Wahyu 6:3-4
6:3 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang
kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
6:4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda
merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil
damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya
dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
Siapa
yang bertanggung jawab untuk mengingatkan bahwa ada pedang di depan kita yang
siap untuk diayunkan oleh dia yang tidak berbelas kasihan lagi sebab kata
Firman Tuhan damai sudah tidak ada, damai telah dicabut oleh Tuhan.
Kita
sudah mendengar bagaimana ketika kuda merah padam ini dilepas oleh Tuhan. Berarti ini sudah menjadi wacana Allah, sudah
menjadi rancangan Tuhan bahwa satu saat kuda merah padam akan dilepas oleh
Tuhan menjelajah seluruh dunia dan tidak ada damai lagi di atas muka bumi. Kuda
merah
padam ini menunjuk
peperangan yang tidak akan pernah sirnah, tidak akan pernah pupus sehingga
darah bersimbah di mana-mana karena manusia tidak memiliki lagi rasa
kemanusiaan karena damai sudah tidak ada lagi dalam dirinya sehingga manusia
saling membunuh satu dengan yang lain. Saudara bayangkan betapa ngerinya zaman
yang ada di depan kita jika Tuhan telah melepas kuda merah itu. Tetapi yang
membuat langkah kuda ini terhenti adalah ketika dia melihat pokok murad di
depannya, di lembah yang dalam.
Zakharia 1:8
1:8 "Tadi malam aku mendapat suatu penglihatan:
tampak seorang yang menunggang kuda merah! Dia sedang berdiri di antara
pohon-pohon murad yang di dalam jurang; dan di belakangnya ada kuda-kuda yang
merah, yang merah jambu dan yang putih.
Jadi
yang bisa membuat perlindungan kepada kita menghadapi sepak terjangnya kuda
merah padam
adalah bila ada pokok
murad. Kepada anak Tuhan, sekalipun tadinya kehidupannya bagaikan duri dan
onak, tetapi ketika dia mendapatkan siraman hujan yang deras (pengajaran), maka dia bisa berubah menjadi pohon
murad.
Yesaya 55:10,13
55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit
dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada
orang yang mau makan,
55:13 Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon
sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan
terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan
lenyap.
Pokok
murad ini masuk pada pilihan Tuhan yang dipakai dalam pesta pokok daun-daunan.
Jadi kehidupan yang memiliki pokok murad adalah kehidupan yang mendapat
perlindungan Tuhan, berarti dia disingkir jauh dari mata ular.
Ketika
Tuhan menciptakan langit dan bumi serta segala isinya termasuk manusia, duri
dan onak itu belum ada. Tetapi setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa maka duri
dan onak ini ditumbuhkan oleh Tuhan. Itu berarti bagian dari kutuk Allah kepada
manusia.
Kejadian 3:18
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan
dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
Kalau
duri dan onak tumbuh, maka kita manusia yang diciptakan oleh Tuhan dari debu
tanah yang adalah bagian bumi, maka dalam diri kita juga ada duri dan onak. Setelah
Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka pada keturunannyapun tumbuh duri dan onak
di dalam hatinya. Bagaimana menggusur duri dan onak ini? Lewat kekuatan Firman
pengajaran.
Duri
dan onak menyusahkan manusia. Siapa manusia yang lahir di dunia ini yang tidak
mengalami kesusahan? Sekalipun raja atau orang yang tidur diatas duit selalu
kesusahan itu mewarnai kehidupannya.
Untuk
mencabut duri dan onak dalam diri kita, maka Alkitab mengatakan Yesus rela
dimahkotai duri. Itu adalah bagian dari cara Tuhan untuk membersihkan duri dari
dalam diri kita.
Ketika
hujan deras turun dalam gereja Tuhan berarti itu adalah cara Tuhan membersihkan
duri dan onak dalam diri kita maka yang kita raih adalah pokok murad. Jika ada
pokok murad dalam kehidupan saudara dan saya maka kuda merah padam tidak akan berani menerjang saudara. Pedang
yang dibawa oleh penunggang kuda merah padam tidak akan berani menyabet saudara, alias saudara mendapat
perlindungan Tuhan.
Sebabnya
di dalam gereja Tuhan sangat dibutuhkan curahan hujan Firman pengajaran. Betapa
pentingnya curahan hujan pengajaran turun dalam kehidupan kita. Karena dengan
demikian duri dan onak yang mengganggu saudara bisa disingkirkan. Seringkali
dalam nikah rumah tangga dan dalam berjemaat tidak ada kesepahaman karena ada
duri dan onak. Jika duri dan onak itu dibersihkan dan semua tampil seperti
pokok murad, berarti kebahagiaan menjadi bagian setiap pribadi anak Tuhan.
Mengapa
ada hubungannya dengan duri tadi? Karena pembacaan kita dalam Wahyu 6:3-4 bicara
tentang kuda merah padam. Dalam
Zakharia 1:8 langkah kuda merah itu terhenti ketika ada pokok murad di
depannya. Dari mana datangnya pokok murad ini secara rohani? Adalah ketika anak
Tuhan yang tadinya penuh duri dan onak, tetapi dia menyambut datangnya hujan
yang deras turun dalam gereja yaitu menyambut datangnya Firman pengajaran turun
dalam gereja, maka gereja Tuhan itu dibersihkan dari duri dan onak dan murad
yang menjadi hasilnya. Yang mengalami keubahan menjadi murad itu hanya
kehidupan yang menerima turunnya hujan Firman pengajaran.
Matius 27:28-30
27:28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan
jubah ungu kepada-Nya.
27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan
menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan
kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia,
katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!"
27:30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan
memukulkannya ke kepala-Nya.
Begitu
rupa Allah lewat pribadi Yesus Kristus, untuk membebaskan kita dari duri dan
onak. Dia rela dimahkotai duri agar menjadi pelepas bagi umat manusia. Kalau
Musa diutus oleh Tuhan untuk menjadi pelepas bagi bangsa Israel, maka dia juga harus
bertemu dengan Tuhan lewat belukar duri. Jadi bicara pelepasan itu selalu
dikaitkan dengan duri dan onak/ kutuk.
Dari
pohon yang berduri, dianyamlah mahkota duri lalu dikenakan pada Kristus. Tidak
puas hanya itu, mereka ambil sebatang bulu dan dipukulkan pada mahkota duri
sehingga makin tertancap
di kepala Yesus. Yesus rela menerima itu karena Dia cinta saya dan saudara.
Karena Korban Kristus inilah maka kita mendapat pembukaan rahasia Firman. Pembukaan
rahasia Firman itu bagaikan
hujan pengajaran
yang turun dalam gereja.
Sampai
hati kalau anak Tuhan, hamba Tuhan, jika dia berulah menyakiti hati Tuhan.
Berarti dia tidak bersyukur dan berterima kasih bahwa duri dan onak
telah dicabut. Dalam terjemahan aslinya duri dan onak itu disebut sirpat dan sirpat itu adalah sengat maut. Sebenarnya kita ini telah disengat
oleh maut dan tinggal menunggu kebinasaan, tetapi acap kali kita tidak sadar.
Kita sudah disengat oleh maut tetapi setelah ditolong oleh Tuhan kita malah
berani berulah lagi menyakiti hati Tuhan! Sampai hati jika ada anak Tuhan
bersikap seperti itu. Mulai anak muda remaja, sudah tahu itu sengat maut, sudah
tahu itu akan membinasakan kita tetapi bermain-main dengan dosa. Seperti bangga
kalau sudah berbuat seperti itu, bangga sekali kalau berbuat dosa, bangga
sekali kalau bercumbu rayu dengan dosa padahal itu mencelakakan!
Jika
ada duri jangan harap memetik buah anggur dan memetik buah ara.
Lukas 6:44
6:44 Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena
dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik
buah anggur.
Buah
ara itu manis. Buah ara juga dipakai sebagai pengobatan, raja Hizkia bisulnya diobati lewat buah ara. Berarti kalau
ada duri dan onak maka tidak bisa kita menemukan kemanisan dan tidak bisa kita
mendapatkan kesembuhan rohani kita.
Jika
di masa silam kita sudah menikmati hasil buah ara, mengapa kita mau buang buah
ara dan kembali menanam semak duri? Alangkah bodohnya orang seperti itu! Yesus
sudah mau datang, Dia akan datang dalam kemanisanNya, Dia akan datang dengan
kemesraan kasihNya. Tetapi di sisi lain Dia akan datang dengan murka kepada
orang yang bermain-main dengan dosa. Kepada yang menyambut dan menerima lawatan pengajaran Firman dan hidupnya
mengalami keubahan, Dia akan tampil dengan kemanisan dan kesembuhan. Kesembuhan
artinya kesempurnaan.
Buah
anggur berbicara kenikmatan dalam kasih mempelai. Kalau ada duri dan onak
bagaimana kita bisa menikmati kasih mempelai. Di dalam rumah tangga hanya ada duri,
hanya ada pertikaian. Dalam sidang jemaat hanya pertikaian dan bercerita ini
dan itu. Mengapa tidak melihat pada diri masing-masing, apakah saya sudah
berubah menjadi pokok murad atau sekedar ikut ibadah. Kita ini hanya suka
ngomong tentang orang lain tetapi tidak melihat diri kita apakah sudah menjadi
pokok murad!
Kita
jaga, saya lebih dahulu, jangan sampai saya tidak memiliki buah ara dan tidak
memiliki buah anggur. Tanpa dua buah itu maka yang dimiliki hanya sengat maut,
tinggal menunggu kapan orang itu binasa.
I Korintus 15:54
15:54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan
yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat
mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan
dalam kemenangan.
Mestinya
maut itu sudah ditelan dalam kemenangan Yesus. Tetapi mengapa kita mesti
disengat lagi? Karena kita tidak menghargai kemenangan Yesus. Kita malah berpaling
kepada duri, kita tampil dengan pola hidup yang tidak menyenangkan hati Tuhan.
I Korintus 15:55-56
15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di
manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah
hukum Taurat.
Sengat
itu adalah duri. Sengat maut itu sudah dikalahkan oleh kematian dan kebangkitan
Kristus. Dia junjung itu sengat maut di kepalaNya, Dia cabut sengat maut dalam hati
saudara. Itu sebabnya perlu Firman pengajaran di dalam gereja Tuhan.
Kita
periksa ini, apakah kita masih memelihara duri. Atau pohon ara dan pohon anggur
ada pada kita. Buah ara itu menunjuk kenikmatan Firman Tuhan yang
menyempurnakan, menyembuhkan itu menunjuk kesempurnaan. Buah anggur itu kenikmatan dalam kasih
mempelai. Itu indah sekali, siapa yang tidak rindu menikmati yang seperti ini. Pasti
kita merindukan untuk mendapatkannya.
Mari
kita lihat di sini bagaimana supaya kita mendapatkan, dari duri dan onak
berubah menjadi murad. Tidak ada lain melalui Firman pengajaran. Firman
pengajaran ini yang akan menempa lembing dan pedang sehingga kita tidak lagi
belajar perang. Karena lembing dan pedang itu adalah alat perang zaman dulu. Kita
sekarang lewat Firman pengajaran maka damai hadir, buah ara dan buah anggur
kita petik, berarti damai dalam hidup kita, maka tidak ada lagi perang.
Tetapi
jika hal ini sudah tiba waktunya dan orang tetap mempertahankan pedang serta
lembing, maka Tuhan justru berbalik. Karena mereka mau berperang terus maka
Tuhan berbalik mengajak mereka perang di lembah Yosafat. Bagi orang Israel
kalau disebut lembah Yosafat, mereka sudah mengerti apa artinya. Itu selalu menjadi
tempat pertempuran antara bangsa-bangsa yang ada di Timur Tengah. Bila disebut
lembah Yosafat, terbayang di mata mereka darah yang mengalir. Coba kalau ada
144.000 mayat di situ, betapa hebatnya darah mengalir di situ.
Itu
ajakan Tuhan kepada orang yang tidak menghargai pengorbanan Kristus Yesus.
Inilah orang yang tidak menghargai pengajaran, yang hanya membiarkan pengajaran
sekedar disampaikan dan tidak mau hidup supaya ada buah ara dan ada buah anggur.
Yoel 3:9-13
3:9 Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa:
bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit
tampil dan maju!
3:10 Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan
pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya
berkata: "Aku ini pahlawan!"
3:11 Bergeraklah dan datanglah, hai segala bangsa dari
segenap penjuru, dan berkumpullah ke sana! Bawalah turun, ya TUHAN,
pahlawan-pahlawan-Mu!
3:12 Baiklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah
Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari
segenap penjuru.
3:13 Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian;
marilah, iriklah, sebab sudah penuh tempat anggur; tempat-tempat pemerasan
kelimpahan, sebab banyak kejahatan mereka.
Di
sini Tuhan menantang bangsa-bangsa. Ini bukan sebatas orang Kristen yang tidak
beres, tetapi Tuhan tantang seluruh bangsa. Jika ayat ini diperdengarkan kepada
orang Yahudi atau orang Israel, mereka sudah tahu, bicara lembah Yosafat itu
adalah tempat yang mengerikan, di sana tempat pembantaian. Baik orang Israel
yang dikalahkan oleh musuh dibantai di situ, juga musuh-musuh yang dikalahkan
oleh orang Israel di bantai di situ.
Kita
sebagai umat Tuhan, mari kita perhatikan maksud sucinya Tuhan. Agar kita
benar-benar meresponi tampilnya Firman pengajaran. Tanggapi dengan serius sebab
tujuan Tuhan adalah mendongkel
duri dan onak supaya diberi kesempatan murad tumbuh. Kalau murad tumbuh berarti
gereja Tuhan tidak bisa diterjang oleh kuda merah. Silahkan lepaskan kuda
merah, tetapi umat Tuhan yang bagaikan pokok murad, Tuhan sendiri yang
melindungi. Tuhan tahu siapa umatNya yang bagaikan pokok murad. Jangan sampai
kita tidak
serius mendengar Firman Pengajaran.
Pedang
akan datang, kuda merah padam dengan penunggang yang memegang pedang itu akan datang. Dan itu memang dilepaskan
oleh Tuhan sendiri. Karena apa? Untuk menggenapi Yoel 3:9-13. Yoel pasal 3
adalah lanjutan Yoel pasal 2. Pasal 2 adalah kegerakan kuda putih, kegerakan
Roh Kudus, tetapi pasal 3 adalah kegerakan kuda merah. Kalau kuda putih kita
abaikan, kalau kegerakan Roh Kudus kita abaikan maka akan datang kuda merah.
Setelah
kuda merah yaitu peperangan, otomatis akan menyusul kuda hitam yaitu kelaparan.
Setelah kelaparan maka akan muncul kuda hijau kelabu yaitu bela sampar. Belum
lagi binatang buas yang menerjang manusia.
Sistem
Tuhan atau sistem Firman Tuhan, walaupun orang itu sudah terancam untuk
dibinasakan, harus diperangi, tetapi Tuhan masih menawarkan perdamaian. Siapa
tahu mereka bisa menyerah dan minta ampun lalu bertobat.
Ulangan 20:10-11
20:10 Apabila engkau mendekati suatu kota untuk
berperang melawannya, maka haruslah engkau menawarkan perdamaian kepadanya.
20:11 Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu
dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di
situ melakukan pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu.
Jadi
ditawarkan berita perdamaian. Bukankah dunia ini bagaikan kota yang sudah siap
Tuhan habiskan? Tetapi Tuhan masih menawarkan perdamaian. Jika kita menerima
maka tidak usah sesali keadaan kita. Jika kita seperti harus kerja rodi, tidak
usah mengeluh. Kita harus beribadah, kita harus berbuat ini dan itu, seperti
kita kerja rodi. Tetapi lebih baik kita kerja rodi dari pada kita dihancurkan
oleh Tuhan
dengan api dari langit.
Bukankah
kadang-kadang kita merasa seperti kerja rodi? Hari senin harus kerja bakti
lagi, gembala ini seperti tidak mengerti. Seharusnya kita terima saja itu dari pada kita binasa.
Sebab itu tanda kita menerima tawaran perdamaian oleh Tuhan.
Contoh
konkrit bangsa Israel berperang melawan bani Amon. Mereka melihat pasukan Amon
tidak terbilang banyaknya, itu membuat nyali bangsa Israel kecil sehingga
mereka mencari Yefta yang dulu mereka tolak. Yefta artinya Allah membukakan.
Artinya satu saat orang akan mencari pembukaan rahasia Firman Tuhan yang dulu
mereka tolak. Karena hanya itu yang bisa menolong mereka.
Akhirnya
Yefta datang, walaupun awalnya dia tidak mau karena dulu mereka telah menolak
dia. Tetapi setelah mereka memelas-melas akhirnya Yefta setuju untuk datang.
Lalu Yefta mengirim utusan perdamaian kepada bani Amon. Kenapa dia kirim utusan
perdamaian? Supaya jangan jatuh korban. Tetapi orang Amon tidak mau menerima
tawaran perdamaian, malah mereka mengasah parang dan mengasah lembing mau
mengepung orang Israel.
Yefta
tidak tahan lagi. Alkitab mengatakan maka Yefta dihinggapi oleh Roh Kudus. “Tuhan
aku akan keluar berperang. Jika Engkau menyerahkan musuh itu dalam tanganku,
maka ketika aku pulang, siapa yang pertama menyambut aku di rumahku, itu yang
akan aku korbankan kepadaMu. Benar Yefta pergi mengalahkan sehingga habis
tuntas orang Amon. Kemudian Yefta pulang dan anak semata wayangnya keluar
menari-nari. Yefta hancur hatinya “engkau menyesakkan aku anakku, aku sudah
bernazar”.
Hakim-hakim 11:31
11:31 maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk
menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan
menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban
bakaran."
Anaknya
berkata “laksanakanlah apa yang sudah ayah nazarkan. Tetapi izinkan aku menangisi kegadisanku bersama
teman-temanku” dan Yefta izinkan. Setelah itu bukan berarti anak itu disembelih
dan dipenggal. Tidak seperti itu. Anak ini tidak diizinkan lagi menikah.
Mengapa? Karena dalam diri Yefta ada hal yang dulu tidak benar yaitu bahwa dia
adalah anak haram. Artinya Yefta tidak boleh meneruskan, apa yang tidak benar
dalam diri Yefta harus distop oleh Tuhan. Ini untuk kita, apa yang tidak
berkenan pada diri kita di hadapan Tuhan mari kita stop. Kembangkan apa yang berkenan kepada Tuhan.
Bukti
kita meraih kemenangan, bukti kita menghargai korban perdamaian maka kita
tawarkan perdamaian kepada siapa saja. Juga yang tidak berkenan pada diri kita harus distop.
Yefta
merasa sesak karena tidak menyangka anak semata wayangnya yang harus menjadi
korban bagi Tuhan. Tetapi itu semua skenario dari Tuhan. Tuhan sutradara kita
yang mengatur perjalanan hidup kita. Bapak ibu yang diberkati oleh Tuhan tengadah
ke atas, ada Yesus, ada Tuhanku dan Tuhanmu yang mengatur kita. Jika ada
hubungan yang indah dengan Tuhan maka pasti Dia akan mengatur perjalanan hidup
kita.
Hakim-hakim 11:12-13
11:12 Kemudian Yefta mengirim utusan kepada raja bani
Amon dengan pesan: "Apakah urusanmu dengan aku, sehingga engkau mendatangi
aku untuk memerangi negeriku?"
11:13 Jawab raja bani Amon kepada utusan Yefta:
"Orang Israel, ketika berjalan keluar dari Mesir, telah merampas tanahku,
dari sungai Arnon sampai ke sungai Yabok dan sampai ke sungai Yordan. Maka
sekarang, kembalikanlah semuanya itu dengan jalan damai."
Ini
tuduhan bani Amon, bani Amon ini memutarbalikkan fakta. Mereka yang merampas tanah Israel tetapi mereka
menunduh Israel yang merampas tanah bani Amon.
Hakim-hakim 11:32-33
11:32 Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang
melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangannya.
11:33 Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di
antara mereka, mulai dari Aroër sampai dekat Minit -- dua puluh kota banyaknya
-- dan sampai ke Abel-Keramim, sehingga bani Amon itu ditundukkan di depan
orang Israel.
Akhir
zaman ini jika kita tidak diberi Tuhan Firman pengajaran maka kita bisa
terperangkap dengan jebakan-jebakan bani Amon. Anak Tuhan yang benar-benar mencintai
tubuh, jiwa dan rohnya supaya sempurna, berarti mencintai Tuhan, maka dia pasti akan
berupaya bagaimana supaya Firman pengajaran ini menggarap kehidupannya.
Tadi
dikatakan penunggang kuda merah itu sambil membawa pedang. Siapa yang harus
menyerukan “awas ada pedang”.
Yehezkiel 33:1-2,8
33:1 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
33:2 "Hai anak manusia, berbicaralah kepada
teman-temanmu sebangsa dan katakanlah kepada mereka: Kalau Aku mendatangkan
pedang atas sesuatu negeri dan bangsa negeri itu mengambil seorang dari antara
mereka dan menetapkan dia menjadi penjaganya
Kita
menghadapi kuda merah padam, maka kita
butuh penunggu.
Yehezkiel 33:8
33:8 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang
jahat, engkau pasti mati! -- dan engkau tidak berkata apa-apa untuk
memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu
akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas
nyawanya dari padamu.
Tanggung
jawabnya penunggu, tanggung jawabnya gembala, ketika pedang datang dia harus
mengingatkan supaya hati-hati supaya sidang jemaat dikemas oleh Firman Tuhan.
Ini tanggung jawab kami hamba Tuhan sebagai penungu. Makanya umat Tuhan butuh
orang yang bertanggung jawab akan jiwanya. Ada kuda merah, mau dilepas lagi
kuda hitam dan akan dilepas lagi kuda hijau kuning. Mau
lari bagaimana kita.
Inilah
tugas kami hamba Tuhan yaitu mengingatkan jemaat. Sebab jika kami tidak
mengingatkan maka kami yang bertanggung jawab akan keselamatannya. Hamba Tuhan itu bertanggung jawab bagi jiwa
anak Tuhan sehingga dia harus mengunjuk-unjuk atau memberi penyahutan kepada
Tuhan. Kalau jemaat tidak digembalakan siapa yang mau memperingatkan “awas ada pedang datang, ada kuda
hitam dan kuda merah ke sini”. Siapa yang mau mengingatkan kalau bukan tanggung
jawab gembala. Olehnya jemaat, bawa dirimu digembalakan karena gembala itu
bertanggung jawab atas jiwa jemaat.
Kisah Para Rasul 20:28
20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh
kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk
menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Tidak
mudah menjaga jemaat Allah yang diperoleh dengan darahNya sendiri yaitu darah
Yesus. Makanya Tuhan berkata “Aku akan tuntut engkau nanti! Karena melihat
pedang datang tetapi engkau membiarkan jemaat yang sudah dibeli dengan darah
AnakKu!”. Makanya gembala harus jaga diri dan jaga dombanya Tuhan. Jangan jadi
pendeta yang hanya tahu tagih perpuluhan jemaat, itu sangat memalukan sekali.
Tuhan
begitu indah memelihara hidup ini. Saya mau menempatkan diri sebagai gembala
yang menggambalakan domba-dombanya Tuhan, bukan domba aku punya! Dan syaratnya
harus cakap mengajar.
II Timotius 2:24
2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh
bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar,
sabar
Dalam
pengajaran bukan berarti tanpa tantangan, tetapi tantangannya berat!
I Timotius 3:2
3:2 Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang
tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan,
suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,
Tidak
bercacat berarti tidak ada tuduhan di dalam nikah, di dalam keuangan dan
lain-lain. Berarti cakap mengajar di sini adalah mendeteksi keadaan yang akan
terjadi. Seperti sekarang ini “awas kuda merah datang” berarti kami harus bisa
memantau apa yang akan terjadi agar jemaat Tuhan tertolong, gereja Tuhan
terhindar dengan apa yang akan terjadi di depan ini. .
Jika
peringatan itu tidak dihirau maka ini yang akan terjadi:
Yeremia 15:1
15:1 TUHAN berfirman kepadaku: "Sekalipun Musa
dan Samuel berdiri di hadapan-Ku, hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa
ini. Usirlah mereka dari hadapan-Ku, biarlah mereka pergi!
Musa
dan Samuel berdiri di hadapan Tuhan artinya mau mempertaruhkan nyawa mereka
bagi bangsa itu. Kekesalan Tuhan sudah tidak tertahankan lagi melihat ulah
bangsa Israel.
Yeremia 15:2
15:2 Dan apabila mereka bertanya kepadamu: Ke manakah
kami harus pergi?, maka jawablah mereka: Beginilah firman TUHAN: Yang ke maut,
ke mautlah! Yang ke pedang, ke pedanglah! Yang ke kelaparan, ke kelaparanlah!
dan yang ke tawanan, ke tawananlah!
Ke
maut itu menunjuk kuda hijau
kuning, ke pedang itu menunjuk kuda merah, ke kelaparan menunjuk kuda hitam. Jadi
tidak bisa lepas dari kuda hitam, tidak bisa lepas dari kuda merah, tidak akan
bisa lepas dari kerajaan maut yang menerjang dalam Wahyu 6:8.
Wahyu 6:8
6:8 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda
hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut
mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk
membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan
binatang-binatang buas yang di bumi.
Ini
harus saya serukan sebagai gembala, jangan ini terjadi dalam kehidupan kita.
Makanya butuh jemaat digembalakan. Siapapun jemaat itu, dia butuh suara
penggembalaan yang bertanggung jawab menunggui jiwanya.
Kalau
sudah ditawan, tidak bisa lagi lepas. Siapapun kita, kita butuh penggembalaan
yang bisa memberi penyahutan dan bisa memantau situasi dunia akhir zaman ini.
Kami harus menyerukan “awas pedang akan datang, kelaparan
akan datang, bela sampar akan datang, kerajaan maut dan maut akan datang”. Ini harus kami
sampaikan supaya jangan sampai terjadi seperti dalam Yeremia pasal 15 ini. Dan
bukan hanya itu, sampai dua ayat mengatakan seperti itu.
Yeremia 43:11
43:11 Dan apabila ia datang, ia akan memukul tanah
Mesir: Yang ke maut, ke mautlah! Yang ke tawanan, ke tawananlah! Yang ke
pedang, ke pedanglah!
Akhir
zaman ini jangan sampai gembala-gembala hanya menggembalakan perutnya, yang
penting tiap ibadah ada kolekte.
Sebabnya
kekasih yang diberkati Tuhan, mari kita beri diri untuk digembalakan. Sebab
dalam penggembalaan kita akan ditunggui, kita dijaga dan dipelihara oleh Tuhan
sehingga apapun yang menerjang dunia ini, saudara ada di dalam perlindungan
tangan Tuhan.
Kita
membutuhkan pokok murad dan pokok murad itu adalah hasil dari Firman
pengajaran. Namun kita harus selektif terhadap pengajaran.
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Ini
bahaya, jadi ternyata kita bisa diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin
pengajaran. Dalam setiap doa sebelum pemberitaan Firman, gembala selalu berdoa “Tuhan satukan kami dalam satu Firman
pengajaran yang sehat agar segera terbentuk Tubuh Kristus yang sempurna dan
Engkau segera datang menjemput kami”. Kenapa ini dibutuhkan? Karena kita
berhadapan dengan rupa-rupa angin pengajaran yang disebut permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.
II Korintus 4:1
4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan
ini. Karena itu kami tidak tawar hati.
Kenapa
ada kata “tawar hati”? sebab dia tahu pelayanan ini beresiko. Coba saudara
bayangkan, orang-orang berkata “Paulus itu hanya berani dari jarak jauh. Dari
jarak dekat dia tidak berani”. Ada macam-macam kritik yang dihadapkan oleh umat
kepada hamba Tuhan ini yaitu soal pergaulan, soal uang dan sebagainya.
II Korintus 4:2
4:2 Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang
memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah.
Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri
kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.
Paulus
adalah seorang hamba Tuhan yang bertanggung jawab untuk membawa umat Tuhan supaya
bisa dibawa kepada Tuhan. Dan tugas ini estafet sampai sekarang ini kepada kami.
Penggembalaan yang benar-benar mengawasi dirinya dan bertanggung jawab atas
pengajaran dibutuhkan oleh umat Tuhan.
Pedang
mau datang, kuda merah akan menerjang, tetapi dia tidak akan berani menerjang
jika melihat ada pokok murad di depannya. Pokok murad ini adalah kehidupan Kristen
yang walaupun tadinya adalah pokok duri dan onak tetapi oleh pekerjaan Firman
pengajaran berubah menjadi murad. Bila menjadi murad maka hidup itu ada harapan
untuk masuk pada penyingkiran gereja Tuhan.
Ampuni
saya sebagai hamba Tuhan, jangan sampai saya melakukan manipulasi seperti kata
Firman Tuhan. Sidang jemaat, biarlah kita semua membuka hati. Terimalah
turunnya Firman pengajaran dalam hidup saudara.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
JADWAL IBADAH
Rabu : Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan
Suci → Pk.
17.00
Sabtu : Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu : Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
Ibadah Raya → Pk. 09.00
Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar