Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 4:20-26
4:20 Nenek
moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa
Yerusalemlah tempat orang menyembah."
4:21 Kata
Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba,
bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
4:22 Kamu
menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab
keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
4:23 Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar
akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu
Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
4:25 Jawab
perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang
disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu
kepada kami."
4:26 Kata Yesus
kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."
Dengan
acuan Firman Tuhan yang kita baca ini kita diperlihatkan oleh Tuhan bahwa ada
yang beribadah tetapi beribadah kepada yang mereka tidak kenal, ada yang
beribadah kepada yang dikenal. Jadi ibadah yang digelar di mana-mana, apapun
namanya, ternyata terjadi dua kelompok.
Ada yang beribadah tetap tidak mengenal apa yang mereka sembah.
Yohanes 4:22
4:22 Kamu
menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal,
sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
Di
zaman Yesus ditemukan hal seperti ini, apalagi di penghujung akhir zaman. Juga
setelah Yesus naik ke sorga, dalam misi pelayanan rasul Paulus, dia temukan
orang-orang yang menyembah kepada yang tidak mereka kenal. Utamanya di Athena,
di sana dia temukan mezbah yang bertuliskan “menyembah kepada Allah yang tidak
dikenal”.
Apakah
kita menyembah Tuhan yang kita kenal? Nanti kita akan melihat bagaimana
seharusnya orang yang beribadah dan mengenal sasaran ibadah itu. Kalau secara
sepintas, ibadah itu hanya dikemas dalam bentuk upacara, tetapi tidak demikian.
Ibadah itu bukan hanya prosesi yang dijalankan begitu rupa dan setelah selesai
kita pulang. Tetapi ibadah itu punya tujuan akhir dan itu harus kita sikapi
kembali.
Bagaimana
sikap orang yang beribadah itu tidak lepas dengan ayat 1 dan seterus. Jika kita
menyembah Allah yang benar maka kita melihat pada ayat 5 sampai 15 yaitu sifat
umat Tuhan yang beribadah dan menyembah itu suka memberi alias murah hati.
Itulah orang yang beribadah kepada Allah yang dia kenal. Kenapa? Sebab Tuhan
yang dia sembah itu adalah Tuhan yang murah hati, Tuhan yang telah memberikan
pemberian yang begitu berharga sampai tetes terakhir. Tidak ada ilah lain yang
seperti itu yang berkorban sampai tetes darah yang terakhir.
Kalau
kita menyembah tetapi tidak ada wujud pelayanan kasih meneladani Tuhan Yesus
yang telah berkorban sampai tetes darah terakhir, berarti itu menyembah kepada yang
tidak benar. Kalau berkata “saya beribadah dan melayani Tuhan yang saya kenal”
lalu bagaimana dengan persoalan memberi?
Memberi
itu berarti berkorban. Berkorban itu berarti dibakar, berarti hangus, masa kita
mau tagih kembali debunya, mau kita tagih kembali yang sudah hangus. Kalau
seperti itu berarti kehidupan itu tidak mengenal Tuhan yang dia sembah. Kalau
kita tagih kembali berarti tidak mengenal kembali Tuhan yang dia sembah, di
mana Tuhan yang kita sembah itu telah memberikan sampai tetes darahNya yang
terakhir.
Seorang hamba Tuhan
mengatakan kalau kita sudah memberi itu berarti sudah hangus, apa lagi yang mau
kita tagih. Kalau di sungai, ibarat korban itu sudah hanyut. Saya tidak berani
mengotak-atik apa yang sudah saya beri. Jadi susah hidup di dunia kalau tidak
mengerti apa itu korban kepada Tuhan. Kalau memberi
kepada manusia sifatnya beda bila
berkorban kepada Tuhan!
Kepada
jemaat jangan kita terobsesi mendengar hal seperti itu. Kalau kita mendengar
orang seperti itu lalu kita ikut pendiriannya, kita menjadi bodoh seperti dia. Saya
sebagai hamba Tuhan bertanggung jawab soal ini.
Beribadah
ini kita harus melihat contoh kepada yang kita sembah itu, Dia sudah berkorban,
korban yang tidak ternilai sampai tetes darah yang terakhir. Dia tidak ada
dosa, tidak ada cacat, tidak ada salahNya tetapi rela berkorban bagi kita. Kita
ini sudah banyak dosa, lalu berkorban namun masih menuntut kembali korban kita.
Kalau pelayan Tuhan yang bersikap seperti itu, mau dibawa ke mana jemaat yang
dia gembalakan? Apakah mau dibawa ke abustos
atau ke bustanos. Kalau ke bustanos berarti masih ada harapan
dibersihkan kerena itu lobang yang ada kotorannya. Tetapi kalau ke abustos,
lubang yang tidak terduga dalamnya, habislah sudah orang itu menjadi permanen dengan iblis.
Ayo
kita perbaiki citra yang terjadi hari-hari terakhir ini, esok lusa hal seperti
ini bisa terjadi. Jangan kita dukung orang yang menagih lagi korbannya, ngeri
sekali orang seperti itu. Kita doakan kalau ada orang yang seperti itu. Saya
sampaikan ini kepada saudara supaya kita waspada dan kita doakan orang seperti itu. Kita berdoa untuk diri kita
dan utamanya doakan juga saya sebagai hamba Tuhan.
Dari
ayat 15 sampai ayat 19 itu bicara saling memiliki. Kalau kita memiliki Tuhan,
puji Tuhan. Tetapi apakah kita dimiliki oleh Tuhan, karena seharusnya kita saling
memiliki. Nikah itu saling memiliki. Itu memproyeksikan antara nikah yang rohani.
Yesus kita katakan milik kita, Dia juga mengatakan memiliki kita. Tetapi ada
sesuatu yang harus kita perhitungkan dan kita jaga yaitu jangan sampai kita
mengaku Yesus milik kita tetapi Dia tidak mengaku bahwa kita adalah milikNya.
Sekalipun sudah Dia bayar kita dengan harga tunai, kita beribadah dan melayani
Dia, tetapi apakah ada pembuktian bahwa kita dimiliki oleh Tuhan Yesus.
Dalam
I Korintus ada struktur nikah sorga yang harus kita mengerti.
I Korintus 11:5-7
11:5 Tetapi
tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak
bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur
rambutnya.
11:6 Sebab jika
perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting
rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya
digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
11:7 Sebab
laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan
kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
Ini
tanda wanita yang dimiliki oleh Tuhan, rambutnya tidak dicukur seperti
laki-laki. Kaum wanita kalau cukur rambut batasnya sampai tengkuknya harus
tetap tertutup oleh rambut (tanda
tunduk).
I Korintus 11:16
11:16 Tetapi
jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak
mempunyai kebiasaan yang demikian.
Jemaat-jemaat
Allah ini artinya jemaat miliknya Tuhan. Kalau dia jemaat suka membantah
berarti dia bukan milik Tuhan. Bisa dia terjual kembali walaupun sudah dibeli
dengan darah Yesus. Ini harus kita jaga, jangan sampai Firman kita bantah.
Sekarang ini belum waktunya Tuhan melempar tetapi satu waktu orang itu akan
kaget menemukan dirinya tidak terangkat, tidak tersingkir. Berarti dibiarkan
tangan algojo (antikrist) menghantam orang seperti itu.
Berarti
jemaat punyanya Tuhan tidak punya kebiasan untuk membantah. Jemaat seperti itu
saling memiliki dengan Tuhan. Dia memiliki Tuhan dan Tuhan memilikinya. Itulah
belahan jiwanya Tuhan dan kita harus berkata bahwa Yesus adalah belahan jiwa
kita.
Jemaat
Pergamus diberikan batu putih. Berarti diingatkan bahwa mereka itu calon
belahan jiwanya Tuhan namun mereka telah terbuang. Diperlihatkan batu putih di
sini berarti Tuhan tunjukkan batu putihNya dan mau dicocokkan dengan batu putih
jemaat Pergamus, jika pas berarti belahan jiwaNya. Kita mau diangkat seperti
itu.
Yohanes 4:20 dan selanjutnya, perempuan ini
suka beribadah dan melayani, maka dibuka rahasia Mesias. Di dalam ibadah itulah
dibuka rahasia Mesias. Mesias bekerja membuka rahasia diriNya di dalam ibadah.
Maka orang yang beribadah akan mengenal pribadi Mesias. Tetapi bagaimana mau
beribadah kalau datang dengan tangan kosong. Beribadah itu tentu ada pemberian.
Pemberian itu atau korban harus dibakar sampai hangus. Bagaimana kita mau tuntut
kembali kalau sudah hangus.
Berkorban
dalam ibadah itu kita wujudkan lewat korban waktu, tenaga dan harta maka kita
harus menyadari bahwa itu semua dibakar habis sampai hangus di hadapan Tuhan.
Tuhan tidak membawa kita untuk mempunyai dollar di sorga, di sorga tidak ada
pasar. Itu sebabnya dalam ibadah, pengorbanan serta segala sesuatu yang kita
kerjakan itu dibakar, berarti habis. Kalau seperti itu pandangan kita maka
dengan segera Mesias menyatakan diri. Berarti Yesus membuka rahasia diriNya
kepada orang yang mengerti bahwa korbanNya dibakar. Sebab ibadah bukan tempat jual beli.
Kehidupan
yang tidak merasa bahwa korbannya dibakar, jangan cari pembukaan rahasia Firman
di situ. Ada khotbah tetapi khotbah akal. Tidak ada ungkapan rahasia Allah di
dalamnya, ke mana gereja diarahkan. Itu yang
saya takutkan sebagai hamba Tuhan, kalau saya tidak mengerti bahwa korban yang
saya persembahkan itu telah hangus
oleh Tuhan. Bagaimana bisa saya tagih kembali debunya.
Bila
kita mempersembahkan korban kepada Tuhan maka korban itu dibakar, baunya harum
di hadapan Tuhan dan debunya jatuh ke bawa
sehingga kita diberkati oleh Tuhan. Kalau korban itu sudah berbau harum di
hadapan Tuhan masakan mau kita tarik kembali bau harumnya.
Saya
ulangi lagi, seorang hamba
Tuhan mengatakan
bila kita sudah berkorban berarti sudah dibakar. Mengapa kita harus mau tagih
lagi debunya! Saya tidak akan berani menagih kembali debu korban itu sebab
sudah dibakar.
Yohanes 4:22
4:22 Kamu
menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab
keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
Banyak
orang menyembah tetapi dia tidak mengenal siapa yang dia sembah. Sekarang kita
menyembah Pribadi yang sudah berkorban sampai tetes darah terakhir. Ibarat
burung merpati, burung tekukur, kambing, domba atau lembu yang sudah hangus dibakar
menjadi abu.
Bagaimana
realisasi keselamatan dari bangsa Yahudi? Itulah pengorbanan Kristus. Tanpa
Korban Kristus tidak akan ada keselamatan. Tanpa tetesan darah Yesus tidak ada
keselamatan. Menyembah apa yang dikenal dihubungkan dengan keselamatan. Ini
masih bahasa nubuatan yang beberapa tahun kemudian Dia disalib di Golgota,
bagaikan domba yang tersembelih.
Yohanes 4:23
4:23 Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar
akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian.
“Menyembah”
menunjuk Mezbah Dupa Emas
“Di
dalam Roh” menunjuk Kaki Dian Emas
“Kebenaran”
menunjuk Meja Roti Sajian.
Karena
menyembah yang benar maka Mesias menyatakan diri. Berarti ada pembukaan rahasia
Firman tentang Mesias, tentang Almasih. Siapa itu Almasih? Itulah Tuhan Yesus
Kristus.
Kita
harus menyembah menurut kehendak Bapa, bukan menurut kehendak kita. Kita
menyembah Allah yang kita kenal, jangan lupa harus di dalam Roh dan kebenaran,
ini pendorong untuk menyembah. Kalau pengajarannya benar dan rohnya benar maka
pasti penyembahannya benar. Tetapi kalau pengajarannya dan rohnya salah maka
pasti penyembahannya palsu.
Yohanes 22:24
4:24 Allah itu
Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan
kebenaran."
Diulangi
lagi bahwa kita harus menyembah di dalam roh dan kebenaran. Roh dan kebenaran
inilah yang menjadi power yang mendorong untuk kita menyembah Tuhan yaitu Firman
pengajaran dan urapan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Kalau itu ada baru benar
penyembahan kita kepada Bapa. Berarti kita kenal siapa yang kita sembah.
Yohanes 4:25
4:25 Jawab
perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang
disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu
kepada kami."
Apa
yang Yesus beritakan kepada perempuan ini adalah untuk kita semua, hal ini bagaikan inti untuk kita semua.
Yesus berkata “Akulah Mesias itu”. Setelah perempuan itu menyelesaikan
semuanya, hatinya sudah tenang sebab sudah tidak tertuduh lagi, maka dia berani
pulang ke Sikhar untuk bersaksi. Tadinya dia sembunyi-sembunyi datang menimba
air karena dia perempuan dekadensi moral, tetapi sekarang dia tidak peduli
orang mau cap dia apa sebab dia sudah bertemu dengan Mesias dan Mesias sudah
membongkar semua dan membersihkan/ menyucikan
perempuan itu.
Inilah
pekerjaan Mesias yang harus kita alami supaya benar kita rasakan bahwa kita
menyembah Allah yang kita kenal. Kita datang menyembah berarti mempersembahkan
seluruh hidup kita, menyerahkan seutuhnya hidup kita kepada Tuhan. Kalau
seutuhnya berarti bukan hanya tubuh jiwa dan roh kita tetapi apa yang kita
miliki.
Apa
yang kita miliki ini biarlah benar-benar kita bakar di hadapan Tuhan. Olehnya,
jika benar-benar kita dimiliki oleh Yesus, apalagi sudah dibeli dengan harga
darah Yesus secara tunai, maka kita bukan milik kita lagi sebab sudah menjadi
milikNya dan kita memiliki Dia sehingga kita saling memiliki.
Kidung Agung 2:16
2:16 Kekasihku
kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah
bunga bakung.
Selanjutnya
setelah saling memiliki maka kita beribadah. Bukti bahwa kita mengenal dan
mengikuti Tuhan maka kita suka beribadah dan kita melayani Tuhan. Beribadah
berarti lebih dahulu harus mengalami kelepasan. Sebab apa artinya beribadah
tetapi kita belum dibebaskan dari belenggu dosa. Jika kita sudah dimerdekakan
oleh Tuhan maka kita beribadah dan melayani, apa yang harus kita waspadai?
I Korintus 8:9
8:9 Tetapi
jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang
lemah.
Galatia 5:13
5:13
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah
kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam
dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
Ini
adalah bukti kita telah dimerdekakan. Jangan gunakan kemerdekaan sebagai
kesempatan untuk hidup dalam dosa tetapi layanilah seorang akan yang lain oleh
kasih. Apalagi melayani Tuhan! Ini baru untuk melayani sesama saja harus oleh
kasih, apalagi melayani Tuhan. Praktek melayani Tuhan tentu kepada sesama. Masakan
saya melayani si A kemudian saya ungkit-ungkit kembali, itu bukan pelayanan kasih
namanya! Wajarlah saya harus mengoreksi diri.
Kalau
saja saya melayani bukan karena kasih, saya akan menuntut kembali. Sekalipun
setelah saya melayani saya di belakangi, saya hanya katakan terima kasih Tuhan
memberkati. Banyak yang sudah saya lakukan dalam pelayanan lalu seperti itulah
balasannya, saya hanya mengatakan “terima kasih banyak”.
Mazmur 35:12-13
35:12 Mereka membalas
kebaikanku dengan kejahatan; perasaan bulus mencekam aku.
35:13 Tetapi aku, ketika
mereka sakit, aku memakai pakaian kabung; aku menyiksa diriku dengan berpuasa,
dan doaku kembali timbul dalam dadaku,
Saya
juga sebagai hamba Tuhan belum sempurna, makanya saya masih ada di sini dan
belum terangkat. Karena kita bersama belum sempurna maka kita masih perlu
dibina oleh Firman pengajaran supaya mencapai kesempurnaan.
Apa
kisah yang terjadi
pada perempuan ini bersama Yesus, ini suatu konsep di mana ibadah penyembahan
yang benar tidak boleh lepas dengan persoalan mulai dari ayat 4 dan seterusnya.
Jadi semuanya itu membangun supaya ibadah dan penyembahan kita benar dan berkenan
di hadapan Tuhan. Bapa menghendaki kita menyembah di dalam roh berarti dalam
pengurapan Roh Kudus, di dalam kebenaran berarti di dalam Firman pengajaran.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar