Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 13:2
Naga atau
setan memberikan takhtanya kepada antikristus. Takhta = kedudukan, kehormatan,
kemuliaan. Antikristus digambarkan seperti kombinasi 4 binatang buas. Jadi
antikristus adalah manusia yang dagingnya buas, suka menuntut dan mencari kedudukan,
kehormatan dan kemuliaan dunia. Kemuliaan
yang jasmani, dalam gereja Tuhan maupun dalam bermasyarakat, itu semua yang
dicari.
Kalau orang
dunia wajar kalau seperti itu, apalagi yang mau masuk dalam percaturan politik.
Wajar kalau mereka saling menjegal dan menjatuhkan satu dengan yang lain.
Tetapi kalau masuk dalam gereja itu tidak wajar. Tetapi ini justru masuk dalam
pelayan-pelayan dalam gereja.
Markus 12:38-39
12:38 Dalam
pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang
suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di
pasar,
12:39 yang suka
duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam
perjamuan,
Ahli Taurat
ini menunjuk hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang dihinggapi roh antikristus
sehingga mau dipuji, mau dihormati, mau dimuliakan sehingga memperebutkan
kedudukan dalam gereja dan dalam organisasi. Jabatan itu dari Tuhan, tidak usah
diperebutkan. Kalau Tuhan lihat kita mau disucikan pasti Tuhan percayakan jabatan
pelayanan. Apa lagi kalau lihat gereja besar, rebutan mau jadi gembala di situ,
tidak usah seperti itu. Kalau memang sudah waktunya Tuhan angkat, tidak ada
yang bisa merendahkan. Biarlah secara wajar Tuhan yang orbitkan, bukan kita
yang orbitkan diri sendiri.
Akibatnya
kalau takhta dunia dan takhta manusia itu yang diincar maka tidak mengalami
suasana takhta Tuhan.
Yesaya 6:1
6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta
yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Bait suci itu
menunjuk gereja Tuhan.
I Korintus
3:16
3:16 Tidak tahukah
kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Tuhan duduk di
takhtaNya dan ujung jubahNya memenuhi Bait Suci. Kalau kita mengejar takhta
dunia tidak akan mengalami suasana takhta Tuhan. Apa itu suasana takhta Tuhan?
Kali ini kita belajar dari 2 benda yang tergantung pada ujung jubah Imam Besar.
Yesus adalah Imam Besar, bicara Bait Allah itu bicara pelayanan. Yesus Kepala
dari Bait Allah, kepala dari rumahNya, kepala dari pelayanan. Pada ujung
jubahNya digantungi 2 benda.
Keluaran
28:33-35
28:33 Pada ujung
gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan
kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling
giring-giring emas,
28:34 sehingga satu
giring-giring emas dan satu buah delima selalu berselang-seling, pada ujung
gamis itu.
28:35 Haruslah
gamis itu dipakai Harun, apabila ia menyelenggarakan kebaktian, dan bunyinya
harus kedengaran, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus di hadapan TUHAN dan
apabila ia keluar pula, supaya ia jangan mati.
1.
Buah
delima
Ini bukan buah delima sungguhan
tetapi sesuatu dibuat dari kain kirmizi, ungu tua, ungu muda menyerupai buah
delima. Buah delima kalau dibelah di dalamnya berpetak-petak tetapi satu di
luar. Ini menunjuk persekutuan gereja Tuhan yang ditandai 3 hal:
a)
Warna
merah ini menunjukan pengalaman kematian bersama Yesus. Si A dan si B bisa
bersekutu kalau sama-sama mengalami pengalaman kematian bersama Yesus. Apa itu
pengalaman kematian bersama Yesus?
I Petrus
2:24
2:24 Ia sendiri
telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang
telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu
telah sembuh.
Pengalaman
kematian bersama Yesus adalah mati terhadap dosa, menyelesaikan dosa.
Persekutuan Tubuh Kristus dimulai dari dalam nikah, itu persekutuan terkecil.
Suami isteri bisa menyatu kalau saling mengaku dan saling mengampuni, mau mati
terhadap dosa. Salib itu yang bisa mempersatukan suami isteri.
1 (suami) + 1 (isteri) = 1, tambah itu salib.
Harus ada
pengalaman kematian bersama Yesus baru bisa bersekutu. Kaum muda kalau mau yang
enak bagi daging jangan menikah. Masuk nikah supaya bisa menyatu harus ada
pengalaman mati terhadap dosa. Dalam penggembalaan juga kita bisa menyatu kalau
mau mati terhadap dosa. Kalau tidak mati terhadap dosa, tidak bertobat, biarpun
mau dipaksakan menyatu tidak bisa. Terang dan gelap tidak akan pernah bisa
menyatu. Masuk dalam nikah, kaum muda ayo cari pasangan yang bertobat, jangan cuma
lihat ganteng, kaya, punya kedudukan. Biar ganteng tidak bertobat hanya jadi
ganteng-ganteng serigala. Carilah
yang bertobat, mati terhadap dosa.
b)
Ungu tua
atau biru laut ini menunjuk pengalaman kebangkitan bersama Yesus yaitu hidup
untuk kebenaran. Mulai dari persekutuan terkecil yaitu nikah yang benar. Masa
pacaran yang benar, tunangan yang benar. Yang benar itu bagaimana? Tidak
sembunyi-sembunyi, terang-terangan. Bagaimana itu? Tidak sembunyi-sembunyi,
diketahui orang tua, direstui dan diketahui gembala, didoakan. Kenapa
sembunyi-sembunyi? Supaya bisa seenaknya putus. Kalau seenaknya putus apalagi
kalau pacaran dengan sesama imam lalu menyakiti hatinya, orang itu berhadapan
dengan Tuhan!
Dalam nikah
semua benar. Kedudukannya benar, suami sebagai kepala, isteri sebagai tubuh,
anak anggota tubuh meringankan beban orang tua. Jangan dibalik-balik
kedudukannya, harus benar sesuai Firman pengajaran yang benar.
c)
Ungu muda
atau warna ungu menunjuk pengalaman kemuliaan bersama Yesus. Apa itu? Mengalami
keubahan hidup. Ingat Yesus waktu dipermuliakan di atas gunung, Dia berubah
rupa, wajahNya berubah bersinar seperti matahari terik, pakaianNya juga berubah
berkilau-kilau. Itu pengalaman kemuliaan bersama Yesus, mengalami keubahan
hidup.
Jadi suasana takhta Tuhan adalah
suasana persekutuan yang ditandai dengan mati terhadap dosa, hidup untuk
kebenaran dan mengalami keubahan hidup. Kalau ada ini pasti menyatu, semakin erat
persekutuan itu. Kalau cari kedudukan, cari kehormatan, begitu kena dosanya
ditunjuk, tidak mau mengaku karena gengsi, harga diri gede-gedean, tidak bisa
menyatu.
Kalau dosa dipertahankan tidak
akan bisa bersekutu. Sangat jelas dikatakan jangan bergaul, jangan makan
bersama-sama.
I Korintus 5:11
5:11 Tetapi yang
kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang
sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah
berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah
kamu sekali-kali makan bersama-sama.
Makan bersama-sama ini
fellowship, bersekutu untuk mendengar Firman. Kalau dipaksakan mungkin
kelihatan bisa bersekutu tetapi sebenarnya itu bukan persekutuan melainkan persekongkolan.
Sebagai contoh orang Farisi dan orang Herodian berbeda pendapat tetapi
kelihatan bisa bersekutu padahal mereka bersekongkol untuk membunuh Yesus.
Markus 3:5-6
3:5 Ia berdukacita karena kedegilan
mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia
berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia
mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
3:6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi
dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Orang Farisi dan orang Herodian
beda pendapat tetapi kelihatan bisa menyatu tetapi itu bukan persekutuan, itu
persekongkolan. Karena degil, keras hati, karena iri dan dengki kepada Yesus, 2
kelompak ini kelihatan menyatu padahal itu bukan persekutuan tetapi persekongkolan.
Jadi kita harus jeli hari-hari terakhir ini. Apa itu persekongkolan?
Persekutuan orang-orang keras hati atas dasar iri hati dan perselisihan. Iri
sama seseorang, benci sama seseorang sehingga 2 kelompok menjadi satu menyerang
seseorang. Politik dunia masuk dalam gereja. Politik dunia lawan bisa jadi
kawan, kawan bisa jadi satu untuk menyerang
1 kandidat.
Dalam gereja juga seperti itu.
Kelihatan persekutuan tetapi orang-orang keras hati yang ada di situ. Bersekutu, bersekongkol karena dasar iri hati
dan perselisihan. Mereka iri kepada orang yang benar. Orang benar tidak pernah
iri dan tidak mungkin berselisih. Yang tidak benar itu yang suka iri dan
berselisih “dia ini begitu, dia begini, ayo kita serang”. Itulah kalau tangan
dan kaki tidak bekerja maka yang bekerja mulut, cuma cerita orang, cari
kesalahan orang. Itulah orang farisi mengamat-amati pendetanya, cari salahnya,
cari kesalahan jasmani. Kelihatan ada persekutuan tetapi sebenarnya tidak ada
persekutuan.
Tanda persekongkolan itu mau
membunuh Yesus, artinya:
a)
Ibrani
3:1
3:1 Sebab itu, hai
saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi,
pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,
Yesus disebut
rasul. Rasul ada kaitannya dengan pengajaran. Jadi arti membunuh Yesus adalah
persekutuan tanpa pengajaran yang benar, menolak Firman pengajaran yang benar
yang menyucikan. Begitu juga kaum muda kalau mau masuk nikah tidak melihat
pengajaran, cuma lihat yang jasmani, itu berarti membunuh Yesus! Suatu saat
pasti terlihat boroknya, busuknya dan hancur. Kalau dengan pengajaran borok
kita kelihatan untuk disucikan sehingga bisa menyatu. Kalau tidak ada
pengajaran boroknya kelihatan dan semakin tercerai berai, semakin hancur.
b)
Yesus
disebut Imam Besar. Imam Besar mengerjakan pelayanan pendamaian.
Ibrani
2:17
2:17 Itulah
sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya,
supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada
Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Jadi membunuh
Yesus artinya tidak mau berdamai. Dia benci si A, dia cari teman yang juga
membenci si A, mereka bersekutu sama-sama membenci si A, tidak berdamai. Cari
teman-teman yang lain yang benci si A, bersekongkol serang terus si A. Si A
karena benar dia tidak akan balas, dia diam saja. Orang benar tidak usah
membalas, diam saja, Tuhan pasti bela meskipun ditinggal sendiri. Yang lain
berkata “betulkan apa saya bilang, tidak benar dia itu buktinya dia ditinggal
sendiri, kita ini banyak dia cuma sendiri”. Lupa Yesus, Yesus karena pertahankan
kebenaran di kayu salib ditinggal sendiri. Pikirnya kalau banyak orang itu
sudah betul, yang sendiri itu tidak benar. Yesus seorang diri di kayu salib,
sampai Allah Bapa meninggalkan Dia. Jadi jangan lihat kalau banyak itu benar,
kalau sedikit tidak benar, belum tentu! Kalau banyak hanya karena dasar iri dan
perselisihan itu tidak benar. Yang sedikit tetap betul-betul dalam kebenaran
dan kesucian, itu yang benar. Jangan terkecoh dengan jumlah. Hal kerajaan sorga
mulai dari yang kecil-kecil dulu, bukan yang besar-besar. Jadilah seperti anak
kecil, dia yang empunya kerajaan sorga.
c)
Yesus
adalah gembala.
Yohanes
10:11,14
10:11 Akulah
gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
10:14 Akulah
gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal
Aku
Jadi membunuh
Yesus prakteknya tidak mau tergembala, liar, beredar-edar. Di mana-mana banyak persekutuan, persekutuan doa sekota, persekutuan ini,
persekutuan itu, tetapi lihat orang-orang di dalamnya, tergembala atau tidak.
Kalau tidak tergembala itu persekongkolan. Persekutuan yang benar itu kandang
dengan kandang.
Yohanes 10:16
10:16 Ada lagi pada-Ku
domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga
dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan
dengan satu gembala.
Ini
persekutuan yang benar, antar kandang penggembalaan. Kemarin di Wawondula,
mendekati akhir bulan depan di Malang. Kalau memang ada kerinduan ayo menabung.
Berkat-berkat yang kita terima tidak semua untuk kita makan tetapi ada berkat
untuk ibadah. Dulu bangsa Israel diberkati dan diberkati juga ternaknya,
ternaknya itu untuk keperluan ibadah.
Persekutuan yang benar adalah
persekutuan yang ada penyucian oleh Firman pengajaran yang benar, dosa-dosa
tidak dibiarkan berkembang. Kita masuk dalam persekutuan, begitu pulang tambah
berkembang dosanya, dipertanyakan persekutuan apa ini!
Kalau disimpulkan suasana takhta
Tuhan adalah suasana penyucian! Di sekeliling takhta Tuhan ada 4 makhluk yang
berseru-seru “kudus, kudus, kuduslah Tuhan” itulah suasana takhta Tuhan.
Wahyu 4:6-8
4:6 Dan di hadapan takhta itu ada
lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya
ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
4:7 Adapun makhluk yang pertama sama
seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang
ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama
seperti burung nasar yang sedang terbang.
4:8 Dan keempat makhluk itu
masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan
mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam:
"Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan
yang ada dan yang akan datang."
Ayo persekutuan mulai dari nikah,
permulaan nikah, masa pacaran dan tunangan ayo jaga kekudusan! Itu harga mati
supaya masuk nikah di dalam kebenaran dan kesucian, dapat berkat.
Kejadian 1:26-28
1:26
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata
yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya
dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi."
Firman Tuhan itu jelas! Tuhan
berkati dulu baru ada kalimat beranak cucu dan bertambah banyak. Jangan dibalik,
beranak cucu baru diberkati. Itu salah! Kaum muda jaga masa pacaran dan
tunangan. Makanya penting itu direstui orang tua dan direstui gembala supaya
terjaga. Baru masuk pemberkatan nikah. Sudah terjadi kejatuhan baru bilang
pemberkatan nikah, bukan! Kalau sudah jatuh disebut ibadah peneguhan nikah. Kalau
masih dalam kekudusan pemberkatan dan peneguhan nikah, masuk dalam nikah yang
kudus. Sudah berbuat yang tidak baik, bukan nikah kudus namanya!
Orang tua doakan anak-anaknya
yang sudah dewasa, selalu digumuli supaya kekudusan ini terjaga. Siang malam
berseru kudus, kudus, kudus. Berarti siang malam setiap saat kita jaga
kekudusan.
Buah delima itu di dalamnya
berpetak-petak tetapi di luar satu. Ini menunjuk persekutuan, berbeda-beda
tetapi satu. Bagaimana ini? Masuk nikah, persekutuan terkecil. Berbeda
laki-laki dan perempuan tetapi satu. Jadi tidak ada itu pernikahan laki-laki
dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, itu penghujatan! Beda jenis
kelamin tetapi satu pengajaran. Persekutuan antara penggembalaan berbeda
organisasi tetapi satu pengajaran. Dalam penggembalaan ini berbeda-beda suku,
beda bahasa tetapi satu. Yang lain boleh berbeda tetapi ada 7 hal yang tidak
boleh berbeda.
Efesus 4:3-6
4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan
Roh oleh ikatan damai sejahtera:
4:4 satu tubuh, dan satu Roh,
sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam
panggilanmu,
4:5 satu Tuhan, satu iman, satu
baptisan,
4:6 satu Allah dan Bapa dari semua,
Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
a)
Satu
tubuh = satu kepala. Inilah satu Firman pengajaran yang benar, ini yang tidak
boleh beda. Kepala kita adalah Yesus, pada mulanya adalah Firman, Firman itu diam
bersama-sama Allah kemudian lahir seperti kita ini. Berarti satu tubuh = satu
Firman pengajaran yang benar.
Yohanes
1:1,14
1:1 Pada mulanya
adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah.
1:14 Firman itu
telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Kalau satu
pengajaran pasti bisa jadi satu. Yesus adalah Firman yang lahir menjadi
manusia. Sedangkan Tubuh Kristus adalah orang-orang yang dilahirkan kembali,
yang diubahkan oleh Firman pengajaran yang benar.
Yohanes
1:12-13
1:12 Tetapi
semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang
yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani
oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Suami
diubahkan, isteri diubahkan menjadi satu tubuh, satu kepala.
I Petrus
1:23
1:23 Karena kamu
telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang
tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.
Sekalipun
orang mau halangi, kalau sama-sama menerima pengajaran pasti bisa menyatu,
tidak bisa dihalangi oleh apapun. Jadi satu tubuh artinya orang-orang yang sama
disucikan dan diubahkan oleh satu Firman pengajaran yang benar. Saya katakan
pada isteriku kita satu tubuh kalau sama-sama disucikan dan diubahkan oleh satu
Firman pengajaran yang benar. Kalau tidak satu pengajaran tidak bisa kita
katakan satu tubuh, kepalanya beda tidak bisa satu tubuh.
Jadi kunci
persekutuan dan kesatuan adalah Firman pengajaran yang benar. Suami isteri
sudah berbeda fisik, beda karakter, secara jasmani beda, pengajaran lagi beda,
kapan menyatunya! Sementara nikah itu menjadi satu daging, pengajaran saja beda
bagaimana bisa menyatu.
Efesus 5:31
5:31 Sebab itu laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
itu menjadi satu daging.
b)
Satu Roh
yaitu Roh Kudus. Apa bukti satu Roh? Jangan Cuma bilang satu roh tetapi tidak
ada buktinya.
Roma 8:13
8:13 Sebab, jika
kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan
perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Roh Kudus
mematikan daging. Jadi 1 roh artinya sama-sama mematikan dagingnya. Si A tidak
kedagingan, si B tidak kedagingan, itu satu roh. Suami isteri tidak kedagingan,
satu roh. Gembala dan jemaat tidak kedagingan, itu satu roh. Satunya
kedagingan, yang lain tidak kedagingan, tidak bisa satu roh. Betapa bahagia
nikah itu kalau ada pengajaran yang menjadi kepala, itulah Yesus, kemudian
sama-sama mematikan daging, tidak akan pernah ditinggalkan. kadangkala daging
kita terlalu besar sehingga sulit 1 roh. Dalam kepanitiaan kalau kedagingan semuanya tidak akan jalan.
Si A usul begini, si B usul begitu, keduanya sama-sama ngotot pertahankan
usulnya, bisa ribut dan tengkar. Kalau sama-sama mematikan daging “nanti pak
gembala yang menentukan, kami hanya mengusulkan”. Setelah pak gembala
timbang-timbang ini yang baik, semua menerima, itu satu roh.
Ini jadwal
ibadah persekutuan sudah mulai jalan. Kalau Tuhan izinkan tahun ini kita
menggelar lagi, puji Tuhan, yang penting semuanya satu roh. Tetapi bukan untuk
menonjolkan diri, ini kami bisa menggelar 2 kali setahun, bukan itu! Kerinduan
hati untuk menyebarkan pengajaran ini karena waktu sudah semakin singkat.
c)
Satu
pengharapan, sama-sama punya pengharapan untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Ada
hamba Tuhan bertanya kepada saya apa tujuanmu menggelar ibadah persekutuan?
Saya jawab untuk menjadi satu, menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kalau hanya untuk
pamer, untuk unjuk kekuatan untuk apa! Tetapi kalau untuk menjadi satu, ayo
jalan terus.
d)
Satu
Tuhan
e)
Satu
iman
f)
Satu
baptisan. Masuk nikah harus satu baptisan.
g)
Satu
Allah Bapa
7 itu sempurna. Kalau ada 7 kesatuan
ini maka kita bisa masuk dalam persekutuan Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau 7
ini berbeda, tidak akan masuk dalam kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna. 7 ini
sudah harga mati, harus satu! Kalau pengajarannya sama, tata cara ibadahnya
pasti sama, penyembahannya sama dan salamnya pasti sama. Salam itu identik
dengan pengajaran. Satu pengajaran yah satu salam, tidak berubah-ubah. Kita lihat
salamnya Paulus bagaimana, kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian.
Salam Petrus juga demikian. Yesus juga “Salam damai sejahtera di antara kamu,
kasih karunia menyertai kamu”. Para pendahulu kita bagaimana? Salam damai
sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Kalau pengajarannya sama, salamnya
sama. Kalau ada salam begini, salam begitu pengajarannya pasti sudah
berbeeda-beda. Jadi jangan kita ikut-ikutan. Ikuti saja apa yang telah kita
terima dari para pendahulu.
II Yohanes 1:10-11
1:10 Jikalau
seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu
menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya.
1:11 Sebab
barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang
jahat.
Kalau yang lain mau salam yang
lain-lain terserah, kalau saya mau ikuti salam dari para pendahulu “salam damai
sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus”. Salam itu pembuka dari pengajaran,
hamba Tuhan sampaikan salam berarti dia sudah siap menyampaikan Firman pengajaran
yang benar. Sidang jemaat menerima salam berarti sudah siap menerima Firman
pengajaran yang benar.
Jika persekutuan kita sudah benar
maka kita digantungkan di ujung jubah Yesus sehingga mengalami suasana takhta
Tuhan. Kita mengalami kuasa kebangkitan dari Yesus Imam Besar. Warna jubah itu
ungu tua atau biru laut, itu menunjukan kuasa kebangkitan Yesus. Nikah
persekutuannya benar, penggembalaan persekutuannya benar, antara penggembalaan
persekutuannya benar, kita digantung di ujung jubah Yesus, ada hasilnya. Ikut
Yesus, praktekan apa yang Tuhan mau, ada hasilnya. Makanya para pendahulu
mengatakan Firman pengajaran ini praktis, kita praktekan ada hasilnya.
a)
Lukas
8:43-44
8:43 Adalah seorang perempuan
yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan yang tidak berhasil
disembuhkan oleh siapa pun.
8:44 Ia maju mendekati Yesus
dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah
pendarahannya.
Ada
kesembuhan dari pendarahan. Apa yang dimaksud dengan pendarahan?
1)
Perpecahan
atau perceraian. Kalau kita masuk persekutuan yang benar, maka kuasa Firman
pengajaran, kuasa kebangkitan Yesus sanggup memulihkan dan menyatukan kita
mulai dari nikah. Mungkin pagi ini nikah kita dalam keadaan tercerai berai. Ada
perpecahan antara suami isteri, kakak adik, masih satu dalam rumah tetapi sudah
pecah. Suami masak sendiri, isteri masak sendiri, tidur beda-beda kamar, anak
orang tua sudah diam-diaman, rumah seperti hotel, datang untuk tidur. Tidak ada
ngomong apa-apa, besoknya sudah keluar, tidak ada hubungan yang baik satu
dengan yang lain. Firman pengajaran mampu memulihkan semuanya, mampu menyatukan
apa yang sudah terpecah dan tercerai berai.
Dalam penggembalaan juga mungkin
ada kles satu dengan yang lain, sesama pelayan, sesama anggota jemaat, ada
perpecahan karena ini, karena itu, biarlah lewat Firman pengajaran yang kita
terima ada kuasa kebangkitan Yesus di dalamnya sanggup memulihkan dan menyatukan
semuanya apa yang sudah tercerai.
2)
Kebusukan. Kalau darah keluar terus itu busuk. Ada
kebusukan dosa, kebusukan secara jasmani. Mungkin di dalam keluarga sudah saya
paling tidak dianggap, dianggap sebagai yang paling busuk. Dalam pekerjaan
menghadapi sesuatu yang busuk, tidak dapat diharapkan lagi. Kuasa Firman
pengajaran mampu memulihkan apa yang sudah busuk.
Dari pihak
Tuhan ada kuasa kebangkitan, dari kita harus ada iman. Perempuan itu berkata
asal ku jamah saja ujung jubahNya aku pasti sembuh. Siapa yang mengatakan
kepada perempuan itu bahwa dia akan sembuh kalau menjamah ujung jubah? Tetapi
imannya yang mengatakan demikian, imannya yang mendorong dia seperti itu.
Lukas 8:48
8:48 Maka
kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan
engkau, pergilah dengan selamat!"
Matius
9:21
9:21 Karena katanya
dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Dari pihak
Tuhan ada kuasa kebangkitan dalam Firman pengajaran, mampu memulihkan apa yang
sudah busuk. Dari pihak kita harus ada iman, yakinlah bahwa Firman pengajaran
yang kita terima ini mampu menyatukan nikah kita yang sudah tercerai, mampu
memulihkan segala yang sudah busuk dalam hidupku. Itu iman dari kita, maka
semuanya pasti jadi, Tuhan mampu menjadikan semua baik, tidak ada yang mustahil,
terhapus semua kemustahilan.
b)
Yesaya
6:1
6:1 Dalam tahun matinya raja
Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan
ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Kuasa
kebangkitan Tuhan di dalam Firman pengajaran yang benar melindungi kita dari
terpaan angin pengajaran palsu, dari pencobaan-pencobaan yang memuncak pada
aniaya antikristus. Yang penting kita mau berpegang pada Firman pengajaran yang
benar maka ada kuasa Tuhan kebangkitan Tuhan melindungi. Sampai dari pori-pori
kita bisa merasakan orang yang lewat ini sudah lain ajarannya.
Jadi ketika
terjadi apa-apa dalam diri kita, yang pertama kita koreksi persekutuan kita
benar atau salah. Kalau salah ayo perbaiki. Kalau kita koreksi ternyata benar
berarti ini ujian dari Tuhan. Jangan ngomel, jangan mundur dari pengajaran. Saya
berbahagia kita ada dalam persekutuan yang benar, nikah yang benar,
penggembalaan yang benar, persekutuan antara penggembalaan yang benar, sampai
nanti Israel dan kafir menyatu dalam satu Tubuh Kristus untuk menyatu dengan
Yesus sebagai Kepala.
c)
Buah
delima itu perhiasan pada ujung jubah Yesus Imam Besar. Jadi hasil ketiga,
kuasa kebangkitan
Tuhan dalam Firman pengajaran yang benar mampu menghiasi hidup kita,
memperindah hidup kita pada waktunya. Waktunya Tuhan, bukan waktunya kita.
Mungkin pertama kali kita masuk dalam pengajaran diizinkan Tuhan terjadi
sesuatu yang luar biasa, seakan-akan terjadi kemerosotan dan lain-lain. Tetapi
bertahan, Tuhan pasti menghiasi dan memperindah hidup kita, nikah kita. Kaum
muda masa depan juga dihiasi, semua dihiasi indah pada waktunya. Sampai nanti
kita tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan yang berhias bagi Yesus Mempelai Laki-laki
Sorga. Nikah yang tadinya tidak karu-karuan ditata dan diperindah oleh Tuhan.
Nikah,
pelayanan, masa depan diperindah semua sampai yang terindah menjadi Mempelai
Wanita Tuhan.
Pengkhotbah
3:11
3:11 Ia membuat
segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati
mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah
dari awal sampai akhir.
Ayo bertahan.
Sekarang kita belum melihat yang indah. Tunggu waktu Tuhan, semua pasti indah
pada waktunya.
2.
Giring-giring
emas atau lonceng emas. Diletakan berselang seling dengan buah delima. Lonceng
ini menghasilkan bunyi yang indah. Jadi kalau Imam Besar berjalan itu berbunyi.
Ini menunjukan doa penyembahan dalam urapan Roh Kudus sampai bisa berbahasa
Roh. Inilah suasana takhta Tuhan. Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya dalam
sehari menyembah minimal 1 jam. Tetapi sikap penyembahannya 24 jam. Apa itu
sikap penyembahan? Ketaatan! Taat kita harus 24 jam. Yesus dalam doaNya berseru
“ya Abba ya Bapa jika sekiranya mungkin lalukanlah cawan ini dari padaku”. Itu
kedagingannya Yesus, Dia mau menolak salib. Tetapi Dia sambung kalimatnya
“tetapi bukan kehendakKu yang jadi melainkan kehendakMu yang jadi”.
Kalau persekutuan kita ada dalam
suasana penyembahan dalam urapan Roh Kudus, itu menghasilkan bunyi yang indah.
Dalam nikah ada bunyi yang indah, dalam penggembalaan bunyi yang indah, tidak
ada lagi pertengkaran,, tidak ada lagi bunyi caci maki, ada kesaksian keluar.
Dalam nikah suami menyembah dan taat, isteri menyembah dan taat, tidak akan ada
lagi bunyi pertengkaran, apalagi bunyi caci maki di situ. Orang tua mungkin
mendidik anak ada kalanya kita marah kepada anak dan memang harus demikian,
tetapi tidak dengan bahasa yang memaki mereka. Itu tidak ada lagi, yang ada
hanya bunyi-bunyian yang indah, suara kesaksian dalam nikah.
Ayo dalam penggembalaan biarlah
ada bunyi-bunyian yang indah satu dengan yang lain, sama-sama menyembah,
sama-sama taat, sehingga yang ada suara kesaksian. Baik kesaksian secara nyata
dan juga di dalam grup whatshap gereja. Kadangkala yang keluar di situ suara
yang tidak bagus, hubungan antara jemaat juga suara yang tidak indah yang
kedengaran. Kita ngomong seenak kita, mungkin saat itu dia tidak bereaksi
padahal dia simpan di hati. Biarlah itu sudah tidak ada lagi. Makanya banyaklah
menyembah Tuhan sehingga mulut ini tidak berkata yang salah, banyak menyembah
sampai bisa berbahasa roh sehingga ada suara kesaksian. Orang tertarik
mendengar suara apa itu sehingga jiwa-jiwa bertambah.
Biarlah nikah kita menjadi
kesaksian, ibadah pelayanan kita menjadi kesaksian bagi sesama, berarti di situ
ada Imam Besar hadir. Kalau ada bunyi lonceng berarti Imam Besar hadir di situ.
Ada Imam Besar hadir di dalam kita sehingga nikah dan ibadah kita tidak kering,
ada urapan Roh Kudus, semua dalam pengaruh urapan Roh Kudus.
Keluaran 28:35
28:35
Haruslah gamis itu dipakai Harun, apabila ia menyelenggarakan kebaktian,
dan bunyinya harus kedengaran, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus di
hadapan TUHAN dan apabila ia keluar pula, supaya ia jangan mati.
Kalau dalam nikah tidak ada bunyi
yang indah, nikah itu akan mati. Kalau dalam pelayanan tidak ada bunyi yang
indah, pelayanan itu akan mati. Biarlah ada bunyi yang indah, suara penyembahan
dalam urapan Roh Kudus. Kita mau taat pada Firman Tuhan, menghasilkan suara
kesaksian, bunyi yang indah. Nikah tidak mati, pelayanan tidak mati, semua
tidak kering, semua tidak mati.
Biarlah siang ini kita minta
urapan Roh Kudus. Tanda-tanda ada urapan Roh Kudus dalam hidup kita, dalam nikah
dan dalam ibadah pelayanan kita.
a)
II
Korintus 3:17-18
3:17 Sebab Tuhan adalah Roh;
dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
3:18 Dan kita semua
mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena
kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi
serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Tanda pertama
kalau ada urapan, ada
kemerdekaan. Artinya Firman pengajaran itu kita berikan keleluasaan untuk
menyucikan kita dan membaharui kehidupan kita, tidak dibatasi oleh apapun. Sehingga
kita mengalami kemerdekaan dan kelepasan dari dosa-dosa. Suami dalam urapan,
isteri dalam urapan, gembala dalam urapan, jemaat dalam urapan, Firman bekerja
dengan bebas dalam hidup kita, kita mengalami kelepasan dari dosa-dosa sehingga
semakin indah dan semakin erat persekutuannya. Sampai nanti kita diubahkan
menjadi sama mulia dengan Yesus. Bahagia kalau nikah itu ada urapan, bebas,
bukan bebas secara daging tetapi kita alami kebebasan dari dosa-dosa, ada penyucian
dan pembaharuan sampai mulia seperti Yesus. Umpama suami pemarah, lewat Firman
dan penyembahan dalam urapan Roh Kudus, dia dilepaskan dari tabiat pemarah.
Isteri yang cerewet dan suka melawan dilepaskan dari tabiat itu, betapa
bahagianya. Tidak perlu ke psikiater atau ke mana. Lewat Firman, penyembahan
dalam urapan Roh Kudus, ada kemerdekaan, kebebasan, kelepasan dari segala dosa.
b)
I
Korintus 14:39-40
14:39 Karena itu,
saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat
dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh.
14:40 Tetapi segala sesuatu
harus berlangsung dengan sopan dan teratur.
Kalau ada
urapan Roh Kudus, karunia-karunia kita semakin bertambah dalam pelayanan. Dan
dalam melayani Tuhan berlangsung dengan sopan dan teratur. Mulai dari dalam
nikah pelayanan kita kerjakan dengan sopan dan teratur. Semua tertata dengan
baik, tidak seenaknya! Terutama kesopanan di dalam nikah dan pelayanan itu yang
bagaimana?
I Korintus
14:35
14:35 Jika mereka
ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di
rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan
Jemaat.
Kesopanan
dalam nikah dan dalam ibadah adalah perempuan tidak boleh mengajar dan memerintah
laki-laki atau suami, itu sopan! Jangan jadi jendril dalam rumah tangga “suami
balik kanan grak, timbah air grak, belah kayu grak” suami tinggal iya-iya.
Kadang kalah suaminya berpikir dari pada isteri
ribut ah turuti saja maunya, itu tidak sopan namanya! Biarlah urapan Roh Kudus
menguasai kita, semua berlangsung dengan sopan dan teratur, maka persekutuan
kita akan mengarah kepada persekutuan
Tubuh dengan Yesus sebagai kepala. Kalau sudah menyatu dengan Kepala maka kita
masuk pesta nikah Anak Domba Allah, itu kebahagiaan yang kekal, kita masuk
kerajaan 1000 tahun damai, untuk masuk kerajaan sorga yang kekal, Yerusalam
Baru.
Efesus
1:8-10
1:8 yang
dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
1:9 Sebab Ia telah
menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana
kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di
dalam Kristus
1:10 sebagai
persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala
segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
Kita mau
disatukan dengan Yesus sebagai Kepala.
Biarlah ada
buah delima, persekutuan yang benar, dalam nikah dan penggembalaan semua benar,
antara pengembalaan benar, ada Firman
pengajaran yang menyucikan. Dan ada lonceng emas, suara penyembahan dalam
urapan Roh Kudus. Itu suara indah yang dihasilkan dalam nikah dan dalam
penggembalaan, itulah suara kesaksian untuk
membawa jiwa-jiwa datang kepada Tuhan. Persekutuan kita semakin dipererat untuk nanti menyatu dengan Yesus sebagai
Kepala, Mempelai Pria Sorga. Ini kerinduan kita untuk menjadi satu, nikah
menjadi satu, penggembalaan satu, antara penggembalaan satu, Israel dan kafir
satu dan kita menyatu dengan Yesus.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 081334496911
Email: imamat_raja@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar