Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes
11:21,32
11:21 Maka kata
Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti
tidak mati.
11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan
melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya:
"Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Ada 3
sikap untuk ditolong dan dipulihkan oleh Tuhan:
1. Percaya
kepada Yesus (ayat 25-27)
2. Harus
sehati (ayat 21,32)
3. Tersungkur
di bawah kaki Yesus (ayat 32)
Kita masih
mempelajari poin kedua, harus sehati. Perkataan Marta dan Maria sama dalam
menghadapi Lazarus yang mati.Lazarus yang mati bagi kita sekarang itu
menunjukan kematian rohani serta kebusukan-kebusukan dalam berbagai hal,
masalah sampai yang mustahil.Dalam menghadapinya yang harus kita lakukan adalah
harus sehati, ini artinya menjadi rumah doa.
Matius
18:19
18:19 Dan lagi
Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat
meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang
di sorga.
Sepakat
= sehati. Meminta kepada Bapa = berdoa. Jadi sehati itu menjadi rumah doa. Artinya
menjadi rumah doa, kita yang sudah ditebus oleh darah Yesus, harus beribadah
melayani Tuhan sampai memuncak pada doa penyembahan. Doa penyembahan itu puncak
ibadah, itu adalah miliknya Tuhan.
Ada 3
milik Tuhan yang tidak boleh diganggu gugat.
1. Perpuluhan
dan persembahan khusus, kembalikan itu kepada Tuhan.
2. Ibadah
pelayanan yang memuncak pada doa penyembahan.
3. Mempelai
wanita Tuhan, ini milik Tuhan yang terbesar. Kita mau dibentuk untuk menjadi
Mempelai Wanita Tuhan.
Kalau
tidak mau beribadah melayani Tuhan, tidak mau menyembah Tuhan, tidak mau
mengembalikan miliknya Tuhan, itu berarti merampas miliknya Tuhan.Biarlah kita
kembalikan miliknya Tuhan itu. Ibadah pelayanan kita kerjakan dengan
sungguh-sungguh sampai memuncak menyembah Tuhan untuk memuliakan Tuhan.
Supaya
ibadah dan penyembahan kita memuliakan Tuhan maka perlu penyucian lebih dalam.
Banyak kali orang Kristen beribadah melayani Tuhan tetapi tidak memuliakan
Tuhan, tidak berkenan kepada Tuhan. Sudah beribadah melayani tetapi tidak dikenalTuhan.
Matius
7:21-23
7:21 Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari
terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu
itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Sudah
beribadah melayani tetapi tidak berubah, berarti tidak memuliakan Tuhan.
II
Timotius 3:5
3:5 Secara
lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Tuhan
mau ibadah pelayanan serta penyembahan kita memuliakan Tuhan. Sebab itu perlu
penyucian lebih dalam.
Mazmur
24:3-4
24:3
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh
berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4 "Orang
yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada
penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Harus
ada penyucian lebih dalam yaitu penyucian hati, penyucian tangan atau perbuatan,
sampai penyucian mulut, perkataan, maka ibadah kita berkenan kepada Tuhan.
Mulai dari hati disucikan, tidak ada kepahitan, kebencian, keinginan jahat dan
keinginan najis. Dan juga perbuatan jahat dan najis perlu disucikan. Sampai
mulut harus disucikan. Sebab ibadah pelayanan menjadi sia-sia kalau kita tidak
mengekang lidah.
Yakobus
1:26
1:26 Jikalau ada
seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya,
ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
Sebelum
ibadah sudah gosip, setelah ibadah gosip lagi,ceritakan kekurangan orang, ibadahnya sia-sia! Jadi harus mengekang lidah,
dijaga mulut kita ini. Perlu penyucian lebih dalam supaya ibadah kita diterima
oleh Tuhan karena itu miliknya Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat. Mari bawa
hidup kita untuk mengalami penyucian lebih dalam, terus disucikan, semakin
dalam disucikan sampai lidah kita tidak salah lagi di dalam perkataan. Ibadah
kita menjadi ibadah yang berkenan kepada Tuhan, diterima oleh Tuhan.
Ibadah
pelayanan dan penyembahan adalah milik Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat.
Jadi kalau melalaikan ibadah pelayanan dan penyembahan, bahkan meninggalkannya,
ada akibatnya. Coba kita mengambil milik orang lain, kalau ketahuan ada
akibatnya, bisa dilapor polisi, dipenjarakan dan lain-lain. Ada sanksinya,
begitu juga miliknya Tuhan, kalau tidak beribadah melayani, tidak mau menyembah
Tuhan, ada akibatnya:
1. Ibrani
10:25-27
10:25
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti
dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan
semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
10:26
Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang
kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
10:27
Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang
dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Akibat
pertama berhutang darah yang tidak bisa dibayar bahkan oleh penghukuman api
neraka. Kita bangsa kafir bisa beribadah karena darah Yesus.
Ibrani
9:14
9:14
betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah
mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak
bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang
sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Kita
bisa beribadah melayani Tuhan karena kita sudah dibeli oleh darah Yesus.
I
Korintus 6:19-20
6:19
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam
kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri?
6:20
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Sebab
itu tingkatkan ibadah pelayanan kita. Jangan sampai kita berhutang darah yang
tidak bisa dibayar oleh penghukuman neraka sekalipun. Akibat pertama saja sudah
ngeri.
2. Matius
21:12-13
21:12
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di
halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku
pedagang merpati
21:13
dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa.
Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
Di
sini Yesus membersihkan Bait Allah dari pedagang-pedagang merpati, pedagang
lembu dan kambing domba. Tadinya kita ini ditebus menjadi rumah doa. Kalau
tidak beribadah maka menjadi sarang penyamun. Ini akibat kedua, rumah doa berubah
fungsi menjadi sarang penyamun, tempat berjual beli. Roh jual beli itu roh
antikristus.
Wahyu
13:16-18
13:16
Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau
miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada
dahinya,
13:17
dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada
mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan
namanya.
13:18
Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung
bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Secara
rohani dia sudah dicap 666 oleh antikristus. 6 pertama tubuhnya daging, 6 kedua
jiwanya daging, 6 ketiga rohnya daging. Tubuh, jiwa dan rohnya daging sehingga
yang dia lakukan hanya menuruti hawa nafsu dagingnya, tidak pernah berubah,
tetap manusia daging dengan tabiat dagingnya dan perbuatan dagingnya.
3. Akibat
ketiga kalau persoalan ibadah tidak dipenuhi, sangat membuat Tuhan cemburu.
Tuhan itu adalah Allah yang cemburu yang membalaskan sampai kepada keturunan
ke-10 dan seterusnya. Di situ dikaitkan dengan ibadah.
Keluaran
20:3-5
20:3
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di
atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN,
Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada
anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang
membenci Aku,
Cemburu
Tuhan itu bagaikan nyala api neraka!
Kidung
Agung 8:6
8:6
— Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu,
karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati,
nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!
Kidung
Agung 8:6 (Terjemahan Lama)
8:6
Taruhlah akan daku dalam hatimu bagaikan meterai, bagaikan meterai pada lenganmu;
karena kuat kasih itu seperti kuat maut, dan cemburuan itu hebat seperti
alam barzakh, nyalanya seperti nyala api, seperti halilintar Tuhan.
Jadi
kalau melalaikan ibadah pelayanan sampai meninggalkan ibadah pelayanan, orang
itu sedang memasukan dirinya ke dalam api neraka.
Cemburu
Tuhan bagaikan api neraka. Jangan sampai kita memasukan diri kita di dalam api
neraka. Seharusnya kita semakin dekat dengan Tuhan untuk semakin dekat masuk
dalam kerajaan Sorga Yerusalem Baru. Biarlah kita tingkatkan kesetiaan dan
kobaran kita dalam ibadah pelayanan dan penyembahan sampai garis akhir!
Memang kesetiaan di dalam ibadah itu adalah sesuatu
yang langkah di akhir zaman ini.
Amsal 20:6
20:6
Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah
menemukannya?
Banyak orang yang baik hati, tetapi yang setia itu
langkah betul-betul. Kalau kita bisa setia berkobar beribadah melayani Tuhan
sampai saat ini bahkan sampai garis akhir, itu semua hanya karena kasih karunia
Tuhan. Hanya orang yang mendapat kasih karunia Tuhan yang bisa setia berkobar-kobar
beribadah melayani Tuhan. Sifat yang Tuhan rindukan dari kita adalah sifat
setia ini.
Amsal 19:22
19:22
Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin
dari pada seorang pembohong.
Di dunia saja secara jasmani, yang dicari itu orang
yang setia, orang yang loyal. Dalam bekerja dicari orang yang setia. Kalau
sedikit-sedikit sudah mundur, pindah kerja lain lagi, itu tidak dipakai.Biarlah
kesetiaan itu menjadi karakter, menjadi tabiat kita, sehingga tidak bisa
diganggu-gugat oleh apapun.Tantangan himpitanapapun yang dihadapi tetap setia
berkobar di dalam ibadah pelayanan.
Hidup kita tidak mulus-mulus, ada tantangan dan
himpitannya serta ada tekanannya. Semua itu merupakan pembentukan karakter setia
kepada kita. Kalau diizinkan dihimpit oleh keluarga atau ditekan oleh
pemerintah dan lain sebagainya, itu semua pembentukan karakter rohani kita,
karakter setia ini.
Kita belajar 1 contoh dalam Alkitab yaitu Daniel.
Dia setia beribadah kepada Tuhan sekalipun ada ancaman gua singa. Waktu itu
dikeluarkanlah suatu undang-undang, setiap orang yang memohonkan sesuatu kepada
Allahnya, bukan kepada raja akan dilempar ke dalam gua singa.
Daniel
6:5-6
6:5 Kemudian
para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel
dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau
sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau
sesuatu kesalahan padanya.
6:6 Maka
berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan
terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"
Secara
jasmani, dalam pekerjaan, Daniel ini setia. Dalam ibadah juga Daniel setia. Jasmani
dan rohani dia setia.
Daniel
6:8-12
6:8 Semua
pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan
bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan
ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari
menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada
tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.
6:9 Oleh sebab
itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang
tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak
dapat dicabut kembali."
6:10 Sebab itu
raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu.
6:11 Demi
didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya.
Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga
kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa
dilakukannya.
6:12 Lalu
orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan
bermohon kepada Allahnya.
Mendengar
kata gua singa saja sudah mengerikan. Jadi memang kita diperhadapkan dengan
tantangan yang hebat hari-hari terakhir ini. Sekaligus itu ujian kesetiaan
kita, baik kesetiaan dalam pelayanan, dalam pekerjaan dan juga dalam nikah.
Ada 3
bentuk tantangan dan pencobaan yang dihadapi Daniel ini. Ini juga tantangan
yang kita hadapi di akhir zaman ini..
1. Pencobaan
menyangkut hal-hal jasmani, pekerjaan, study, kesehatan dan sebagainya. Semua
itu membuat gereja tidak setia.
2. Pencobaan
menyangkut hal-hal yang rohani yaitu tentang ibadah. Sekarang ini untuk beribadah
setan berusaha menghalang-halangi dengan tekanan, himpitan, larangan. Tetapi
semua itu tidak bisa menggagalkan orang Kristen beribadah kepada Tuhan maka
setan masuk dengan cara halus.
Ini
cara yang kasar.
II
Timotius 3:12
3:12
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan
menderita aniaya,
Sekarang
setan dengan cara halus yaitu lewat ibadah palsu dan penyembahan yang palsu.
Daniel
6:8
6:8 Semua pejabat tinggi kerajaan ini,
semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya
dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar
barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah
satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan
ke dalam gua singa.
Di
dalamnya hanya ajaran palsu, hanya menekankan hal-hal yang jasmani tanpa
penyucian.
3. Pencobaan
menyangkut nikah dan buah nikah.
Daniel
6:11
6:11 Demi didengar Daniel, bahwa surat
perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada
tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut,
berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
Ini
soal kamar. Daniel di dalam kamar, kamar itu tempat pribadi, hal yang paling
privasi. Itu menunjukan nikah dan buah nikah. Menghadapi pencobaan soal yang
jasmani, orang Kristen banyak yang menang. Menghadapi pencobaan soal yang
rohani, tentang ibadah, orang Kristen juga banyak yang menang. Menghadapi pencobaan
soal nikah dan buah nikah, banyak yang tumbang dan KO, bahkan hamba Tuhanpun
langsung KO. Pukulan telak bagi hamba Tuhan kalau anak hamba Tuhan berulah. Menghadapi
gua singa menyebabkan mundur dari pelayanan, kendor dari pelayanan bahkan
meninggalkan pelayanan karena masalah nikah dan buah nikah.
Tujuan
semua pencobaan ini adalah mematikan rohani kita. Ini semua cara setan yang mau
mematikan rohani kita. Waktu menghadapi masalah jasmani dia kuat, tantangan
soal pekerjaan “saya mau beribadah”.Dihalangi soal study, dihalangi soal
kesehatan "saya tetap mau beribadah”. Menghadapi ajaran palsu, ibadah
palsu, penyembahan palsu “saya pegang pengajaran benar, saya mau tetap melayani
dalam pengajaran yang benar”. Begitu menghadapi masalah nikah dan buah nikah,
langsung tumbang, loyo, KO.
Bagaimana
sikap Daniel?
Daniel
6:11-12
6:11 Demi
didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke
rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah
Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti
yang biasa dilakukannya.
6:12 Lalu
orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon
kepada Allahnya.
Ini
sikap kita, tetap setia, tetap tekun dalam ibadah pelayanan dan penyembahanapapun
yang dihadapi. Lewat ibadah dan penyembahan kita mengalami proses perobekan
daging sampai daging kita mati. Terutama yang mau dirobek adalah tabiat daging,
ketakutan daging. Kenapa tidak beribadah, takut dipecat bos. Kenapa tidak
beribadah, takut tidak dapat nilai yang baik. Kenapa ikuti ibadah itu, itukan
ajaran lain. Saya sungkan dan takut pada keluarga. Ketakutan daging ini yang
mau dirobek, lebih takut pada sesuatu di dunia ini sampai tidak takut Tuhan. Ini
mau dirobek sampai kita menjadi kehidupan yang takut akan Tuhan. Takut akan
Tuhan diwujudkan dengan taat pada Firman Tuhan sekalipun diperhadapkan dengan penderitaan.
Kalau daging sudah dirobek, sudah mati, singa tidak bisa menerkam. Dagingnya
sudah tidak ada, apalagi yang mau dimakan. Makanya waktu Daniel dilempar ke gua
singa, mulut-mulut singa ditutup karena Daniel sudah tidak berbau daging, dia
sudah mengalami proses perobekan daging.
Daniel
6:21-23
6:21 dan ketika
ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu.
Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang
kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa
itu?"
6:22 Lalu kata
Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!
6:23 Allahku
telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga
mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di
hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan
kejahatan."
Apapun
yang dihadapi tetap setia, tetap tekun dalam ibadah pelayanan dan penyembahan.
Tetap taat pada Firman Tuhan. Itu puncak takut akan Tuhan.
Pengkhotbah
12:13
12:13 Akhir kata
dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada
perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.
Yesus
belajar taat dari apa yang dideritaNya. Jadi ketika kita diperhadapan dengan
tantangan dan penderitaan, tetap setia, tetap tekun dalam ibadah, tetap
menyembah Tuhan, tetap taat maka mulut singa dikatubkan. Daging kita dirobek
sampai tidak bersuara lagi, sampai mati, setan tidak bisa menerkam kita, tidak
bisa mematikan rohani kita. Dan kita menjadi hamba Allah yang hidup.
Daniel
6:21
6:21 dan ketika
ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu.
Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup,
Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari
singa-singa itu?"
Artinya
hamba Allah yang hidup adalah kita hidup dari kemurahan Tuhan. Di dalam gua
singa, hanya 1 kata untuk Daniel “mati!”. Tetapi dia hidup dari kemurahan
Allah.
Dnaiel6:27
6:27 Bersama ini
kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut
dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal
untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya
tidak akan berakhir.
Kita
hidup dalam tangan kemurahan Tuhan. Jadi dalam keadaan apapun, bahkan dalam gua
singa sekalipun,kalau kita dalam tangan kemurahan Allah pasti hidup! Yang
penting kita setia, tekun, taat kepada Tuhan, pasti hidup dalam tangan
kemurahan Tuhan. Dalam situasi kondisi apapun, di manapun, bahkan disaat kita
tidak berdaya menghadapi singa-singa lapar, kekuatan kita sangat kecil, menghadapi
kemustahilan, tetapi kita bisa hidup oleh tangan kemurahan Tuhan.
Daniel
6:29
6:29 Dan Daniel
ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman
pemerintahan Koresh, orang Persia itu.
Tangan
kemurahan Tuhan mampu mengangkat, meninggikan dan mempermuliakan kita mulai di
dunia. Jangan putus asa, jangan pesimis biarpun orang hina-hina kita. Suatu
saat tangan kemurahan Tuhan akan meninggikan dan mempermuliakan kita di
awan-awan yang permai, bertamu Yesus Mempelai Pria Sorga.
Orang dihina, dikirimi surat sudah dipecat, malah pemerintah yang angkat. Mau direndahkan orang lain malah Tuhan tinggikan. Tidak usah takut direndahkan, nanti Tuhan tinggikan, kalau Tuhan meninggikan siapa bisa merendahkan. Sampai tangan kemurahan Tuhan mengangkat kita ke awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga, kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah, kita berkerajaan 1000 tahun damai danmasuk kerajaan sorga yang kekal, Yerusalem yang baru. Kita hidup dari kemurahan Tuhan yang lebih dari hidup.
Tuhan
Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar