Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
11:32
11:32 Setibanya
Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan
kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini,
saudaraku pasti tidak mati."
Ini
cerita Lazarus yang sudah mati dan busuk, sudah 4 hari dikuburkan. Inilah
keadaan banyak manusia, secara khusus orang Kristen, menghadapi kematian dan
kebusukan secara jasmani dan juga secara rohani. Secara jasmani menunjukan
masalah-masalah sampai yang mustahil. Belum selesai 1 muncul lagi masalah yang
lain, sampai rasanya tidak ada jalan keluar, seakan-akan Tuhan tidak menolong
dan tidak peudli. Sudah dikirim utusan “orang yang Engkau kasihi sakit” Yesus
malah bertahan tinggal 2 hari lagi baru berangkat. Begitu Yesus tiba, Lazarus
sudah mati. Secara rohani itulah masalah di dalam pelayanan, masalah dalam
nikah dan buah nikah, jatuh di dalam dosa sampai puncaknya dosa. Bahkan sampai
hidup dalam dosa, sudah menikmati berbuat dosa, enjoy dengan dosa!
Semua
kebusukan jasmani dan kebusukan secara rohani disebabkan oleh dosa. Ada masalah
dalam pelayanan karena ada dosa, ada masalah dalam nikah karena ada dosa, ada
masalah dalam hidup sehari-hari karena ada dosa. Semua kebusukan jasmani dan
rohani disebabkan oleh dosa yang dipertahankan dan disembunyikan. Lama-lama
nikahnya tambah kering, pelayanannya tambah
kering. Kalau ada yang berguguran dalam pelayanan, jiwa-jiwa keluar dari
penggembalaan, jangan bilang tidak apa-apa, periksa diri! Ada sesuatu yang
dipertahankan, sesuatu yang disembunyikan yang tidak diselesaikan.
Ada 3
sikap yang harus ada pada kita supaya ditolong dan dipulihkan oleh Tuhan:
1. Percaya
kepada Yesus, bukan hanya di mulut tetapi sampai di dalam hati (ayat 25-27,40).
2. Harus
sehati (ayat 21,32) Marta dan Maria sehati = 1 pengajaran dan 1 roh.
3. Tersungkur
di bawah kaki Yesus (ayat 32)
Sore
ini kita pelajari sikap yang ketiga, menghadapi kebusukan dan kematian secara
jasmani dan rohani, sikap kita tersungkur di bawah kaki Yesus.
Yohanes
11:31
11:31 Ketika
orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk
menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka
mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di
situ.
Ini sikap
yang salah. Banyak orang Kristen menghadapi kematian dan kebusukan secara
jasmani dan rohani malah mengambil sikap meratap. Artinya saling mempersalahkan
sampai mempersalahkan Tuhan. “Kenapa terjadi seperti ini, Tuhan tidak adil,
Tuhan tidak tolong” sampai bicara demikian.
Sikap
yang benar tersungkur di bawah kaki Yesus. Pengertian tersungkur di bawah kaki
Yesus:
1. Mencurahkan
isi hati kepada Tuhan dengan hancur hati, dengan menangis. Dari pada curhat
kepada sesama, lebih baik curhat kepada Tuhan dengan hancur hati. Maka Yesuspun
menangis.
Yohanes
11:34-36
11:34
"Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah
dan lihatlah!"
11:35
Maka menangislah Yesus.
11:36
Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"
Begitu
kita curhat kepada Yesus, Yesus menangis. Ini yang dimaksud dengan Yesus
menangis:
Ibrani
4:14-16
4:14
Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua
langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan
iman kita.
4:15
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah
dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
4:16
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.
Artinya
Yesus Imam Besar turut merasakan penderitaan kita dalam menghadapi kematian dan
kebusukan jasmani dan rohani. Secara jasmani saja melihat orang berduka dan
sedih, kita juga merasakan penderitaannya. Lebih lagi Yesus, Dia turut
merasakan. Dan Yesus bukan hanya turut merasakan tetapi juga dapat menolong dan
memulihkan kita pada waktunya. Waktunya Tuhan, bukan waktunya kita. Jangan
ragukan kasih Yesus! Sebagai buktinya Yesus turut merasakan penderitaan dan
dapat menolong kita adalah Yesus rela mati dan dikubur selama 3 hari, Yesus
rela menjadi busuk untuk mengalahkan maut atau dosa sumbernya kebusukan. Dengan
bangkitnya Yesus maka maut dikalahkan. Kemudian Yesus naik ke sorga mencurahkan
Roh Kudus kepada kita. Roh Kudus ini digambarkan seperti minyak wangi supaya
kita berbau harum di hadapan Tuhan.
Yohanes
16:7
16:7
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika
Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang
kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
Jadi
dalam menghadapi persoalan boleh curhat kepada sesama. Tetapi seringkali sesama
tidak bisa dipercaya. Kita curhat tetapi malah terdengar orang lain, ternyata
diumbar pada orang lain. Dari pada curhat kepada sesama lebih baik kita curhat
kepada Tuhan lewat doa penyembahan. Maka Yesus Imam Besar turut merasakan
penderitaan kita. Yesus memperhatikan tetesan air mata kita.
Mazmur
56:9
56:9
Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam
kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?
Tuhan
sedot segala penderitaan kita, ini adalah bukti kasih sayang Tuhan kepada kita.
2. Tersungkur
berarti memposisikan diri di tanah. Artinya mengaku hanya tanah liat, yaitu:
a) Mengaku
tidak layak sebab banyak kesalahan, kekurangan, kelemahan. Tanah itu kotor, di
situ ada binatang yang buang
kotoran. Kita mengaku tidak berharga, memang layak untuk diinjak-injak sehingga
mendorong kita untuk selalu berdamai dengan Tuhan dan sesama. Yang membuat kita
hina dan tidak berharga adalah dosa. Bukan malah mempersalahkan orang lain
“anak kita seperti ini karena kamu!” lebih baik mengaku “saya tidak layak, saya
banyak kesalahan, saya tidak berharga layak dinjak-injak” itu mendorong kita
untuk selalu berdamai dengan Tuhan dan sesama.
Bagaimana proses berdamai dengan Tuhan dan sesama?
1) Mau
menerima ketajaman Firman pengajaran yang benar yang menusuk sampai ke dalam
hati dan pikiran tempat disembunyikan dosa.
Ibrani
4:12-13
4:12
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua
mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13
Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala
sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus
memberikan pertanggungan jawab.
Apa
yang kita sembunyikan akan kita pertanggungjawabkan di depan takhta
penghakiman, takhta putih. Lebih baik sekarang terima ketajaman Firman menusuk
sampai ke dalam hati pikiran, kita bisa sadar akan dosa kita dan menyesalinya,
lalu akui kepada Tuhan, akui kepada sesama dengan sejujur-jujurnya, dengan
hancur hati. Waktu-waktu yang sisa ini pergunakan untuk berdamai, bukan untuk
menambah dosa. Firman menusuk, selesaikan. Fungsi kita beribadah supaya Firman
menusuk sampai ke dalam hati dan pikiran supaya dosa diselesaikan. Kita datang
dalam keadaan kotor, pulang sudah bersih. Di padang gurun dunia banyak
pasir-pasir dosa. Kalau kita kena lagi pasir dosa, dibersihkan sampai tidak ada
lagi dosa. Di hati dan pikiran tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, kita
tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan yang tidak bercacat cela.
2) Lewat
ketajaman Firman mendorong kita untuk mengampuni dosa orang lain yang sudah
diakui kepada kita dan melupakannya. Semuanya lewat dorangan Firman! Ada orang
berdamai dengan dorongan yang lain, tetapi itu tidak akan tuntas. Kalau sudah
terpojok, sudah kedapatan, bisa kelihatan berdamai, tetapi tidak tuntas.
Biarlah semua oleh dorongan Firman. Yang salah menerima Firman dan mendorong
dia untuk mengaku dosa, yang benar menerima Firman mendorong dia untuk mengampuni.
Maka darah Yesus menghapus segala dosa kita sehingga kita mengalami damai
sejahtera.
Dosa
membuat kita terpisah dari Tuhan, kalau terpisah tidak tenang. Tetapi kalau
dosa diselesaikan, kita dekat dengan Tuhan, kita tenang, damai sejahtera. Kalau
dosa sudah diselesaikan semua jadi enak dan ringan. Walaupun terjadi
percekcokan dan perselisihan lalu diselesaikan maka bisa menjadi enak dan
ringan, bisa bertegur sapa.
b) Mengaku
tidak mampu, tidak berdaya apa-apa. Tanah liat begitu ada hewan lewat di atasnya
dia tidak bisa menyingkir, hewan itu buang kotoran dia tidak bisa berbuat
apa-apa. Menghadapi kebusukan-kebusukan, menghadapi kematian rohani, tidak
mampu, tidak berdaya apa-apa. Sehingga mendorong kita untuk menyerah sepenuh
kepada Tuhan. Percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan = taat. Pergi
ke sana “iya”. Taat pada kehendak Tuhan apapun yang dihadapi dan apapun yang
harus terjadi. Tanah liat itu hanya bergantung pada belas kasihan Tuhan. Belas
kasihan Tuhan itulah hidupku, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tuhan yang
mengerjakan semuanya.
Ini
bagaikan mengulurkan 2 tangan kepada Tuhan, maka Tuhan juga mengulurkan tangan
belas kasihan dan kemurahanNya kepada kita. Tangan ketemu tangan maka mujizat pasti
terjadi. Untuk melayani tidak mampu, mau khotbah tiap hari tidak mampu. Mungkin
bapak ibu bekerja tidak mampu, modal tidak ada, tinggal percayakan hidup
sepenuh kepada Tuhan, terserah Engkau Tuhan. Menghadapi penyakit kita tidak
mampu, tinggal angkat tangan mengaku hanya tanah liat. Seringkali diajak angkat
tangan memang di gereja angkat tangan. Tetapi ketika Firman datang malah berpikir
“masakan Firman seperti itu, tidak masuk akal, tidak logis” tidak mau ditaati.
Kalau seperti itu tidak akan pernah dijamah oleh Tuhan. Mendengar Firman bukan untuk
kita perdebatkan, bukan untuk dikritik, tetapi untuk kita taruh di hati,
percayai, imani dan mau kita praktekkan. Maka hasilnya:
a) Tangan
belas kasih kemurahan Tuhan membentuk kita tanah liat menjadi bejana kemuliaan.
Tanah liat yang kotor itulah kita yang mengaku kotor, tidak layak, pantas
diinjak-injak, itu diambil oleh Tuhan dan dibentuk menjadi bejana kemuliaan.
Roma 9:21-24
9:21
Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari
gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu
benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
9:22
Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh
kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan
untuk kebinasaan --
9:23
justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya
yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,
9:24
yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi,
tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain,
Kita rindu dipakai guna tujuan yang mulia, untuk
pembangunan Tubuh Kristus. Tangan belas kasih kemurahan Tuhan membentuk kita
bangsa kafir menjadi bejana kemuliaan = menyucikan kita yang kotor, yang busuk
menjadi harum sehingga bisa dipakai untuk memuliakan Tuhan.
Roma 9:20
9:20
Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk
berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku
demikian?"
Kalau sudah dipakai tidak usah banyak komentar,
tidak usah banyak protes, tidak usah banyak kritik. Lalu apa yang dilakukan?
Bekerja saja memuliakan Tuhan! Dipercaya menjadi paduan suara, bekerja saja
memuliakan Tuhan. Dipercaya jadi gembala, bekerja memuliakan Tuhan. Tidak usah
protes! Dalam ikut ibadah persekutuan, di tempatkan di mana saja, yah sudah
melayani Tuhan. Tidak usah banyak protes dan komentar.
b) Tangan belas
kasih kemurahan Tuhan mampu menjadikan semua baik bahkan sungguh amat baik.
Ingat penciptaan langit dan bumi, di penghujung hari Tuhan katakan semua baik.
Begitu selesai menciptakan manusia, Tuhan berkata “sungguh amat baik”. Kalau
sekarang belum baik, periksa, masih ada yang busuk yang perlu diakui dan
diselesaikan kepada Tuhan dan kepada sesama.
c) Tangan
belas kasihan dan kemurahan Tuhan mampu menciptakan kita menjadi baru, menjadi
ciptaan baru, sampai sempurna, sama mulia dengan Tuhan. Tanah menjadi bejana,
itu ciptaan baru. Tanah liat dibentuk menjadi manusia, menjadi Adam dan Hawa. Ikut
KKR berkali-kali, setelah pulang apakah sudah menjadi manusia baru atau
jangan-jangan masih manusia lama!
Tanda-tanda manusia baru:
1) Buang dusta = jujur.
Efesus
4:24-25
4:24
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di
dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena
kita adalah sesama anggota.
2) Taat.
Kalau sudah jujur pasti bisa taat. Di taman Getsemani Yesus didatangi oleh
prajurit-prajurit, Yesus tanya “siapa yang kamu cari” mereka katakan “Yesus
orang Nazaret”. Bisa saja Yesus tunjuk Yudas “itu Yesus” tetapi Yesus berkata
“Akulah Dia” dan waktu Yesus berkata mereka ambruk semua. Yesus ditangkap,
dibawa dan dihukum mati. Yesus taat sampai mati. Jadi jujur itu pasangan taat.
Jujur dan taat, jujur mulai dari soal pengajaran,
kalau benar bilang benar! Yang benar mau dihalang-halangi bagaimanapun tidak
akan bisa. Kalau benar, pegang, akui dan praktekan. Jangan karena yang
sampaikan hamba Tuhan yang masih muda, yang kecil pelayanannya, sekalipun ada ayat-ayatnya
malah dikatakan sesat! Begitu yang datang hamba Tuhan yang besar pelayanannya, begitu sampaikan Firman yang tidak
ada ayat-ayatnya malah didukung. Jangan, itu tidak jujur namanya. Kalau tidak
jujur pasti tidak taat. Saya tidak berani ngomong kalau tidak ada ayat yang
mendukung. Kenapa mau dipaksakan kalau tidak ada ayatnya. Yang jelas ada
ayatnya akui bahwa itu benar ada ayatnya. Ibadah terakhir dikatakan kamu tahu
kalau kawin cerai itu salah? Iya tahu. Yah sudah kalau benar, pegang yang
benar. Kalau ada ayatnya terimalah! Jujur soal pengajaran, kalau tidak benar
katakan tidak benar.
Titus 2:7
2:7
dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah
engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,
Pengajaran itu ayat menerangkan ayat, jadi ada
ayatnya. Kalau pengajarannya tidak benar yah sudah hindari saja, jangan musuhi,
beres!
Roma 16:17
16:17
Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap
mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan
perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
Boleh silahturahmi, tetapi untuk berfellowship harus
dihindari. Kalau sudah jujur soal pengajaran pasti bisa jujur soal nikah,
jangan ada disembunyikan. Jujur soal keuangan, jujur dalam segala hal. Itulah Mempelai
Wanita Tuhan, kota yang bagaikan kristal, kristal itu transparan, itulah
kejujuran.
Wahyu 21:11
21:11
Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang
paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Tes bukti orang ini jujur dan taat seperti kristal,
dia pasti seperti permata Yaspis. Ada kerinduan menyala-nyala berkobar-berkobar
melayani Tuhan. Bisa dilihat hamba Tuhan ini dalam pelayanan bagaimana? Tidak
ada kerinduan menyala-nyala, sering ditinggal pelayanannya. Dari situ dilihat
gembala ini ajarannya benar atau tidak, dia jujur dan taat atau tidak, lihat
dalam pelayanan. Kalau dia menyala-nyala sampai usia lanjut, itu berarti jujur
dan taat. Jemaatpun begitu, pelayan-pelayan Tuhan kalau tidak jujur, tidak
taat, pasti tidak bernyala-nyala. Mulai lemas, loyo, bosan. Kalau lagi mood
menyanyi, kalau tidak mood tidak menyanyi.
Gembala mulai malas khotbah, persiapannya juga sudah malas-malasan.
Maka ketika Yesus datang kita bisa menyambut Dia
masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Jadi kalau kita jujur dan taat ditambah setia
menyala-nyala maka kita sedang berjalan dengan Tuhan. Langkah-langkah hidup
kita adalah langkah-langkah
mujizat bersama dengan Tuhan. Apa yang sudah mati dan busuk, Tuhan sanggup
pulihkan. Jujur taat menyala-nyala melayani Tuhan sampai garis akhir.
|