Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Yeremia 3:1-5
3:1 Firman-Nya: "Jika seseorang menceraikan
isterinya, lalu perempuan itu pergi dari padanya dan menjadi isteri orang lain,
akan kembalikah laki-laki yang pertama kepada perempuan itu? Bukankah negeri
itu sudah tetap cemar? Engkau telah berzinah dengan banyak kekasih, dan mau
kembali kepada-Ku? demikianlah firman TUHAN.
3:2 Layangkanlah matamu ke bukit-bukit gundul dan
lihatlah! Di manakah engkau tidak pernah ditiduri? Di pinggir jalan-jalan
engkau duduk menantikan kekasih, seperti seorang Arab di padang gurun. Engkau
telah mencemarkan negeri dengan zinahmu dan dengan kejahatanmu.
3:3 Sebab itu dirus hujan tertahan dan hujan pada
akhir musim tidak datang. Tetapi dahimu adalah dahi perempuan sundal, engkau
tidak mengenal malu.
3:4 Bukankah baru saja engkau memanggil Aku: Bapaku!
Engkaulah kawanku sejak kecil!
3:5 Untuk selama-lamanyakah Ia akan murka atau menaruh
dendam untuk seterusnya? Demikianlah katamu, namun engkau sedapat-dapatnya
melakukan kejahatan."
Kita
sudah mengikuti bagaimana perasaan Tuhan melihat kekasihNya bersundal. Bagaimana perasaan suami bila melihat
isterinya menjadi pelacur. Itulah yang digambarkan dalam kitab nabi Yeremia
ini, yaitu kekesalah Tuhan atau keluhan hati Tuhan melihat umat Israel. Ulang
berulang kita ikuti, dari Yeremia pasal 1 dan kitab nabi Yehezkiel, kitab Yesaya,
Hosea, bahwa hubungan
Tuhan dengan umat Israel digambarkan bagaikan hubungan suami isteri. Tetapi
Tuhan melihat kekasihNya ini ternyata telah bersundal.
Dalam
Yeremia pasal 3 mulai ayat 8 diceritakan Tuhan menceraikan isteriNya yakni 10
suku atau kerajaan di utara disebut isteri yang melakukan persundalan dan yang
2 suku yaitu kerajaan di selatan yang ibu kotanya Yerusalem disebut isteri yang
tidak setia. Jadi kita melihat makna dan bagaimana penilaian Tuhan serta
bagaimana Tuhan mengangkat status umatNya yang telah Dia tebus pada status yang
paling puncak yaitu menjadi Mempelai WanitaNya, menjadi tubuhNya Tuhan.
Terdengar
secara daging sulit kita menerima. Tetapi kalau kita lebih tenggalam di
dalamnya maka mudah untuk menerima. Kalau iman kita bisa menerima maka otomatis
maka akal atau pikiran kita akan menerima. Ini yang Tuhan gambarkan kepada
kita.
Tuhan
sedih melihat kekasihNya menyeleweng. Apa yang tadinya Tuhan harapkan dari umat
Israel, umat tebusanNya, nihil hasilnya. Ini pelajaran utama untuk kita bangsa
kafir yang telah direkrut dan ditebus oleh Tuhan. Tujuan akhirnya adalah untuk
mengangkat status saudara dan saya menjadi tubuhNya atau menjadi Mempelai WanitaNya.
Dalam
hal ini kami dulu pelayan Tuhan harus mengerti tujuan panggilan Tuhan kepada
kami. Dengan melihat hal seperti ini maka kami akan mengisi panggilan Tuhan
atas kehidupan kami. Seberapa jiwa yang Tuhan percayakan, satukah, duakah,
sepuluh atau seratus bahkan seribu jiwa yang Tuhan percayakan kepada kami, kami
harus paham bahwa tugas kami adalah untuk membawa umat Tuhan mengisi kekosongan
yang dulu ditempati oleh Israel.
Adalah
tugas kami hamba Tuhan untuk menghentar umat Tuhan mengisi kekosongan ini. Kami sebagai hamba Tuhan harus paham
lebih dahulu ke mana kami mengarahkan jemaat Tuhan, agar tidak terulang lagi
kasus seperti dalam Yeremia pasal 3 ini. Para gembala itu akhirnya dimotivasi
oleh Tuhan karena dia yang memegang peran. Tuhan mengatakan “pada hari itu, Aku
akan mengangkat gembala-gembala yang sesuai dengan hatiKu”. Berarti bukan hanya
satu gembala. Gembala-gembala ini yang memegang peran, yang akan menggiring
jemaat untuk mengisi kekosongan itu.
Apakah
kita mau membiarkan Tuhan merana tanpa mempelai wanitaNya? Apakah kita mau berdiam diri, padahal kita
ini adalah umat tebusanNya. Tujuan penebusan Tuhan terhadap kita adalah untuk
mengisi tempat yang kosong, yang dulu ditempati oleh umat Israel. Itu jelas dalam
Roma 11:17,20.
Wejangan
Firman Tuhan dalam surat Roma, setelah kita diberi peluang mengisi kekosongan
itu, kita harus hati-hati dan waspada. Kembali kita harus belajar pada kasus
Israel. Tuhan menarik perhatian kita untuk menoleh pada kasus yang terjadi pada
Israel. Mengapa mereka harus ditebang, mengapa harus dikirimi surat cerai,
mengapa harus dipangkas.
Kalau
ada wejangan seperti itu, kita harus menaruh perhatian serius. Ada peluang
untuk kita duduk di sana dan kita sedang melaju ke sana. Tetapi jangan sampai
kita gagal sampai di sana karena berulah seperti oleh Israel dulu. Akhirnya
Tuhan pangkas lagi dan Tuhan berpaling kembali
kepada orang Israel.
Roma 11:22
11:22 Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga
kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas
kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu
pun akan dipotong juga.
Kita
ini bangsa kafir, kita hanya menerima kemurahan Tuhan. Perhatikan kemurahan
Tuhan dan jangan khianati. Isilah kekosongan di mana tempatnya Israel dahulu
sebagai kekasihnya Tuhan, sebagai mempelainya Tuhan. Kekerasan itulah yang
terjadi bagi bangsa Israel yang kepala batu itu. Bagi kita kemurahan Tuhan.
Roma 11:23-24
11:23 Tetapi mereka pun akan dicangkokkan kembali,
jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa
untuk mencangkokkan mereka kembali.
11:24 Sebab jika kamu telah dipotong sebagai cabang
dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan
pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini, yang menurut asal mereka
akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri.
Pokok
zaitun ini gambaran bangsa Israel, bukan kita punya, kita hanya kemurahan. Kita diambil dan
ditaruh di situ. Ini pelajaran bagi kita, oleh sebab itu jangan sampai saya
tidak memperhatikan kekerasan Tuhan terhadap orang Israel. Kalau saya
memperhatikan dan menghindari itu berarti ada peluang untuk hidup kekal bersama
dengan Tuhan. Tetapi kalau tidak maka berpeluang dipecat, artinya sudah
bertunangan tetapi putus kembali. Ini yang harus kita jaga sebagai umat Tuhan,
mulai dari saya sebagai hamba
Tuhan.
Salah
satu figur yang telah ditetapkan oleh Tuhan yang ada dalam Alkitab adalah
Yohanes Pembaptis. Dia dinubuatkan dalam nyanyian Elizabet dan Zakharia.
Lukas 1:79
1:79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan
dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai
sejahtera."
Ini
nubuatan yang tidak semata buat bangsa Israel, tetapi kental buat kita bangsa
kafir karena kita adalah bangsa yang dinaungi kegelapan. “Mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera” berarti tujuan
yang dimaksud di sini bukan hanya damai sejahtera seperti yang lazim kita
dengar, tetapi ini menunjuk satu kota yaitu Yerusalem baru. Yerusalem adalah kota damai
sejahtera. Itu adalah Mempelai Wanita Tuhan.
Ini nyanyian
dari Zakharia ketika anaknya dilahirkan. Bukankah pelayanan Yohanes Pembaptis
ini memuncak memperkenalkan Tuhan Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga dan sekaligus
mengkisahkan bahwa ada Mempelai WanitaNya. Mempelai Wanita ini yang akan
mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh bangsa Israel tadi yang sudah
dipangkas.
Ini
tugas kami, sebab arah pelayanan saya yaitu pada jalan damai sejahter.
Yerusalem baru
adalah kota damai
sejahtera. Bukan sebatas damai-damai yang diserukan di dunia yang fana ini. Mereka
berkata “hati saya damai, dengan isteri aku damai, dengan tetangga aku damai”.
Itu bagus dan itu yang dicari oleh dunia. Tetapi dunia tidak tahu damai sejahtera
itu di mana intinya, di mana tujuan akhirnya, yaitu Yerusalem baru, kota damai sejahtera.
Untuk
itu kami hamba Tuhan harus memberi arah ke sana, yaitu mengarahkan langkah-langkah yang menuju damai
sejahtera. Berarti langkah saudara menuju Yerusalem Baru. Kalau menyeleweng,
sekalipun kita melangkah dalam status tunangan untuk menjadi mempelai, tetapi
kalau langkah salah maka pernikahan itu bisa batal. Apakah itu yang kita cari?
Apakah itu tujuan kita beribadah dan melayani? Tidak!
Banyak
batu antukan, banyak jebakan, ada perempuan sundal yang ada di pinggir jalan yang
akan menggoda saudara yaitu babel.
Inilah yang ada di tengah jalan, dia tinggal di sana menunggu kita. Dia melihat
perjalanan saudara. Dia cari tahu ke mana langkahmu, dia intip di sana, menuggu
saudara dan dia akan sergap saudara. Ini yang kita jaga.
Yeremia 3:2
3:2 Layangkanlah matamu ke bukit-bukit gundul dan
lihatlah! Di manakah engkau tidak pernah ditiduri? Di pinggir jalan-jalan
engkau duduk menantikan kekasih, seperti seorang Arab di padang gurun. Engkau
telah mencemarkan negeri dengan zinahmu dan dengan kejahatanmu.
Di
pinggir jalan berarti sudah sepakat antara yang berjalan dan yang menunggu. Ini
jebakan.
babel artinya
perangkap, pemikat atau jebakan.
Ini
yang harus kita waspada, kita sedang berjalan di jalan damai, jalan menuju
Yerusalem Baru. Di pinggir jalan itu banyak orang yang menanti-nanti kita. Bukan
babel itu saja yang menjadi perangkap
tetapi kadang pikiran kita
sendiri yang berulah di jalan sehingga akhirnya kita terjebak dalam lobang
jebakan.
Ini
bahaya, utamanya kami hamba Tuhan, kami diintip. Dia tahu ke mana kami
melangkah yaitu kota damai sejahtera. Dia menunggu saya. Lebih sial lagi kalau
saya sendiri menjerat diriku sendiri. Hal seperti ini berat sehingga yang
dinanti Tuhan untuk mengisi tidak kesampaian. Tetapi bukan berarti tidak akan
ada yang mengisi kekosongan hati Tuhan sebab sudah dinubuatkan dalam Wahyu 12:1
akan ada yang mengisi kekosongan hati Tuhan. Tetapi alangkah tidak bijaknya
kalau saya dan saudara tidak di situ! Kenapa bisa gagal, kenapa kita melangkah
salah. Kita tahu ada babel, ada
jebakan, tetapi sengaja kita mampir di situ!
Yeremia 3:2
3:2 Layangkanlah matamu ke bukit-bukit gundul
dan lihatlah! Di manakah engkau tidak pernah ditiduri? Di pinggir jalan-jalan
engkau duduk menantikan kekasih, seperti seorang Arab di padang gurun. Engkau
telah mencemarkan negeri dengan zinahmu dan dengan kejahatanmu.
Ternyata
bukit-bukit gundul itu berhasil menjadi tempat pencemaran, tempat kenajisan.
Padahal bukit gundul itu adalah tempat Tuhan berfirman. Bileam diperintah untuk
mengutuk Israel tetapi di bukit gundul itu dia menerima Firman bukan untuk
mengutuk tetapi berkat.
Kalau
kepala dicukur rambut sampai habis itu berarti gundul. Tetapi ada bukit yang bukan
hanya gundul tetapi benar-benar habis karena sudah menjadi tengkorak, itulah
bukit Tengkorak, bukit Golgota. Di situ kita mendapatkan berkat Firman. Bukan
kutuk, tetapi kutuk dirubah oleh Tuhan menjadi berkat.
Bilangan 23:3
23:3 Sesudah itu berkatalah Bileam kepada Balak:
"Berdirilah di samping korban bakaranmu, tetapi aku ini hendak pergi;
mungkin TUHAN akan datang menemui aku, dan perkataan apa pun yang
dinyatakan-Nya kepadaku, akan kuberitahukan kepadamu." Lalu pergilah ia ke
atas sebuah bukit yang gundul.
Kita
bukan hanya naik ke bukit gundul seperti Bileam tetapi kita naik ke bukit
tengkorak. Kita menyaksikan Kristus Yesus bertarung untuk mengalahkan kutuk
supaya diganti menjadi berkat. Berkat yang
paling besar yang Dia berikan kepada kita adalah duduk bersanding dengan Dia.
Bukan karena kita mendapatkan kendaraan, rumah besar lalu kita anggap itu
berkat besar. Itu boleh saja, tetapi berkat yang besar yang harus kita kejar
adalah pembukaan rahasia ibadah dan rahasia nikah Kristus dengan gerejaNya. Itu
berkat yang paling besar yang tidak dimengerti oleh gereja umum (dipanggil) dan hanya dimengerti oleh gereja
khusus
(pilihan).
Dalam
kasus Yeremia pasal 3, bukit gundul itu sudah dinodai dengan roh pencemaran.
Israel sudah berbuat onar di sana padahal di situ adalah tempat menerima
Firman.
Bileam 23:4-9
23:4 Maka Allah menemui Bileam, lalu Bileam berkata
kepada-Nya: "Ketujuh mezbah itu telah kuatur, dan kupersembahkan seekor
lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah."
23:5 Kemudian TUHAN menaruh perkataan ke dalam mulut
Bileam dan berfirman: "Kembalilah kepada Balak dan katakanlah
demikian."
23:6 Ketika ia kembali, maka Balak masih berdiri di
situ di samping korban bakarannya, bersama dengan semua pemuka Moab.
23:7 Lalu Bileam mengucapkan sanjaknya, katanya:
"Dari Aram aku disuruh datang oleh Balak, raja Moab, dari gunung-gunung
sebelah timur: Datanglah, katanya, kutuklah bagiku Yakub, dan datanglah,
kutuklah Israel.
23:8 Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah
Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN?
23:9 Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat
mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka. Lihat, suatu bangsa yang diam
tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir.
Ini
yang terjadi pada Israel dahulu namun dalam Yeremia pasal 3 sudah mereka
lupakan. Sekarang tempat Bileam menerima Firman itu mereka ganti menjadi tempat
berbuat onar.
Kisah Israel adalah pembelajaran bagi kita sekarang adalah ibadah yang sebenarnya.
Dari bukit yang gundul yaitu dari bukit Golgota, Tuhan Yesus merubah kutuk
menjadi berkat, utamanya untuk kita bangsa kafir. Sekarang bagaimana saudara
mengapresiasi hal ini. Apakah saudara tega untuk berbuat lagi seperti orang
Israel. Padahal itu adalah nasihat untuk kita supaya jangan kita berulah seperti mereka. Olehnya itu
jagalah kesucian, jaga damai sejahtera, jaga hubungan dalam nikah rumah tangga,
jaga hubungan berjemaah supaya kita tidak salah.
Di
bukit gundul, dibukit Golgota itu apa yang terjadi?
Galatia 3:14,13
3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam
Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita
menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum
Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis:
"Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
Itu
terjadi di mana? Di bukit tengkorak, bukit gundul. Kalau kita tahu bahwa kita
tadi ada dibawah naungan kutuk dan bom waktu itu tinggal menunggu disulut
tetapi ada yang mematikan sehingga bom waktu itu tidak meledak. Itu karena
pergulatan Tuhan Yesus di bukit gundul untuk membuat saudara tidak hancur karena
kutuk tetapi diganti dengan berkat.
Saudara
dikatakan menerima berkat Abraham. Berkat Abraham itu adalah janji menerima Roh
Kudus. Untuk apa Roh Kudus? Untuk memimpin berarti menggembalakan, untuk
mengajar itu berarti jabatan guru.
Galatia 3:16-18
3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu
dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya"
seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada
keturunanmu", yaitu Kristus.
3:17 Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah
disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit
empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.
3:18 Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal
dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah
Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham.
Galatia
pasal 3 ini berbicara janji Tuhan kepada Abraham dan kita terima sekarang.
Galatia 3:29
3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu
juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
Kristuslah
yang bergumul di bukit tengkorak untuk merubah kutuk menjadi berkat.
Yohanes 16:12-15,7-11
16:12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu,
tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran,
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan
berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya
itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang
akan datang.
16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan
memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.
16:15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku
punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterima-Nya dari pada-Ku."
16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah
lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi,
Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan
mengutus Dia kepadamu.
16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia
akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
16:9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya
kepada-Ku;
16:10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan
kamu tidak melihat Aku lagi;
16:11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini
telah dihukum.
Ø Memimpin ke dalam seluruh kebenaran
menunjuk jabatan gembala.
Ø Memberitahukan hal-hal yang akan
datang menunjuk jabatan nabi.
Ø Memberitakan
kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku menunjuk jabatan
penginjil/pemberita.
Ø Ayat 7 sampai 11 menunjuk jabatan rasul.
Jadi
berkat Abraham itu adalah kuasa Roh Kudus kepada kita. Kita tidak punya hak, hanya Israel yang berhak.
Tetapi ketika Kornelius dan keluarganya serta kerabatnya berkumpul, tidak beda
apa yang mereka alami seperti pengalaman orang Yahudi menerima Roh Kudus,
demikian juga pengalaman mereka bangsa kafir. Tuhan tidak membeda-bedakan. Itu
membuat orang Yahudi tercengang-cengang.
Kalau
kita sekarang menerima berkat urapan Roh Kudus di dalam penggembalaan, dalam pemberitaan Injil, dalam
pengajaran, dalam pekerjaan nabi dan rasul, ayo kita hargai itu. Baik roh
rasul, nabi, penginjil dan guru, semuanya itu sudah terakumulasi di dalam
penggembalaan. Sebab gereja dibangun pada:
Efesus 2:20-22
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan
Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait
Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman
Allah, di dalam Roh.
Gembala
bukan nabi tetapi roh nabi menyatakan diri sehingga kita ditunjukkan hal-hal
yang akan terjadi ke depan. Kalau ada pembukaan rahasia Firman Tuhan, itu
berarti hikmat mahrifat, penginjilan dan guru. Jangan kita tergoda dengan
perkataan “nanti di sini akan datang nabi, nanti juga rasul datang di sini”.
Sangat keliru kalau kita seperti itu, padahal tujuan dari lima jabatan ini
sudah jelas yaitu untuk pembangunan Tubuh Kristus.
Makanya
dalam penggembalaan, seorang gembala harus bergumul untuk dipercayakan berita
yang akan datang, itu jabatan nabi. Apalagi dalam menuntun, itu memang tugas
yang paling utama dari seorang gembala. Ini yang Tuhan tuntut bagiku. Kalau saudara
menerima dan paham ini, puji Tuhan. Sebab tidak semua orang akan menerima dan
paham.
Perhatikan
bagaimana kita menerima berkat Abraham ini. Tadinya kita bangsa kafir hanya ada di bawah kutuk tetapi Tuhan gantikan dengan
berkat. Berkat jasmani sudah senang kita terima. Tetapi ini berkat yang membuat
kita untuk melangkah ke Yerusalem baru, tetapi sering kita
anggap itu hal yang murahan! Yang kita banggakan berkat jasmani. Jangan kita buat onar di bukit
gundul! Jangan kita buat onar di mana Yesus bertarung untuk merubah kutuk
menjadi berkat. Sebab ini membuat hati Tuhan sedih dan pilu. Sampai Tuhan
mengatakan “Aku tidak sanggup” sebab Tuhan melihat kenajisan. Sehingga terpaksa
Tuhan mengirimkan surat cerai.
Pegang
berkat Abraham ini sebab sudah Tuhan ganti di atas bukit gundul (tengkorak).
Apa
yang Tuhan lakukan ini adalah supaya orang Israel mengenang apa yang Tuhan
perbuat ketika Bileam mau mengutuk nenek moyang mereka, supaya tersentak hati
mereka. Supaya
jangan ada yang
bersundal di pinggir jalan. Lebih sial lagi yang di pinggir jalan ini malah
orang percaya. Dia merenggangkan paha supaya setiap orang yang lewat tertarik.
Dia tidak tahu bahwa aurat Mesir itu
besar. Artinya nafsu dunia untuk menajiskan saudara besar sekali. Sekarang ini
dunia berusaha mau menajiskan kita. Dunia sekarang masuk dalam gereja, bukan
gereja yang membawa berita kesaksian kepada dunia. Mereka tidak tahu bahwa itu
adalah nafsu dunia yang begitu besar ingin menajiskan kita. Apalagi yang tadi
disebut babel, itu adalah jerat. Iblis itu mau
menjerat saudara, jangan sampai kita kena.
Yeremia 3:3
3:3 Sebab itu dirus hujan tertahan dan hujan pada
akhir musim tidak datang. Tetapi dahimu adalah dahi perempuan sundal, engkau
tidak mengenal malu.
Dirus
itu berarti hujan lebat (deras).
Kalau di dalam gereja, di dalam ibadah kita sudah tidak ada hujan yang lebat,
ini sudah gejala bahwa yang tidak
benar ada di dalamnya. Apalagi sudah dekat buah mau dimatangkan kemudian hujan
tertahan, bisa terjadi gagal panen. Kalau di dalam gereja tidak turun Firman
pengajaran itu tanda-tanda ada kecemaran, bukit gundul sudah dinodai, berkat Abraham
baginya sudah tidak jelas lagi.
Hujan
itu dibawa oleh angin dari sebelah utara.
Amsal 25:23a
25:23 Angin utara membawa hujan,
Dalam
susunan Tabernakel, yang ada di sebelah utara adalah meja roti pertunjukkan.
Kalau kita melihat meja roti sudah terbayang bagi kita angin yang datang itu
dari sebelah utara supaya kita bisa mencium aroma dua menjadi satu. Dua
tumpukan roti ada dalam satu meja, satu ketul roti dibuat dari dua gomer tepung
yang terbaik. Jadi kalau angin itu datang dari sebelah utara kita bisa mencium
aroma Mempelai Laki-laki Sorga dan penampilan Mempelai WanitaNya.
Olehnya
itu jangan biarkan dalam gereja tanpa hujan yang deras. Kalau ada orang yang
mau meninggalkan tempat yang ada hujan deras lalu pergi ke tempat yang tidak
ada hujannya, silahkan! Tetapi jangan mimpi menjadi Mempelai Wanita Tuhan,
orang itu akan menjadi mangsa antikristus.
Kita
sudah mendapatkan tiupan angin dari sebelah utara yang membawa hujan sehingga kita menikmati
dibawa dua menjadi satu. Itulah langkah yang ada tanda damai sejahtara. Jangan
kita bermasa bodoh, tetap pergi beribadah walaupun tidak ada hujan turun di
situ. Kalau itu yang terjadi maka yang kita petik hanya malu.
Yeremia 3:3
3:3 Sebab itu dirus hujan tertahan dan hujan pada
akhir musim tidak datang. Tetapi dahimu adalah dahi perempuan sundal, engkau
tidak mengenal malu.
Kalau
ada orang yang saudara nasihati kemudian dia tidak peduli, biarkanlah, anggap
dia orang yang tidak tahu malu. Orang ini suka mempermainkan Tuhan.
Yeremia 3:4-5,19-20
3:4 Bukankah baru saja engkau memanggil Aku: Bapaku!
Engkaulah kawanku sejak kecil!
3:5 Untuk selama-lamanyakah Ia akan murka atau menaruh
dendam untuk seterusnya? Demikianlah katamu, namun engkau sedapat-dapatnya
melakukan kejahatan."
3:19 Tadinya pikir-Ku: "Sungguh Aku mau
menempatkan engkau di tengah-tengah anak-anak-Ku dan memberikan kepadamu negeri
yang indah, milik pusaka yang paling permai dari bangsa-bangsa. Pikir-Ku,
engkau akan memanggil Aku: Bapaku, dan tidak akan berbalik dari mengikuti Aku.
3:20 Tetapi sesungguhnya, seperti seorang isteri tidak
setia terhadap temannya, demikianlah kamu tidak setia terhadap Aku, hai kaum
Israel, demikianlah firman TUHAN.
Setelah
dikatakan mereka memanggil Tuhan “Bapaku” diteruskan mereka seperti isteri yang
tidak setia kepada suaminya. Betapa pedihnya hati Tuhan diolok-olok. Dari sejak kecil kita menyebut Dia
kawan. Tetapi kemudian diurai oleh Tuhan, yang menyebut Tuhan itu “Bapaku” itu
sebenarnya isterinya Tuhan tetapi malah sudah menjadi pengolok.
Perjuangan
Tuhan untuk merebut saudara di bukit gundul, di bukit tengkorak, bukanlah sesuatu
yang dapat kita entengkan, itu perjuangan yang luar biasa. Tetapi kadang kita
tidak sadar-sadar, masih ada juga yang suka berulah. Jangan sampai bukit gundul
itu saudara cemarkan! Jangan sampai kesaksian kita akan korban Kristus kita isi
dengan lalat yang mati. Minyak tukang obat sekalipun manjur tetapi kalau diisi
dengan lalat yang mati tidak akan laku. Makanya harus dibersihkan. Saya sebagai
hamba Tuhan lebih dahulu butuh pembersihan dari Tuhan. Jangan sampai saya
menjadi hamba Tuhan yang melangkah
salah.
Panggilan
Bapa itu bukan asal sebab ada hubungannya dengan Pencipta. Panggilan itu juga
sama dengan panggilan kepada suami.
Ulangan 32:6
32:6 Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap
TUHAN, hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang
mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau?
Bapa
itu juga adalah penebus.
Yesaya 63:16
63:16 Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham
tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN,
Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu
kala.
Kita ini
bangsa kafir yang telah ditebus oleh Tuhan. Itu sudah kita alami, sekarang kita
sedang dicipta oleh Tuhan lewat Firman pengajaran untuk menjadi mempelai wanitaNya.
Efesus 4:24-25
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah
diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya.
4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar
seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
Tega
orang Israel mempermainkan Penebusnya, tega mereka mempermainkan Suami mereka,
tega mereka mempermainkan Pencipta. Dulu orang Israel, sekarang jangan kita
tiru perbuatan mereka.
Maleakhi 1:6
1:6 Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba
menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu?
Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta
alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata:
"Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"
Kita
ada di sini untuk bertemu dengan Bapa kita, sekaligus Pencipta kita, sekaligus
Dia mengatakan bahwa Dia adalah Suami kita. Kepada kita bangsa kafir dibuka
peluang, jangan kita anggap biasa saja. Rebut dan kejar pribadiNya. Jangan
sampai kita surut langkah.
Tuhan
memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
Telp: (0458) 21415
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar