia juga salah main hakim sendiri.
Kadangkala
kita anggap biasa pelayanan itu, padahal kita sudah salah tetapi tidak merasa
tertuduh. Kita harus memperbaiki pelayanan kita. Melayani dengan damai sejahtera
sehingga pelayanan kita menjadi berkat bagi orang yang dilayani.
2. Ibrani
10:8-10
10:8
Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban
penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya"
— meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat —.
10:9
Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan
kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
10:10
Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk
selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Hasil
kedua disucikan oleh darah Yesus. Mulai dari hati dan pikiran itu batin. Dan
juga perkataan perbuatan disucikan, itu lahir. Jadi lahir batin disucikan. Oleh
darah Yesus rahasia Firman dibukakan, rahasia Firman ini yang berkuasa
menyucikan kehidupan kita. Kesucian itu adalah kebenaran yang telah diuji, tidak
mau lagi melakukan yang cemar. Ini pentingnya proses pendamaian ini. Darah
Yesus membukakan rahasia Firman, itulah yang menyucikan kita.
Mengapa
kita harus disucikan?
Mazmur
24:3-4
24:3
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh
berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4
"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan
dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Ayat
3 ini referensinya dalam Matius pasal 17 di mana Yesus naik ke gunung untuk
berdoa. Jadi naik ke gunung ini menunjuk menyembah Tuhan. Jadi mengapa harus
disucikan? Supaya kita bisa naik ke gunung Tuhan, bisa menyembah Tuhan.
Sehingga nanti kita bisa naik ke gunung Yerusalem Baru, menjadi Mempelai Wanita
Tuhan.
Jadi
ada 3 gunung yang harus kita naiki:
a) Gunung
Golgota, kita berdamai di situ, selesaikan dosa.
b) Hasil pendamaian
kita disucikan untuk bisa naik ke gunung penyembahan.
c) Sampai
nanti kita naik ke Yerusalem Baru.
Kita
periksa kenapa penyembahan kita kering, sementara orang lain bisa hancur hati,
bisa tahan setengah jam sampai satu jam, tetapi dia 10 menit saja tidak tahan.
Kenapa kita tidak tahan menyembah Tuhan? Kesuciannya diperiksa, sudah berdamai
atau belum. Penyembahan ini menentukan kita bisa naik gunung Yerusalem Baru.
Kalau sekarang tidak bisa menyembah tidak akan bisa naik ke gunung Yerusalem
Baru.
Wahyu 12:17
12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu,
lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah
dan memiliki kesaksian Yesus.
Yang
masuk aniaya antikristus itu gereja yang punya Firman (meja roti) punya
kesaksian (pelita emas) tetapi tidak punya mezbah dupa emas, tidak punya penyembahan.
Kita punya Firman pengajaran dalam gereja, kita punya kesaksian, tetapi kalau
tidak punya penyembahan tidak akan tersingkir. Penyembahan itu merobek daging.
Orang yang tidak masuk penyingkiran, diizinkan oleh Tuhan untuk menyembah
sampai mencapai ukuran yaitu daging tidak bersuara tetapi dengan proses harus
dianiaya sampai dipancung kepalanya. Daging sudah tidak bersuara kalau sudah
dipancung. Jangan tunggu kita masuk di situ, lebih baik sekarang kita
tingkatkan kesucian, meningkat juga penyembahan.
Jangan
puas sudah menjadi senjata kebenaran, hamba kebenaran, sebab lebih banyak hamba
kebenaran yang tidak bisa naik gunung penyembahan.
Matius
17:1-2
17:1
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan
bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka
sendiri saja.
17:2
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti
matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang
Murid
Yesus ada 12, yang naik ke atas gunung penyembahan 3 orang. Jadi jangan puas cuma
menjadi hamba kebenaran. Tingkatkan sampai menjadi penyembah yang benar. Kita
melayani dalam tanda kebenaran itu semua hamba kebenaran. Tetapi kalau tidak
menyembah di atas gunung, tidak akan mengalami kemuliaan. Apa yang terjadi di
kaki gunung? Ada anak yang sakit ayan, gila babi, kehancuran nikah dan buah
nikah. Tidak disebutkan isterinya di situ, ini menunjuk kehancuran nikah dan
buah nikah. Sebab itu penting doa penyembahan ini, harus kita tingkatkan.
Tadi
disebutkan 6 hari kemudian. 6 itu menunjuk angka daging. Jadi penyembahan itu
proses perobekan daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya sampai daging
tidak bersuara lagi sehingga kita bisa melihat Tuhan. Hasilnya kalau kita bisa
menyembah Tuhan.
a) Yesus
berubah rupa artinya ada mujizat rohani yaitu keubahan hidup dari manusia
daging menjadi manusia rohani sampai nanti sempurna seperti Yesus. Saya ambil
waktu doa penyembahan, iblis mau mengganggu merusak kedamaian. Dulu bisa
mangkel, mengamuk dan marah, ini bisa diredam. Inilah keubahan hidup yang terus
terjadi dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai sempurna seperti
Yesus. Inilah hasil dari penyembahan, keubahan hidup. Kita sendiri
terheran-heran, kok bisa seperti itu. Itulah mujizat keubahan hidup.
b) Kalau
mujizat rohani terjadi maka mujizat jasmani juga pasti terjadi. Di atas gunung
itu ada Musa yang sudah divonis Tuhan tidak bisa masuk tanah Kanaan dan dia
sudah mati. Tetapi dalam Matius pasal 17, Markus pasal 9, Lukas pasal 9 Musa ada
di atas gunung di tanah Kanaan. Orang yang sudah mati dibangkitkan dalam tubuh
kemuliaan, berada di atas gunung di tanah Kanaan. Ini kuasa mujizat jasmani,
apa yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Banyak pengalaman kami alami dalam mengikut Tuhan,
dengan menyembah Tuhan beracara. Yang tidak pernah dipikir dan timbul di dalam
hati, itu yang Tuhan sediakan dan kerjakan.
Permulaan
keubahan hidup dimulai dari wajah. Wajah itu cermin dari hati, hati dan pikiran
itu satu. Jadi permulaan keubahan hidup di mulai dari hati dan pikiran atau
perasaan dan pikiran. Kalau suka bawa-bawa perasaan, gampang tersinggung,
gampang tersandung, mari banyak menyembah. Baru lihat orang tertawa-tertawa
sudah tersinggung “dia tertawai saya!” padahal bukan! Kita lihat orang bisik-bisik
“dia gosipkan saya!” padahal bukan. Pikiran dan perasaan daging diubahkan
menjadi pikiran perasaan Yesus.
Filipi
2:5,8
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:8
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Ada
7 pikiran perasaan Yesus tetapi kita ambil saja 2 yaitu rendah hati dan taat. Ayo
biarlah kita rendah hati, tidak marah sekalipun direndahkan. Rendah hati itu
kemampuan untuk menganggap orang lain lebih utama dari kita.
Filipi
2:3
2:3
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri;
Anggap
yang lain lebih utama dari kita sehingga kita tidak akan pernah membanggakan
sesuatu, menyombongkan sesuatu, bisa bekerja sama dan dipakai dalam pelayanan
pembangunan Tubuh
Kristus. Itulah hikmatnya Tuhan, Tabernakel itu alat-alatnya dipikul. Disinilah
dibutuhkan kerja sama. Kalau tidak ada kerendahan hati sulit untuk bekerja
sama.
Dan
pikiran perasaan Yesus adalah taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan apapun
resikonya sampai daging tidak bersuara lagi, sampai kita hanya berkata terserah
Engkau Tuhan. Daging ini terlalu banyak suaranya yang harus dirobek dan
dimatikan, jangan mau dituruti! Apalagi keinginan daging itu, jangan dituruti!
Dia punya daya pikat dan daya seret, dia menyeret kita keluar dari koridor
Firman Tuhan sehingga jatuh dalam dosa.
3. Ibrani
10:14
10:14
Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka
yang Ia kuduskan.
Sesudah
dikuduskan disempurnakan, ini hasil ketiga, kita disempurnakan oleh darah
Yesus, kita tidak lagi bernoda dan tidak bercacat di hadapan Tuhan sehingga
bisa menyambut Yesus di awan-awan yang permai dengan satu suara penyembahan
“haleluya”. Satu tubuh, satu kepala, satu suara penyembahan “haleluya”. Ini
kerinduan kita bersama, dengan keluarga kita, isteri anak-anak, keluarga yang
lain, satu rumah bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali, jangan ada satupun yang tertinggal. Sama-sama
kita masuk dalam penyingkiran gereja. Penyingkiran gereja sudah tidak lama
lagi, waktu yang ada ini tinggal sisa, tinggal sedikit waktu. Ini kita gunakan
dengan sungguh-sungguh untuk berdamai.
II
Petrus 3:14
3:14
Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu
harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di
hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
Pendamaian
itu harus kita usahakan. Ada yang kles dengan orang lain, ayo cari usahakan
untuk selesaikan. Tuhan cari yang sudah lalu.
Pengkhotbah
3:15
3:15
Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada; dan Allah
mencari yang sudah lalu.
Jangan
dilupakan begitu saja. Nanti
orang lain sudah menyingkir, kita mau menyingkir tetapi tangan masih ada yang
ikat. Begitu dilihat pernah dulu tempeleng orang belum diselesaikan. Mau
tersingkir tetapi mulutnya masih terikat, ternyata dulu pernah kata-katai orang
tidak diperdamaikan. Kalau masih ada orangnya selesaikan dengan orangnya. Kalau
sudah tidak ada orangnya tinggal minta ampun kepada Tuhan. Ayo selesaikan
supaya kita dibenarkan, disucikan, disempurnakan, tidak bernoda dan tidak
bercacat, masuk pesta nikah Anak Domba Allah, masuk kerajaan 1000 tahun damai
sampai masuk kerajaan sorga yang kekal Yerusalem Baru.
Biarlah
kuasa darah Yesus pada sore hari ini memperdamaikan kita semua. Sejauh timur
dari barat pelanggaran kita, sedalam tubir laut kesalahan kita, darah Yesus
mampu menghapus semuanya.
Tuhan Memberkati.
|
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar