Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Firman Tuhan diulang-ulang untuk memberikan
kepastian. Mungkin ketika pertama kali disampaikan baru barisan pertama yang
mengerti, setelah diulang kedua kali barisan kedua mengerti dan begitu seterusnya.
Filipi 3:1b
3:1b Menuliskan
hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.
Berulang dia menyurati bagi keselamatan yang
disurati.
Filipi
3:1 (Terjemahan Lama)
3:1 Lain
daripada itu, hai saudara-saudaraku, hendaklah kamu bersukacita di dalam Tuhan.
Maka tiada aku segan berulang menyuratkan perkara serupa itu kepadamu, karena
ia itu menjadi selamat bagi kamu.
Amsal 20:12
20:12 Telinga
yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN.
Kita
akan membuktikan apakah telinga dan mata saudara dibuat, dijamah atau dipegang oleh
Tuhan. Akan kita buktikan melalui Firman Tuhan.
Kita
menggelar ibadah doa puasa. Pangkalnya puasa itu ada pada Imamat pasal 16 dan
pasal 23. Pertama kali Tuhan meminta doa puasa adalah kena mengena dengan pesta
yang keenam, mau masuk pada pesta yang ketujuh. Jadi doa puasa itu
mempersiapkan kita untuk bertemu dengan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga. Sebab
pesta grafirat atau pesta pendamaian adalah proses tuntas penyucian gereja Tuhan
untuk menyambut Yesus sebagai Kepala atau Mempelai Laki-laki Sorga yang akan
membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah yang disebut penyingkiran
gereja.
Kita
sudah ada di ambang penyingkiran gereja. Kalau puasa kita tidak benar seperti
yang telah ditekankan, maka bisa menutup kesempatan masuk dalam penyingkiran.
Dalam
Imamat pasal 23 dan Imamat pasal 16, ditekankan orang berpuasa itu tidak boleh
bekerja. Artinya tidak boleh ada aktivitas
daging/ tidak ada suara daging lagi.
Imamat 16:29-30
16:29 Inilah
yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan
yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan
berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli
maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu.
16:30 Karena
pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu
akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN.
Imamat 23:26-32
23:26 TUHAN
berfirman kepada Musa:
23:27 "Akan
tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu
harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan
mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.
23:28 Pada hari
itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk
mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu.
23:29 Karena
setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa,
haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.
23:30 Setiap
orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan
Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya.
23:31 Janganlah
kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya
bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu.
23:32 Itu harus
menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan
diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari
matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu."
Jadi, tujuan doa puasa untuk
menghentikan suara daging, untuk membungkemkan suara daging. Karena kalau
daging itu masih aktif bersuara itu alamat tidak masuk penyingkiran karena
masih ada aksi-aksi daging, ada letupan-letupan daging. Makanya kita butuh doa
puasa.
Puasa
= pantang, bukan hanya pantang
makan tetapi pantang segala-galanya. Dalam hal ini pantang dosa, pantang
kejahatan, pantang kenajisan. Katakan “Ya” terhadap Firman dan katakan “tidak”
terhadap dosa. Jangan “tidak, ya” kepada Firman dan kepada dosa juga “tidak, ya”.
Kita
masuk dalam suasana rohani untuk dibawa dalam doa puasa ini agar kita belajar
bagaimana seharusnya kita meredam suara daging ini. Itu berawal dari telinga
yang diciptakan oleh Tuhan. Telinga ini ada hubungannya dengan Firman. Telinga
harus suka dengar Firman dan memang itu tujuan Tuhan menciptakan telinga kita.
Ayub 36:10
36:10 dan ia
membukakan telinga mereka bagi ajaran, dan menyuruh mereka berbalik dari
kejahatan.
Ajaran
ini kita terima, tujuannya supaya aksi dari ajaran itu menghancurkan segala suara daging kita dan
sifat tabiat daging kita yang suka menyenangkan daging lewat gerakan dosa
kejahatan dan kenajisan. Kalau itu masih ada maka saat ini masih tetap membutuhkan Firman pengajaran dan izinkan tangan
Tuhan menjamah telinga saudara.
Ini
kena pada pesta Grafirat dan itu sudah kesempatan yang terakhir untuk kita
kembali pada jalan yang benar. Di sana ada pekerjaan grafirat, pekerjaan
pendamaian oleh pekerjaan Korban Kristus lewat Firman pengajaran sehingga suara
daging kita distop oleh Firman pengajaran.
II Korintus 6:6
6:6 dalam
kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan
kasih yang tidak munafik;
Kita
ini diperhadapkan pekerjaan yang besar, berarti kita dipercayakan Tuhan untuk
menanggung suatu pelayanan demi mempersiapkan gereja Tuhan, termasuk kita yang
bergerak dan bekerja ini, sebab sudah dekat penyingkiran gereja. Oleh sebab itu
telinga ini harus kita biasakan mendengar Firman. Seperti langit-langit di
mulut kita membedakan makanan.
Telinga
itu harus bisa membedakan “ini pengajaran yang benar” dan “bukan pengajaran
yang benar”. Kalau telinga itu dijaman oleh Tuhan, dia pasti bisa membedakan
mana yang benar dan mana yang tidak. Tidak asal saja menerima pengajaran.
Ayub 12:11; 34:2-3
12:11 Bukankah telinga
menguji kata-kata, seperti langit-langit mencecap makanan?
34:2
"Dengarkanlah perkataanku, kamu orang-orang yang mempunyai hikmat, berilah
telinga kepadaku, kamu orang-orang yang berakal budi.
34:3 Karena
telinga itu menguji kata-kata, seperti langit-langit mencecap makanan.
Tujuan
Tuhan menjamah telinga kita supaya kita bisa membedakan. Akhir zaman ini muncul
berbagai macam pengajaran yang bisa membuat kita bingung. Tetapi kalau telinga
kita dijamah oleh Tuhan dan kita serahkan kepada Tuhan, apalagi dalam doa puasa
seperti ini, maka tidak akan ada perkataan yang bisa membuat saudara kalang
kabut.
Kalau
benar saudara adalah domba Tuhan maka mendengarkan suara asing, saudara akan
lari karena telinga sudah dibiasakan mendengar Firman pengajaran yang benar.
Bagaimana bisa membawa diri dalam penyucian yang
terakhir kalau telinga kita tidak dibiasakan mendengar yang benar dan hanya mendengar pengajaran
campur. Kalau mengatakan semua pengajaran itu baik, orang itu berarti tidak
punya pengalaman penyucian di dalam Tuhan.
Amsal 14:15
14:15 Orang yang
tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak
memperhatikan langkahnya.
Kita
sudah ada di ruas jalan akhir, ada pada masa penyucian tuntas, masakan kita
masih mau dibingungkan oleh firman pengajaran yang lain.
Mohon kepada Tuhan supaya Tuhan memegang telinga kita untuk mendengarkan Firman
pengajaran yang benar dan kalau mendengar pengajaran yang salah kita lari. Itu benar-benar dombanya Tuhan.
Yohanes 10:5
10:5 Tetapi
seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena
suara orang-orang asing tidak mereka kenal."
Ini
karena dia punya pengalaman melekat kepada pokok. Melekat pada pengajaran yang
selama ini sudah membentuk kehidupannya. Sehingga tidak longgar leher lagi,
menoleh sana sini lagi. Apalagi kalau kami hamba Tuhan, yang sekarang ini banyak
yang berjatuhan. Itu memalukan! Di mana telingamu dulu ketika mendengar suara
Firman pengajaran dalam sekolah Alkitab atau
saat KKR!
Begitu
kuat manuver dan siasatnya iblis untuk menghantam saudara karena dia tahu kita sudah ada pada bulan
yang ke tujuh tanggal 10 di mana terjadi penyucian tuntas, sebab tanggal 15 akan
terjadi penyingkiran gereja.
Imamat 23:27,34
23:27 "Akan tetapi pada
tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus
mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan
mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.
23:34 "Katakanlah
kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu
ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.
Kita
harus memperhatikan sekarang, apakah telinga kita dijamah oleh Tuhan, tentu ada
yang mau kita dengar. Bagaimana juga dengan mata kita. Dua indera ini memegang
perang apakah hidup kita terarah pasti atau tidak.
Mata
dan telinga ini harus dijamah dan ditangkap oleh Tuhan. Secara lahiriah semua
telinga kita diciptakan oleh Tuhan. Tetapi secara rohani bagaimana dengan
telinga rohani dan mata rohani kita. Mata kita secara jasmani ini adalah jendela
tubuh, tetapi jendela jiwa dan rohmu mana. Telinga jasmani ini telinga tubuh,
tetapi bagaimana dengan telinga jiwa dan telinga roh, apakah sedang dibentuk
oleh Tuhan.
Telinga
kita mendengar dari suara yang satu itu, jangan bermacam-macam. Jangan pengajaran
campur, sebab kalau seperti itu saudara tidak akan tersingkir dan akan tertinggal
3,5 tahun aniaya antikristus.
Tidak masuk penyingkiran gereja, berarti tidak
masuk pesta pondok daun-daunan.
Domba
itu tidak jalan sendiri, dia bergerombol dalam satu rombongan.
Yohanes 10:3
10:3 Untuk dia
penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil
domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
Tidak
hanya disebutkan “domba” tetapi “domba-domba” berarti ada dalam persekutuan, dalam satu gembala, satu suara penggembalaan.
Jangan lain-lain. Jangan hanya seperti fellowship tahi kambing, dalam perut
satu, tetapi ketika keluar terpancar satu satu ke sana kemari.
Suara
gembala itu satu, maka domba itu ada
dalam satu persekutuan yang digembalakan
oleh satu gembala, bukan gembala yang asing. Ini yang dibutuhkan. Sebab di
dalam penggembalaan ini menghadapi dua musuh. Musuh ada di luar dan ada di
dalam. Kalau telinga kita tidak ditangkap oleh Tuhan maka kita tidak tahu di
luar ada musuh dan di dalam juga ada musuh. Yang ada di luar itu suara asing,
yang ada di dalam adalah perampok dan pencuri.
Yohanes 10:9-10
10:9 Akulah
pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan
keluar dan menemukan padang rumput.
10:10 Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Musuh
di luar adalah suara asing (ajaran palsu),
musuh di dalam adalah pencuri dan perampok. Kalau mata dan telinga kita tidak
ditangkap oleh Tuhan, kita tidak bisa membedakan.
Kapan
awal telinga dan mata saudara dijamah oleh Tuhan. Kita akan melihat lebih
dahulu persoalan telinga.
Ø
TELINGA
Ketika Tuhan mengerjakan
pekerjaan penebusan adalah awal Tuhan mengerjakan pekerjaan membuat telinga
kita. Ada tujuh ucapan Tuhan Yesus di kayu salib yang harus kita dengar dan
kita harus hidup di dalamnya.
1)
Suara yang pertama diperdengarkan adalah
suara pengampunan
Telinga kita harus mendengar
suara pengampunan. Di situ awal telinga kita ditangkap oleh Tuhan. Tanpa Korban
Kristus tidak ada pengampunan.
Lukas
23:24
23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka
membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
Ini suara yang harus ditangkap
telinga kita. Dia mengerjakan pekerjaan pendamaian di atas kayu salib itu.
Alasan untuk mengampuni ini tidak
perlu susah dicari-cari, satu saja alasan Tuhan untuk mengampuni. Apakah begitu
kita dilahirkan oleh ibu kemudian masuk TK, SD, SMP dan seterusnya lalu kita
melakukan dosa itu apakah memang kita tahu. Alasan ini bukan hanya sekedar
alasan. Kalau saja saudara tahu dosa itu membawa saudara pada alam maut, pasti
tidak akan saudara lakukan. Tetapi ada yang mendorong saudara, raja kerajaan
maut itu mendorong saudara sehingga saya dan saudara terlibat dalam dosa itu.
Ini tidak hanya ditujukan kepada
serdadu Romawi atau imam-imam. Ayat yang berisi perkataan Tuhan Yesus ini untuk
kita semua.
Kalau telinga kita sudah dipegang
oleh Tuhan untuk mendengar suara pengampunan, apakah ini cukup untuk diri kita
atau gereja kita? Itu sebabnya kita menggelar ibadah persekutuan Tubuh Kristus
ini bukan hanya untuk kita tetapi untuk diperdengarkan kepada orang lain. Ini
sudah suara pengampunan yang terakhir, kita mau kembali atau tidak.
Kalau dalam bekerja melayani
Tuhan kita ada salah paham, jangan sampai saling membelakangi untuk selamanya. Betulkah
telinga kita mendengar suara Tuhan itu? Apakah kita bisa melepaskan pengampunan,
apakah bisa memaafkan saudaramu, memaafkan temanmu, memaafkan rekanmu. Atau
malah gulung lengan baju mau berkelahi.
Ingat, menggelar even besar
seperti ini, iblis tidak akan diam diri. Dia cemburu dengan kertakan gigi,
siapa yang lewat mau dia telan. Oleh sebab itu buktikanlah telingamu sudah
ditangkap oleh Tuhan. Kita tidak lagi tersandung karena telah menerima suara pengampunan.
Suara pengampunan ini langsung
dinikmati oleh orang yang dekat dengan Tuhan Yesus. Dia mendengarkan suara yang
kedua.
2)
Lukas
23:43
23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di
dalam Firdaus."
Dikatakan “hari ini” bukan besok
atau sebentar malam. Mengapa dia bisa menerima perkataan Yesus yang kedua ini?
Sebab dia mendengarkan suara yang pertama dan dia menegur temannya.
Lukas
23:40-41
23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya:
"Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima
hukuman yang sama?
23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita
menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak
berbuat sesuatu yang salah."
Ada pengakuan dan itu didengar
oleh Tuhan Yesus. Seiring dia menegur temannya, di dalamnya ada pengakuan dari
dirinya. Inilah orang yang memanfaatkan seruan Tuhan Yesus yaitu tawaran
pengampunan. Dia menerima langsung, tidak tunggu lama.
Olehnya saudara yang dikasihi Tuhan, saya dan saudara, apakah benar
telingamu sudah mendengar ini. Kalau saudara sudah mendengar ini maka kita juga
berkata “kita pantas harus dihukum”. Puji Tuhan, dia mendapatkan pengampunan
hari ini juga.
Apa yang dikatakan oleh penjahat
ini yang menyentuh hati Tuhan Yesus.
Yohanes
23:42
23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku,
apabila Engkau datang sebagai Raja."
Ini yang memukau hati Yesus.
Pandangannya jauh ke depan sekalipun saat itu dia melihat Yesus disalib, tetapi
dia tahu Yesus akan bangkit dan akan datang sebagai Raja di dalam kemuliaan.
Ini bahasa yang mengetuk hati Yesus. Dia punya keyakinan dan pengharapan
tentang kedatangan Yesus sebagai Raja di atas segala raja.
Memang ketika Yesus naik ke
Sorga, terjadi perpisahan. Saat terangkat
Tuhan Yesus menumpangkan tangan memberkati mereka.
Lukas
24:51
24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia
berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
Berbicara perpisahan ini memang
sangat mengharukan. Satu contoh ketika Daud dan Yonatan akan berpisah, mereka
berpelukan saling tangis menangisi. Daud yang lebih cepat menguasai diri,
Yonatan tidak bisa menguasai diri dan dia menangis terus di bahu Daud. Setelah
selesai itu maka Daud pergi dan Yonatan pergi, mereka berpisah.
Apalagi perpisahan Paulus dengan
tua-tua Efesus, dia mengatakan “aku akan pergi dan kamu tidak akan melihat
mukaku lagi”. Mereka berlutut di tepi pantai, sesudah itu mereka memeluk Paulus
dan menangis.
Orang yang disalib itu tahu
memang dia akan berpisah dengan Yesus, tetapi dia tahu dan yakin Yesus akan kembali
dan tidak akan terpisahkan lagi. Tuhan Yesus juga langsung mengklaim “hari ini
engkau bersama dengan Aku” berarti mereka tidak akan terpisahkan lagi.
Jangan sampai kita menggelar
Ibadah Persekutuan Tubuh Kristus dan setelah itu kita malah berpisah. Hal itu
jangan terjadi. Orang yang disalib itu tidak pisah dengan Tuhan Yesus, pandangannya
jauh ke depan. Sama-sama menghembuskan nafas tetapi mereka sama-sama di
Firdaus.
Kalau kita mendengarkan suara
Yesus di atas Golgota ini memang secara tubuh kita terpisah tetapi secara
rohani kita tidak terpisahkan dengan Tuhan. Itulah yang disebutkan dalam surat
Tesalonika adelpos: jauh di mata tetapi dekat di hati.
1 Tesalonika 2:17
2:17 Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika
terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh,
dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu.
Secara tubuh, perpisahan itu
memang mengharukan.
Kisah
Para Rasul 20:36-38
20:36 Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus
berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua.
20:37 Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan
sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia.
20:38 Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena
ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Lalu mereka mengantar
dia ke kapal.
Apakah murid-murid tidak terharu
berpisah dengan Yesus? Mereka terharu. Tetapi kita mendengarkan suara, secara
tubuh kita terpisah, kita di dunia dan Dia di Sorga. Tetapi secara rohani kita
sama-sama menikmati Firdaus.
Suara itu harus ada pada saudara.
Katakanlah “saya memang pantas dihukum”. Tetapi kalau saya tidak mengaku karena
tetap merasa tidak bersalah, maka Firdaus jauh dari kita. Tetapi kalau kita
mengakui dan merasa bahwa memang kita salah maka Firdaus itu hari ini juga kita
nikmati.
3)
Yohanes
19:25-27
19:25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan
saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.
19:26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang
dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah,
anakmu!"
19:27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah
ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Ayat ini bicara tentang nilai
atau suasana titipan dalam penggembalaan. Yesus menitipkan ibunya kepada
murid-muridNya tetapi secara spesial kepada Yohanes. Perpisahan memang tidak
dapat dielakkan lagi, tetapi Yesus menitipkan ibuNya
kepada Yohanes untuk digembalakan.
Suara yang ketiga ini mengandung
nilai mendorong kita untuk berada pada penggembalaan yang tidak salah, tidak
sembarang. Kalau telinga kita belum diciptakan dan dibentuk melalui Korban
Kristus maka kita belum membawa diri kita untuk digembalakan di tempat yang
pasti sesuai titipan Tuhan.
Amsal 12:26
12:26 Orang benar mendapati tempat penggembalaannya,
tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.
Sebabnya dalam doa puasa ini,
kami hamba-hamba Tuhan, jadilah alamat yang tepat di mana Tuhan menitipkan
domba-dombaNya untuk digembalakan. Bagaimana aksi kita ketika Tuhan
mempercayakan domba-domba untuk kita gembalakan. Ternyata yang paling banyak
merusak kebun anggur, kebun mempelai, adalah gembala-gembala. Kalau di situ
saya titip anakku, titip isteriku, titip cucuku, bakal jadi apa mereka nanti.
Kalau masa lalu kita sudah salah,
berarti telinga kita sudah salah sentuhan, bukan disentuh oleh Tuhan lagi. Maka
segera kita kembali supaya kita bersama dengan orang yang dekat dengan kita
didorong pada penggembalaan yang tepat.
Orang-orang tua, anakmu yang
mungkin akan melanjutkan studi di manapun nanti, ingat itu anakmu! Itu buah
nikahmu, dagingmu itu. Jangan salah titip mereka kalau saudara masih mau
memiliki dia. Jangan karena perhitungan dan pertimbangan kita yang duniawi
sehingga kita lupa jiwa orang itu, apalagi kalau itu adalah anak kita sendiri.
Ini suara Yesus yang ketiga
ketika ada di Golgota. Suara itu mengarahkan pada penggembalaan. Buktikan
telingamu, telinga isteri, telinga orang tua, bahwa telingamu sedang dibentuk
dan dipolesi oleh Tuhan. Jangan asal titip anak dalam penggembalaan. Lihat
hasilnya nanti kalau salah titip, saudara gigit jari kalau salah menitipkan
anak, bahkan saudara bisa terpisah untuk selama-lamanya. Jangan sampai kita
tercerai.
Olehnya Tuhan mau merekrut kita
supaya tidak terpisah. Bagaimana caranya? Akui! Setelah kita mengaku dosa dan
salah kita maka Tuhan Yesus berkata “hari ini engkau bersama dengan Aku” berarti
kita tidak pisah lagi dengan Kepala. Tetapi kalau kita mempertahankan kesalahan
kita, mempertahankan kebenaran diri sendiri maka jauh Firdaus. Malah kesulitan
akan bertubi-tubi datang dan tidak pernah pupus karena tidak pernah mengaku bahwa
telah melakukan kesalahan.
4)
Matius
27:46
27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara
nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku,
Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Kalau benar telinga kita
mendengar proses pekerjaan penebusan Kristus di Golgota dan telinga kita
mendengar suaraNya, maka akan berdiri bulu kuduk, kita akan merinding dan
gemetar. Sebab begitu ngeri kalau Tuhan meninggalkan kita. Bukan sesuatu yang
enak kalau kita ditinggalkan Tuhan.
Oleh sebab itu hari-hari terakhir
ini jangan kita membiasakan diri meninggalkan Tuhan. Jangan kita membiasakan meninggalkan
waktu-waktu ibadah. Satu saat kalau Tuhan yang meninggalkan kita itu ngeri. Kalau
telinga kita mendengar seruan ini kita akan mengatakan kepada Tuhan ”jangan
tinggalkan aku”. Kalau kita mengatakan jangan tinggalkan aku maka kita akan
melekat terus kepada Dia karena ngeri kalau ditinggalkan Tuhan.
Mazmur
91:14
91:14 "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka
Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
Itu kesimpulan dari peristiwa
yang terjadi di taman Eden. Yesus menunjukkan betapa ngerinya keturunan Adam kalau
Tuhan meninggalkan. Melihat saja tayangan tentang peristiwa Yahudi yang
dibantai oleh tentara Nazi, itu sudah mengerikan. Kenapa mereka bisa dibantai
seperti itu? Karena mereka berkata “biarlah darah orang ini tertanggung kepada
kami dan kepada keturunan kami”. Oleh sebab itu jangan coba-coba berucap salah.
Jangan coba main-main dengan
Tuhan. Sejarah sudah mencatat ngerinya kalau ditinggalkan oleh Tuhan. Kalau
sejarah sudah mencatat lalu kita berpura-pura tuli dan tidak mau mendengar
seruan Tuhan ini, jangan salahkan lagi hamba Tuhan kalau engkau mengalami kesusahan yang besar.
Tujuan doa puasa ini dan KKR adalah
untuk menularkan kengerian yang kita rasakan bila ditinggalkan oleh Tuhan kepada
lain orang.
Mazmur
119:120
119:120 Badanku gemetar karena ketakutan terhadap
Engkau, aku takut kepada penghukuman-Mu.
Itu sebabnya dia bersegera untuk
berpegang pada perintah Tuhan.
Mazmur
119:60
119:60 Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk
berpegang pada perintah-perintah-Mu.
Mazmur
22:2
22:2 Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan
aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.
Saya tidak mau ditinggalkan Tuhan
dan jangan sampai saya meninggalkan Tuhan. Jangan karena persoalan sepeleh
sehingga kita tinggalkan Tuhan. Memang sekarang kelihatan
masih aman, masih bisa makan, minum, naik motor pergi ke sana sini, tetapi
sebenarnya begitu berat kalau meninggalkan Tuhan.
Ini seruan dan peringatan Tuhan,
beginilah nasib kalau ditinggalkan Tuhan. Ketika Yesus berseru “Eli, Eli,
lama sabakhtani?” sebenarNya Dia memperagakan beginilah
nasib kalau ditinggalkan Bapa di Sorga untuk
peringatan bagi kita.
5)
Yohanes
19:28-29
19:28 Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala
sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis dalam
Kitab Suci --: "Aku haus!"
19:29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka
mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada
sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Juga ada yang berseru di dalam
neraka “aku haus”. Sebenarnya Yesus menunjukkan “alam neraka seperti ini,
inilah kondisi kalau nanti ada di neraka!”
Lukas
16:24-25
16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham,
kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam
air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa
engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus
segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Haus dan kesakitan itu suasana
neraka. Sampai setetes air saja
sangat dia butuh. Kesimpulannya, ucapan yang kelima ini adalah akhir perjalanan
hidup manusia yang menolak pekerjaan penebusan. Diperlihatkan betapa hausnya
manusia itu nanti dalam suasana neraka. Apakah ini hanya sekedar guyonan Tuhan Yesus
atau hanya sekedar basa basi? Sekali-kali tidak!
Tuhan bicara dari sisi ini untuk
kita dalam doa puasa ini. Mengingatkan kepada kita bahwa kita sudah ada pada
ruas jalan akhir. Pesta Grafirat atau pesta pendamaian itu penyucian tuntas
untuk masuk dalam pesta pondok daun-daunan. Berarti jangan kita masuk di tempat
yang haus itu. Lagi-lagi kita diingatkan
oleh Tuhan.
Makanya kita melakukan doa puasa
untuk menghadang suara daging yang suka menyeret kita ke tempat orang berseru
“aku haus” yaitu di neraka. Suara
daging ini mempunyai kekuatan mendorong kita untuk cemplung di tempat yang mana
orang berseru “aku haus”.
6)
Yohanes
19:30
19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya
dan menyerahkan nyawa-Nya.
Ini bahasa untuk kita. Kalau
telinga kita ditangkap oleh Firman, berarti pekerjaan Firman bekerja aktif
dalam diri kita, maka suara daging tidak terdengar lagi dan pekerjaan penebusan
selesai. Dengan arti kata sempurna.
Tujuan doa puasa itu untuk
mempercepat dan menghacurkan atau merobek daging sehingga Roh Kudus itu bisa
cepat bekerja dalam diri kita.
Perkataan selesai yang disebutkan
Yesus di Golgota nyatakan bahwa
telinga kita ditangkap oleh Tuhan. Kalau pekerjaanNya membuat telinga kita
sudah selesai, sudah ditangkap dan
dikuasai oleh Tuhan sepenuhnya maka
akan ada lagi perkataan selesai yang tetap terlaksana di dunia ini, untuk saya
dan saudara.
Roma
9:27
9:27 Dan Yesaya berseru tentang Israel:
"Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya
akan diselamatkan.
9:28 Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan
dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera."
Sempurna itu berarti teleyohi (bahasa gerika), salem (bahasa Ibarni). Ini bagian dari kehidupan yang sudah
ditangkap telinganya oleh Tuhan. Bukan lagi telinga yang senang mendengar gosip
atau senang mendengar suara lawak
yang sebetulnya itu pura-pura dan tidak membiasakan
dirinya supaya telinganya ditangkap oleh Tuhan.
7) Yohanes 10:11, 17-18
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan
nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
10:18 Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku,
melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa
memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima
dari Bapa-Ku."
Hubungan
dengan harga penggembalaan
Matius 27:50
27:50 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu
menyerahkan nyawa-Nya.
Markus 15:37
15:37 Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan
menyerahkan nyawa-Nya.
Lukas 23:46
23:46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring:
"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah
berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
Ø
MATA
Mata ada hubungannya dengan Golgota
karena mata dan telinga di buat oleh Tuhan. Awal mata kita ditangkap oleh Tuhan
adalah di Golgota. Sekarang kita lihat apakah matamu sudah ditangkap atau diciptakan oleh Tuhan?
Ada 5 hal yang harus kita lihat
dari Pribadi yang mengerjakan pekerjaan penyucian dan pekerjaan pendamaian yang
akhir sekarang bagi kita:
1)
Yohanes
19:1
19:1 Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah
Dia.
Pada umumnya kalau mencambuk
seseorang itu pada bagian tubuh. Tubuh Yesus kena cambuk. Mata kita harus
melihat tubuh yang dicambuk. Untuk tubuh dan daging ini ada dua kata di dalam
Alkitab yaitu Soma dan Shal.
Kalau
berbicara tubuh Kristus menggunakan kata soma. Kalau tubuh Yesus secara jasmani
itu shal.
Tubuh
jasmani Yesus sudah dicambuk, tetapi kita tubuh rohaniNya suka menghindar kalau
dicambuk oleh Firman pengajaran.
Yang memegang cambuk ini adalah
guru. Bicara guru tidak lepas dengan pengajaran. Mengapa anak Tuhan mengaku
Tubuh Kristus tetapi tidak mau berhadapan dengan guru, tidak mau dicambuk, tidak
mau menerima hajaran Firman Tuhan. Padahal Alkitab mengatakan “barangsiapa
Kukasihi, dia Kutegur dan Kuhajar”.
Wahyu
3:19
3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;
sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Wahyu
3:19
(Terjemahan lama)
3:19 Maka seberapa banyak orang yang Kukasihi, Aku
tegur dan ajar; sebab itu berusahalah serta bertobat.
Matamu lihatlah daging Yesus yang
dicambuk. Kita tubuhNya, kenapa kita tidak mau dicambuk oleh Tuhan. Kalau
mendengar Firman yang keras kita sudah geleng kepala dan tidak mau dengar. Memang
perkataan Tuhan Yesus keras sehingga banyak yang meninggalkan. Jangan kita
berulah kalau mendengar perkataan keras dari Tuhan. Izinkan tubuh kita dihajar
oleh Tuhan, tidak menjadi masalah, justru alami
penyucian.
2)
Yohanes
19:2
19:2 Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota
duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu,
Mahkota duri kena mengena dengan
kepala. Adakah orang yang mengetahui isi kepala orang lain. Kalau kepalaku ada
isi atau kosong, anda tidak tahu. Tuhan Yesus adalah kepala. Yang bisa
mengetahui isi kepala adalah Firman Nubuatan. Jadi Firman nubuatan yang
menceritakan apa yang ada dalam rancangan Kepala itu. Ini bukan sesuatu yang
didapati dengan enteng-enteng saja.
Markus
14:65
14:65 Lalu mulailah beberapa orang meludahi Dia dan
menutupi muka-Nya dan meninju-Nya sambil berkata kepada-Nya: "Hai nabi,
cobalah terka!" Malah para pengawal pun memukul Dia.
Markus
14:65 (Terjemahan Lama)
14:65 Maka mulailah beberapa orang meludahi Yesus
serta menudungi muka-Nya, dan meninju Dia, serta berkata kepada-Nya,
"Bernubuatlah!" Maka segala hamba itu pun menampar muka-Nya.
Hanya Roh Allah yang tahu apa
yang ada pada Kepala/ hati Tuhan,
apa yang dipikirkan oleh Tuhan Yesus.
Jadi dibuka dengan Firman
pengajaran dan dilanjut dengan Firman nubuatan. Kita harus melek mata sekarang
ini. Jangan sampai kita tutup mata dan tidak melihat arti Firman nubuatan. Itu
belum terjadi tetapi sudah diperlihatkan kepada kita sekarang. Itulah yang kena
mengena dengan Kepala. Semua ditanggulangi oleh Yesus. Yesus dimahkotai duri,
ditinju, diludahi, dipukul kepalaNya, supaya saudara tahu apa yang akan terjadi
di depan.
Itu sebabnya kita menggelar even
Kebaktian Persektuan Tubuh Kristus supaya kita serempak bisa mengerti. Biarlah
kita mengatakan “apa yang Engkau mau saya kerjakan, saya mau kerjakan” Biarlah
Tuhan juga membuka pikiran orang lain
seperti Tuhan membuka pikiran kita supaya kita semua mengerti secara serempak apa
yang akan Tuhan lakukan ke depan ini.
3)
Yohanes
19:17
19:17 Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar
ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.
Saudara melihat salib, Yesus ada
disana.
Yohanes
10:11
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Apakah saudara melihat ini? Mulai
dari diriku sebagai hamba Tuhan. Saya minta ampun kepada Tuhan kalau belum
seperti ini dan masih mementingkan diriku. Kita mau melihat Yesus yang
tersalib, bukan karena cinta diriNya tetapi karena Dia cinta kepada saudara dan
karena Dia mengasihi Bapa.
Yohanes
10:17
10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan
nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
Jadi saudara kekasih dalam Tuhan,
setiap apa yang kita korbankan untuk pekerjaan Tuhan karena kita mengasihi
Tuhan, Tuhan mengatakan itu akan kita terima kembali.
Jangan semuanya hanya untuk diri
kita sendiri. Kalau di masa pesta Grafirat ini kita masih mementingkan diri,
kita akan gagal untuk masuk dalam pesta pondok daun-daunan yaitu penyingkiran
gereja. Itu sebabnya kita harus berpuasa. Berpuasa artinya berpantang, bukan
hanya pantang makan tetapi pantang melakukan dosa.
4)
Kolose
2:14
2:14 dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh
ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya
dengan memakukannya pada kayu salib:
TanganNya kena paku itu menunjuk
pelayanan seorang penginjil. kakiNya kena paku menunjuk perjalanan seorang
penginjil, pelayan Tuhan, gembala, rasul dan sebagainya.
Hamba Tuhan itu bagaikan dipaku tangan dan di kakinya, dia bagaikan disandera.
Tidak bisa sesukanya menggunakan tangan dan
tidak sesukanya melangkah. Dia harus ada perhitungan apakah yang dia perbuat
itu ada nilai rohani atau tidak, apakah langkahnya ada nilai rohani atau tidak.
Kalau tidak ada nilai rohani lebih baik kaki dan tangan bagaikan dipaku.
5)
Yohanes
19:34,37
19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam
lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
19:37 Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka
akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam."
Langsung berbicara tentang mata,
mereka akan memandang Dia yang mereka tikam. Nilainya untuk saya dan saudara
bagaimana? Lambung dan jantung Yesus kena tikam. Ini kasih yang tidak ada
taranya, kasih yang tidak pura-pura, kasih yang ditandai dengan pengorbanan.
Roma
12:9
12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah
yang jahat dan lakukanlah yang baik.
Kasih jangan diwarnai dengan yang
jahat dan yang najis.
II
Korintus 6:6
6:6 dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan
kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik;
Rencana pelaksanaan KKR ini
berangkat dari akar rumput. Saya mohon kepada Tuhan “kalau ini adalah
rencanaMu, tetapkan dalam hatiku” dan benar Tuhan menetapkan hatiku.
Matamu
lihat 5 hal dan telingamu dengar 7 hal, itu membuktikan mata dan telingamu
diciptakan oleh Tuhan.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
Telp: (0458)
21415
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar