Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 13:9
13:9 Barangsiapa
bertelinga, hendaklah ia mendengar!
13:10 Barangsiapa
ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh
dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah
ketabahan dan iman orang-orang kudus.
Ayat 1 sampai 10 ini tentang penampilan
antikristus dan penganiayaan yang hebat yang dilakukan oleh antikristus selama
3,5 tahun. Ayat 9 dan 10 ini jalan keluar untuk menghadapi antikristus. Di
depan kita tidak tahu kapan antikristus muncul tetapi Alkitab mengatakan
sekarang sudah banyak antikristus yaitu orang di antara kita yang tidak
sungguh-sungguh. Nanti tinggal tunggu bosnya menguasai seluruh dunia, waktunya
kita tidak tahu. Sebabnya mulai dari sekarang kita harus punya sikap
berjaga-jaga, mengantisipasi
antikristus ini.
Jalan keluar menghadapi antikristus adalah
dengan ketabahan iman, artinya berjuang untuk mempertahankan iman.
Yudas 1:3
1:3 Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku
bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita
bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati
kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan
kepada orang-orang kudus.
Iman yang benar adalah iman yang timbul dari
mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus.
Roma 10:17
10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh firman Kristus.
Kristus itu artinya yang diurapi. Jadi Firman
Kristus itu Firman dalam urapan Roh Kudus.
Sekarang kita pelajari langkah-langkah
mempertahankan iman. Sampai kita memiliki iman yang murni, iman yang sempurna.
Dalam Tabernakel digambarkan dengan buli-buli emas berisi manna.
1.
Yakobus
1:19
1:19
Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang
hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan
juga lambat untuk marah;
Langkah pertama cepat untuk
mendengar. Apa maksudnya ini?
Ibrani 5:11-14
5:11 Tentang hal itu banyak yang harus
kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban
dalam hal mendengarkan.
5:12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau
dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi
diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu,
bukan makanan keras.
5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan
susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk
orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk
membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Di sini ditunjukan ada 2 macam
makanan rohani, Firman yang benar:
a)
Susu = Firman penginjilan, Firman yang memberitakan
tentang Yesus yang datang pertama kali sebagai satu-satunya manusia tidak
berdosa, yang mati di kayu salib menyelamatkan manusia yang berdosa. Ini ajaran
dasar, penginjilan. Kalau kita hanya mendengar Firman penginjilan, menjadi
kehidupan yang hanya dibenarkan dan diberkati, kita lamban untuk mendengar,
rohani kita masih kanak-kanak.
b)
Makanan keras = Firman pengajaran. Dalam Yakobus 1:19 tadi dikatakan harus cepat
untuk mendengar, artinya kita harus meningkat pada Firman pengajaran yang benar.
Harus bisa mendengar Firman pengajaran yang benar, makan makanan yang keras
supaya pertumbuhannya cepat, rohani
bertumbuh sampai dewasa. Kalau
Yesus datang lalu rohani kita masih kanak-kanak, tidak bisa menjadi Mempelai
Wanita Tuhan.
Mungkin ada yang berkata saya
sudah dalam pengajaran berarti sudah bertumbuh rohani. Belum tentu! Orang sudah
dalam pengajaran masih diperiksa lagi bagaimana sikapnya mendengar Firman.
Sudah disediakan makanan, tetapi kalau tidak dia makan, tidak dia nikmati tetap
rohaninya kanak-kanak.
Tanda rohani kanak-kanak:
a)
Efesus
4:14
4:14 sehingga kita
bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran,
oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Mudah
diombang-ambingkan oleh angin
pengajaran yang palsu, pengajaran yang tidak sesuai yang tertulis dalam
Alkitab. Kalau masih suka ingin tahu yang lain, berarti rohani masih
kanak-kanak. Kalau rohani bertumbuh tidak akan mau lagi mendengar ajaran yang
lain, hanya mau mendengar ajaran yang sehat.
Makanya pada
fomulir iman dituliskan, kalau mau mengikuti suatu persekutuan harus
berdasarkan izin dari gembala. Sebagai gembala saya harus mengawasi pertumbuhan
rohani dari jemaat. Jangan kanak-kanak,
bahaya. Harus tingkatkan sampai dewasa rohani.
b)
Galatia
4:1
4:1 Yang dimaksud
ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda
dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;
Tanda kedua
dia adalah hamba dosa, hamba daging, hamba dunia. Diperhamba oleh dosa,
diperhamba oleh dagingnya sendiri, dia selalu menuruti apa yang menjadi keinginan
dagingnya, dan diperhamba dunia, terikat dengan dunia.
Kalau poin
yang pertama gampang diombang-ambing, mungkin kita tidak bisa meraba orang itu,
padahal hatinya sudah bimbang karena mendengar pengajaran sana sini. Di gereja
dia kelihatan aktivis tetapi di rumah masih dengar yang sana, lirik yang sini,
tidak sepengetahuan
gembala ikut persekutuan sana sini. Atau poin kedua dia hamba dosa, dilihat
manusia benar dan suci padahal sudah ada dosa-dosa dia lakukan, ada yang dia
sembunyikan. Mungkin itu tidak kita tahu, kita tidak bisa menilai dia ini
rohani kanak-kanak atau dewasa. Tetapi ada tanda yang bisa dilihat orang ini
rohaninya dewasa atau kanak-kanak rohani adalah poin ketiga.
c)
Matius
18:6
18:6 "Tetapi
barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya
kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
Menyesatkan
ini diambil dari bahasa aslinya skandalon artinya menyandung.
Markus
9:42
9:42
"Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang
percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada
lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.
Tanda rohani
masih kanak-kanak itu mudah tersandung dan menjadi sandungan bagi orang lain.
Coba lihat anak-anak, lari-lari tiba-tiba tersandung jatuh nangis lagi.
Ayo kita berjuang mempertahankan
iman, berjuang untuk bertumbuh rohani kita. Jangan kanak-kanak, tingkatkan
rohani sampai dewasa. Itu sebabnya dalam mendengar Firman pengajaran yang
benar, kita harus memperhatikan cara mendengarnya.
Lukas 8:18
8:18 Karena itu, perhatikanlah cara
kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi
siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap
ada padanya."
Bagaimana cara mendengar Firman
yang baik?
Yohanes 16:13-15
16:13
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke
dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya
sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya
dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia
akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.
16:15 Segala sesuatu yang Bapa punya,
adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterima-Nya dari pada-Ku."
Cara mendengar Firman yang baik
itu di dalam urapan Roh Kudus sehingga kita bisa mendengar Firman dengan suatu
kebutuhan dan suatu kerinduan.
Yohanes 16:7
16:7
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi
kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak
akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
Berarti Roh Kudus itu berguna
bagi kita. Kita mendengar Firman dalam Roh Kudus berarti mendengar dengan suatu
kerinduan, suatu kebutuhan. Tidak akan main-main, perhatiannya akan terfokus
kepada Firman karena ada urapan. Kalau tidak ada urapan hanya seperti menerima
pelajaran di sekolah, menurut pengetahuan otak hanya bisa menerima pelajaran
selama 45 menit. Kalau manusia terbatas mendengar sesuatu. Kalau ada Roh Kudus
memberikan kemerdekaan, kebebasan.
II Korintus 3:17
3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana
ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
Kemerdekaan ini artinya mendengar
Firman tidak bisa dibatasi oleh apapun. Kita minta selalu supaya Tuhan urapi,
sehingga mendengar Firman dengan suatu kebutuhan, dengan suatu kerinduan. Maka
sebagai hasilnya kita bisa memahami dan mengerti Firman.
II Timotius 2:7
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan;
Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
Bisa mengerti Firman, Firman
tertulis di dahi. Kita periksa diri kita, selama ini kita sudah mengikuti
pengajaran, sekian tahun dalam pengajaran, apakah sudah mengerti Firman atau
belum. Jadi kita bisa meraba diri kita sendiri, kita sudah sampai pada level
rohani yang mana. Bukti mengerti Firman:
Yakobus 1:19-20
1:19 Hai saudara-saudara yang kukasihi,
ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat
untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
1:20 sebab amarah manusia tidak
mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
a)
Bukti
pertama lambat untuk berkata. Artinya setiap mau berkata-kata ditimbang menurut
kebenaran Firman, tidak asal ngomong. Sehingga menghindarkan kita dari
perkataan yang sia-sia. Salah satu yang akan dihakimi waktu takhta putih
digelar adalah perkataan yang sia-sia!Kalau anak-anak tidak mengerti, sembarang
saja dia ngomong. Tetapi kalau orang dewasa dia timbang perkataannya dengan
kebenaran Firman. Tidak akan mau ngomong sembarang, apalagi menjelekkan orang, mau menggosipkan orang, memfitnah
dan lain-lain. Kalau hamba Tuhan omongannya sembarang, omongannya sia-sia,
kalau saya jemaat tidak mau digembalakan orang seperti itu! Masa mau
digembalakan oleh anak-anak. Kalau pemimpinnya anak-anak, apa yang terjadi?
Yesaya
3:12
3:12 Adapun
umat-Ku, penguasa mereka ialah anak-anak, dan perempuan-perempuan memerintah
atasnya. Hai umat-Ku, pemimpin-pemimpinmu adalah penyesat, dan jalan yang kamu
tempuh mereka kacaukan!
Jalan yang ditempuh
dikacaukan, berarti tidak bisa mencapai Yerusalem Baru, kacau jalannya. Bapak ibu
kekasih dalam Tuhan harus membawa diri digembalakan. Tetapi lihat siapa hamba
Tuhan yang melayani. Bapak ibu silahkan menilai, kalau lihat saya gembala asal
saja ngomong berarti rohani saya masih kanak-kanak. Rugi, nanti malah
dikacaukan dan disesatkan.
Lambat
berkata-kata, kontrol perkataan sesuai Firman,
b)
Lambat
untuk marah. Artinya bisa menahan emosi, tidak bersungut-sungut, tidak
berbantah-bantah. Memang ada hal yang mau membangkitkan amarah, tetapi bisa
kita redam. Kitab Amsal katakan berkepala dingin. Tidak langsung marah “siapa
yang ngomong, saya hadapi dia, saya datangi, saya mau labrak!”. Apalagi kalau
dia hamba Tuhan, tidak boleh pemarah, tidak boleh suka bertengkar. Jangan jadi
hamba Tuhan kalau suka bertengkar.
II
Timotius 2:23
2:23 Hindarilah
soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa
soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
2:24 sedangkan
seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua
orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
Kalau ada hal
yang mau membangkitkan marah, hindari.
Itulah orang
yang rohaninya bertumbuh, bisa mengerti Firman, dia hindari hal-hal seperti
itu. Kalau kita terganggu, hindari, pura-pura tuli, beres! Saul pertama kali
ditahbiskan menjadi raja, orang-orang dursila berkata "masa dia mau pimpin
saya jadi raja” tetapi Saul pura-pura tuli. Begitu Saul sudah menang, rakyat
berkata “mana itu orang-orang dursila yang menghina raja, bawa kemari, bunuh!”
tetapi Saul bilang tidak usah. Itu waktu Saul masih memiliki urapan. Begitu dia
sudah tidak ada urapan, dia jadi pembunuh.
2.
Yakobus
1:21
1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu
yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah
lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan
jiwamu.
Ini percaya yakin pada Firman,
Firman tertulis di hati, menjadi iman. Kalau hanya sebatas pengertian, nanti
menjadi pengetahuan dan perdebatan. Bagaimana Firman itu bisa menjadi iman di
dalam hati? Tadi dikatakan buanglah segala yang kotor. Apa yang kotor di dalam
hati harus dibuang supaya tanah hati itu menjadi tanah hati yang lembut. Firman
ditanam langsung tertancap di situ.
Apa yang kotor di hati? Kita
belajar dari perumpamaan seorang penabur.
Markus 4:1-8
4:1 Pada suatu kali Yesus mulai pula
mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya
mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu
duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu.
4:2 Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam
perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka:
4:3 "Dengarlah! Adalah seorang
penabur keluar untuk menabur.
4:4 Pada waktu ia menabur sebagian
benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai
habis.
4:5 Sebagian jatuh di tanah yang
berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh,
karena tanahnya tipis.
4:6 Tetapi sesudah matahari terbit,
layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
4:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak
duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia
tidak berbuah.
4:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang
baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali
lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat."
Pemberitaan Firman itu bagaikan
penaburan benih. Kita harus memperhatikan benihnya dan juga tanahnya. Benih itu
Firman pengajaran yang benar, tanah itu hati kita. Kita buang apa yang kotor di
hati.
a)
Kotoran
pertama di hati adalah tanah pinggir jalan. Apa itu?
Markus
4:4,15
4:4 Pada waktu ia
menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan
memakannya sampai habis.
4:15 Orang-orang
yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang
mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru
ditaburkan di dalam mereka.
Hati pinggir
jalan itu adalah hati yang mengembara saat mendengar Firman, hatinya dan
pikirannya jalan-jalan. Itu harus dibuang, fokus saat mendengar Firman Tuhan.
b)
Tanah
berbatu
Markus
4:16-17
4:16 Demikian juga
yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar
firman itu dan segera menerimanya dengan gembira,
4:17 tetapi mereka
tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau
penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.
Tanah berbatu
ini hati yang semangat serta bergembira mendengar Firman tetapi hanya emosi
daging. Tetapi begitu diperhadapkan dengan pencobaan dan penderitaan karena
Firman, kena masalah, kena penderitaan, dia loyo, putus asa, kecewa, dia segera
murtad, sampai meninggalkan Firman pengajaran yang benar.
Kita periksa
hati kita, mendengar Firman jangan hanya emosi daging. Tetapi sungguh-sungguh
kita buka hati kita selebar-lebarnya pada Firman. Bisa dilihat dan diraba kalau
itu emosi daging ketika diperhadapkan dengan permasalahan. Sama juga hamba
Tuhan, kalau sudah dipuji “luar biasa om, dahsyat” lalu dia bangga dan sombong,
itu sudah emosi daging. Begitu ada yang bilang om saya tidak mengerti Firman
yang disampaikan. Malah dijawab “memang kau keras hati!!” itu emosi daging.
c)
Tanah bersemak
duri
Markus
4:18-19
4:18 Dan yang lain
ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu,
4:19 lalu
kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal
yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Hati yang
berisi keinginan daging dan kekuatiran. Kalau ada keinginan daging pasti nanti
kuatir. Kalau karena keinginan daging, saya mau buka pelayanan di Palu, begitu
diperhadapkan dengan biayanya langsung kuatir. Nanti kalau ada yang melawan,
sudah kuatir. Tetapi kalau dari Tuhan, jalan saja. Biarlah terjadi secara wajar,
Tuhan sediakan semuanya.
Ketiga kotoran ini harus
disucikan menjadi hati yang lemah lembut maka Firman akan bertumbuh dan
menghasilkan buah-buah yang rohani. Apa itu buah-buah rohani yang dihasilkan?
a)
Matius
3:8
3:8 Jadi
hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
Yang pertama
buah pertobatan. Kelihatan dia mendengar Firman sudah menjadi iman di hatinya,
pasti ada pertobatan, berhenti berbuat dosa, kembali kepada Tuhan, bukan malah
menambah-nambah dosa. Orang berdosa itu berjalan membelakangi Tuhan. Bertobat
itu berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan. Kalau sebatas berhenti
berbuat dosa, kalau digoda lagi masih bisa jatuh lagi.
Kembali
kepada Tuhan dibuktikan dengan melayani Tuhan. “Saya sudah tidak merokok, saya
sudah tidak mabuk, saya sudah tidak narkoba, tetapi tidak mau melayani” itu
belum bertobat. Bertobat yang benar, berhenti berbuat dosa dan melayani Tuhan.
I
Tesalonika 1:9
1:9 Sebab mereka
sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu
berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan
yang benar,
Melayani itu
ada buah yang bisa dinikmati. Gembala bisa menikmati, Tuhan lebih lagi
menikmati. Gembala senang, apalagi Tuhan di sorga. 1 orang bertobat, malaikat
di sorga bersukacita.
Ayo jangan menambah
dosa, berhenti berbuat dosa, kembali kepada Tuhan, layanilah Tuhan, hidup dalam
kebenaran.
b)
Buah
ketekunan.
Lukas 8:15
8:15 Yang jatuh di
tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu,
menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
Artinya masuk
kandang penggembalaan, bisa tekun dalam 3 macam ibadah pokok:
1)
Meja
roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci. Kita
bersekutu dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman pengajaran yang benar dan
KurbanNya. Kita diberikan makan.
2)
Pelita
emas, ketekunan dalam ibadah raya. Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus di
dalam urapan dan karuniaNya, kita menerima air kehidupan, minum.
3)
Mezbah
dupa emas, ketekunan dalam ibadah dooa. Kita bersekutu dengan Allah Bapa di
dalam kasihNya. Ada udara segar untuk kita bernafas.
Sesudah bertobat
mau ke mana? Harus tergembala. Kalau tidak tergembala bisa kembali pada hidup
yang lama.
Kisah Para
Rasul 2:38,41-42
2:38 Jawab Petrus
kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi
dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu
akan menerima karunia Roh Kudus.
2:41 Orang-orang
yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah
mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:42 Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu
berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Tekuni 3
macam ibadah pokok. Kalau terus kita tekuni maka muncul buah permulaan. Kalau
terus melekat pada pokok maka buah itu semakin besar sampai akhirnya buah
matang.
c)
Buah
matang
Yakobus
1:4
1:4 Dan biarkanlah
ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan
utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.
Buah matang
itulah buah kesempurnaan, buah mempelai, menjadi mempelai wanita Tuhan.
Mempelai wanita Tuhan itu berdiri di atas bulan, bulan itu bicara iman yang
permanent, hasil ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Bermahkotakan
12 bintang, hasil ketekunan dalam ibadah raya. Berpakaian matahari hasil
ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Kalau secara
rohani ada buah maka secara jasmani juga ada buah, artinya kita dipelihara oleh
Tuhan secara berkelimpahan. Berkelimpahan ini artinya sampai bisa mengucap
syukur dan menjadi berkat bagi orang lain. Punya kekayaan ratusan juta, tetapi
kalau tidak bisa menjadi berkat bagi orang lain, itu bukan berkat berkelimpahan.
Berkatnya sekian ratus ribu tetapi bisa menjadi berkat bagi orang lain, maka
dia dipelihara secara berkelimpahan. 1 juta dia dapat tidak mengucap syukur,
tidak berkelimpahan. 50 ribu dia dapat dan dia mengucap syukur, itu
pemeliharaan secara berkelimpahan.
Tergembala itu soal hati. Kalau
hatinya lemah lembut tidak usah dipaksa pasti tergembala. Kalau hatinya masih
keras, mau dicungkil bagaimanapun, sulit tergembala.
3.
Praktek
Firman
Yakobus 1:22
1:22
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar
saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
Jemaat mendengar Firman tanpa
praktek Firman itu menipu diri sendiri. Kalau dirinya sendiri dia tipu, apalagi
orang lain. Saya hamba Tuhan sampaikan Firman tetapi tidak mempraktekan Firman,
saya penipu ulung! Jangan jadi penipu, pendusta itu anaknya iblis.
Apa tanda orang itu menipu diri
sendiri?
I Yohanes 1:8
1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak
berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam
kita.
Prakteknya merasa tidak berdosa.
Kebenaran tidak ada di dalamnya, berarti yang ada di dalamnya hanya kebenaran
diri sendiri, tidak ada kebenaran Firman. Dia merasa tidak berdosa, cenderung
salahkan orang. Kalau hamba Tuhan selalu salahkan jemaat, tidak pernah dia yang
salah. Jemaat ini pemberontak, jemaat tidak dengar-dengaran, tidak taat! Segala
macam dia omongi, itu karena merasa dirinya tidak berdosa, merasa dirinya
paling super, paling hebat. Sampai salahkan hamba Tuhan lain, salahkan Firman
“ini Firman ini bukan begini, harusnya begitu” dia merasa lebih pintar dari
Tuhan. Itulah orang yang mendengar Firman tanpa praktek.
Sidang jemaat ayo, dengar Firman
dipraktekan. Praktek Firman itu adalah perbuatan iman, menentukan iman kita
sempurna.
Yakobus 2:21-22
2:21 Bukankah Abraham, bapa kita,
dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak,
anaknya, di atas mezbah?
2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama
dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi
sempurna.
Kita berpacu dengan waktu, dengar
Firman langsung praktekkan.
Maka iman kita bertumbuh sampai sempurna. Tuhan mau kita memiliki iman yang
sempurna. Perjuangkan iman sampai sempurna.
Contoh perbuatan iman:
a)
Kita
belajar dari Abraham. Abraham mempersembahkan Ishak, anak yang dinanti 25 tahun
dipersembahkan di gunung Moria. Artinya kepada kita, memberikan apapun yang
Tuhan minta, yang Tuhan kehendaki sekalipun tidak sesuai kehendak kita. Bahkan
kita harus sengsara daging untuk melakukan itu.
Ini
pengorbanan Abraham, memberikan apapun yang Tuhan minta, yang Tuhan kehendaki.
Sekalipun tidak sesuai dengan kehendaknya dan dia harus sengsara daging. Itu
perbuatan iman. Kita teladani Abraham. Tuhan minta apa, kita korbankan
sekalipun sengsara bagi daging. Tuhan minta kita bertekun 3 macam ibadah,
sekalipun kita bekerja, kita berjuang untuk datang, itu sengsara bagi daging.
Untuk menempuh jarak yang jauh itu sengsara bagi daging. Kehendak kita tidak
usahlah datang, kehendak kita ibadah yang dekat-dekat saja. Tetapi kehendak
Tuhan harus tergembala di sana sekalipun sengsara bagi daging.
Tuhan tidak
meminta apa yang tidak ada pada kita, yang Tuhan minta apa yang ada pada kita.
Abraham korbankan anakmu. Kan ada anaknya. Orang kaya jual hartamu, bagikan
pada orang miskin dan ikutlah aku. Jadi apa yang ada yang Tuhan minta.
Saya tidak
setuju janji iman karena Alkitab mencatat tidak seperti itu. Alkitab katakan
apa yang ada padamu.
II
Korintus 8:12
8:12 Sebab jika
kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu
berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.
Jadi
seharusnya tidak sulit, kan apa yang ada pada kita. Tuhan minta kaum muda
serahkan hidupmu, layani Tuhan sepenuh. Tidak sulit, itukan ada pada kita. Yang
membuat sulit daging kita. Makanya daging itu harus dirobek dengan pedang
Firman pengajaran yang benar sehingga kita bisa memberi apapun yang Tuhan
minta.
Kejadian
22:2
22:2 Firman-Nya:
"Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak,
pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran
pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Abraham harus
mempersembahkan Ishak di atas gunung Moria. Gunung Moria adalah tempat Bait
Allah didirikan.
II
Tawarikh 3:1
3:1 Salomo mulai
mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri
kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat
pengirikan Ornan, orang Yebus itu.
Dari sini
bisa kita lihat, apa yang kita beri kepada Tuhan, disertai dengan sengsara
daging, tidak akan hilang. Tetapi mengarahkan kita masuk dalam pembangunan
Tubuh Kristus yang sempurna. Ishak dipersembahkan di gunung Moria, Bait Allah
dibangun di atas gunung Moria. Bicara Bait Allah itu bicara Tubuh Kristus.
Tuhan itu
tidak menipu, begitu kita mau memberi apa yang Tuhan minta sekalipun sengsara
bagi daging, maka kita bertemu Yehova Jireh. Tuhan menciptakan dari yang tidak
ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Kejadian
22:10-14
22:10 Sesudah itu
Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
22:11 Tetapi
berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham."
Sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:12 Lalu Ia
berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah
Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan
untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
22:13 Lalu Abraham
menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya
tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya
sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
22:14 Dan Abraham
menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang
dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
Tuhan tidak
pernah menipu, kita berikan apa yang Tuhan minta sesuai kehendak Tuhan,
sekalipun tidak sesuai kehendak kita dan kita sengsara untuk memberikan itu. Maka
kita bertemu Yehova Jireh, Tuhan menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari
yang mustahil menjadi tidak mustahil. Tahun ini tahun mujizat, Tuhan
menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak
mustahil.
b)
Rahab,
bangsa kafir orang Yerikho, dia bukan perempuan baik-baik.
Yakobus
2:25
2:25 Dan bukankah
demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya,
ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu
menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?
Perbuatan
imannya menyembunyikan 2 orang pengintai yang diutus oleh Yosua supaya bangsa
Israel bisa masuk tanah Kanaan, Kanaan artinya negeri kegerakan. Kalau saat itu
ketahuan bahwa Rahab ini menyembunyikan orang Israel, dia bisa dibunuh. Artinya
bagi kita tidak kuatir, tidak takut untuk berkorban apapun untuk masuk
kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Kegerakan Firman ini semakin besar, semakin
terasa kegerakan ini.
Jalan baru di
Palu sudah terjadi, nanti akan ada pembukaan jalan-jalan baru yang lain lagi.
Seperti dalam kitab Yosua, tabut di depan, dipikul oleh imam-imam dari suku
Lewi menuju tempat
yang tidak pernah dilalui sebelumnya. Kegerakan ini akan semakin membesar,
semakin meluas. Kita tidak kuatir, tidak takut berkorban apapun untuk masuk
kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Hasilnya:
Yosua
2:18-19
2:18 sesungguhnya,
apabila kami memasuki negeri ini, haruslah tali dari benang kirmizi ini
kauikatkan pada jendela tempat engkau menurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu,
saudara-saudaramu serta seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu.
2:19 Setiap orang
yang keluar nanti dari pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya, kalau
darahnya tertumpah, dan kami tidak bersalah; tetapi siapa pun juga yang ada di dalam
rumahmu, jika ada orang yang menciderainya, kamilah yang menanggung akibat
pertumpahan darahnya.
Rahab
sekeluarga selamat oleh karena seutas tali benang kirmizi, benang merah. Ini
menunjukan Korban Kristus, darah Yesus. Artinya bagi kita:
1)
Kalau
kita mau berkorban apapun untuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir, kita menerima keselamatan
nikah oleh karena darah Yesus. Satu saja mau terlibat dalam kegerakan Roh Kudus
hujan akhir, ada harapan sekeluarga selamat. Aktifkan diri dalam kegerakan
Firman, aktifkan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, aktifkan diri melayani
maka bisa selamat sekeluarga.
Kalau Rahab perempuan tidak
baik-baik, nikahnya bisa selamat. Apalagi nikahnya saya hamba Tuhan, apalagi
nikahnya kita pelayan Tuhan, Tuhan mampu menyelamatkan! Yang penting aktif
dalam kegerakan, jangan santai, jangan malah dikurangi aktivitas pelayanan
tetapi semakin bergairah!. Tetap aktif dalam
kegerakan, tambah frekuensi pelayanan, tambah penyembahan, tingkatkan pelayanan,
pasti bisa ditolong.
2)
Rahab
akhirnya menikah dengan salah satu pengintai itu. Artinya bagi kita, darah
Yesus menyatukan Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna,
menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Efesus 2:13-16
2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus
Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh
darah Kristus.
2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita,
yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah,
yaitu perseteruan,
2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai
manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan
ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam
diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya,
di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan
pada salib itu.
Rahab ini seorang pelacur, ini
mengambarkan kita bangsa kafir yang kotor, yang najis, yang harusnya binasa,
harus ditumpas. Tetapi kalau ada seutas tali benang kirmizi, masih berlaku
korban Kristus, manfaatkan itu. Apapun keadaan kita, sejahat senajis apapun
kita, tetapi kalau kita mau menerima korban Kristus, mau menyelesaikan dosa,
mau membawa diri digembalakan, mau melibatkan diri dalam kegerakan Roh Kudus
hujan akhir, dalam kegerakan Firman pengajaran yang benar, Tuhan mampu
memulihkan keadaan kita. Tuhan mampu menyelamatkan secara pribadi, Tuhan juga
mampu menyelamatkan nikah kita sekalian, bahkan membawa kita menjadi satu tubuh
Kristus yang sempurna.
Masih ada Korban Kristus, masih berlaku
bagi kita. Rahab perempuan
pelacur tetapi menjadi sasaran hadirat Tuhan. Sebenarnya tidak layak tetapi
bisa masuk dalam silsilah Yesus.
Matius 1:1,5,16
1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak
Daud, anak Abraham.
1:5 Salmon memperanakkan Boas dari
Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami
Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Rahab masuk dalam silsilah Yesus,
bisa menerima kedatangan Yesus pertama kali. Dengan iman dan perbuatan iman,
kita bangsa kafir yang tadinya kotor, tadinya najis tetapi sudah diselamatkan
oleh Korban Kristus, mau tergembala, mau melayani Tuhan, bisa menyambut
kedatangan Yesus kedua kali sebagai Raja, sebagai Mempelai Pria Sorga. Jangan
putus asa, apapun keadaan kita, seperti Rahab sudah jatuh dalam puncaknya dosa
tetapi masih ada Korban Kristus. Perhatian Tuhan masih tertuju kepada kita.
Sekalipun kita tidak layak tetapi kita menjadi sasaran hadirat Tuhan. Kita mau
dijadikan gereja yang sempurna, mau dijadikan Mempelai Wanita Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar