Yohanes 5:1-4
5:1 Sesudah itu
ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.
5:2 Di Yerusalem
dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut
Betesda; ada lima serambinya
5:3 dan
di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta,
orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam
itu.
5:4 Sebab
sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu;
barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi
sembuh, apa pun juga penyakitnya.
Kehadiran
mereka di 5 serambi kolam Betesda ini berarti mereka punya iman, kemudian punya
pengharapan, sehingga mereka bertahan berlarut-larut lamanya di situ. Itu
karena mereka beriman dan ada pengharapan, tinggal yang 1 yaitu kasih, ini yang
belum mereka miliki.
1 Korintus 13:13
13:13 Demikianlah tinggal
ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di
antaranya ialah kasih.
Dikatakan
punya iman karena mereka percaya bahwa segala masalah yang mereka hadapi serta
keadaan mereka, jika pandangan mereka tertuju pada air yang bergoncang pertanda
ada malaikat yang turun, itu bukti iman. Dan mereka punya pengharapan sehingga
mereka bertahan. Karena pengharapan itu akan membuat teguh, pengharapan itu
membuat kita kuat dan pengharapan itu pasti tidak akan mempermalukan.
Roma 5:2-5
5:2 Oleh Dia
kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam
kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan
menerima kemuliaan Allah.
5:3 Dan bukan
hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita
tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4 dan
ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan
pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam
hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Itu
ada pada mereka sehingga mereka ada di 5 serambi Betesda. Ada 3 serangkai yang
ditonjolkan di sini yaitu buta, timpang dan lumpuh. Tetapi mereka punya iman
dan punya pengharapan. Mereka beranggapan segala masalah yang mereka alami
pasti akan terurai, akan tertolong jika malaikat menggoncang kolam itu. Hanya
kasih yang belum ada karena masing-masing mereka masih mementingkan diri sendiri.
Kembali
kita melihat tentang buta agar penyakit buta ini diselesaikan dalam kehidupan
kita. Untuk sekarang setiap saat, tidak seperti mereka dahulu. Mereka menunggu
entah sehari, seminggu atau setahun dua kali baru ada goncangan. Tetapi bagi
kita dapat dikatakan setiap kali kita beribadah ada goncangan-goncangan air.
Air itu bicara Firman. Ada gerakan Firman, disuarakan, dikumandangkan oleh malaikat
sidang jemaat yaitu gembala. Sekarang terpergantung bagaimana sikap kita
menanggapi goncangan ini. Apakah ada iman, apakah ada pengharapan, apakah ada
kasih.
Di
sini tidak bisa dikatakan “saya mementingkan diri sendiri” karena semua
sama-sama diberi kesempatan. Tidak
ada yang berkata “dia cemplung duluan, saya terlambat” tidak, karena semua kita
diberi kesempatan. Yesus mengatakan “bagi kamu selalu ada kesempatan”.
Yohanes 7:6
7:6 Maka jawab
Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada
waktu.
Tidak
ada dari kita yang bisa mengelak dan mengatakan “saya tidak punya waktu”.
Selalu ada waktu. Sebenarnya Tuhan sudah siap menolong kita hanya kita sendiri yang
tidak memberi waktu padahal waktu selalu ada pada kita. Ini masalah sehingga kebutaan
rohani ini tidak pernah selesai.
1.
Keluaran
23:8
23:8 Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta
mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang
benar.
Membenarkan yang salah, main
suap, menerima suap itu buta. Sudah tahu itu salah tetapi kita topang, kita
dukung.
Ulangan
16:19
16:19 Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah
memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata
orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.
Yang salah bisa dibenarkan karena
suap. Kebangkitan Kristus Yesus saat itu ada
suap,
pekerjaan suap itu berjalan bahkan sampai sekarang. Roh suap ini bergerak dan
bekerja menutup mata sehingga yang benar jadi salah dan yang salah menjadi
benar.
Matius
28:15
28:15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti
yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi
sampai sekarang ini.
Kekuatan suap itu memutarbalikkan
fakta. Dulu itu terjadi, lebih-lebih sekarang menjelang kedatangan Tuhan Yesus
kedua kali. Di mana-mana saudara mendengar berkoar-koar yang benar dihadang dan
yang salah didukung. Yang salah dianggap benar, yang benar dianggap salah, di
hari-hari terakhir hal ini lebih marak! Itu adalah buta rohani. Masalah ini
harus diurai, harus dibereskan dari kita. Dalam nama Yesus, jangan dukung dan
topang yang salah. Kalau anda dukung berarti anda buta! Seharusnya dukung yang benar, berarti anda melek
mata. Ini yang harus ada pada diri kita
Yang dibicarakan ini bukan buta
jasmani, tetapi buta rohani. Ini bencana! Kalau bencana alam sudah hebat,
bencana rohani lebih hebat. Kalau bencana alam lalu orang mati itu sudah
percaya Tuhan maka dia selamat. Tetapi kalau bencana rohani lalu mati maka
orang itu masuk neraka.
Hati-hati sekarang, jangan kita
salah berucap, jangan kita salah bermanuver padahal kita mempersalahkan yang
benar dan membenarkan yang salah, itu buta!
2.
II
Raja-raja 6:18
6:18 Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia,
berdoalah Elisa kepada TUHAN: "Butakanlah kiranya mata orang-orang
ini." Maka dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa.
Mengapa bujang Elisa buta? Karena
penuh dengan roh ketakutan. Ketika dia melihat tentara Aram sudah berhamparan
di lembah, sedang mengepung Dotan di mana Elisa
bersama dengan dia ada di situ. Berarti penduduk Dotan bersama mereka berdua
pasti terancam sehingga dia ketakutan, itu buta.
Kalau melihat tantangan dan
cobaan kemudian kita dihantui dengan perasaan takut, sepertinya sudah mau mati
rasanya tanpa pengharapan lagi, itu buta. Apapun masalah yang saudara hadapi,
masalah sebesar apapun yang saya hadapi, kita harus punya iman. Orang di tepi
sumur ini punya iman dan punya pengharapan. Ketika kita menghadapi gelombang
cobaan, tenangkan hati.
Yesus tahu murid-muridnya sendiri
dihantui rasa takut. Angin bertiup kencang, gelombang besar mau menghempaskan perahu mereka.
Air danau sudah masuk, mereka sudah kalang kabut. Tetapi Yesus datang bagaikan
mendarat di atas air. Gelombang besar tetapi Yesus lebih tinggi dari gelombang
dan berkata “jangan takut ini Aku”. Untuk menghadapi rasa takut yang yang kita
hadapi hari-hari terakhir ini, lihat Yesus lebih lebih tinggi dari pencobaan.
Dan Dia berkata “jangan takut, ini Aku”. Untuk apa? Untuk mengurai ketakutan kita.
Begitu Gehazi melapor pada Elisa
karena melihat tentara banyak dan dengan gemetar dia berbicara maka Elisa
berdoa “Tuhan celikkan mata hamba ini”. Begitu dibukan Tuhan matanya, dia
melihat kereta-kereta Allah, kuda-kudanya Tuhan ada ribuan di lereng gunung dan
dia kuat. Tadinya dia buta padahal Tuhan sudah siap menangkal, Tuhan sudah siap
perang. Siapa sih orang Aram mau melawan Tuhan. Kereta-kereta Tuhan betebaran
di lereng gunung. Setelah didoakan oleh Elisa, mata bujang ini terbuka dan dia
bisa melihat tentara-tentara Allah mengawal mereka, maka hilanglah rasa takutnya.
Elisa langsung datang bertemu
dengan pasukan Aram itu lalu bertanya “siapa kamu cari” mereka menjawab “ada
abdi Allah di sini?”. Ketika itu tentara Aram yang jadi buta. Elisa berkata
“mari aku tunjukkan kepada kamu” lalu dia membawa mereka ke kepada raja. Sampai
kepada raja, Elisa berkata “Ayo buat perjamuan besar, beri makan mereka”
setelah itu mereka disuruh pulang. Tentara Aram ini jelas sudah kalah, siap
disembelih oleh tentara Israel, tetapi tidak, mereka berbuat kasih. Berarti
orang Israel punya iman, ada pengharapan dan berbuat kasih. Setelah mereka
diberi makan, mereka disuruh pulang.
Itu sebabnya buta ini
mencelakkan, buta rohani itu bencana. Kalau itu dipertahankan maka ujungnya
binasa dan neraka selama-lamanya. Itu sebabnya Tuhan mau menolong kita semua.
3.
Matius
15:12
15:12 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya
kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu
sandungan bagi orang-orang Farisi?"
Tadinya orang Farisi tidak bisa
menerima karena murid-murid Yesus tidak melaksanakan adat orang Yahudi. Mereka
marah dan Yesus konfrontir, Yesus mengajukan alasan-alasan dan mereka tersudut.
Firman yang disampaikan oleh Yesus itu menjadi sandungan bagi orang Farisi. Jadi, ketika Yesus berbicara soal adat
istiadat, yang tidak boleh dihadirkan,
bagi yang menghadirkan itu perkataan Yesus yang menjadi
sandungan bagi dia.
Matius
15:13
15:13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak
ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.
Dicabut berarti tidak dibiarkan
tumbuh. Ini bahasa sorga, bahasa Raja sorga. Saya mau masuk sorga, saudara mau
masuk sorga, jangan lawan bahasa Raja Sorga! Jika kita berkata mau masuk sorga
kemudian melawan Raja sorga, bagaimana itu.
Matius
15:14
15:14 Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang
menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh
ke dalam lobang."
Ini bencana, bukan mau
menyelesaikan masalah tetapi menambah masalah. Yesus datang untuk menyelesaikan
masalah, bukan menambah masalah. Tetapi orang yang mempertahankan eksistensinya
(adat) yang sebenarnya salah maka dia
menambah masalah dalam dirinya! Ini buta.
Betapa banyak pelayan Tuhan yang
buta. Jika yang buta ini anda dukung maka anda juga ikut buta. Jangan anda
dukung! Ini persoalan sorga atau neraka, binasa atau hidup, hancur atau kita
utuh di hadapan Tuhan, sebab itu jangan
persoalan buta rohani ini dipertahankan.
4.
Lukas
24:16
24:16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka,
sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
Yesus ada jalan dengan mereka,
tetapi ada yang menutup mata mereka, berarti mata rohani mereka buta sehingga
tidak mengenal Yesus. Kalau toh mereka tidak melihat figur penampilan Yesus,
tetapi minimal mereka mengenal suara karena selama ini mereka bergaul sekian
tahun dengan Tuhan Yesus. Tetapi semuanya jadi hilang. Akibat mata buta maka suara
konsonan Yesuspun tidak bisa mereka hafal, ini bahaya dari buta.
Di mana tempat mereka menjadi
melek mata? Waktu kegerakan Firman di mana air bergoncang. Sekarang yang
menggoncang adalah Yesus sendiri. Tetapi wibawa Yesus diberikan kepada hamba
Tuhan. Tuhan Yesus berkata “sabagaimana Bapa mengutus Aku, demikian Aku
mengutus kamu. Orang yang mendengar kamu sama dengan mendengar Aku, sama dengan
mendengar Bapa”. Jadi wibawa hamba Tuhan yang tidak buta, itu berarti tempatnya
mencelekkan mata dan masalah selesai. Setelah malam itu juga, tak sungkan dan
tak segan, mereka harus pulang ke Yerusalem.
Ini semua masalah, jangan sampai
kita ada dalam keadaan seperti ini. Kegerakan air yang digoncang itu untuk
menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah. Masakan Yesus mengadakan
kegerakan Firman lalu Firman yang Yesus sampaikan malah menjadi sandungan bagi
mereka. Ini berarti bagi mereka menambah masalah padahal Yesus bertujuan
menyelesaikan masalah. Inilah ketimpangan-ketimpangan yang terjadi, tidak
memahami tujuan suara dari pada Firman. Karena apa? Yang dikedepankan adalah
rasa hormat diri. Kalau dengar Firman lalu dikedepankan harga diri kita,
habislah kita.
Kita harus lebih peka menerima
dan menanggapi Firman Tuhan agar kehidupan gereja Tuhan yang hidup akhir zaman
ini benar-benar adalah gereja yang ada di dalam genggaman Tuhan dan kita
dibenahi oleh Tuhan dengan caraNya sendiri maka kita akan mengalami kejayaan
rohani.
5.
Kisah
Para Rasul 13:11
13:11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa
engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat
melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut
dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia.
Elimas ini buta seketika. Apa
masalahnya? Tadinya dia tidak buta, tetapi begitu ada gerakan-gerakan dalam
dirinya karena melihat penampilan Firman yang disampaikan oleh rasul Paulus kepada
gubernur di Siprus yang adalah orang cerdas dan pandai, dia merasa itu akan
merugikan dia karena dia tukang sihir dan dia mendapat tunjangan dari gubernur
ini. Kalau sampai gubernur ini menerima apa yang disampaikan oleh rasul Paulus
maka pasti dia akan kehilangan order, kehilangan
sumber pencaharian. Maka dengan upaya sedemikian rupa dia membelokkan jalan
Tuhan. Jalan Tuhan yang lurus dia mau belokkan. Paulus berkat kepekaan
rohaninya merasa hal itu dan kemudian dia tengking orang ini.
Kalau kita dengar Firman, sudah
jelas kena kita lalu kita berusaha membelok-belokkan maka itu buta. Kenapa?
Tidak mau disentuh oleh Firman. Mengapa? Dia akan kehilangan pamor, kehilangan
harga diri. Ini masalah yang ada pada Baryesus atau Elimas ini. Dia adalah
sahabat kental dari gubernur. Dia melihat gubernur ini membuka hati menerima
dan gubernur itu percaya akan ajaran yang disampaikan oleh Paulus. Seharusnya
dia mengerti bahwa itu juga untuk dia, untuk keselamatan baginya, tetapi dia coba belok-belokkan, halangi.
Kisah
Para Rasul 13:9-11
13:9 Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh
dengan Roh Kudus, menatap dia,
13:10 dan berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh
dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran,
tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?
13:11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa
engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat
melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut
dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia.
Sementara sahabat gubernur ini
meraba-raba, sebab sudah buta, gubernur
itu malah menerima Tuhan.
Kisah
Para Rasul 13:12
13:12 Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah
gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.
Dia percaya bukan karena melihat
mujizat tetapi takjub akan ajaran Tuhan. Akhirnya dia percaya, dia seorang
cendekia, seorang pandai, seorang cerdas.
Semoga kita adalah umat Tuhan
yang membuka mata rohani dan percaya akan Firman. Jangan sampai rohani tertutup
dan membelokkan jalan Tuhan. Mengapa dibelokan?
Karena merasa dia akan kehilangan sumber penghasilannya.
Tetapi syukur rasul Paulus
mengatakan dia akan buta beberapa hari, berarti tidak selama-lamanya. Kebutaan
itu tidak akan menimpa lebih dari waktu yang dikatakan rasul Paulus.
Kisah
Para Rasul 13:11
13:11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa
engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat
melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut
dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia.
Dikatakan beberapa waktu, berarti
diberi waktu, diberi kesempatan. Akhirnya dia mencari orang untuk menuntun.
Kita harus hati-hati soal buta
rohani ini Tuhan datang untuk menyelesaikan masalah kebutaan, malah kita
menambah kebutaan. Lebih dari itu, ujungnya kebinasaan. Padahal Tuhan datang untuk menyelesaikan
masalah.
6.
I
Yohanes 2:11
2:11 Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada
di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia
pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
Kebencian ini ada sejak dosa
awal, sejak perbuatan Kain membunuh Habel.
Awalnya Kain membenci Habel. Membenci
saudaranya tidak hanya terbatas pada saudara daging saja. Tetapi kita harus
fokus pada saudara di dalam Tuhan. Saudara daging kalau dia orang dunia maka
dia pasti membenci kita tetapi kita tidak usah dibalas. Tetapi di sini bicara
saudara di dalam Tuhan. Kalau saudara di dalam Tuhan kita benci, berarti kita
melepaskan diri dengan saudara
kita. Siapa saudara kita? Yesus, Dia saudara kita
yang menyucikan kita. Kita satu asal.
Ibrani
2:11
2:11 Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang
dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu
menyebut mereka saudara,
Di mana letak persoalan ini
sehingga Yesus tidak malu? Karena kita mau dikuduskan. Jadi timbal balik, yang menguduskan adalah saudara kita dan yang dikuduskan adalah
kita saudaraNya.
Yang menguduskan kita adalah
saudara kita dan kita yang dikuduskan. Kenapa kita harus membenci Dia, kenapa
kita tidak respon kepada Dia padahal Dia punya niat mau menyucikan kita. Karena
kita tidak menanggapi Firman maka itu berimbas pada sesama anak Tuhan. Sebenarnya
itu bermula dari ketidak responnya kita terhadap Firman. Kalau kita tanggapi
Firman dengan serius dan kita ambil utuh untuk kita lalu kita disucikan maka
pasti kita mengasihi Dia dan mengasihi orang yang kita lihat di sekeliling
kita, tidak akan ada roh kebencian.
Sebab Matius 25:40
25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang
dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Karena tidak respon pada Firman
yang kita terima, yang menguduskan kita, tidak kita tanggapi dengan serius bahkan
sadar tidak sadar membenci Firman, tidak suka pada Firman, akibatnya imbas pada
orang di sekitar kita, imbasnya kepada suami, isteri atau anak. Masalahnya apa?
Firman tidak masuk dalam hati. Kalau Firman itu menggarap
atau membentuk hatinya, pasti dia mengasihi
Yesus dan mengasihi sesama saudaranya dan dia tidak buta. Jadi masih banyak
kita yang buta karena hati kita belum sepenuh beri kesempatan untuk digarap habis oleh Firman supaya kita mengasihi
Dia dan mengalami penyucian sehingga imbasnya kena pada isteri, suami anak dan
tetangga kita. Anak Tuhan seperti itu indah. Walaupun belalang tidak ada
pemimpin tetapi mereka terbang bersama.
Walaupun cicak itu lemah tidak
berdaya tetapi ada di dalam istana raja. Begitulah anak Tuhan yang paham
keberadaannya sebagai adiknya Yesus dan Yesus abangnya. Kata saudara berarti
seribu akar. Coba kalau akarnya ada seribu, tanaman itu sukar ditumbangkan.
7.
Wahyu
3:17
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah
memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak
tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Justru dia tidak hanya buta
tetapi kembar 5. Dia melarat, malang, miskin, buta dan telanjang.Di dalam
ibadah dan pelayanan, jika motivasiku hanya perkara yang duniawi yang dikejar,
maka 5 hal ini ada pada diriku. Jika pelayanan yang dikumandangkan dan diagung-agungkan
halnya soal yang duniawi maka pada gereja tersebut ada 5 serangkai di dalamnya,
antara lain buta. Betapa hebatnya bencana yang akan menimpa mereka jika tidak
disurati oleh Yesus (ditegur).
Untung Yesus menyurati mereka dan
Tuhan mengetuk pintu supaya mereka buka. Karena pada jemaat ini, Yesus tidak
ada di dalam tetapi ada di luar. Ketika gereja hanya menggembar-gemborkan soal
yang duniawi, Yesus tidak ada dalam jemaat tetapi ada di luar. Makanya Yesus
mengetuk pintu dari luar, Dia ingin masuk. Karena Dia tahu ini umat tebusanNya,
tetapi umat tebusanNya menolak Yesus sehingga dengan kasih Yesus datang lagi
dengan ketukan.
Ada dua suara di sini, pertama
ketukan, ketika itu kita belum tahu siapa yang ada di
luar.
Begitu terdengar suaranya kita tahu siapa itu. Seringkali kita baru diketuk,
kita belum tahu orangnya. Tetapi setelah mendengar suara kita tahu ternyata
Yesus di luar. Bukalah pintu, Yesus menawarkan untuk makan sehidangan denganNya
bagi siapa yang membuka pintu.
Jadi persoalan malarat, malang,
miskin, buta dan telajang terselesaikan kalau membuka pintu dan kita sehidangan
dengannya. Kalau dia ada kita tidak melarat, tidak mungkin kita malang, tidak
mungkin kita miskin, tidak mungkin kita buta dan tidak mungkin kita telanjang
sebab semua ada pada tanganNya. Masalahnya di mana? Ada pada diri kita, buka
hati atau tidak. Kenapa melarat terus, malang terus, miskin terus, buta terus,
telanjang terus? Karena belum buka hati, belum buka pintu. Justru pada jemaat
ini ditawari untuk duduk setakhta dengan Dia, bukan hanya sehidangan.
Sore
ini kita ditolong Tuhan dari persoalan buta. Kita sudah ada di 5 serambi Betesda,
rumah belas kasihan. Kalau dijabarkan di dunia ini, dunia ini ada 5 benua. Di 5
benua ini ada penduduk. Jadi Tuhan mau menolong manusia di 5 benua. Di
mana-mana harus ada kegerakan Firman, ada goncangan air. Jangan tunggu di
tempat lain ada goncangan air lalu berkata kita tidak punya. Tidak benar kalau berkata seperti itu karena kita selalu
ada goncangan air di sini. Sudah terlalu kalau kita masih buta, timpang atau lumpuh.
Gereja
mula-mula baru lahir, langsung diperhadapkan dengan persoalan lumpuh. Yesus menghembuskan
nafas 3 sore. Tetapi jam 3 sore juga Petrus dan Yohanes diperhadapkan dengan
orang lumpuh di pintu elok. Semua bisa diatasi jika kita menghargai Korban
Kristus.
Tuhan
Memberkati.
GPT “Kristus
Penebus”
Jl.
Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona
Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP:
085241270477
Email: imamat_raja@yahoo.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar